Anda di halaman 1dari 4

Nama : adelia falentina

Nim : PO.62.20.1.17.313
Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan Reg 4
Pertemuan I
Kasus 1
Tn. J, 39 tahun, IMT 34 kg/m2, tekanan darah 125/80 mmHg. Selama ini Tn. J tidak
merasakan keluhan apa-apa. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan HDL 30 mg/dl, trigliserida
185 mg/dl, LDL 185 mg/dl; GDP = 111 mg/dl setelah diulang 1 minggu kemudian GDP
menunjukkan 115 mg/dl.
Aktivitas 1
Identifikasi kata kunci dan data tambahan pada kasus prediabetes secara mandiri!

Kata Kunci :
 IMT : 34 kg/m2 (kategori sangat gemuk)
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah angka yang
menentukan apakah berat badan Anda ideal, kurang, atau berlebih.
 HDL (High Density Lipoprotein)/Kolesterol Baik : 30 mg/dl
HDL adalah lipoprotein berdensitastinggi. Lipoprotein terbentuk dari protein dan
lemak. HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena HDL membawa kolesterol 'jahat',
lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein), trigiliserida, danlemak yang
berbahaya dan mengembalikannya kedalam hati untuk diproses.
 Trigliserida 185 mg/dl
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang banyak ditemukan di dalam darah.
Lemak dari makanan yang dikonsumsi akan dipecah dan diubah menjadi energi. Setiap
lemak yang tidak digunakan tubuh, akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan di sel
lemak.
 LDL (Low Density Lipoprptein)/Kolestrol Jahat : 185 mg/dl
Kadar kolesterol LDL yang baik dalam darah adalah kurang dari 100 mg/dl, dan akan
membahayakan kesehatan Anda bila kadarnya mencapai 160 mg/dl atau lebih.
 GDP = 111 mg/dl setelah diulang 1 minggu kemudian GDP menunjukkan 115 mg/dl.
Tes GDP: Tes ini dilakukan sesudah pasien menjalankan puasa minimal 8 jam atau
semalaman. Seseorang dinyatakan positif menderita prediabetes jika tes gula darah
puasa berada pada rentang 100-126 mg/dL atau 5,6-6,9 mmol/L.
Data Tambahan :
 Aktvitas Fisik/olahraga: Olahraga yang baik dilakukan dilakukan adalah 30-60 menit
adalah 30-60 menit. Dilakukan secara teratur secara teratur Makanan
 Faktor genetik (keturunan)
 TTGO atau Tes Toleransi Glukosa Oral: Tes ini dilakukan dengan cara mengambil
sampel darah setelah pasien menjalankan puasa selama 8 jam atau semalaman.
Selanjutnya pasien diminta untuk minum larutan gula, lalu 2 jam kemudian sebelum
sampel darah diambil kembali.. TTGO untuk prediabetes 140-199 mg/dl.
 Pemeriksaan HBA1c : Tes HbA1c Diabetes Mellitus dimaksudkan untuk mengukur
jumlah hemoglobin yang mengandung glukosa. HBA1c prediabetes 5,7-6,4%
 Pemeriksaan GD2JPP prediabetes >140-200 mg/dl
 Tingkat pengetahuan
 Pola makan
 Pemeriksaan fisik

Aktivitas 2
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus prediabetes secara mandiri berdasarkan data
subjektif dan data objektif pada kasus!
1. Obesitas
DS :
DO : IMT : 34 kg/m2
2. Defisit Defisit pengetahuan pengetahuan
Ds : Selama ini Tn. J mengatakan tidak merasakan keluhan apa-apa
Do : Tingkat pengetahuan
3. Risiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Ds :
Do : GDP = 111 mg/dl setelah diulang 1 minggu kemudian GDP menunjukkan 115
mg/dl.
Aktivitas 3
Identifikasi factor-faktor yang berhubungan dan factor risiko dengan masalah pada kasus
prediabetes secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah!

Prediabetes

Faktor Yang Mempengaruhi

Faktor yang bisa dirubah : Faktor yang tidak bisa


Aktivitas fisik
dirubah:
Nutrisi Usia
Kolesterol tinggi.
Riwayat penyakit
Hipertensi
keluarga
Obesitas.

Pemeriksaan Pada
Prediabetes

TRIGLISERIDA HDL LDL GDP IMT

Aktivitas 4
Identifikasi hal-hal yang harus dipelajari pada kasus prediabetes secara mandiri!

 Pemeriksaan prediabetes
Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula dalam darah sudah melebihi batas normal
namun belum dikategorikan ke diabetes tipe 2. Meski demikian, penderita prediabetes
bisa mengalami diabetes tipe 2 jika tidak segera mengubah gaya hidupnya.
Ada tiga tes darah yang umumnya dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah
seseorang mengalami kondisi prediabetes atau diabetes tipe 2.

 Tes gula darah puasa (GDP)


Pasien akan diminta berpuasa antara 8 hingga 12 jam sebelum menjalani tes darah. Kadar
gula darah puasa pada pasien dinilai normal jika masih di bawah 100 mg/dL, dan baru
memasuki kondisi prediabetes jika kadarnya antara 100 hingga 125 mg/dL. Pasien akan
dianggap sudah dalam kondisi diabetes tipe 2 jika kadar gula darah puasa di atas 126
mg/dL.
 Tes toleransi glukosa oral (2 jam PP)
Setelah sampel darah diambil untuk pemeriksaan tes gula darah puasa, pasien akan
diminta meminum cairan gula, kemudian pengambilan sampel darah akan dilakukan lagi
dua jam setelahnya.
Kadar gula darah dapat dikatakan normal jika hasil tes menunjukkan kurang dari 140
mg/dL, dan baru dianggap memasuki kondisi prediabetes jika hasil tes berkisar antara
140 hingga 199 mg/dL. Sedangkan hasil tes yang menunjukkan kadar gula 200 mg/dL
atau lebih sudah menandakan pasien menderita diabetes tipe 2.
 Tes hemoglobin A1c (HbA1c)
Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan
terakhir, dengan mengukur persentase gula darah yang melekat pada sel darah merah.
Semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin tinggi pula gula darah yang melekat di
sel darah merah.
Kondisi pasien dapat dikatakan normal jika kadar HbA1c berada di bawah 5,7%. Pasien
baru dianggap memasuki kondisi prediabetes jika kadar HbA1c berada pada kisaran 5,7
hingga 6,4%, dan sudah masuk ke diabetes tahap 2 jika kadar HbA1c 6,5% ke atas.

(https://www.alodokter.com/prediabetes)

Aktivitas 5
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus prediabetes secara mandiri! (berdasarkan SDKI)
1. Obesitas berhubungan dengan gangguan kebiasaan makan
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
3. Resiko peningkatan kadar gula darah ditandai dengan Peningkatan kadar gula darah
GDP = 111 mg/dl setelah diulang 1 minggu kemudian GDP menunjukkan 115 mg/dl.

Anda mungkin juga menyukai