Pengalaman Flow Dalam Belajar
Pengalaman Flow Dalam Belajar
id
Volume 1, Nomor 1, 2017 : 58-71
ISSN (Online) : 2581-0421
Lucky Purwantini1
Program Studi Psikologi Universitas Islam ‚45‛ Bekasi
purwantini.lucky@gmail.com
Abstract. Flow is a condition when individual merges within his/her activity. When a person in flow
state, he/she can develop his/her abilities and more succes in learning. The purpose of the study is to
understand flow experience in learning among undergaduate student. The study used case study
qualitative approach. Informan of this research was an undergraduate student which had flow
experience. Data was collected by an interview. According to the result, subject did not experienced
flow in learning process, as likes he was in meditation. It happened because when he learned
something, he felt be pressed by tasks. It’s important for individu to relax when they are learning.
Key words: flow experience, learning, undergraduate student
Abstrak. Flow adalah kondisi yang dialami individu ketika individu tersebut menyatu
dengan kegiatan yang dilakukannya. Ketika seseorang berada dalam kondisi flow, ia dapat
mengembangkan kemampuannya dan lebih berhasil dalam belajar. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memahami pengalaman flow dalam belajar pada seorang mahasiswa
pascasarjana. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Subjek adalah seorang mahasiswa laki-laki pascasarjana yang pernah mengalami flow. Data
dikumpulkan dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek tidak
mengalami flow dalam belajar, sebagaimana yang ia alami dalam meditasi. Hal itu terjadi
karena saat belajar ia merasa tertekan oleh tugas. Penting bagi individu untuk merasa tenang
pada saat belajar.
Kata kunci: pengalaman flow, pembelajaran, mahasiswa pascasarjana
Flow merupakan suatu keadaan (Engeser & Rheinberg, 2008), dan hal itu
dimana individu mengalami peleburan berpengaruh pada kesejahteraan
total dalam kegiatan yang psikologis mereka (Schouten,
dilakukannya. Hal tersebut dicapai McAlexander, & Koenig, 2007). Selain
melalui intensitas dan perhatian itu, flow juga berhubungan dengan hasil
terfokus pada kegiatan tersebut. pembelajaran yang positif (Scoresby &
Keadaan flow dapat memotivasi Shelton, 2010).
individu dan komunitas (Schouten, Ketika seseorang berada dalam
McAlexander, & Koenig, 2007) untuk kondisi flow, ia sering mengalami
meraih keunggulan. Ketika mengalami kehilangan waktu, kehilangan
flow, muncul keinginan dalam diri kesadaran diri dan lingkungan, dan
mereka untuk mengalaminya kembali peningkatan pada kemampuannya
dan untuk itu, mereka akan mencari (Scoresby & Shelton, 2010). Selain itu, ia
tugas-tugas lain yang lebih menantang juga merasakan efisiensi kognisinya
dengan segera dari apa yang dilakukan. Dalam kondisi flow, kesadaran
Umpan balik yang diperoleh biasanya individu seolah-olah ‚menghilang‛ dan
berupa emosi yang positif seperti dirinya masuk ke dalam suatu dunia
kepuasan, kenikmatan, kesenangan dan yang diciptakan oleh kegiatan yang
lain sebagainya, dan emosi tersebut tengah dilakukannya tersebut. Selain
berlangsung selama kondisi flow.3) itu, waktu seolah terdistorsi. Ketika
Adanya keseimbangan antara berada dalam kondisi flow, individu
kemampuan yang dimiliki dengan melupakan waktu. Jam yang terlewati
tingkat kesulitan dan tantangan yang berjalan seperti menit. Seberapa banyak
dihadapi. waktu yang yang terlewati tergantung
Aktivitas yang dilakukan untuk pada apa yang individu lakukan.
mendapatkan kondisi flow harus Dalam kondisi flow, kegiatan
seimbang antara kemampuan dengan yang dilakukan individu berubah
kesulitan dan tantangannya, tidak menjadi autotelik. Autotelik berarti
terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. ketika individu melakukan suatu
Baumann dan Scheffer (2010) kegiatan, ia melakukan itu bukan
menjelaskan bahwa jika kemampuan karena mengharapkan beberapa
yang dimiliki individu melebihi tingkat keuntungan, melainkan karena ‚sensasi
kesulitan, ia akan merasa relaks atau rasa‛ yang ditimbulkan kegiatan itulah
kebosanan, tetapi jika tingkat kesulitan yang membuatnya menjadi istimewa.
melebihi kemampuan yang dimilikinya, Ketika mengalami autotelik, individu
ia akan merasakan sangat bersemangat memberikan perhatiannya demi
untuk melakukan kegiatan itu atau ia kegiatan itu sendiri (Csikzentmihalyi,
merasakan kecemasan. 2008). Tidak ada alasan lain untuk
Untuk mencapai kondisi flow, melakukan kegiatan itu kecuali untuk
individu membutuhkan fokus yang merasakan pengalaman yang mereka
terarah serta konsentrasi penuh berikan (Csikzentmihalyi, 1996).
terhadap apa yang dikerjakan dengan Csikzentmihalyi (Egbert, 2003)
batasan-batasan yang jelas. Mereka menyatakan bahwa flow memberikan
yang mengalami flow memberikan kontribusi pada performa yang optimal
pikiran, kesadaran dirinya, dan terfokus dan belajar. Ketika individu mengalami
pada kegiatan yang sedang flow dalam belajar, ia akan memusatkan
dilakukannya saat itu juga. Mereka perhatiannya pada apa yang
tidak memikirkan hal-hal lain di luar dipelajarinya. Karena menikmati
kegiatan itu dan tidak mengalami kegiatan belajar, siswa tersebut akan
kekhawatiran akan kegagalan karena lebih sulit terserang stres dan sebagai
ketika mereka mengkhawatirkan akibatnya ia akan merasa bahagia.
kegagalan, mereka tidak akan dapat Kebahagiaan yang dirasakannya saat
berkonsentrasi total disebabkan belajar dapat membuat prestasinya
perhatiannya akan terbagi antara apa meningkat.
yang dilakukan dan perasaan untuk Namun ketika sedang berada
mengendalikan kegagalan itu. dalam kondisi flow, individu terkadang
Pencipta. Tak ada tujuan lain selain itu. subjek adalah konsep flow yang ia alami
Sayangnya, subjek sering terdistraksi dalam meditasi, yang harus dalam
oleh kelelahan fisiknya. Ketika fisiknya kondisi tenang dan tutup mata.
lelah, ia tak lagi merasakan flow. Untuk Sedangkan dalam belajar kita
mengatasi distraksi tersebut, subjek membutuhkan indera penglihatan yang
mengulang aktivitasnya dari awal. terbuka untuk membaca, merangkum,
Walau diakuinya hal itu tidak efektif, dan lain sebagainya. Menurut subjek,
dalam arti pengulangan tersebut tidak hal itu sangat bertentangan. Namun,
dapat memanggil flow kembali—yang subjek mengetahui apa yang harus ia
dalam hal ini berarti subjek gagal—, lakukan ketika belajar. Misalnya, ketika
namun subjek tak memiliki mengerjakan tugas membuat makalah
kekhawatiran bahwa ia akan gagal. tentang depresi, subjek mengetahui
Menurut subjek, meditasi bahan apa saja yang harus ia cari seperti
membutuhkan kemampuan khusus. faktor penyebabnya, terjadi pada masa
Kemampuan khusus tersebut adalah tua atau masa muda, akibat yang
kemampuan untuk menurunkan ditimbulkannya, dan hal-hal yang harus
gelombang otak dari beta menjadi dilakukan untuk mengantisipasinya.
alpha. Dikatakan subjek, walau meditasi Dalam mengerjakan tugas, subjek
terjadi ketika otak berada dalam merasa senang dan menikmati kegiatan
gelombang alpha, tetapi meditator tetap itu ketika hasilnya memuaskan. Saat
sadar. Subjek mengatakan bahwa flow hasil yang diperolehnya tidak
sama dengan mistism dalam dunia memuaskan, subjek tidak merasa
meditasi. Mistism berarti masuk ke alam senang. Kesulitan dan tantangan yang
lain yang hampa, tidak merasakan dan dihadapi subjek ketika mengerjakan
melihat tubuh, tidak ada utara dan tugas adalah dalam menyelesaikannya.
selatan, serta ada suatu rasa—sensasi Tetapi subjek menganggap tugas
sejuk—yang dialami. Kesulitan dan tersebut bukan sebagai tantangan,
tantangan yang dihadapinya ada dua, melainkan sebagai kewajiban yang
yaitu kelelahan fisik dan rasa kantuk harus diselesaikannya. Walau
yang menyerang, karena selain waktu menganggap tugas sebagai kewajiban,
senggang, subjek pun melakukan subjek mengaku tidak pernah merasa
meditasi saat malam hari. Dalam bosan ketika mengerjakan tugas karena
menghadapi kesulitan dan tantangan subjek termasuk orang yang statis yang
tersebut, subjek merasa yakin dengan tidak terlalu suka dengan perubahan.
kemampuan yang dimilikinya, sehingga Rutinitas menurut subjek adalah hal
tak muncul rasa takut akan gagal. yang biasa dan menyenangkan.
Subjek merasa puas dan bahagia setelah Banyaknya tugas yang harus
meditasi karena flow dalam meditasi diselesaikan membuat subjek sering
adalah tujuan dalam meditasi. merasa cemas. Subjek takut jika tugas-
Dalam belajar, subjek mengaku tugas tersebut tidak selesai tepat waktu
tidak pernah mengalami kondisi flow atau selesai tetapi tidak optimal. Subjek
karena konsep flow yang dipahami mengaku bahwa ia akan masih merasa
dan tidak membuat rileks. Dengan Esenger, S., Rheinberg, F. (2008). Flow,
demikian, bagi peneliti selanjutnya Performance and Moderators of
yang ingin meneliti lebih jauh tentang Challenge-Skill Balance. Journal
flow dalam belajar dapat menambahkan Motivation Emotion 32: 158-172
variabel persepsi mengenai belajar. Hartley, J. (1999). Learning and Studying:
Peneliti lain juga dapat menggunakan A Research Perspective. New York:
pendekatan kuantitatif agar dapat Routledge
mencapai hasil yang lebih Herdiansyah, H. (2010). Metodologi
komprehensif. Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
______________. (2007). Kecemasan dan
Kepustakaan Strategi Coping Wanita dan Waria
Baumann, N., Scheffer, D. (2010). Pelacur. Tesis. Yogyakarta:
Seeking Flow in the Achievement Universitas Gadjah Mada (tidak
Domain: The Achievement Flow diterbitkan)
Motive behind Flow Experience. Hergenhahn, B.R., Olson, M.H. (2008).
Journal Motivation Emotion: 1-18 Theories of Learning. Jakarta: Kencana
Bassi, M., Steca, P., Delle Fave, A., Prenada Media Group
Caprara, G.V. (2007). Academic Self- Kertamuda, F. (2006). Psikologi Belajar:
Efficacy Belief and Quality of Diktat Pengajaran Mata Kuliah
Experience in Learning. Journal Youth Psikologi Belajar. Jakarta: Universitas
Adolescence 32: 301-312 Paramadina (tidak diterbitkan)
Boeree, C. (2009). Personality Theories: Martin, A.J., Jackson, S.A. (2008). Brief
Melacak Kepribadian Anda bersama Approach to Assessing Task
Psikolog Dunia. Yogyakarta, Absorption and Enhancedd
PrismaSophie Subjective Experience: Examining
Csikzentmihalyi, M. (1996). Creativity: ‘Short’ and ‘Core’ Flow in Diverse
Flow and The Psychology of Discovery Performance Domains. Journal
and Invention. New York: Motivation Emotion 32: 141-157
HarperCollins Miles, M. B & Huberman, A. M. (1994).
_________________. (2008). Flow: The Qualitative Data Analysis: An Expanded
Psychology of Optimal Experience. Sourcebook. Thousand Oaks: Sage
HarperCollins e-books Publication
_________________. (1997). Happiness Nakamura, J., Csikzentmihalyi, M.
and Creativity: Going with the Flow. (2002). The Concept of Flow. In
Academic Research Library: 31: 5: 8-12 Handbook of Positive Psychology.
Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Snyder, C.R., Lopez, S.J. (ed). New
Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers York: Oxford University Press
Egbert, J. (2003). A Study of Flow Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D.
Theory in the Foreign Language (2005). Human Development. New
Classroom. The Modern Language York: McGraw Hill
Journal: 87: 4: 499-518