Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN ORGANIK SEBAGAI MATERIAL BANGUNAN TUGAS RANCANG BANGUN

DISUSUN OLEH : 1. RIRI CHAIRIYAH 2. OKTAVIA DWI NUGRAHENI 3. NURINDA FAUZIA AZAMI 4. RIANI ZATI AMANI PUTRI (36143) (36342) (36452) (36686)

5. ANNISA PUTRI CINDERAKASIH(36974) 6. BAYU KRISNA SURYANTARA (37107) 7. NUZULI ZIADATUN NIMAH 8. SHABRINA TAMIMI 9. SARI WAHYUNI 10. EKA APRILIAWAN (37195) (37333) (37429) (37454)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012

Penggunaan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan pembuat plafon / fiber board

1. Latar Belakang Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi, limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bungkil (Wahyono, 2003). Setiap tahun di Indonesia sekitar 5 juta ton limbah biomasa (dalambentuk Tandan Kosong Kelapa Sawit/TKKS) dihasilkan dari pabrik kelapa sawit (Ridlo, 2001). Tandan kosong kelapa sawit adalah salah satu produk sampingan (byproduct) berupa padatan dari industri pengolahan kelapa sawit. Ketersediaan tandan kosong kelapa sawit cukup signifikan bila ditinjau berdasarkan rerata nisbah produksi tandan kosong kelapa sawit terhadap total jumlah tandan buah segar TBS yang diproses. Rerata produksi tandan kosong kelapa sawit adalah berkisar 22% hingga 24% dari total berat tandan buah segar yang diproses di Pabrik Kelapa Sawit. Di Indonesia penelitian tentang produk komposit ini masih sangat terbatas, padahal bahan baku yang berupa limbah kelapa sawit (TKKS) di berbagai industri sawit (CPO) potensinya sangat besar dan belum termanfaatkan secara optimal bahkan menjadi problematika serius bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena dirancang untuk memberdayakan potensi limbah kelapa sawit (TKKS) yang melimpah dan menjadi problem lingkungan secara nasional untuk dikompositkan dengan semen (PC), pasir, dan aditif sebagai bahan utama dalam pembuatan panel bangunan berkualitas tinggi

dengan indikator ringan, tipis, tahan api, tahan air,memiliki efek thermal isolator and stabilizer, dan memiliki karakteristik mekanik tinggi. Pemanfaatan limbah kelapa sawit ini dilakukan dengan memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan plafon / papan serat ( fiberboard ) tahan air ( water proof ) 2. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tandan kelapa sawit sebagai bahan pembuat plafon / papan serat ( fiber board) yang ramah lingkungan dan ekonomis 3. Sifat- sifat bahan a. Sifat fisik tandan kelapa sawit Secara fisik tandan kosong kelapa sawit terdiri dari berbagai macam serat dengan komposisi antara lain sellulosa sekitar 45.95%; hemisellulosa sekitar 16.49% dan lignin sekitar 22.84% (Darnoko dkk. 2002). Berdasarkan struktur tersebut dapat dibayangkan bahwa sebenarnya tandan kosong kelapa sawit adalah kumpulan jutaan serat organik yang memiliki kemampuan dalam menahan air yang ada di sekitarnya. Secara fisik struktur tersebut akan mengalami proses dekomposisi dan degradasi bahan organik sehingga akan mengalami perubahan struktur menjadi seresah. Seresah juga mempunyai fungsi dan peranan yang sama dengan tandan kosong kosong kelapa sawit yaitu mampu mempertahankan air yang ada di sekitarnya.

b. Kelebihan bahan Beberapa hasil analisa yang telah dilakukan di lingkungan SMARTRI menunjukkan bahwa tandan kosong segar yang dikeringkan dengan oven pada beberapa variasi temperatur menunjukkan kemampuan tandan kosong dalam menyerap air lebih tinggi, dibandingkan dengan bobot dari tandan kosong itu sendiri. Lihat Tabel 1. Tabel 1. Rerata persentase penyerapan air oleh tandan kosong kelapa sawit setelah dikeringkan dalam oven. Temperatur Oven (o C) 40 60 80 100 Keterangan

Kemampuan Menyerap Air (%) 225 229 232 198

Seluruh perlakuan pengeringan dilakukan dalam oven selama 12 jam. Persentase kemampuan menyerap air adalah didasarkan pada perbandingan

bobot awal tandan kosong terhadap bobot tandan kosong setelah dikeringkan dan direndam dalam air sampai kondisi kapasitas lapang (air tidak menetes lagi dari tandan kosong kelapa sawit). c. Kekurangan bahan Kelapa sawit merupakan bahan yang memiliki seumlah kekurangan, menurut Bakar ( 2003 ) antara lain terletak pada stabilitas dimensi, kekuatan, keawetan dan sifat permesinan.Dalam bentuk alami, kayu gergajian kelapa sawit, dimensinya tidak stabil, dengan variasi susut 9,2 % - 14 %. Dari segi kekuatan, kayu kelapa sawit tergolong sangat lemat dimana papan tepinya termasuk ke dalam kelas kuat IV-V. Dari segi keawetan, tergolong snagat tidak awet ( kelas V ). Dengan demikian perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas. Menurut Prayitno ( 1995 ) dalam Santoso ( 2005 ), terdapat beberapa hal yang kurang menguntungkan dari kayu sawit seperti variasi kadar air relatifbesar seperti halnya variasi kadar air kayu daun lebar ( hardwood ) yang mempnyai berat jenis rendah. Kualitas pengolahan kayu setelah pengolahan relatif lebih

rendah. Variasi ini cendrung turun dari atas batang ke bawah dan dari empulur ke tepi. Foto bahan : 1. Tandan kelapa sawit

Referensi penggunaan bahan sejenis yang telah ada

Prihatmaji (2002), meneliti lidi kelapa sawit sebagaialternatif bahan dinding permeabel untuk daerah tropis panas lembab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lidi kelapa yang dicampur lem kemudian dipress dengan desain dan ukuran tertentu sangat potensial untuk digunakan sebagai dinding yang bersifat permeabel udara yakni dapat celah meloloskan pori-porinya

melalui

sehingga kelembaban dan suhu panas dapat diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai