MANAJEMEN INDUSTRI
OLEH
KELOMPOK 4
Aldi (32120025)
DAFTA R ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. LEGALITAS USAHA..................................................................................................4
B. SKALA USAHA.........................................................................................................7
A. KESIMPULAN.........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketenagan dan keberlanjutan usaha menjadi harapan bagi tiap pengusaha.
Ketenangan usaha dapat diperoleh jika lingkungan usaha menerima dan
mendukung keberadaan usaha. Keberadaan usaha yang dapat diterima lingkungan
biasanya mampu memberikan kemanfaatan bagi semua komponen masyarakat
sekitarnya. Manfaat dalam arti luas, yaitu sebuah lapangan kerja bagi masyarakat,
memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi bagi daerah (pajak), dan menggerakkan
sector ekonomi lainnya, sehingga sedistribusi asset akan muncul di daerah dan
wilayah tersebut.
Keberlanjutan usaha selain ditentukan factor-faktor fundamental bisnis
berupa market, produksi, SDM, dan keuangan juga ditunjang dan ditentukan oleh
legalitas usaha. Sebaik apa pun prospek bisnis, secanggih apa pun teknologgi
produksi operasi, seprofesional apa pun personalia, dan sesolid dan se-liquid apa
pun sumber keuangannya, namun jika legalitas usaha tidak akan atau tidak dapat
diperoleh dari otoritas pemerintah melalui instansi/departemen terkait, usaha
tersebut tidak akan dapat beroperasi dalam waktu lama dan berkelanjutan.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada pembahasan mengenai aspek hokum dan
legalitas badan usaha adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan legalitas usaha ?
2. Ada berapa jenis usaha di Indonesia dalam pengklasifikasiannya ?
3. Bagaiman bentuk hokum perusahaan di Indonesia ?
4. Bagaiamana metode pemilihan badan hukum ?
5. Bagaimana proses perizina dan legalitas badan usaha ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. LEGALITAS USAHA
Usaha dalam bentuk apa pun, memerlukan keabsahan legalitas karena
factor ini yang menetukan keberlanjutan hidupnya. Sebelum melakukan investasi
di suatu daerah/wilayah secara simultan, pada saat menganalisis aspek-aspek studi
kelayakan di awal pra-studi, terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan aspek studi
kelayakan di awal pra-studi, terlebih dahulu dan ketentuan-ketentuan
legalitas/perizinan yang berlaku di daerah/wilayah tersebut. Keterlanjuran
investasi di suatu daerah/wilayah yang ternyata melarang bentuk usaha yang
dimaksud akan menimbulkan kerugian besar. Dipandang dari sudut sumbernya,
bentuk legalitas dapat dibedakan menjadi 2 sumber, yaitu :
1) Kelompok masyarakat, yaitu sekelompok masyarakat yang hidup dan tinggal di
daerah/wilayah tempat proyek/bisnis dan didirikan. Kelompok masyarakat ini
dapat merupakan bagian dari sistem dan struktur pemerintahan ataupun
kelompok adat/suku. Missal, dalam struktur pemerintahan ada rukun tetangga
(RT), rukun warga (RW), desa/kelurahan, kecematan, kabupaten/ kota madya,
dan seterusnya. Selain itu, ada juga kelompok ada/suku, misalnya suku/adat
Minang, Dayak, Bugis, dan sebagainya yang menguasai tanah ulayat.
2) Pemerintah, yang merupakan bagian dari struktur dan sistem pemerintahan di
Indonesia, termasuk lembaga pemerintahan dari desa sampai negara sampai
instansi/lemabaga/departemen yang melindungi sector-sektor tertentu.
untuk mendapatkan legalitas usaha, kedua factor di atas harus diperhatikan.
Untuk mendapatakan perizinan/legalitas pemerintah, perusahaan harus terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan kelompkok masyarakat. Sebagai contoh,
perusahaan yang ingin mendapatkan izin HO/SIUP/TDP dari pemda setempat
terlebih dahulu harus meminta Surat Keterangan Domisili Usaha yang dikeluarkan
kepala desa denga sepengetahuan ketua RT dan RW tempat lokasi usaha akan
didirikan.
Usaha dapat dikatakan legal jika telah mendapatkan izin usaha dari
pemerintah daerah stempat melalui instansi/lembaga/departemen/ dinas terkait.
Namun, analis dan investor perlu memperhatikn sumber legal dari kelompok
masyarakat. Memang, tidak sedikit terajdi, ketika pemerintah telah mengizinkan
suatu usaha, masyarakat yang tinggal disekitar usaha menolak, sehingga usaha
tidak dapat berjalan secara wajar. Ini akan sangat merugikan perjalanan bisnis
selanjutnya, bahkan perusahaan dapat bangkrut dan ditutup. Kasus ini banyak
bermunculan di daerah seka berlakunya otonomi daerah di Indonesia.
Berikut ini contoh beberapa ketentuan, peraturan, persyaratan perizina
usaha yang bersumber dari salah satu daerah :
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
(1) Fotokopi KTP.
(2) Pengisian formulir permohonan.
(3) Surat kepemilikan/pengguanan, tanah (berupa sertifikat tanah/perjanjian
sewa-surat keterangan dari kades/lurah diketahui camat).
(4) Surat pernyataan tetangga.
(5) Gambar bangunan beserta perhitungan dan anggarannya.
(6) Rekomendasi Bina Marga bila bangunana berada di tipe jalan provinsi.
(7) Rekomendasi DPU bila bangunan di tipe jalan/di atas saluran iritasi.
(8) Perhitungan beton bertulang bila bangunan bertingakat.
B. SKALA USAHA
Usaha dapat diklasifikasikan menurut jumlah asset yang dimilikinya, yang
disebut skala usaha. Pengklasifikasian ini berguna dalam berbagai aktivitas bisnis,
terutama bagi pemerintah dalam kaitannya dengan kegiatan pembagian dan
pengembangan usaha melalui dinas/departemen terkait. Dengan
mengelompokkan usaha menjadi beberapa skala, pemerintah dapat melakukan
pemetaan, pemantauan, dan pembinaan melalui pengembangan SDM berupa
Pendidikan dan pelatihan, pemberian bantuan permodalan, pendukungan akses
pemasaran, dan sebagainya.
Skala usaha di Indonesia dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu :
(1) Usaha Mikro
Usaha mikro merupakan usaha yang tidak berbadan hukum, biasanya tidak
memiliki perizinan yang dikeluarkan instansi berwenang dan sering disebut
usaha informal. Asset usaha yang dimiliki skala mikro ini maksimal sebesar Rp
25 juta ( di luar tanah dan bangunan ).
(2) Usaha Kecil
Skala usaha kecil memiliki kekayaan/aset usaha maksimal sebesar 200 juta ( di
luar tanah dan bangunan ). Omzet (perputaran usaha) dalam waktu 1 tahun
maksimal sebesar Rp 1 miliar. Usaha kecil ini rata-rata sudah memiliki izin
usaha dengan bentuk hukum usaha dagang (UD), perusahaan dagang (PD), dan
sebagian telah mempunyai organisasi yang lebih baik, seperti koperasi,
persekutuan komanditer (CV), dan sebagian kecil dalam bentuk perseroan
terbatas (PT).
(3) Usaha Menengah
Skala usaha menengah belum mempunyai ketentuan baku tentang batasan
aset, namun dari penelitian dari berbagai perguruan tinggi yang bekerja sama
dengan instansi pemerintah telah didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan
usaha menengah adalah usaha yang memiliki kekayaan/aset antara Rp 200 juta
dan maksimal Rp 500 juta (di luar tanah dan bangungan). Bentuk badan hukum
usaha menengah ini sebagian besar sudah dalam bentuk CV, koperasi, dan
perseroan terbatas (PT).
(4) Usaha Skala Besar
Skala usaha digolongkan termasuk besar bagi yang memiliki aset di atas Rp 500
juta (tidak termasuk tanah dan bangunan). Usaha besar sebagian bentuk badan
hukumnya adalah perseroan terbatas (PT).
Analisis studi kelayakan perlu memerhatikan skala usaha yang layak dibuatka
studi kelayakan, biasanya minimal usaha skala kecil.
Risk
No. Badan Hukum Goal Ownership Capital Timely
Sharing
1 Perseorangan
Profit Single Mikro-Kecil Full Risk Unlimited
(UD)
2 Firma Profit >2 orang Mikro-Kecil Full Risk Unlimited
3 Aktif =
Persekutuan
Kecil- FR
Komanditer Profit >2 orang Limited
Menengah Pasif =
(CV)
Ltd.
4 Kecil-
Perseoran
Profit >2 orang Menengah Limited Limited
Terbatas (PT)
Besar
5 Perusda Profit/ Pemerinta Menengah
Limited Limited
(BUMN) Benefit h Besar
6 Kecil-
Koperasi Benefit >2 orang Menengah Limited Unlimited
Besar
7 Kecil-
Yayasan Benefit >2 orang Limited Unlimited
Menengah
Keterangan :
FR = Full Risk
Ltd. = Limited.
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang dikemukakan dalam bab II, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
a.