Anda di halaman 1dari 13

MASJID AT-TIN

Nama masjid : masjid agung at tin

Lokasi : Jl. Taman Mini I No.3, RW.3, Pinang Ranti, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13560

Tahun di bangun : april 1997, di buka secara resmi pada tanggal 26 november 1999

Arsitek : Fauzan Noe'man dan Achmad Noe'man. Fauzan Noe'man merupakan anak dari Ahmad
Noe'man.

Luas tanah : 70.000 m2

Luas bangunan : 10.413 m2

Jamaah : 25.000 jamaah

Buka : 24 jam

Lantai : 3

Masjid AtTin, yang merupakan suatu produk arsitektur dengan mongkomposisikan keindahan
dan kepercayaan yang dituangkan ke dalam bangunan sebagai usaha untuk mendekatkan diri
dengan sang ilahi.

Data umum  masjid


Arah Kiblat Sertifikat DEPAG = 23 April 1997
Kordinat Tempat = 06 derajat, 17879-106 derajat, 53076
Arah Kiblat = 295 derajat, 9', 54'', 46
Adzan Pertama = 25 Nopember 1999
Soft Opening = 26 Nopember 1999
Grand Opening = 26 Desember 1999

Luas Bangunan Masjid


A. Lantai Dasar = 5.030 m2
B. Lantai Dua = 4.350 m2
C. Lantai Mezanine = 2.069 m2
D. Luas Selasar Tertutup = 1.245 m2
E. Luas Plaza Shalat = 5.800 m2

Kapasitas Jamaah
A. Dalam Masjid = 9000 orang
B. Plaza & Selasar Tertutup = 10.850 0rang
Tinggi Menara Utama = 42 m

Kapasitas Parkir
A. Mobil Kecil = 350 kendaraan

B. Bus = 8 kendaraan
C. Motor = 100 kendaraan
HAL UNIK
Rancangan masjid ini sangat unik dengan perpaduan berbagai seni bina bangunan
masjid dunia dan Nusantara.

Bangunan masjid At-Tin ini mengambil bentuk kubus sebagai dasar rancangannya. Lalu,
dilengkapi dengan empat menara kecil setinggi 42 meter yang beratap kubah. Menara ini
terpisah dari bangunan utama dan merupakan tempat menyiarkan azan.

Gaya arsitektur masjid ini berusaha menonjolkan lekukan bentuk anak panah pada
dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya. Lekukan anak panah ini
terlihat secara jelas pada bagian muka masjid dari arah pintu masuk.
Bentuk anak panah ini memiliki makna agar umat manusia tidak pernah berhenti
mensyukuri nikmat Allah—seperti terlukis dalam bentuk anak panah—mulai dari titik awal
hingga titik akhir.

Fasilitas
Sebagai masjid yang terletak di kawasan wisata, tentu saja masjid ini dilengkapi fasilitas yang
lengkap. Diantaranya,

 Sarana Ibadah

 Tempat Wudhu

 Kamar Mandi/WC
 Pembangkit Listrik/Genset

 Sound System dan Multimedia


 Penyejuk Udara/AC
 Kantor Sekretariat
 Perpustakaan
 Koperasi

 Aula Serba Guna


 Toko
 Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
 Tempat Penitipan Sepatu/Sandal

 Taman

 Parkir
MATERIAL

Pemilihan material Masjid At-Tin pun sangat beragam, mulai dari granit, kayu jati yang
dicungkil manual riling tangga dan kubah yang dihiasi oleh kaca patri dan lempengan baja, hal
ini menjadikan Masjid At-Tin masjid yang megah dan luar biasa indah.

KONSEP ARSITEKTURAL

Konsep dari pembangunan Masjid At-Tin terdiri dari 3 unsur yaitu Air, Udara
(penghawaan), Cahaya (penerangan). Untuk unsur air hal ini diwakili dengan adanya kolar air
mancur yang juga berfungsi sebagai tempat wudhu di halaman masjid dan juga di ruang utama
masjid. Unsur udara diwakili dengan dengan banyaknya dinding kerawang pada setiap sisi
masjid. Sementara unsur cahaya diwakili oleh kaca patri yang berada di kubah masjid.
Bangunan masjid At-Tin memiliki 3 lantai, dengan ruang shalat utama berada di lantai 2.
Pada ruang shalat utama kita akan melihat ciri khas bangunan masjid rancangan Ir. Achmad
Noe’man, yaitu ruang shalat yang bebas kolom dan dikelilingi selasar di samping kanan dan kiri
bangunan masjid.

STRUKTUR

Konstruksi pada Masjid At-Tin menerapkan 2 (dua) sistem konstruksi, yaitu struktur rigid
yang bisa kita lihat pada hall utama dan struktur space frame pada kubah utama.
Penggunann kolom – kolom penyangga yang berdiri tegak pada hall utama masjid
(sebelum memasuki area ruang shalat utama) memberikan kesan skala yang besar dan tinggi /
megah. Sementara penggunaan struktur space frame pada kubah utama Masjid AtTin
memungkinkan untuk tidak adanya kolom di ruang utama shalat (karena ringan)

Dengan memberikan kesan skala yang besar pada tampilan struktur rigid pada hall
uatma, menandakan bahwa manusia adalah makhluk yang kecil dihadapan Tuhan, penggunaan
garis – garis vertikal pada kolom juga bisa menandakan bahwa manusia harus teguh dan tegas
serta selalu melihat atau menengadah ke atas sebagai wujud dari selalu mengingat Tuhan.

Dengan tidak adanya kolom pada area ruang shalat utama, memberikan kesan luas dan
besar pada ruang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai