Ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat (baca: orang awam). Sudah menjadi
budaya, jurnal ilmiah ditulis dengan bahasa ilmiah untuk kalangan elit yaitu para ilmuwan yang memahami
topiknya. Kalau sudah begitu jadinya, maka ilmu hanya menjadi milik ilmuwan, bukan milik masyarakat. Padahal
peran utama iptek adalah untuk kemashlahatan penduduk bumi: semua makhluk hidup. Disinilah peran
jurnalismus, menjadi PR iptek, menjadi sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat!
Karya ilmiah populer yang baik bukan berarti menulis hasil penelitian dengan lengkap. Prinsip utamanya adalah
mencari sudut pandang yang unik dan cerdas, serta menggugah rasa ingin tahu pembaca awam. Sebetulnya
menulis ilmiah populer mudah. Berbeda dengan menulis cerpen atau non-fiksi yang memerlukan keratifitas dan
imajinasi tinggi. Dalam penulisan non-fiksi yang terpenting anda mengumpulkan fakta-fakta, menyeleksinya,
menetapkan fokus dan meramu story. Beberapa tips yang dapat membantu dalam meramu karya ilmiah populer
bisa anda ikuti dalam tulisan ini.
Cth.: Masih segar dalam ingatan kita ketika beberapa waktu yang lalu, Kementrian Komunikasi dan bersama-
sama dengan komunitas telematika Indonesia meluncurkan satu konsep bulan telematika ICT (Information and
Communication Technology) month yang akan jatuh pada bulan Agustus 2003. Tujuan utamanya adalah usaha
sosialisasi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat…
IlmuKomputer.com, Strategi mengelola situs E-Learning Romi Satria Wahono
Tulisannya dimulai dengan leading kondisi aktual. Sebagian pembaca mungkin pernah mendengar konsep
bulan telematika yang sedang aktual. Tapi apa sebenarnya di balik konsep itu? Nah dari kondisi aktual inilah
penulis membidik pembaca.
Leading
Struktur klasik karya ilmiah (skripsi, disertasi atau laporan penelitian) biasanya diawali 20% pembukaan (hasil
penelitian aktual, problematika aktual), 60% inti isi tulisan (metode penelitian, pemecahan permasalahan),
barulah 20% terakhir kesimpulan atau masukan untuk penelitian ke depan. Seringkali karya ilmiah berhenti pada
hasil penelitian atau pada ilmu itu sendiri.
Tidak demikian halnya dengan sebuah karya ilmiah populer. Tulisan jenis ini mencoba mengail minat pembaca
dari sejak awal tulisan. Siapa peduli dengan problematika penelitian dan stand terakhir penelitian. Yang penting
pembaca mengetahui, apa pentingnya tulisan ini bagi saya.
Oleh karena itu, leading (pembukaan) sebuah karya ilmiah populer harus merangsang motivasi pembaca.
Leading memuat informasi singkat apa isi tulisan, tapi bukan rangkuman yang mengurai semuanya. Setelah
membaca leading seharusnya masih tersisa sejumlah pertanyaan yang memotivasi pembaca mengetahui
jawabannya dalam tubuh tulisan.
Pemaparan informasi
Pemaparan informasi dalam tubuh tulisan harus fokus, sesuai dengan tema yang disitir dalam leading. Buat alur
yang menarik, sehingga pembaca mau mengikuti paragraf demi paragraf sampai selesai. Ada beberapa cara
pemaparan yang baik
Alur piramida terbalik berarti dimulai dari informasi yang terpenting sampai ke detail yang kurang penting.
Keuntungannya, pembaca cepat mendapat informasi utama. Biasanya model ini dipakai untuk penulisan hard
news (berita singkat). Namun untuk tulisan karya ilmiah yang komplex dan panjang belum tentu model ini bisa
dipakai. Sebab terkesan membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa sudah
cukup dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih lanjut.
Alur kronologis
Artinya alur cerita mengikuti satuan waktu: jam, hari, bulan atau tahunan. Disini patokan waktu explisit
tercantum. Contohnya: Karya ilmiah populer tentang pertumbuhan tanaman selama empat musim. Informasi
disini akan terstruktur sesuai dengan kronologis musim.
Alur proses
Mirip dengan alur kronologis. Disini alur mengikuti proses-proses yang berurutan. Contohnya: tutorial software,
Deduksi
Penulisan ilmiah populer yang berdasar pada deduksi, memulai alur penjelasan dari hal yang umum menuju hal
yang khusus. Contohnya: kebijakan pemerintah dalam masalah anggaran penelitian dan dampaknya bagi reset
bidang teknologi kimia.
Induksi
Induksi kebalikan dari deduksi: dimulai dari informasi atau fakta-fakta khusus untuk menentukan kesimpulan
yang berlaku umum. Dalam journalimus induksi dapat berupa penjelasan, anekdot atau analogi yang
menggambarkan prinsip umum. Contohnya: beberapa contoh dan fakta kerusakan lingkungan. Dari sini dapat
diambil kesimpulan kebijakan politik yang harus diambil dalam rangka pelestarian lingkungan.
Reportase
Dengan jenis pemaparan ini, anda bertutur tentang apa yang anda rekam, lihat atau rasakan dari tempat
kejadian. Dengan penuturan yang baik, pembaca akan merasa live di tempat kejadian. Sebuah reportase tidak
harus menceritakan kejadian dari awal sampai akhir. Seringkali diambil fokus tertentu yang diangkat ke
permukaan. Contoh ilmiah populer berbentuk reportase misalnya: seminar atau konferensi ilmiah, observasi
kejadian alam, reportase sebuah experimen ilmiah, dsb.
Menggunakan Defisini
Foodborne disease adalah penyakit yang timbul dari pencernaan dan penyerapan makanan yang mengandung
mikroba oleh tubuh manusia. Penyakit ini erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Jika tidak memperhatikan
kebersihan makanan dan lingkungan, maka merugikan manusia. Makanan yang berasal baik dari hewan atau
tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisma penyebab penyakit pada manusia.
www.kharisma.de, drh. Rochmiyati Setiadi
Dalam tulisan diatas foodborne disease adalah istilah baku yang sulit dibuang. Penggunaan istilah spesifik ini
lebih ringkas dan juga tepat. Definisi cukup diberi sekali diawal.
Menggunakan Terjemahan
Bila tidak terlalu rumit, anda cukup memberikan terjemahan dalam kurung:
Beberapa obat-obatan yang termasuk didalamnya adalah antibiotika, antihistamin (anti alergi), analgetik
(penghilang rasa nyeri), antipiretik (obat penurun panas), antitusif (obat batuk), dan lain-lain.
www.kharisma.de, Melur Pandan Wangi.
Mencari padanan jargon dalam bahasa Indonesia yang singkat dan padat tidak selalu berhasil. Dalam kasus ini,
bila tidak ada padanannya gunakan istilah aslinya, dengan penjelasan, definisi. Dapatkah anda membayangkan
seandainya perintah dan menu Word ditulis dalam versi Indonesia?
Banyak juga jargon yang sudah diterjemahkan dalam bahasa indonesia. Dalam dunia komputer misalnya:
software (perangkat lunak), network (jaringan), application (aplikasi), computing (komputasi), dsb. Untuk tips,
banyak-banyak membaca tulisan ilmiah populer dari jenis yang sama. Disitu anda mendapatkan feeling jargon
apa saja yang sering digunakan atau memang belum ada padanannya.
Problematika angka
Penggunaan angka dalam karya ilmiah sudah lumrah. Terutama untuk menunjukan akurasi atau memperkuat
argumentasi. Sama dengan penggunaan istilah asing atau jargon. Pencantuman angka cukup seperlunya. Bila
terlalu banyak, perhatian pembaca akan tertuju pada angka dengan demikian kenyamanan membaca menjadi
berkurang.