Anda di halaman 1dari 4

Ruang Laktasi

Kegelisahan bagi ibu bekerja yang telah menyelesaikan cuti melahirkan selama tiga bulan
adalah kurangnya waktu untuk memberikan ASI Eksklusif bagi anaknya. Seperti kita tahu,
kegiatan menyusui bayi baru lahir secara eksklusif selama 6 bulan adalah penting, hal ini
dikarenakan ASI adalah nutrisi pertama yang mengandung sistem imun terbaik bagi bayi
yang baru lahir dan dilakukan sampai dengan bayi berumur dua tahun. Pada seribu hari
pertama kehidupan, komponen pemberian ASI sangat penting dan dapat mendukung tumbuh
kembang anak.

Menjawab kegelisahan para ibu bekerja agar dapat melaksanakan kewajibannya memberikan
ASI Eksklusif bagi buah hatinya, pemerintah memberikan dukungannya dengan menerbitkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif (Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekskusif). Namun, di
satu sisi pemberian ASI Eksklusif bagi anak belum sepenuhnya mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Hal ini dapat dilihat dari masih sedikitya ruang laktasi yang terdapat di kantor
pemerintah maupun swasta. Waktu ibu bekerja selama delapan jam sering kali menyebabkan
ibu tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui anaknya. Selain itu, di satu sisi
kesempatan memerah ASI tidak diberikan secara leluasa di tempat kerja.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui
dan/atau Memerah Air Susu Ibu. Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI yang
selanjutnya disebut dengan Ruang ASI adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana
menyusui dan memerah ASI yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI,
menyimpan ASI perah, dan/atau konseling menyusui ASI.

Pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan
Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu disebutkan bahwa Pengurus
Tempat Kerja dan Penyelenggara tempat Sarana Umum harus mendukung program ASI
Eksklusif. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui
dan/atau memerah ASI, pemberian kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan
ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja, pembuatan
peraturan internal yang mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif, dan
penyediaan tenaga terlatih pemberi ASI.

Ruang ASI diselenggarakan pada bangunan yang permanen, dapat merupakan ruang
tersendiri atau merupakan bagian dari tempat pelayanan kesehatan yang ada di tempat kerja
dan tempat sarana umum. Setiap tempat kerja dan tempat sarana umum harus menyediakan
sarana dan prasarana Ruang ASI sesuai dengan standar minimal dan sesuai dengan
kebutuhan. Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu menyebutkan
persyaratan kesehatan Ruang ASI paling sedikit meliputi :
1. tersedianya ruangan khusus dengan ukuran minimal 3×4 m 2 dan/atau disesuaikan
dengan jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui;
2. ada pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka/ditutup;
3. lantai keramik/semen/karpet;
4. memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup;
5. bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi;
6. lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan;
7. penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan;
8. kelembapan berkisar antara 30-50%, maksimum 60%; dan
9. tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuci peralatan.

Adapun Peralatan Ruang ASI di Tempat Kerja sekurang-kurangnya terdiri dari peralatan
menyimpan ASI dan peralatan pendukung lainnya sesuai standar. Peralatan tersebut
setidaknya terdiri dari lemari pendingin (refrigerator) untuk menyimpan ASI; gel pendingin
(ice pack); tas untuk membawa ASI perahan (cooler bag); sterilizer botol ASI; meja tulis;
kursi dengan sandaran untuk ibu memerah ASI; konseling menyusui kit yang terdiri dari
model payudara, boneka, cangkir minum ASI, spuit 5cc, spuit 10 cc, dan spuit 20 cc; media
KIE tentang ASI dan inisiasi menyusui dini yang terdiri dari poster, foto, leaflet, booklet, dan
buku konseling menyusui; lemari penyimpan alat; dispenser dingin dan panas; alat cuci botol;
tempat sampah dan penutup; penyejuk ruangan (AC/Kipas angin); nursing apron/kain
pembatas/ pakai krey untuk memerah ASI; waslap untuk kompres payudara; tisu/lap tangan;
dan bantal untuk menopang saat menyusui. Sedangkan standar untuk Ruang ASI di tempat
sarana umum sekurang-kurangnya meliputi kursi, meja, wastafel dan sabun cuci tangan.

Keberadaan ruang ASI di tempat kerja atau tempat sarana umum harus menjadi perhatian
serius bagi berbagai pihak. Adanya ruang ASI yang layak bukan hanya sebagai bentuk
pemenuhan kewajiban penyelenggara kerja saja namun juga dapat membuat pekerja
perempuan lebih nyaman dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan loyalitas dan
produktivitas para pekerja perempuan di tempat kerja.

Kontak Kami

 JL. Dr. Soetomo No. 62 Nganjuk, Jawa Timur


Adapun criteria dan fasilitas ruang “Pojok ASI” sbb:

Tipe I

1. Luas ruangan 3,5 x 5 meter


2. Perlengkapan ruangan:
1. diberi tirai dan pintu yang dapat ditutup
2. kursi untuk tempat duduk ibu menyusui/konsultasi
3. sofa untuk tempat ibu menyusui
4. meja untuk mengganti pakaian bayi dan lain lain
5. wastafel/air bersih untuk mencuci tangan sebelum ibu menyusui bayi
6. poster posisi menyusui yang benar, poster manfaat ASI
7. ranjang bayi untuk tempat istirahat bayi
8. locker sebagai tempat perlengkapan bayi
9. buku catatan untuk mencatat ibu yang datang ke ruang menyusui
10. identitas ruangan (papan nama ruangan)
11. seorang petugas pengelola (sebaiknya petugas kesehatan/perawat)
12. seorang petugas kebersihan
13. warna dinding ruangan dalam putih/biru muda/kuning muda

Tipe II

1. luas ruangan 2,5 x 2,5 meter


2. perlengkapan ruangan:
1. diberi tirai dan pintu yang dapat ditutup
2. kursi untuk tempat duduk ibu menyusui/konsultasi
3. meja untuk mengganti pakaian bayi dan lain lain
4. wastafel/air bersih untuk mencuci tangan sebelum ibu menyusui bayi
5. poster posisi menyusui yang benar, poster manfaat ASI
6. lemari es untuk menyimpan ASI yang telah diperah
7. buku catatan untuk mencatat ibu yang datang ke ruang menyusui
8. rak buku untuk menyimpan buku tentang pemberian ASI
9. identitas ruangan (papan nama ruangan)
10. seorang petugas pengelola (sebaiknya petugas kesehatan/perawat)
11. seorang petugas kebersihan
12. warna dinding ruangan dalam putih/biru muda/kuning muda

Tipe III

1. luas ruangan 2 x 1,5 meter


2. perlengkapan ruangan:
1. diberi tirai dan pintu yang dapat ditutup
2. kursi untuk tempat duduk ibu menyusui/konsultasi
3. dipan untuk mengganti pakaian bayi dan lain lain
4. wastafel/air bersih untuk mencuci tangan sebelum ibu menyusui bayi
5. flipcart/poster posisi menyusui yang benar, poster manfaat ASI
6. buku catatan untuk mencatat ibu yang datang ke ruang menyusui
7. identitas ruangan (papan nama ruangan)
8. seorang petugas pengelola (sebaiknya petugas kesehatan/perawat)
9. seorang petugas kebersihan
10. warna dinding ruangan dalam putih/biru muda/kuning muda

Tipe IV

1. luas ruangan 2,5 x 2 meter


2. perlengkapan ruangan:
1. diberi tirai dan pintu yang dapat ditutup
2. kursi untuk tempat duduk ibu menyusui/konsultasi
3. meja untuk mengganti pakaian bayi dan lain lain
4. wastafel/air bersih untuk mencuci tangan sebelum ibu menyusui bayi
5. poster posisi menyusui yang benar, poster manfaat ASI
6. buku catatan untuk mencatat ibu yang datang ke ruang menyusui
7. identitas ruangan (papan nama ruangan)
8. seorang petugas pengelola (sebaiknya petugas kesehatan/perawat)
9. seorang petugas kebersihan
10. warna dinding ruangan dalam putih/biru muda/kuning muda

Kriteria lainnya:

-         tidak diperkenankan promosi susu formula atau sponsor lainnya

-         harus bebas asap rokok

-         tidak diperkenankan membawa hewan piaraan ke dalam ruang menyusui

Anda mungkin juga menyukai