Anda di halaman 1dari 27

BAB 3 (WAWASAN NUSANTARA DALAM

KONTEKS NKRI) DARI HALAMAN 53 SAMPAI 66


DIBUAT OLEH:
1. DAVIND AGIL P(07)
2. Q
3. Q
4. Q
A.Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, wawasan nusantara berasal dari kata
wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas
(bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan
penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan,
penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa
dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara
artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi nusantara
adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua,
yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra
Hindia dan Pasifik
2. Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam
lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut
berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara
harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh
demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga
produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam
lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia
tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan
daerah, golongan, dan perorangan.
3. Asas Wawasan Nusantara
Asas wawasan nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar
yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat
dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia terhadap
kesepakatan bersama. Jika asas wawasan nusantara diabaikan,
komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar
kesepakatan bersama tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa
dan negara Indonesia. 
Asas wawasan nusantara tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kepentingan yang Sama
Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama
bangsa Indonesia adalah menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa
lain. Sekarang, bangsa Indonesia harus menghadapi penjajahan yang
berbeda. Misalnya, dengan cara “adu domba” dan “memecah belah”
bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan
hidup. Padahal, tujuan kepentingannya sama yaitu tercapainya
kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada sebelumnya.
b. Keadilan
Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan
baik perorangan, golongan, kelompok maupun daerah.
c. Kejujuran
Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realitas serta
ketentuan yang benar biar pun realitas atau ketentuan itu pahit dan
kurang enak didengarnya. Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan
negara, hal itu harus dilakukan.
d. Solidaritas
Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa
meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
e. Kerja Sama
Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga
kerja kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang
lebih baik.
f. Kesetiaan
Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan
negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo tahun
1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945. Kesetiaan terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak
utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan. Jika kesetiaan ini
goyah, dapat dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur berantakan.
B. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan
Nusantara
Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi
bangsa. Wawasan nasional merupakan visi bangsa
yang bersangkutan dalam menuju masa depan.
Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep
wawasan nusantara adalah menjadi bangsa yang
satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
Kedudukan wawasan nusantara sebagai salah satu
konsepsi ketatanegaraan Republik Indonesia.
1. Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
Indonesia agar tidak terjadi penyesatan atau penyimpangan dalam
upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian,
wawasan nusantara menjadi landasan visional dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional.
2. Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan,
serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan,
keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi
di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok
golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut
tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi selama tidak bertentangan
dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat.
Nasionalisme yang tinggi di segala bidang demi tercapainya tujuan
nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa,
paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia
sebagai hasil pemahaman dan penghayatan wawasan nusantara.
C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Konsepsi wawasan nusantara merupakan suatu konsep di dalam
cara pandang dan pengaturan yang mencakup segenap
kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang meliputi
aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial (pancagatra). Trigatra
meliputi posisi dan lokasi geografis negara, keadaan dan
kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk.
Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan (Ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang satu dengan
yang lain terdapat hubungan yang bersifat timbal balik dengan
hubungan yang erat yang saling interdependensi, demikian juga
antara trigatra dan pancagatra.
1. Aspek-aspek Trigatra
a. Letak dan Bentuk Geografis
Jikalau kita melihat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia,
maka akan nampak jelas bahwa wilayah negara tersebut merupakan
suatu kepulauan, yang menurut wujud ke dalam, terdiri dari daerah air
dengan ribuan pulau-pulau di dalamnya. Dalam bahasa asing bisa
disebut sebagai suatu archipelago kelvar, kepulauan itu merupakan
suatu archipelago yang terletak antara Benua Asia di sebelah utara dan
Benua Australia di sebelah selatan serta Samudra Indonesia di sebelah
barat dan Samudra Pasifik di sebelah timur. Letak geografis antara dua
benua dan samudra yang penting itu, maka dikatakan bahwa Indonesia
mempunyai suatu kedudukan geografis di tengah-tengah jalan lalu lintas
silang dunia.
b. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat
atau wilayah. Adapun faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan
nasional adalah sebagai berikut.
1) Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk berubah karena kematian, kelahiran, pendatang
baru, dan orang yang meninggalkan wilayahnya. Segi positif dari
pertambahan penduduk ialah pertambahan angkatan kerja (man
power) dan pertambahan tenaga kerja (labour force). Segi negatifnya,
apabila pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti dengan usaha
peningkatan kualitas penduduk.
2) Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Penduduk
Komposisi adalah susunan penduduk menurut umur, kelamin, agama,
suku bangsa, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Susunan penduduk
itu dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi. Fertilitas sangat
berpengaruh besar terhadap umur dan jenis penduduk golongan muda
yang dapat menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidikan,
perluasan lapangan kerja, dan sebagainya.
3) Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Penduduk
Distribusi penduduk yang ideal adalah distribusi yang dapat memenuhi
persyaratan kesejahteraan dan keamanan yaitu penyebaran merata.
Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan kebijakan yang
