Nim : 201969100067
Prodi : VI C – Adm.Bisnis
MK : Pengantar Tata Kelola Perusahaan
1. A). korporasi adalah badan usaha yang sah atau badan hukum. Secara lebih
rinci, korporasi merupakan perusahaan atau badan usaha yang sangat besar atau
beberapa perusahaan yang dikelola dan dijalankan sebagai satu perusahaan besar./
Korporasi merupakan suatu perseroan yang merupakan badan hukum yang diartikan
sebagai suatu perkumpulan atau organisasi yang oleh hukum diperlakukan seperti
seorang manusia (personal) ialah sebagai pengemban (atau pemilik) hak dan kewajiban-
kewajiban, memiliki hak menggugat ataupun digugat di muka pengadilan.
Transparansi
Perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses dan dipahami
oleh stakeholder, termasuk hal-hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang
saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman pokok transparansi meliputi:
Akuntabilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja secara transparan dan wajar.
Pengelolaan perusahaan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain. Pedoman pokoknya
adalah:
- Penetapan rincian tugas dan tanggung jawab setiap organ perusahaan dan seluruh
karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, dan
strategi perusahaan.
- Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai
kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam
pelaksanaan GCG.
- Kepastian adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
- Kepemilikan ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan
sasaran perusahaan, serta memiliki sistem reward and punishment.
- Setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku yang telah disepakati.
Tanggung jawab
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjalankan tanggung
jawab masyarakat dan lingkungan untuk mendukung kesinambungan usaha jangka panjang
sekaligus mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Pedoman pokok prinsip ini
adalah:
Independensi
Untuk menjalankan GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak pula diintervensi oleh pihak lain.
Pedoman pokok prinsip independensi adalah:
Jika surat peringatan kedua masih dihiraukan atau tidak dibalas, barulah pihak pemberi
pinjaman dapat mengirimkan surat kuasa eksekusi. Saat melakukan eksekusi, pihak yang
meminjamkan juga harus membawa bukti surat peringatan, surat kuasa eksekusi, serta
sertifikat fidusia agar mencegah terjadinya kesalahpahaman.
Pihak yang memegang fidusia harus memiliki tanggung jawab dan tugas yang bersifat
etis serta legal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pihak yang dengan sengaja menerima kewajiban fidusia atas nama pihak lainnya,
maka wajib bertanggung jawab untuk bertindak dan mengelola aset sesuai dengan
kepentingan pemilik.
- Memastikan tidak ada masalah atau konflik kepentingan yang muncul di antara
pemegang fidusia dan pemilik aset.
- Sesuai dengan aturan hukumnya, pemegang fidusia wajib memberitahu kondisi asli
dari aset yang dijual kepada calon pembeli, serta tidak akan mendapatkan
keuntungan dari penjualan aset tersebut.
- Akta fidusia tetap berguna meskipun pemilik aset meninggal dunia, terutama apabila
asetnya merupakan bagian dari perkebunan atau hal lainnya yang membutuhkan
pengelolaan serta pengawasan.
5. Ternyata ada lima alasan yang berbeda yang menyebabkan mereka gagal, berikut
rinciannya:
Sejumlah CEO mengatakan bahwa mereka tidak melakukan riset pasar yang cukup,
mereka tidak cukup mengetahui tentang ukuran pasar, atau memahami pasar yang ingin
mereka jual. Mereka tidak melakukan validasi pasar yang cukup terhadap produk atau
layanan mereka, dan tidak mendapatkan pasaran produk yang tepat sebelum mereka
menghabiskan banyak uang untuk pemasaran.
Eksternalitas adalah peristiwa atau keputusan di mana CEO tidak memiliki kendali
yang dapat berdampak serius terhadap perusahaan. Kekeringan, siklon, kebakaran,
banjir, jatuhnya pasar, perubahan peraturan pajak, kegagalan pembayaran yang
tidak terduga, perubahan kebijakan pembelian pelanggan korporat, fluktuasi nilai
tukar.
Banyak CEO yang tidak mengerti bahwa pengaturan arah perusahaan adalah
pekerjaan No.1 mereka, tetapi mengakui bahwa perencanaan yang tidak memadai
dan pelaksanaan yang buruk telah menyebabkan kegagalan. Hanya sedikit yang
mengembangkan misi yang diartikulasikan dengan baik, satu set nilai yang
ditetapkan atau visi tiga tahun. Bahkan lebih sedikit meluangkan waktu untuk
mengembangkan rencana tertulis, berpikir ke depan, mempersiapkan peluang
pertumbuhan, atau menghitung risiko yang terkait dengan ekspansi bisnis.