Anda di halaman 1dari 13

1

MAKALAH DAN SEJARAH ALIRAN PERSPEKKTIF PSIKOLOGI


FUNGSIONALISME

DISUSUN OLEH:
MONA ERSAM ANDA (2309110048)

Dosen Pengampu:
Sri Nurhayati Selian S. Psi, M. Ed, Ph.D

PROGRAM TSUDI SEJARAH ALIRAN DAN PERSPEKTIF PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2023
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I, PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A .Latar be lakang................................. .......................................1

B.Rumus an M as alah............................ ..................... ...................1

C.Tujuan P enul is an............................. ..................................... …1

BAB II, PEMBAHASAN..............................................................................…………….. 2

A.Teori Fungsionalisme....................................................……………………………2

B.Tokoh-Tokoh Teori Fungsional Struktural...........................………………………2

C.Fungsionalisme Struktural Sebagai Sistem Dalam Domain


Sosial .............. ...............................................................................7

D .Tinjauan S ingk at T entang Teori Fungs ional S truktur al.................... 8

BAB III, PENUTUP........................................................................................ 15

A .K es impulan…………………………………………………………………..14

B.S aran ...................................................................................... 1 5

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
3

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberi hidayah dan inayah-nya pada
saya, sehingga saya Dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar, serta tidak lupa saya
ucapkan terimakasih pada dosen yang mengarahkan saya dan membimbing saya mengarahkan penulisan
dan penulisan makalah yang berjudul “Fungsionalisme” ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis. Saya menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan maka dari itu saya menerima saran dan
kritik yang membangun dari pembaca makalah ini.

Banda aceh 24 Oktober 2023

Mona Ersam Manda


4

BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan
menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani
antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme memandang bahwa
masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain
dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi
kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme
menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan
antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi
adalah adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsifungsi dan
bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental
dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan.
Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa dan
mengapa terjadi sesuatu (strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi)suatu
tingkah laku tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih menekankan pada aksi dari gejala psikis dan
jiwa seseorang yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk
penyesuaian diri psikis dan social

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut
1 Apa yang dimaksud dengan aliran fungsionalisme?
2 Metode apa yang digunakan dalam aliran fungsionalisme?
3 Ada beberapa aliran yang terdapat pada aliran fungsionalisme?
4 Apa ciri – ciri dari aliran fungsionalisme?
5

5 Siapakah tokoh-tokoh yang mempengaruhi munculnya teori fungsionalisme?


6 Apakah pengaruh teori fungsionalisme di dalam kehidupan sosial?

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI FUNGSIONALISME


Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan
menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani
antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme memandang bahwa
masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain
dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi
kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme
menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan
antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah
adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsi- fungsi dan bukan
hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam
kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan.
Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa dan
mengapa terjadi sesuatu (strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi) suatu
tingkah laku tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih menekankan pada aksi dari gejala psikis dan
jiwa seseorang yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk
penyesuaian diri psikis dan sosial.

B. METODE DI DALAM TEORI FUNGSIONALISME


6

Aliran ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari
struktural. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi
tingkah laku dan instropeksi.
1. Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi (2) yaitu:
a. Metode Fisiologi
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi, mempelajari perilaku
yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem sarafnya.
b. Metode Variasi Kondisi
Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena
manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode
eksperimen dari aliran fungsionalisme.
2. Metode Instrospeksi
Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian sekaligus sehingga
jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subjektif sehingga sulit di sistematikan
dan sulit dikuantitatifkan.

C. ALIRAN DI DALAM TEORI FUNGGSIONALISME


Fungsionalisme mempunyai 2 (dua) aliran, namun pendiri fungsionalisme itu sendiri
adalah :

1. William James (1842-1910)


James termasuk pendukung aliran evolusionalisme dan bersamaan John Dewey mendirikan
aliran fungsionalisme. James tergolong orang yang berpikiran bebas. Yaitu bebas mengeluarkan
dan mengembangkan ide atau kritik yang orisinil. Salah satu cirri jalan pikirannya adalah
berusaha sedekat mungkin dengan kenyataan. Teori emosi menjelaskan tentang hubungan antara
perubahan fisiologis dengan emosi, Emosi identik dengan perubahan-perubahan peredaran darah,
Emosi adalah hasil dari persepsi seseorang tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh
terhadap rangsang dari luar dan Membantah pernyataan bahwa emosilah yang menyebabkan
perubahan pada tubuh.
2. Aliran Fungsionalisme Chicago
Terdapat banyak tokoh Fungsionalisme di Universitas Chicago sehingga dapat dikatakan
menjadi aliran tersendiri yang disebut Fungsionalisme Chicago. John Dewey (1859-1952)
Pada tahun 1886 menulis buku yang berjudul “Psychology” dan dalam bukunya ini beliau
mengenalkan cara orang Amerika belajar ppsikologi yaitu melalui cara pragmatisme
Sarjana-sarjana di Amerika kurang tertarik dengan pertanyaan “Apakah jiwa itu?” tetapi lebih
tertarik pada pertanyaan “Apakah kegunaan jiwa?”
John Dewey juga menganjurkan metode yang Ia sebut dengan Learning by doing (belajar
sambil melakukan)
7

Dewey berpendapat bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai tujuan,
oleh karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.
b. James Rowland Angell
James memiliki tiga pandangan terhadap fungsionalisme, yaitu: Fungsionalisme adalah psikologi
tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang
elemen-elemen mental.
Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini juga disebut
sebagai teori emergensi dari kesadaran,
Fungsionalisme adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang
terdiri dari badan dan jiwa.
2. Aliran Fungsionalisme Columbia
Selain di Chhicago, Fungsionalisme juga mempunyai banyak tokoh di Teachers College
Columbia yang disebut aliran Columbia. Ciri aliran ini adalah kebebasannya meneliti tingkah
laku yang dianggap sebagai kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan psikologi tak perlu ersifat
deskriptif karena yang penting adalah korelasi tingkah laku dengan tingkah laku lain.

A. James MC Keen Cattel (1866-1944)


Keen Cattel mengusung teori mengenai kebebasan dalam mempelajari tingkah laku. Ia
mempunyai dua pandangan mengenai aliran fungsionalisme, yaitu:
Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme karena manusia dianggap sebagai
keseluruhan yang merupakan suatu kesatuan.
Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena yang penting
adalah fungsi tingkah laku. Sehingga yang harus dipelajari adalah hubungan (korelasi) antara
satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya.
Dapat dikatakan bahwa semua cabang-cabang psikologi modern merupakan perkembangan
dari fungsionalisme. Dalam percobaanya Cattel menemukan “kapasitas individual” kemudian ia
menciptakan alat-alat untuk mengukur kapasitas, kemampuan individual yang sekaran kita kenal
sebagai psikotes atau mental test.

B. Edward Lee Thorndike (1874-1949)


Edward Lee pernah bekerja di “Teachers College of Columbia” dibawah kepemimpinan
James Mc. Keen Cattel. Thorndike lebih menekankan penelitiannya pada cara dan dasar belajar.
Dasar pembelajaran yaitu asosiasi dan cara coba-salah (trial and error). Ia merumuskan beberapa
prinsip:
The Law of Effect yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan antara stimulus-respons
akan meningkat jika mengalami keadaan yang menyenangkan, sebaliknya akan melemah jika
keadaan tak menyenangkan.jika terjadi suatu keadaan akan terjadi asosiasi dengan keadaan yang
sebelumnya yaitu hubungan stimulus-respon atau respons-respons.
8

The Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah hukum bahwa stimulus-respons
dapat timbul atau didorong dengan latihan berulangulang. Jika tak dilatih hubungan tersebut
akan melemah dan kemudian menghilang.

D. CIRI-CIRI TEORI FUNGSIONALISME


Aliran fungsionalisme memiliki beberapa ciri khas, yaitu :
7 Menekankan pada fungsi mental dibandingkan dengan elemen-elemen metal.
8 Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi
biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya
dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting.
9 Sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiri bagi
berbagai bidang dan kelompok manusia.
10 Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respons
adalah suatu kesatuan.
11 Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari
biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu
pemahaman tentang fungsi mental.
12 Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia, meskipun
sebagian besar riset dilakukan di Univ. Chicago ( pusat perkembangn fungsionalisme)
menggunakn metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidk berpegang pada
satu metode inti. Metode yang digunnakan sangat tergantung dari permasalahan yang
dihadapi.

E. TOKOH-TOKOH TEORI FUNGSIONALISME


Herbert Spencer
Herbert Spencer adalah ahli sosiologi Inggris pada pertengahan abad ke-19 yang
membahas tentang fungsional struktural dengan menganalogikan struktur biologi denganstruktur
sosial. Pembahasan spencer tentang masyrakat sebagai suatu organismehidup terdapat dalam
butir-butir ini (Margaret M. Poloma 2007: 24) :
a.Masyarakat maupun organisme hidup sama-sama mengalamipertumbuhan.
b.Strukur tubuh-sosial (social body) maupun organisme hidup (living body) juga
mengalami pertumbuhan, dimana semakin besar suatu struktur sosialmaka semakin banyak pula
bagian-bagiannya seperti halnya dengansistem biologis yang menjadi semakin kompleks
sementara ia tumbuhmenjadi semakin besar.
c.Setiap bagian yang tumbuh di dalam tubuh organisme biologis maupunorganisme sosial
memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Misalnya padamanusia struktur biologis seperti struktur dan
fungsi paru-paru berbedadengan struktur dan fungsi keluarga sebagai struktur
institusionalmemiliki tujuan yang berbeda dengan sistem politik atau ekonomi.
9

d. Di dalam sistem organisme maupun sistem sosial,perubahan pada suatubagian akan


mengakibatkan perubahan pada bagian lain dan padaakhirnya di dalam sistem secara
keseluruhan. Misalnya perubahan sistempolitik dari suatu pemerintah demokratis ke suatu
pemerintahan totaliterakan mempengaruhi keluarga, pendidikan, agama dan sebagainya. Bagian-
bagian itu saling berkaitan satu sama lain.
Bagian-bagian yang saling berkaitan tersebut merupakan suatu struktur-mikro yang dapat
dipelajari secara terpisah. Demikianlah maka sistem peredaran atau sitem pembuangan
merupakan pusat perhatian para spesialis biologi dan media, seperti halnya sistem politik atau
sistem ekonomi merupakan sasaran pengkajian para ahli politik dan ekonomi. Butir-butir yang
dikemukakan spencer merupakan model atau analogi yang tidak harus diterima mentah-mentah,
dimana masyarakat tidak benar-benar mirip dengan organisme hidup, dimana keduanya memiliki
perbedaan yang sangat jelas. Misalnya saja di dalam sistem organisme yang dianalaogikan
sebagai struktural biologi, bagian-bagian saling terkait dalam suatu hubungan yang sangat dekat,
sedangkan di dalam sistem-sosial hubungan yang sangat dekat seperti itu tidak begitu terlihat jelas,
terkadang bagian-bagian tersebut terpisah.Pikiran spencer yang dilandasi oleh pemikiran comte
bahwa masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling bergantung satu sama lain.
Emile Durkheim
Emile Dukheim adalah seorang sosiolog prancis, durkheim melihat masyrakat modern
sebagai keseluruhan organis yang memiliki realitas tersendiri, dimana setiap perangkat tersebut
memiliki seperangakat kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-
bagian yang menjadi anggotanya agardalam keadaan normal, tetap langgeng (Margaret M.
Poloma 2007: 25).
Dimana ada suatu dampak jika kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu tidak terpenuhi maka
akan berkembang suatu keadaan yang bersifat ―patologis (keadaan tidak seimbang atau perubahan
sosial, contohnya di dalam masyarakat modern fungsi ekonomi merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi, jika dalamkehidupan ekonomi mengalami suatu fluktasi yang keras, maka bagian ini
akan mempengaruhi bagian lain dari sistem tersebut seperti sistem politik, kemudian sistem
keluarga dan kemudian menyebabkan perubahan dalam strukturkeagamaan dan akhirnya
mempengaruhi sistem keseluruhannya. Keadaan patologis tersebut akan teratasi dengan
sendirinya yang mengakibatkan―equilibrium keadaan normal atau suatu sistem yang seimbang.
Radcliffe Brown
Fungsionalisme Brown ini merupakan perkembangan dari teori
Fungsional Durkheim. Fungsi dari setiap kegiatan selalu berulang, seperti
penghukuman kejahatan, atau upacara penguburan, adalah merupakan bagian
yang dimainkannya dalam kehidupan social sebagai keseluruhan dan, karena itu,merupakan
sumbangan yang diberikan bagi pemelihara kelangsungan structural(Radcliffe Brown, 1976:
505).
10

Bronislaw Malinowsky
Para ahli antropologi menganalisa kebudayaan dengan melihat pada fakta-fakta antropologi dan
bagian yang dimainkan oleh fakta-fakta itu dalam sistem kebudayaan (Malinowski, 1976:
551). fakta-
Talcott Parson
Fungsionalisme structural Talcott Parsons terkenal dengan skema AGIL. Parson yakin bahwa
ada empat fungsi penting yang diperlukan semua system:
a. Adaptation (adaptasi), sebuah system harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat.
Sistemharus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikanlingkungan itu dengan
kebutuhannya.
b.Goal attainment (pencapaian tujuan), sebuah system harus mendefenisikan dan mencapai
tujuan utamanya.
c.Integration (integrasi), sebuah system harus mengatur antarhubungan bagian-bagian
yangmenjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antarhubunganketiga fungsi penting
lainnya (A, G, L).
d.Latency (latensi atau pemeliharaan pola), sebuah system harus memperlengkapi, memelihara,
dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola cultural yang menciptakandan
menopang motivasi.
Robert K. Merton
Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahliteori lainnya telah
mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-teori fungsionalisme, merton
merupakan seorang pendukung yang mengajukan tuntutan lebih terbatas bagi perspektif ini.
Mengakui bahwa pendekatan fungsional-struktural telah membawa kemajuan bagi pengetahuan
sosiologis. Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa
fungsional dan disempurnakannya, diantaranya ialah :
A. postulat pertama adalah kesatuan fungsional masyarakat yang dapat dibatasi sebagai suatu keadaan
dimana seluruh bagian dari system sosial bekerjasama dalam suatu tingkatan keselarasan atau
konsistensi internalyang memadai, tanpa menghasilkan konflik berkepanjangan yang tidak dapat diatasi
atau diatur. Atas postulat ini Merton memberikan koreksi bahwa kesatuan fungsional yang
sempurna dari satu masyarakat adalah bertentangan dengan fakta. Hal ini disebabkan karena
dalam kenyataannya dapat terjadi sesuatu yang fungsional bagi satu kelompok,tetapi dapat pula
bersifat disfungsional bagi kelompok yang lain.
B. postulat kedua, yaitu fungionalisme universal yang menganggap bahwa seluruh bentuk sosial dan
kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi positif. Terhadap postulat ini dikatakan
bahwa sebetulnya disamping fungsi positif dari sistem sosial terdapat juga dwifungsi. Beberapa
perilaku sosial dapat dikategorikan kedalam bentuk atau sifat disfungsi ini. Dengan demikian
dalam analisis keduanya harus dipertimbangkan.
11

C. postulat ketiga, yaitu indispensability yang menyatakan bahwa dalam setiap tipe peradaban, setiap
kebiasaan, ide, objek materiil dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki
sejumlah tugas yang harus dijalankan dan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan system sebagai keseluruhan. Menurut Merton, postulat yang kertiga ini masih
kabur ( dalam artian tak memilikikejelasan, pen ), belum jelas apakah suatu fungsi merupakan
keharusan.

F. PENGARUH TEORI FUNGSIONALISME DALAM KEHIDUPAN SOSIAL


Talcott Parsons dalam menguraikan teori ini menjadi sub-sistem yang berkaitan menjelaskan
bahwa diantara hubungan fungsional-struktural cenderung memiliki empat tekanan yang berbeda
dan terorganisir secara simbolis :
1. pencarian pemuasan psikis
2. kepentingan dalam menguraikan pengrtian-pengertian simbolis
3. kebutuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan organis-fisis, dan
4. usaha untuk berhubungan dengan anggota-anggota makhluk manusia
lainnya. Sebaliknya masing-masing sub-sistem itu, harus memiliki empat prasyaratfungsional
yang harus mereka adakan sehingga bias diklasifikasikan sebagai suatuistem. Parsons
menekankan saling ketergantungan masing-masing system itu ketika dia menyatakan :
“ secara konkrit, setiap system empiris mencakup keseluruhan,dengan demikian tidak ada
individu kongkrit yang tidak merupakan sebuahorganisme, kepribadian, anggota dan sistem
sosial, dan peserta dalam system cultural “
Walaupun fungsionalisme struktural memiliki banyak pemuka yang tidak selalu harus
merupakan ahli-ahli pemikir teori, akan tetapi paham ini benar-benarberpendapat bahwa
sosiologi adalah merupakan suatu studi tentang struktur-struktursocial sebagai unit-unit yang
terbentuk atas bagian-bagian yang saling tergantung. Fungsionalisme struktural sering
menggunakan konsep sistem ketika membahas struktur atau lembaga sosial. System ialah
organisasi dari keseluruhan bagian-bagian yang saling tergantung. Ilustrasinya bisa dilihat dari
system listrik,system pernapasan, atau system sosial. Yang mengartikan bahwa
fungionalisme struktural terdiri dari bagian yang sesuai, rapi, teratur, dan saling bergantung.
Seperti layaknya sebuah sistem, maka struktur yang terdapat di masyarakat akan
memiliki kemungkinan untuk selalu dapat berubah. Karena system cenderung ke
arah keseimbangan maka perubahan tersebut selalu merupakan proses yang terjadi
secara perlahan hingga mencapai posisi yang seimbang dan hal itu akan terus berjalan seiring
dengan perkembangan kehidupan manusia.
12

BAB III
PENUTUP

G. SIMPULAN

Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan
menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani
antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, fungsionalisme memandang bahwa
masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubugan satu sama lain
dan tidak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi
kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme
menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan
antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
13

DAFTAR PUSTAKA

Alimandan. Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang. (Jakarta: PT. Raja


GrafindoPersada, 1995).
Sunarto, Kamanto. 2012. Teori Fungsionalisme. http:// www.scribd.com/

doc/23711839/teori-fungsional.

Anda mungkin juga menyukai