Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era teknologi atau zaman digital saat ini, mengakses internet dan
membuka website adalah kegiatan yang lazim dilakukan oleh semua
generasi. Pasalnya, makin banyak aktifitas yang mengharuskan kita
terkoneksi dengan internet, sebuah aktifitas yang menjadi kebutuhan,
mulai dari aktifitas kecil seperti mencari, melihat email, hingga mengurus
pekerjaan atau bisnis online, mengharuskan membuka sebuah
website. Seiring dengan perkembangan zaman, pastinya tren-tren banyak
bermunculan. Terutama tren pada website itu sendiri yang terus
berkembang semakin pesat.
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman
yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data
animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang
bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi
website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari
pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu
berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari
pemilik serta pengguna website.
Maka dari itu untuk menunjang kemajuan zaman yang semakin
pesat ini, maka Rumah Sakit RSU Medika Lestari Membuat atau membikin
website untuk menunjang pelayanan terhadap pasien agar lebih mudah
dan mempercepat pasien untuk mendaftar sehingga pasien nantinya tidak
perlu antri lagi dan menunjukan informasi yang ada di rumah sakit atau
website profil.

1
B. TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui cara kerja sistem informasi pendaftaran berbasis


web pada pasien rawat jalan di rumah sakit

C. TUJUAN KHUSUS
 Untuk mengetahui pengertian sistem informasi
 Untuk mengetahui pengertian website
 Untuk mengetahui pengertian pasien
 Untuk mengetahui pengertian rawat jalan
 Untuk mengetahui pengertian rumah sakit
 Untuk mengetahui konsep Analisa Sistem Rawat Jalan

1. MANFAAT

a) Memberikan kemudahan pada staf pendaftaran pasien dalam registrasi


kunjungan pasien rawat jalan serta mempermudah dalam pembuatan
laporan.
b) Memberikan kemudahan pada pihak rumah sakit dalam meningkatkan
kualitas pelayanan rumah sakit serta mempermudah dalam mengambil
keputusan manajerial.

2. DEFINISI OPERASIONAL
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen,
atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
2
4. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya
berada di dalam World Wide Web (WWW) di dalam internet.
5. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer
yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU),
berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.

3. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik
adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan
Informasi Elektronik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan
Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh
penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

3. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2009 tentang


Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan Umum;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013


tentang Sistem Informasi Manajemen Rum

3
BAB II

MONITORING DAN PELAPORAN KEGIATAN EVALUASI

A. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Schedul pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagai terlampir dibawah ini.

1) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan WEBSITE dilakukan


dilingkungan RSU Medika Lestari mulai 01 November 2018 – 31
Desember 2019
B. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan
Untuk pendaftaran online di website
rsumedikalestari.com/pendaftaran, pasien yang pertama membuat akun
terlebih dahulu yaitu mengisi username, no hp, email dan pasword,
kemudian pasien mengisi data diri yang terdiri dari Nama, NIK, Alamat,
Tanggal Lahir dan kemudian ke tahap selanjutnya ada memilih poli sesuai
keinginan pasien.
Kemudian untuk mengakses pofil RS menggunakan alamat
rsumedikalestari.com untuk bisa melihat sejarah, visi, jadwal dokter dan
semua kegiatan yang ada dri RS.
C. VISI WEBSITE RS
Menjadi Instalasi yang terpercaya dalam penerapan sistem teknologi
informasi dalam mendukung pelayanan rumah sakit.

D. MISI WEBSITE RS
1. Memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan informasi untuk
mendukung kegiatan pelayanan rumah sakit;
4
2. Melengkapi Fasilitas dan pelaratan dalam rangka mendukung
pelayanan informasi;
3. Melakukan inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah
sakit;
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya WEBSITE dalam rangka
menghadapi kemajuan teknologi Informasi;
5. Melakukan maintenance hardware dan jaringan untuk memperlancar
pelayanan rumah sakit yaitu untuk mengakses website rumah sakit.
E. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat
dan cepat serta terintegrasi untuk mendukung kegiatan pelayanan,

URAIAN TUGAS PADA INSTALASI WEBSITE

RSU MEDIKA LESTARI

1. KEPALA INSTALASI
a. Memantau dan mengkoordinir pelaksanaan WEBSITE;
b. Membuat program pengembangan dan maintenance WEBSITE;
c. Melakukan kerja sama dalam hal pemutakhiran informasi dan teknologi;
d. Melaksanakan tugas koordinasi dengan manajemen, seluruh Instalasi
dan unit di lingkungan Rumah Sakit;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

2. PENANGGUNG JAWAB ANALIS SYSTEM


a. Bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan, pengkoordinasian dan
merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling
sesuai dengan kebutuhan RS;
b. Bertanggung jawab terhadap pengimplementasian sistem baru dan atau
uji coba terhadap sistem baru;
c. Bertanggung jawab atas alur sistem berdasarkan kasus per kasus;
d. Bekerja sama dengan programer untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

5
3. PENANGGUNG JAWAB PROGRAMER
a. Bertanggung jawab terhadap penyusunan program aplikasi dan
dokumen teknisi;
b. Menyelesaikan program yang direkomendasikan oleh bagian analis
sistem;
c. Melaksanakan pemantauan dan selalu mengupdate informasi;
d. Bertanggung jawab terhadap perwujudan sistem IT sehingga siap
dipakai bagi operator;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasannya.

4. PENANGGUNG JAWAB HARDWARE


a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan persiapan, pengadaan perangkat
dan pemeliharaan peralatan Informasi dan Teknologi serta pengawasan
aplikasi dalam perangkat billing system;
b. Merencanakan kebutuhan perlengkapan dan peralatan hardware yang
dibutuhkan untuk mengakses WEBSITE bagi admin.
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasannya.

5. STAF ADMIN
a. Melakukan pengecekan pendaftaran online sebagai admin;
b. Mendata Pasien yang telah melakukan pendaftaran online;
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasannya.
F. TATA HUBUNGAN KERJA
a. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam
suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan
pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit
kerja yang cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan
kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja. tata
hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas yang bersifat
strategis yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing unit kerja.

6
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata
hubungan kerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau
benar-benar memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap
tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap
tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran
masing-masing unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja
antara unit-unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar
organisasi tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain
tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi
dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara
teknis mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan
upaya dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan
bersama.

BAB III
STANDAR KETENAGAAN

7
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan
bahwa jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam
menunjang proses pengelolaan SIM-RS Unhas dan tugas-tugas yang
dilakukan oleh petugas SIM-RS Unhas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 6 orang dengan jadwal kerja shift yang
telah ditetapkan.

C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi : 07.30 – 14.00
Shift siang : 14.00 – 21.00
Jadwal Normal : Senin – Kamis : 07.30 – 16.00
Jumat : 07.30 – 16.30

BAB IV
8
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH


Ruangan operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk
memonitoring berjalannya aplikasi My Hospital di seluruh area Rumah
Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIM RS selain
memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh
tugas pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah
Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik
yang bias diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak
berkepentingan. Biasanya ruangan SIM RS berdekatan dengan ruang
direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena ruangan ini
harus terus berada dalam pengawasan selama 24 jam, itu berarti
seharusnya pegawai SIM RS bertugas 24 jam penuh dalam sistem shift.
Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIM RS harus memiliki kenyamanan
dan fasilitas yang memadai.

Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan
ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi
masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang
ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan
perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-
komponen berikut ini:
a. Komponen input dan output 
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer,
dan scanner.

