Anda di halaman 1dari 28

HUKUM-HUKUM DASAR

ORBIT SATELIT

Dr. Ir. Bilal Ma’ruf, ST., MT.


Departemen Teknik Geodesi
Hukum-hukum Dasar Orbit Satelit

• Hukum-hukum dasar yang diterapkan untuk menjelaskan


perilaku orbit satelit :
– Hukum Kepler
– Newton tentang gerak benda dan gravitasi

• Pada mulanya, hukum Kepler di rumuskan untuk


menjelaskan perilaku orbit planet mengelilingi matahari.

• Dalam penerapannya, hukum Kepler bersama dengan hukum


Newton digunakan untuk mempelajari perilaku orbit satelit
bumi buatan.
Hukum Keppler 1
Orbit satelit berbentuk elips
dengan bumi berada pada
salah satu titik apinya

t2

b
A12 t1
F
Apogee a Perigee

bumi
t3 A34

t4

Elips orbit satelit


Hukum Keppler 2
Untuk selang waktu yang sama,
garis hubung satelit ke pusat bumi A12 : luasan yang disapu oleh
menyapu luasan yang sama pada satelit dari waktu t1 ke t2
bidang orbit elips A34 : luasan yang disapu oleh
satelit dari waktu t3 ke t4
Untuk (t 2 - t 1 ) = (t 4 - t 3 ),
t2 maka : A12 sama dengan A34
b
A12 t1
F
a Perigee
Apogee
bumi
t3 A34

t4
Hukum Keppler 3

Pangkat dua periode orbit satelit


sebanding dengan pangkat tiga
jarak rerata satelit ke pusat bumi
Apabila:
T1 dan T2 adalah periode orbit satelit S1 dan S2
r1 dan r2 adalah jarak rerata satelit S1 dan S2 ke pusat bumi
maka: (T1 )2 : (r1 )3 = (T2 )2 : (r2 )3

t2

b
A12 t1
F
Apogee a Perigee

bumi
t3 A34

t4
Hukum Newton tentang Gerak Benda

1. Tiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau


bergerak dengan kecepatan tetap pada arah garis lurus
sampai ada gaya yang memaksa merubah
kedudukan tersebut

2.
F : vektor gaya yang bekerja terhadap massa m
a : vektor percepatan, diukur relatif terhadap suatu
kerangka acuan inersial tertentu yang tidak mengalami
percepatan maupun perputaran

3. Setiap aksi senantiasa ada reaksi (sama tetapi dengan arah


yang berlawanan)
Hukum Newton tentang Gravitasi

• Dua benda saling tarik-


menarik dengan gaya yang
sebanding dengan hasil kali
r3
massa kedua benda dan
Fg
berbanding terbalik dengan
pangkat dua jarak antara m
kedua benda yang
r
bersangkutan
M
r2

r1
Hukum Newton tentang Gravitasi

Fg : vektor gaya yang bekerja pada massa m karena massa bumi M


r : vektor posoisi m (relatif terhadap titik pusat massa M)

r3
Fg

r
G= konstanta gravitasi Newton, M = masa bumi, m= masa satelit
M
(G = 6,673 × 10−11m3kg−1s−2, GM = 3,986004418 × 1014m3s−2). r2

r1
N-body Problem

• N-body problems ialah penentuan persamaan gerak benda


(satelit) di dalam suatu sistem yang terdiri dari banyak (n)
benda, m1 , m2 , ... , mn
• Jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja, baik yang
gravitasional maupun non-gravitasional, diperhitungkan untuk
menentukan persamaan gerak benda tersebut
• Untuk satelit bumi buatan, gaya yang berpengaruh terhadap
gerak satelit meliputi:
– Gaya gravitasional: gaya tarik bumi, bulan, matahari, dan planet.
– Gaya non-gravitasional: gesekan atmosfer, radiasi matahari, albedo,
dan satellite thrusting.
N-body Problem
• Dengan hukum gravitasi Newton, n-body problem dapat disajikan dengan
persamaan sebagai berikut:

m1= masa satelit; mj= masa bumi, bulan, matahari, planet-planet.


N-body Problem

sebagian unsur masuk


N-body Problem

• Persamaan adalah bentuk solusi n-body problem


yang dirumuskan dalam persamaan diferensial
orde-2

• Suku pertama ruas kanan merupakan bagian gaya


yang bersifat gravitasional dan sisanya adalah gaya
atau percepatan yang bersifat non-gravitasional.
Two-body Problem
• Pada solusi two body problem (satelit dan bumi), maka
persamaan pada N-Body problem dapat dituliskan sebagai
berikut :

• Suku pertama ruas kanan adalah gaya gravitasional yang


bekerja sepanjang garis hubung antara (pusat gayaberat)
bumi–satelit
• Gaya gravitasional seperti ini menganggap bumi sebagai titik
massa, yang berarti memandang bumi sebagai bola simetrik
• Dengan demikian efek penggepengan bumi tidak tercakup
di dalam suku pertama namun dimasukkan dalam suku kedua
(rt ) bersama-sama dengan gaya non-gravitasional.
Two-body Problem
• Persamaan gerak satelit bumi buatan dengan anggapan tidak
ada gaya luar yang berpengaruh kecuali gaya tarik bumi yang
bekerja sepanjang garis hubung antara pusat massa bumi -
satelit kemudian dapat dituliskan:

• Asumsi: bumi bermasa homogen, berbentuk bola, dan efek


penggepeng-an tidak diperhitungkan (bumi dapat digantikan
sebagai titik masa)
• Persamaan ini merupakan persamaan gerak orbit satelit yang
sesuai dengan hukum Kepler atau orbit normal
Pembuktian Hukum Keppler
(Energi mekanik dan momen putar)
• The specific mechanical energy dan the specific angular momentum yang
bersifat konstan
• The specific mechanical energy merupakan penjumlahan dari energi
kinetik dan energi potensial.
• Sifat konstan atau conservative energi mekanik spesifik ini dapat dibuktikan
mengalikan persamaan secara “dot pruduct” dengan .
Pembuktian Hukum Keppler
(Energi mekanik dan momen putar)

• Besaran E disbut the specific mechanical energy

• Dengan demikian energi mekanik terdiri dari :


– energi kinetik (v2/ 2)
– energi potensial (GM/r).

