PULAU BALI
DISUSUN OLEH :
1. RAFFLES BRAHMAN I [22]
2. DAMAI SETYA G [09]
3. MUHAMAD FERDI [18]
4. FERNANDA BRIAN [14]
TANJUNG BENOA
Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda, dikisahkan pada abad ke -
15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra
melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali.
Pada saat itu yang berkuasa di pulau Bali adalah Raja Dalem Waturenggong.
Beliau sangat menyambut baik dengan kedatangan dari Dang Hyang Nirartha dalam
menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke pelosok –
pelosok desa yang ada di pulau Bali.
Belum lama, media sosial digegerkan dengan beredarnya video pemasangan kepala
patung Wisnu di area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK). Patung kepala
Wisnu seberat 4 ton tersebut dipindahkan menggunakan crane. Cuaca yang bersahabat dan
kecepatan angin yang normal membuat proses pemasangan patung kepala Wisnu berjalan
lancar.
Patung Garuda Wisnu Kencana yang tampak dari angkasa. Foto dari IG @Hidwii
Tinggi patung GWK ini konon melebihi tinggi Patung Liberty. Jika tinggi kebanggan
warga Paman Sam hanya mencapai 92 meter plus konstruksi hingga mencapai 96 meter,
maka tinggi Patung GWK mencapai 121 meter dari atas tanah.
Bila dhitung semua maka totalnya bisa mencapai 126 meter. Dari sisi bobot pun,
patung GWK juga melebihi Patung Liberty. Dimana Patung GWK total beratnya mencapai
4 ribu ton yang terdiri dari 754 modul.
Selain itu, luas areal publik juga jauh melebih Patung Liberty yakni 8 kali lipat dari
Liberty. Dari sisi proses pengerjaan, GWK menjadi patung tersulit saat dilakukan proses
pemasangan karena menggunakan struktur baja dan tembaga.
Butuh waktu 28 tahun untuk bisa membangun patung GWK
Momen pemasangan patung Kepala Wisnu ini begitu dinantikan. Betapa tidak,
seniman patung Nyoman Nuarta merancang Patung Garuda Wisnu Kencana sekitar 28
tahun lalu. Dari usianya masih terbilang muda, hingga kini telah beranjak tua. Sekarang,
Nuarta berusia 66 tahun.
Ide awal pembuatan patung GWK tersebut berasal dari permintaan Dirjen
Pariwisata saat itu, Joop Ave. Saat itu, Joop Ave meminta Nuarta untuk membangun
patung setinggi 5 meter untuk ditempatkan di bandara Ngurah Rai. Namun, Nuarta
berpendapat, patung setinggi lima meter terlalu nanggung. Menurut Nuarta, Bali sebagai
ikon pariwisata nasional dan penyumbang devisa besar negara seharusnya memiliki ikon
seni yang besar sehingga bisa membanggakan Indonesia di mata dunia.
Selain itu, Nuarta pun kerap merasa miris ketika tempat peribadatan menjadi
tontonan turis. Maka, Nuarta berinisiatif untuk membangun suatu ikon yang mengandung
nilai spiritual masyarakat Hindhu yang dikhususkan untuk pariwisata tanpa mengganggu
ritual peribadatan.
Untuk mewujudkan rencana itu, Nuarta merogoh kocek hasil penjualan sejumlah
karyanya guna membeli lahan tandus bekas lokasi penambangan kapur liar seluas puluhan
hektare di Desa Ungasan. Lahan itu berada pada ketinggian 276 meter di atas permukaan
laut.
Nuarta merancang patung GWK sejak tahun 1989. Dua puluh delapan tahun
merancang dan membangun Patung GWK merupakan waktu yang sangat lama. Banyaknya
kendala membuat Nuarta harus terus bersabar untuk mewujudkan impiannya membangun
GWK.
Beredar kabar salah satu penyebab tersendatnya pembangunan patung GWK ini
terkait dengan nilai spiritualitas masyarakat setempat. Menurut masyarakat Hindu, Dewa
Wisnu seharusnya menghadap ke utara. Namun, patung Garuda Wisnu Kencana malah
menghadap ke arah sebaliknya, yaitu arah selatan yang merupakan arah dari Dewa
Brahma.
Selain itu, kurangnya pendanaan menjadi faktor utama lamanya proses
pembangunan patung GWK. Restu membangun GWK telah dikantongi Nuarta dari
Presiden Soeharto pada tahun 1993. Lalu, pada tahun 1997, Nuarta meletakan batu
pertama sebagai penanda awal dibangunnya patung GWK.
Namun sayang, krisis moneter dan pergolakan yang terjadi pada 1998 membuat impiannya
membangun patung GWK harus terhenti. Bertahun-tahun, mega proyek tersebut harus
mangkrak.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk tetap membangun patung GWK. Pada tahun
2000, Nuarta membawa potongan patung yang belum jadi di acara Expo GWK. Namun,
tak membuahkan hasil juga.
Dia bahkan sempat menawarkan untuk menghibangkan asetnya seluas 80 hektare
tersebut kepada negara senilai Rp1,2 triliun. Dia menghadap Presiden Soesilo Bambang
Yudhoyono untuk memrosesnya. Sangat disayangkan, pergantian presiden harus
menghentikan langkahnya untuk menempuh jalur hibah ini.
Barulah pada tahun 2013, Nuarta menjual 82% aset GWK kepada PT. Alam Sutera
dengan harga yang murah. Bukan berarti dia merugi, tapi dari situlah Nuarta justru bisa
meneruskan impiannya membangun patung GWK. PT. Alam Sutera memang membeli
murah, tapi juga membantu pendanaan pembangunan. Dikutip dari kumparan.com, PT
Alam Sutera menggelontorkan dana sebesar Rp450 miliar.
Nyoman Nuarta menargetkan Patung GWK akan rampung di akhir Agustus 2018
ini bertepatan dengan penyelenggaraan International Monetary Fund (IMF) World Bank
Annual Meeting 2018. Jika berjalan sesuai dengan rencana, delegasi berbagai negara
peserta International Monetary Fund (IMF) World Bank Annual Meeting 2018 akan
mengunjungi GWK.
PANTAI PANDAWA
Pantai Pandawa baru diperkenalkan kurang lebih 5 tahun yang lalu. Pantai
Pandawa berkembang sangat pesat dan banyak di kunjungi oleh wisatawan. Pantai
Pandawa menjadi destinasi wisata yang favorit,yang sering dikunjungi oleh wisatawan
asing maupun domestik. Dari cerita atau sejarah kenapa disebut pantai pandawa? Yang
pertama, dahulu pantai pandawa bernama pantai melasti atau pantai kukuh karena pantai
ini berada di daerah kutub.Kehidupan masyarakat dulu pada umumnya yaitu sebagai
nelayan dan petani rumput laut.
Dalam perkembangannya datanglah seorang wisatawan dari Australia,ia adalah
seorang peselancar, dan ia berjalan di atas bukit dan ia melihat sebuah pantai di bawah
bukit dengan ketinggian bukit 100m, dengan pasir putih dan ombak yang sangat tinggi.
Karena ia mempunyai hobi berselancar, ia mencoba dahsyatnya ombak yang ada di pantai
Melasti itu.Mulai dari itulah banyak wisatawan yang datang ke pantai melasti untuk
berselancar. Wisatawan yang datang ke pantai pandawa ini tidak ada kontribusinya
terhadap masyarakat sekitar, datanglah seseorang yang bernama Nyoman Kesit
mempunyai ide yang cemelang ingin mengembangkan keindahan pantai Melasti tersebut.
Pantai Melasti terletak dibawah bukit sehingga akses jalan menuju ke pantai
Melasti sulit. Sehingga Nyoman Kesit meminta bantuan kepada warga sekitar serta kepala
desa setempat.langkah selanjutnya kepala desa melaporkan kepada Pemerintah Pusat untuk
membuka jalan menuju ke Pantai Melasti agar dapat dijangkau dengan mudah. Setelah
Pemerintah Pusat meninjau dan melihat potensi alam pantai Melasti yang begitu
indah, pemerintah pusat dan dinas pariwisata setempat langsung mengerahkan kontraktor
untuk segera membelah tebing untuk membuka akses jalan menuju pantai Melasti. Setelah
dibukannya akses menuju pantai tersebut, yang dulunya bernama pantai Melasti kemudian
diperkenalkan dengan diadakannya festival Pandawa beach, tepatny atanggal 27 Desember
2012.
Dari sinilah kemudian pantai Melasti diperkenalkan sebagai pantai Pandawa.
Dinamakan pantai Pandawa karena diambil dari kasus cerita Mahabharata, dimana para
Pandawa dikurung dalam Goa Gala-Gala oleh Kurawa, para Pandawa membebaskan diri
dari goa tersebut dan dia bertemu seekor tikus, tikus inilah yang mencarikan jalan keluar
sehingga bisa membuat teowongan, kemudian tembus dan bisa keluar dari goa tersebut.
Ujung dari loronggan tersebut adalah sebuah hutan Belantara yang angker. Disinilah
pandawa menemukan kerajaan yang bernama Amarta dan rajanya bernama Yudhistira.
Dari berdirinya kerajaan tersebut maka rakyatnya sejahtera. Dari cerita Mahabharata ini
sama persis dengan perjalanan desa Kutuh yaitu seorang Nyoman Mesir yang mempunyai
ide mengembangkan pantai Pandawa menjadi wisata, bagaikan cerita seekor tikus dalam
membuat terowongan, yang dimaksud terowongan itu adalah membelah bukit untuk
membuat akses jalan, jalan itu tembus sampai pantai Pandawa. Setelah sampai di pantai
Pandawa, barulah masyarakat mengelola pantai tersebut sehingga sampai seperti sekarang
ini, pendapatan yang didapatkan dari pengelolaan pantai Pandawa ini tentunya bisa
mensejahterakan desa Kutuh. Pantai Pandawa memiliki keindahan dan daya tarik
tersendiri dengan bentangan pasir putih dan gelombang yang sangat tinggi, di bagian
tebing terdapat patung Pandawa. Mulai dari ibunya Dewi Kunti, anaknya Yudhistira,
Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Tentunya dengan dibukanya pantai Pandawa ini
menjadi dinasti wisata sehingga kehidupan masyarakat menajadi sejahtera.Yang dulunya
berprofesi sebagai petani dan nelayan sekarang berubah menjadi pedagang dan ikut serta
dalam kepariwisataan sehingga perekonomian desa Kutuh terangkat dan maju.
Pantai Pandawa ini memiliki kultur tanah batu putih. Tanah ini tidak bisa dipakai
untuk menanam palawija kecuali di waktu-waktu tertentu seperti pada waktu musim hujan,
barulah bisa menanam jagung. Kehidupan masyarakat desa Kutuh dulunya kebanyakan
peternak sapi, tetapi sekarang dengan berkembangnya pantai Pandawa ini tentunya
mengurangi beban masyarakat dengan pendapatan yang dikelola oleh desa adat, dari hasil
inilah bisa mensejahterakan desa Kutuh.
Dalam perkembangannya dinasti wisata pantai Pandawa dinas pariwisata
mengembangkan dengan menambah daya tarik wisatawan terhadap pantai pandawa seperti
saat ini masih dalam penataan untuk menambah keasrian pantai pandawa. Saat ini baru
selesai dibangun pintu masuk yang memiliki ciri khas Bali, disamping itu juga penataan -
penataan yang lain masih dalam tahap pengerjaan. Tujuan dari penataan tersebut untuk
memberikan kepuasan kepada wisatawan yang dating ke Pantai Pandawa. Selain
penambahan penataan keasrian Pantai Pandawa juga ditambahkannya sebuah penghijauan
untuk menambah keindahan Pantai Pandawa. Fasilitas - fasilitas lain yang masih dalam
tahap pembangunan yaitu perhotelan, restoran, dan vila di kawasan Pantai Pandawa guna
memenuhi kebutuhan para wisatawan yang berkunjung. Wahana air yang ada di Pantai
Pandawa seperti kano, prahu karet serta surfing. Selain itu disini setiap hari tepatnya pukul
18.30 dipentaskan tari kecak sebagai jamuan serta pelestarian dari tari tersebut.
TARI BARONG
Tari Barong Bali merupakan satu menurut begitu banyak bentuk seni yang terdapat
pada Bali. Tarian Barong yaitu sebuah tari tradisional yang biasa ditandai beserta adanya
topeng fauna berkaki empat yang besar dan kostumnya dikenakan oleh satu hingga dua
orang. Tarian ini merupakan peninggalan kebudayaan pra-Hindu serta bercerita tentang hal
paling klise, yaitu kontradiksi diantara kebaikan dan kejahatan.
Meskipun umumnya Barong digambarkan menjadi seekor macan atau singa,
banyak jua jenis-jenis Barong lainnya seperti Barong Keket, Babi, dan Landung. Keket
sendiri merupakan lembu yg oleh masyarakat Bali dikenal sebagai Raja Hutan dengan
nama Banaspati Raja. Ingin memahami bagaimana sejarah selengkapnya tentang Tari
Barong Bali ini ? Berikut kumpulan Sejarah akan menyajikannya secara ringkas serta jelas
buat anda.