DISUSUN OLEH:
MONA ERSAM ANDA (2309110048)
Dosen Pengampu:
Sri Nurhayati Selian S. Psi, M. Ed, Ph.D
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I, PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.Teori Fungsionalisme....................................................……………………………2
A .K es impulan…………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberi hidayah dan inayah-nya pada
saya, sehingga saya Dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar, serta tidak lupa saya
ucapkan terimakasih pada dosen yang mengarahkan saya dan membimbing saya mengarahkan penulisan
dan penulisan makalah yang berjudul “Fungsionalisme” ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis. Saya menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan maka dari itu saya menerima saran dan
kritik yang membangun dari pembaca makalah ini.
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan
menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani
antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme memandang bahwa
masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain
dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi
kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme
menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan
antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi
adalah adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsifungsi dan
bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental
dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan.
Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa dan
mengapa terjadi sesuatu (strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi)suatu
tingkah laku tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih menekankan pada aksi dari gejala psikis dan
jiwa seseorang yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk
penyesuaian diri psikis dan social
BAB II
PEMBAHASAN
Aliran ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari
struktural. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi
tingkah laku dan instropeksi.
1. Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi (2) yaitu:
a. Metode Fisiologi
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi, mempelajari perilaku
yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem sarafnya.
b. Metode Variasi Kondisi
Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena
manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode
eksperimen dari aliran fungsionalisme.
2. Metode Instrospeksi
Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian sekaligus sehingga
jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subjektif sehingga sulit di sistematikan
dan sulit dikuantitatifkan.
Dewey berpendapat bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai tujuan,
oleh karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.
b. James Rowland Angell
James memiliki tiga pandangan terhadap fungsionalisme, yaitu: Fungsionalisme adalah psikologi
tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang
elemen-elemen mental.
Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini juga disebut
sebagai teori emergensi dari kesadaran,
Fungsionalisme adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang
terdiri dari badan dan jiwa.
2. Aliran Fungsionalisme Columbia
Selain di Chhicago, Fungsionalisme juga mempunyai banyak tokoh di Teachers College
Columbia yang disebut aliran Columbia. Ciri aliran ini adalah kebebasannya meneliti tingkah
laku yang dianggap sebagai kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan psikologi tak perlu ersifat
deskriptif karena yang penting adalah korelasi tingkah laku dengan tingkah laku lain.
The Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah hukum bahwa stimulus-respons
dapat timbul atau didorong dengan latihan berulangulang. Jika tak dilatih hubungan tersebut
akan melemah dan kemudian menghilang.
Bronislaw Malinowsky
Para ahli antropologi menganalisa kebudayaan dengan melihat pada fakta-fakta antropologi dan
bagian yang dimainkan oleh fakta-fakta itu dalam sistem kebudayaan (Malinowski, 1976:
551). fakta-
Talcott Parson
Fungsionalisme structural Talcott Parsons terkenal dengan skema AGIL. Parson yakin bahwa
ada empat fungsi penting yang diperlukan semua system:
a. Adaptation (adaptasi), sebuah system harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat.
Sistemharus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikanlingkungan itu dengan
kebutuhannya.
b.Goal attainment (pencapaian tujuan), sebuah system harus mendefenisikan dan mencapai
tujuan utamanya.
c.Integration (integrasi), sebuah system harus mengatur antarhubungan bagian-bagian
yangmenjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antarhubunganketiga fungsi penting
lainnya (A, G, L).
d.Latency (latensi atau pemeliharaan pola), sebuah system harus memperlengkapi, memelihara,
dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola cultural yang menciptakandan
menopang motivasi.
Robert K. Merton
Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahliteori lainnya telah
mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-teori fungsionalisme, merton
merupakan seorang pendukung yang mengajukan tuntutan lebih terbatas bagi perspektif ini.
Mengakui bahwa pendekatan fungsional-struktural telah membawa kemajuan bagi pengetahuan
sosiologis. Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa
fungsional dan disempurnakannya, diantaranya ialah :
A. postulat pertama adalah kesatuan fungsional masyarakat yang dapat dibatasi sebagai suatu keadaan
dimana seluruh bagian dari system sosial bekerjasama dalam suatu tingkatan keselarasan atau
konsistensi internalyang memadai, tanpa menghasilkan konflik berkepanjangan yang tidak dapat diatasi
atau diatur. Atas postulat ini Merton memberikan koreksi bahwa kesatuan fungsional yang
sempurna dari satu masyarakat adalah bertentangan dengan fakta. Hal ini disebabkan karena
dalam kenyataannya dapat terjadi sesuatu yang fungsional bagi satu kelompok,tetapi dapat pula
bersifat disfungsional bagi kelompok yang lain.
B. postulat kedua, yaitu fungionalisme universal yang menganggap bahwa seluruh bentuk sosial dan
kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi positif. Terhadap postulat ini dikatakan
bahwa sebetulnya disamping fungsi positif dari sistem sosial terdapat juga dwifungsi. Beberapa
perilaku sosial dapat dikategorikan kedalam bentuk atau sifat disfungsi ini. Dengan demikian
dalam analisis keduanya harus dipertimbangkan.
11
C. postulat ketiga, yaitu indispensability yang menyatakan bahwa dalam setiap tipe peradaban, setiap
kebiasaan, ide, objek materiil dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki
sejumlah tugas yang harus dijalankan dan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan system sebagai keseluruhan. Menurut Merton, postulat yang kertiga ini masih
kabur ( dalam artian tak memilikikejelasan, pen ), belum jelas apakah suatu fungsi merupakan
keharusan.
BAB III
PENUTUP
G. SIMPULAN
Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan
menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani
antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, fungsionalisme memandang bahwa
masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubugan satu sama lain
dan tidak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi
kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme
menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan
antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
13
DAFTAR PUSTAKA
doc/23711839/teori-fungsional.