Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik,
ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut
Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi
antara tahun 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang yaitu:
koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan
pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan
banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir,
walaupun yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri
diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari
Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua
negara adikuasa tersebut.
Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman
Nazi pada perang dunia II, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang
bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama
beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar
Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan"
terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai
negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia
Tenggara.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya perang dingin?
2. Bagaimana proses berlangsungnya perang dingin?
3. Apakah dampak dari perang dingin bagi dunia dan Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Perang Dingin


Setelah Perang Dunia II berakhir, muncul beberapa peristiwa penting yang
mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa-peristiwa itu antara
lain yaitu: Pertama, Amerika Serikat muncul sebagai salah satu negara pemenang
perang di pihak Sekutu. Peran Amerika Serikat sangat besar membantu negara-
negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya setelah
Perang Dunia II. Kedua, Uni Soviet juga muncul sebagai negara besar pemenang
perang dan berperan membangun perekonomian negara-negara Eropa Timur.
Ketiga, munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di
wilayah Eropa.
Perang Dunia II yang berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu tidak
terlepas dari peran Uni Soviet, Uni Soviet membebaskan Eropa Timur dari tangan
Jerman. Sambil membebaskan Eropa Timur dari tangan Jerman, Uni Soviet
mempergunakan kesempatan itu untuk meluaskan pengaruhnya, dengan cara
mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur
seperti di Bulgaria, Albania, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Cekoslowakia,
sehingga negara-negara tersebut masuk kedalam pengaruh pemerintahan komunis
Uni Soviet. Uni Soviet mengalami penguatan otoritas yang cukup berarti setelah
Perang Dunia II. Kerjasama diplomatik dengan 52 negara terbentuk pada saat itu.
Uni Soviet pun turut serta dalam Konferensi Paris tahun 1946, untuk membahas
nasib negara-negara bekas sekutu Jerman seperti Italia, Bulgaria, Hungaria,
Rumania, dan Finlandia. Amerika Serikat bersama Uni Soviet juga memprakarsai
berdirinya PBB pada tahun 1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya.
Namun kemesraan hubungan negara-negara yang tergabung dalam koalisi
anti-Fasisme itu tidak bertahan lamam dan semulus yang diharapkan. Pada tahun
1946, Stalin yang mengusung ide “Komunisme Internasional” (Komintern)
menuduh Inggris dan Amerika Serikat melancarkan kebijakan-kebijakan
internasional yang agresif. Tuduhan ini dijawab oleh Perdana Menteri Inggris
dengan menentang kekuatan yang disebutnya “Komunis Timur”, yang akhirnya
membelah sistem perpolitikan internasional menjadi dua, yaitu demokratis-kapitalis
dan komunis.
B. Penyebabkan Utama Perang Dingin
1. Perbedaan Paham
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II
memiliki paham/ ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi
liberal-kapitalis sedangkan Uni Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-
Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan individu yang
memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan
paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat
lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-
negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya
untuk rakyat.
2. Keinginan untuk Berkuasa.
AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia
dengan cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu
negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk
pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat
menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan
pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis
komunis. Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah
membantu perjuangan nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal
ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
3. Berdirinya Pakta Pertahanan.
Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk
dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat
mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama NATO (North
Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara.
Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni
Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota
Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman
Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling
curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok
barat maupun blok timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis
untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap melakukan
perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi
komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga
muncullah persaingan senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing
pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin yang bahkan mengarah
pada terjadinya Perang Dunia III.

C. Berlangsungnya Perang Dingin


1. Periode 1945-1969
Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik
dunia. Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara pemenang perang
muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara tersebut memiliki perbedaan
ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis, sedangkan
Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam waktu singkat memang
pernah terjadi persahabatan diantara keduanya, namun kemudian muncul
antagonisme diantara mereka. Ada dua karakter pada periode ini, Pertama,
adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang menimbulkan pesimisme.
Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer
yang sangat kuat dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan
musuhnya dengan senjata atom.  Sehingga dalam periode ini muncul hal-hal
sebagai berikut:
a. Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin
memberikan pidato yang berbicara tentang “tak terhindarnya
konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak rakyat Soviet
untuk tidak terperdaya dengan berakhirnya perang yang berarti
negara bisa santai. Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha
memperkuat dan mempertahankan tanah air. Tidak lama setelah
munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di Kedubes AS
di Uni Soviet, yang memaparkan tentang kefanatikan Uni
Soviet, Presiden Harry S Truman mendeklarasikan apa yang
kemudian disebut Doktrin Truman. Doktrin ini
menggarisbawahi strategi pembendungan politik luar negeri AS
sebagai cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni
Soviet. AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan
tujuan itu. Karena menurut teori domino, jika satu negara jatuh
maka akan berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya.
b. Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok
Ketidakmampuan sebuah negara adidaya memelihara
”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari
program global negara adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni
Soviet memasuki Eropa Timur, para pemimpin AS menilainya
sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia. Begitu
pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951,
para pemimpin Uni Soviet menilainya sebagai bagian dari
usaha AS untuk mendominasi dunia.
2. Periode 1969-1979
Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis
dengan terpilihnya Richard Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi
penasehat keamanannya, Henry A. Kissinger, Richard Nixon menempuh
pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun 1969. Tidak disangka,
ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama terhadap
AS. Pendekatan ini lazim disebut détente (peredaan ketegangan). Sebagai
sebuah strategi politik luar negeri, détente merupakan upaya menciptakan
”kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah lingkungan
dimana kompetitor dapat menghambat perbedaan diantara mereka dan
akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”.
Sebagai langkah lebih lanjut, pada 26 Mei 1972 Presiden Richard
Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani Strategic Arms Limitation
Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT I berisi kesepakatan untuk membatasi
persediaan senjata-senjata nuklir strategis/Defensive Antiballistic Missile
System. SALT I juga berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil
nuklir yang dimiliki oleh kedua belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya
diijinkan untuk memiliki misil maksimal 1600 misil, dan AS hanya
diijinkan memiliki 1054 misil.
3. Periode 1979-1985
Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi
untuk menjalani détente. Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun
menduduki Afghanistan yang sebenarnya mengundang pasukan Uni Soviet
masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi semena-mena ini
mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter
menyatakan, agresi Uni Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia
dengan tantangan strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai. Lalu
akhirnya muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS
berkeinginan untuk menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia.
Setelah Reagan mengambil alih jabatan presiden, ia juga melancarkan
Doktrin Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis di
Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi
istilah halus ”pejuang kemerdekaan” (freedom fighters).
Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan nuklirnya, termasuk
ancaman serangan pertama. Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan
yang memuncak antara AS dan Uni Soviet, ternyata masih bisa terjadi
perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation Treaty II) pada pertengahan
1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev setuju untuk membatasi
kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit, dan maksimal
1320 unit Multiple Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV) . Dan
juga Perjanjian Pengurangan Senjata-senjata Strategis pada tahun 1982 yang
berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir yang berdaya jarak
menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian
pembatasan dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data
pada tahun 1983 ternyata Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup
besar dibandingkan dengan Amerika Serikat.
4. Periode 1985-1991
Pada Maret 1985, Gorbachev mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan
secara besar-besaran mulai tampak pada masa ini. Sejak berkuasa,
Gorbachev berupaya:
a. Memperbaiki kehidupan perekonomian negaranya yang jauh
dibawah standar kehidupan negara-negara maju.
b. Menyadari bahwa kehidupan yang buruk  berpengaruh besar
terhadap kehidupan militernya dan dapat memperlemah
kedudukannya dalam percaturan politik internasional.
c. Gorbachev tidak ingin menjungkirkan sosialisme, tetapi berupaya
memperkuat sendi sosialisme melalui Glasnot dan Perestroika.
d. Uni Soviet  harus bertindak  berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme.
e. Setiap orang harus menyumbangkan pikirannya menurut
kemampuannya dan ia akan menerima dari negara setara dengan apa
yang dibutuhkannya.
f. Hubungan dengan dunia luar sangat diperlukan untuk mencapai
tingkat kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
g. Tahun 1987 mengumandangkan politik demokrasi, pembaruan, dan
keterbukaan yang dikenal dengan Politik Glasnot dan Perestroika.
D. Dampak Perang Dingin
1. Dampak Perang Dingin Bagi Dunia 
a. Dampak positi

Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak
positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak
sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan
adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh
para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal
mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif
rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.

Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru,
masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka
melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara besar. Dengan begitu
persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu
tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-
masing.
Bidang Sosial Budaya.
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal.
Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu
rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat
semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi
kaum lemah.

Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan
keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita
tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu kedua negara
yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa
negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang
mereka miliki. Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka
mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa.

Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan
kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah
bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara
mereka. Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari
dampak sains pada masyarakat.
Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan
individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-
tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk
kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga
bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.
b. Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang
Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir
yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah
terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman
Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin. Dampak negatif di tiap bidang
Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh
kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa
akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua
negara yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar kabar bahwa
uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke
Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam.
Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO.
Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui
tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka
dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini
maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari
Kuba.
Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok
berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur.
Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2,
yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang
beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2
paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman
Dampak Perang Dingin bagi Indonesia
Sistem politik-ekonomi Indonesia telah dibawa pada arus komunisme-
sosialisme pada masa Orde Lama. Sementara pada masa Orde baru
berkembang liberalisme-kapitalisme. Pada masa akhir dua kepemimpinan
di atas, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.
E. Berakhirnya Perang Dingin
Perang dingin akhirnya berakhir, karena:
 Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer.
Uni Soviet mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara yang berada
dibawah kekuasaannya agar negara tersebut tidak lepas dari kendalinya.
 Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang
tidak stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat
tergantung dengan ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak
mampu membiayai Perang Dingin.
 Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Berakhirnya perang dingin memberi dampak luas bagi perubahan dunia, yaitu
antara lain:
a. Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya
mengakhiri kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah
tersebut.
b. Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan
terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan
(regional), yang terlihat dengan:
 Kebangkitan Jepang. Setelah perekonomian Jepang lumpuh
akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap kota
Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun
kembali ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam
perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala
dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya
Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global
yang disandang Amerika Serikat dan mampu memberikan
bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga
akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah
Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri,
dan sumber investasi asing yang dia pertahankan hingga
sekarang.
 Berdirinya Group of Seven,(Perancis, Jerman Barat, Jepang,
Inggris, Amerika Serikat,Kanada dan Italia yang bergabung
untuk memecahkan masalah ekonomi dunia).
Berdirinya  European Union (bentuk kerja sama ekonomi
antara negara Eropa Barat).
 Berdirinya Gerakan Nonblok.
 Berdirinya ASEAN (stabilitas politik regional dan
pembangunan ekonomi masing-masing negara anggota).
 Berdirinya APEC, dan
 Berdirinya OKI.
 Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi
kekuasaan silih berganti.
 Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan
sejahtera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perang dingin merupakan perang ideologi (tanpa senjata) yang terjadi antara
Amerika Serikat (blok barat) dengan Uni Soviet (blok timur) sebagai akibat dari
berakhirnya perang dunia II. Pertikaian maupun persaingan terjadi dalam berbagai
bidang.
Faktor utama yang menyebabkan perang dingin antara lain; adanya perbedaan
paham/ideologi antara Amerika Serikat (Liberal-kapitalis) dan Uni Soviet
(Komunis), adanya keinginan untuk berkuasa, serta berdirinya pakta pertahanan
yang mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan
kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur.
Perang dingin berlangsung selama kurang lebih selama 46 tahun yaitu dari
tahun 1945-1991. Selama kurun waktu tersebut Amerika Serikat maupun Uni Soviet
berlomba-lomba menyebarkan pengaruh/ ideologi yang mereka anut ke berbagai
negara baik di Eropa maupun Asia. Dalam pelaksanaan perang Amerika Serikat
maupun Uni Soviet selalu berada di belakang negara-negara yang bertikai.
Berakhirnya perang dingin membawa dampak yang luas bagi dunia,
diantaranya: muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan
terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), dll.

B. Saran
Sebagai siswa, kita wajib mengetahui serta memahami permasalahan yang
sebenarnya yang terjadi pada perang dingin, bagaimana jalannya perang dingin serta
dampak yang timbul akibat perang dingin baik bagi dunia secara universal maupun
bagi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adisusilo, taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Ar- ruzz media.
2. http://ben-ni.blogspot.com/2008/11/dampak-perang-dingin.html.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dingin.
4. http://rinahistory.blog.friendster.com/2009/03/perang-dingin/
5. Setya, W. 2008. Perang Dingin. Semarang: PT Begawan ilmu.
6. Http://books.google.co.id/books/about/Perang_Dingin.html?
Id=Mu8PywAACAAJ&redir_esc=y.
7. Http://books.google.co.id/books/about/
Konflik_dan_perkembangan_kawasan_pasca_P.html?
Hl=id&id=bybtaaaamaaj.

Anda mungkin juga menyukai