• Sifat konstan energi mekanik ini mengimplikasikan bahwa


obyek yang bergerak dibawah pengaruh gayaberat bumi (di
dalam medan gayaberat bumi) tidak berkurang atau
bertambah energi mekaniknya.
Pembuktian Hukum Keppler
(Energi mekanik dan momen putar)
• Selanjutnya sifat konstan the specific angular momentum dapat dibuktikan
dengan mengalikan secara “cross product”
Pembuktian Hukum Keppler
(Energi mekanik dan momen putar)

• Besaran (vektor) h disebut the specific angular momentum


atau momen putar.

• Sifat konstan momen putar mengimplikasikan bahwa vektor r


dan v senantiasa berada pada satu bidang datar yang sama.

• Oleh karena itu persamaan dapat dikatakan


sebagai persamaan gerak dua dimensi.
POSISI DAN KECEPATAN ORBIT SATELIT
(dalam Sistem Koordinat Bidang Orbit)
• Sistem Koordinat y
Bidang Orbit adalah
lingkaran jejari a
sistem koordinat kartesi
dengan origin pada lingkaran jejari b
salah satu titik api elips
Q
orbit satelit elips orbit satelit
(geosentrik), sumbu-x S
positif kearah Perigee, a sin E
sumbu-z tegaklurus
bidang orbit, dan r b sin E
sumbu-y E f x
O
melengkapinya menjadi A a
R P
F
sistem tangan kanan.
ae
• Dalam geometri orbit
bidang datar dikenal a cos E
b
tiga jenis anomali, yaitu
anomali sejati f,
anomali menengah M,
dan anomali eksentrik
E
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
y

lingkaran jejari a

lingkaran jejari b

Q
elips orbit satelit

S
S = satelit a sin E
F = titik api elips
r b sin E
O = pusat elips
P = Perigee O E f x
A a
A = Apogee F
R P
a = setengah sumbu panjang elips
ae
b = setengah sumbu pendek elips
a cos E
E = anomali eksentrik b
f = anomali sejati

Besaran anomali menengah M tidak dapat dilukiskan karena anomali ini merupakan anomali
fiktif daripada anomali f dengan anggapan satelit bergerak dengan kecepatan sudut konstan.
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
Apabila waktu saat satelit y

melintas Perigee ditandai lingkaran jejari a

dengan tO , maka rumus- lingkaran jejari b

rumus berikut diturunkan elips orbit satelit


Q

untuk menghitung S
a sin E
kecepatan sudut rerata n
dan anomali menengah M r b sin E

O E f x
A a
R P
F
ae
a cos E
b

T : periode orbit satelit


M : anomali menengah pada epoch t
MO : anomali menegah pada epoch tO.
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
y

lingkaran jejari a

lingkaran jejari b

Q
elips orbit satelit
S
a sin E

r b sin E

O E f x
A a
R P
F
ae

a cos E
b
Karena tO adalah epoch
saat satelit melintas Perigee
maka MO = 0, sehingga
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
(Hubungan Anomali Eksentrik E dan Menengah M)
y

lingkaran jejari a

lingkaran jejari b

Q
elips orbit satelit
S
a sin E

r b sin E

O E f x
A a
R P
F
ae
a cos E
b
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
(Hubungan Anomali Eksentrik E dan Menengah M)
y

lingkaran jejari a

lingkaran jejari b

Q
elips orbit satelit
S
a sin E

r b sin E

O E f x
A a
R P
F
ae
a cos E
b
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
(Hubungan Anomali Eksentrik E dan Menengah M)
y
lingkaran jejari a

lingkaran jejari b
Q
elips orbit satelit
S
a sin E

r b sin E

O E f x
A a
R P
F
ae
a cos E
b

Persamaan Kepler :
(epok to = saat satelit melintas Perigee)
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO

Vektor posisi dan kecepatan satelit selanjutnya dapat diturunkan dengan


menggunakan besaran anomali eksentrik E atau anomali sejati f.

Vektor posisi satelit sebagai fungsi anomali eksentrik adalah sebagai berikut :
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
y
lingkaran jejari a

lingkaran jejari b
Q
elips orbit satelit
S
a sin E

r b sin E

O E f x
A a
R P
F
Vektor posisi satelit sebagai fungsi ae
anomali sejati adalah sebagai berikut : a cos E
b
Posisi dan Kecepatan Orbit dalam SKO
y
lingkaran jejari a

lingkaran jejari b
Q
elips orbit satelit
S
Vektor kecepatan orbit satelit a sin E
dapat diturunkan dari vektor posisi r b sin E
orbit satelit. komponen vektor E
a
O f x
kecepatan orbit satelit pada arah A
R P
F
sumbu-x dan sumbu-y sebagai ae
berikut: a cos E
b

Anda mungkin juga menyukai