Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Difusi adalah suatu proses berpindahnya suatu zat dari tempat dengan konsentrasi
yang lebih tinggi ke tempat dengan konsentrasi zat yang lebih rendah. Difusi zat terlarut dari
suatu larutan ke dalam larutan lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran dengan
permeabilitas tertentu yaitu permeabel untuk zat tersebut. Permeabilitas dari membran
tersebut ada 3 macam, yaitu:
1. Impermeable (tidak permeabel), yaitu membran yang tidak dapat dilalui oleh
air maupun zat terlarut di dalamnya.
2. Permeable, yaitu membran yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu
yang terlarut di dalamnya.
3. Semi permeable, yaitu membran yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat
dilalui oleh zat terlarut, misalnya membran sitoplasma. (Sihombing, 2016)
Membran sitoplasma bersifat semipermeabel, artinya molekul air dapat menembus
membran tersebut sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak dapat
menembus membran tersebut. Namun pada kenyataannya, bersama-sama molekul air akan
ikut pula ion atau senyawa tertentu yang terlarut di dalamnya dan bergerak menembus
membran. (Lakitan, 1993:10-11)
Mekanisme lalu lintas membran sel dibedakan menjadi dua yaitu tanspor pasif dan
transport aktif. Transpor pasif merupakan difusi suatu zat melintasi membran biologis tanpa
pengeluaran energi, misalnya: difusi dan osmosis.
Proses difusi dapat terjadi pada satu zat terlarut maupun dua zat terlarut. Pada difusi
satu zat terlarut, membran memiliki pori-pori yang cukup besar untuk dilewati molekul
pewarna. Pergerakan acak molekul pewarna akan menyebabkan sebagian diantaranya
melewati poripori. Pewarna berdifusi dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang
konsentrasinya rendah. (Campbell, 1993:10-11)
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara diferensial
dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang
terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis
maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Ekstraksi osmosis merupakan peristiwa
berpindahnya kadar air dalam sel melalui membran semi permeable dari keadaan sel yang
hipotonis menuju hipertonis, sehingga terjadi plasmolisis di mana air keluar dari vakuola
yang menyebabkan terlepasnya sitoplasma dari dinding sel (Rahmasari, 2014).
Sebaliknya, jika sel diletakkan pada air suling, akan berosmosis melalui sitoplasma ke
dalam vakuola, karena vakuola berisi cairan yang mengandung zat-zat terlarut, sehingga
hipertonis terhadap air. Adanya air yang masuk tadi, akan terjadi tekanan dari dalam vakuola
kepada membran plasma dan dinding sel yang disebut turgor. (Sihombing, 2016)
TUJUAN
Untuk mengamati proses terjadinya difusi, osmosis, dan plasmolisis.
PROSEDUR
Kegiatan 1. Difusi Gas
a. Alat dan Bahan:
b.
PEMBAHASAN
Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus
lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan
plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul
gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).

Daftar Pustaka
Sihombing, Betsy, et al. 2016. Panduan Praktikum Biologi Umum. Universitas Negeri Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi.
Campbell, Neil A, et al. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Gramedia.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers
Rahmasari, Hamita dkk. 2014. Ekstraksi Osmosis Pada Pembuatan Sirup Murbei (Morus alba
L.) Kajian Proporsi Buah : Sukrosa Dan Lama Osmosis. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.
2 No 3 p.191-197, Juli 2014
Salisbury, Frank B. et al. 1995. Plant Physiology 2nd Edition. New York: Mc Graw Hill Company.

Anda mungkin juga menyukai