Anda di halaman 1dari 11

Theory of Flow

(Mihaly Csikszentmihalyi)
Guna memenuhi tugas psikologi positif

Nama Anggota Kelompok :


Sherly Alifiya (202110230311306)
Nadya Oza Sunna S (202110230311307)
Saila Sabrina (202110230311320)
Siti Zahra Talani (202110230311344)
Firnanda Kamilatun (202110230311356)

Dosen Pengampu :
Sofa Amalia, M. Psi.

FAKULTAS PSKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

Sejarah dan Pengertian Flow ............................................................................... 1

Konsep teori ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….2
Alat Ukur……………………………………………………………………… 4

Aspek-Aspek Flow……………………………………………………………...5

Faktor-Faktor Flow…………………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..7

Penelitian Terkait……………………………………………………………….9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah dan Pengertian Flow
Flow adalah sebuah pengalaman subjektif ketika seseorang benar-benar
terlibat dalam suatu aktivitas hingga lupa waktu, kelelahan, dan segala hal
lain kecuali aktivitas itu sendiri. (Csikszentmihalyi, 1997). Teori flow
dikemukakan oleh seorang psikolog Mihaly Csikszentmihalyi di tahun
1975. Setelah sebelumnya pada tahun 1960 ia meneliti mengenai proses
kreatif dan menemukan bahwa seringkali para seniman yang hanyut dalam
pekerjaannya hingga mereka mengabaikan kebutuhan makan, minum, tidur,
rasa lelah dan ketidaknyamanan (Getzels & Csikszentmihalyi, 1976).
B. Konsep teori
Konsep Flow adalah sebuah konsep atau teori atau dasar penelitian
dalam aliran psikologi positif yang memandang bahwa sebuah kehidupan
yang baik dikarakteristikkan dengan adanya fokus, terlibat secara penuh,
dan menikmati proses. Dengan kata lain, konsep Flow menandai adanya
absorption atau penyerapan secara total apa yang dilakukan seseorang.
Konsep flow merupakan konsep dari psikologi positif yang mengkaji
tentang bagaimana seseorang mampu terlibat dengan kegiatan yang ia
lakukan (Nakamura & Csikszentmihalyi, 2002). Penelitian dan teori Flow
ini memiliki keaslian dalam sebuah keinginan dalam memahami fenomena
dari dalam atau autotelic. Contoh untuk melihat fenomena ini yaitu pernah
dilakukan pada sifat dan kondisi kenikmatan pemain catur, pemanjat tebing,
penari, dan lain-lain yang menekankan kenikmatan sebagai alasan utama
untuk mengejar suatu kegiatan. Mereka membentuk gambar karakteristik
umum dari pengalaman yang optimal, kondisi, dan temuan. Fenomenologi
yang dilaporkan ini penting dalam situasi kerja dan permainan. Kondisi dari
teori Flow ini meliputi
1) tantangan dan peluang
2) tujuan dan umpan balik yang cepat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alat Ukur.
Alat ukur yang digunakan dalam mengukur Flow yaitu “Flow State
Scale (FSS)” dan “Dispositional Flow Scale (DFS)” oleh Jackson & Eklund,
(2002) dan juga Jackson & Marsh, (1996). keduanya sama-sama memiliki
2 versi sebagai berikut:
- Flow State Scale memiliki 2 versi yaitu:
1. FSS - long version: berisi 36 pertanyaan yang dirancang
untuk memberikan gambaran halus tentang karakteristik
flow. FSS menggunakan skala Likert 5 poin, setiap
dimensi berisi 4 pertanyaan. Versi ini berguna untuk
menyelidiki kejadian dan pengaruh dimensi Flow untuk
orang dengan konteks yang berbeda. contoh itemnya
yang berkaitan dengan peristiwa yang baru saja terjadi,
seperti “saya menemukan pengalaman yang sangat
bermanfaat”.
2. FSS - Short Version: dalam versi ini berisi 9 item
dengan satu pertanyaan per dimensi.
- Dispositional Flow Scale memiliki 2 versi yaitu:
1. DFS - long version: berisi 36 pertanyaan dengan format
yang sama dengan FSS. contoh itemnya berkaitan
dengan pengalaman tertentu seperti “saya tahu apa yang
ingin saya capai”.
2. DFS - short version: sama seperti FSS yaitu berisi 9 item
dengan satu pertanyaan per dimensi
keduanya digunakan sebagai dua instrumen laporan diri untuk menilai
pengalaman flow dalam aktivitas fisik
B. Aspek – aspek Flow
Flow menurut Baker memiliki tiga aspek yaitu absorption, enjoyment,
dan intrinsic motivation. Absorption adalah kondisi dimana seseorang dapat
berkonsentrasi dengan sepenuhnya. Enjoyment diartikan sebagai penilaian
positif terhadap tugas atau kegiatan yang sedang dilakukan. Intrinsic
motivation adalah keinginan yang muncul dari dalam diri seseorang ketika
dia melakukan aktivitas, dengan tujuan agar mendapat kesenangan dan
kepuasan dari aktivitas yang sedang dilakukan. Sedangkan aspek – aspek
flow menurut Mihalyi Csikszentmihalyi adalah challenge-skill balance
(keseimbangan antara kemampuan dan tantangan), action awareness
merging (penyatuan antara tindakan dengan kesadaran), clear goals (tujuan
yang jelas), unambiguous feedback (umpan balik yang memadai),
concentration on task at hand (konsentrasi pada tugas yang dikerjakan),
sense of control (rasa kontrol), loss self-consciousness = transcendence
(hilangnya kesadaran akan diri), transformation of time (transformasi akan
waktu), dan autotelic experience (pengalaman autotelic).
1. Challenge-Skill Balance (keseimbangan antara kemampuan
dan tantangan) Flow dapat muncul ketika terjadi antara
keseimbangan tantangan dan keterampilan. Suatu aktivitas mampu
merepresentasikan kemampuan seseorang ketika tantangan dan
keterampilan berada pada titik yang seimbang. Flow adalah
pengalaman optimal yang terjadi akibat situasi yang mengharuskan
tantangan dan keterampilan pada tingkat sederajat. Ketika tantangan
dan keterampilan di tingkat yang sama maka motivasi intrinsik bisa
muncul pada diri seseorang. Keseimbangan antara tantangan dan
keterampilan mengarahkan kepada keberhasilan menyelesaikan
tugas yang dapat memotivasi orang untuk menyelesaikan tugas pada
tingkat yang lebih tinggi dengan menggunakan keterampilan yang
diperoleh sebelumnya.
2. Action Awareness Merging (Penyatuan antara tindakan dengan
kesadaran) Sering terjadi di kehidupan sehari - hari pikiran tidak
menyatu dengan apa yang dilakukan. Apabila kesadaran dan
tindakan dapat digabungkan maka seluruh perhatian akan terserap
dalam suatu aktivitas tertentu. Seluruh perhatian yang terpusat akan
membuat individu merasa begitu terlibat dengan apa yang
dilakukannya dan dia dapat mengalami flow. Flow akan membuat
aktivitas yang dilakukan akan terasa spontan, otomatis, dan
menimbulkan perasaan menyatu.
3. Clear Goals (tujuan yang jelas), Ketika melakukan sesuatu tanpa
tujuan yang terjadi adalah tidak tahu apa yang hendak dicapai.
Manfaat dari adanya tujuan adalah menjadi patokan agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Dalam keadaan
flow seseorang mampu mengetahui apa yang dibutuhkan dan perlu
dilakukan selanjutnya. Ketika tujuan dapat dicapai maka akan
memunculkan perasaan puas yang luar biasa sedangkan apabila
tujuan belum tercapai maka seseorang akan terus berusaha hingga
tujuannya tercapai. Tujuan dapat pula menjadi pemicu bagi
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
4. Unambiguous Feedback (umpan balik yang memadai) Setelah
tujuan dapat dicapai, umpan balik diperlukan untuk menilai
pencapaian tujuan maupun kegiatan yang telah dilakukan. Umpan
balik dapat digunakan sebagai catatan atas keberhasilan maupun
kegagalan kegiatan yang telah dilakukan. Umpan balik yang
memadai dan segera membantu untuk mencapai tujuan dengan baik.
5. Concentration on Task at Hand (konsentrasi pada tugas yang
dikerjakan) Flow dapat membuat orang yang merasakannya
melupakan seluruh aspek kehidupan yang tidak menyenangkannya.
Kegiatan yang menyenangkan membutuhkan fokus penuh pada
kegiatan yang sedang dilakukannya (concentration on task at hand)
sehingga tidak ada ruang dalam pikiran untuk informasi yang tidak
relevan.
6. Sense of Control (rasa control) Flow melibatkan rasa kontrol atau
lebih tepatnya tidak merasa khawatir kehilangan kontrol dalam
banyak situasi kehidupan. Perasaan mengatur kendali dalam situasi
sulit akan membuat seseorang berupaya kuat dalam berbagai situasi.
7. Loss Self-Consciousness = Transcendence (hilangnya kesadaran
akan diri = transendensi) Flow dapat membuat seseorang yang
merasakannya tidak mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan
tentangnya, sehingga orang tersebut merasa kehilangan perhatian
terhadap diri. Hilangnya perhatian terhadap diri dapat membuat
hilangnya kesadaran terhadap diri sehingga yang mengalaminya
dapat berkonsentrasi penuh pada tugas yang dikerjakan tanpa
menghiraukan hambatan yang muncul dari orang lain. Ketiadaan diri
dari kesadaran berarti bahwa seseorang yang mengalami flow telah
melepaskan kendali energi psikisnya, mereka tidak lagi menyadari
apa yang terjadi dalam tubuhnya atau dalam pikirannya. Hilangnya
kesadaran diri tidak berkaitan dengan hilangnya diri, tetapi
hilangnya kesadaran akan diri.
8. Transformation of Time (transformasi akan waktu) Flow dapat
membuat orang yang merasakannya merasa bahwa waktu
tampaknya tidak lagi berjalan seperti biasanya. Waktu yang
biasanya diukur dengan siang dan malam, atau menggunakan jam
tidak lagi relevan, waktu menjadi berjalan jauh lebih cepat atau lebih
lambat dari biasanya.
9. Authotelic Experience (pengalaman authotelic) Elemen kunci
dari flow terletak pada tujuan. Sekalipun pada awalnya suatu
aktivitas dilakukan seseorang karena alasan lain, namun pada
dasarnya segala aktivitas yang dijalani seseorang memberikan
penghargaan bagi dirinya sendiri. Istilah autotelic berasal dari dua
kata Yunani, auto artinya diri, dan telos memiliki arti tujuan
autotelic merujuk pada aktivitas mandiri yang dilakukan bukan
dengan harapan akan mendapat manfaat di masa depan, tetapi hanya
karena melakukan aktivitas tersebut adalah suatu hadiah. Begitu
banyak orang yang menjalani suatu aktivitas tertentu namun
aktivitas tersebut tidak memberikan nilai dalam dirinya, ia
melakukannya hanya karena harus melakukannya, atau karena
mengharapkan beberapa manfaat di masa depan. Pengalaman
autotelic mengangkat jalan kehidupan seseorang ke tingkat yang
berbeda
C. Faktor – faktor
Mihaly Csikszentmihalyi menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi flow yaitu:
1. Faktor dari individu (person factor)
yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu
dalam melakukan suatu aktivitas.
2. Faktor dari lingkungan (environment factor)
Dimana, seberapa besar tantangan tugas yang diberikan kepada
individu
BAB III
PENUTUP
A. Penelitian Terkait

Penelitian tentang Flow sangat beragam dan banyak salah satunya seperti
pada penelitian yang berjudul “Hubungan Flow Dengan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba (Studi Pada
Mahasiswa Yang Aktif Organisasi)” pada penelitian tersebut membahas
tentang mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang aktif dalam organisasi
memiliki aktivitas yang lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa
yang tidak mengikuti organisasi, namun keaktifan tersebut bukan suatu
hambatan melainkan dapat menjadi penunjang kemampuan mahasiswa
bagi masa depannya. Berdasarkan hasil survei diperoleh data bahwa
mahasiswa yang aktif organisasi merasakan flow saat menjalani aktivitas
di organisasi, selain itu mahasiswa juga merasakan kepuasan atas apa yang
dijalaninya. Mahasiswa merasa aktivitasnya lebih produktif, banyak waktu
yang digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat, dan hal tersebut dapat
dikontrol. Hal ini memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat
merasakan psychological well-being. Maksud penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data mengenai hubungan flow dengan psychological well-
being pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang aktif organisasi,
dalam upaya mendukung sarana dan aktivitas organisasi mahasiswa yang
lebih kondusif dan nyaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa erat hubungan flow dengan psychological well-being
pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang aktif organisasi. Dalam
penelitian ini mendapatkan hasil yang positif bahwa semakin sering
mahasiswa merasakan pengalaman flow dengan psychological well-being
pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang aktif dalam berorganisasi
maka semakin tinggi pula psychological well-being yang dirasakan pada
mahasiswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Lopez, S.J. (2009). The encyclopedia of positive psychology. West Sessex: John
Wiley & Sons Ltd.

Snyder, C.R & Lopez, S.J. (2002). Handbook of positive psychology. Oxford:
University Press

Csikszentmihalyi, M. (1997). Finding flow: The psychology of engagement with


everyday life. Basic Books.

Getzels, J. W., & Csikszentmihalyi, M. (1976). The creative vision: A longitudinal


study of problem finding in art. New York, NY: John Wiley & Sons.

Nakamura, J., & Csikszentmihalyi, M. (2002). The Concept of Flow. i C. R. Snyder,


& S. J. Lopez, Positive Psychology (ss. 254-255). London: Sage
Publications.

Heather S. Lonczak. (2019). How to Measure Flow with Scales and Questionnaires.
Body & Brain. Positive Psychology.

Fajrina A.D. “Hubungan Flow Dengan Psychological Well-Being Pada Mahasiswa


Fakultas Psikologi Unisba (Studi Pada Mahasiswa Yang Aktif Organisasi)”,
Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, 2015

Anda mungkin juga menyukai