Anda di halaman 1dari 9

DIREKTUR RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA

NOMOR : 038/KD/RSCM/VIII/2022
TENTANG
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA
TAHUN 2022

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Cahaya
Medika, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu
tinggi dari setiap unit pelayanan yang ada;
b. bahwa pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan
salah satu komite di Rumah Sakit Cahaya Medika yang harus
mendukung pelayanan rumah sakit secara keseluruhan maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang
bermutu tinggi;
c. bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan
organisasi Non-Struktural yang mempunyai otonomi dalam mencegahan
dan mengendalian infeksi di Rumah Sakit;
d. bahwa mengingat kompleksitas cakupan kegiatan Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi dan efektifitas pelayan serta berakhirnya masa
jabatan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi periode
sebelumnya maka perlu disusun keanggotaan Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang baru;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
di Lingkungan Departemen Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonnesia Nomor 27 tahun
2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA TENTANG
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) RUMAH
SAKIT CAHAYA MEDIKA.
KESATU : Menetapkan struktur organisasi Komite Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi (PPI) sebagaimana tercantum pada lampiran I
KEDUA : Susunan keanggotaan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
sebagaimana tercantum pada lampiran II.
KETIGA : Kepada pegawai yang namanya tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini,
agar melaksanakan tugas sesuai lapiran III dengan baik dan penuh
tanggung jawab serta patuh dan taat pada peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit Cahaya Medika
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Praya
Pada Tanggal : 03 Januari 2022
Direktur
Rumah Sakit Cahaya Medika

(dr. Herni Budiyanti MARS., M.H.)


Lampiran I Keputusan Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika
Nomor : 038/KD/RSCM/VIII/2022
Tanggal : 03 Januari 2022
Tentang : Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Cahaya Medika
Tahun 2022.

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA

DIREKTUR
KETUA KOMITE
PPI (IPCD)

Sekretaris Komite PPI (IPCN)

PERWAKILAN PROFESI
Kesehatan Linkungan
Terapis Gigi
Analis Kesehatan
Nutrisionis
Farmakoterapi

Ditetapkan di : Praya
Pada Tanggal : 03 Januari 2022
Direktur
Rumah Sakit Cahaya Medika

IPCN (Infection IPCLN (Infection


(dr. Herni Budiyanti MARS., M.H.)
Prevention Control Prevention and Control
Nurse) Link Nurse)
Lampiran II Keputusan Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika
Nomor : 038/KD/VIII/RSCM/2022
Tanggal : 03 Januari 2022
Tentang : Susunan keanggotaan komite pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit Cahaya Medika Tahun 2022

SUSUNAN KEANGGOTAAN
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA

1. Pelindung : Direktur

2. Ketua Komite (IPCD) : dr. Dardin, Sp.PK


3. Sekretaris Komite (IPCN) : Zahratul Raudah, S. Kep, Ns

4. Anggota Perwakilan dari : 1. Elintang Susilawati, A.Md.AK


Profesi 2. Apt. Nur Hafidza Sabrina Izzati, S.Farm
3. Indah Puji Lestari, Amd. Kes
4. Dewi Ajeng FraneraRezki,Amd.Gz

5. Anggota IPCLN (Infection :


Prevention and Control 1. Suciani, S.Kep. Ners.
Link Nurse) 2. Maezul Sofiandi, S.Kep. Ners.
3. Muhammad Shohib, S.Kep. Ners.
4. Mayadi, S.Kep. Ners.
5. Noni Mariati, S.Kep. Ners.
6. Suziani Rahayu, A.Md.Keb.
7. Baiq Fika Girya Putri, A.Md.Keb.

Ditetapkan di : Praya
Pada Tanggal : 03 Januari 2022
Direktur
Rumah Sakit Cahaya Medika

(dr. Herni Budiyanti MARS., M.H.)


Lampiran III Keputusan Direktur Rumah Sakit Cahaya Medika
Nomor : 038/SKD/VIII/RSCM/2022
Tanggal : 03 Januari 2022
Tentang : Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit
Cahaya Medika Tahun 2022

URAIAN TUGAS
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA

1. Pelindung dan Penasehat


a. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi nosokomial.
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPI.
g. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan
saran dari Komite PPI.
h. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPI.
i. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, terutama bagi petugas yang berisiko tertular infeksi minimal 1
tahun sekali.
2. Ketua Komite Penceghan dan Pengendalian Infeksi
a. Bertanggung jawab atas
1) Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.
2) Penyusunan rencana strategis program PPI.
3) Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.
4) Tersedianya SPO PPI.
5) Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
6) Memberikan kajian KLB infeksi di RS.
7) Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan PPI.
8) Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko
infeksi.
9) Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI.
10) Terselenggaranya pertemuan berkala.
b. Melaporkan kegiatan Komite PPI kepada Direktur.
3. Sekretaris Komite Penceghan dan Pengendalian Infeksi
a. Memfasilitasi tugas ketua komite PPI.
b. Membantu koordinasi.
c. Mengagendakan kegiatan PPI.
4. Anggota
a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
c. Membuat SPO PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
e. Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs
(Healthcare Associated Infections).
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI
dan aman bagi yang menggunakan.
i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam
PPI.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
k. Berkoordinasi dengan unit terkait lain dalam hal pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit, antara lain :
1) Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (TPRA) dalam penggunaanan
antibiotika yang bijak dirumah sakit berdasarkan pola kuman dan
resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika.
2) Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menyusun kebijakan.
3) Tim keselamatan pasien dalam
4) Menyusun kebijakan Clinical Governance and Patient Safety

l. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji


kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit
m. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
n. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.

o. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari


standar prosedur / monitoring surveilans proses.
p. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
5. IPCD (Infection Prevention and Control Doctor)
a. Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi infeksi yang tepat.
b. Turut menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan surveilans
c. Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan pola resistensi antibiotika.
d. Bekerjasama dengan IPCN/Perawat PPI melakukan monitoring kegiatan
surveilans infeksi dan mendeteksi serta investigasi KLB. Bersama komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi, membuat laporan tertulis hasil
investigasi dan melaporkan kepada pimpinan rumah sakit.
e. Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja sama dengan bagian
pendidikan dan pelatihan (Diklat) di rumah sakit.
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.

g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami PPI.


6. IPCN ( Infection Prevention and Control Nurse )
a. Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan setiap hari
untuk mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien di baik rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
b. Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO dan
memberikan saran perbaikan bila diperlukan.
c. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite/Tim PPI.
d. Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.
e. Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius/tertusuk bahan
tajam bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.
f. Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan
konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus tertentu yangterjadi di
fasyankes.
g. Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan menggunakan daftar
tilik.
h. Memonitor pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotika bersama Tim
PPRA.
i. Mendesain, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan
surveilans infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan bersama
Komite PPI
j. Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.
k. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
l. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPI.
m. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga dan
pengunjung tentang topik infeksi yang sedang berkembang (New-emerging
dan re- emerging) atau infeksi dengan insiden tinggi.
n. Sebagai koordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi dirumah sakit.
o. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re –use.

7. IPCLN ( Infection Prevention and Control Link Nurse )


a. Mencatat data surveilans dari setiap pasien diunit rawat inap masing-masing.
b. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di unitnya masing-masing.
c. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
penerapan kewaspadaan isolasi.
d. Memberitahukan kepada IPCN apa bila ada kecurigaan adanyaHAIs pad
apasien.
e. Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung
dan konsultasi prosedur PPI berkoordinasi dengan IPCN.
f. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung
dan konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai