PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era teknologi atau zaman digital saat ini, mengakses internet dan
membuka website adalah kegiatan yang lazim dilakukan oleh semua
generasi. Pasalnya, makin banyak aktifitas yang mengharuskan kita
terkoneksi dengan internet, sebuah aktifitas yang menjadi kebutuhan,
mulai dari aktifitas kecil seperti mencari, melihat email, hingga mengurus
pekerjaan atau bisnis online, mengharuskan membuka sebuah
website. Seiring dengan perkembangan zaman, pastinya tren-tren banyak
bermunculan. Terutama tren pada website itu sendiri yang terus
berkembang semakin pesat.
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman
yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data
animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang
bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi
website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari
pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu
berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari
pemilik serta pengguna website.
Maka dari itu untuk menunjang kemajuan zaman yang semakin
pesat ini, maka Rumah Sakit RSU Medika Lestari Membuat atau membikin
website untuk menunjang pelayanan terhadap pasien agar lebih mudah
dan mempercepat pasien untuk mendaftar sehingga pasien nantinya tidak
perlu antri lagi dan menunjukan informasi yang ada di rumah sakit atau
website profil.
1
B. TUJUAN UMUM
C. TUJUAN KHUSUS
Untuk mengetahui pengertian sistem informasi
Untuk mengetahui pengertian website
Untuk mengetahui pengertian pasien
Untuk mengetahui pengertian rawat jalan
Untuk mengetahui pengertian rumah sakit
Untuk mengetahui konsep Analisa Sistem Rawat Jalan
1. MANFAAT
2. DEFINISI OPERASIONAL
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen,
atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
2
4. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya
berada di dalam World Wide Web (WWW) di dalam internet.
5. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer
yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU),
berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.
3. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik
adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan
Informasi Elektronik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan
Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh
penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
3
BAB II
D. MISI WEBSITE RS
1. Memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan informasi untuk
mendukung kegiatan pelayanan rumah sakit;
4
2. Melengkapi Fasilitas dan pelaratan dalam rangka mendukung
pelayanan informasi;
3. Melakukan inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah
sakit;
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya WEBSITE dalam rangka
menghadapi kemajuan teknologi Informasi;
5. Melakukan maintenance hardware dan jaringan untuk memperlancar
pelayanan rumah sakit yaitu untuk mengakses website rumah sakit.
E. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat
dan cepat serta terintegrasi untuk mendukung kegiatan pelayanan,
1. KEPALA INSTALASI
a. Memantau dan mengkoordinir pelaksanaan WEBSITE;
b. Membuat program pengembangan dan maintenance WEBSITE;
c. Melakukan kerja sama dalam hal pemutakhiran informasi dan teknologi;
d. Melaksanakan tugas koordinasi dengan manajemen, seluruh Instalasi
dan unit di lingkungan Rumah Sakit;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
5
3. PENANGGUNG JAWAB PROGRAMER
a. Bertanggung jawab terhadap penyusunan program aplikasi dan
dokumen teknisi;
b. Menyelesaikan program yang direkomendasikan oleh bagian analis
sistem;
c. Melaksanakan pemantauan dan selalu mengupdate informasi;
d. Bertanggung jawab terhadap perwujudan sistem IT sehingga siap
dipakai bagi operator;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasannya.
5. STAF ADMIN
a. Melakukan pengecekan pendaftaran online sebagai admin;
b. Mendata Pasien yang telah melakukan pendaftaran online;
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasannya.
F. TATA HUBUNGAN KERJA
a. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam
suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan
pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit
kerja yang cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan
kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja. tata
hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas yang bersifat
strategis yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing unit kerja.
6
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata
hubungan kerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau
benar-benar memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap
tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap
tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran
masing-masing unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja
antara unit-unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar
organisasi tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain
tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi
dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara
teknis mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan
upaya dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan
bersama.
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
7
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan
bahwa jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam
menunjang proses pengelolaan SIM-RS Unhas dan tugas-tugas yang
dilakukan oleh petugas SIM-RS Unhas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 6 orang dengan jadwal kerja shift yang
telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi : 07.30 – 14.00
Shift siang : 14.00 – 21.00
Jadwal Normal : Senin – Kamis : 07.30 – 16.00
Jumat : 07.30 – 16.30
BAB IV
8
STANDAR FASILITAS
Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan
ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi
masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang
ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan
perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-
komponen berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer,
dan scanner.
9
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk
keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data
perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga
berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data
diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang
disebut DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalan-
kegagalan sistem itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
10
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
14
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf dari unit terkait
- Staf Verifikator
- Staf Kasir
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
15
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf dari unit terkait
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
PENGELOLAAN FINGERPRINT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Unhas
16
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak
dihargai, meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah
sakit. Studi menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran
rumah sakit didedikasikan untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit
tidak hanya layanan yang berhubungan dengan pembelian, toko dan farmasi,
20
tetapi juga mencakup layanan kesehatan seperti unit operasi dan ruang
perawatan pasien.
Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah
melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian
dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah,
kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.
Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan
yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan,
dll.
21
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu
teknis tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis
alat tulis kantor yang standar.
BAB VII
22
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk
mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan
untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko
rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk
mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah
sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.
B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak
diharapkan.
23
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak
pasien yang masuk kedalam program patient safety.
24
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-
peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama
melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM
RS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi
juga dari sisi psikologis.
25
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIM RS Unhas akan mengarah pada keakuratan
data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam
sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan
seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit
kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-
lain.
A. Nilai Informasi
26
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang
besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan
pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada
hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya
tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit
mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek,
daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan
dan pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi
itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal
ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-
istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya
yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi
tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan
lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya,
akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk
menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah
informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan
sebelumnya.
10. Dapat diukur
27
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan,
klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal
tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen
sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
28
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi
melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan
menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
BAB X
PENUTUP
29
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan
rencana kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit Unhas.
30