Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Sandi Prayoga

Nim : 201969100067
Prodi : VI C – Adm.Bisnis
MK : Pengantar Tata Kelola Perusahaan

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. A). korporasi adalah badan usaha yang sah atau badan hukum. Secara lebih
rinci, korporasi merupakan perusahaan atau badan usaha yang sangat besar atau
beberapa perusahaan yang dikelola dan dijalankan sebagai satu perusahaan besar./
Korporasi merupakan suatu perseroan yang merupakan badan hukum yang diartikan
sebagai suatu perkumpulan atau organisasi yang oleh hukum diperlakukan seperti
seorang manusia (personal) ialah sebagai pengemban (atau pemilik) hak dan kewajiban-
kewajiban, memiliki hak menggugat ataupun digugat di muka pengadilan.

- Karakteristik Pertanggungjawaban Pidana terhadap Korporasi yang Merupakan


Badan Hukum (Rechtspersoon)
Karakteristik sebagaimana memberikan suatu gambaran bahwa korporasi sebagai
badan hukum (rechtspersoon) sekaligus merupakan subyek hukum yang meskipun
hanya sekedar subyek hukum buatan, namun ia juga sebagai pengembang hak dan
kewajiban yang dihadapan hukum dipandang dan diperlakukan sama seperti
manusia (natuurlijke person) yang merupakan subyek hukum alami. Oleh karenanya
menjadi suatu hal yang wajar jika terhadap korporasi juga dipertanggungjawabkan
secara hukum termasuk dalam hukum pidana yang tentu dengan memperhatikan
karakteristik korporasi, ini penting untuk diperhatikan karena jika
karakteristikkarakteristik itu diabaikan maka akan timbul kekacauan dalam hukum
itu sendiri sebagai suatu sistem. Selanjutnya dengan mengingat karateristik bahwa
korporasi atau badan hukum yang tidak memiliki bentuk fisik, maka dalam
penerapan sanksi pidana harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) harus
dihindari sanksi pidana yang bersifat fisik, seperti pidana penjara atau kurungan. (2)
Oleh karena badan hukum lebih banyak bergerak pada sektor perekonomian, maka
penulis menyepakati bahwa pidana denda merupakan pidana pokok utama bagi
badan hukum, namun harus diikuti dengan penyitaan terhadap harta benda atau
barang-barang milik badan hukum tersebut, yang apabila denda tidak dibayar maka
harta bendanya dilelang dan diperhitungkan sebagai pengganti pembayaran denda.
Jadi penyitaan yang ditindaklanjuti dengan pelelangan tersebut dimaksudkan
sebagai penopang terlaksananya pidana denda dalam hal terjadi suatu badan hukum
tidak dapat melaksanakan sebagian atau seluruh pidana denda yang dijatuhkan. (3)
Disamping itu perlu juga adanya sanksi pidana yang paling berat bagi badan hukum
yakni pidana pembubaran badan hukum, yang tentu saja akan berdampak pada
terjadinya likuwidasi. (4) Perlu disusun sistem pemidanaan tersendiri bagi badan
hukum dalam suatu peraturan perundang-undangan pidana umum.

- Karakteristik Pertanggungjawaban Pidana terhadap “Badan” yang Bukan Badan


Hukum (Non Rechtspersoon)
Telah disinggung pada bagian terdahulu bahwa korporasi yang bukan badan hukum
bukanlah merupakan subyek hukum, sehingga ia tidak dalam posisi sebagai
pengemban hak dan kewajiban. Oleh karenanya pada bagian ini penulis akan
langsung membahas secara lebih khusus dan mendalam mengenai bagaimana
karakteristik pertanggungjawaban pidana yang berkaitan dengan badan yang bukan
badan hukum tersebut. Hukum Indonesia mengenal bentuk-bentuk badan usaha
yang bukan merupakan badan hukum, antara lain Usaha Dagang (UD), Persekutuan
Perdata atau lebih dikenal dengan Maatschap (Ma), Firma (Fa), Persekutuan
Komanditer atau lebih dikenal dengan Commanditaire Vennootschap (CV).
Selanjutnya berdasarkan pertimbangan bahwa bentuk badan usaha berikut ini lebih
merupakan suatu wadah kegiatan usaha yang teroganisir dan hampir menyerupai
bentuk yang berbadan hukum, maka penulis memilih Firma dan Persekutuan
Komanditer (Commanditaire Vennotschap) sebagai model dalam pokok bahasan ini.

B). Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance selanjutnya


disingkat dengan GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan
mekanisme pengelolaan Perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas guna mewujudkan nilai Perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders Perusahaan berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan nilai etika usaha.
- Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa governance
structure merupakan struktur hubungan pertanggungjawaban dan pembagian peran
di antara berbagai organ utama perusahaan seperti: pemilik atau pemengang
saham, pengawas atau komisaris, dan pengelola atau direksi atau manajemen.
2. 5 dasar prinsip tata kelola perusahaan

Transparansi
Perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses dan dipahami
oleh stakeholder, termasuk hal-hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang
saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman pokok transparansi meliputi:

- Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,


akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses stakeholder.
- Informasi yang harus diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang
saham pengendali, kepemilikan saham, sistem manajemen risiko, sistem
pengawasan dan pengendalian internal, sistem pelaksanaan GCG, serta kejadian
penting yang memengaruhi kondisi perusahaan.
- Prinsip keterbukaan yang dianut perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk
memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai peraturan perundang-
undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
- Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan
kepada stakeholder.

Akuntabilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja secara transparan dan wajar.
Pengelolaan perusahaan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain. Pedoman pokoknya
adalah:

- Penetapan rincian tugas dan tanggung jawab setiap organ perusahaan dan seluruh
karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, dan
strategi perusahaan.
- Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai
kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam
pelaksanaan GCG.
- Kepastian adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
- Kepemilikan ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan
sasaran perusahaan, serta memiliki sistem reward and punishment.
- Setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku yang telah disepakati.
 Tanggung jawab
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjalankan tanggung
jawab masyarakat dan lingkungan untuk mendukung kesinambungan usaha jangka panjang
sekaligus mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Pedoman pokok prinsip ini
adalah:

- Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan


kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan
peraturan perusahaan.
- Perusahaan harus menjalankan tanggung jawab sosial, antara lain peduli terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.

Independensi
Untuk menjalankan GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak pula diintervensi oleh pihak lain.
Pedoman pokok prinsip independensi adalah:

- Masing-masing organ perusahaan harus menghindari dominasi, tidak terpengaruh


kepentingan tertentu, bebas dari conflict of interest dan segala pengaruh atau
tekanan, untuk menjamin pengambilan keputusan yang objektif.
- Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai
dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, dan tidak saling
melempar tanggung jawab.

Kewajaran dan kesetaraan


Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan stakeholder lain berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Pedoman pokok
prinsip ini adalah:

- Pemberian kesempatan kepada stakeholder untuk memberikan masukan dan


menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses
terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan
masing-masing.
- Perlakuan yang setara dan wajar kepada stakeholder sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
- Pemberian kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir, dan
melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan SARA, gender, dan
kondisi fisik.
3. Teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah Agency Theory,
Stewardship Theory dan Stakeholder Theory.
- Agenchy Theory
Perkembangan tata kelola perusahaan yang berangkat dari teori kegenan (Agency
Theory) dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori tersebut
mendasarkan pada konflik yang timbul antara principal dan agen. Principal merupakan
pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan
perusahaan.
- Stewardship Theory
Tidak seperti teori keagenan, teori stewardship mengasumsikan bahwa manajer
adalah pengelola dengan perilaku yang selaras dengan tujuan principal mereka.
Teori ini mendasarkan pada adanya toleransi yang baik dalam diri seorang manajer.
Manajer dipandang setia kepada perusahaan dan tertarik dalam pencapaian kinerja
yang tinggi. Motif dominan, yang mengarahkan para manajer untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka, adalah keinginan mereka untuk melakukan tugas dengan sangat
baik. Secara khusus, manajer dipahami sebagai pihak yang termotivasi oleh
kebutuhan untuk mencapai kepuasan intrinsik melalui keberhasilan dalam
melakukan pekerjaan yang menantang, untuk melaksanakan tanggung jawab dan
wewenang dan dengan demikian untuk mendapatkan pengakuan dari pimpinan dan
pihak lainnya terhadap keberhasilannya.
-  Stakeholders Theory
Stake holder Theory atau Teori Pemangku Kepentingan memposisikan Pemeganag
Saham/Pemilik Modal hanya merupakan salah satu dari sejumlah kelompok
stakeholder yang penting. Sama seperti pelanggan, pemasok, karyawan dan
masyarakat lokat. Pemegang saham memiliki saham di dan dipengaruhi oleh
keberhasilan atau kegagalan perusahaan.
Gibson 2000:247 menguraikan dalam jurnalnya bahwa dengan cara yang sama
bahwa bisnis juga memiliki tugas yang berbeda untuk berbagai kelompok pemangku
kepentimgan.
Dalam kasus dimana ada konflik kepentingan antara Pemilik Modal/Pemegang
saham dengan stakeholder lainnya, maka kepentingan para Pemilik
Modal/Pemegang Saham, harus dimoderasi atau dikorbankan untuk memenuhi
kewajiban dasar bagi pemangku kepentingan lainnya.
4. Dalam praktik fidusia, pemilik barang hanya menyerahkan kepemilikan pada pihak lain,
tetapi penguasaannya tetap ia miliki. Oleh karena itu terdapat juga istilah Jaminan
Fidusia di mana penyerahan kepemilikan ini juga disertai dengan pemberian jaminan
kepada pihak lain.Jaminan Fidusia merupakan hak jaminan atas benda bergerak baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Hak Eksekusi Fidusia