9
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data 
Basis data (database)  merupakan  kumpulan data  yang saling 
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak  untuk 
memanipulasinya.  Data  perlu  disimpan dalam basis data  untuk 
keperluan penyediaan informasi lebih  lanjut. Data  di dalam basis data 
perlu  diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik  juga 
berguna  untuk  efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data 
diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak  paket yang 
disebut DBMS  (Database Management System).
d. Komponen kontrol 
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalan-
kegagalan sistem itu  sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat
langsung cepat diatasi.

10
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

A. TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS


Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai RS Unhas secara keseluruhan
dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi. Sebelum mulai
bekerja, pegawai RS Unhas yang baru wajib mengikuti orientasi selama 3
hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal
mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan, budaya rumah sakit,
direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja sesama pegawai rumah sakit
yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis
pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan
kualifikasi standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area
rumah sakit, seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan
sebagainya.

B. TATA LAKSANA PELAYANAN

PENAMBAHAN / PENGUBAHAN TARIF


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI


11
NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Penambahan / pengubahan tarif dilakukan apabila terbit SK
Tarif yang baru atau tarif tidak sesuai dengan SK Tarif
Tujuan Untuk menginput atau mengedit data tarif pada aplikasi
MyHospital
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Petugas mengecek tarif tindakan yang tersedia pada
aplikasi MyHospital.
2. Jika tarif tersebut memiliki SK, maka petugas SIM
melakukan penginputan atau pengeditan tarif.
3. Jika tidak memiliki SK, maka petugas SIM menghubungi
Layanan Medik untuk menkonfirmasi tarif yang akan
diedit atau diinput.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
Teknisi, Developer MyHospital
Dokumen Terkait SK Tarif
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Keuangan

PENANGANAN ERROR PADA SIM


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI


NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Penanganan error adalah tindakan yang dilakukan apabila
SIM pada instalasi tertentu tidak dapat beroperasi dengan
baik.
Tujuan Untuk memperbaiki error pada SIM di instalasi tertentu agar
dapat berjalan dengan baik.
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Petugas SIM melakukan pengecekan koneksi jaringan
12
pada unit yang bermasalah.
2. Jika ditemukan permasalahan jaringan maka petugas
SIM menghubungi teknisi jaringan.
3. Jika tidak ditemukan permasalahan jaringan, maka
petugas SIM melakukan re-install aplikasi SIM.
4. Setelah aplikasi SIM di-re-install, petugas SIM melakukan
running test aplikasi.
5. Jika aplikasi belum berjalan baik, maka petugas
menghubungi developer MyHospital.
6. Jika aplikasi telah berjalan baik, maka aplikasi sudah
siap dioperasikan kembali.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
Teknisi, Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Teknisi Jaringan
- Staf dari unit terkait

PEMASANGAN SIM PADA UNIT PELAYANAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI


NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Pemasangan SIM adalah tindakan melakukan penginstalan
SIM pada unit pelayanan yang belum terdapat aplikasi SIM
Tujuan Untuk melakukan pemasangan aplikasi SIM pada unit
pelayanan
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Petugas SIM melakukan pengecekan koneksi jaringan
pada PC yang akan dipasangkan aplikasi SIM.
2. Jika koneksi jaringan belum tersedia, petugas SIM
menghubungi Teknisi Jaringan.
3. Jika koneksi sudah tersedia, petugas SIM melakukan
konfigurasi IP address pada PC yang akan dipasangkan
aplikasi SIM.
13
4. Setelah dilakukan konfigurasi IP address, petugas SIM
melakukan penginstalan aplikasi SIM pada PC tersebut.
5. Aplikasi SIM siap digunakan.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
Teknisi, Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Teknisi Jaringan

PENAMBAHAN / PENGHAPUSAN TINDAKAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD (KAI)


NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Penambahan / penghapusan tindakan dilakukan apabila
data yang telah dimasukkan ke dalam SIM berbeda dengan
kartu kendali pasien
Tujuan Untuk melakukan penambahan atau penghapusan tindakan
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Kasir melaporkan penambahan/penghapusan tindakan
pasien kepada petugas SIM.
2. Petugas SIM akan melihat History Kunjungan Pasien
untuk mengecek tindakan yang akan
ditambahkan/dihapus.
3. Petugas SIM menambahkan/menghapus tindakan sesuai
permintaan kasir.
4. Petugas SIM melakukan konfirmasi
penambahan/penghapusan tindakan kepada kasir.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
Teknisi, Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-

14
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf dari unit terkait
- Staf Verifikator
- Staf Kasir

PENAMBAHAN HAK USER


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI


NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Hak akses user adalah petugas atau user yang dapat
mengakses atau mengoperasikan SIM
Tujuan Untuk melakukan penambahan hak akses user
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Perawat atau operator mengubungi petugas SIM untuk
meminta penambahan hak user.
2. Petugas SIM melakukan evaluasi kelayakan terhadap hak
akses yang diminta.
3. Petugas SIM melakukan pengecekan hak akses user.
4. Jika sudah selesai, petugas SIM meminta
perawat/operator untuk melakukan log-in ulang untuk
mengaktifkan hak akses yang telah ditambahkan.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
Teknisi, Developer MyHospital
Dokumen Terkait
Data hak akses user

15
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf dari unit terkait

PENGUBAHAN STATUS JAMINAN PASIEN


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI


NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Pengubahan status jaminan pasien dari jaminan ASKES ke
jaminan Umum Pribadi atau Korporasi dan sebaliknya.
Tujuan Untuk mengubah status jaminan pasien.
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Admisi/perawat/kasir melaporkan pengubahan jaminan
pasien paling lambat 3 (tiga) hari setelah pasien
diregistrasi.
2. Petugas SIM melakukan pengecekan terhadap status
jaminan pasien.
3. Petugas SIM melakukan pengubahan status jaminan
pasien.
4. Petugas SIM kemudian mengubah tindakan berdasarkan
status jaminan pasien.
5. Setelah selesai, petugas SIM melaporkan hasil
pengubahan kepada admisi/perawat//kasir.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
Teknisi, Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Admisi
- Staf Verifikator

PENGELOLAAN FINGERPRINT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
16
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI


NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengoperasikan Absensi Fingerprint.
Tujuan Mengoptimalkan data absensi pegawai RS Unhas baik dari
segi informasi kehadiran maupun penggunaannya.
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur 1.Seluruh staf tanpa terkecuali melakukan check in dan
check out pada saat datang dan pulang kerja.
2.Bila ada staf yang double shift (pagi-siang / siang-malam /
malam-pagi), maka:
 pagi-siang = lakukan check in pada jam shift pagi
dan check out pada jam shift siang (contoh: C/IN
jam 07.30; C/OUT jam 21.00)
 siang-malam = lakukan check in pada jam shift
siang dan check out pada jam shift malam
(contoh: C/IN jam 14.00; C/OUT jam 07.30)
 malam-pagi = lakukan check in pada jam shift
malam dan check out pada jam shift pagi (contoh:
C/IN jam 21.00; C/OUT jam 14.00)
3.Bila staf double shift dengan waktu jeda (pagi & malam /
malam & siang), maka lakukan check in dan check out
seperti biasa. Contoh:
 pagi & malam
- Shift pagi (C/IN jam 07.30; C/OUT jam 14.00),
dan
- Shift malam (C/IN jam 21.00; C/OUT jam 07.30)
 malam & siang
- Shift malam (C/IN jam 21.00; C/OUT jam
07.30), dan
- Shift siang (C/IN jam 14.00; C/OUT jam 21.00)
4.Bila staf kesulitan untuk Scan (sering "Please Try Again"),
hal ini kemungkinan diakibatkan oleh ridge jari rusak,
terlalu kering, terlalu halus, atau permukaan kaca
sensor kotor. Berikut tindakan penanggulangannya:
 Registrasikan jari lebih dari satu, sehingga jika ada
salah satu jari rusak bisa menggunakan jari yang
lain.
 Untuk jari yang kering, pakailah pelembab (atau
17
bisa menggunakan air) untuk melembabkan kulit
jari.
 Pakai verifikasi 1:1 atau dengan kata lain pakai
cara absen dengan mengetikkan No.ID (PIN)
terlebih dahulu. Hal ini akan memudahkan mesin
untuk memeriksa template jari (sample jari) sidik
jari hanya pada nomor ID itu saja. Jadi mesin tidak
perlu memeriksa seluruh template jari yang ada di
mesin. (*nb: hubungi staf SIM-RS untuk
mendapatkan no. ID)
 Jika permukaan kaca sensor kotor, bersihkan
menggunakan scoth tape (selotip). Jangan
menggosok-gosokkan jari atau benda lainnya pada
permukaan sensor, karena hal ini mengakibatkan
permukaan sensor rusak.
 Jika masih belum bisa melakukan scan, hubungi
staf SIM-RS untuk ditindak lanjuti segera.
Unit Terkait Seluruh Unit Rumah Sakit
Dokumen Terkait - Form Data Fingerprint staf RS Unhas
Petugas Terkait - Staf SIM
- Seluruh Staf RS Unhas

