Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan Pembuatan
dan distribusi dari produk yang berkhasiat obat ini meliputi seni dan Ilmu
pengetahuan dari sumber alam atau sintetik menjadi material atau produk Yang cocok
dipakai untuk mencegah,dan mendiagnosa penyakit.Dalam farmasi Juga mempelajari
berbagai ilmu terapan,diantaranya adalah matematika, fisika, Biologi, kimiadan masih
banyak cabang ilmu lainnya (Anief, 2005).
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
Pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
Pengeringan tidak lebih dari 60oC (BPOM, 2014) Simplisia yang aman dan
berkhasiat adalah simplisia yang tidak Mengandung bahaya kimia, mikrobiologis, dan
bahaya fisik, serta mengandung Zat aktif yang berkhasiat. Ciri simplisia yang baik
adalah dalam kondisi kering (kadar air < 10%), untuk simplisia daun, bila diremas
bergemerisik dan berubah Menjadi serpihan, simplisia bunga bila diremas
bergemerisik dan berubah menjadi Serpihan atau mudah dipatahkan, dan simplisia
buah dan rimpang (irisan) bila diremas mudah dipatahkan. Ciri lain simplisia yang
baik adalah tidak berjamur, dan berbau khas menyerupai bahan segarnya (Herawati,
Nuraida, dan Sumarto, 2012).
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak terlarut dengan pelarut cair. Simplisia yang
diektraksi mengandung berbagai senyawa aktif yang tidak dapat larut seperti serat,
karbohidrat, protein, dan lain-lain (Erawati, 2012). Proses pengekstrakan komponen
kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik menembus dinding sel dan masuk
kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut
organik diluar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini
akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan anatara konsentrasi cairan zat aktif
dalam dan diluar sel. Untuk mendapatkan ekstrak kental dan pekat dilakukan dengan
menggunakan metode evaporasi.
Evaporasi merupakan proses penambahan konsentrasi suatu zat tertentu
Melalui proses perubahan molekul dari zat campurannya (zat cair menjadi Molekul
uap/gas), intinya adalah evaporasi merupakan proses penguapan ( Haryadi, 2014 ).
Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji
Pendahuluan dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang
Mempunyai aktivita biologi dari suatu tumbuhan. Skrining fitokimia tumbuhan
Dijadikan informasi awal dalam mengetahui golongan senyawa kimia yang Terdapat
didalam suatu tumbuhan. Dalam percobaan ini, skrining fitokimia Dilakukan dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu sehingga dapat Diketahui golongan senyawa
kimia yang terdapat pada tumbuhan tersebut (Marline, 2019).

Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis


senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk
mendeteksi senyawa tumbuhan berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal
dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu
tanaman. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini juga dapat digunakan untuk
keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai ekonomi lain seperti sumber tanin,
minyak untuk industri, sumber gum, dll. Metode yang telah dikembangkan dapat
mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin,
saponin, kumarin, quinon, steroid/ terpenoid (Hanani et al., 2003).
Untuk mengetahui kandungan kimia yang berkhasiat obat pada bahan alam,
maka perlu dilakukan analisis kuantitatif/ identifikasi terhadap senyawa-senyawa
tersebut dengan uji pereaksi kimia.
1.2 Maksud Percobaan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan
skrining fitokimia
1.3 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami proses analisis kandungan kimia dari Satu
dan untuk menganalisis senyawa yang terkandung dalam ekstrak dengan
Menggunakan pereaksi kimia.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Skrining fitokimia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
Mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder suatu bahan alam.
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang dapat memberikan
Gambaran mengenai kadnungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang
akan Diteliti.Skrining fitokimia dapat dilakukan, baik secara kualitatif, semi
kuantitatif, Maupun kuantitatif sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Metode
skrining Fitokimia secara kualitatif dapat dilakukan melalui reaksi warna
dengan Menggunakan suatu pereaksi tertentu. Hal penting yang
mempengaruhi dalam Proses skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan
metode ekstraksi.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Jurusan
Diharapkan agar fasilitas yang di guanakan pada saat praktikum lebih di
perhatikan, dengan melengkapi alat-alat yang masih kurang seperti timbangan
karena pada saat praktikum para praktikan selalu mengantri dan bisa terjadi
hal-
hal yang tidak diinginkan
5.2.2 Untuk Asisten
Asisten hendaknya membimbing dan mengayomi praktikan dengan baik
dan menjadi teladan yang baik untuk praktikan serta semakin semangat dan
tetap
menjalin hubungan baik dengan praktikan.
5.2.3 Untuk Praktikan
Diharapkan agar praktikan senantiasa belajar dengan baik untuk
mempersiapkan praktikum yang akan dilaksanakan, dapat mengikuti
praktikumdengan baik dan senantiasa selalu mengikuti arahan dan aturan yang
sudah ditetapkan. Selain itu, praktikan juga diharapkan agar fokus dan serius
mengikuti praktikum.
.

Anda mungkin juga menyukai