Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fera Dwi Yani Putri

NPM : 17020311012
Public Relation

A R T I K E L K O N V E N S I N A S I O N A L H U M A S 2 0 1 5  W A R T A

TANTANGAN PR & PERAN PERHUMAS TAHUN 2016


– 2025
November 4, 2015 by  perhumas

Penulis : Tarsih Ekaputra, Wakil Ketua Panitia KNH 2015

Profesi public relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) sudah tidak asing


lagi ditelinga masyarakat. Hampir di seluruh kegiatan, baik perseorangan, organisasi
maupun perusahaan. Peranan PR sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan
tersebut. Sebab peran PR harus memiliki hubungan timbal balik dengan stakeholder.

Namun begitu, menjadi seorang PR masih menyimpan banyak tantang, salah satunya
adalah bagaimana menyiapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun
ini. Sehingga ketika MEA diterapkan tahun 2016, praktisi PR sudah memiliki
kemampuan yang mumpuni dalam menjalankan strategi PR yang “cerdas”.

Ada dua tips yang harus diperhatikan praktisi PR di era globalisasi. Pertama,
menjunjung tinggi local wisdom yang menjadi kekuatan pemain lokal. Kedua,
memperkuat platform digital guna meningkatkan awareness dan menjadikan paltform
tersebut sebagai contact point bagi sasaran khalayaknya.

Dua tips yang harus diperhatiakn praktisi PR di era globalisasi: 1. Menjunjung


tinggi budaya suatu masyarakat yang menjadi kekuatan pemain asalnya. 2.
Memperkuat rencana kerja/program guna meningkatkan kesadaran dan mejadikan
program tersebut sebagai titik kontak bagi sasaran khalayak.

Tentu komunikasi digital satu arah tidaklah cukup untuk menjalankan program PR.
Perlu adanya komunikasi dua arah dengan netizen yang diharapkan terjadi engagement.
Jika ini terjalin dengan baik, maka praktisi PR memiliki kemudahan dalam advokasi
terhadap program-program lainnya, seperti CSR, Marketing dan lainnya. Bahkan
netizen juga dapat sebagai agent word of mouth yang baik di lingkungannya.

Program PR harus memiliki dua arah komunikasi agar terjalin hubungan antar
seorang PR dengan netizen (masyarakat). Jika terjalin hubungan tersebut maka
praktisi memiliki kemudahan terhadap program-program lainnya, seperti CSR,
Marketing dan lainya.

Konvensi Humas

Dalam menjawab tantangan tersebut. Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia


(PERHUMAS) berkesempatan untuk memaparkan topik-topik terhangat sebagai bekal
bagi praktisi PR di Indonesia, yakni melalui Konvensi Nasional Humas (KNH) 2015.
Acara tahunan ini akan diadakan pada tanggal 18 – 20 November 2015 di Sari Pan
Pacific Hotel, Jakarta.

Pada tahun 2015, KNH mengangkat tema: “The Sustainable Path to Trust and
Reputation”. Tema ini sengaja diangkat untuk mendorong praktisi PR dalam
menciptakan kesepahaman sebagai pengelola dan pendamai sistem nilai, serta
kepercayaan dan ideologi organisasi dengan lingkungannya.

Target itu tercapai jika didukung dengan status PR sebagai interpreter yang mewakili


sebuah organisasi dan pencipta social policy, serta menempatkan organizational
behavior sebagai panduannya. Selain itu, praktisi PR harus memfokuskan diri pada
strategi komunikasi dan pemberi saran pada hal-hal yang signifikan, seperti nilai-nilai
dan kultur yang dianut masyarakat.

Target itu tercapai jika di dukung dengan status PR sebagai penerjemah dalam
sebuah organisasi, dan kebijakan sosial, serta menetapkan pelaku utama organisasi
sebagai panduannya. Praktisi PR juga memfokuskan diri pada strategi komunikasi
serta pemberi saran pada hal-hal yang bersifat signifikansi.

Kami meyakini bahwa praktisi PR harus selalu menjadi well-informed


persons dengan strong sense pada riwayat dan pengetahuan akan kejadian-kejadian
yang terkini, sehingga pelaku PR juga mempunyai nalar yang tajam dan berwawasan
kosmopolitan. Hasilnya praktisi PR dapat mencerminkan wakil organisai bagi media,
pelanggan, community leaders atau government officials.

Kami meyakini bahwa praktisi PR merupakan seorang yang berpengetahuan


yang luas serta kuat pada riwayat dan pengetahuan akan kejadian-kejadian yang
terkini, sehingga praktisi PR juga mempunyai nalar yang tajam dan berwawasan serta
pengetahuan yang luas.

Di sisi lain, keberadaan PERHUMAS sebagai organisasi praktisi humas di Indonesia,


turut mengambil peranan penting pada pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor
komunikasi. Hal ini mengacu pada amanat Munas 2014 bahwa PERHUMAS
diharapkan menyiapkan Undang-undang Kehumasan, serta merancang Platform dan
Strategi Kehumasan Indonesia segera terwujud. Jika payung hukum tersebut ada maka
keberadaan PERHUMAS sebagai pengharapan pelaku PR dapat tumbuh berkembang
dan kompetitif di era globalisasi.

Oleh karena itu, melalui ajang KNH 2015 ini, bersama-sama kita akan membedah
beragam tantangan praktisi PR, di antaranya adalah Apa Saja Tantangan Praktisi PR?
Bagaimana Menyikapi Globalisasi? Bagaimana Karir Praktisi PR tahun 2025? Apa
Saja Challenges dan Opportunities Bagi PR?

Selaku panitia penyelenggara KNH 2015, kami berharap peluang dan kesempatan ini
dapat diikuti secara baik oleh pelaku kehumasan di Indonesia, baik profesional,
organisai maupun pemerintahan. Mari sukseskan KNH 2015..!
Biografi Penulis:

Posisi di BPP PERHUMAS sebagai Ketua Bidang Pengembangan Badan Pengurus


Cabang (BPC) PERHUMAS. Pendiri konsultan PR bernama Mistertipr dan VIP
Communications. Aktif juga sebagai trainer di beberapa lembaga training, seperti XP
Training dan International Republican Institute. Beberapa kliennya adalah Asosiasi
Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Masalah yang dihadapi di artikel diatas adalah tantangan PR serta


peran Perhumas Tahun 2016-2025, terhadap bagaimana cara praktisi PR
tersebut menyiapkan Masyarakat Ekomoni ASEAN (MEA) pada akhir
tahun 2015, sehingga praktisi PR tersebut mampu menjalankan strategi PR
dengan baik. Dan bisa menerapkan strategi tersebut pada tahun 2016-205
yang akan mendatang.
Kritik:
Bahasa yang digunakan dalam artikel ini Cukup mudah untuk
dipahami.
Saran:
Menurut saya, Sebagai seorang praktisi PR, kita dituntut harus
selalu mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas serta praktisi PR
harus mempunyai kemampuan / skill komunikasi yang baik, agar nantinya
bisa terjalin hubungan yang baik antar perusahanaan / organisasi
terhadap masyarakat maupun netizen, dan juga menjadi seorang pratiki
PR harus mengetahui permasalahan apa yang bersangkutan dengan PR
saat ini.

Anda mungkin juga menyukai