PENGELOLAAN SMS GATEWAY


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI


NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Adalah sebuah fasilitas yang diberikan oleh Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin kepada seluruh karyawan, pasien,
dan masyarakat sebagai salah satu interaksi penyampaian
informasi melalui SMS.
Tujuan - Menyampaikan informasi terkait pelayanan di RS Unhas
melalui SMS
- Sebagai sarana informasi dalam lingkup internal RS Unhas
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
18
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur Berikut petunjuk format SMS Gateway yang dibutuhkan:
1. Pendaftaran/Booking :
Ketik : DAFTAR <spasi> NO. MR <spasi> TGL-BLN
<spasi> HH:MM <spasi> POLI <spasi> DOKTER
Contoh: DAFTAR 1234 12-03 10:15 INTERNA
PROF.SYAMSU
Kirim ke : 0815 4301 0000
2. Perkiraan Biaya Perawatan :
Ketik : BIAYA <spasi> NO.MR
Contoh : BIAYA 1234
Kirim ke : 0815 4301 0000
3. Saran
Ketik : SARAN <spasi> SARAN ANDA
Contoh : SARAN Pelayanan RS Unhas harus lebih di
tingkatkan lagi
Kirim ke : 0815 4301 0000
4. Kritik
Ketik : KRITIK <spasi> KRITIK ANDA
Contoh : KRITIK Tempat parkir nya mohon ditertibkan
Kirim Ke 0815 4301 0000
5. Jadwal Dokter
Ketik : JADWALDOKTER <spasi> NAMA DOKTER
Contoh : JADWALDOKTER Prof. Syamsu
Kirim Ke 0815 4301 0000
Unit Terkait Admisi Center, Complaint Center
Dokumen Terkait -
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Complaint Center

