Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat Nya Laporan Rekapan Indikator Mutu Nasional Rumah Sakit RS
Bhayangkara Jambi dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
kita semua.`
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan Rumah Sakit maka fungsi pelayanan RS Bhayangkara Jambi
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien
serta memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat dengan
meningkatkan mutu pelayanan di semua unit kerja terkait.
Dalam rangka pelaksanaan peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
di RS Bhayangkara Jambi diperlukan penyusunan program untuk memperbaiki
proses pelayanan terhadap pasien secara terpadu serta meningkatkan
pelayanan kesehatan yang komprehensif sehingga semua kebutuhan
pelayanan tercapai bagi masyarakat umum dan polri.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) RS
Bhayangkara Jambi dan pihak pihak terkait yang telah membantu dalam
penyusunan laporan Rekapan Indikator Mutu Nasional dapat diselesaikan
dengan baik. Disamping itu kami harapkan dengan adanya laporan evaluasi ini
pelayanan kepada masyarakat khususnya pasien dapat dilaksanakan sesuai
standar yang telah ditetapkan.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan misi Rumah Sakit Bhayangkara Jambi untuk dapat
memberikan pelayanan bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien,
untuk itu Rumah Sakit Bhayangkara Jambi melakukan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan standar akreditasi KARS.
Kegiatan ini dilakukan di setiap unit kerja/instalasi terkait untuk mengukur
kinerja pelayanan rumah sakit dan sebagai manajemen kontrol untuk
mendukung pengambilan keputusan.
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit
Bhayangkara Jambi tahun 2018, menetapkan indikator rumah sakit yang
sesuai dengan standar peningkatan mutu dan keselamatan pasien dari KARS
Berdasarkan standar PMKP 3, dapat diklarifikasikannya indikator rumah sakit
sebagai berikut : 12 Indikator Mutu Nasional.
Selain pemantauan yang dilakukan oleh instalasi / init kerja masing-
masing, pemantauan juga dilakukan melalui program valid data. Valid data
merupakan alat penting untuk memahami mutu dari data mutu dan untuk
mencapai tingkat dimana data tersebut cukup meyakinkan bagi para pembuat
keputusan. Hitungan keakuratan dilakukan dengan membandingkan hasil data
orang pertama dengan orang kedua. Hasil data orang kedua harus ≥ 90% dari
hasil data orang pertama untuk dinyatakan sebagai data valid.
Laporan PMKP (Januari – Februari - Maret) Tahun 2019 ini dibuat
untuk mengevaluasi perkembangan hasil pemantauan indikator mutu yang
diambil oleh instalasi/unit.
1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya mutu pelayanan dan penerapan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Bhayangkara Jambi pada bulan (Januari – Februari - Maret)
Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Dievaluasinya peningkatan mutu Rumah Sakit Bhayangkara Jambi melalui
pemantauan indikator mutu dan keselamatan pasien .dalam periode pada
bulan (Januari-Februari-Maret ) tahun 2021 di tiap - tiap unit dan instalasi
terkait.
b. Dievaluasinya program keselamatan pasien dengan pemantauan insiden
keselamatan pasien rumah sakit (IKPRS)
c. Dievaluasinya pelaksanaan program Indikator Mutu Nasional yang
dilakukan oleh tim/komite/unit terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sebagai berikut :
1) Kepatuhan identifikasi pasien
2) Emerggency Respon Time ( waktu tanggap pelayanan gawat darurat <
5 menit).
3) Waktu tunggu rawat jalan
4) Penundaan operasi selektif
5) Kepatuhan jam visit dokter spesialis
6) Waktu lapor hasil tes keritis laboratorium
7) Kepatuhan penggunaan formularium nasional bagi RS provider bpjs
dan Kepatuhan penggunaan formularium nasional bagi RS provider non
bpjs
8) Kepatuhan cuci tangan
9) Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat pasien jatuh pada
pasien rawat inap.
10) Kepatuhan terhadap clinical pathway
11) Kepuasan pasien dan keluarga
12) Kecepatan respon terhadap komplen
2
d. Didapatkan rekomendasi dari direktur rumah sakit dan dewan pengawas
mengenai pelaksanaan program mutu pelayanan dan penerapan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi.
3
BAB II
KEGIATAN PEMANTAUAN
REKAPAN INDIKATOR MUTU NASIONAL PADA BULAN
(JANUARI - FEBRUARI - MARET )
TAHUN 2021
A. Kegiatan Pokok
Seperti telah dijelaskan diatas kegiatan pemantauan Rekapan Indikator
Mutu Nasional pada bulan (Januari - Februari - Maret) Tahun 2021. Adapun
indikator yang dipantau adalah sebagai berikut : Indikator Rekapan Indikator
Mutu Nasional
1. Kepatuhan penggunaan Clinical Pathway
2. Kelengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam
3. Kepatuhan penulisan resep sesuai dengan formularium nasional
4. Angka kejadian penundaan operasi selektif
5. Waktu tunggu pasien rawat jalan
6. Kepatuhan jam visit Dokter spesialis
7. Kepuasan pelanggan
8. Emergency respon time pasien di IGD
4
4. Melakukan penyampaian hasil penyampaian indikator mutu oleh masing-
masing bagian/unit
5. Melakukan pembandingan data dengan rumah sakit lain
6. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu
C. Jadwal Kegiatan
1. Melakukan pelaporan hasil pemantauan Rekapan Indikator Mutu Nasional
indikator mutu oleh masing-masing bagian / unit dilakukan setiap bulan,
menyusun program perbaikan mutu dengan teknik PDSA oleh
penanggungjawab pengumpul data indikator mutu rumah sakit dilaporkan
pada saat rapat triwulan
2. Melakukan pemantauan indikator mutu serta valid data yang dilaksanakan
berkesinambungan
3. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu
(dilaksanakan tiap bulan)
4. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu dan valid data
mutu setiap 3 bulan
5. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit setiap 3 bulan
5
Hasil pengolahan dan analisa data di tuangkan dalam laporan tertulis
kemuadian akan dilaporkan kepada direktur setiap 3 bulan sekali dalam rapat
evaluasi triwulan.
6
BAB III
HASIL KEGIATAN
Analisa :
Dari grafik diatas dapat disimpulkan untuk indicator kepatuhan
penggunaan clinical pathway pada bulan januari masih ada DPJP yang
tidak patuh dan pada bulan februari terjadi peningkatan persentase yang
mana pada bulan januari angka yang didapat sebesar 98,51% meningkat
menjjadi 100% pada bulan februari. Kemudian menurun kembali pada
bulan maret menjadi 96,00%.
RTL :
Melaksanakan sosialisasi ulang kepada DPJP untuk patuh terhadap
penggunaan clinical pathway dan sosialisasi kepada seluruh staf rawat
inap untuk tetap mengingatkan DPJP untuk melaksanakan clinical
pathway.
7
b. Kelengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam
Analisa :
Untuk Indikator asesmen awal medis dalam 24 jam pada triwulan 1 2021
angka nya sudah cukup baik hal ini dapat tergambar dari grafik diatas yang
mana terjadi peningkatan persentase dari 99,62% pada bulan Januari
menjadi 100% pada bulan februari dan tetap stabil pada bulan maret.
RTL :
sosialisasi ulang pada seluruh staf rawat inap untuk selalu mengingatkan
DPJP untuk melengkapi asesmen medis pada saat pertama kali DPJP
visete.
8
c. Kepatuhan penulisan resep sesuai dengan formularium nasional
Analisa :
Pada triwulan 1 2019 masih ada beberapa DPJP yang menulis resep tidak
sesuai dengan formularium nasional hal ini dapat terlihat dari gambar
grafik diatas yang mana persentase data yang didapat dari bulan januari
sampai dengan maret belum mencapai target yang mana target nya
adalah 100%.
RTL :
Sosialisasi ulang kepada seluruh DPJP untuk selalu menggunakan dan
menulis resep obat sesuai dengan daftar obat formularium nasional.
9
d. Angka kejadian penundaan operasi selektif
Analisa :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk indicator angka kejadian
penundaan operasi selektif masih belum mencapai standar yang di
inginkan yang mana standar nya adalah 0,0%. Pada bulan januari masih
ada penundaan operasi selektif yang mana angka persentasenya yaitu
1,14% dan pada bulan februari pun masih ada penundaan operasi
selectif yaitu 2,47%. Dan bulan maret sebesar 2,55%, adapun
kemungkinan penyebab terjadinya penundaan adalah karena kondisi
pasien yang belum bisa stabil, contohnya pada pasien yang memiliki
riwayat hipertensi.
RTL :
Laksanakan sosialisasi ulang tentang komunikasi yang efektf antara
perawat dan pasien serta komunikasi efektif antara perawat dan dokter.
10
e. Waktu tunggu pasien rawat jalan
Analisa :
Dari data diatas untuk indicator waktu tunggu pasien rawat jalan pada
bulan januari sampai dengan maret sudah mencapai target yang
diinginkan karena sudah mencapai standar maksimal, yaitu ≤ 30 menit.
11
f. Kepatuhan jam visit Dokter spesialis
Analisa :
Dari data diatas bahwa dapat disimpulkan untuk indikator kepatuhan jam
visite dokter spesialis dari bulan januari ke bulan februari terjadi
penurunan persentase yaitu dari 44,01% menjadi 36,30%.terjadi
peningakatan pada bulan maret 69,64%. Adapun kemungkinan penyebab
kepatuhan jam visite dokter belum mencapai standar adalah karna
beberapa DPJP yang ada dirumah sakit bhayangkara jambi adalah
sebagian besar pns diluar rumah sakit bhayangkara jambi.
12
g. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan
100.00%
94.34%
90.00%
80.00%
70.00% 71.62% 73.82%
60.00%
50.00%
Kepuasan pelanggan
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Januari Februari Maret
Analisa :
Dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa untuk indicator
kepuasan pelanggan terjadi peningkatan persentase dari 71,62% pada
bulan januari meningkat pada bulan februari kemudian meningkat kembali
dibulan maret menjadi 94,34 %.
13
h. Emergency respon time pasien di IGD
20.00%
0.00%
Januari Februari Maret
Analisa :
14
i. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
80.00%
60.00%
Waktu tunggu
40.00% pelayanan
laboratorium
20.00%
Analisa :
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa untuk indikator waktu tunggu
pelayanan laboratorium sudah mencapai standar yang diinginkan, yaitu:
Dibawah 60 menit.
15
j. Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap Di Rumah Sakit
Analisa :
Dari grafik diatas dapat disimpulkan indikator pasien jatuh selama
perawatan rawat inap di rumah sakit untuk bulan Januari sampai dengan
Maret tidak ada pasien yang jatuh selama dirawat.
16
k. Angka infeksi luka operasi
1.5
1 1.2
0.5 0.42
0 0
-0.5
JANUARI FEBRUARI MARET
CAPAIAN 0 0.42 1.2
TARGET 2 2 2
Analisa :
17
12. Ketidaklengkapan informed consent
Analisa :
Rencana Tindaklanjut:
Sosialisasi ulang pada seluruh staf di Unit Rawat Inap untuk selalu teliti
dan mengecek kembali kelengkapan infomed consent setiap pasien yang
akan dilakukan tindakan .
18
B. Perbaikan Mutu dengan Menggunakan PDSA oleh unit/instalasi
Laporan PDSA data dapat dilihat pada lampiran
19
6. Audit medik di komite medik
Audit medik dilakukan oleh komite medik setiap 3 bulan sekali. Audit
yang dilaksanakan adalah audit kasus dan kelengkapan pengisian clinical
pathway
7. Audit keperawatan di komite keperawatan
Audit keperawatan sedang berjalan, hasil akan dilaporkan dalam laporan
triwulan berikutnya tahun 2021
8. Penilaian kinerja yang dilaksanakan di tim penilaian kinerja
a. Sudah dibentuk tim penilaian kinerja di level RS
b. Panduan pelaksanaan penilaian kinerja individu meliputi profesional
kesehatan, direksi, dan RS
c. Pelaksanaan penilaian kinerja untuk tahun 2021 sudah berjalan perlu
dilakukan revisi panduan penilaian kinerja
d. Untuk tenaga kontrak menggunakan penilaian kinerja sesuai dengan
panduan
20
BAB IV
PEMBAHASAN
C. Rekomendasi Karumkit
1. Data yang di upload adalah pencapaian bulan janauri – maret 2021
2. Menyarankan kepada wakarumkit pelayanan agar melakukan edukasi untuk
para dokter agar melengkapi pengisian RM
3. Survey kepuasan pelanggan agar menyesuaikan dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh kemenkes
21
4. Untuk unit yang tidak melakukan survey agar mengusahakan untuk
melakukan survey
5. Untuk insiden pasien jatuh agar dilakukan pengawasan yang lebih ketat
terhadap pasien yang beresiko jatuh dan pasien anak-anak
6. Setiap 2 minggu manajemen akan berkeliling untuk melakukan monitoring
resiko bersama tim dari rumah sakit
22
BAB V
PENUTUP
Hj. SESMITA
PENATA NIP 196904271991032005
23