Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 153-158

Sistem Pengambilan Keputusan Penentuan Penerima Pinjaman Pada Unit


Pengelolah Kegiatan Mandiri Pedesaan Memanfaatkan Algoritma Topsis

Decision Support System for Decision Making of Loan Determination in


Rural Management Unit using Topsis Algorithm
Reza Maulana1), Ummi Kalsum2)
1,2ProgramStudi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi
1,2UniversitasIslam Negeri Alauddin Makassar
E-Mail : saya@rezamaulana.com1), ummikalsum8519@gmail.com2)

Abstrak - Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyak masyarakat desa yang tidak mempunyai dana yang
cukup untuk mengembangkan usahanya tersebut. Agar penyeleksiaan benar-benar selektif dan mengurangi
subjektivitas serta dapat menghasilkan informasi yang cepat dan tepat, maka dibutuhkan sebuah system
pendukung pengambilan keputusan penerima pinjaman. Metode yang digunakan dalam pembuatan Aplikasi
ini adalah Algoritma Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS), Algoritma
TOPSIS dapat merekomendasikan kelompok-kelompok yang akan menjadi perioritas menerima kredit bantuan
pinjaman dengan memanfaatkan data alternatif terdiri masing-masing 10 alternatif, kriteria, bobot kreteria (C1-
C9), dan bobot preferensi (rangking 1-5). Disimpulkan bahwa Algoritma Topsis dapat menentukan nilai
prefrensi dari setiap parameter dan alternatif, sehingga lebih mudah dan efisien dalam melakukan perangkingan
kandidat penerima pinjaman.

Kata Kunci : UMKM, Topsis, Data, Sorting, Algoritma, Desa, Masyarakat, Similarity

Abstract - This research is motivated by the fact that there are still many villagers who do not have sufficient
funds to develop the business. So that selection is truly selective and reduces subjectivity and can produce
information quickly and precisely, it requires a support system for decision making of loan recipients. The
method used in making this application is the Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution
(TOPSIS) Algorithm, the TOPSIS Algorithm can recommend groups that will be prioritized to receive loan
assistance loans by utilizing alternative data consisting of 10 alternatives, criteria, Creteria weights (C1-C9),
and preference weights (ranking 1-5). It was concluded that the Topsis Algorithm can determine the preference
value of each parameter and alternative, making it easier and more efficient to rank the loan recipient
candidates.

Keywords: UMKM, Topsis, Data, Sorting, Algorithm, Village, Community, Similarity

PENDAHULUAN kehidupan perekonimiannya lebih terjamin. Namun ada


sebagian orang yang meminjamkan biasanya harus
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang membayar bunga. Bagi orang yang sudah bingung akan
hidup secara bersama-sama di suatu wilayah dan kelansungan hidupnya mereka tidak perduli lagi jika
membentuk sebuah sistem kehidupan, baik dalam harus membayar bunga yang di tentukan oleh orang
bentuk semi terbuka maupun semi tertutup dimana yang memberi pinjaman. Kemiskinan memang
interaksi yang terjadi di dalamnya merupakan interaksi merupakan masalah kompleks yang di pengaruhi oleh
antara setiap individu maupun kelompok. Namun bisa beberapa faktor yang saling berkaitan diantaranya
di lihat bahwa kehidupan masyarakat yang terjadi adalah tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses
sekarang, tingkat kemiskinannya masih belum terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan
berkurang jumlah penduduk miskin, bahkan semakin kondisi lingkungan. kemiskinan tidak lagi di pahami
bertambah. Bahkan masyarakat sebagian masyarakat hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terkadang kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan
melakukan pinjaman kepada seseorang dalam perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam
melangsungkan kehidupannya. Pinjaman disini menjalani kehidupan secara bermartabat.
merupakan peminjaman barang atau uang yang di Dalam konteks ini, beberapa upaya yang tengah
lakukan seseorang kepada orang yang menurutnya dilakukan oleh pemerintah indonesia dalam menangani

153
Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 153-158

kemiskinan tersebut adalah membangun program digunakan, penulis menggunakan metode Topsis,
penanganan kemiskinan salah satunya yaitu Program dengan maksud untuk meningkatkan preferensi tingkat
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan selisi pemeringkatan, kemudian pada penelitian
(PNPM MPd) yang di kelola oleh Unit Pengelola berjudul “Sistem Pendukung Keputusan untuk
Kegiatan (UPK). Penerima Bantuan Pinjaman Samisake dengan Metode
Namun program tersebut diganti menjadi Electre” (Putra, 2015). Hasil penelitian berupa sistem
Exprogram Pemberdayaan Masyarakat Mandiri pendukung keputusan bagi penerima bantuan pinjaman
Pedesaan (ExPNPM MPd). Program ini merupakan samisake menggunakan metode electre dimana metode
program nasional penanggulangan kemiskinan berbasis electre adalah metode pengambilan keputusan pada
pemberdayaan masyarakat serta pendorong inovasi bagi beberapa alternatif yang jumlahnya terbatas (Veryana,
masyarakat yang bertujuan dalam upaya 2014), dan pada penelitian yang berjudul Penerapan
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Algoritma Topsis Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Program ini juga bertujuan meningkatkan partisipasi Pemberian Pinjaman Pada Koperasi Karyawan
seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, (Mardiana, 2017), pada penelitian tersebut hanya terdiri
kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan dari inputan 3 kriteria saja, pada penelitian ini
kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering digunakan 9 kriteria
terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan
dan pengelolaan pembangunan.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam hal ini Unit Pengelola Kegiatan tersebut
Analisis Tahapan Seleksi Penerima Pinjaman Metode
bertugas menyalurkan dana Exprogram Pemberdayaan
yang akan digunakan dalam pembangunan sistem
Masyarakat Mandiri Pedesaan dalam bentuk simpan
pendukung keputusan yaitu menggunakan metode
pinjam kelompok. Dana yang disalurkan ini merupakan
technique for order preference by similarity to ideal
dana bergulir yang akan di kelolah untuk masyarakat,
solution (TOPSIS).
karena disekitar kita masih banyak masyarakat yang
Metode topsis digunakan dalam penelitian ini
berkeinginan mengembangkan sebuah usaha kecil atau
karena
usaha pertanian yang bertujuan untuk memperbaiki
1. menggunakan perhitungan sederhana dalam
taraf hidup yang lebih baik.
komputasi yakni perhitungan jarak. Umumnya
Salah satunya di Kecamatan Sanrobone
komputasi yang digunakan dalam permasalahan
Kabupaten Takalar, masih banyak masyarakat yang
pemilihan alternatif terbaik adalah hal yang rumit.
tidak mempunyai dana yang cukup untuk
Namun, untuk metode TOPSIS hal ini tidak berlaku.
mengembangkan usahanya tersebut. Agar
Hal ini dikarenakan metode TOPSIS menggunakan
penyeleksiaan benar-benar selektif dan mengurangi
pendekatan jarak sehingga komputasinya sudah
subjektivitas serta dapat menghasilkan informasi yang
banyak dikenal dan mudah digunakan.
cepat dan tepat, maka dibutuhkan sebuah system
2. Mempertimbangkan adanya solusi ideal positif dan
pendukung pengambilan keputusan penerima pinjaman.
negatif. Dalam mencapai suatu tujuan tertentu,
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis
terdapat atribut yang harus dipertimbangkan. Untuk
memanfaatkan Algoritma Topsis dalam menerapkan
itu umumnya permasalahan yang ada akan menjadi
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan penerima
permasalahan multi objektif. Solusi terbaik untuk
bantuan modal usaha Unit Pengelolah Kegiatan Mandiri
permasalahan tersebut merupakan solusi kompromi
Pedesaan.
dari beberapa alternatif yang ada. Setiap alternatif
Dalam sebuah penelitian oleh Ahmadi (2013),
menghasilkan nilai yang berbeda untuk setiap
yang “Penerapan Fuzzy C-Means dalam Sistem
objektif yang ada. Misalnya satu alternatif memiliki
Pendukung Keputusan untuk Penentuan Penerima
nilai yang tinggi untk objektif tingkat keuntungan
Bantuan Langsung Masyarakat”. Hasil penelitian ini
sekaligus nilai tinggi untuk objektif biaya
berupa sistem pendukung keputusan yang
operasional. Alternatif lain memiliki nilai sedang
menggunakan metode Fuzzy C-Means yang didalamnya
untuk objektif tingkat keuntungan tetapi memiliki
menjelaskan proses random yang belum terminimalisir.
Universitas Sumatera Utara nilai rendah untuk
Perbedaan penelitian diatas dengan yang dilakukan
objektif biaya operasional. Dalam metode TOPSIS
pada penelitian ini ialah terletak pada metode yang

154
Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 153-158

akan dipertimbangkan solusi terbaik dan solusi d) Pengajuan proposal permintaan dana pinjaman
terburuk dari tiap alternatif sehingga alternatif (Kode C4)
terpilih merupakan solusi yang mampu e) Memerlukan dana pinjaman untuk tambahan
menghasilkan kombinasi objektif terbaik. modal (Kode C5)
3. Mempertimbangkan adanya preferensi bobot untuk f) Anggota kelompok melakukan permintaan yang
tiap kriteria. Selain mempertimbangkan solusi sesuai dengan kebutuhan (Kode C6)
terbaik dan terburuk untuk tiap kriteria, metode g) Tidak memiliki kelompok ganda (Kode C7)
TOPSIS juga membutuhkan informasi mengenai h) Terdapat anggota yang bersaudara dan tinggal
preferensibobot tiap kriteria. Informasi ini serumah serta memiliki satu unit usaha Bersama
dibutuhkan dalam menentukan jarak terbobot tiap (Kode C8)
alternatif terhadap solusi ideal terbaik dari solusi i) Bukan PNS (Kode C9)
ideal terburuk. 3) Bobot Preferensi
4. Langkah-langkah pengerjaanya mudah dipahami. Bobot preferensi merupakan bobot untuk setiap nilai
Langkah-langkah pengerjaan metode TOPSIS atau hasil tes. Setiap rentang nilai akan memiliki
sistematis sehingga memudahkan pemahaman. bobot yang berbeda, yang akan digunakan sebagai
Secara umum langkah-langkah metode ini adalah matriks keputusan dalam proses seleksi.
membuat matriks keputusan ternormalisasi, Dalam pemberian bobot preferensi ini digunakan
membuat matriks keputusan ternomalisasi terbobot, dengan Teknik skala melalui survei, yaitu dengan
menentukan matriks solusi ideal terbaik positif dari cara mengubah fakta-fakta kualitatif (atribut)
terburuk negatif, menentukan jarak antara nilai menjadi suatu urutan kuantitatif (variable).
alternatif dengan solusi ideal terbaik positif dan Pemberian bobot menggunakan data ordinal yang
terburuk negatif, dan menentukan alternatif terbaik. memang memiliki nama (atribut), juga memiliki
(Guntara, 2013) peringkat atau urutan. Angka yang diberikan
mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk
Algoritma TOPSIS diharapkan merekomendasikan
mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai
kelompok-kelompok yang akan menjadi perioritas
yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak
menerima kredit bantuan pinjaman. Dalam TOPSIS
memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi
dikenal adanya alternatif, kreteria, bobot kreteria, bobot
hanya memberikan peringkat saja. Jika kita memiliki
preferensi. Berikut penjelasan mengenai alternatif,
sebuah set objek yang dinomri, dari 1 sampai n,
kreteria, bobot kreteria, dan bobot preferensi yang akan
misalnya peringkat 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya, bila
diharapkan pada sistem pendukung keputusan untuk
dinyatakan dalam skala, maka jarak antara data yang
seleksi kelompok yang menjadi perioritas penerima
satu dangan lainnya tidak sama. Iya akan memiliki
bantuan:
urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling
1) Alternatif rendah, atau paling layak sampai cukup layak.
Adapun untuk Alternatif yang digunakan adalah Tabel 1 Pembobotan
naman dari 10 kelompok menjadi sample yang telah Bobot
Hasil Test Bobot Keterangan
lulus berkas penerima pinjaman. Kriteria
2) Kriteria/Atribut Sangat
80 – 100 5 Tertinggi
Adapun kriteria yang diproses adalah nilai dari setiap Layak
berkas persyaratan yang telah ditetapkan panitia, 70 – 79 4 Layak
adapun syarat yang akan digunakan adalah sebagai Cukup
60 – 69 3
berikut : Layak
50 – 59 2 Kurang
a) Sebagian besar keluarganya adalah keluarga
0 – 49 1 Buruk Terendah
miskin (Kode C1)
b) Sebagian besar anggotanya memiliki usaha
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Kode C2)
1. Perhitungan Kelompok Yang Menjadi Perioritas
c) Sebagian besar anggotanya dapat dipercaya dan
Penerima Pinjaman Dengan Metode Topsis
memiliki kemampuan mengembalikan pinjaman
(Kode C3)
155
Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 153-158

Tahap Analisi seleksi kelompok penerima Tahap pertama perhitungan TOPSIS adalah
pinjaman menggunakan TOPSIS ini dilakukan untuk menentukan matriks keputusan ternormalisasi.
dapat mengetahui bagaimana setiap langkah proses Langkah ini dimulai dengan menjumlahkan setiap
perhitungan TOPSIS bekerja untuk merengking baris matriks yang dikuadratkan. Selanjutnya hasil
kelompok seleksi penerima pinjaman dana. Dalam penjumlahan dari setiap baris matriks diakarkan.
TOPSIS sendiri terdapat ^ langkah yang harus Hasil akar dari penjumlahan setiap baris matriks
dikerjakan secara berurutanuntuk melakukan akan menjadi pembagi dari setiap baris matriks, dan
perangkingan. Berikut ini urutan langkah untuk akan menghasilkan matriks ternormalisasi untuk
perangkingan menggunakan metode TOPSIS. setiap alternative dari tiap kordinat matrik.
Membangun decision matriks D dengan m Membangun Normalisasi decision matriks R,
alternative dan n kreteria yang dapat dilihat seperti setiap element dari matriks D dapat dinormalkan
rumus matriks berikut : dengan :

𝐶1 𝐶2 𝐶3 … 𝐶𝑛 𝐶1 𝐶2 𝐶3 … 𝐶𝑛
𝐴1 𝐴1
𝑥11 𝑥12 𝑥13 … 𝑥1𝑛 𝑟11 𝑟12 𝑟13 … 𝑟1𝑛
𝐷 = 𝐴2 𝑥21 𝑥22 𝑥23 … 𝑥2𝑛 𝑅 = 𝐴2 𝑟21 𝑟22 𝑟23 … 𝑟2𝑛
𝐴3 𝑥31 𝑥32 𝑥33 𝐴3 𝑟31
… 𝑥3𝑛 𝑟32 𝑟33 … 𝑟3𝑛
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮
𝐴𝑚 … 𝑥𝑚𝑛 𝐴𝑚 … 𝑟𝑚𝑛
(𝑥𝑚1 𝑥𝑚2 𝑥𝑚3 ) (𝑟𝑚1 𝑟𝑚2 𝑟𝑚3 )
1
2 −2
𝑟𝑖𝑗 = 𝑥𝑖𝑗 ∗ (∑𝑚
𝑖=1 𝑥𝑖𝑗 )
2. Matriks Keputusan Ternormalisasi

