Aspek teknis Prinsip 1. Keselamatan adalah tanggung
ketegakerjaan Kesehatan dan jawab moral. Keselamatan 2. Keselamatan adalah budaya Kerja bukan sekedar program. 3. K3 adalah tanggung jawab manajemen. 4. Pekerja harus diberi pelatihan (dibina) untuk bekerja dengan aman. 5. K3 adalah cerminan kondisi ketenagakerjaan. 6. Semua kecelakaan dapat dicegah. 7. Program K3 bersifat spesifik. 8. K3 baik untuk bisnis.
Tujuan Tujuan K3 pada intinya adalah untuk Sutrisni dan Ruswandi
Kesehatan dan melindungi pekerja dari kecelakaan (2007) keselamatan akibat kerja. Sutrisni dan Ruswandi (2007) mengemukakan bahwa tujuan keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah untuk tercapainya kesehatan dan keselamatan seseorang saat bekerja dan setelah bekerja (Gayatri,2014). tujuan dari adanya K3 selain itu dapat kita perjelas seperti dibawah ini. 1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. 2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. 3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional. 4. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. 5. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai 6. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja. 7. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi kerja. 8. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Ruang lingkup Ruang lingkup hyperkes dapat Rachman, 1990
Kesehatan dan dijelaskan sebagai berikut: keselamatan 1. Kesehatan dan keselamatan kerja K3 kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan. 2. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis
dan jenjang keahlian 2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan 3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial. 4) Proses produksi 5) Karakteristik dan sifat pekerjaan 6) Teknologi dan metodologi kerja. 1. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa. 2. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
Kewajiban Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Undang-Undang No 1
Kesehatan dan Penerapan K3 (Keselamatan dan Tahun 1970 Keselamatan Kesehatan Kerja) di tempat Tenaga Kerja kerja tertuang dalam Undang- Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12 dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja, antara lain : 1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan kerja. 2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan. 3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan. 4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat- syarat K3 yang diwajibkan. 5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pemerintah Pengawasan ketenagakerjaan adalah ILO(organisasi
sebagai fungsi publik dari administrasi perburuhan pengawas ketenagakerjaan yang memastikan internasional) ketenagakerjaan penerapan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja. Peran utamanya adalah untuk meyakinkan mitra sosial atas kebutuhan untuk mematuhi undang- undang di tempat kerja dan kepentingan bersama mereka terkait dengan hal ini, melalui langkah- langkah pencegahan dan edukasi, dan jika diperlukan penegakan hukum. Tujuan utama pengawasan ketenagakerjaan adalah termasuk kebutuhan untuk memastikan bahwa: 1.peraturan perundang- undangan yang berlaku dipatuhi di tempat kerja dengan tujuan mencapai pekerjaan dan kondisi kerja yang layak; 2. pengusaha dan pekerja mendapatkan informasi dan panduan mengenai bagaimana mematuhi persyaratan-persyaratan hukum; 3.perusahaan mengadopsi tindakan-tindakan untuk memastikan praktik dan lingkungan di tempat kerja tidak menempatkan pekerja mereka dalam risiko-risiko yang terkait dengan keamanan dan kesehatan; dan 4.informasi umpan balik dan Pembelajaran dari praktik-praktik Yang digunakan sebagai cara Untuk mengembangkan peraturan Dalam memperbaiki lingkup Perlindungan hukum, dengan Mempertimbangkan risiko-risiko Baru yang terkait dengan masalah Sosial, fi sik dan psikologis.