Anda di halaman 1dari 4

PAGE 1

VIERKATEN PAAL KAWASAN TANAH SERIBU

Profil Umum Kota Pontianak merupakan Ibukota propinsi Kalimantan Barat, dimana luas keseluruhan wilayahnya
Batas Wilayah : mencapai 107.82 Km2. Secara administrasi Kota Pontianak dibagimenjadi 6 Kecamatan dan 29 Kelurahan
Batas Utara : Sungai Jawi diantaranya Kecamatan Pontianak Barat (16,94 Km2), Kecamatan Pontianak Kota (15,51 Km2), Kecamatan Pontianak Selatan (14,54 Km2),
Kecamatan Pontianak Tenggara (14,83 Km2), Kecamatan Pontianak Timur (8,78 Km2) dan Kecamatan Pontianak Utara (37,22 Km2).
Batas Selatan : Gg. Mandor Kota Pontianak memiliki iklim tropis dengan suhu tinggi 28 - 31°C. Struktur tanah kota Pontianak berupa lapisan tanah gambut dengan
Batas Timur : Sungai Kapus lapisan tanah liat baru dicapai pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut. Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara
Batas Barat : Jl. K. H. Dahlan 3.000–4.000 mm per tahun. Kota Pontianak berada tepat di garis katulistiwa dengan bentang 0° 02' 24" LU – 0° 01' 37" LS 109° 16' 25" – 109°
PROVINSI KEC. PONTIANAK KOTA
KALIMANTAN BARAT KOTA PONTIANAK KEC. PONTIANAK SELATAN LOKASI STUDI 23' 04" BT. Dengan pertumbuhan penduduk 0,02% per tahun di Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Selatan.
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Radjab 1185 H), yang ditandai
Tugas Studio Rancang U dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah
Kota Kawasan pusaka yang sebagai tempat tinggal. Pada 1192 H, Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan pada Kesultanan Pontianak. Letak pusat pemerintahan
B T
dikerjakan secara ditandai dengan berdirinya Mesjid Jami’ Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah.
Terdapat juga sejarah pendirian menurut VJ. Verth dalam bukunya “Borneos Wester Afdeling”, yang isinya sedikit berbeda dari versi
berkelompok, dengan lokasi S
cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini. Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah ( 1773 Masehi ), dari
Kawasan studi terletak di
Betawi. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, setelah meninggalkan kerajaan Mempawah mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin , ia
Kecamatan Pontianak Kota
menikah dengan adik Sultan Pasir. Dengan bantuan Sultan Pasir , Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat
dan Kecamatan Pontianak
Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan
Selatan. Dengan total luas
pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas . Ia menemukan percabangan sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi
wilayah ±261 Ha dan terbagi
pusat perdagangan yang makmur, dan Pontianak berdiri.
atas Kelurahan Darat Sekip,
Selanjutnya 2 tahun kemudian setelah Sultan Kerajaan Pontianak dinobatkan, maka pada Hijrah sanah 1194 bersamaan tahun 1778,
Kelurahan Mariana,
masuk dominasi kolonialis Belanda dari Batavia (Betawi) utusannya Petor (Asistent Resident) dari Rembang bernama Willem Ardinpola, dan
K e l u r a h a n Te n g a h d a n
mulai pada masa itu bangsa Belanda berada di Pontianak, oleh Sultan Pontianak. Bangsa Belanda itu ditempatkan di seberang Keraton
Kelurahan Benua Melayu
Pontianak yang terkenal dengan nama TANAH SERIBU (Verkendepaal).
Laut. Dan suku yang ada di Disepakatinya perjanjian 5 Juli 1779 antara Sultan dan VOC, maka penataan Pontianak diatur secara bersama. Sultan memberikan VOC
kawasan ialah suku melayu Legenda : wilayah sebelah selatan seberang Istana Kesultanan Pontianak. Pemberian ini meliputi areal 1000 X 1000 meter atau dikenal daerah
dan tionghoa. Batas Administrasi
Verkendepaal (Tanah Seribu) untuk dijadikan tempat kegiatan Belanda dan seterusnya menjadi tempat kedudukan pemerintah Resident het
Sungai
Bangunan
Hoofd Westerafdeeling van Borneo, proses tersebut merupakan awal dari pendudukan VOC di Pontianak.

Sejarah Kawasan Morfologi Kawasan


Keberadaan Kantor Residentie (Kantor Walikota
sekarang) dahulunya merupakan sebagai pusat
administrasi pemerintahan Belanda, di sebelah timur
terdapat Kompleks Officieren dan Onderofficieren
Jl. Diponegoro dan sekitarnya
gewoonplaatsen-omgevigen (sekarang kawasan pertokoan th. 1970-an
Nusa Indah). Daerah sebelah timur Kantor Residentie
terdapat Auditeurskantoor atau Kantor Kejaksaan
Pasar Sudirman Pasar Parit Besar
(sekarang Bank Kalbar) berdekatan dengan Pasar Hilir dan tanggal 31-7-1979 th. 1948
Hulu (sekarang Pasar Kapuas Indah).
Di daerah sebelah Selatan Kantor Residentie
Jl. Merdeka Barat dan sekitarnya
merupakan perluasan kota Pontianak terdapat Sekolah th. 1970-an
Tahun 1771- 1808 Tahun 1808-1855 Tahun 1855-1895 Tahun 1895-1950
Zuster yang di bina Misi Katolik, perkuburan Katolik dan
warga Belanda (sekarang Jalan Melati), dalam kawasan itu
juga terdapat Gereja Katedral Santo Yosef (sekarang Jalan
Pattimura) sebagai pusat perkembangan agama Katholik.
Di sekitar lahan kosong dimanfaatkan oleh petani Cina Jl. Rahadi Usman Pasar Tengah
th.1970 th. 1980-an
menanam sayur-sayuran sehingga disebut Kebun Sayur Jl. Pattimura dan sekitarnya
th. 1970-an
atau Kebun Sayok.
Di kawasan Kebun Sayok kemudian dikembangkan
pemerintah Belanda menjadi lapangan sepak bola yang
diberi nama Pontianak Sport Vereeninging (PSV). Di
pinggiran kota sebelah barat terdapat bangunan penjara
(sekarang Gertak 3 atau Rumah Sakit Santo Antonius).
Jl. Ir. H. Juanda dan sekitarnya
Balai kota tahun 1968
th. 1970-an
sekarang kantor Bappeda
Jl. Tanjung Pura
th. 1971 Tahun 1950-1967 Tahun 1967-1983 Tahun 1983-2003 Tahun 2003-2015

PERANCANGAN ARIE KURNIAWAN HESTI MEGAWATI SYARIFAH NUR’AFNI. A DOSEN PENGAMPU : POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DANI ISWANDI SUMARLIN EKA .P M. SUBHANSYAH IKRAM, S.T., M.Sc. JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
KAWASAN HERITAGE D-4 DESAIN KAWASAN BINAAN
DERI WAHYUDI SUKMAFITRI HAISYAH
PAGE 2
VIERKATEN PAAL KAWASAN TANAH SERIBU

BENTUK MASA BANGUNAN RUANG TERBUKA TATA GUNA LAHAN SIRKULASI & PARKIR Konsep & Visi Misi

BUDAYA

SEJARAH HERITAGE

KOMERSIAL
PARIWISATA SOSIAL

LINGKUNGAN EKONOMI

VISI :
Terciptanya Kawasan “Tanah Seribu” Sebagai Identitas Kota Pusaka dan Daerah Tujuan
K.A = Meiliki GSB sebesar 18,5m. serta K.Lantai 1-4 Lt. Pada kawasan ini terdapat beberapa Ruang Terbuka Pada kawasan ini terdapat beberapa lahan yg 1. Jalan ini memiliki kepadatan paling Wisata Budaya
K.B = Meiliki KDB sebesar 20-80%. serta K.Lantai 1-4 Lt. yang tersebar beberapa titik yaitu ; Taman Alun-alun Sungai mendominasi atara lain iayal; Komersial, Perkantoran tinggi diantara jalan lainnya, terutama di sore dan malam
Kapuas, Lapangan Sepak Bola PSP, Beberapa pemakaman yang Mengangkat Nilai Pelestarian, Nilai Ekonomi Kawasan, serta Meningkatkan
untuk K.Lantai Alun-alun kapuas 1 Lt. Muslin serta Nasrani, selain itu terdapat Ruang terbuka Pemerintah, Kebudayaan, serta area yang mendukung hari karena banyak dilalui oleh kendaraan roda 4 keatas. Kualitas Lingkungan
D.A = Meiliki serta K.Lantai 1-2 Lt. yang bersifat linier berupa Water-Front yang berada di pelabuhan Sheng Hie. Penggolongan lahan tersebut dapat di Banyaknya kendaraan tersebut berdampak kemacetan.
D.B = Meiliki serta K.Lantai 1-3 Lt. tepian Sungai Kapuas. buat menjadi beberapa koridor serta distrtik untuk 2. Jalan ini memiliki kepadatan sedang MISI :
D.C = Meiliki serta K.Lantai 1-3 Lt. memperjeslas dari idetitas penggunaan lahan tersebut. karena dilalui oleh kendaraan roda 4 kebawah. Jarang 1. Menjadikan warisan budaya sebagai aset pusaka dan identitas kawasan
Permasalahan :
D.D = Meiliki GSB sebesar 18,5m. serta K.Lantai 1-4 Lt. Ÿ Pada RTH A kurangnya perawatan terhadap rumput terjadi kemacetan disaat tidak ada event-event tertentu. 2. Meningkatkan kulitas penataan ruang dan daya dukung lingkungan perkotaan
D.E = Meiliki GSB sebesar 18,5m. serta K.Lantai 1-4 Lt. yang ada. 3. Jalan ini memiliki kepadatan plaing 3. Menciptakan ruang-ruang sosial baru dengan mengangkat nilai-nilai budaya yang
Ÿ Pada RTH A memiliki jalan yang kecil.
rendah karena dilalui oleh kendaraan roda 4 kebawah. berkembang
jarang terjadi kemacetan . 4. Menciptakan tematik kawasan di setiap blok kawasan bersejarah
Penggunaan parkir on-street sangat menggangu pengguna 5. Menjadikan kawasan sebagai pusat wisata budaya guna meningkatkan nilai ekonomi
jalan karna memakan ruang milik jalan. kawasan

SIGNAGE PEDESTRIAN AKTIFITAS PENDUKUNG PRESERVASI

Isu-Isu Kawasan
Kurangnya ruang
sosial yang memiliki
nilai-nilai budaya di
Ancaman terhadap dalamnya Kurangnya perhatian
bangunan bersejarah pemerintah terhadap
karena tidak adanya keberadaan cagar
regulasi. budaya

Pada kawasann ini terdapat signage yang tersebat di Pada beberapa lokasi koridor terdapat pedestrian Terdapat beberapa aktivitas pendukung yang berada Pada kawasan ini terdapat beberapa aset pusaka, HERITAGE
beberapa titik, seperti : signage yang Taman Alun-Alun seperti pada Jl. merdeka barat, Taman Alun-Alun Kapuas, di kawasan ini mulai dari yang memiliki nilai sejarah hingga seperti ; Vihara Bodhisatav Karamiya Metta, Area Pasar
Sungai Kapuas, signage yang berada di koridor Jalan Jl. Rahdi Oesman, Di depan kantor BAPEDA, dan lain nya. agenda tahunan yang biasa di gelar, seperti Kegiatan “Cap tengah dan parit besar, Lapangan kebun sayoek, Gereja
Tanjung Pura berupa papan nama dari toko/bangunan yang Go Meh” yang sering di adakan pada area di ponogoro, ada katedral, Pelabuhan Seng Hie, Kantor BAPPEDA serta
menempel pada bangunan tersebut dan tidak membuat Permasalahn pada setiap pedestrian di beberapa block : juga area sungai jawi yang mengadakan lomba sampan, Gedung Kwartit, daln lain nya.
pandangan pengendara terganggu, ada juga beberapa nama Ÿ pedestrian tidak terawat, serta pasar tengah yang menjadi pendukung perekonomian
jalan yang serbar di kawasan ini, Ÿ terputusnya pedestrian, dari kawasan sekitar yang ada. Permasalahan yang ada pada kawasan :
Ÿ dimensi yang kurang, Ÿ Kondisi bangunan bersejarah yang kurang di perhatikan
Ÿ tidak adanya sefty pada pedestrian, pemerintah
Hilangnya identitas Penurunan vitalitas
Ÿ kurangnya vegetasi yang sifat kanopi, Ÿ kurangnya regulasi terhadap bangunan bersejarah atau produktivitas
kawasan/kota. Degradasi kualitas
Ÿ tumbuhnya bebrapa lumut serta tumbuhan liar yang ada Ÿ hilangnya identitas, fungsi / nilai budaya. ekonomi kawasan
lingkungan kawasan
di pedestrian tersebut. Ÿ terjadinya degredasi kawasan preservasi. perkotaan

PERANCANGAN ARIE KURNIAWAN HESTI MEGAWATI SYARIFAH NUR’AFNI. A DOSEN PENGAMPU : POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DANI ISWANDI SUMARLIN EKA .P M. SUBHANSYAH IKRAM, S.T., M.Sc. JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
KAWASAN HERITAGE D-4 DESAIN KAWASAN BINAAN
DERI WAHYUDI SUKMAFITRI HAISYAH
PAGE 3
VIERKATEN PAAL KAWASAN TANAH SERIBU

Struktur Peruntukan Lahan Intensitas Pemanfaatan Lahan Tata Bangunan Sistem Sirkulasi & Jalur Penghubung

Pada kawasan terminal Kapuas Indah, taman Alun Kapuas, dan PSP Pada kawasan ini untuk menetapkan Koefesien Dasar Bangunan, Pada kawasan orentasi bangunn yang berada di tepian air menghadap Melakukan pengembangan terhadap jalur pejalan khaki dan jalur
diperbolehkan jika ada bangunan (perlantai) yang menjadi funni komersial Koefesien Dasar Hijau, Koefesien Lantai Bangunan, serta Tinggi daari sungai itu sendiri sedangkang untuk yang lainnya mengahdap ke arah jalan, sepeda, penambahan fasilitas untuk penyandang difebel agar lebih aman dan
sebagai pendukung aktifitas perdagangan dan jasa dalam kawasan ini, Selain bangunan tersebut menggunakan fungsi lahan sebagai dasar penentuan nya, untuk ketinggian bangunan yang berada di tepian sungai tidak lebih tinggi dari nyaman, penataan kembali untuk parkir Off-Street maupun On-Street,
itu terdapat beberapa lahan yang berfungsi sebagai Perkantoran pemerintah, untuk Garis Sepadan Bangunan menggunakan Tingkatan Jalan seperti ; bangunan di belakangnya, untuk pola bangunan menggunakan polajalan Pengembangan fasilitas yang mendukung mobilitas pada kawasan tepian air
area pendidikan, pelabuhan, serta area komersial yang berada di pasar tengan bersifat grid serta linier untuk yang berada di area tepian sungai. dengan transportasi air, dan melakukan ketentuan untuk angkutan umum pada
dan parit besar. Ÿ Jalan Arteri Primer = 8.00 meter jam-jam tertentu.
Ÿ Jalan Kolektor Primer dan Sekunder = 7.00 meter
Ÿ Jalan Lokal Primer dan Sekungder = 3.25 meter
Ÿ Jalan Lingkungan = 2.25 meter

Tata Kualitas Lingkungan Drainase & Persampahan Ruang Terbuka & Tata Hijau

Pada signage bangunan mengikuti gaya arsitektur belanda, pada Pemanfaatan parit menjadi area pengembangan wisata air atau street- Melakukan penataan kembali untuk Taman Hutan Kota yang berada
penanda nama jalan memiliki tinggi 170m untuk memudahkan dalam jarak food atau wisata kuliner lainnya. Penataan jaringan drainase yang saling di bundaran knator pos lama di buat menjadi tempat rekreasi,
pandang manusia, pada lampu jalan menggunakan lampujalan dengan tenaga terhubung bermuara ke drainase sekunder maupun primer, serta pengolahan pengembangan terhadap lapangan olahraga PSP, serta penataan jalur hijau
surya, untuk kursi yang di gunakan berbahan dasar kayu serta besi sebagai sistem drainase yang berwawasan lingkungan sebagai langkah pencegahan untuk jalan arteri primer maupun jalan utama berupa vegetasi yang
penyanggah di letakan pada pedestrian serta taman yang ada, serta bencana banjir. berkanopi,Pembuatan area water park atau Floating promenade pada area
menggunakan Manhole untuk penutup dari drainase yang di letakan sesuai sungai dengan memerhatikan kondisi pada sungai, fasilitas yang memadai
kebutuhan. agar bisa menjaga keselamatan pengguna dan tidak menganggu sirkulasi air
pada sungai tersebut

PERANCANGAN ARIE KURNIAWAN HESTI MEGAWATI SYARIFAH NUR’AFNI. A DOSEN PENGAMPU : POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DANI ISWANDI SUMARLIN EKA .P M. SUBHANSYAH IKRAM, S.T., M.Sc. JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
KAWASAN HERITAGE D-4 DESAIN KAWASAN BINAAN
DERI WAHYUDI SUKMAFITRI HAISYAH
PAGE 4
VIERKATEN PAAL KAWASAN TANAH SERIBU

Pembagian Blok Kawasan KORIDOR A KORIDOR B KORIDOR C

DISTRIK A DISTRIK B DISTREIK C DISTRIK D DITRIK E

PERANCANGAN ARIE KURNIAWAN HESTI MEGAWATI SYARIFAH NUR’AFNI. A DOSEN PENGAMPU : POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DANI ISWANDI SUMARLIN EKA .P M. SUBHANSYAH IKRAM, S.T., M.Sc. JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
KAWASAN HERITAGE D-4 DESAIN KAWASAN BINAAN
DERI WAHYUDI SUKMAFITRI HAISYAH

Anda mungkin juga menyukai