Anda di halaman 1dari 1

Faktor Resiko Hiperlipidemia:

 Jenis kelamin. Setelah menopause, kadar kolesterol LDL wanita meningkat.


 Riwayat keluarga.
 Umur. Laki-laki berumur 45 tahun ke atas dan wanita berumur 55 tahun ke atas.
 Konsumsi makanan dengan kadar lemak dan kolesterol yang tinggi.
 Diabetes mellitus dan sindrom metabolik. Hyperinsulinemia berkaitan dengan
rendahnya level HDL dan hipertrigliseridemia.
 Gagal ginjal kronis.
 Sindrom nefrotik. Tekanan oncotic vascular menurun karena proteinuria membawa
kepada peningkatan pengeluaran lipoprotein oleh hati.
 Hypothyroidism.
 Hypopituitarism.
 Hipertensi.
 Obesitas. Obesitas berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol, LDL, VLDL, dan
trigliserida, dan juga dengan penurunan kadar HDL.
 Jarang melakukan aktivitas fisik.
 Konsumsi alcohol.
 Penggunaan steroid.
 Menggunakan kontrasepsi oral.
 Merokok. Merokok menurunkan kadar HDL dan termasuk faktor resiko penyakit
kardiovaskular.

Monitoring terapi:

Dalam tahap monitoring, uji skrining untuk hyperlipidemia dapat dilaksanakan dalam
kondisi puasa atau tidak berpuasa dan hendaklah uji yang dilakukan mencakup pengukuran
kadar kolesterol LDL, HDL dan TC. Ketika pengukuran kadar kolesterol LDL, terapi
dianggap berhasil jika pasien dengan resiko tinggi mengalami penurunan kolesterol LDL ke
konsentrasi kurang dari 70 mg/dL atau tercapainya penurunan relative minimal 50% dari
konsentrasi awal. Target terapi kolesterol LDL bagi pasien berisiko menengah adalah ˂115
mg/dL. Bagi yang berisiko rendah, target terapi harus mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian terapi obat penurun lipid.

www.nutritionmd.org/health_care_providers/cardiovascular/hyperlipidemia.html

Anonim, 2013. PEDOMAN TATALAKSANA DISLIPIDEMIA PERHIMPUNAN


DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai