Anda di halaman 1dari 4

Refleksi Diri

1. Definisi Refleksi
Refleksi adalah aktif, terus-menerus, gigih, dan mempertimbangkan dengan seksama tentang
segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya yang berkisar pada kesadaran siswa (Phan, 2008).
Refleksi merupakan suatu bentuk respon pembelajar terhadap pengalaman, refleksi seringkali dipicu
oleh ‘missmatch’ atau ketidakcocokan pengetahuan, keterampilan, atau attitude yang dimiliki dengan
yang mereka alami saat hal tersebut terjadi atau disebut “experience of surprise” (Schon, 1983).
Selanjutnya proses refleksi memerlukan analisis kritis dan konstruktif terhadap pengalaman
tersebut termasuk evaluasi terhadap perasaan dan pengetahuan. Fase selanjutnya adalah pembentukan
perspektif baru terhadap situasi, atau hubungan individu dengan situasi tersebut ataupun membentuk
struktur baru yang mendasari skema pengetahuan (Susani, 2009).
Refleksi dapat terbagi menjadi dua diantaranya reflection in action dan on action. Refleksi in
action, yaitu refleksi yang dilakukan saat pengalaman itu terjadi, seperti merencanakan apa yang akan
kita lakukan kedepannya saat kita menemukan kembali permasalahan yang sama. Sedangkan refleksi
on action, yaitu refleksi yang dilakukan sesudah pengalaman tersebut terjadi, seperti melakukan
tindakan atas apa yang telah kita rencanakan sebelumnya. Refleksi terdiri atas dua komponen besar,
yaitu experience atau pengalaman dan aktifitas reflektif berdasarkan pengalaman yang terjadi.
Experience merupakan respon total seseorang terhadap situasi atau kejadian, dalam hal ini yang
meliputi adalah apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan dan disimpulkan saat itu juga atau beberapa
saat setelah pengalaman itu sendiri. Setelah experience terjadilah fase memproses yang disebut refleksi
(Schon,1983).
Lakukan Rencana

Review
Gambar 2.1 Proses refleksi (Sumber: Sandars, 2009)

Refleksi merupakan aktivitas manusia untuk menangkap kembali pengalamannya,


memikirkannya, dan mengevaluasinya. Proses ini harus dilakukan dalam keadaan sadar atau conscious.
Proses unconscious reflection sering terjadi secara alamiah, namun proses tersebut tidak fokus dan
tidak sistematis, sehingga bukan suatu proses belajar yang efektif. Ide-ide atau pemikiran harus dibawa
ke dalam kesadaran sehingga membuat pembelajar mampu mengevaluasi dan membangun pemahaman
baru. Refleksi dalam konteks belajar merupakan aktivitas intelektual dan afektif seorang individu yang
terlibat untuk mengeksplorasi pengalaman dalam rangka membentuk suatu pemahaman baru (Boud,
2013).

Gambar 2.2 Model refleksi (Sumber: Boud, 2013)


Boud menambahkan suatu model refleksi yang terdiri atas beberapa tahap (Gambar 1).
Sebuah studi di Oman melakukan investigasi efektivitas menulis jurnal ilmiah tentang reflektif
siswa kelas sepuluh pada strategi belajar mandiri mereka. Kami menggunakan desain eksperimen kuasi
pada kelompok kontrol pra-post. Sampel terdiri dari 62 siswa kelas sepuluh (15 tahun), yang terdiri dari
32 siswa dalam kelompok eksperimen dan 30 siswa dalam kelompok kontrol. Kedua kelompok
mempelajari unit teks sains yang disebut “Materi dan Energi dalam Reaksi Kimia”. Siswa dalam
kelompok eksperimen diberi model untuk jurnal yang mereka tulis setelah mereka menyelesaikan
pelajaran sains mereka. Mereka berdiskusi dengan guru dan teman sekelas mereka. Mereka juga
merefleksikan pengamatan ilmiah mereka, kesimpulan utama mereka adalah melakukan evaluasi
tentang tingkat pemahaman mereka tentang konsep-konsep ilmiah yang disajikan dalam pelajaran,
pencapaian mereka dari tujuan pelajaran, dan perasaan pribadi mereka mengenai apa yang diajarkan
dalam pelajaran. Kelompok kontrol mempelajari unit yang sama tanpa menulis jurnal reflektif. Kami
menggunakan instrumen strategi self regulation yang dimodifikasi untuk mengukur efektivitas
pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dalam kelompok yang menulis (kelompok
eksperimen) (M=3,96;SD=0,37) secara signifikan mengungguli peserta dalam kelompok kontrol
(M=3,62;SD=0,28) sehubungan dengan strategi regulasi diri mereka. Studi ini merekomendasikan
bahwa penulisan jurnal reflektif harus didorong oleh para guru sains dan dalam buku teks sains (Al-
Rawahi, 2015).
Hasil dari proses refleksi ini dapat menentukan suatu cara baru bagi kita dalam melakukan suatu
persoalan, mengklarifikasi suatu hal, perkembangan keterampilan, dan juga pemecahan masalah.
Refleksi sendiri adalah suatu pengalaman yang bertujuan untuk m embuat kita siap menghad api
pengalaman baru selanjutnya juga mereview hal-hal apa yang telah dilakukannya dalam suatu kegiatan,
untuk menyusun rencana atau menggunakan pengalamannya tersebut pada kegiatan yang akan dating
(Schon, 1983).

2. Mengukur Refleksi
Refleksi dapat diukur dengan melakukan penilaian melalui kuesioner yang dimodifikasi dari
kuesioner Metacognitive Awareness Inventory (MAI) (Schraw, 1994). Menurut teori David Boud
(2013) ada 3 tahapan yang akan diukur, meliputi:
1. Returning to experience
Proses refleksi dimulai dengan mengingat kembali, mengumpulkan data tentang pengalaman,
atau memutar kembali pengalaman tersebut dalam pikiran. Akan lebih baik jika proses ini dijelaskan
secara tertulis maupun secara lisan kepada orang lain.
2. Attending to feelings
Proses yang melibatkan perasaan yang terjadi dengan memaksimalkan perasaan positif dan
membuang perasaan negatif sehingga membuat kita lebih fokus terhadap pengalaman tersebut.
Perasaaan positif ini penting karena mendorong kita untuk bertahan dalam situasi yang sulit, membuat
kita lebih tajam dalam melihat atau menganalisis sesuatu. Perasaan positif dapat ditingkatkan dengan
mengingat kembali situasi ketika kita merasa baik, mampu, sukses dalam melakukan sesuatu.
3. Re-evaluating experience
Merupakan proses yang dapat dilakukan dengan melalui beberapa hal, yaitu proses asosiasi,
yaitu mengkaitkan data baru dengan pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya. Proses integrasi,
melihat hubungan antar data. Proses validasi, yaitu menentukan otentisitas dan kebenaran ide atau
pemikiran yang dihasilkan. Proses appropriation, atau penyesuaian yang membuat pengetahuan
tersebut menjadi pengetahuan yang ditanamkan dalam pikiran kita.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rawahi, N. M., & Al-Balushi, S. M. (2015). The Effect of Reflective Science Journal Writing on
Students' Self-Regulated Learning Strategies. International Journal of Environmental and
Science Education, 10(3), 367-379.
Phan, H. P. (2008). Achievement goals, the classroom environment, and reflective thinking: A
conceptual framework. Electronic Journal of Research in Educational Psychology. ISSN. 1696-
2095. No. 16, 6(3), 571-602.
Schon, D. A., & DeSanctis, V. (1983). The reflective practitioner: How professionals think in action.
London: Routledge, 384.
Schraw, G., & Dennison, R. S. (1994). Assessing metacognitive awareness. Contemporary educational
psychology, 19(4), 460-475.
Susani, Y. P. (2009). Refleksi dalam pendidikan klinik. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi
Kesehatan Indonesia, 4(1), 1-6.

KUESIONER REFLEKSI DIRI


Refleksi diri adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk
dapat menarik “pelajaran yang dipetik” dari proses pembelajaran bagi diri sendiri dan dilanjutkan
dengan penyusunan sebuah “rencana yang akan dilakukan” untuk mengurangi “kesenjangan” yang
masih ada antara harapan dan kenyataan.
Refleksi diri dapat membantu mahasiswa menyadari apa yang telah mereka kerjakan atau
yang tidak dikerjakan selama kegiatan yang mereka ikuti dan memungkinkan mereka membuat
penyesuaian atau mengubah apa yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil
refleksi.
Proses dari refleksi memiliki manfaat dalam meningkatkan pembelajaran dan pengembangan
diri sehingga dapat menjadikan refleksi tersebut sebagai alat pembelajaran yang mungkin
diimplementasikan pada berbagai level pendidikan. Oleh karena itu, refleksi diri bagi mahasiswa
dibutuhkan dalam menjalani setiap kegiatan proses pembelajaran sehingga diharapkan memiliki
pengaruh positif bagi hasil prestasi belajar.
Tujuan dari pengisian kuesioner ini adalah untuk mengukur tingkat refleksi diri pada
masing-masing responden yang merupakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
angkatan 2015.
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Dibawah ini terdapat sejumlah penyataan. Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda
silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia disebelah kanan. Tidak ada jawaban
yang salah. Semua pilihan jawaban adalah benar, karena itu pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan anda. Adapun arti pilihan jawaban tersebut adalah :
(1)Sangat tidak setuju (STS): Menunjukkan bahwa responden sangat tidak setuju terhadap pernyataan
(2)Tidak setuju (TS): Menunjukkan bahwa responden tidak setuju terhadap pernyataan tersebut
(3)Netral (N): Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak ada yang mewakili dg apa di pikirkan
(4)Setuju (S) : Menunjukkan bahwa responden setuju dengan pernyataan
(5)Sangat setuju (SS) : Menunjukkan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan
Tanda dengan jawaban anda dengan tanda (X) atau tulis no dan jawaban yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda pada kolom yang telah sediakan.
NO Pertanyaan STS TS N S SS
1 Pada waktu tertentu saya mempelajari ulang untuk membantu dalam
memahami materi yang saling berhubungan.
2 Saya mencoba menggunakan strategi-strategi belajar yang pernah
berhasil dimasa lalu.
3 Saya bertanya kepada diri saya apakah saya telah
mempertimbangkan semua pilihan ketika menyelesaikan masalah.
4 Saya menggunakan strategi belajar yang sama, walaupun pada situasi
yang berbeda.
5 Saya bertanya kepada diri saya apakah ada acara yang lebih mudah
dalam mengerjakan suatu tugas, sesaat setelah saya
menyelesaikannya.
6 Saya mengalami kebingungan terhadap harapan dosen tentang
pelajaran yang telah dipelajari.
7 Saya bertanya pada diri sendiri, apakah yang saya baca berkaitan
dengan apa yang telah saya ketahui sebelumnya.
8 Saya bertanya kepada diri saya apakah saya telah mencapai tujuan
pembelajaraan pada saat kegiatan pembelajaran.
9 Saya dapat menilai dengan baik sejauh mana saya memahami sesuatu
yang sudah saya pelajari sebelumnya.
10 Saya tidak dapat menyimpulkan apa yang telah saya pelajari setelah
saya selesai belajar.
11 Saya kurang memahami kekuatan dan kelemahan diri saya dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
12 Ketika menemukan informasi yang penting dalam sebuah tulisan,
saya memperlambat bacaan saya.
13 Saya menggunakan strategi belajar yang berbeda tergantung situasi
saat ini.
14 Saya tidak dapat memfokuskan materi/perhatian pada informasi
penting.
15 Saya dapat belajar dengan sangat baik ketika saya tahu mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan topik bahasan.
16 Saya meminta bantuan orang lain ketika saya tidak mengerti
mengenai sesuatu.
17 Saya mengetahui strategi-strategi yang saya gunakan ketika belajar.
18 Saya membuat contoh-contoh untuk menjadikan materi/informasi
lebih dipahami.
19 Saya tidak dapat menganalisis kegunaan strategi belajar saya.
20 Saya membaca perintah dengan hati-hati sebelum memulai
mengerjakan tugas, kuis atau ujian.
21 Saya belum mengetahui seberapa baik kemampuan saya setelah
mengerjakan/menyelesaikan tes
22 Saya bertanya pada diri saya mengenai tingkat keberhasilan saya
dalam mempelajari sesuatu yang baru.
23 Saya bertanya diri saya apakah saya telah menentukan tujuan
pembelajaran pada setiap awal kegiatan pembelajaran.
24 Sebelum menghadapi tugas ,kuis atau ujian, saya berpikir mengenai
materi apa saja yang harus dipelajari.
25 Saya tidak mengetahui jenis informasi apa yang paling penting untuk
dipelajari.
26 Saya mempunyai tujuan khusus pada setiap strategi belajar yang saya
gunakan.
27 Saya merencanakan strategi belajar yang berbeda tergantung situasi
yang ada.
28 Saya memacu diri sendiri ketika belajar agar tidak kehabisan waktu
saat mengerjakan tugas, kuis atau ujian.
29 Saya tidak pernah memperkirakan apa saja pertanyaan-pertanyaan
yang mungkin muncul saat ujian sebelum memulai belajar.
30 Saya memikirkan beberapa cara untuk menyelesaikan masalah dan
memilih yang terbaik.
31 Ketika saya mengalami kesulitan saya dapat memotivasi diri saya.
32 Saya belum mengetahui strategi-strategi yang saya gunakan ketika
saya belajar.
33 Saya membuat gambar dan diagram untuk membantu saya
memahami ketika saya belajar.
34 Saya bertanya pada diri saya apakah saya sudah mempertimbangkan
semua pilihan yang ada sesaat setelah menyelesaikan permasalahan
kuliah.

Anda mungkin juga menyukai