Anda di halaman 1dari 7

TOPIK 4

“ MENGANALISA PROFESIONAL, PROFESI, PROFESIONALISME


KERJA DAN ASAS POKOK PROFESIONALISME”

Dibuat Oleh:
Muhammad Predian 1872050080
Mata Kuliah : Profesi Keguruan
Dosen Pengampu :
Chientya Annisa Rahman Putrie, S.Pd., M.Pd.E

UNIVERSITAS PANCA SAKTI BEKASI KAMPUS D


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKLUTAS ILMU PENDIDIKAN
SEMESTER 5
Pengertian Profesional
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesionalisme
a. KUSNANTO
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan
tertentu.
b. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankannya.
c. TANTRI ABENG (2002)
Seseorang professional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara
mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang
digelutinya serta harus berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan
integritas profesi.

Pengertian Profesi
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesi :
a) SCHEIN, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau aset pekerjaan yang membangun suatu set
norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
b) DANIEL BELL (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang
diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat
yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada
keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan
profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan
ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya
tingkatan dalam masyarakat.
c) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu
Menurut Sanusi et al (1991), mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi itu sebagai
berikut:

a) Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan sigmifikansi social yang menentukan
(Crusia).
b) Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
c) Keterampilan/keahlian yang menuntut jabatan itu didapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
d) Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik,
eksplisit yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum
e) Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik,
eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
f) Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai
– nilai professional itu sendiri.
g) Dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, anggota profesi itu
berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
h) Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement
terhadap permasalahan profesi yang dihadapi.
i) Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota [profesi otonom dan bebas
daricampur tangan orang luar.
j) Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan oleh
karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.

Profesi dan Profesionalisme Kerja


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional disebutkan bahwa profesionalisme adalah mutu,
kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
professional.
Menurut Kunandar (2009), secara sederhana professionalism (professionalism)
berarti sifat professional. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir profesionalisme adalah
paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang
professional. Dalam kamus ilmiah popular, professional diartikan sebagai keahlian,
didalamnya bagi golongan terpelajar dan pemain bayaran (Partanto dan Al Barry, 1994).

Sanusi et.al (1999) menjelaskan 5 konsep berkaitan dengan profesionalisme, yaitu:


a) Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties)
dari para anggotanya. Artinya, tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang
yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan
itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi yang dilakukan
baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun setelah menjalani professi
(in-service training).
b) Profesional, menunjuk pada dua hal yaitu: (a) Orang yang menyandang suatu
profesi, (b) Penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai
dengan profesinya.
c) Profesionalisme, menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya. Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen
anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standart yang tinggi dan kode etik
profesinya.
d) Profesionalitas, mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka
melakukan pekerjaannya.
e) Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota profesi dalam mencapai criteria yang standar dalam
penampilannya sebagai anggota suatu profesi.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme kerja


merupakan pandangan atau sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi
untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalannya dalam menjalankan
profesi sesuai dengan kode etik profesi.
Asas Pokok Profesionalisme Aspek-Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Mengembangkan Profesionalisme

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan profesionalisme


adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan (Knowledge) Paling tidak ada dua istilah yang secara tafsiri hampir
sama yakni pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Namun pada dasarnya dua istilah
tersebut sangat berbeda. Menurut Mohammad Hatta pengetahuan adalah sesuatu
yang didapat dari membaca dan pengalaman. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah
yang didapat dengan jalan keterangan atau informasi tertentu.
Endang Saefudin Anshari membagi pengetahuan menjadi empat bagian yakni:
a) Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan tentang hal-hal biasa, kejadian
sehari-hari, yang selanjutnya disebut pengetahuan.
b) Pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan
metode tertentu, yang selanjutnya disebut ilmu pengetahuan.
c) Pengetahuan filosofis yaitu semacam ilmu istimewa yang mencoba
menjawab istilah-istilah yang tidak terjawab oleh ilmu-ilmu biasa, yang
sering disebut dengan ilmu filsafat.
d) Pengetahuan teologis, yaitu pengetahuan tentang pengetahuan
pemberitahuan dari Tuhan.

Jadi, pengetahuan adalah sesuatu yang bisa dibaca, dipelajari dan dialami oleh
setiap orang. Namun, pengetahuan seseorang harus diuji dulu melalui
penerapan dilapangan. Seperti halnya seorang guru harus mampu
menunjukkan eksistensinya dari segi ilmu pengetahuan maupun pengetahuan dalam
kacamata lapangan yakni pada bagian-bagian pendidikan.

2. Kemampuan (Ability) Kemampuan terdiri dari dua unsur, yaitu yang bisa
dipelajari dan alamiah. Pengetahun dan kemampuan adalah unsur kemampuan
yang bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah orang biasa menyebut bakat. Untuk
mengembangkan sikap profesional pada dunia guru paling tidak dibutuhkan
kemauan selain kemampuan.
3. Keterampilan (Skill) Keterampilan merupakan salah satu unsur kemampuan yang
dapat dipelajari pada unsur penerapannya. Bagi seorang guru yang tugasnya
mengajar dan peranannya didalam kelas, paling tidak keterampilan yang harus
dimilikinya adalah :
a) Guru sebagai pengajar, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan, sehingga
perlu memiliki keterampilan menyampaikan informasi kepada anak
didiknya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b) Guru sebagai pimpinan kelas, perlu memiliki keterampilan dalam
memimpin kelompok-kelompok kelas yaitu murid.
c) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan mendorong dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa.
d) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilam mengawasi
kegiatan anak didik dan ketertiban kelas.
e) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan dalam menilai secara
objektif, kontinue dan komprehensif terhadap anak didik.
f) Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan dalam membantu
anak didik dalam menyelesaikan problematika ketika anak didik
mendapati permasalahan.
g) Sikap (Attitude) Sikap diri seseorang terbentuk oleh suasana lingkungan
yang melingkupinya. Seorang anak sudah barang tentu akan belajar
mengenal lingkungan terdekatnya yaitu orangtua.
4. Menurut Allport, "Personality is the dinamyc organization within the individual of
those psyco-physical system that determine his characteristics behavior and
thought" bahwa kepribadian menyangkut keseluruhan aspek seseorang, baik fisik
maupun psikis, yang menentukan karakteristik tingkah laku dan pemikirannya.
5. Kebiasaan (Habit) Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan
yang tumbuh dari dalam pikiran. Pengembangan kebiasaan diri harus dilandasi
dengan kesadaran bahwa usaha tersebut membutuhkan proses yang cukup
panjang. Kebiasaan positif yang harus dimiliki oleh seorang guru yang
profesional adalah menyapa dengan ramah, memberikan pujian kepada anak
didiknya dengan tulus, meyampaikan rasa simpati, meyampaikan rasa
penghargaan kepada kerabat, teman sejawat, atau anak didik yang berprestasi dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai