Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIK

MASTER SILINDER DAN BOSTER REM

Disusun oleh :

A’lim Abror (13504241062) (C2)

Yassier Dwi Utomo (13504241060) (C2)

Kurniawan Dwi Saputra (13504241061) (C2)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014
A. Praktik
1. Judul
Master silinder dan boster rem
2. Tujuan
a. Mahasiswa dapat melepas dan memasang master silinder dan boster rem dengan
cara yang benar
b. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja Master silinder dan boster
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi gangguan dalam sistem dan mengatasinya
d. Mahasiswa dapat menganalisa kondisi benda kerja yang digunakan untuk praktik
3. Alat dan Bahan
a. Master silinder
b. Boster rem
c. Tool box
d. Alat ukur yang diperlukan.
4. Keselamatan Kerja
a. Jangan bercanda saat praktikum.
b. Gunakan pakaian praktikum (wear pack)
c. Gunakan alat sebagaimana fungsinya.
d. Jangan meletakan alat-alat di sembarang tempat.
e. Bekerja dengan hati-hati dan jangan terburu-buru.

B. Kegiatan Praktik
1. Dasar teori
a. Sistem Rem adalah perangkat dalam kendaraan yang digunakan untuk mengontrol
(menghambat dan meng-hentikan) jalannya kendaraan dan mempertahankan posisi
kendaraan saat diparkir.
Syarat–syarat sebuah rem adalah sebagai berikut:
1) Dapat bekerja dengan cepat.
2) Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama
dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh
masing-masing roda.
3) Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4) Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.
b. Penguat Tenaga Rem ( Boster )
Boster adalah perlengkapan tambahan pada sistem rem yang berfungsi untuk
memperbesar gaya pengereman. Boster rem dipasangkan menjadi satu dengan
master silinder(tipe integral) atau juga dapat dipasangkan secara terpisah
dengan master silinder.
c. Master silinder
Master silinder merupakan bagian utama pada sistem rem yang berfungsi
untuk mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolik. Master silinder
terdiri daari resevoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder yang membangkitkan tekanan hidrolis. Master silinder dibagi atas 2
(dua) tipe, yaitu tipe tunggal dan tipe ganda atau tandem (New Step I : 5-56).
2. Langkah kerja
a. Pembongkaran
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Lakukan identifiksi master silinder dan boster rem
3) Mempelajari konsep dan cara kerja master silinder, wheel silinder dan booster
4) Melakukan pembongkaran master silinder, wheel silinder dan booster rem
5) Melakukan pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen-
komponen yang sudah lepas ( booring/diameter silinder, katup kontrol master
silinder, lubang kompensasi, piston, clearance piston, tekanan pegas
pengembali, karet penutup debu, membran booster, katup control booster,
filter udara pada booster, dll ).Pengamatan dan pemeriksaan
1) Cara kerja
a) Master silinder
 Keadaan normal
 Sil primer torak I dan II berada
di antara lubang kompensasi
dengan lubang penambahan
 Lubang penambahan dan
kompensasi selalu berhubungan
dengan reservoir

 Saat pedal rem ditekan


 Torak I bergerrak maju dan
menutup lubang kompensasi
 Timbul tekanan hidraulik di depan
torak I dan mendorong torak II
maju menutup lubang kompensasi
 Tekanan hidraulis di depan torak I
dan II disalurkan ke masing –
masing silinder roda

