Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI LIGHTWEIGHT MATERIAL SEMEN PEMBORAN PADA SUHU

80F DENGAN TEKANAN 14.7 PSI

BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh : Ketua kelompok :Imam Pranadipa Anggota :Bramantya F.H. (113 050 106/2005) (113 050 228/2005)

Idham Hadiwijoyo (113 080 091/2008)

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2009

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Arang Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Lightweight Material Semen Pemboran pada Suhu 80F dengan Tekanan 14.7 Psi : PKM-AI : Teknologi dan Rekayasa

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu

4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Imam Pranadipa b. NIM : 113 050 106 c. Jurusan : Teknik Perminyakan d. Universitas : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta e. Alamat Rumah : Jl. Seturan Raya, Kavling Madukismo No. 6B, Sleman, D.I. Yogyakarta (0812 18443320) f. Alamat Email : imam_petroleum@yahoo.co.id 5. Anggota Pelaksana : 2 Orang

6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Nur Suhascaryo, MT b. NIP : 030 195 044 c. Alamat Rumah : Perum UPN Baru 44, Kregan-Wedomartani, Sleman, D.I. Yogyakarta. (0812 2702173) Yogyakarta, 3 September 2009 Menyetujui, Ketua Jurusan Teknik Perminyakan Ketua Pelaksana

( Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT ) NIP. 030 181 575 Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

(Imam Pranadipa) NIM. 113 050 106 Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti K., M.Sc) NIP. 030 178 657

( Dr. Ir. Nur Suhascaryo, MT) NIP. 030 195 044 ii

PEMANFAATAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI LIGHTWEIGHT MATERIAL SEMEN PEMBORAN PADA SUHU 80F DENGAN TEKANAN 14.7 PSI Imam Pranadipa, Bramantya F.H., Idham Hadiwijoyo, Jurusan Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta,

ABSTRAK Peningkatan lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mendorong berkembangnya industri sawit menjadi sangat pesat sehingga memberikan dampak bertambahnya limbah lignoselulosik dari hasil pengolahan tersebut berupa cangkang kelapa sawit, tandan dan sabut yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Hasil limbah dari industri sawit berupa cangkang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada semen pemboran untuk mengurangi penggunaan semen karena cangkang mengandung unsur silika yang bersifat pozzolan. Selain itu juga dapat melakukan cost efficiency dalam penyemenan karena bahan ini lebih murah dibandingkan bahan yang biasa digunakan. Tujuan dari penulisan paper ini adalah membuktikan cangkang kelapa sawit berupa arang dapat digunakan sebagai bahan pengganti sebagian semen yang dapat mengurangi berat jenis slurry semen konvensional yaitu 15.8 ppg untuk semen kelas G. Pengujian compressive strength dipakai dalam penelitian ini sesuai dengan standar API 10. Persentase jumlah arang cangkang kelapa sawit yang dicampurkan pada semen divariasikan dari 0%, 15%, 25%, 35%, 50% dengan suhu 80F pada tekanan 14.7 psi serta proses pengeringan selama 24 jam. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penambahan cangkang kelapa sawit hingga 35 % baik digunakan dan bahan ini dapat mengurangi berat jenis dari semen dasar. Arang cangkang kelapa sawit menjadi memiliki nilai tambah, dapat digunakan dalam industri perminyakan sebagai bahan pengganti sebagian semen sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena mendaur ulang limbah industri sawit menjadi bahan yang tepat guna serta memiliki nilai ekonomis. Key words : Oil Palm Shell, Compressive Strength, Semen, Cangkang

PENDAHULUAN Kelapa sawit atau elaeis adalah tumbuhan industri penting yang biasanya digunakan sebagai minyak industri, minyak masak, atau sebagai biodiesel. Banyak perkebunan di Indonesia dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit karena besarnya keuntungan yang didapat. Saat ini Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit ke dua terbesar di dunia setelah Malaysia. Besarnya limbah yang dihasilkan oleh pabrik (kilang) pengolahan kelapa sawit dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Cangkang kelapa sawit

iii

merupakan limbah lignoselulosik yang dapat menimbulkan pencemaran, bahkan hal ini merupakan masalah utama di beberapa Negara. Semakin tingginya tingkat kerusakan lingkungan dan kebutuhan energi minyak serta gas bumi mendorong perusahaan minyak untuk mengembangkan dan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan untuk meningkatkan produksinya. Cangkang kelapa sawit yang merupakan limbah dari kelapa sawit, bisa digunakan sebagai bahan tambahan pada slurry semen pemboran. Pada dasarnya penyemenan sumur merupakan faktor terpenting di dalam kegiatan perminyakan. Penyemenan ini dilakukan di annulus dalam suatu lubang pengeboran yang akan dipasang casing. Atau pada annulus-annulus yang akan dilakukan penyemenan ulang, karena adanya kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh formasi atau bonding (ikatan) semen itu kurang sempurna. Fungsi dari penyemenan, antara lain : melakukan pembatasan (penyumbatan) hidraulis antara selubung dengan formasi, menahan semua berat (beban) dari berat casing, mencegah kemungkinan kerusakan rangkaian selubung akibat korosi, menutup zona hilang sirkulasi atau zona bertekanan abnormal, memisahkan lapisan-lapisan produktif dengan lapisan yang tidak diinginkan. Semen pemboran merupakan bahan atau fluida dalam proses penyemenan yang dilakukan di dalam sumur pemboran untuk memberi batasan dan merekatkan antara pipa selubung (casing) dengan lubang bor. Semen pemboran yang digunakan berbentuk bubur semen (slurry) yang berbahan dasar semen Portland (oil well cement), air dan bahan tambahan (additive/material). Semen Portland ditemukan pertama kali oleh warga kebangsaan Inggris yang bernama Joseph Aspdin (1824). Sifat fisik semen pemboran sangat dipengaruhi sekali terhadap suhu dan tekanan di lingkungan sekitar lubang bor. Penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai lightweight material telah banyak diuji oleh para peneliti di seluruh dunia dalam bidang teknik sipil (struktur beton) satu diantaranya adalah D. C. L. Teo, M. A Mannan,. dan V. J Kurian (6), dalam makalahnya yang berjudul Structural Concrete Using Oil Palm Shell (OPS) as Lightweight Aggregate di Universiti Malaysia Sabah, tetapi belum banyak yang diuji sebagai semen pemboran. Mereka mengemukakan bahwa beton dengan campuran cangkang kelapa sawit selain menjadi beton ringan juga dapat meningkatkan kuat tekan beton itu sendiri. Cangkang kelapa sawit dapat digunakan sebagai lightweight material dalam semen pemboran industri perminyakan yang akan dicampurkan pada cement slurry, bermanfaat untuk mengurangi penggunaan semen yang mempunyai densitas berat sehingga apabila dipadukan dengan cangkang kelapa sawit diharapkan dapat mengurangi densitas dari cement slurry dan hal tersebut dapat mengurangi tekanan hidrostatik pada saat pemompaan semen untuk mencegah terjadinya kerusakan pada formasi lemah (low fract gradient). Cangkang kelapa sawit yang bila dibakar atau dipanaskan akan mempunyai sifat pozzolanic, material yang tidak mengikat seperti semen, namun mengandung senyawa silika oksida (SiO2) aktif yang apabila bereaksi dengan kapur bebas atau kalsium hidroksida (Ca(OH2)) dan air akan membentuk material seperti semen yaitu kalsium silikat hidrat, mempunyai fungsi menggantikan sebagian komposisi semen. Dengan berat yang ringan, kita dapat meminimalkan cost efficiency dibandingkan semen konfensional (15.8 ppg) yang lebih berat, dengan tekanan hidrostatik yang lebih kecil kita dapat mengoptimalkan alat yang ada. iv

Untuk mengetaui kinerja/kemampuan dari cangkang kelapa sawit sebagai lightweight material perlu dilakukan penelitian dan pengetesan di laboratorium semen pemboran. Penelitian tersebut akan melihat komposisi yang tepat dari cangkang kelapa sawit pada cement slurry serta aspek-aspek pendukung sebagai semen pemboran (compressive strength, rheology, dll) pada kondisi formasi pemboran.

TUJUAN 1) 2) 3) 4) 5) Membuktikan bahwa cangkang kelapa sawit dapat menjadi bahan lightweight material pada semen pemboran serta melihat efek samping dari penambahan cangkang kelapa sawit ke dalam cement slurry Melihat perubahan dari harga compressive strength pada setiap penambahan cangkang kelapa sawit Menentukan kadar persentase / interval dari penambahan cangkang kelapa sawit yang tepat ke dalam cement slurry Menemukan dan memberi masukan kepada instansi terkait bahwa ada bahan alternatif lain sebagai penurun densitas cement slurry yang lebih murah dan ramah lingkungan Memberikan solusi terhadap pencemaran yang diakibatkan oleh industri kelapa sawit

METODE PENELITIAN Populasi dan sampel. Buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapisan : - Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin - Mesoskarp, serabut buah - Endoskarp, cangkang pelindung inti Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian endoskarp yang merupakan cangkang dari buah kelapa sawit. Cangkang yang digunakan adalah cangkang yang dipanaskan pada temperatur tertentu (>100C) sehingga bersifat karbon organik (arang). Setelah pemanasan komposisi kimia SiO2 akan bertambah yang akan meningkatkan kualitas ikatan semen serta mempunyai berat jenis yang lebih ringan dibandingkan semen kelas G yang biasa dipakai dalam proses penyemenan sumur pada industri perminyakan. Dengan penambahan cangkang kelapa sawit yang telah berbentuk powder ke dalam cement slurry pada semen dasar yang telah disesuaikan komposisinya sesuai standar API, dapat mengurangi berat jenis cement slurry sehingga lebih ringan dari berat cement slurry biasanya. Kelapa sawit banyak terdapat di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan sehingga bahan baku mudah untuk dicari pada Kilang Pengolahan Kelapa Sawit. Selain itu, penggunaan cangkang kelapa sawit juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan sehingga teknologi ini sangat ramah lingkungan.

Variabel penelitian a. Variabel bebas Penggunaan arang cangkang kelapa sawit (oil palm shell carbonic) yang akan dicampurkan dengan semen pemboran kelas G. b. Variabel tergantung Efek dari penggunaan penambahan cangkang kelapa sawit dengan semen dasar dilihat dari compressive strength pada kondisi formasi lubang pemboran. Pengujian dilakukan pada suhu 80F pada tekanan normal 14.7 psi dengan variasi penambahan cangkang ke dalam semen 0%, 15%, 25%, 35% dan 50%. Bahan penelitian a. b. c. Semen pemboran (Class G) Cangkang kelapa sawit berupa arang (oil palm shell carbonic) Air (fresh water / air destilasi) Alat penelitian a. b. c. d. e. f. g. Mixing blender Timbangan analitik Mud balance Cubic mold (cetakan semen) Carver hydraulic press Sieve shaker Gelas ukur

Prosedur penelitian Pengolahan cangkang kelapa sawit Cangkang kelapa sawit yang akan menjadi bahan campuran cement slurry terlebih dahulu dipanaskan di dalam oven (>120C) hingga berubah fisik menjadi arang kemudian dihancurkan/dihaluskan menjadi tepung dan disaring dengan sieve shaker hingga 50 mesh untuk mempermudah pencampuran dengan semen.

Pengujian cangkang kelapa sawit sebagai lightweight material Menghitung berat jenis cangkang kelapa sawit 1. Menimbang berat gelas ukur 100 ml

vi

2. 3. 4.

5.

Menimbang berat gelas ukur yang telah diisi dengan material sehingga diketahui berat bersih dari material pada gelas ukur 100 ml Menyediakan gelas ukur yang telah diisi kerosene pada gelas ukur 100 ml Menjenuhi gelas ukur yang telah diisi oleh material dengan kerosene sehingga semua material terbasahi/terjenuhi oleh kerosene, kemudian menghitung jumlah kerosene yang dibutuhkan untuk menjenuhi gelas ukur yang diisi oleh cangkang (material) Menghitung absolute volume dengan rumus Absolute volume = W eight Volume = volume kerosene yang dibutuhkan untuk menjenuhi material yang ada di dalam gelas ukur 100 ml ( ml ) Weight = berat material dalam gelas ukur 100 ml ( gr )
Volum e

Pembuatan bubur semen dasar (slurry) 1. 2. Menimbang bubuk semen, air dan material (arang cangkang kelapa sawit) sebanyak x gram dengan menggunakan timbangan analitik Mencampur ketiga bahan pengujian dengan cara memasukkan air terlebih dahulu ke dalam mixing container, kemudian menyalakan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (4000 200 rpm), kemudian mencampur material dengan semen dalam suatu wadah terlebih dahulu, sehingga material bercampur merata, lalu memasukkan campuran tersebut secara perlahan ke dalam mixing container yang telah terisi air (bubuk semen dituang dalam waktu kurang dari 15 detik), menutup mixing container dan melanjutkan pengadukan dengan kecepatan tinggi (12000 500 rpm) selama 35 1 detik Pengetesan

3.

Pengujian compressive strength dengan menggunakan Hydraulic Carver Press. Pengujian ini menggunakan suhu 80F selama 24 jam dengan tekanan 14.7 psi, hal ini dilakukan berdasarkan penggunaan lightweight material pada shallow depth yang mempunyai suhu konstan berkisar 55F dengan kedalaman 200 ft. Slurry dasar dan slurry + material, dimasukkan ke mold (cetakan) berukuran 2 inci x 2 inci x 2 inci, lalu didiamkan/dikeringkan selama 24 jam pada suhu 80F. Setelah itu kita letakkan pada sebuah kempa hidraulik Carver Press dan dilakukanlah uji kekerasan , dan jika terbaca pada manometer 10,500 lb maka compressive strength -nya = 10,500 (2 x 2) = 2,625 psi. Mengacu uji pada courtesy of The Halliburton Service untuk compressive strength pada pengerasan 24 jam harus tercapai > 1,185 psi pada temperature 80F.

Teknik analisis data vii

Setelah melakukan pengujian dan mengetahui hasilnya maka akan dilakukan analisa berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian sebelumnya yaitu membandingkan berat jenis (densitas) antara cement slurry dasar dengan yang sudah ditambahkan cangkang kelapa sawit (lightweight material). Kemudian dilakukan pembuatan grafik perbandingan untuk melihat setiap perubahan compressive strength. Dari pembacaan grafik tersebut kita dapat mengetahui apakah Oil Palm Shell Carbonic (cangkang kelapa sawit) dapat digunakan sebagai lightweight material.

HASIL PENELITIAN Hasil perhitungan densitas sesuai perhitungan

18
Grafik 1. Penurunan densitas dari setiap penambahan OPS (Oil Palm Shell ) sesuai perhitungan

Hasil perhitungan densitas sesuai pengujian dengan mud balance Tabel 2. Penurunan densitas dari setiap penambahan OPS (Oil Palm Shell ) dengan menggunakan alat mud balance % Material cangkang kelapa sawit dalam semen Neat cement (0%) 15% 25% 35% 50% Densitas (ppg) 15.8 15.23 14.83 14.4 13.1

16

14

Hasil pengujian compressive strength

12

ppg )

Tabel 3. Hasil pengujian compressive strength pada Suhu 80F viii

10

(temperatur permukaan) selama 24 jam % material 15% 25% 35% 50% Neat cement (0%) compressive strength (Psi) 1818.148 2173.859 1486.435 820.842 1795.628

Grafik 2. Compressive strength pada Suhu 80F selama 24 jam dan tekanan 14.7 psi

Gambar 1. Tabel uji compressive strength semen tanpa additive pada setiap suhu selama 24 jam (courtesy of The Halliburton Service dalam buku Surface Operation in Petroleum Production) Tabel 4. Analisa sifat fisik dan kimia material Material Densitas AbsoluteVolume Persentase SiO2 ix

gr/cc Arang cangkang kelapa sawit (OPS carbonic) 1.23

gal/lb 0.09796 36.8%

PEMBAHASAN Cangkang kelapa sawit yang merupakan limbah dari buah kelapa sawit mempunyai komposisi kimia SiO2 yang merupakan bahan penting dalam pembentukan semen. Cangkang dipanaskan dalam pemanas (oven) pada suhu >120 C selama +/- 20 menit hingga kehitaman agar unsur-unsur minyak kelapa sawit yang terkandung didalamnya kering tetapi tidak menghilangkan unsur organic dari cangkang tersebut. Agar semen dan cangkang dapat merekat dengan baik maka kita perlu menghaluskan cangkang dengan cara ditumbuk/digiling. Dalam percobaan ini cangkang dihaluskan hingga 50 mesh. Berdasarkan Spec 10 A API Semen Class G memiliki densitas standar sebesar 15.8 ppg, dengan standar air yang dibutuhkan dalam pencampuran sebesar 44% (BWOC). Melalui pengukuran densitas diketahui bahwa cangkang kelapa sawit ini memiliki absolute volume sebesar 0.09796 gal/lb dan specific gravity sebesar 1.23. Dibandingkan dengan fly ash yang merupakan bahan untuk mengurangi berat dari semen yang selama ini dugunakan, cangkang kelapa sawit memiliki nilai specific gravity yang lebih ringan daripada fly ash (SG=2.46). Ini membuktikan bahwa cangkang kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan lightweight material. Dari hasil pengujian terbukti bahwa cangkang kelapa sawit dapat menurunkan densitas dari semen dan dari slurry properties secara kasat mata semen dan cangkang kelapa sawit dapat berikatan dengan baik. Dari setiap penambahan cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengganti semen akan membuat cement slurry semakin mengental, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, pada setiap penambahan cangkang kelapa sawit air yang digunakan semakin berkurang dan atau cangkang kelapa sawit mengikat air sehingga ikatan antar partikel semakin baik, hal ini juga mengindikasikan bahwa OPS dapat berfungsi sebagai fluid loss agent (perlu diteliti lebih lanjut). Pada penelitian ini pengujian kuat tekan semen dilakukan dengan suhu 80F karena pada dasarnya semen ringan diaplikasikan pada sumur dengan kedalaman rendah/shallow depth pada casing surface production seperti yang biasanya dilakukan pada lapangan PT. Chevron Pacific Indonesia di Duri, Riau. Shallow depth memiliki suhu 55 F pada kedalaman 200 - 400 ft (3), hal ini menjadi pertimbangan peneliti melakukan pengujian pada suhu tersebut. Compressive strength terbaik didapat pada semen yang perbandingannya dengan cangkang sebesar 75:25 yaitu 2173.86 psi pada temperatur 80F (grafik 2). Dari laju peningkatan compressive strength (15 % dan 25 %) mengindikasikan bahwa cangkang kelapa sawit dapat menaikkan compressive strength semen bila cangkang sebagai bahan tambahan pengganti semen mempunyai konsentrasi < 25% terhadap semen Portland. Bila kadar konsentrasi cangkang 35 % x

compressive strength tidak terlalu baik tetapi tidak berarti bahwa pada konsentrasi ini tidak dapat digunakan dalam proses cementing, karena masih melebihi harga compressive strength yang tertera pada Gambar 1 courtesy of The Halliburtin Service dan masih bisa digunakan pada zona dengan tekanan formasi rendah. Peningkatan compressive strength yang diindikasikan pada cangkang kelapa sawit pada 15% dan 25% disebabkan oleh kadar SiO2 sebesar 36.8% yang terdapat pada cement slurry dapat menyerap kapur serta air yang terbebaskan dari semen yang akan menambah daya ikat antar partikel semen, karena kapur dan air yang terbebaskan jika tidak ada yang mengikat dapat menyebabkan rongga pada semen yang mengakibatkan berkurangnya compressive strength. Penyebab turunnya compressive strength di atas 25% karena kandungan asam yang berlebihan atau telah melebihi kadar toleransi akibat dari ekstrak kandungan kimia lain yang bersal dari cangkang pada saat pengeringan semen sehingga merusak ikatan semen dengan kata lain compressive strength-nya bisa menurun. Hal ini disebabkan kombinasi faktor komposisi, perlakuan dan faktor perlakuan (Subiyanto, Bambang., Basri, Hasan., Sari, Linda N., Triastuti dan Rosalita, Yetvi, 2007).

KESIMPULAN 1. 2. Cangkang kelapa sawit berupa arang dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk menggantikan sebagian semen yang akan menurunkan densitas dari cement slurry Dari hasil test, compressive strength untuk arang cangkang kelapa sawit < 35 % telah melebihi compressive strength dari neat cement yang berkisar pada 1185 psi (sesuai dengan courtesy of The Halliburton Service dalam buku Surface Operation in Petroleum Production) pada temperatur 80F Cangkang berupa arang dapat meningkatkan compressive strength jika ditambahkan pada konsentrasi tertentu ( < 25 %) Progress dari compressive strength hingga penambahan 35% cangkang berupa arang cukup baik. Arang cangkang kelapa sawit sebagai material pengganti sebagian komposisi cement slurry lebih ekonomis dan ramah lingkungan dibandingkan lightweight material lain yang ada di pasaran.

3. 4. 5.

UCAPAN TERIMA KASIH

xi

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan ini, kepada UPN Veteran Yogyakarta yang mendukung dan memfasilitasi dalam pengadaan penelitian, Bapak Dr. Ir. Nur Suhascaryo, MT. sebagai pembimbing penelitian yang banyak memeberi masukan untuk Penulis, Bapak Martinus dan Sanny Astari yang telah memberi dukungan dalam membantu penyelesaian tulisan serta penelitian ini dan juga kepada Ricky Nelson serta Iwan Aditomo yang memberikan bantuan pada saat berlangsungnya penelitian.

DAFTAR PUSTAKA 1. American Petroleum Institute. 2002. API Spesification 10A, Spesification for Cements and Materials for Well Cementing Twenty-Third Edition. Washington, D.C., USA. Chilingarian, George V., Robertson Jr, J. O., Kumar, Sanjay. 1989. Surface Operation in Petroleum Production. Elsevier Science Publishing Company Inc. New York. Lerner, Ed. K. Lee and Lerner, Brenda Wilmoth, Gale Cengage. 2003. Geothermal Gradient . World of Earth Science. eNotes.com, 2006, [online],(http://www.enotes.com/earth-science/geothermal-gradient, diakses tanggal, diakses tanggal 23 Juni 2009). Nelson, Erik B. 1990. Well Cementing. Schlumberger Educational Services. Houston, Texas. Subiyanto, Bambang., Basri, Hasan., Sari, Linda N., Triastuti dan Rosalita, Yetvi. 2007. Komponen Kimia Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis). LIPI, Cibinong. Teo, D. C. L., Mannan, M. A. dan Kurian, V. J. 2006. Structural Concrete Using Oil Palm Shell (OPS) as Lightweight Aggregate. Tubitak, [online], (http://journals.tubitak.gov.tr/engineering/issues/muh-06-30-4/muh-30-4-50602-8.pdf, diakses tanggal 29 Januari 2009). Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. 2005. Buku Petunjuk Praktikum Analisa Semen Pemboran. Laboratorium Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta.

2.

3.

4. 5.

6.

7.

xii

Anda mungkin juga menyukai