Anda di halaman 1dari 6

FARMAKOTERAPI II

Case #1

A 55-year-old woman without symptoms of CAD seeks assessment and advice for routine health
maintenance. Her blood pressure is 135/85 mm Hg. She does not smoke or have diabetes and has been
postmenopausal for 3 years. Her BMI is 24. Lipoprotein analysis shows a total cholesterol level of 240
mg/dL, an HDL level of 55 mg/dL, a triglyceride level of 85 mg/dL and a LDL level is 180 mg/dL. The
patient has no family history of premature CAD.

Question:
•What is the goal LDL in this woman?

•What would you do if exercise/diet change do not improve cholesterol after 3 months?

•How would your management change if she complained of claudication with walking?

Translate

Kasus #1

Seorang wanita 55 tahun tanpa gejala CAD mencari penilaian dan saran untuk pemeliharaan
kesehatan rutin. Tekanan darahnya 135/85 mm Hg. Dia tidak merokok atau menderita diabetes dan telah
menopause selama 3 tahun. BMI-nya adalah 24. Analisis lipoprotein menunjukkan kadar kolesterol total
240 mg/dL. kadar HDL 55 mg/dL, kadar trigliserida 85 mg/dl, dan kadar LDL 180 mg/dL. Pasien tidak
memiliki riwayat keluarga dengan CAD prematur.

Pertanyaan:

Apa tujuan LDL pada wanita ini?

Apa yang akan Anda lakukan jika olahraga perubahan pola makan tidak memperbaiki kolesterol setelah 3
bulan?

Bagaimana manajemen Anda akan berubah jika dia mengeluh klaudikasio saat berjalan?
Jawab:
Kolesterol Total 240 mg/ dL termasuk kedalam kategori Borderline tinggi, dan dengan kadar LDL180
mg/dL termasuk dalam kategori tinggi. Selain itu pasien juga mengalami tekanan darahtinggi. Karena
pasien tersebut termasuk kedalam faktor resiko rendah dengan 1 faktor resikoyaitu hipertensi dan dengan
LDL > 160 mg/ dL maka goal LDL pada wanita ini adalah mencariterapi penyebab dyslipidemia
sekunder karena dyslipid.

Emia sekunder terjadi karena penyakit lain yang menyebabkan kelainan metabolism lemak
danlipoprotein. Untuk terapi awal pasien akan disarankan menggunakan terapi non farmakologisyaitu
dengan menggunakan diet dan melakukan pemeriksaan ulang dalam 3 bulan.

Gejala dapat dikurangi dengan duduk (melenturkan tulang belakang )atau bahkan dengan berjalan sambil
membungkuk ( melenturkan tulang belakang ) kereta berjalan.

Case #2

A 40-year-old man without significant past medical history comes in for a routine annual exam. He has
no complaints but is worried because his father had a “heart attack” at the age of 45. He is a current
smoker and has a 23-pack year history of tobacco use. A fasting lipid panel reveals a LDL 170 mg/dL and
an HDL of 35 mg/dL. Serum Triglycerides were 140 mg/dL. Serum chemistries including liver panel are all
normal.

Question:

•What is this patient’s goal LDL?

•Would you start medication, and if so, what?

Translate

Kasus #2

Seorang pria 40 tahun tanpa riwayat medis masa lalu yang signifikan datang untuk pemeriksaan rutin
tahunan. Dia tidak memiliki keluhan tetapi khawatir karena ayahnya mengalami serangan jantung pada
usia 45 tahun. Dia adalah perokok saat ini dan memiliki riwayat penggunaan tembakau selama 23 tahun.
Sebuah panel lipid puasa mengungkapkan LDL 170 mg dl, dan HDL 35 mg/dL Serum Trigliserida adalah
140 mg/dl. Kimia serum termasuk panel hati semuanya normal.

Pertanyaan:

Apa tujuan LDL pasien ini?

Apakah Anda akan memulai pengobatan, dan jika ya, apa?

Jawab:

LDL 170 mg/dl dan HDL 35 mg /dl. LDL termasuk kedalam kstagori high dan HDL termasuk kedalam
katagori low , selain itu pasien juga mengalami sakit serangan jantung . karena pasien tersebut
termasuk kedalam faktor resiko sangat tinggi dengan 1 faktor trigliserida .

Ya, melakukan cek up ke rumah sakit dan melakukan rongsen agar lebih jelas mengetahui yang
sebenarnya.

Case # 3

A 65 year-old woman with medical history of Type II diabetes, obesity, and hypertension comes to your
office for the first time. She has been told her cholesterol was elevated in the past and states that she
has been following a “low cholesterol diet” for the past 6 months after seeing a dietician. She had a
normal exercise stress test last year prior to knee replacement surgery and has never had symptoms of
CHD. A fasting lipid profile was performed and revealed a LDL 130, HDL 30 and a total triglyceride of 300.
Her Hgba1c is 6.5%.

Question:

•What is this patient’s goal LDL?

•What medication would you consider starting in this patient?

•What labs would you want to monitor in this patient?


Translate

Kasus #3

Seorang wanita 65 tahun dengan riwayat medis diabetes Tipe Il, obesitas, dan hipertensi datang ke
kantor Anda untuk pertama kalinya. Dia telah diberitahu bahwa kolesterolnya meningkat di masa lalu
dan menyatakan bahwa dia telah mengikuti "diet rendah kolesterol" selama 6 bulan terakhir setelah
menemui ahli gizi. Dia menjalani tes stres latihan normal tahun lalu sebelum operasi penggantian lutut
dan tidak pernah memiliki gejala PJK. Profil lipid puasa dilakukan dan mengungkapkan LDL 130, HDL 30
dan trigliserida total 300. Hgbalc-nya adalah 6,5%.

Pertanyaan:

Apa tujuan LDL pasien ini?

Obat apa yang akan Anda pertimbangkan untuk memulai pada pasien ini?

Laboratorium apa yang ingin Anda pantau pada pasien ini?

Jawab:

Tujuan untuk mengetahui kadar lemak, menentukan faktor resiko penyakit jantung koroner, dan
memantau terapi penurunan lipid Kadar HDL normal 40mg/dl atau lebih,, sementara pada pasien kadar
HDL nya 30mg/dl (rendah). Kadar LDL normal adalah kurang dari 100mg/dl,, sementara pasien 130mg/dl
(tinggi). Kadar trigliserida yang baik dalam darah adalah kurang dari 150mg/dl, sementara pasien
memiliki kadar trigliserida 300mg/dl (tinggi)

HDL nya rendah berarti akan semakin tinggi resiko pasien terkena penyakit jantung, penyakit
pembuludarah, stroke.

Karna LDL dikenal sebagai kolesterol jahat, bertugas mengangkut kolesterol dari organ hati ke sel" yang
membutuhkan LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL.

Statin (memang dikenal sebagai obat yang efektif dalam menurunkan kadar LDL di dalam darah. Tidak
hanya itu, obat ini juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan jumlah HDL atau
kolesterol baik dalam darah).

Niacin (meningkatkan jumlah HDL di dalam tubuh sekaligus menurunkan kadar LDL dan trigliserida).
Cholesterol absorption inhibitor (Golongan obat ini paling efektif dalam menurunkan kadar LDL di dalam
tubuh. Bahkan, obat ini mungkin memiliki efek yang cukup baik dalam menurunkan kadar trigliserida
dan meningkatkan kadar HDL di dalam darah).

Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan pemantauan pengobatan diabetes melitus adalah kadar
glukosa darah, HbA1c (hemoglobin glikat) dan yang terbaru albumin glikat.

Anda mungkin juga menyukai