Ahmad Humaidi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, Jl.
Adhyaksa (Kayutangi) No.2 Banjarmasin 70123
ABSTRAK
Keadaan lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin pada saat ini (kondisi existing) kurang baik untuk
di adakannya pertandingan ataupun latihan sepak bola. Sistem drainase dan saluran pengumpul, pada
susunan lapisan tanah lapangan perlu dilakukan perbaikan dengan lapisan tanah memiliki kecepatan resap
tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap perencanaan
drainase pada lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin.Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah
Mengetahui debit hujan yang mengalir lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin untuk
menenggulangi permasalahan genangan air di lapangan tersebut.Mengetahui dimensi dan jarak efektif
pipa drainase yang terjadi lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin.Menegetahui kapasitas saluran
drainase dan pengumpul untuk mengalirkan debit hujan yang terjadi pada lapangan sepak bola Kayu
Tangi Banjarmasin.
Analisa yang digunakan yaitu analisa hidrologi berupa analisa curah hujan maksimum, uji homogenitas,
analisa distribusi probabilitas, uji distribusi probabilitas, debit hujan rencana, analisa tanah berupa
kecepatan resap tanah, porositas dan analisa hidrolika berupa analisa kapasitas aliran pipa drain, dimensi
pipa drain dan dimensi saluran penguumpul.
perencanaan pipa drain menggunakan diameter 10 cm, saluran pengumpul menggunakan ukuran
penampang lebar 40 cm dan tinggi 100 cm dan jarak efektif pipa drain adalah 3 meter yang mampu
mengalirkan air ke sistem drainase bawah permukaan agar tidak terjadi genangan.
ABSTRACT
The current condition of the Kayu Tangi Banjarmasin soccer field (existing conditions) is not good
enough for a match or soccer practice. Drainage systems and collection channels, in the composition of
the soil layer of the field needs to be repaired with a layer of soil has a high rate of absorption. Based on
this, it is necessary to first analyze the drainage planning on the Banjarmasin Tangi Kayu soccer field.
The purpose of this thesis research is to find out the rain discharge flowing on the Kayu Tangi
Banjarmasin soccer field to tackle the problem of standing water in the field. Knowing the dimensions
and distances effective drainage pipes that occur in the Banjarmasin Tangi soccer field. Knowing the
capacity of the drainage channel and the collector to drain the rain discharges that occur on the
Banjarmasin Tangi Kayu soccer field.
The analysis used is the hydrological analysis in the form of maximum rainfall analysis, homogeneity test,
probability distribution analysis, probability distribution test, plan rain discharge, soil analysis in the
form of soil infiltration speed, porosity and hydrolic analysis in the form of drain pipe flow capacity
analysis, drain pipe dimensions and dimensions collecting channel.
drain pipe planning uses a diameter of 10 cm, the collection channel uses a cross-sectional size of 40 cm
width and 100 cm height and the effective distance of the drain pipe is 3 meters capable of flowing water
into the subsurface drainage system to avoid inundation.
Berdasarkan permasalahan yang timbul dari latar Untuk melakukan perencanaan drainase
belakang mak perlu dibatasi permasalahannya diperlukan penggunaan metode yang tepat.
yang akan di analisis dalam skripsi ini adalah : Ketidaksesuaian dalam penggunaan metode
dapat mengakibatkan hasil perhitungan tidak
1. Perhitungan curah hujan yang digunakan tepat digunakan pada kondisi yang sebenarnya.
hanya pada 3 stasiun hujan yaitu stasiun Analisis hidrologi merupakan faktor yang paling
hujan Banjarmasin, stasiun hujan Sei Tabuk berpengaruh untuk merencanakan besarnya
dan stasiun hujan Gambut dimana periode sarana penampungan dan pengaliran. Hal ini
hujan yang digunakan 10 tahun yaitu diperlukan untuk dapat mengatasi aliran
periode 2008-2017. permukaan yang terjadi agar tidak
2. Perhitungan curah hujan berdasarkan mengakibatkan terjadinya genangan. Beberapa
standar FA (Football Association) yaitu aspek yang perlu ditinjau antara lain:
periode ulang 100 tahun dan 200 tahun.
3. Nilai kecepatan resap dan nilai porositas Analisis Frekuensi Data Hidrologi
susunan lapisan tanah pada lapangan sepak
bola Kayu Tangi Banjarmasin tidak Tujuan Analisis frekuensi data hidrologi
menganalisis secara langsung dalam adalah berkaitan dengan besaran peristiwa-
perhitungan kapasitas aliran drain. peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan
4. Debit hujan yang diperhitungkan hanya frekuensi kejadiannya melalui penerapan
pada area lapangan bermain sepak bola dan distribusi kemungkinan. Data hidrologi yang
air hujan seluruhnya meresap ke drainase dianalisis diasumsikan tidak bergantung
bawah permukaan lapangan sepak bola (independent) dan terdistribusi secara acak dan
Kayu Tangi Banjarmasin bersifat stokastik
TINJAUAN PUSTAKA Data yang diperlukan untuk menunjang
teori kemungkinan ini adalah minimum 10
Pengertian Drainase besaran hujan atau debit dengan harga tertinggi
dalam setahun jelasnya diperlukan data
Drainase adalah lengkungan atau saluran minimum 10 tahun. .(Sumber: Suripin, Dr. Ir.,
air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang M. Eng, 2004)
terbentuk secara alami maupun dibuat manusia.
Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk Penentuan Hujan Kawasan (Daerah
pada parit di permukaan tanah atau gorong – Aliran Sungai)
gorong dibawah tanah. Drainase berperan
penting untuk mengatur suplai air demi Penentuan hujan kawasan pada suatu
pencegahan banjir. Daerah Aliran Sungai menggunakan data curah
Drainase mempunyai arti mengalirkan, hujan. Data tersebut bersumber dari stasiun
menguras, membuang, atau mengalihkan air. pengamatan dan pengukuran curah hujan harian
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai pada suatu kawasan. Stasiun penakar hujan
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk hanya memberikan kedalaman (tinggi) hujan di
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air titik di mana stasiun tersebut berada, sehingga
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan hujan pada suatu luasan harus diperkirakan dari
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga titik pengukuran tersebut. Apabila pada suatu
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol daerah terdapat lebih dari satu stasiun
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan pengukuran yang ditempatkan secara terpencar,
sanitasi.(Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004) hujan yang tercatat di masing-masing stasiun
dapat tidak sama.
Sistem Jaringan Drainase Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk
menentukan hujan rerata pada daerah tersebut.
a) Menurut sejarah terbentuknya Terdapat 3 metode: Aritmatik, Poligon Thiessen
b) Menurut letak saluran dan Isohiet.
c) Menurut konstruksi
d) Menurut fungsi
a. Metode Rerata Aritmatik (Aljabar) 2 2
√∑(𝑋1𝑖− x 1) √∑(𝑋2𝑖− x 2)
Metode ini adalah metode yang paling S1 = S2 =
𝑁1−1 𝑁2−1
sederhana. Pengukuran dengan metode ini
dilakukan dengan merata-ratakan hujan di
Keterangan:
seluruh DAS.
t = variabel –t hitung
Hujan DAS dengan cara ini dapat diperoleh
dengan persamaan: x1 = rata-rata hitung sampel ke-1
x2 = rata-rata hitung sampel ke-2
𝑃1+𝑃2+𝑃3…..+𝑃𝑛 ∑𝑛
𝑖 =1 𝑃𝑖
P = = N1 = jumlah sampel set ke-1
𝑛 𝑛
N2 = jumlah sampel set ke-2
σ = deviasi standar
b. Metode Thiessen
S12 = varian sampel set ke-1
S22 = varian sampel set ke-2
Metode ini digunakan untuk menghitung bobot
dk = derajat kebebasan
masing-masing stasiun yang mewakili luasan di
sekitarnya. Metode ini digunakan bila
penyebaran hujan di daerah yang ditinjau tidak Distribusi Probabilitas
merata.
Persamaan perhitungan sebagai berikut:
Dalam analisis frekuensi data hujan atau debit
∑𝑛 guna memperoleh nilai hujan rencana atau debit
𝑃1𝐴1+𝑃2𝐴2+𝑃3𝐴3+⋯…+𝑃𝑛𝐴𝑛 𝑖 =1 𝑃𝑖𝐴𝑖
P= 𝐴1+𝐴2+𝐴3
= ∑𝑛 rencana, dikenal distribusi probabilitas kontinu
𝑖 = 1𝐴𝑖
yang sering digunakan, yaitu: Normal, Log
c. Metode Isohiet Normal, Gumbel dan Log Pearson Tipe III.
(Kamiana,2011)
Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan a. Disribusi Probabilitas Normal
tinggi/kedalaman hujan yang sama, kesulitan Perhitungan curah hujan rencana berdasaarkan
dari penggunaan metode ini adalah jika jumlah distribusi probabilitas normal, mempunyai
stasiun di dalam dan sekitar DAS terlalu sedikit. persamaan sebagai berikut: (Kamiana,2011)
Perhitungan hujan DAS menggunakan Isohiet
dapat dihitung dengan persamaan : XT = X +(KTS)
𝑃1+𝑃2 𝑃2+𝑃3 𝑃𝑛−1+𝑃𝑛
𝐴1( )+𝐴2( )+⋯+𝐴𝑛−1( ) Keterangan:
2 2 2
P = 𝐴1+𝐴2+⋯+𝐴𝑛−1
= XT = Curah hujan dengan periode ulang
𝑃1+𝑃2
∑(𝐴( ) T tahun (mm),
2
∑𝐴 X = Harga rata-rata curah hujan (mm),
𝑆 = Standar deviasi (simpangan baku),
KT = Nilai variabel reduksi Gauss
Uji Homogenitas periode ulang T tahun
Keterangan:
Q = Debit aliran(m3/det)
= koefisien run off(Lampiran 3.10)
= koefisien penyebaran hujan
It = Intensitas hujan(m/jam, m/detik)
A = Luas area aliran(m2)
Gambar 2.2 sket pipa drain galian
Analisa Tanah
a. Permeabilitas Tanah Menentukan Jarak Pipa Drain
Permeabilitas tanah merupakan
Dimana suatu sistem drainase jarak antar pipa
kemampuan tanah untuk meneruskan air atau
(L) m, ketebalan rata-rata tanah (a), dan (b)
udara. Permeabilitas umumnya diukur
adalah ketinggian maksimum air diatas tanah.
sehubungan laju aliran air melalui tanah dalam
Hukum Darcy:
suatu massa waktu dan dinyatakan sebagai 𝑑𝑦
cm/jam(Foth, 1984). Qy = K. y. 𝑑𝑥
Keterangan:
Qy : debit yang melewati penampang y per
satuan panjang. Drainase Lapangan Sepak Bola
1
Q = A.V = 𝑛 A.R2 /3. I1/2
Keterangan :
Q : debit saluran (m3/dt)
n : koefisien kekasaran manning
R : jari-jari hidrolis saluran (m)
i : kemiringan saluran Gambar 2.10 Ukuran Lapangan Sepak Bola
A : luas penampang saluran (m2)
Bagian-bagian Sistem Drainase Lapangan maksimum dari stasiun cuaca terdekat dari
Sepak Bola lokasi penelitian
Lokasi Penelitian
Dari hasil perhitungan tabel diatas Perhitungan Curah Hujan Rencana Distribusi
menggunakan uji-t untuk mengetahui Probabilitas Normal
homogenitas, t hitung ketiga stasiun kurang dari Kala Ulang
Faktor Frekuensi (K T ) Hujan Rencana (XT ) mm
(T) Tahun
t tabel disimpulkan bahwa dari ke tiga stasiun 100 2,33 166,44
hujan di dalam suatu daerah pengaliran yang 200 2,58 174,8
bersangkutan berasal dari populasi yang sama Sumber: Hasil Perhitungan
atau homogen.
Distribusi Probabilitas Log Normal
Perhitungan Parameter Statistik Distribusi ∑(Xi−Xr)2 10062,93
Probabilitas Log Normal Sx = √ n−1
=√ 10−1
= 33,438
(log Xi - log (log Xi - log
No Tahun Xi log Xi 2
Xr) Xr)
1 2011 60,33 1,78 -0,145 0,021
Mencari nilai besarnya curah hujan (XT) dengan
2 2012 63,33 1,8 -0,124 0,015 rumus persamanaan:
3 2013 72,33 1,86 -0,067 0,004
4 2008 76,67 1,88 -0,041 0,002 𝑌𝑡−𝑌𝑛
5 2010 76,67 1,88 -0,041 0,002 XT = Xr + 𝑆𝑛
. Sx = Xr + K.Sx
6 2014 80 1,9 -0,023 0,001
7 2009 80,67 1,91 -0,019 0 Perhitungan Curah Hujan Rencana Distribusi
8 2016 90 1,95 0,028 0,001
9 2017 110,33 2,04 0,117 0,014 Probabilitas Gumbel
10 2015 175 2,24 0,317 0,1
S 885,33 19,26 0,165 Hujan Rancangan (XT )
Kala Ulang Reduce Variate(Yt) Faktor Frekuensi(K)
mm
Sumber: Hasil Perhitungan (T) Tahun
100 4,6 4,322 233,065
Dari tabel diatas dapat dicari niali rata-rata 200 5,2958 5,0549 257,558
logaritma (log Xr) dan nilai standar deviasi Sumber: Hasil Perhitungan
logaritma (S logX), yaitu:
Distribusi Probabilitas Log Pearson tipe III
∑log Xi 19,261 19,261 Perhitungan Parameter Statistik Distribusi
Rata-rata( log Xr) = = = =
n 10 10 Probabilitas Log Pearson Tipe III
1,926 No Tahun Xi log Xi
(log Xi - (log Xi - (log Xi -
2 3
1 n log Xr) log Xr) log Xr)
S logX = √𝑛−1 ∑ (logxi − logxr)2 = 1 2011 60,33 1,78 -0,145 0,0212 -0,0031
i=1 2 2012 63,33 1,8 -0,124 0,0155 -0,0019
3 2013 72,33 1,86 -0,067 0,0045 -0,0003
0,165 4 2008 76,67 1,88 -0,041 0,0017 -0,0001
√ = 0,133 5 2010 76,67 1,88 -0,041 0,0017 -0,0001
10−1
6 2014 80 1,9 -0,023 0,0005 0
Mencari nilai besarnya curah hujan(XT) dengan 7
8
2009
2016
80,67
90
1,91
1,95
-0,019
0,028
0,0004
0,0008
0
0
rumus persamanaan: 9 2017 110,33 2,04 0,117 0,0136 0,0016
10 2015 175 2,24 0,317 0,1005 0,0319
S 885,33 19,26 0 0,16032 0,028
Log X = log Xr + (K . S logX)
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan Curah Hujan Rencana Dari tabel diatas dapat dicari nilai rata-rata
Distribusi Probabilitas Log Normal logaritma (log Xr) dan nilai standar deviasi
Kala Ulang
Faktor Frekuensi(K) K . S logX Log XT
Hujan Rencana logaritma (S logX), yaitu:
(XT ) mm
(T) Tahun
100 2,33 0,311 2,237 172,595
∑log Xi 19,261 19,261
200 2,58 0,344 2,27 186,378 Rata-rata ( log Xr) = n
= 10
= 10
=
Sumber: Hasil Perhitungan
1,926
Distribusi Probabilitias Gumbel
1 n
Perhitungan Parameter Statistik Distribusi S logX = √𝑛−1 ∑ (logxi − logxr)2 =
Probabilitas Gumbel i=1
0,165
No Tahun Xi (Xi - Xr) (Xi - Xr)2 √ = 0,133
10−1
1 2011 60,33 -28,2 795,24
2 2012 63,33 -25,2 635,04 Mencari nilai besarnya curah hujan (XT) dengan
3 2013 72,33 -16,2 262,44
4 2008 76,67 -11,87 140,82
rumus:
5 2010 76,67 -11,87 140,82 Log XT = log Xr + K . S logX
6 2014 80 -8,53 72,82
7 2009 80,67 -7,87 61,88 Perhitungan Curah Hujan Rencana Distribusi
8 2016 90 1,47 2,15
9 2017 110,33 21,8 475,24
Probabilitas Log Pearson Tipe III
10 2015 175 86,47 7476,48 Kala Ulang Faktor Hujan Rencana
K . S logX Log XT
S 885,33 10062,933 Frekuensi(K) (XT ) mm
(T) Tahun
Sumber: Hasil Perhitungan 100 3,408 0,455 2,381 240,362
200 4,018 0,536 2,462 289,952
Dari tabel diatas dapat dicari nilai rata-rata (Xr) Sumber: Hasil Perhitungan
dan nilai standar deviasi (Sx), yaitu :
∑Xi 885,33
Xr = n
= 10
= 88,53
Uji Distribusi Probabilitas Hujan Rencana Periode Ulang 100 Tahun
intensitas hujan (It) periode ulang 100 tahun
Uji Chi Kuadrat pada pipa adalah 0,01002 m/jam dan Debit
Uji chi kuadrat menggunakan nilai X2 lalu hujan (QH100) adalah 0,000291 m3/detik.
dibandingkan dengan X2cr sehingga hasil harus
memenuhi syarat X2hitung < X2cr.
Hujan Rencana Periode Ulang 200 Tahun
Uji Smirnov Kolmogorov (Secara Analitis intensitas hujan(It) periode ulang 200 tahun pada
Untuk menentukan apakah Pi<Pkritis, jika pipa adalah 0,01208 m/jam dan Debit
hujan(QH200) adalah 0,000351 m3/detik
“tidak” artinya Distribusi probabilitas yang
dipilih tidak dapat diterima, demikian Analisa Tanah
sebaliknya
Analisa tanah membahas langkah-langkah untuk
Rekapitulasi Uji Distribusi Probabilitas menentukan kecepatan resap air kedalam tanah
Dari perhitungan uji kesesuaian diatas dapat (infiltrasi) dan porositas tanah berdasarkan
disimpulkan hasil dari data curah hujan adalah gambar rencana struktur lapisan tanah.
Rekapitulasi Uji Kesesuaian Smirnov Gambar 4.3 Susunan Lapisan Tanah Melintang
Kolmogorov
No Distribusi Probabilitas P maks
P cr
Kesimpulan
a. Pasir Urug 20 cm(Pasir Urug Modifikasi =
5%
1 Normal 0,231 0,41 Diterima
20,4 cm) dan k = 0,001 cm/det
2
3
Log Normal
Gumbel
0,196
0,17
0,41
0,41
Diterima
Diterima
b. Urugan Batu Pecah ¾ 10 cm dan k = 1
4 Log Pearson Tipe III 0,1 0,41 Diterima cm/det
Sumber: Hasil Perhitungan c. Urugan Batu Pecah 5/7 10 cm dan k = 1
cm/det
Dari hasil rekapitulasi diatas dapat d. Urugan Batu Pecah ¾ 50 cm dan k = 1
disimpulkan analisa distribusi probabilitas curah cm/det
hujan yang memenuhi syarat adalah Log Normal e. Dari data ketebalan usunan lapisan tanah
dan Log Pearson Tipe III. Untuk pemilihan lapangan sepakbola diatas maka dapat
distribusi yang dipakai berdasarkan nilai dihitung kecepatan resapan air berdasarkan
(X2)hitung dan P maks terkecil/minimum dari harga k (Koefisien Permeabilitas Tanah)
kedua distribusi tersebut, maka diambil Log berdasarkan tabel diambil nilai yang
Pearson Tipe III. Berdasarkan standar terkecil)
FA(Football Association) periode ulang curah f. Tabel Perhitungan Kecepatan Resap Tanah
hujan yang digunakan untuk perencanaan No Susunan Lapisan H(cm)
k
H/k
(cm/det)
lapangan sepak bola adalah 100 tahun dan 200 1 Pasir Urug 20,4 0,001 20400
tahun, maka analisis dalam skripsi ini yang 2 Urugan Batu Pecah 3/4 10 1 10
3 Urugan Batu Pecah 5/7 10 1 10
dipakai tinggi curah hujan rencana dengan 40,4 20420
periode ulang 100 tahun adalah 240,362 mm dan
Sumber: Hasil Perhitungan
periode ulang 200 tahun adalah 289,952 mm. ∑H 40,4
V resapan i = = = 0,0020 cm/det =
∑H/k 20420
Debit Hujan Rencana
0,072 m/jam
Debit hujan adalah debit terbesar yang
mungkin terjadi di suatu daerah dengan periode
ulang tertentu yang digunakan sebagai dasar
untuk merencanakan suatu bangunan
pengairan. Perhitungannya menggunakan
metode rasional Q = It A.
g. Tabel Perhitungan Kecepatan Resap Tanah Dimensi Saluran Pengumpul (Collector Drain)
No Susunan Lapisan H(cm) k (cm/det) H/k Perhitungan kapasitas saluran pengumpul
4 Urugan Batu Pecah 3/4 50 1 50
50 50 ukuran lebar 40 cm dan tinggi 100 cm menerima
Sumber: Hasil Perhitungan debit dari geopipe yang dialirkan oleh
seperempat lapangan. Dapat dilihat pada gambar
∑H 50 4.7 dibawah ini
V resapan i = ∑H/k =50 = 1 cm/det = 36,00 m/jam
Porositas
Rekapitulasi
Perbandingan Intensitas Hujan (It) dengan
q31