 Saat pedal rem dilepas


 Torak I dan II bergerak kembali ke belakang oleh pegas
 Bersama dengan itu minyak rem di
belakang sil primer mengalir ke
depan torak I, II melalui lubang
pengisian
 Bila minyak rem di depan torak ( I
dan II ) sudah penuh, minyak rem
mengalir dari silinder ke reservoir
melalui lubang kompensasi
b) Boster rem
 Saat bebas ( tidak bekerja )
 Pegas torak boster menekan
torak pada posisi tidak direm
dan tuas rekasi tegak karena
titik tumpu “D” diam pada
tumpu “C” di tekan ke kanan
 Batang dorong pedal tertarik ke
kanan dengan hubungan bola
katup udara tertarik ke kanan
hingga menekan katup kontrol dan pegasnya pada posisi membuka
katup vakum
 Katup vakum terbuka, kevakuman diruang A berhubungan dengan
ruangB dan katup udara menutup saluran udara kontrol ruang B tidak
berhubungan dengan udara luar
 Saat Pengereman
 Pedal rem didinjak
 Batang dorong pedal bergerak
ke kiri melawan pegas katup
udara dan mendorong katup
udara bergerak ke kiri
 Gaya pegas katup kontrol
mendorong katup kontrol
bergerak ke kiri mengikuti
gerakan katup udara
 Gerakan katup kontrol tertahan dan menutup katup vakum
 Katup udara terus bergerak ke kiri akibatnya saluran udara katup
kontrol terbuka menghubungkan ruang variabel dengan udara luar
 Torak bergerak ke kiri akibat dari perbedaan tekanan dimana di depan
torak
 ( ruang A ) adalah tekanan vakum dan dibelakang torak ( ruang B )
tekanan atmosfir ( udara luar )
 Tenaga dorong torak diteruskan kebatang dorong master melalui
tumpuan C ( torak dengan tuas rekasi ), tumpuan G ( tuas rekasi
dengan piringan reaksi ) piringan reaksi menekan batang dorong
master silinder
 Karena rekasi tumpuan G berlawanan arah dengan arah gaya di
tumpuan C maka tuas rekasi terungkit pada bagian tepi dalam
( tumpuan E )
 Di tumpuan E didorong oleh torak katup udara karena tekanan batang
dorong pedal, sehingga piringan reaksi menekan batang dorong master
dari tumpuan G
 Tumpuan G mendapat gaya dari tumpuan E dan tumpuan C bila tenaga
pedal rem sebesar
 Saat tetap ditekan
 Pedal trem ditekan tetap
 Gaya dorong torak pada tumpuan
C akibat perbedaan tekanan
diruang A dan B menyebabkan
torsk bergerak ke kiri bersama
katup kontrol
 Jika gaya yang bekerja pada
tumpuan C sam,pa seimbang dan
katup kontrol bergerak ke kiri menyentuh katup udara dan katup
vacum
 Karena tekan pedal tetap maka kan menimbulkan tekanan yang sesuai
dengan penekanan pedal rem
 Saat kerja maksimum
 Tekanan pedal bertambah besar
 Gaya pada tumpuan E besar
 Tidak terdapat keseimbangan pada
tuas reaksi, hingga tumpuan E
menempel pada piringan reaksi
mendorong batang dorong master
 Katup udara semakin jauh membuka
dan saluran udara semakin terbuka lebar
 Tekanan udara di runag B ( ruang variabel ) sama dengan udara luar
 Perbedaan tekanan besar gaya dorong torak dan penambahan tekanan
pedal rem akan menambah besarnya gaya yang bekerja pada batang
pendorong master silinder
 Saat pedal bebas / dilepas injakan
 Keseimbangan pada truas reaksi
hilang
 Gaya dorong torak katup udra ke
tumpuan E hilang
 Torak udara didorong ke kanan oleh
rekasi gaya pada tumpuan G dan
pegas katup udara
 Katup udra bersentuhan dengan katup kontrol menutup saluran udara
dan membuka katup vacum
 Terjadi hubungan antara ruang A dan ruang variabel B tidak ada
perbedaan tekanan gaya dorong torak boster hilang dan torak boster
didorong pegas pada posisi tidak bekerja
 Saat pengereman tanpa vakum
 Batang dorong pedal menekan
katup udara membuka saluran
udara ruang variabel “B”
berhubungan dengan udara luar
 Torak katup udara mendorong
tuas reaksi pada tumpuan E dan
menekan piringan reaksi
selanjutnya menekan batang
dorong master silinder
 Tuas reaksi menekan pada
tumpuan “D” dan selanjutnya mendorong pegas dan torak boster
 Ruang variabel bertambah besar dan berhubungan dengan udara luar
 Fungsi rem hidraulik tetap bekerja walau tekanan vakum di ruang A
tidak ada / tidak bekerja karena kerusakan

2) Data
a) Pengamatan
 Pemeriksaan silinder master silinder
Hasil pemeriksaan : Silinder berkarat
Kesimpulan : bersihkan silinder
 Pemeriksaan kondisi piston master silinder
Hasil pemeriksaan : piston master silinder sudah aus
Kesimpulan : ganti piston master silinder
 Pemeriksaan seal piston master silinder
Hasil pemeriksaan : seal piston master silinder sudah aus
Kesimpulan : ganti seal piston master silinder
 Pemeriksaan membran boster rem
Hasil pemeriksaan : membran boster rem masih bagus
Kesimpulan : membran boster rem tidak perlu diganti

b. Analisis dan pembahasan


1) Kondisi silinder master silinder pada master silinder sudah berkarat sehingga
perlu dibersihkan apabila setelah dibersihkan kerjanya masih sulit maka
gantilah master silinder
2) Kondisi piston master pada master silinder sudah berkarat sehingga perlu
dibersihkan dan di amplas untuk menghilangkan karat apabila kerjanya masih
tidak optimal maka gantilah piston master silinder
3) Kondisi seal piston master silinder sudah aus sehingga perlu diganti apabila
tidak diganti maka akan terjadi kebocoran
4) Kondisi membran boster rem masih bagus tidak terdapat kerusakan seperti
robek berlubang dan sebagainnya, sehingga membran masih bisa digunkan
c. Pemasangan
1) Pasang seal pada piston
2) Pasang pegas pengembali pada piston
3) Masukkan piston kedalam silinder master silinder
4) Pasang baut pengunci pasang tangki reservoir
5) Pasang kembali boster rem
6) Pasang master silinder pada boster rem

C. Penutup
1. Simpulan
Dari kegiatan praktik yang dilakukan kita dapat mengetahui cara membongkar
dan memasang master silinder dan boster rem . Dari kegiatan tersebut kita juga dapat
mengetahui cara kerja master silinder dan boster rem serta dapat mengetahui cara
pemeriksaan komonen-komponennya. Sehingga kita dapat mengetahui kondisi Master
silinder dan boster rem tersebut apakah masih baik atau memerlukan penggantian atau
perawatan pada salah satu komponen.
Dan dari kegiatan praktik tentang master silinder dan boster rem di atas kita
dapat ambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada Master silinder dan boster kondisi keseluruhan komponennya sudah aus dan
berkarat sehingga perlu dibersihkan dan perlu penggantian komponen.
b. Pada boster rem kondidi membran boster rem masih bagus tidak terdapak
kerusakan seperti robek dan yang lainnya dan komponen yang lainnya masih
bagus.

2. Saran
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk terciptanya karya
yang lebih baik dari sebelumnya.

Daftar Pustaka
Anonim. 1994. Training Manual Steering System Step 2. Jakarta : PT.Toyota Astra Motor.

Anda mungkin juga menyukai