Tabel 2 Bobot Setelah Normalisasi


Pembobotan 10 10 10 10 10 10 10 15 15
No
Kelompok C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
1 Melati 484.97 363.73 606.22 606.22 121.24 606.22 121.24 181.87 181.87
2 Anggrek 606.22 606.22 606.22 606.22 121.24 121.24 606.22 727.46 545.60
3 Mawar 606.22 484.97 121.24 121.24 121.24 242.49 606.22 909.33 181.87
4 Kembang 121.24 121.24 121.24 363.73 121.24 363.73 484.97 909.33 363.73
5 Kelopak 606.22 484.97 242.49 606.22 606.22 606.22 363.73 181.87 181.87
6 Tangkai 606.22 606.22 121.24 363.73 484.97 606.22 121.24 909.33 181.87
7 Akar 484.97 606.22 242.49 242.49 606.22 606.22 121.24 909.33 363.73
8 Daun 242.49 606.22 484.97 242.49 242.49 242.49 121.24 181.87 909.33
9 Sari 121.24 606.22 606.22 484.97 121.24 121.24 363.73 181.87 727.46
10 Jisung 363.73 484.97 484.97 606.22 606.22 484.97 606.22 181.87 909.33

3. Matriks Ideal Positif dan Negatif 𝑚𝑖𝑥


𝑁𝐼𝑆 = 𝐴− = { 𝑣 ; 𝑗 ∈ 𝐽}
Tahap kedua dari TOPSIS adalah menentukan 𝑖 𝑖𝑗
matriks ideal positif dan matriks ideal negatif. = {𝑣1−, 𝑣2−, 𝑣3−, … . , 𝑣𝑚
−}

Langkah ini dilakukan dengan mencari nilai terkecil Tabel 3 Matriks Ideal
dan terbesar dari setiap kolom matriks, pada matriks
keputusan ternormalisasi terbobot yang dijelaskan PIS
dan C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
dengan persamaan berikut : NIS
Tertin 606 606 606 606 606 606 606 909 909
𝑚𝑎𝑥
𝑃𝐼𝑆 = 𝐴+ = { 𝑣 ; 𝑗 ∈ 𝐽} ggi .22 .22 .22 .22 .22 .22 .22 .33 .33
𝑖 𝑖𝑗 Terend 121 121 121 121 121 121 121 181 181
= {𝑣1+, 𝑣2+, 𝑣3+, … . , 𝑣𝑚
+} ah .24 .24 .24 .24 .24 .24 .24 .87 .87

156
Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 153-158

4. Menghitung sparation measure ideal positif dan 𝑛


𝐷𝑖+ = {∑ (𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑗+ )} 1/2 ,1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑚
negative 𝑗=1
Langkah ketiga dari TOPSIS adalah
𝑛
menghitung kedekatan relatif (sparation measure) 𝐷𝑖− = {∑ (𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑗− )} 1/2 ,1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑚
dari matriks ideal poitif dan matriks ideal negatif. 𝑗=1
Langkah ini merujuk pada rumus dengan pejabaran
sebagai berikut :
Tabel 4 Tabel Separasi
No Kelompok C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 D+ D-
1 Melati 484.97 363.73 606.22 606.22 121.24 606.22 121.24 181.87 181.87 536550.00 448350.5
2 Anggrek 606.22 606.22 606.22 606.22 121.24 121.24 606.22 727.46 545.60 301350.00 654150
3 Mawar 606.22 484.97 121.24 121.24 121.24 242.49 606.22 909.33 181.87 690900.50 308700
4 Kembang 121.24 121.24 121.24 363.73 121.24 363.73 484.97 909.33 363.73 685388.00 141487.5
5 Kelopak 606.22 484.97 242.49 606.22 606.22 606.22 363.73 181.87 181.87 367500.00 573300.5
6 Tangkai 606.22 606.22 121.24 363.73 484.97 606.22 121.24 909.33 181.87 536550.50 448350
7 Akar 484.97 606.22 242.49 242.49 606.22 606.22 121.24 909.33 363.73 406088.00 450187.5
8 Daun 242.49 606.22 484.97 242.49 242.49 242.49 121.24 181.87 909.33 389550.00 477750.5
9 Sari 121.24 606.22 606.22 484.97 121.24 121.24 363.73 181.87 727.46 406087.50 479588
10 Jisung 363.73 484.97 484.97 606.22 606.22 484.97 606.22 181.87 909.33 51450.00 845250.5

5. Menghitung Nilai Preferensi setiap alternative merangkaikan setiap alternative berdasarkan nilai
Langkah keempat dari topsis adalah menetukan preferensi. Yang layak untuk mendaptkan bantuan
nilai preferensi dri setiap alternative. Langkah ini usaha, maka hasil perangkingan akan menghasilkan
dilakukan dengan cara membagi nilai solusi ideal rekomendasi 5 nama kelompok yang berhak untuk
positif dengan hasil penjumlahan dari nilai solusi mendapatkan bantuan pinjaman sebagai berikut :
ideal positif dengan nilai solusi ideal negative.
Tabel. 6 Perengkingan Alternatif
Dengan penjabaran rumus sebagai berikut :
Nilai
No Kelompok Rank Keterangan
𝐷𝑖− Preferensi
𝑅𝐶𝑖+ = − ,1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑚
𝐷𝑖 + 𝐷𝑖+ 1 Melati 0.4552 7 Gagal
2 Anggrek 0.6846 2 Lulus
Tabel 5. Hasil Preferensi 3 Mawar 0.3088 9 Gagal
Nilai
No Kelompok D+ D- 4 Kembang 0.1711 10 Gagal
Preferensi
5 Kelopak 0.6094 3 Lulus
1 Melati 536550.00 448350.5 0.4552
6 Tangkai 0.4552 8 Gagal
2 Anggrek 301350.00 654150 0.6846
7 Akar 0.5258 6 Gagal
3 Mawar 690900.50 308700 0.3088
8 Daun 0.5508 4 Lulus
4 Kembang 685388.00 141487.5 0.1711
9 Sari 0.5415 5 Lulus
5 Kelopak 367500.00 573300.5 0.6094
10 Jisung 0.9426 1 Lulus
6 Tangkai 536550.50 448350 0.4552
7 Akar 406088.00 450187.5 0.5258 KESIMPULAN
8 Daun 389550.00 477750.5 0.5508 Algoritma Topsis dapat menentukan nilai prefrensi
9 Sari 406087.50 479588 0.5415 dari setiap parameter dan alternative kandidat, sehingga
10 Jisung 51450.00 845250.5 0.9426 lebih mudah dan efisien dalam melakukan
perangkingan kandidat penerima pinjaman.
6. Merangking alternative berdasarkan nilai preferensi dari hasil pengujian sistem penunjang keputusan
Langkah ke 5 yang merupakan langkah terakhir penentuan penerima pinjaman pada unit pengelola
dari TOPSIS adalah mengurutkan atau kegiatan mandiri pedesaan Menggunakan TOPSIS yang

157
Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 153-158

bertujuan untuk kemudahan kepada pimpinan untuk


mengambil keputusan dalam memberi pijaman kepada
UMKM. Sistem ini mampu untuk memberikan efektif
kerja secara garis besar dengan hasil pengujian yang
efisien

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2013). Penerapan Fuzzy C-Means dalam Sistem


Pendukung Keputusan untuk Penentuan Penerima
Bantuan Langsung Masyarakat.
Guntara, M. G. (2013). Aplikasi Metode Anp (Analytic
Network Process) Dan Topsis (Technique For Order
Preference By Similarity To Ideal Solution) Untuk
Pengambilan Keputusan Alternatif Pemasaran Terbaik
Pada Hotel Citi Inn Medan.
Mardiana, T. (2017). Penerapan Algoritma Topsis Dalam
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman
Pada Koperasi Karyawan. Jurnal Khatulistiwa
Informatika , 5 (2).
Putra. (2015). Sistem Pendukung Keputusan untuk Penerima
Bantuan Pinjaman Samisake dengan Metode Electre.
Veryana, D. (2014). Penerapan Metode Electre Pada
Pemilihan Calon Penerima Beasiswa Ppa Di
Universitas Brawijaya Malang. Student Journal , 2 (6).

158

Anda mungkin juga menyukai