Anda di halaman 1dari 2

BERITA PERDAGANGAN

Biro Hubungan Masyarakat


Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id

Tingkatkan Nilai Produk Kakao Indonesia,


Kemendag Jajaki Kemitraan Dengan Produk Indikasi Geografis Italia
Modica, 26 September 2022 – Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) bekerja sama dengan program Arise+ Indonesia
mengembangkan dan memperluas produk-produk Indikasi Geografis (IG) Indonesia. Salah satunya
dengan melakukan kunjungan kerja ke Modica, Italia dalam rangka misi pembelajaran (study
mission) pada 21—23 September 2022 untuk mendalami cara-cara mengembangkan cokelat
Modica sebagai produk IG negara tersebut. Italia merupakan negara yang memiliki Perlindungan
Indikasi Geografis (Protected Geographical Indication/PGI) paling besar di Eropa.

Kunjungan kerja ini dilakukan Kemendag bersama dengan delegasi Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM, Perwakilan Masyarakat Perlindungan Indikasi
Geografis Kakao Berau, Sekjen Dewan Kakao Indonesia, serta didampingi Atase Perdagangan
Roma dan Indonesian Trade Promotion Center Milan.

"Dari kunjungan ini, delegasi Indonesia mempelajari cara Italia mengembangkan cokelat Modica
sebagai produk IG hingga mampu berkembang pesat dan menumbuhkan industri makanan yang
maju dan dibanggakan," ujar Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Ni Made Ayu
Marthini.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Delegasi Indonesia melakukan dialog dengan Pemerintah Daerah
Modica, Consortium Chocolate Modica, Sekolah Gastronomi Modica, Museum cokelat, butik dan
pabrik cokelat, serta retailer produk Kakao Modica.

“Pembelajaran penting yang kami dapat dari Modica adalah sinergi seluruh pemangku
kepentingan dalam memajukan produk IG coklat Modica. Masyarakat Perlindungan Indikasi
Geografis (MPIG/konsorsium) menjaga tradisi dan kualitas produk, pemerintah daerahnya
melakukan promosi dan pemasaran, serta bersama pemerintah pusat membentuk kelembagaan
dan mekanisme agar IG yang terdaftar terlindungi. Selain itu kebanggaan masyarakat Italia akan
PIG ini adalah kunci yang menjadikan produk dengan IG dicintai, dikonsumsi, dan dipasarkan
dengan maksimal, yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan artisan mereka,” ungkap Made.

Sebagai negara yang memiliki PGI paling besar di Eropa, Italia memiliki 879 produk IG dari total
3310 produk IG yang terdaftar di Uni Eropa. Perlindungan ini tidak hanya meningkatkan
kesejahteraan para petani dan artisan pemilik IG, tetapi juga menjaga kualitas produk, originalitas,
keunikan, dan tradisi.
Cokelat Modica merupakan salah satu cokelat yang mendapat perlindungan IG di Italia.
Keunikannya adalah terjaganya tradisi ratusan tahun sejak 1746, dimana tradisi coklat
diperkenalkan oleh Spanyol yang membawanya dari Amerika Latin. Proses pembuatan cokelat
Modica memadukan kakao murni dengan gula dengan persentase 50:50 sampai 99:1. Selain itu,
cokelat Modica diproses dalam keadaan dingin tanpa menggunakan lemak tambahan, hanya
lemak cocoa (cocoa butter) yang secara alami terdapat pada biji kakao.

“Tradisi pengolahan sejak ratusan tahun dan komposisi unik inilah yang menjadi kekuatan narasi
atau cerita yang bernilai tinggi dari cokelat cokelat Modica tersebut, sehingga layak didaftarkan
dan dilindungi di Italia atau PGI," imbuh Made.

Perkembangan cokelat Modica juga sangat pesat dan berkontribusi besar bagi industri ekonomi
wisata. Hanya dalam jangka waktu 10 tahun, di Modica berkembang menjadi 750 penginapan dari
sebelumnya hanya terdapat 56 penginapan kecil (hotel bed & breakfast). Hal ini karena cokelat
modica menjadi salah satu atraksi menarik bagi turis yang datang ke Modica.

Dewan Kakao Indonesia dan MPIG Kakao Berau berharap, dari misi kunjungan terjalin kemitraan
lebih luas antara cokelat Modica dengan MPIG Kakao Berau yang saling menguntungkan.
Beberapa artisan cokelat Modica saat ini telah menggunakan Kakao dari Berau, Kalimantan Timur,
yang menghasilkan cokelat prima.

“Kami berharap ekspor Kakau Berau akan semakin tinggi ke Italia, dan industri coklat Indonesia
juga berkembang luas," pungkas Made.

Sejumlah upaya yang dilakukan Kemendag sebagai bentuk komitmen dalam mendukung
pengembangan produk IG ke depannya, yaitu dengan menyosialisasikan serta mengajak
kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kesadaran terhadap produk
IG, serta bangga dengan produk IG Indonesia. Selain itu, mempromosikan produk IG tidak hanya
dilakukan di dalam negeri tetapi luar negeri.

IG adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena
faktor lingkungan geografis, termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua
faktor tersebut yang memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang
dan/atau produk yang dihasilkan.

Hingga saat ini terdapat total 120 produk yang terdaftar sebagai IG di Indonesia yaitu 105 produk
IG domestik dan 15 produk luar negeri. Misalnya, Kopi Gayo, Kopi Kintamani, Kopi Manggarai, Gula
Kelapa Kulonprogo, Lada Munthok, Vanila Alor, dan Kakao Berau.

Sejak 2019 hingga kini telah diadakan berbagai kegiatan termasuk sosialisasi, advokasi, dan
promosi.

--selesai--

Sumber: Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional


Disunting oleh Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan

Anda mungkin juga menyukai