Anda di halaman 1dari 10

PERDAGANGAN

DI PONTIANAK.
ANGGOTA KELOMPOK:
1. DAVIND AGIL P
2. M.CHAFIFUDIN
3. CAHAYA NUR
4. IMELIA ROSALINDA
5. NASARANI YOLANDA
• Masa Pendirian
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari
Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan
membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil,
dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai
tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman
dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan
ditandai dengan berdirinya Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan
Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di
Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.
• Sejarah pendirian menurut V.J. Verth
Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan
Belanda, V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya
sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat
ini.
Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773
Masehi) dari Batavia. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra
ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut
sebagai Al Habib Husin), meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mulai
merantau. Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan Banjar
Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran. Ia berhasil dalam
perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal
pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan
perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
• Kolonialisme Belanda dan Jepang
Pada tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia memasuki Pontianak
dengan dipimpin oleh Willem Ardinpola. Belanda saat itu menempati
daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal dengan daerah
Tanah Seribu atau Verkendepaal.
Pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda membuat perjanjian dengan Sultan
mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat dijadikan daerah kegiatan
bangsa Belanda yang kemudian menjadi kedudukan pemerintahan
Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah
Keresidenan Borneo Barat) dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling
van Pontianak (Asisten Residen Kepala Daerah Kabupaten Pontianak). Area
ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van
Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak.
• Masa Stadsgemeente
Berdasarkan besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14
Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan menetapkan status
Pontianak sebagai stadsgemeente. R. Soepardan ditunjuk menjadi
syahkota atau pemimpin kota saat itu. Jabatan Soepardan berakhir
pada awal tahun 1948 dan kemudian digantikan oleh Ads. Hidayat
Kemudian, pusat PPD ini dipindahkan ke Pontianak yang awalnya
berasal dari Sanggau pada 1 November 1945 dan menjadi suatu wadah
kebangkitan Dayak pada 3 November 1945, sekitar 74 hari setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
• Masa pemerintahan kota
Pembentukan stadsgerneente bersifat sementara, maka Besluit
Pemerintah Kerajaan Pontianak diubah dan digantikan dengan
Undang-undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September
1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang-undang ini disebut Peraturan
Pemerintah Pontianak dan membentuk Pemerintah kota Pontianak,
sedangkan perwakilan rakyat disebut Dewan Perwakilan Penduduk
Kota Pontianak. Wali kota pertama ditetapkan oleh Pemerintah
Kerajaan Pontianak adalah Rohana Muthalib. Ia adalah seorang wanita
pertama yang menjadi wali kota Pontianak.
• Masa kota praja
Sesuai dengan perkembangan tata pemerintahan, maka dengan
Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, bentuk Pemerintahan
Landschap Gemeente, ditingkatkan menjadi kota praja Pontianak. Pada
masa ini urusan pemerintahan terdiri dari Urusan Pemerintahan Umum
dan Urusan Pemerintahan Daerah.
• Masa kotamadya dan kota
Pemerintah Kota Praja Pontianak diubah dengan berdasarkan Undang-
undang No. 1 Tahun 1957, Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 dan
Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960, Instruksi Menteri Dalam Negeri
No.9 Tahun 1964 dan Undang-undang No. 18 Tahun 1965, maka
berdasarkan Surat Keputusan DPRD-GR Kota Praja Pontianak No.
021/KPTS/DPRD-GR/65 tanggal 31 Desember 1965, nama Kota Praja
Pontianak diganti menjadi Kotamadya Pontianak, kemudian dengan
Undang-undang No.5 Tahun 1974, nama Kotamadya Pontianak
berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai