Anda di halaman 1dari 20

PARTNERSHIP DAN

APLIKASINYA PADA
PRAKTIK KEPERAWATAN
KOMUNITAS
PENDAHULUAN
• Keperawatan Komunitas Sbg
Pelayanan Profesional
• Komunitas Sbg Partner
• Partnership sbg Prinsip Strategi
Intervensi
 Inform, Flexible, Negotiated
PENGERTIAN PARTNERSHIP

TUJUAN KEMITRAAN (PARTNERSHIP) 


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN KESH
MENGAPA PERLU
BERMITRA?
APA TUJUAN DAN HASIL YANG
DIHARAPKAN?
MODEL-MODEL KEMITRAAN
Batsler dan Randall, (1992)

1. MANAGERIALISM
2. NEW PLURALISM
3. STATE ORIENTED RADICALISM
4. ENTERPRENEURALISM
5. MOVEMENT BUILDING
1. MANAGERIALISM
• Fungsi-fungsi manajemen  perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan
• Inti dari model ini adalah kepemimpinan
atau leadership  bagaimana upaya untuk
mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan.
2. NEW PLURALISM
• Menggabungkan 2 azas  ekonomi & kesejahteraan
• Orientasi  uang atau bisnis demi meningkatkan
kesejahteraan agt.
• Memperhatikan waktu/perubahan baru  peluang
memperluas hubungan bentuk kemitraan baru, bila
kemitraan yang baru terbentuk berpeluang emas atau
bernilai ekonomis tinggi, maka kemitraan akan tetap
dipertahankan, tetapi bila kemitraan baru tsb  tidak
banyak menguntungkan  maka kemitraan akan
dihentikan dan kembali mencari peluang
kemitraan baru yang lebih
menguntungkan.
3. STATE ORIENTED RADICALISM
• Fokus: kerjasama atau menata hubungan
antar agensi yang bersifat voluntir
• Strategi : merefleksikan tujuan, pergerakan
yang sama, mendorong dan melengkapi
hubungan kerjasama yang nyata antar staf
dan voluntir dari beberapa agensi
3. STATE ORIENTED RADICALISM.... LANJUTAN
Prosesnya meliputi 4 tahapan yaitu :
1.Tahap afiliasi : dilakukan suatu prosedur
formal dengan membentuk struktur
organisasi yang merepresentasikan
kebijakan dan pengambilan keputusan
2.Tahap konsorsium, koalisi dan federasi :
adanya struktur pengembangan isu-isu baru
yang terfokus pada area dengan perhatian
yang sama, sehingga akan terbina
suatu jalur komunikasi yang baik
antar agensi.
3. Tahap desiminasi atau pemasaran baik
pada tingkat lokal maupun nasional : pada
tahap ini organisasi mencoba membentuk
satu pandangan atau tujuan untuk
memberdayakan organisasi.
4. Tahap pembentukan jejaring atau network
: pada tahap terakhir ini adalah cara untuk
mendekati beberapa agensi dengan
mengembangkan jalur informal atau
hubungan organisasi.
4. ENTERPRENEURALISM
Organisasi memiliki kompetitif strategi dalam
hubungan dengan relasi dari luar, dan salah
satu komitmen kepada organisasi adalah
adanya kebulatan tekad untuk maju.
Berorientasi bisnis, dengan stretegi
memberikan kebebasan kepada pihak yang
terlibat kerja sama
4. ENTERPRENEURALISM... lanjutan
Untuk menjalin kerjasama, langkah awal yang
dilakukan oleh organisasi  melakukan
pengkajian mendalam terhadap apa
keuntungan yang akan didapat oleh
organisasi dengan adanya kerjasama
tersebut dan bagaimana cara
memperolehnya.
Bila hasil pengkajian awal menunjukkan tidak
ada atau kurangnya keuntungan
yang akan diperoleh maka
kerjasama akan dibatalkan.
5. MOVEMENT BUILDING
Prinsip : membangun solidaritas, aliansi dan
koalisi. Filosofi yang mendasari model ini
berasal dari Richard Rorty (1989) : nilai,
identitas individu & kehidupan sosial 
dasar kerjasama (kemitraan)
Koalisi yang terbentuk pada model ini 
bersifat mutual/saling menguntungkan
dengan mengacu kepada standar yang
ditetapkan bersama.
BAGAIMANA PROSES ALIANSI DAN KOALISI?
1. Tidak terikat pada bentuk dan identitas institusi
manapun (kemitraan dapat dibangun atas dasar
kesepakatan bersama)
2. Memberikan kesempatan berkembang baik ukuran
maupun kompleksitas dari berbagai agensi
3. Menciptakan, mempertahankan dan berpartisipasi
dalam koalisi atau aliansi dapat mencapai tujuan atau
kesempatan baru
4. Karakteristik koalisi: masing-masing pihak
berpotensi untuk menciptakan kembali
hubungan antar agensi, organisasi
maupun tujuan sosial.
APLIKASI MODEL PARTNERSHIP
PENGKAJIAN
Wilayah “X” : jumlah lansia 15 % (60 orang) dari total, Jml
lansia: wanita 42 orang, pria 18 orang. Terdapat 1 posyandu
lansia yang masih aktif , data cakupan lansia yang datang
memeriksakan kesehatannya secara rutin 30 % (18 orang).
Alasan lansia tidak memeriksakan kesehatannya secara rutin
antara lain : tidak mengetahui kegunaan pemeriksaan rutin
(45%), cukup berobat ke puskesmas bila sakit (28%), malas
karena lokasi jauh (7%), tidak ada yang mengantar (3%) dan
alasan lainnya (17%).
Data kesehatan lansia sebagai berikut : lansia dengan penyakit
hipertensi 25%, asam urat 17 %, DM 9 %,
osteoporosis 21%, penyakit jantung 5 %, ginjal
8% dan lain-lain 15 %.
MASALAH

Resiko menurunnya derajat kesehatan lansia


di wilayah “X” .
INTERVENSI
1. Menentukan visi, misi dan tujuan kemitraan
2. Visi kemitraan: meningkatkan derajat
kesehatan lansia di wilayah “X” pada tahun
2009.
3. Misi mensosialisasikan manfaat pemeriksaan
rutin ke posyandu lansia.
4. Tujuannya adalah : 85 % lansia mengetahui
manfaat pemeriksaan rutin ke posyandu
lansia, meningkatnya cakupan lansia
yang memeriksakan kesehatannya
secara rutin di posyandu lansia
sebanyak 90%.
APA MODEL KEMITRAANNYA?

• Melihat visi, misi dan tujuan kemitraan


dibangun maka model kemitraan yang tepat
adalah model movement building yaitu dengan
cara memberikan informasi, motivasi dan
komunikasi kepada masyarakat, khususnya
lansia agar mereka mau datang melakukan
pemeriksaan kesehatannya ke posyandu lansia.
Perawat komunitas yang ada diwilayah “X”
tersebut tidak berorientasi pada bisnis
dalam memberikan intervensi kepada
agregate lansia
KESIMPULAN

MENGAPA PERLU PARTNERSHIP?

Anda mungkin juga menyukai