Anda di halaman 1dari 11

DIKTAT

BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

YENNI FITRIA, M. Pd.


NIDN 0222078204

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU


BAB I
KEBERADAAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI

Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menceritakan secara singkat sejarah bahasa
Indonesia.
2. Mahasiswa dapat menguraikan kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan bahasa Indonesia di
perguruan tinggi

A. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas yang dimiliki oleh


bangsa Indonesia. Berkat identitas tersebut, Indonesia dapat dikenal oleh
negara lain karena memiliki bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia sudah dikenal oleh rakyat Indonesia sampai sekarang sebagai
bahasa persatuan. Selain itu, Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai
bahasa Nasional sekaligus bahasa Negara yang terus dipertahankan dan
dilestarikan.
Dalam kesehariannya sebagai bahasa persatuan, sudah
sewajarnyalah jika bahasa Indonesia mampu menyatukan warganya.
Menyatukan perbedaan bahasa dalam komunikasi dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Namun, sudah tahukah Anda, apa itu bahasa Indonesia?
Darimana asalnya? Untuk itulah, Anda harus mengetahui mengenai sejarah
bahasa Indonesia terlebih dahulu.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pertama kali
dicetuskan dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Meskipun pada pelaksanaannya diatur oleh negara pada 18 Agustus 1945
setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Pada mulanya, masyarakat Indonesia berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa daerah ataupun bahasa Melayu. Karena penggunaan
bahasa Melayu meluas dan tersebar ke penjuru nusantara, bahasa Melayu
sering digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari atau saat
melakukan perdagangan ataupun penyebaran agama Islam sehingga
disebut sebagai Lingua Franca.
Mengapa dinamakan bahasa Indonesia?
Penggunaan bahasa Melayu yang semakin berkembang ke seluruh
nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan
dan rasa persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, para pemuda
Indonesia dari berbagai pelosok nusantara yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan, berkumpul dalam rapat. Atas usulan Muhammad
Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah, dalam pidatonya pada
Kongres Nasional kedua di Jakarta, maka bahasa Melayu diangkat
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
Indonesia. Kemudian diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Unsur yang ketiga dari ―Sumpah Pemuda‖ yang berbunyi ―Kami Putra dan
Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir dari tekad yang kuat rakyat Indonesia untuk
menggunakan bahasa yang tidak mewakili setiap daerah di Indonesia.
Melalui proses yang panjang dan tidak mudah. Menurut Amin Singgih dalam
Rahayu, Minto (2009:8) bahasa Indonesia adalah bahasa yang dibuat,
dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia
sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum
umum dalam bahasa kesatuan kita.
Bahasa Melayu dipilih menjadi sebagai bahasa Indonesia atas
pertimbangan yang rasional, baik secara poloitik, ekonomi dan kebahasaan
yaitu:
1. Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia
2. Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia
3. Bahasa Melayu bersifat demokratis; artinya tidak membedakan
tingkatan dalam pemakaian sehingga memudahkan orang
mempelajarinya
4. Bahasa Melayu bersifat reseptif; berarti mudah menerima masukan dari
bahasa daerah lain dan bahasa asing sehingga mempercepat bahasa
Indonesia di masa mendatang.
Tidak semua negara memiliki bahasa Nasional. Kita lihat saja negara
tetangga kita seperti Singapura yang tidak memiliki bahasa Nasional.
Sehingga mereka menggunakan bahasa orang lain untuk berkomunikasi.
Sehingga sebagai Mahasiswa Indonesia Anda semua harus bangga karena
negara kita memiliki bahasa sendiri.

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting bagi
bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kukuhkan sebagai
bahasa Nasional. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai
bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Di dalam UUD 1945 Pasal
36 di sebutkan bahwa ―Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia‖.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
secara konstitusional sebagai bahasa Negara. Kini bahasa Indonesia
dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Kedudukan bahasa Indonesia menjadi penting didasarkan pada beberapa
hal, yaitu:
1. Jumlah Penutur
Penutur bahasa Indonesia mungkin tidak sebanyak penutur bahasa
Jawa atau Sunda, tetapi jika ditambah dwibahasawan yang menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan kedua maka kedudukannya
dalam deretan jumlah penutur pada peringkat pertama. Jumlah penutur asli
bahasa Indonesia lambat laun akan bertambah dengan:
a. Arus Pindah ke Kota Besar
Pendatang yang berbeda-beda bahasa ibunya memerlukan alat penghubung
bersama, yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia. Belum lagi
dengan anak-anak yang sudah menetap pada kota yang tidak
menggunakan bahasa ibunya maka tidak jarang anak-anak tersebut
dibesarkan dengan bahasa Indonesia sebagai bahsa pertamanya.
b. Perkawinan antarsuku
Penyatuan dua suku atau lebih mendorong orang tua untuk berbahasa
Indonesia kepada anak-anaknya.
c. Generasi muda
Generasi muda yang berketurunan asing merasa tidak memerlukan
bahasa leluhurnya.
d. Orang tua masa kini
Orang tua zaman sekarang lebih memilih menggunakan bahasa
Indonesia kepada anak-anaknya sebagai bahasa pertama dan untuk
keperluan komunikasi setiap harinya.
2. Luas Penyebaran
Dari aspek penyebaran penggunaan bahasa, maka menempatkan bahasa
Indonesia di baris depan. Bahasa Indonesia dipakai oleh kalangan
warga Negara asing sebagai bahasa asing.

3. Peranan
Bahasa Indonesia pada masa kini berperan sebagai sarana utama (di luar
bahasa asing) di bidang ilmu, teknologi, dan peradaban modern bagi
manusia Indonesia.

Dua peristiwa penting mengenai keberadaan bahasa Indonesia


adalah Sumpah Pemuda dan Undang-Undang dasar 1945. Sumpah
Pemuda menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional,
berfungsi:
1. Lambang Kebanggaan Nasional
Melalui bahasa Indonesia bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-
nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup.
2. Lambang Identitas Nasional
Derajat bahasa Indonesia sama dengan bendera dan Negara Indonesia.
Bahasa Indonesia harus memiliki cirri khas sehingga serasi dengan lambing-
lambang kebangsaan yang lain.

3. Alat Pemersatu Bangsa


Sebagai alat pemersatu bangsa, bahasa Indonesia memungkinkan
berbagai suku bangsa untuk mencapai keserasian hidup sebagai bangsa
yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan pada nilai-nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah.
Dengan bahasa nasional kita dapat meletakkan kepentingan kedaerahan di
bawah kepentingan nasional.
4. Alat penghubung Antardaerah dan Antarbudaya
Sebagai alat penghubung antardaerah dan antarbudaya, bahasa Indonesia
telah menunjukkan kemampuannya. Dengan bahasa Indonesia, kita dapat
mengadakan talimarga atau komunikasi dengan suku-suku bangsa di
Indonesia. Bahasa Indonesia mampu menghilangkan jarak antarsuku, baik
yang disebabkan oleh faktor geografi maupun latar sosial budaya dan
bahasa daerah.
UUD 1945 menyatakan diri bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara. Berarti bahasa Indonesia menjadi urusan Negara. Ketentuan ini
menyatakan bahwa bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa
perhubungan tetapi juga sebagai bahasa resmi kenegaraan yang berfungsi
sebagai:
1. Bahasa Resmi Negara
Bahasa Indonesia dipakai setiap kegiatan kenegaraan baik secara lisan
maupun tulis. Dokumen-dokumen, keputusan-keputusan dan surat-surat
yang dikeluarkan oleh badan kenegaraan ditulis dalam bahasa
Indonesia. Sedangkan secara lisan berupa pidato kenegaraan dan
penjelasan pemerintah kepada masyarakat menggunakan bahasa
Indonesia.
2. Bahasa Pengantar di dalam Dunia Pendidikan
Sejak kemerdekaann Republik Indonesia, bahasa Indonesia telah digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan menggantikan bahasa
Belanda. Sekarang ini bahasa Indonesia semakin banyak digunakan sebagai
bahasa pengantar pendidikan di semua jenjang dan jalur pendidikan.
3. Alat penghubung pada tingkat nasional
Bahasa Indonesia dipakai sebagai alat talimarga antardaerah tetapi juga di
dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasa.
4. Alat Pengembangan kebudayaan Ilmu
Penyebaran ilmu dan teknologi melalui penulisan ataupun penerjemahan
buku-buku teks serta penyajiannya di lembaga-lembaga pendidikan melalui
penulisan buku-buku dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

C. Kegunaan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi

Meskipun pengguna bahasa Indonesia semakin bertambah,


tetapi tidak menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama yang
diucapkan atau dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan
begitu kayanya Indonesia dengan bahasa daerah. Berdasarkan Sensus
Penduduk 2010, terdapat 1211 bahasa (1158 bahasa daerah) yang
masih aktif digunakan oleh masyarakat dari Aceh sampai Papua. Oleh
karena itu, bahasa Indonesia masih menjadi bahasa kedua.
Dengan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh bangsa kita, seharusnya,
sebagai pemuda, kita sepatutnya merasa bangga dan tetap
mempertahankan bahasa daerah yang dimiliki dengan cara selalu digunakan
dan dilestarikan.

Lalu, bagaimana dengan bahasa asing? Bukankah orang berlomba-lomba


untuk memelajari bahasa asing. Haruskah kita tidak menghiraukannya
karena kecintaan kita terhadap bahasa daerah dan bahasa Indonesia?

Bahasa asing adalah bahasa selain bahasa daerah dan bahasa


Indonesia. Penggunaan bahasa asing dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan kemampuan kita dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Baik untuk berkomunikasi atau memanfaatkan ilmu pengetahuan.
Meskipun kita mempelajari dan menguasai bahasa asin tidak akan
mengubah kecintaan kita pada bahasa Indonesia. Sehingga, bahasa daerah
tetap harus diutamakan, bahasa Indonesia haruslah dipelihara dan bahasa
asing/internasional dikuasai.
Sebelum kita lebih jauh membicarakan bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi, ada baiknya kita menghitung mundur sejenak untuk
mengetahui sudah berapa tahunkah kita sudah mengenal bahasa Indonesia.
Secara tidak langsung bahasa Indonesia ini sudah Anda pelajari sejak Anda
di Sekolah dasar, bahkan bisa jadi sebelum itu. Lalu berlanjut ke Sekolah
Menengah Pertama kemudian ke Sekolah Menegah Atas.
Bayangkan, kurang lebih 12 tahun. Bahkan ada yang lebih dari
itu telah mempelajari bahasa Indonesia. Sadarkah Anda sudah berapa
banyak ilmu yang Anda peroleh dari belajar tersebut. Masih bisa mengingat
apa saja yang sudah Anda dapatkan? Jika masih begitu banyak yang Anda
ingat, hal itu menandakan bahwa Anda benar-benar pembelajar sejati. Tetapi
jika Anda tidak ingat sama sekali sebaiknya Anda harus lebih banyak
mempelajari bahasa Indonesia lagi.
Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan mata kuliah wajib yang
diberikan disemua jenjang dan jalur pendidikan. Hal ini dipertegas dalam
undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Berdasarkan surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional nomor 323/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa, Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah pengembangan
kepribadian (MPK) selain Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) merupakan sumber
nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya. Sesuai dengan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departeman
Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 menyatakan bahwa mata
kuliah pengembangan kepribadian memiliki visi dan misi. Visi mata kuliah
bahasa Indonesia sebagai salah satu instrumen pengembangan kepribadian
mahasiswa menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia. Sedangkan misi mata kuliah bahasa Indonesia
adalah tercapainya kemahiran mehasiswa dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab sebagai
warga Negara Indonesia yang berkepribadian. Kemahiran menggunakan
bahasa Indonesia dimanfaatkan untuk kepentingan mahasiswa dalam
melaksanakan tugasnya baik di lingkungan kampus ataupun tidak.
Mata kuliah bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan
kepribadian menekankan keterampilan menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara dan bahasa Nasional secara baik dan benar
untuk menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni sebagai perwujudan kecintaan dan kebanggan terhadap
bahasa Indonesia. Dengan kata lain, mahasiswa dituntut untuk memiliki
kemahiran menggunakan bahasa Indonesia. Berbicara mengenai kemahiran
menggunakan bahasa Indonesia berarti kita membicarakan mengenai
kompetensi mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kompetensi
bahasa Indonesia menjadikan mahasiswa sebagai ilmuwan dan profesional
yang memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara dan bahasa Nasional dan mampu menggunakannya
secara baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman, rasa
kebangsaan, cinta tanah air dan untuk berbagai keperluan dalam bidang
ilmu, teknologi, dan seni serta profesi masing-masing.
Dengan adanya mata kuliah bahasa Indonesia maka mahasiswa
mampu menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai kegiatan
perkuliahan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan dan sikap ilmiah ke
dalam berbagai bentuk karya ilmiah yang berkualitas, baik tulis maupun
lisan. Kemudian mahasiswa mampu menggunakan kemahiran berbahasa
Indonesia untuk mengembangkan diri sepanjang hayat.
Bahasa Indonesia di perguruan tinggi dapat memenuhi kebutuhan
mahasiswa untuk menggunakan bahasa Indonesia secara tertulis maupun
lisan. Bentuk tertulis berupa tugas, makalah, laporan tugas akhir yang
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah berarti
penggunaan bahasa yang baku dan lugas agar pikiran yang disampaikan
objektif. Melalui tulisan yang objektif seorang mahasiswa dapat menjelaskan
hal rumit menjadi jelas, menguraikan hal sulit menjadi mudah.
Tulisan di perguruan tinggi memerlukan syarat yang cukup kompleks
di antaranya bermakna jelas/lugas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat
dan padat serta mengikuti kaidah kebahasaan. Untuk itu mahasiswa
dituntut untuk mengetahui mengenai apa yang ditulis yang menyangkut isi,
bagaimana menuliskannya, juga menyangkut kebahasaandan teknik
menuliskannya.
Kemampuan menulis mutlak didasarkan atas kemampuan
memahami bacaan. Itulah sebabnya kegiatan membaca menjadi kegiatan
utama dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan menulis tidak
terpisahkan dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Melalui kegiatan
menulis ini diharapkan mahasiswa akan memiliki wawasan yang lebih luas
dan meluas mengenai topik yang ditulisnya.
Selain harus mengembangkan kemampuan secara tertulis, seorang
mahasiswa dituntut untuk dapat menerapkan pengetahuannya secara lisan.
Berbicara di perguruan tinggi bukan hanya melakukan komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi lisan di perguruan tinggi berupa
presentasi. Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan
dalam dunia ilmiah untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi ilmiah,
baik informasi konseptual maupun prosedural. Kemahiran presentasi
merupakan kebutuhan mahasiswa. Selain melakukan presentasi, maka
kegiatan berbicara bisa berupa diskusi, debat,ataupun pidato.
Untuk dapat berbicara di depan umum diperlukan wawasan,
teknik, dan perencanaan yang matang. Kita dapat menerapkan proses
yang dilakukan dalam komunikasi tertulis ke dalam komunikasi lisan.
Sebelum berbicara, pikirkan terlebih dahulu sesuatu yang menjadi tujuan,
pokok pikiran yang ingin disampaikan dan siapa yang menjadi pendengar.
Jika semua syarat telah kita penuhi maka kegiatan berbicara di muka umum
untuk keperluan ilmiah akan berjalan dengan lancar dan sukses.

Anda mungkin juga menyukai