Anda di halaman 1dari 8

DIAGNOSIS, HASIL YANG DIHARAPKAN, DAN INTERVENSI

1. Diagnosis: Perfusi Perifer Tidak Efektif.


Diagnosis sebagai Perfusi Perifer Tidak Efektif yang berhubungan dengan penurunan aliran
arteri.

Hasil yang diharapkan : Perfusi perifer meningkat.


Kriteria hasil :
 Kekuatan nadi perifer meningkat (5)
 Kram otot menurun (5)
 Pengisian kapiler membaik (5)
 Tekanan darah sistolik & diastolic membaik (5)

Intervensi Utama
1.1. Perawatan Sirkulasi
1.2. Manajemen Sensasi Perifer

Intervensi Pendukung
1.1. Bantuan Berhenti Merokok
1.2. Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
1.3. Edukasi Berat Badan Efektif
1.4. Edukasi Berhenti Merokok
1.5. Edukasi Diet
1.6. Edukasi Latihan Fisik
1.7. Edukasi Pengukuran Nadi Radialis
1.8. Edukasi Proses Penyakit Edukasi Teknik Ambulasi
1.9. Pemantauan Hasil Laboratorium
1.10. Pemantauan Tanda Vital
1.11. Pemasangan Stocking Elastis
1.12. Pemberian Obat
1.13. Pengambilan Sampel Darah Arteri
1.14. Pengambilan Sampel Darah Vena
1.15. Pengaturan Posisi
1.16. Perawatan Neurovaskuler
1.17. Promosi Latihan Fisik
1.18. Surveilens
1.19. Terapi Bekam

2. Diagnosis: Nyeri Akut (Klaudikasio intermiten)


Diagnosis perawat dapat ditulis Nyeri Akut yang beruhubungan dengan Agen pencedera
fisiologis (iskemia)

Hasil yang diharapkan : Tingkat nyeri menurun


Kriteria hasil :
 Keluhan nyeri menurun (5)
 Meringisi menurun (5)
 Gelisah menurun (5)
 Kesulitan tidur menurun (5)

Intervensi
Nyeri iskemia umumnya berlangsung kronis, terus-menerus, dan sulit untuk diatasi. Ulkus
pada arteri di kaki sangatlah nyeri. Oleh karena nyeri yang dirasakan, klien sering terlihat
depresi dan lebih mudah marah. Nyeri yang dirasakan ini membatasi aktivitas, mengganggu
tidur, menguras energi dan membangkitkan emosional. Oleh karena itu, nyeri harus diatasi
jika klien ingin beristirahat dan keadaan pulih.

Intervensi Utama
 Manajemen Nyeri
 Pemberian analgetik
Intervensi
2.1. Aromaterapi
2.2. Dukungan Pengungkapan Kebutuhan
2.3. Edukasi Efek Samping Obat
2.4. Edukasi Manajemen Nyeri
2.5. Edukasi Proses Penyakit
2.6. Edukasi Teknik Napas
2.7. Kompres Dingin
2.8. Konsultasi
2.9. Latihan Pernapasan
2.10. Manajemen Kenyamanan Lingkungan
2.11. Manajemen Sedasi
2.12. Teknik Distraksi
2.13. Terapi Akupresur
2.14. Terapi Akupuntur
2.15. Terapi Bantuan Hewan
2.16. Terapi Humor
2.17. Terapi Murattal
2.18. Terapi Pemijatan
2.19. Terapi Relaksasi
2.20. Terapi Sentuhan
2.21. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

3. Diagnosis: Risiko Gangguan Integritas Kulit & Jaringan.


Oleh karena perfusi jaringan perifer terganggu, klien akan berisiko terkena ulkus arteri dan
infeksi kulit. Nyatakan diagnosis sebagai Risiko Gangguan Integritas Kulit yang
berhubungan dengan perubahan sirkulasi. Bila klien memiliki ulkus arteri, diagnosis ini tetap
dapat digunakan untuk sisa kulit yang masih utuh.

Hasil yang diharapkan : Integritas kulit dan jaringan meningkat


Dengan kriteria hasil :
 Perfuso jaringan meningkat (5)
 Kerusakan jaringan menurun (5)
 Kerusakan lapisan kulit menurun (5)
 Elastisitas meningkat (5)
 Tekstur membaik (5)

Intervensi.
Intervensi Utama
3.1. Perawatan Integritas Kulit

Intervensi Pendukung
3.1. Dukungan Perawatan Diri: Mandi
3.2. Edukasi Edema
3.3. Edukasi Pencegahan Infeksi
3.4. Edukasi Perawatan Kulit
3.5. Edukasi Program Pengobatan
3.6. Edukasi Reaksi Alergi
3.7. Manajemen Reaksi Alergi
3.8. Pemantauan Nutrisi
3.9. Pemberian Obat Kulit
3.10. Pemberian Obat Topikal
3.11. Pencegahan Infeksi
3.12. Pencegahan Luka Tekan
3.13. Pengambilan Spesiment
3.14. Pengaturan Posisi
3.15. Penggunaan Terapi Tradisional
3.16. Pengontrolan Infeksi
3.17. Perawatan Kaki
3.18. Perawatan Kulit Praoperasi
3.19. Perawatan Sirkulasi Perawatan Tirah Baring
3.20. Promosi Kebersihan

4. Diagnosis: Intoleransi Aktivitas. Klaudikasio intermiten sangat berpengaruh besar pada


aktivitas sehari-hari. Diagnosis umum keperawatan ditulis sebagai Intoleransi Aktivitas yang
berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Hasil yang diharapkan : Tolrenasi aktivitas meningkat


Kriteria hasil :
 Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat (5)
 Kecepatan berjalan meningkat (5)
 Jarak berjalan meningkat (5)
 Frekuensi nadi membaik (5)
 Tekanan darah membaik (5)
 Frekuensi napas membaik (5)

Intervensi
Saat membantu klien dalam menjalani program berjalan, beritahukan bahwa nyeri yang
dirasakan harus menjadi parameter sejauh mana latihan dapat dilakukan.
Gejala klaudikasio intermiten yang timbul menandakan otot dan jaringan di kaki tidak
mendapatkan cukup oksigen.

Intervensi Utama
4.1. Terapi Aktivitas
4.2. Manajemen Energi

Intervensi Pendukung
4.1. Dukungan Ambulasi
4.2. Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
4.3. Manajemen Program Latihan
4.4. Pemantauan Tanda Vital
4.5. Pemberian Obat
4.6. Dukungan Pemeliharaan Rumah
4.7. Pemberian Obat Oral
4.8. Dukungan Perawatan Diri
4.9. Dukungan Spiritual
4.10. Dukungan Tidur
4.11. Edukasi Latihan Fisik
4.12. Penentuan Tujuan Bersama
4.13. Promosi Berat Badan
4.14. Promosi Dukungan Keluarga
4.15. Edukasi Teknik Ambulasi
4.16. Edukasi Pengukuran Nadi Radialis
4.17. Promosi Latihan Fisik
4.18. Manajemen Lingkungan
4.19. Manajemen Medikasi
4.20. Manajemen Mood
4.21. Terapi Aktivitas Terapi Bantuan Hewan
Meningkatkan Aliran Pembuluh Arteri. Posisikan klien dengan penyakit arteri sehingga darah
mengalir dengan baik ke tungkai dan kaki.

Pada kasus-kasus ringan, nyeri dapat dikurangi dengan cara menapakkan telapak kaki di lantai.
Apabila posisi Trendelenburg terbalik dilakukan, kemungkinan adanya bengkak harus diperiksa,
Peringatkan klien dengan insufisiensi arteri untuk tidak menaikkan kaki lebih dari batas jantung
jika tidak dianjurkan oleh dokter sebagai suatu program latihan.
Berikan penjelasan tentang bahaya merokok kepada klien perokok. Ajak klien untuk berhenti
merokok total. Klien yang menyadari bahwa merokok dapat membuat kelumpuhan anggota
badan dan mengancam nyawa akan memiliki motivasi untuk berhenti permanen. Bantu klien
untuk mengikuti kelompok terapi atau latihan evaluasi diri. Jangan menganjurkan klien untuk
menggunakan plester nikotin. Plester ini memberikan asupan nikotin secara terus-menerus
sehingga dapat menyebabkan vasospasme yang terus berlangsung.

Berikan dorongan kepada klien untuk menghindari kondisi stres dan mencoba untuk beristirahat,
baik secara mental maupun fisik. Pemberian konseling diindikasikan untuk klien yang mudah
stres. Berikan informasi mengenai kelas untuk terapi stres. Klien-klien dengan hal serupa juga
dilibatkan.

Hindari klien dari kedinginan. Stoking harus digunakan untuk menjaga kaki tetap hangat. Klien
harus memakai baju tebal pada saat musim dingin, hangatkan mobil sebelum digunakan, dan
patuhi apa saja yang harus diwaspadai saat musim dingin (seperti tidak kehabisan bahan bakar di
tengah perjalanan).

Pastikan klien mengetahui tata cara penggunaan medikasi antiplatelet. Efek obat ini meningkat
dengan penggunaan obat antikoagulan lainnya yang meliputi obat-obatan bebas. Efek samping
dapat berupa gangguan pencernaan atau perdarahan saat dikonsumsi bersama dengan aspirin.

Mengurangi Risiko. Perawat harus dapat mengajak klien mengikuti program untuk mengurangi
risiko. Perubahan-perubahan yang terjadi harus terus dipertahankan seumur hidup dan menjadi
suatu pola hidup. Perubahan ini kemungkinan dapat mengakibatkan stres dan klien
diperbolehkan untuk mengekspresikan stres mereka akan perubahan tersebut, namun tetap
melanjutkan program.

Diagnosis: Nyeri Akut. Klaudikasio intermiten disebabkan oleh iskemia. Diagnosis perawat
dapat ditulis Nyeri Akut yang beruhubungan dengan asupan darah arteri ke kaki tidak adekuat.
yang

Hasil yang Diharapkan. Klien dapat merasakan kenyamanan meningkat, berdasarkan pada
laporan pribadi dan terlihat dari pemeriksaan nyeri yang berkurang, baik secara farmakologis
maupun non-farmakologis

Intervensi. Nyeri iskemia umumnya berlangsung kronis, terus-menerus, dan sulit untuk diatasi.
Ulkus pada arteri di kaki sangatlah nyeri. Oleh karena nyeri yang dirasakan, klien sering terlihat
depresi dan lebih mudah marah. Nyeri yang dirasakan ini membatasi aktivitas, mengganggu
tidur, menguras energi dan membangkitkan emosional. Oleh karena itu, nyeri harus diatasi jika
klien ingin beristirahat dan keadaan pulih.

Bantu klien memeriksa dan membenarkan posisi tempat tidur di rumah. Kepala tempat tidur
dapat dinaikkan untuk meningkatkan aliran darah ke kaki. Peringatkan klien dengan insufisiensi
arteri untuk mengikuti poin-poin berikut:

Hindari berdiri dengan satu posisi lebih dari beberapa menit.

Hindari menyilangkan tungkai di atas lutut.

Temukan posisi paling nyaman.

Perhatikan dan laporkan adanya edema.

Langkah-langkah apa pun yang dapat meningkatkan sirkulasi ke ekstremitas dapat mengurangi
nyeri iskemik. Walaupun nyeri dapat dikurangi dengan pemberian obat analgesik, upaya
peningkatan sirkulasi darah merupakan intervensi yang terbaik. Saat analgesik kuat, seperti
morfin, diperlukan dalam hitungan jam, kemungkinan klien akan diamputasi. Amputasi akan
meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi nyeri dan memperbaiki mobilitas dengan
penggunaan alat prostesis.

Diagnosis: Risiko Kerusakan Integritas Kulit. Oleh karena perfusi jaringan perifer terganggu,
klien akan berisiko terkena ulkus arteri dan infeksi kulit. Nyatakan diagnosis sebagai Risiko
Kerusakan Integritas Kulit yang berhubungan dengan berkurangnya sirkulasi perifer. Bila klien
memiliki ulkus arteri, diagnosis ini tetap dapat digunakan untuk sisa kulit yang masih utuh.

Hasil yang Diharapkan. Klien akan menurunkan risiko kerusakan kulit dengan cara
mempertahankan kelembutan kulit, melindungi kulit dari trauma, dan tidak menunjukkan tanda-
tanda cedera kulit. Bila klien mengalami luka terbuka, lihat informasi selanjutnya pada bab ini.

Intervensi. Cegahlah cedera pada ekstremitas, terutama di kaki. Perawatan kaki yang baik harus
menjadi bagian integral dari rutinitas sehari-hari pada klien dengan gangguan vaskular perifer,
karena pencegahan lebih mudah dilakukan dan dipertahankan daripada pengobatan. Pada klien
yang sedang dalam tirah baring, gunakan pembungkus kaki berbulu atau stoking dari bahan
katun untuk menjaga kehangatan dan mengurangi cedera karena gesekan. Pedoman Pengajaran
Klien berikut meringkas instruksi instruksi klien.

Diagnosis: Risiko Intoleransi Aktivitas. Klaudikasio intermiten sangat berpengaruh besar pada
aktivitas sehari-hari. Diagnosis umum keperawatan ditulis sebagai Risiko Intoleransi Aktivitas
yang berhubungan dengan nyeri kaki setelah berjalan.
Hasil yang Diharapkan. Klien dapat menjalankan aktivitas tanpa rasa nyeri dan kelelahan
berlebih, yang dibuktikan dengan tanda-tanda vital normal, tidak ditemukan nyeri, dan mengerti
secara verbal akan keuntungan meningkatkan aktivitas dan latihan secara bertahap.
Intervensi. Saat membantu klien dalam menjalani program berjalan, beritahukan bahwa nyeri
yang dirasakan harus menjadi parameter sejauh mana latihan dapat dilakukan.
Gejala klaudikasio intermiten yang timbul menandakan otot dan jaringan di kaki tidak
mendapatkan cukup oksigen.

KEAMANAN

WASPADA Sebelum klien mulai menjalani program berjalan, periksa baik-baik riwayat
penyakit dan lakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Lakukan pemeriksaan jantung dan paru,
pemeriksaan pada tungkai dan kaki untuk mencari adanya ulkus terbuka atau kelainan anatomi.
Klien harus menggunakan sepatu yang kuat untuk melindungi kaki dari trauma.
Walaupun pada umumunya latihan membantu klien dengan gangguan vaskular, beberapa klien
tidak diperbolehkan melakukan latihan. Mereka ini adalah klien dengan ulkus tungkai, nyeri saat
beristirahat, selulitis, trombosis vena dalam, atau gangren. Latihan dan aktivitas meningkatkan
kebutuhan metabolisme jaringan dan mengakibatkan peningkatan kebutuhan jaringan akan darah
kaya oksigen. Oleh sebab itu, klien yang mengalami kerusakan jaringan atau nekrosis harus
menjalani tirah baring dalam waktu tertentu. Walaupun hanya aktivitas minimal akan
meningkatkan kebutuhan oksigen di dalam jaringan yang dapat mengakibatkan kerusakan arteri.

Diagnosis: Kurang Pengetahuan. Diagnosis keperawatan Kurang Pengetahuan dapat digunakan


sebagai pedoman program berjalan pada klien. Tuliskan diagnosis keperawatan sebagai Kurang
Pengetahuan yang berhubungan dengan program berjalan yang dibuktikan dengan tidak pernah
dilakukannya program ini sebelumnya

Hasil yang Diharapkan. Klien mengalami kemajuan dan dapat mengikuti program berjalan
secara progresif

Intervensi. Peringatkan klien bahwa kemungkinan timbul nyeri saat pertama kali berjalan jarak
jauh dan dianjurkan untuk sering berhenti untuk beristirahat. Berjalan mengikuti jalur atau
menggunakan alat treadmill adalah cara paling baik untuk memulai latihan. Anjurkan klien untuk
berjalan-jalan di tempat perbelanjaan saat musim dingin untuk menghindari jatuh di jalan/trotoar
yang tertutup salju atau menghindari vasokonstriksi akibat suhu dingin. Saat musim panas,
berjalan di dalam pusat perbelanjaan dapat mencegah kelelahan karena panas atau stres akibat
kondisi lainnya seperti penyakit jantung. Klien harus dapat mengatasi nyeri sebisa mungkin
tanpa menyebabkan stres berlebihan. Perlu ditekankan bahwa peningkatan latihan dilakukan
sedikit demi sedikit, bukan peningkatan yang drastis, namun merupakan peningkatan nyata.
Bahkan, peningkatan yang dilakukan hanyalah dengan berbelanja di toko grosir merupakan suatu
kemajuan yang patut dihargai.

Diagnosis: Perilaku Mencari Kesehatan. Klien yang sangat memperhatikan kesehatannya akan
menanyakan informasi untuk perbaikan kondisi kesehatan
intervensi untuk mengurangi keparahan manifestasi. Nyatakan diagnosis keperawatan sebagai
Perilaku Kesehatan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan akan pentingnya
olahraga, penurunan berat badan, dan berhenti merokok dalam penanganan penyakit pembuluh
darah.
Hasil yang Diharapkan. Klien akan mulai menjalani dan mengikuti secara rutin program promosi
kesehatan yang dipilih, yang dibuktikan dengan mendemonstrasikan pengetahuan mengenai
kegiatan program, evaluasi rutin tujuan terhadap performa, dan menyatakan perasaan
meningkatnya kesejahteraan.

Intervensi. Gali bidang yang menjadi perhatian dan minat klien. Arahkan klien pada metode
intervensi non farmakologis yang telah dibahas sebelumnya. Arahkan juga pada Terapi
Komplementer dan Alternatif berikut. Ajak klien untuk bergabung dalam kelompok komunitas
yang sama jika memungkinkan. Klien dengan klaudikasio intermiten yang diakibatkan oleh
penyakit pembuluh darah harus diperiksa secara rutin, setidaknya setiap 3 bulan sekali untuk
melihat perkembangan penyakit.

Evaluasi. Gangguan pembuluh darah bersifat kronis, sehingga jangan berharap masalah akan
terselesaikan seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai