Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

REKAPAN INDIKATOR MUTU NASIONAL


(JANUARI – FEBRUARI - MARET)
TAHUN 2021

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA JAMBI


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat Nya Laporan Rekapan Indikator Mutu Nasional Rumah Sakit RS
Bhayangkara Jambi dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
kita semua.`
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan Rumah Sakit maka fungsi pelayanan RS Bhayangkara Jambi
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien
serta memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat dengan
meningkatkan mutu pelayanan di semua unit kerja terkait.
Dalam rangka pelaksanaan peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
di RS Bhayangkara Jambi diperlukan penyusunan program untuk memperbaiki
proses pelayanan terhadap pasien secara terpadu serta meningkatkan
pelayanan kesehatan yang komprehensif sehingga semua kebutuhan
pelayanan tercapai bagi masyarakat umum dan polri.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) RS
Bhayangkara Jambi dan pihak pihak terkait yang telah membantu dalam
penyusunan laporan Rekapan Indikator Mutu Nasional dapat diselesaikan
dengan baik. Disamping itu kami harapkan dengan adanya laporan evaluasi ini
pelayanan kepada masyarakat khususnya pasien dapat dilaksanakan sesuai
standar yang telah ditetapkan.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan misi Rumah Sakit Bhayangkara Jambi untuk dapat
memberikan pelayanan bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien,
untuk itu Rumah Sakit Bhayangkara Jambi melakukan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan standar akreditasi KARS.
Kegiatan ini dilakukan di setiap unit kerja/instalasi terkait untuk mengukur
kinerja pelayanan rumah sakit dan sebagai manajemen kontrol untuk
mendukung pengambilan keputusan.
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit
Bhayangkara Jambi tahun 2018, menetapkan indikator rumah sakit yang
sesuai dengan standar peningkatan mutu dan keselamatan pasien dari KARS
Berdasarkan standar PMKP 3, dapat diklarifikasikannya indikator rumah sakit
sebagai berikut : 12 Indikator Mutu Nasional.
Selain pemantauan yang dilakukan oleh instalasi / init kerja masing-
masing, pemantauan juga dilakukan melalui program valid data. Valid data
merupakan alat penting untuk memahami mutu dari data mutu dan untuk
mencapai tingkat dimana data tersebut cukup meyakinkan bagi para pembuat
keputusan. Hitungan keakuratan dilakukan dengan membandingkan hasil data
orang pertama dengan orang kedua. Hasil data orang kedua harus ≥ 90% dari
hasil data orang pertama untuk dinyatakan sebagai data valid.
Laporan PMKP (Januari – Februari - Maret) Tahun 2019 ini dibuat
untuk mengevaluasi perkembangan hasil pemantauan indikator mutu yang
diambil oleh instalasi/unit.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya mutu pelayanan dan penerapan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Bhayangkara Jambi pada bulan (Januari – Februari - Maret)
Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Dievaluasinya peningkatan mutu Rumah Sakit Bhayangkara Jambi melalui
pemantauan indikator mutu dan keselamatan pasien .dalam periode pada
bulan (Januari-Februari-Maret ) tahun 2021 di tiap - tiap unit dan instalasi
terkait.
b. Dievaluasinya program keselamatan pasien dengan pemantauan insiden
keselamatan pasien rumah sakit (IKPRS)
c. Dievaluasinya pelaksanaan program Indikator Mutu Nasional yang
dilakukan oleh tim/komite/unit terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sebagai berikut :
1) Kepatuhan identifikasi pasien
2) Emerggency Respon Time ( waktu tanggap pelayanan gawat darurat <
5 menit).
3) Waktu tunggu rawat jalan
4) Penundaan operasi selektif
5) Kepatuhan jam visit dokter spesialis
6) Waktu lapor hasil tes keritis laboratorium
7) Kepatuhan penggunaan formularium nasional bagi RS provider bpjs
dan Kepatuhan penggunaan formularium nasional bagi RS provider non
bpjs
8) Kepatuhan cuci tangan
9) Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat pasien jatuh pada
pasien rawat inap.
10) Kepatuhan terhadap clinical pathway
11) Kepuasan pasien dan keluarga
12) Kecepatan respon terhadap komplen

2
d. Didapatkan rekomendasi dari direktur rumah sakit dan dewan pengawas
mengenai pelaksanaan program mutu pelayanan dan penerapan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi.

3
BAB II
KEGIATAN PEMANTAUAN
REKAPAN INDIKATOR MUTU NASIONAL PADA BULAN
(JANUARI - FEBRUARI - MARET )
TAHUN 2021

A. Kegiatan Pokok
Seperti telah dijelaskan diatas kegiatan pemantauan Rekapan Indikator
Mutu Nasional pada bulan (Januari - Februari - Maret) Tahun 2021. Adapun
indikator yang dipantau adalah sebagai berikut : Indikator Rekapan Indikator
Mutu Nasional
1. Kepatuhan penggunaan Clinical Pathway
2. Kelengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam
3. Kepatuhan penulisan resep sesuai dengan formularium nasional
4. Angka kejadian penundaan operasi selektif
5. Waktu tunggu pasien rawat jalan
6. Kepatuhan jam visit Dokter spesialis
7. Kepuasan pelanggan
8. Emergency respon time pasien di IGD

9. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium


10. Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap Di Rumah Sakit
11.Angka infeksi luka operasi
12.Ketidaklengkapan informed consent.

B. Cara Melakukan Kegiatan


1. Melakukan pemantauan indikator Rekapan Indikator Mutu Nasional mutu
secara berkesinambungan
2. Melakukan valid data pemantauan indikator mutu klinik
3. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu

4
4. Melakukan penyampaian hasil penyampaian indikator mutu oleh masing-
masing bagian/unit
5. Melakukan pembandingan data dengan rumah sakit lain
6. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu

C. Jadwal Kegiatan
1. Melakukan pelaporan hasil pemantauan Rekapan Indikator Mutu Nasional
indikator mutu oleh masing-masing bagian / unit dilakukan setiap bulan,
menyusun program perbaikan mutu dengan teknik PDSA oleh
penanggungjawab pengumpul data indikator mutu rumah sakit dilaporkan
pada saat rapat triwulan
2. Melakukan pemantauan indikator mutu serta valid data yang dilaksanakan
berkesinambungan
3. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu
(dilaksanakan tiap bulan)
4. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu dan valid data
mutu setiap 3 bulan
5. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit setiap 3 bulan

D. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan harian dilakukan oleh petugas pengumpul data, kemudian
dilakukan rekapitulasi dan analisa oleh Penanggungjawab pengumpul data.
Hasil analisa tersebut kemuadian dilaporkan ke Tim PMKP
Data hasil pemantauan ditulis pada form pemantauan indikator mutu
Rekapan Indikator Mutu Nasional terintegrasidan terkumpul di Tim PMKP
dengan dilengkapi laporan tindak lanjut program dengan teknik PDCA untuk
indikator yang belum sesuai dengan standar yang ditetapkan/setiap ditemukan
suatu permasalahan di setiap unit kerja dan ditembuskan Tim PMKP setiap
bulan selambat-lambatnya minggu pertama bulan berikutnya.

5
Hasil pengolahan dan analisa data di tuangkan dalam laporan tertulis
kemuadian akan dilaporkan kepada direktur setiap 3 bulan sekali dalam rapat
evaluasi triwulan.

6
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Pemantauan Rekapan Indikator Mutu Nasional


1. Indikator Rekapan Indikator Mutu Nasional
a. Kepatuhan penggunaan clinical pathway

Kepatuhan penggunaan Clinical


Pathway
101.00%
100.00% 100.00%
99.00%
98.51%
98.00% Kepatuhan
97.00% penggunaan Clinical
96.00% 96.00% Pathway
95.00%
94.00%
Januari Februari Maret

Analisa :
Dari grafik diatas dapat disimpulkan untuk indicator kepatuhan
penggunaan clinical pathway pada bulan januari masih ada DPJP yang
tidak patuh dan pada bulan februari terjadi peningkatan persentase yang
mana pada bulan januari angka yang didapat sebesar 98,51% meningkat
menjjadi 100% pada bulan februari. Kemudian menurun kembali pada
bulan maret menjadi 96,00%.

RTL :
Melaksanakan sosialisasi ulang kepada DPJP untuk patuh terhadap
penggunaan clinical pathway dan sosialisasi kepada seluruh staf rawat
inap untuk tetap mengingatkan DPJP untuk melaksanakan clinical
pathway.

7
b. Kelengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam

Kelengkapan asesmen dokter 24 jam


100.10%
100.00% 100.00% 100.00%
99.90%
99.80%
Kelengkapan asesmen
99.70%
dokter 24 jam
99.60% 99.62%
99.50%
99.40%
Januari Februari Maret

Analisa :
Untuk Indikator asesmen awal medis dalam 24 jam pada triwulan 1 2021
angka nya sudah cukup baik hal ini dapat tergambar dari grafik diatas yang
mana terjadi peningkatan persentase dari 99,62% pada bulan Januari
menjadi 100% pada bulan februari dan tetap stabil pada bulan maret.

RTL :
sosialisasi ulang pada seluruh staf rawat inap untuk selalu mengingatkan
DPJP untuk melengkapi asesmen medis pada saat pertama kali DPJP
visete.

8
c. Kepatuhan penulisan resep sesuai dengan formularium nasional

Kepatuhan penggunaan formularium


nasional
100.00%
99.49%
98.00%
97.07%
96.00% Kepatuhan
94.00% 94.16% penggunaan
formularium nasional
92.00%
90.00%
Januari Februari Maret

Analisa :
Pada triwulan 1 2019 masih ada beberapa DPJP yang menulis resep tidak
sesuai dengan formularium nasional hal ini dapat terlihat dari gambar
grafik diatas yang mana persentase data yang didapat dari bulan januari
sampai dengan maret belum mencapai target yang mana target nya
adalah 100%.

RTL :
Sosialisasi ulang kepada seluruh DPJP untuk selalu menggunakan dan
menulis resep obat sesuai dengan daftar obat formularium nasional.

9
d. Angka kejadian penundaan operasi selektif

Angka kejadian penundaan operasi


selektif
3.00%
2.50% 2.47% 2.50%
2.00%
Angka kejadian
1.50%
penundaan operasi
1.00% 1.14%
selektif
0.50%
0.00%
Januari Februari Maret

Analisa :

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk indicator angka kejadian
penundaan operasi selektif masih belum mencapai standar yang di
inginkan yang mana standar nya adalah 0,0%. Pada bulan januari masih
ada penundaan operasi selektif yang mana angka persentasenya yaitu
1,14% dan pada bulan februari pun masih ada penundaan operasi
selectif yaitu 2,47%. Dan bulan maret sebesar 2,55%, adapun
kemungkinan penyebab terjadinya penundaan adalah karena kondisi
pasien yang belum bisa stabil, contohnya pada pasien yang memiliki
riwayat hipertensi.

RTL :
Laksanakan sosialisasi ulang tentang komunikasi yang efektf antara
perawat dan pasien serta komunikasi efektif antara perawat dan dokter.

10
e. Waktu tunggu pasien rawat jalan

Waktu tunggu pasien rawat jalan


100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% Waktu tunggu pasien
40.00% rawat jalan
30.00%
20.00%
10.00%
0.00% 21 menit 15mnit 21menit
Januari Februari Maret

Analisa :
Dari data diatas untuk indicator waktu tunggu pasien rawat jalan pada
bulan januari sampai dengan maret sudah mencapai target yang
diinginkan karena sudah mencapai standar maksimal, yaitu ≤ 30 menit.

Rencana tindak lanjut:

Diharapkan kepada seluruh staf Rekam medis (pendaftaran rawat jalan )


dan instalasi rawat jalan untuk selalu bisa mempertahankan sesuai
standar yang ada dan tetap monitoring untuk indicator waktu tunggu
pasie rawat jalan.

11
f. Kepatuhan jam visit Dokter spesialis

Kepatuhan jam visit dokter spesialis


80.00%
70.00% 69.64%
60.00%
50.00%
44.01%
40.00% Kepatuhan jam visit
36.30%
30.00% dokter spesialis
20.00%
10.00%
0.00%
Januari Februari Maret

Analisa :

Dari data diatas bahwa dapat disimpulkan untuk indikator kepatuhan jam
visite dokter spesialis dari bulan januari ke bulan februari terjadi
penurunan persentase yaitu dari 44,01% menjadi 36,30%.terjadi
peningakatan pada bulan maret 69,64%. Adapun kemungkinan penyebab
kepatuhan jam visite dokter belum mencapai standar adalah karna
beberapa DPJP yang ada dirumah sakit bhayangkara jambi adalah
sebagian besar pns diluar rumah sakit bhayangkara jambi.

Rencana tindak lanjut:


Untuk menghindari terjadinya komplain pasien karna sebagian besar
DPJP visite diatas jam: 14.00 wib, maka dibuat kebijakan setiap pasien
setiap pagi divisitkan oleh dokter bangsal.

12
g. Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan
100.00%
94.34%
90.00%
80.00%
70.00% 71.62% 73.82%
60.00%
50.00%
Kepuasan pelanggan
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Januari Februari Maret

Analisa :
Dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa untuk indicator
kepuasan pelanggan terjadi peningkatan persentase dari 71,62% pada
bulan januari meningkat pada bulan februari kemudian meningkat kembali
dibulan maret menjadi 94,34 %.

Recana tindak lanjut:


Lakukan monitoring kepuasan pelanggan pada semua unit kerja /
pelayanan setiap bulan.

13
h. Emergency respon time pasien di IGD

Emergency respon time pasien di IGD


120.00%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
80.00%
60.00% Emergency respon time
40.00% pasien di IGD

20.00%
0.00%
Januari Februari Maret

Analisa :

Dari data diatas dapat disimpulkan untuk indikator kecepatan respon


time di igd dari bulan januari sampai bulan maret sudah mencapai 100%.

Rencana tindak lanjut:


Untuk seluruh staf instalasi IGD tetap dilakukan monitoring terhadap
indikator kecepatan respon time igd agar tidak terjadi penurunan di bulan
selanjutnya

14
i. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

Waktu tunggu pelayanan


laboratorium
100.00%

80.00%

60.00%
Waktu tunggu
40.00% pelayanan
laboratorium
20.00%

0.00% 14 menit 14 mnit 15 menit


Januari Februari Maret

Analisa :
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa untuk indikator waktu tunggu
pelayanan laboratorium sudah mencapai standar yang diinginkan, yaitu:
Dibawah 60 menit.

Rencana tindak lanjut:


Diharapkan kepada seluruh staf laboratorium untuk selalu bisa
mempertahankan sesuai standar dan ka. Unit laboratorium diharapkan
tetap monitoring untuk pengawasan indicator waktu tunggu pelayanan
laboratorium.

15
j. Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap Di Rumah Sakit

Insiden Pasien Jatuh Selama


Perawatan Rawat Inap Di Rumah
Sakit
100.00%
80.00%
60.00% Insiden Pasien Jatuh
Selama Perawatan
40.00%
Rawat Inap Di Rumah
20.00% Sakit
0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Januari Februari Maret

Analisa :
Dari grafik diatas dapat disimpulkan indikator pasien jatuh selama
perawatan rawat inap di rumah sakit untuk bulan Januari sampai dengan
Maret tidak ada pasien yang jatuh selama dirawat.

Rencana tindak lanjut:


Monitoring tiap bulan untuk indicator insiden pasien jatuh selama perawatan
rawat inap di Rumah sakit.

16
k. Angka infeksi luka operasi

GRAFIK HAIs IDO RS BHAYANGKARA JAMBI


BULAN JANUARI-MARET 2019
2.5
2 2 2 2
Axis Title

1.5
1 1.2
0.5 0.42
0 0
-0.5
JANUARI FEBRUARI MARET
CAPAIAN 0 0.42 1.2
TARGET 2 2 2

Analisa :

Dari grafik diatas diapatkan bahwa kejadian infeksi daerah operasi


(IDO) pada bulan Januari 0% dan bulan Februari terjadi peningkatan
sebesar 0,42%, sedangkan Bulan Maret mengalami peningkatan
sebesar 1,2%, sedangankan Standar IDO ≤2,0 ‰ , hal tersebut
dikarenakan petugas mulai mematuhi kwaspadaan Standar.

17
12. Ketidaklengkapan informed consent

Ketidaklengkapan informed consent


0.80%
0.75%
0.70%
0.60%
0.56%
0.50% 0.48%
0.40% Ketidaklengkapan
0.30% informed consent
0.20%
0.10%
0.00%
Januari Februari Maret

Analisa :

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk indikator


ketidaklengkapan informed consent di Unit Rawat Inap terjadi
peningkatan dari bulan januari ke bulan februari yaitu sebesar 0,48%
menjadi 0,75% kemudian terjadi penurunan pada bulan maret sebesar
0,56%, Adapun kemungkinan penyebab terjadinya penurunan adalah
masih adanya beberapa petugas diranap kebidanan yang masih kurang
teliti dalam pengisian informed consent.

Rencana Tindaklanjut:

Sosialisasi ulang pada seluruh staf di Unit Rawat Inap untuk selalu teliti
dan mengecek kembali kelengkapan infomed consent setiap pasien yang
akan dilakukan tindakan .

18
B. Perbaikan Mutu dengan Menggunakan PDSA oleh unit/instalasi
Laporan PDSA data dapat dilihat pada lampiran

C. Program Mutu Spesifik Lainnya


1. PMKP di unit kerja pelaporan pemantauan program PMKP di setiap unit kerja
dilakukan oleh masing-masing kepala instalasi dan berkoordinasi dengan tim
SPM RS
2. Pemantauan mutu internal dan eksternal laboratorium
a. Pelaksanaan PMI dan PME berlangsung baik dan dilaporkan secara
reguler ke direktur Rs Bhayangkara Jambi dan hasilnya sudah sesuai
dengan standar Kemenkes
b. Perlu dilakukan penambahan kerjasama dengan laboratorium luar
3. Pengembangan manajemen klinik (PMKP) di bidang keperawatan
a. Sudah dilakukan pelatihan PMK terhadap kepala ruangan dan perawat
b. Kebijakan Direktur tentang PMK sudah disusun menunggu pengesahan
direktur
c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PMK dilakukan oleh bidang
keperawatan
4. Model praktek keperawatan profesional (MPKP) di bidang keperawatan
a. Kebijakan MPKP di Rs Bhayangkara Jambi sudah disusun menunggu
pengesahan dari karumkit
b. Evaluasi terhadap pelaksanaan MPKP sudah dilaksanakan
c. Monitoring kinerja dilakukan untuk mengevaluasi peran kepala ruangan
dan perawat ruangan di masing-masing ruang rawat
5. Morning report di komite medik
a. Sudah dilaksanakan secara reguler sesuai dengan jadwal namun masih
perlu tindak lanjut dengan mengahadirkan dokter konsultan
b. Monev pelaksanaan morning report sudah dilakukan oleh komite medik
c. Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan dengan membuat laporan kepada
karumkit

19
6. Audit medik di komite medik
Audit medik dilakukan oleh komite medik setiap 3 bulan sekali. Audit
yang dilaksanakan adalah audit kasus dan kelengkapan pengisian clinical
pathway
7. Audit keperawatan di komite keperawatan
Audit keperawatan sedang berjalan, hasil akan dilaporkan dalam laporan
triwulan berikutnya tahun 2021
8. Penilaian kinerja yang dilaksanakan di tim penilaian kinerja
a. Sudah dibentuk tim penilaian kinerja di level RS
b. Panduan pelaksanaan penilaian kinerja individu meliputi profesional
kesehatan, direksi, dan RS
c. Pelaksanaan penilaian kinerja untuk tahun 2021 sudah berjalan perlu
dilakukan revisi panduan penilaian kinerja
d. Untuk tenaga kontrak menggunakan penilaian kinerja sesuai dengan
panduan

20
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Issue Terkait Manajemen Resiko


1. Keselamatan dan keamanan
a. Masih kurangnya keselamatan, keamanan dan kenyamanan terhadap
pasien dan pengunjung serta pegawai pada saat dilakukannya renovasi
gedung Rumah Sakit.
b. Masih adanya plafon yang bocor saat hujan turun dan membasahi lantai.
c. Masih adanya ruangan perawatan yang mengalami WC yang tidak bisa
digunakan karena mampet.
d. Masih adanya AC rusak dan masih panas di ruangan pasien
2. Kesiapan menghadapi bencana
Penempatan barang dan furniture ruangan agar tidak menghalangi jalur
evakuasi dan hidrans

B. Hambatan-hambatan pelaksanaan program PMKP


1. Penanggujawab pengumpulan data mutu di unit belum melaksanakan tugas
secara optimal sehingga ada data yang salah yang dilaporkan kepada tim
PMKP
2. Waktu pengumpulan data masih sering terlambat dari jadwal yang ditetapkan
yaitu pada tanggal 5 setiap bulannya
3. Masih ada unit yang belum melaporkan insiden keselamatan pasien

C. Rekomendasi Karumkit
1. Data yang di upload adalah pencapaian bulan janauri – maret 2021
2. Menyarankan kepada wakarumkit pelayanan agar melakukan edukasi untuk
para dokter agar melengkapi pengisian RM
3. Survey kepuasan pelanggan agar menyesuaikan dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh kemenkes

21
4. Untuk unit yang tidak melakukan survey agar mengusahakan untuk
melakukan survey
5. Untuk insiden pasien jatuh agar dilakukan pengawasan yang lebih ketat
terhadap pasien yang beresiko jatuh dan pasien anak-anak
6. Setiap 2 minggu manajemen akan berkeliling untuk melakukan monitoring
resiko bersama tim dari rumah sakit

22
BAB V
PENUTUP

Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan disemua


unit pelayanan, baik pada unit pelayanan, penunjang medis dan non medis,
maupun pada unit pelayanan administrasi dan manajemen, dan dilakukan
monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan
Laporan hasil pencapaian indikator PMKP RS ini dapat dijadikan acuan
bagi pengelola rumah sakit untuk melakukan perbaikan mutu layanan serta
menyusun perencanaan, pembiayaan pada setiap jenis pelayanan Rs
Bhayangkara Jambi.

Jambi, April 2021

Ketua Komite Peningkatan Mutu dan


Keselamatan Pasien (PMKP)

Hj. SESMITA
PENATA NIP 196904271991032005

23

Anda mungkin juga menyukai