Anda di halaman 1dari 6

Nama: Yoan Agnes Theresia

NIM. : PO.62.20.1.17.350

Pertemuan I

Kasus 1

Tn. J, 39 tahun, IMT 34 kg/m 2, tekanan darah 125/80 mmHg. Selama ini Tn. J tidak merasakan
keluhan apa-apa. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan HDL 30 mg/dl, trigliserida 185 mg/dl, LDL 185
mg/dl; GDP = 111 mg/dl setelah diulang 1 minggu kemudian GDP menunjukkan 115 mg/dl.

Aktivitas 1

Identifikasi kata kunci dan data tambahan pada kasus prediabetes secara mandiri!

Kata kunci dari kasus ini ialah pemeriksaan kadar gula darah puasa yang berada di atas 100 menjadi
indikasi adanya prediabetes pada klien

Dan untuk data tambahan berupa IMT, tekanan darah, pemeriksaan HDL, trigliserida, LDL dan gula
darah puasa yang diulangi sebanyak dua kali.
IMT
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah angka yang menentukan apakah
berat badan Anda ideal, kurang, atau berlebih.

IMT tn. J 34 kg/m2termasuk kategori sangat gemuk

Tekanan darah

merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan
tekanan keatas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan (sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut
tekanan (diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat
dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanandarah tn. J 125/80 mmHg termasuk Pre-Hipertensi.


Aktivitas 2

Identifikasi masalah keperawatan pada kasus prediabetes secara mandiri berdasarkan data subjektif
dan data objektif pada kasus!

DS:

Tn. J mengatakan tidak merasakan keluhan apa apa.

DO:

TD: 125/80 mmHg

HDL 30 mg/dl,

trigliserida 185 mg/dl,

LDL 185 mg/dl;

GDP = 111 mg/dl. ( minggu pertama )

GDP 115 mg/dl. ( minggu kedua )

Tes toleransi glukosa oral (2 jam PP)


Tes hemoglobin A1c (HbA1c)

Pemeriksaan tanda tanda vital lengkap, seperti tekanan darah, respirasi rate, suhu tubuh , nadi,
dan heart rate.

Masalah Keperawatan dari DS dan DO diatas adalah:

Obesitas

Ketidakstabilan Kadar Gula Darah

Resiko perfusi miokard tidak efektif

Aktivitas 3

Identifikasi factor-faktor yang berhubungan dan factor risiko dengan masalah pada kasus
prediabetes secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah!
Aktivitas 4

Identifikasi hal-hal yang harus dipelajari pada kasus prediabetes secara mandiri!
Pemeriksaan prediabetes

Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula dalam darah sudah melebihi batas normal namun
belum dikategorikan ke diabetes tipe 2. Meski demikian, penderita prediabetes bisa mengalami
diabetes tipe 2 jika tidak segera mengubah gaya hidupnya.

Ada tiga tes darah yang umumnya dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah seseorang
mengalami kondisi prediabetes atau diabetes tipe 2.

Tes gula darah puasa (GDP)

Pasien akan diminta berpuasa antara 8 hingga 12 jam sebelum menjalani tes darah. Kadar gula
darah puasa pada pasien dinilai normal jika masih di bawah 100 mg/dL, dan baru memasuki
kondisi prediabetes jika kadarnya antara 100 hingga 125 mg/dL. Pasien akan dianggap sudah dalam
kondisi diabetes tipe 2 jika kadar gula darah puasa di atas 126 mg/dL.

Tes toleransi glukosa oral (2 jam PP)

Setelah sampel darah diambil untuk pemeriksaan tes gula darah puasa, pasien akan diminta
meminum cairan gula, kemudian pengambilan sampel darah akan dilakukan lagi dua jam
setelahnya.

Kadar gula darah dapat dikatakan normal jika hasil tes menunjukkan kurang dari 140 mg/dL, dan
baru dianggap memasuki kondisi prediabetes jika hasil tes berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL.
Sedangkan hasil tes yang menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih sudah menandakan pasien
menderita diabetes tipe 2.

Tes hemoglobin A1c (HbA1c)

Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir,
dengan mengukur persentase gula darah yang melekat pada sel darah merah. Semakin tinggi kadar
gula darah, maka semakin tinggi pula gula darah yang melekat di sel darah merah.

Kondisi pasien dapat dikatakan normal jika kadar HbA1c berada di bawah 5,7%. Pasien baru
dianggap memasuki kondisi prediabetes jika kadar HbA1c berada pada kisaran 5,7 hingga 6,4%,
dan sudah masuk ke diabetes tahap 2 jika kadar HbA1c 6,5% ke atas.

Pengaturan Pola Diet klien DM dan Olahraga

Pada pasien Diabetes Tipe 2 kebanyakan adalah orang – orang dengan obesitas atau berat badan
lebih. Makanan begitu mudah diakses terutama makanan dan minuman tinggi kalori.

Pergi ke satu tempat ke tempat lain menggunakan kendaraan. Jalan kaki menjadi sangat jarang.
Ketika di rumah pun lebih banyak duduk di depan televisi dari pada menyempatkan berolahraga.
Apalagi ketika dibilang diabetes tidak ada obatnya.

https://www.alodokter.com/prediabetes
Aktivitas 5

Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus prediabetes secara mandiri! (berdasarkan SDKI)

1. Obesitas berhubungan dengan intake makanan yang berlebih

2. Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan gangguan glukosa darah puasa

3. Resiko perfusi miokard tidak efektif faktor resiko hiperlipidemia dan kondisi klinis terkait
diabetes melitus

Anda mungkin juga menyukai