mengatur penyebaran penduduk, misalnya dengan cara transmigrasi,
mendirikan pusat-pusat pengembangan (growth centers), pusat-pusat
industri, dan sebagainya. Kemampuan penduduk yang tidak seimbang
dengan pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan ancaman di
bidang pertahanan keamanan.
c. Keadaan dan Kekayaan Alam
Kekayaan sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di atmosfer, di
permukaan bumi, di laut, di perairan, dan di dalam bumi. Sumber-
sumber alam sesungguhnya mempunyai arti yang sangat luas di mana
Indonesia terkenal sebagai negara yang mempunyai sumber-sumber
alam yang berlimpah ruah. Sebagai gambaran umum, sumber-sumber
alam termasuk sumber-sumber pelican atau mineral, sumber-sumber
nabati atau flora, dan sumber-sumber hewani atau fauna. Untuk
memulai dengan sumber-sumber pelican atau mineral dapat
diutarakan, bahwa negara Indonesia mempunyai sumber-sumber
mineral yang meliputi bahan-bahan galian, biji-bijian maupun bahan-
bahan galian industri di samping sumber-sumber tenaga lain.
1) Asas Maksimal
Artinya sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus
benar-benar menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
2) Asas Lestari
Artinya pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan
kerusakan lingkungan, menjaga keseimbangan alam.
3) Asas Berdaya Saing
Artinya bahwa hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing
dengan sumber daya alam negara lain.
2. Aspek–aspek Pancagatra
Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut
kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat dan
bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma
tertentu. Hal-hal yang termasuk aspek pancagatra adalah sebagai berikut.
a. Ideologi
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip
yang dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar
atau cita-cita. Ideologi merupakan konsep yang mendalam mengenai
kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diperjuangkan dalam
kehidupan nyata. Ideologi dapat dijabarkan ke dalam sistem nilai
kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan
merupakan kebulatan ajaran dan doktrin
Dalam strategi pembinaan ideologi berikut:
1) Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.
2) Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
3) Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
4) Aktualisasi ideologi dikembangkan ke arah keterbukaan dan kedinamisan.
5) Ideologi Pancasila mengakui keanekaragaman dalam hidup berbangsa dan
dijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
6) Kalangan elite eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus mewujudkan cita-cita
bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan
bangsa.
7) Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, religius, demokratis,
nasionalis, dan berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara
dengan meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
b. Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang
digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan
politik dapat dibagi ke dalam dua sektor yaitu sektor masyarakat
yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi
sebagai output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara
sangat menentukan kehidupan politik di negara yang
bersangkutan. Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan
ketahanan di bidang politik adalah upaya mencari keseimbangan
dan keserasian antara keluaran dan masukan berdasarkan
Pancasila yang merupakan pencerminan dari demokrasi Pancasila
c. Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan
masyarakat dalam mengelola faktor produksi dan distribusi industri
dan jasa untuk kesejahteraan rakyat.
d. Sosial Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa
yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi ancaman, tantangan, halangan, dan
gangguan (ATHG). Gangguan dapat datang dari dalam maupun dari
luar, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
membahayakan kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan sosial budaya. Ketahanan budaya
merupakan pengembangan sosial budaya di mana setiap warga
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan
segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
e. Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika dalam
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan
hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 
3. Hubungan Antargatra
Antara trigatra dan pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat
yang dinamakan korelasi dan interdependensi yang artinya adalah sebagai berikut.
• Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara di dalam
mendayagunakan secara optimal gatra alamiah (trigatra) sebagai modal dasar untuk penciptaan
kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional
(pancagatra).
• Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik, yaitu suatu tatanan yang utuh, menyeluruh
dan terpadu, di mana terdapat saling hubungan antar gatra di dalam keseluruhan kehidupan
nasional (astagatra).
• Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi
kondisi secara keseluruhan sebaliknya kekuatan dari salah satu atau beberapa gatra dapat
didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah, dan mempengaruhi kondisi secara
keseluruhan.
• Ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya,
melainkan suatu resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi dinamik kehidupan bangsa
di bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Astagatra dalam pendekatan kesejahteraan dan keamanan mempunyai
peranan tergantung dari sifat setiap gatra:
• Gatra alamiah mempunyai peranan sama besar baik untuk
kesejahteraan maupun untuk keamanan.
• Gatra ideologi, politik dan sosial budaya mempunyai peranan sama
besar untuk kesejahteraan dan keamanan.
• Gatra ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk
kesejahteraan daripada peranan untuk keamanan.
• Gatra pertahanan dan keamanan relatif mempunyai peranan lebih
besar untuk keamanan daripada peranan untuk kesejahteraan.
D. Peran Serta Warga Negara Mendukung
Implementasi Wawasan Kebangsaan
Wawasan nusantara harus dijadikan arahan, pedoman,
acuan, dan tuntutan bagi setiap warga negara Indonesia
dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu,
implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa daripada
kepentingan pribadi atau golongan. Dengan kata lain,
wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi,
menyikapi, atau menangani berbagai masalah menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh
sebagai berikut:
• Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal
tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
• Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan
dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata
dan adil. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
kebutuhan masyarakat antardaerah secara timbal balik serta kelestarian
sumber daya alam itu sendiri.
• Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan
menghormati segala bentuk perbedaan atau kebinekaan sebagai
 Peranan siswa dalam mendukung implementasi wawasan nusantara
adalah sebagai berikut.
• Mendukung persatuan bangsa.
• Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
• Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan individu atau golongan.
• Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam
masyarakat.
• Mempunyai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis,
berpandangan luas sebagai intelektual.

Anda mungkin juga menyukai