Anda di halaman 1dari 1

Sejarah

Perkembangan
Bahasa Indonesia

EJAAN VAN OPHUIJSEN 1901


Huruf j untuk menuliskan kata - kata jang,
Ejaan Van Ophuijsen diawali pajah, sajang.
dari penyusunan Kitab Logat Huruf oe untuk menuliskan kata - kata
Melayu (dimulai tahun 1896) goeroe, itoe, oemoer.
van Ophujsen, dibantu oleh Tanda diakritik, seperti koma
Nawawi Soetan Ma'moer dan ain dan tanda trema, untuk
Moehammad Taib Soetan menuliskan kata - kata ma'moer,
Ibrahim 'akal, ta,', pa', dinamai'.

1908 EJAAN VAN OPHUJSEN

Di bawah pimpinan
D.A. Rinkes, melancarkan
program Taman Poestaka
Commissie voor de Volkslectuur dengan membentuk
perpustakaan kecil di
("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) berbagai sekolah pribumi
Di kemudian hari lembaga ini bernama Balai Pustaka dan beberapa instansi milik
pemerintah. Perkembangan
program ini sangat pesat, dua tahun terbentuk
dalam terbentuk sekitar 700 perpustakaan

SUMPAH PEMUDA 1928

28 Oktober 1928 secara resmi


PESERTA KONGRES PEMUDA KEDUA
Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa
Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe


bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe
berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bangsa
Indonesia.

1947 EJAAN SOEWANDI

Huruf oe diganti dengan u, seperti pada


guru, itu, umur.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis
dengan k, seperti pada kata - kata tak, pak,
maklum, rakjat.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2,
seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya
ditulis serangkai dengan kata yang
Pada tanggal 19 Maret 2947 ejaan Soewandi mengikutinya, seperti kata depan di pada
diresmikan menggantikan ejaan van rumah, dikebun, disamakan dengan
Ophujsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
diberi julukan ejaan Repulik.

EJAAN MELINDO 1959

Pada akhir 1959 sidang perutusan Indoenesia


Perkembangan politik selama dan Melayu (Slamet Mulyana-Syeh Nasir bin
tahun - tahun berikutnya Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan
mengurungkan peresmian ejaan ini bersama yang kemudian dikenal dengan
nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).

1972 EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA 2016

Peraturan Menteri Pendidikan dan Presiden Repulik


Kebudayaan RI Nomor 50 Tahun 2015 Indonesia,
meresmikan
penggunaan
EYD EDISI V 2022 Ejaan Bahasa
Indonesia
Secara umum, Yang Disempurnakan
perubahan berupa (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan
penambahan kaidah sidang DPR yang dikuatkan pula dengan
baru dan perubahan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972
pada kaidah yang
telah ada.
Nur Fauziah Putri Jannatin
202213500160

Anda mungkin juga menyukai