PENGELOLAAN WEB RUMAH SAKIT


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,

Prof.Dr.dr. Syamsu, Sp.PD-KAI


Nip. 19460828 197412 1 001
Pengertian Website merupakan sarana untuk berbagi informasi.
Informasi-informasi yang dibagikan tersebut ada yang
bersifat statis dan dinamis.
Tujuan Menampilkan informasi-informasi terkait dengan RS Unhas,
informasi kesehatan, dan informasi umum lainnya.
19
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tentang konsultasi
medis kepada dokter spesialis yang dianggap kompeten
sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga,
dokter spesialis/konsulen.
Prosedur Admin-web dalam pengelolaan web membutuhkan
data/materi yang berasal dari berbagai sumber antara lain:
- Data teks dari situs web, materi berita popular, buku,
naskah
- Data gambar dari scan gambar, situs web, manipulasi
gambar
- Data yang berasal dari aplikasi desktop seperti :
MyHospital, My Accounting, My HRD, SMS Gateway
- Link-link halaman web
- Script yang di-embeed
- Layanan RSS Feed
- Sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan
Pengelola website adalah personal-personal yang ditunjuk
melalui suatu surat keputusan yang ditugaskan untuk
mengelola web sebagai aktualisasi informasi tupoksi melalui
sarana website.
Personal-personal tersebut di plot dalam fungsi-fungsi
pengelolaan website. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :
1. Writer (penulis) dan Reporter, sebagai penyedia data /
materi dari suatu bahan informasi yang akan
ditampilkan
2. Editor, yang bertugas melakukan editing terhadap
data / materi yang disiapkan oleh writer / reporter
3. Penanggung jawab, bertugas menentukan informasi
yang layak untuk ditampilkan atau tidak dan
bertanggung jawab penuh terhadap content web
secara menyeluruh
4. Publisher / Admin, bertugas untuk menampilkan
informasi yang sudah disetujui penanngung jawab
untuk ditampilkan.
Unit Terkait IRD, SMF, Rekam Medis
Dokumen Terkait Data artikel yang akan ditampilkan di website RS Unhas
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Kerjasama dan Pemasaran
BAB VI
LOGISTIK

Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak
dihargai, meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah
sakit. Studi menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran
rumah sakit didedikasikan untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit
tidak hanya layanan yang berhubungan dengan pembelian, toko dan farmasi,
20
tetapi juga mencakup layanan kesehatan seperti unit operasi dan ruang
perawatan pasien.

Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah
melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian
dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah,
kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.

Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya  yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan
yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan,
dll.

Logistik SIM RS Unhas

1. Komponen Input dan Output


Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer,
printer, dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database)  merupakan  kumpulan data  yang saling 
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak  untuk 
memanipulasinya.  Data  perlu  disimpan dalam basis data  untuk 
keperluan penyediaan informasi lebih  lanjut. Data  di dalam basis data 
perlu  diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik  juga 
berguna  untuk  efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data 
diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak  paket yang 
disebut DBMS  (Database Management System).
3. Komponen Penunjang

21
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu
teknis tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis
alat tulis kantor yang standar.

BAB VII

22
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk
mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan
untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko
rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk
mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah
sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak
diharapkan.

23
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak
pasien yang masuk kedalam program patient safety.

Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan


kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa
sumber “best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease
Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the
US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4%
pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The
National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang
diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih
besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan
terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury
yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain
seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering
mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan
kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi dari low
back injury yang banyak didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.

Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS

24
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-
peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama
melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM
RS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi
juga dari sisi psikologis.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja


 Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan
staf. Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan
berserakan begitu saja.
 Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat
dengan staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya
terlihat beberapa tahun yang akan datang.
 Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan
staf dari sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam
jangka waktu yang lama.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja


Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis
staf. Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan
mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.

25
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM RS Unhas akan mengarah pada keakuratan
data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam
sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan
seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit
kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-
lain.

A. Nilai Informasi

Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems:


Theory and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat
sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran
informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa
nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti
hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran
informasinya. Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit
mengukurnya.
3. Ketelitian

26
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang
besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan
pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada
hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya
tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit
mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek,
daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan
dan pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi
itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal
ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-
istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya
yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi
tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan
lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya,
akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk
menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah
informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan
sebelumnya.
10. Dapat diukur

27
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan,
klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal
tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.

Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan


untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan
yang “rata-rata” akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-
kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak
sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada memberikan
angka yang pasti.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B.


Davis, adalah sebagai berikut :

1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas


kemungkinan-kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh
informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data
sampel.

B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen
sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
28
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi
melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan
menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

BAB X

PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-RS Unhas diharapkan dapat


memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja SIM-RS
sehingga dapat meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas
pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan .
Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.

29
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan
rencana kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit Unhas.

30

Anda mungkin juga menyukai