NIM: 11020120067
Kelas: G2.3
15. Jelaskan dengan singkat apa dan bagaimana itu discovery learning,
inquiry teaching, peer-assisted learning, discussion and debate, dan
reflective teaching. 266-272
a. Discovery learning. Menurut (Santrock, 2007) Discovery learning
adalah proses belajar di mana siswa membangun pemahaman mereka
sendiri. Awal proses learning discovery siswa harus mencari tahu
sendiri tetapi kemudian di modifikasi agar lebih efektif dengan situasi
dimana siswa masih didorong untuk mengkonstruksi pemahaman
mereka, tetapi dengan bantuan pertanyaan dan arahan yang dipandu
guru. Discovery Learning merupakan salah satu jenis penalaran induktif
yang mana siswa bergerak dimulai dari mempelajarai contoh-contoh
spesifik ke merumuskan aturan-aturan,konsep-konsep, dan prinsip-
prinsip umumnya.(Schunk, 2008). Dalam Discovery Learning
permasalahan yang dimunculkan direkayasa oleh guru, agar siswa dapat
menganalisis dan mengambil kesimpulan akhir (Abidin, 2013).
b. Inquiry Teaching(Pembelajaran berbasis penelitian).
Pembelajaran berbasis penelitian bertujuan untuk mendorong siswa
menggunakan nalarnya, mendapat prinsip-prinsip umum, dan
mengaplikasikannya pada situasi-situasi terbaru. Pembelajaran berbasis
penelitian akan dilakukan merumuskan dan menguji hipotesis,
membedakan kondisi, Menyusun prediksi, dan dan menentukan kapan
prediksi membutuhkan lebih banyak informasi.(Schunk, 2008). Di
pembelajaran berbasis penelitian tutor harus menjalani pelatihan
ekstensif agar mampu menguji kemampuan siswa. Siswa harus
memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep-konsep dasar agar
mampu menggunakan keterampilan dalam proses pemecahan masalah
dalam model pembelajaran ini. (Schunk, 2008).
c. Peer-assisted
Menurut (Slavin, 2008) Peer-assisted merupakan Sebuah metode
pembelajaran kooperatif terstruktur di mana siswa bekerja berpasangan,
bergiliran sebagai guru dan pembelajar, menggunakan strategi
metakognitif tertentu. Dari sudut pandang siswa, PAL adalah strategi
pembelajaran kolaboratif dan kooperatif yang menawarkan berbagai
keuntungan seperti interaksi yang erat antara tutee dan tutor. Hubungan
yang erat ini dapat memfasilitasi diskusi kelompok yang mungkin tidak
bisa terjadi dengan pengajar yang cenderung membawa suasana
pengajaran yang formal. (Abedini et al., 2013).
d. Discussion and Debate
Diskusi adalah proses pembelajaran yang akan membahas suatu topik
yang melibatkan permasalahan kompleks dan kontroversial yang
melibatkan pembentukan kelompok. (Schunk, 2008). Salah satu jenis
dari diskusi adalah debat dimana dalam proses belajar ini siswa secara
selektif memaparkan argument mereka terhadap suatu topik. (Schunk,
2008) .
e. Reflective Teaching
Pengajaran reflektif didasarkan pada pengambilan keputusan yang
Cermat yang memperhitungkan pengetahuan tentang siswa konteks
proses-proses psikologi pembelajaran dan motivasi dan pengetahuan
tentang diri sendiri. (Schunk, 2008). Mengajar reflektif dibilang berhasil
saat guru mampu menelaah secara mendalam apa saja yang terjadi saat
proses belajar berlangsung.
16. Apa yang harus dimiliki oleh pengajar agar menjadi reflective
teacher?273-274
Dalam (Schunk, 2008) disebutkan jika ada 3 hal yang harus dimiliki oleh
seorang pengajar agar bisa menjadi Refelctive Teacher, yaitu:
1. Guru harus memiliki pengetahuan personal.
Pengetahuan personal yang harus dimiliki guru meliputi pengetahuan
mata pelajaran, pengetahuan tentang keguruan, pengetahuan tentang
kemampuan setiap siswa. Pengetahuan personal adalah hal yang penting
karena mampu membentuk landasan dalam upaya meningkatkan
kinerja. (Schunk, 2008). Maka Untuk mengembangkan pengetahuan
personal ini, guru bisa melakukan perenungan terhadap poin-poin
tersebut dan menilainya atau secara singkat guru bisa melakukan
introspeksi.
2. Guru harus memiliki pengetahuan professional.
Guru harus melakukan pengamatan tentang pengetahuan professional
mereka dan menemukan bahwa terdapat kekurangan-kekurangan yang
harus diperbaiki . (Schunk, 2008). Dalam hal untuk mengembangkan
pengetahuan professional ini, guru bisa mengikuti perkembangan
terbaru yang ada dalam profesi keguruan. Selain itu guru juga bisa
bergabung di organisasi yang sesuai dengan profesi mereka, rajin
membaca jurnal-jurnal, mengikuti kuliah.
3. Guru harus memiliki Perencanaan dan Penilaian.
Guru-guru yang reflektif akan Menyusun rencana yang bertujuan dapat
merangkul semua siswa tanpa terkecuali. Ketika siswa mengalami
kesulitan dalam memahami materi, guru yang reflektif akan langsung
memikirkan metode baru apa yang bisa membantu siswa dalam
pemahamannya. Selain itu, guru-guru yang reflektif juga akan
memikirkan bagaimana mereka dapat memberikan nilai pada proses
belajar siswa. (Schunk, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Abedini, M., Mortazavi, F., Javadinia, S. A., & Moonaghi, H. K. (2013). A New
Teaching Approach in Basic Sciences: Peer Assisted Learning. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 83, 39–43.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.06.008
Madon, S., Willard, J., Guyll, M., & Scherr, K. C. (2011). Self-fulfilling prophecies:
Mechanisms, power, and links to social problems. In Social and Personality
Psychology Compass (Vol. 5, Issue 8, pp. 578–590).
https://doi.org/10.1111/j.1751-9004.2011.00375.x
Pritchard, A. (2008). Ways of Learning Learning theories and learning styles in the
classroom Second edition.