Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PSIKOLOGI POSITIF

“Konsep Flow”

Oleh:
Zufar Akmal Maulana

Dosen Pengampu:
Dr. Siti Fatimah, S.Pd., M.Si

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
MATERI
a. Pengertian
Flow didefinisikan sebagai suatu kondisi kesadaran pada individu yang benar-benar
tenggelam dalam suatu kegiatan, dan menikmatinya secara intens (Bakker, 2005). Flow
merupakan keadaan ketika seseorang berkonsentrasi, muncul rasa nyaman, serta terdapat
motivasi intrinsik ketika melakukan aktivitas (Csikszentmihalyi, 1990). Seorang individu yang
mengalami kondisi flow sangat terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya, keterlibatan dalam
aktivitas dikarenakan terjadinya proses kognitif dan adanya kenikmatan (enjoyment) dalam
pelaksanaanya hingga melupakan waktu, kelelahan, dan segala hal yang tidak berkaitan dengan
aktivitas yang dilakukan.
Perkembangan kajian terkait dengan Flow diawali oleh penelitian Woodworth yang meneliti
effortless absorption pada orang dewasa dan anak-anak dalam aktivitas tertentu mengantarkan
para peneliti lain untuk meneliti berbagai kondisi psikologis seperti motivasi dan komitmen.
Studi Woodworth pun menjadi landasan munculnya konsep flow yang kemudian dikembangkan
oleh Csikszentmihalyi (Nabila Qurrotu Aini, 2019). Sejak itu, banyak peneliti mencoba mencari
tahu dan menjelaskan mengapa orang sangat termotivasi dan berkomitmen pada aktivitas tertentu
tanpa imbalan eksternal yang jelas hingga saat ini (Theodoros A. Kyriazos, June 2018).

b. Karakteristik
(Arif, 2016) menjelaskan bahwa dalam penelitian Csikzentmithalyi menemukan beberapa
karakteristik khas seseorang yang ketika sedang mengalami Flow. Karakteristik tersebut ialah
sebagai berikut:
Atensi terpusat penuh
Seorang individu yang sedang mengalami Flow akan sangat terlihat jelas. Dirinya hanya akan
fokus pada apa yang sedang dikerjakannya dan hal-hal yang relevan dalam pengerjaan aktivitas
tersebut. Dalam proses seseorang menuju Flow semua indrawi akan melepas fokus di luar apa
yang sedang dikerjakan dan menghiraukannya. Ketika seseorang telah memasuki zona Flow ia
tidak lagi harus dengan sengaja memelihara atensinya seperti diawal saat proses menuju Flow,
karena atensinya sudah menjadi sangat fokus dan bahkan tidak mudah teralihkan. Tingkat
intensitas atensi ini akan terus meningkat, dipertahankan, dipertajam ketika proses aktivitas yang
dilakukan menemui kesulitan yang semakin intens. Individu tersebut seolah akan menjalankan
aktivitasnya dalam gerakan yang lambat dan semua detail akan mampu diamati dan dihayati
dengan sangat jelas.
Penyatuan Tindakan dan Kesadaran
Semakin dekat seseorang pada zona Flow, kesadaran dan tindakannya menjadi semakin
kongruen. Kemudian, ketika sudah memasuki zona Flow, ada penyatuan antara tindakan dan
kesadarannya. Ada rasa total control, yaitu penghayatan bahwa ia dapat mengendalikan situasi
dan semua tindakannya dengan sempurna. Apa yang dilakukannya terwujud dengan sempurna
dan individu tersebut dapat membaca situasi dengan akurat sehingga memegang atas situasi
tersebut.
Rasa Kebebasan
Karakter seseorang yang sedang mengalami Flow terlihat dengan ia tidak lagi khawatir
dengan hal-hal di luar aktivitas yang dilakukannya. Segala bentuk kekhawatiran itu menjadi
tidak penting dan tidak relevan. Semua hal itu tidak lagi memiliki kuasa atas dirinya. Hingga
akhirnya selama ia mengalami Flow merasakan suatu kebebasan yang besar.
Pudarnya Self-Consciousness
Pada keadaan normal sudah sewajarnya ketika sdang merasa cemas dan larut dalam berbagai
masalah, atau saat kepercayaan diri sedang menurun, maka yang akan terjadi ialah self-
consciousness akan meningkat. Ketika self-consciousness tinggi, seorang pribadi jadi memiliki
kesadaran yang berlebihan terhadap dirinya. Biasanya seseorang akan menempatkan dirinya
secara keliru sebagai pusat dari segala sesuatu. Hal ini yang nantinya akan membuat individu
tersebut menjadi sangat sensitif dan cemas akan penilaian oleh orang lain. Kondisi demikian
akan membuat seseorang menjadikan “self” nya mendapatkan penilaian yang terlalu penting.
Sehingga dirinya akan melakukan perilaku defensif untuk melindungi “self”nya.
Dalam setiap pengalaman Flow, self-consciousness memudar. Artinya adalah saat seseorang
sedang mengalami Flow, ia tidak lagi terbebani oleh kekhawatiran tentang dirinya. Ia
meninggalkan diri yang awalnya menjadi pusat gravitasi kehidupannya, yang mencegahnya
untuk mengekplorasi berbagai kemungkinan karena kesibukannya harus melindungi si “aku”
tersebut.
Distorsi Penghayatan Waktu
Saat berada dalam kondisi Flow, penghayatan akan waktu itu sendiri akan mengalami
perubahan. Pada umumnya kita memperhatikan waktu, karena waktu dihayati secara sangat
berharga. Hingga waktu memiliki kuasa dan dapat dikatakan mendikte kita. Pengalaman yang
berbeda akan dialami oleh mereka yang sedang berada pada kondisi Flow. Seseorang tidak akan
lagi memperhatikan berlalunya waktu. Aktivitas yang intens, yang kadang berlangsung dalam
waktu yang panjang mengakibatkan kita menghayati waktu seolah seketika saja. Suatu gerak
yang sebenarnya sangat cepat, ketika dalam kondisi Flow seketika merasa hal tersebut berubah
menjadi dalam gerakan lambat.

c. Aspek-aspek
Aspek flow terdiri dari tiga aspek, yaitu absorption, enjoyment, dan motivasi intrinsik (Bakker, 2005 ).
Pertama, absorption yaitu suatu kondisi ketika seseorang yang dengan sepenuhnya dapat
berkonsentrasi dan menikmati aktivitas yang ada. Aspek absorption mewakili beberapa aspek
yang ada pada aspek dalam konsep Csikszentmihalyi, yakni action awareness merging,
concentration on task at hand, loss self-consciousness = transcendence, dan transformation of
time (Nabila Qurrotu Aini, 2019). Seorang individu tidak menyadari bahwa waktu yang telah
berlalu selama melakukan suatu aktivitas dapat melupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
mereka.
Kedua, work enjoyment diartikan sebagai penilaian positif dari sebuah tugas/kegiatan.
Enjoyment merupakan suatu hasil evaluasi kognitif (penilaian atas kepuasan hidup) dan afektif
baik itu reaksi emosi menyenangkan ataupun tidak dari pengalaman flow. Ketiga, Intrinsic work
motivation yaitu keinginan yang muncul dari dalam diri seseorang ketika dia melakukan
aktivitas, dengan tujuan agar mendapat kesenangan dan kepuasan dari aktivitas yang ada.
Kepuasan yang didapat bukanlah hal yang didapat karena tekanan dari eksternal maupun ada
suatu imbalan tertentu. Seseorang yang termotivasi secara intrinsik akan terus tertarik pada
aktivtas yang dilakukannya terlebih bila membawa hasil yang baik.

d. Manfaat
 Rasa konsentrasi
Mampu fokus pada pekerjaan tanpa terganggu akan menghasilkan hasil kerja yang lebih
berkualitas.
 Rasa kejelasan
Dalam keadaan Flow, tubuh dan pikiran Anda akan mengetahui apa yang perlu dilakukan tanpa
harus memikirkannya.
 Kurangnya hambatan
Pikiran dan perasaan yang umumnya mengaburkan pikiran kita, seperti stres, kekhawatiran, dan
keraguan diri, akan hilang ketika kita mencapai kondisi Flow.
 Perasaan yang baik
Berada dalam kondisi Flow dalam sering kali digambarkan sebagai pengalaman yang secara
intrinsik positif. Tidak ada kedangkalan yang mendorong kekuatan ini, yang ada hanyalah
kesenangan yang muncul saat berada di saat ini dan melakukan sesuatu yang Anda sukai.
 Kebahagiaan
Jenis kebahagiaan yang dapat diperoleh seseorang dengan berada dalam kondisi Flow lebih dari
sekadar kebahagiaan sementara - ini adalah perasaan sejahtera secara umum dan kebahagiaan
serta kepuasan yang bertahan lama.

e. Pengukuran
Flow adalah pengalaman subjektif, yang menciptakan tantangan dalam mengidentifikasi
pengukuran psikometrik (Jackson, Martin, & Eklund, 2008). Mengingat subjektivitasnya, cara
paling umum untuk mengukur aliran adalah dengan menanyakan pengalaman mereka kepada
responden, yang dicapai melalui metode berikut:
1. Interview questionnaires
2. Experience sampling methods
3. Self-report questionnaires.
Interview Questionnaires
Teknik wawancara sangat cocok untuk penyelidikan kualitatif terhadap konstruksi subjektif,
seperti Flow. Hal ini karena wawancara membantu peneliti dalam menyempurnakan suatu
konsep atau merancang cara untuk mengukurnya. Pada penelitian sebelumnya yang mengkaji
terkait Flow seringkali menggunakan wawancara model semi-terstruktur, yang melibatkan
kombinasi pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya, serta pertanyaan-
pertanyaan yang berasal dari tanggapan peserta. Untuk meningkatkan validitas konstruk,
terkadang teknik wawancara dipadukan dengan metode observasi. Cara ini dilakukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Seifert dan Hedderson tahun 2009 terkait pengujian motivasi
intrinsik Flow selama bermain skateboard menggunakan pendekatan etnografis.
Experience Sampling Methods
Pengambilan sampel pengalaman telah cukup banyak digunakan untuk mempelajari Flow
karena memberikan informasi berharga mengenai dinamika emosi atau keadaan subjektif. Di sisi
lain, pendekatan ini memakan waktu dan dibatasi oleh penggunaan jawaban selektif. Contoh
pengambilan sampel pengalaman yang digunakan untuk mengukur aliran dilakukan oleh Clarke
dan Haworth (1994), yang menggunakan pertanyaan buku harian untuk menguji apakah
pengalaman optimal terjadi dalam situasi di mana keterampilan dipadukan dengan tantangan.
Self-report Questionnaires
Jenis metode ini tidak bersifat eksploratif; melainkan memungkinkan peneliti untuk menguji
hubungan konstruksi tersebut dengan berbagai kualitas yang diminati (yaitu, gender, etnis, usia,
pekerjaan, lingkungan, dan lain-lain). Self-report questionnaires juga bermanfaat karena efisien
dan dapat digunakan dengan berbagai jenis metode analisis. Namun, keterbatasan yang
signifikan dalam pengukuran laporan mandiri adalah bias respons (misalnya, kecenderungan
individu untuk menghindari respons yang jujur atau akurat). Adapun nlai dan kegunaan self-
report questionnaires bergantung pada kualitas psikometriknya (misalnya validitas dan
reliabilitas).
Instrumen Pengukuran Flow
 12 item Flow Scale – Mayers, 1978
 Witmer and Singer Presence Questionnaire (PQ) – Witmer & Singer, 1998
 Immersive Tendencies Questionnaire (ITQ) – Witmer & Singer, 1998
 Online Flow Questionnaire (OFQ) – Chen, Wigand, & Nilan, 1999
 The Flow State Scale (FSS; long version) – Jackson & Eklund, 2002; Jackson & Marsh, 1996
 The Flow State Scale (FSS; short version) – Jackson & Eklund, 2002; Jackson & Marsh, 1996
 Dispositional Flow Scale (DFS; long version) – Jackson & Eklund, 2002; Jackson & Marsh,
1996
 Dispositional Flow Scale (DFS; short version) – Jackson & Eklund, 2002; Jackson & Marsh,
1996
 Flow Short Scale – Rheinberg, Vollmeyer, & Engeser, 2003
 The Utrecht Work Engagement Scale (UWES) – Schaufeli & Bakker, 2003
 Questionnaire for measuring the flow state – Choi & Kim, 2004
 Situation-Specific Flow Questionnaire – Oláh, 2005
 GameFlow questionnaire – Kiili & Lainema, 2008
 Work-Related Flow Inventory (LF) – Bakker, 2008
 Core Flow Scale – Martin & Jackson, 2008
 Short Flow Scale – Martin & Jackson, 2008
 EGameFlow – Fu, Su, & Yu, 2009
 Game Engagement Questionnaire (GEQ) – Brockmyer et al., 2009
 Guo and Poole’s Inventory – Guo & Poole, 2009
 The Activity Flow State Scale (AFSS) – Payne, Jackson, Noh, & Stine-Morrow, 2011 (adapted
from Jackson & Marsh, 1996)
 Flow for Presence questionnaire – Redaelli & Riva, 2011
 Flow State Questionnaire of the Positive Psychology Lab (PPL-FSQ) – Magyaródi, Nagy,
Soltész, Mózes, & Oláh, 2013
DAFTAR PUSTAKA

Arif, I. S. (2016). Psikologi Positif; Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.
Nabila Qurrotu Aini, I. I. (2019). Aspek-Aspek Flow Akademik. Journal of Innotative
Counseling: Theory, Practice& Ressearch , Vol. 3 , No. 2 43-51.
Chandra, R. I. (2013). GO WITH THE FLOW: DUKUNGAN SOSIAL DAN FLOW
AKADEMIK. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 No. 1 1-19
Jackson, S. A., Martin, A. J., & Eklund, R. C. (2008). Long and short measures of flow: The
construct validity of the FSS-2, DFS-2, and new brief counterparts. Journal of Sport and
Exercise Psychology, 30(5), 561-587.
Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow:The psychology of optimal experience. New York, NY:
Harpel Perenial Publishers
Theodoros A. Kyriazos, A. S. (June 2018). The Flow Short Scale (FSS) Dimensionality and
What MIMIC Shows on Heterogeneity and Invariance. Scientific Research an Academic
Publisher.
(Nabila Qurrotu Aini, 2019)

Anda mungkin juga menyukai