Pengertian : kode etik profesi bimbingan dan konseling dinyatakan dalam bentuk
seperangkat standar, aturan, dan atau pedoman yang mengatur dan mengarahkan ucapan,
tindakan, dan/atau perilaku guru bimbingan dan konseling, konselor, dosen bimbingan dan konseling
anggota ABKIN sebagai pemegang kode etik yang bekerja pada berbagai sektor dan dalam interaksi
mereka dengan mitra kerja serta sasaran layanan atau konseli dan anggota masyarakat pada umumnya
(PB-ABKIN, 2018).
Tujuan :
(1) Memberikan panduan perilaku yang berkarakter dan profesional bagi anggota dalam
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
(2) Membantu anggota dalam membangun kegiatan pelayanan yang profesional.
(3) Mendukung misi organisasi profesi, yaitu Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN) dan divisi-divisinya,
(4) Menjadi landasan dan arah dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang datang
dari dan mengenai diri anggota asosiasi, dan
(5) Melindungi anggota asosiasi dan sasaran layanan (konseli)
Etika profesi bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi konselor
atau guru BK dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan bimbingan
dan konseling kepada para konseli. kaidah itu adalah:
setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai mansia dan mendapat layanan
konseling tanpa meilihat suku, bangsa, agama dan budaya.
setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertangung jawab tehadap keputusan yang diambilnya.
hubungan konselor dan konseli sebagai hubungan yang membantu yang didasarkan pada kode etik.
Kode etik bimbingan dan konseling adalah landasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang
dijunjung tinggi, diamalkan dan diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota profesi bimbingan dan
konseling indonesia. Kode etik profesi konselor indonesia wajib dipatuhi dan diamalkan oleh pengurus
dan anggota organisasi.
Dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling
1. Pancasila dan UUD 1945.
4. PP Republik Indonesia No 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademk dan kompetensi
konselor.
2. dewan pertimbangan kode etik bimbingan dan konseling indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat 1
mempunyai fungsi pokok:
menegakkan penghayatan dan pengalaman kode etik bimbingan dan konseling indonesia.
memberikan pertimbangan kepada pengurus besar atau pengurus ABKIN daerah atau adanya perbuatan
melanggar kode etik bimbigan dan konseling oleh anggota setelah mengadakan penyeledikan yang
saksama dan bertanggung jawab.
bertindak sebagai saksi di pengadilan dalam perkara berkaitan dengan profesi bimbingan dan konseling.
Bentuk Pelanggaran
bentuk pelanggaran didasarkan pada kepada siapa ia melanggar.
1. kepada konseli
melakukan referal kepada pihak yang tidak memiliki keahlian sesuai dengan masalah konseli.
Sanksi Pelanggaran
Konselor wajib mematuhi segala macam kode etik bimbingan dan konseling. apabla terjadi pelanggaran
terhadao kode etik profesi bimbingan dan konseling maka kepadanya akan diberikan sanki yaitu:
1. teguran secara lisan dan tertulis
4. pencabutan lisensi.
5. apabila terkait dengan permasalahan hukum atau kriminal maka akan diserahkan kepada pihak
berwrnang.
Selanjutnya bagaimana penerapan sanksi itu. Apabila terjadi pelanggaran maka mekanisme penerapan
sanksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. mendapat pengaduan dan informasi dari konseli dan atau masyarakat.
5. apabila setelah verifikasi yang dilakukan oleh dewan kode etik daerah terbukti kebenarannya,
maka diterapkan sanksi sesuai dengan masalahnya.