Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM HUKUM OHM

dan RANGKAIAN LISTRIK


SECARA ONLINE

NAMA : IKHSAN PRATEKAD PUTRA PRASETYO


KELAS : XII MIPA F
ABSEN : 16

SEKOLAH MENENGAH TINGKAT ATAS (SMA NEGERI 1)


Jl. Soekarno Hatta 137 Telp. (0335)421566
PROBOLINGGO
Praktikum 1

Hukum Ohm
Dalam praktikum 1 ini saya membuat 5 variabel yang berbeda pada tegangan dan
resistansinya. 5 variabel tersebut sebagai berikut :

1. Nilai dari tegangan dan resistansi sama- sama tinggi.

2. Nilai dari tegangannya yang rendah dan nilai resistansi yang tinggi.

3. Nilai dari tegangannya yang tinggi dan nilai resistansi yang rendah.

4. Nilai dari tegangannya yang sedang dan nilai resistansi yang rendah.
5. Nilai dari tegangannya yang sedang dan nilai resistansi yang rendah.

Dari ke 5 variabel tersebut saya mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi nilai
tegangan yang diberikan dengan nilai resistansi yang rendah maka nilai arus yang dihasilkan
memiliki nilai yang tinggi. Kemudian apabila nilai dari resistansinya yang tinggi dengan nilai
tegangannya yang rendah akan menghasilkan nilai arus yang rendah. Maka dari hasil
tersebut, saya dapat berkesimpulan mengenai hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan
yaitu besarnya nilai suatu tegangan pada suatu rangkaian listrik yang tertutup akan sebanding
dengan besarnya nilai arus pada rangkaian tersebut, sedangkan besarnya nilai resistansi akan
berbanding terbalik dengan besarnya nilai arus pada rangkaian tertutup yang maksudnya
apabila nilai resistansi dinaikkan maka nilai arus akan menjadi rendah atau melemah.

Kesimpulan ini sama seperti penjelasan Geoge Simon Ohm pada tahun 1826 yang
menemukan bahwa : “Pada suhu tetap, kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar
listrik (I) sebanding dengan tegangannya (V)”.

Hubungan inilah yang disebut dengan Hukum Ohm. Secara matematis dapat ditulis : R =

R = Hambatan listrik (Ω)

V = Tegangan listrik (V)

I = Kuat arus listrik (A)

Praktikum 2

Rangkaian Listrik
Rangkaian seri
Rangkaian pararel

Setelah merangkai rangkaian seri dan pararel maka perbedaan yang saya temukan adalah :

1. Nyala lampu pada rangkaian pararel lebih terang daripada nyala lampu pada
rangkaian seri.
2. Panjang kabel yang dibutuhkan oleh rangkaian pararel lebih banyak daripada
rangkaian seri.
3. Perangkaian rangkaian seri lebih mudah daripada merangkai rangkaian pararel.
4. Susunan kedua rangkaian yang berbeda.
5. Pada rangkaian seri tidak ada percabangan rangkaian sehingga terlihat lebih sederhana
dibanding rangkaian pararel yang memiliki percabangan pada rangkaiannya.
6. Tegangan yang diberikan oleh rangkaian pararel lebih merata atau sama besar pada
setiap lampunya (hambatan) dibanding rangkaian seri. Hal ini dapat dilihat dari terang
lampu pada gambar percobaan.
7. Apabila salah satu kabel pada lampu (hambatan) terputus pada rangkaian seri maka
semua lampu akan mati karena tidak dialiri arus listrik. Sedangkan apabila terjadi
pada rangkaian pararel maka lampu yang lain masih hidup karena adanya jalur lain
yang memungkinkan arus listrik tetap ada.

Anda mungkin juga menyukai