Anda di halaman 1dari 4

Faktor utama dari penggunaan software payroll indonesia adalah perhitungan pajak penghasilan

karyawan. Salah satu perhitungan pajak penghasilan yang cukup sering ditanyakan jika
perusahaan belum memanfaatkan software payroll indonesia adalah perhitungan PPh 21 untuk
karyawan yang keluar / berhenti bekerja ditengah tahun berjalan. Ada beberapa point penting
tentang perhitungan PPh 21 untuk karyawan yang berhenti ditengah tahun, antara lain :

1. Jumlah penghasilan 1 tahun untuk karyawan yang keluar / berhenti ditengah tahun

Normalnya perkiraan penghasilan 1 tahun adalah jumlah penghasilan teratur dalam 1 bulan
dikalikan 12. Tapi untuk karyawan yang berhenti ditengah tahun, jumlah penghasilan 1 tahun
adalah penghasilan dari bulan Januari sampai dengan bulan terakhir karyawan resign tersebut
menerima penghasilan.

Contoh :
Jika karyawan tersebut terakhir bekerja dibulan April maka penghasilan 1 tahun adalah :

2. Jika PPh 21 yang dipotong lebih besar dari PPh 21 yang terutang maka selisihnya harus
dikembalikan kepada karyawan

Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-32/PJ/2015, Pasal 14, Ayat 7
yang berbunyi : Dalam hal Pegawai Tetap berhenti bekerja sebelum bulan Desember dan jumlah
PPh Pasal 21 yang telah dipotong dalam tahun kalender yang bersangkutan  lebih besar dari PPh
Pasal 21 yang terutang untuk 1 (satu) tahun pajak maka kelebihan PPh Pasal 21 yang telah
dipotong tersebut dikembalikan kepada Pegawai Tetap yang bersangkutan bersamaan dengan
pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21, paling lambat akhir bulan berikutnya setelah
berhenti bekerja.

3. Bukti pemotongan PPh 21 harus diberikan paling lambat 1 bulan setelah karyawan
berhenti bekerja

Bagi anda yang resign ditengah tahun, anda berhak untuk meminta bukti pemotongan PPh 21
paling lama 1 bulan setelah resign. Jangan takut untuk meminta hak anda tersebut karena hal ini
sudah dituliskan pada  Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-32/PJ/2015, Pasal 23,
Ayat 2 yang berbunyi : Dalam hal Pegawai Tetap berhenti bekerja sebelum bulan Desember,
bukti pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberikan paling
lama 1 (satu) bulan setelah yang bersangkutan berhenti bekerja.

Contoh perhitungan

Sulis Wibowo yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Mahakam Utama di
Yogyakarta. Sejak 1 Oktober 2016, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT Mahakam Utama.
Sulis Wibowo setiap bulan memperoleh gaji sebesar Rp4.500.000,00 dan yang bersangkutan
membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan sejumlah Rp 100.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di PT Mahakam
Utama, Sulis Wibowo hanya menerima penghasilan berupa gaji saja.

Penghitungan PPh Pasal 21 yang dipotong setiap bulan:

Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang selama bekerja pada PT Mahakam Utama
dalam tahun kalender 2016 (s.d. bulan September 2016) dilakukan pada saat berhenti
bekerja:
Catatan
Kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp 391.250,00 dikembalikan oleh PT Mahakam
Utama kepada yang bersangkutan pada saat pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21.

Sumber :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-16/PJ/2016

 Popular
 Recent

  

Dasar Perhitungan BPJS Ketenagakerjaan Karyawan Baru dan Resign

  

Manfaat Social Media Pada Proses Rekrutmen Karyawan

  

Apakah Wajib Memberikan Slip Gaji Kepada Karyawan


  

Perlukah Pemberian Pengharaan dan Peringatan Untuk Karyawan

  

Kebiasaan HRD Payroll di Akhir Tahun

  

Tingkatkan Produktivitas Dengan Hal-hal Sederhana Ini

  

Daftar Libur Nasional & Cuti Bersama 2019

  

Karyawan Baru Dengan Tanggal Berbeda Tetapi Gaji Sama

  

Bagaimana Ketentuan PKWT & PKWTT?

  

Kapan Kita Berhak Atas Pembayaran Lembur

Anda mungkin juga menyukai