Apabila berada dalam suatu kondisi di mana pembayaran terhadap peminjaman


mengalami kemacetan, maka pemberi pinjaman umumnya akan menggunakan haknya
untuk mengambil kepemilikan barang. Namun, perlu diketahui bahwa eksekusi
pengambilan kepemilikan tidak dapat dilakukan dengan sembarangan dan harus sesuai
dengan aturan yang berlaku. Pihak yang meminjamkan harus melakukan beberapa
tahapan atau prosedur terlebih dahulu sebelum dapat melakukan eksekusi, yakni
dimulai dengan memberikan peringatan, apabila peringatan tersebut tidak direspon,
maka surat peringatan berikutnya dapat dikirimkan. 

Jika surat peringatan kedua masih dihiraukan atau tidak dibalas, barulah pihak pemberi
pinjaman dapat mengirimkan surat kuasa eksekusi. Saat melakukan eksekusi, pihak yang
meminjamkan juga harus membawa bukti surat peringatan, surat kuasa eksekusi, serta
sertifikat fidusia agar mencegah terjadinya kesalahpahaman. 

Tugas Pemegang Fidusia

Pihak yang memegang fidusia harus memiliki tanggung jawab dan tugas yang bersifat
etis serta legal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

- Pihak yang dengan sengaja menerima kewajiban fidusia atas nama pihak lainnya,
maka wajib bertanggung jawab untuk bertindak dan mengelola aset sesuai dengan
kepentingan pemilik.
- Memastikan tidak ada masalah atau konflik kepentingan yang muncul di antara
pemegang fidusia dan pemilik aset.
- Sesuai dengan aturan hukumnya, pemegang fidusia wajib memberitahu kondisi asli
dari aset yang dijual kepada calon pembeli, serta tidak akan mendapatkan
keuntungan dari penjualan aset tersebut.
- Akta fidusia tetap berguna meskipun pemilik aset meninggal dunia, terutama apabila
asetnya merupakan bagian dari perkebunan atau hal lainnya yang membutuhkan
pengelolaan serta pengawasan.
5. Ternyata ada lima alasan yang berbeda yang menyebabkan mereka gagal, berikut
rinciannya:

- Riset Pasar, Pemasaran, dan Penjualan

Sejumlah CEO mengatakan bahwa mereka tidak melakukan riset pasar yang cukup,
mereka tidak cukup mengetahui tentang ukuran pasar, atau memahami pasar yang ingin
mereka jual. Mereka tidak melakukan validasi pasar yang cukup terhadap produk atau
layanan mereka, dan tidak mendapatkan pasaran produk yang tepat sebelum mereka
menghabiskan banyak uang untuk pemasaran.

- Manajemen Keuangan yang Tidak Memadai

Alasan terkait finansial untuk kegagalan difokuskan pada kurangnya pengetahuan


keuangan CEO dan kurangnya modal untuk pertumbuhan. Banyak CEO mengakui
bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan keuangan yang diperlukan untuk
menjalankan perusahaan, memiliki kontrol keuangan yang tidak memadai dalam
bisnis dan beberapa mencatat bahwa dana telah digelapkan.

- Dibutakan oleh Eksternalitas

Eksternalitas adalah peristiwa atau keputusan di mana CEO tidak memiliki kendali
yang dapat berdampak serius terhadap perusahaan. Kekeringan, siklon, kebakaran,
banjir, jatuhnya pasar, perubahan peraturan pajak, kegagalan pembayaran yang
tidak terduga, perubahan kebijakan pembelian pelanggan korporat, fluktuasi nilai
tukar.

- Kepemimpinan dan Keterampilan Manajemen yang Buruk

Kepemimpinan adalah tentang memastikan perusahaan berfokus pada hal-hal yang


benar, seperti sasaran, pasar, pelanggan, produk, dan rencana. Manajemen
memastikan hal-hal itu dilakukan dengan benar.
Banyak CEO mengakui kurangnya kepemimpinan mereka, kurangnya fokus dan visi,
dan keterampilan komunikasi yang buruk. Mereka mencoba menjalankan bisnis
sendiri, tidak mengerti apa yang sedang terjadi, atau bagaimana mempersiapkan
langkah berikutnya. Mereka juga tidak memiliki pengetahuan profesional tentang
bagaimana memimpin dan mengelola perusahaan pertumbuhan.

- Kurangnya Perencanaan dan Eksekusi

Banyak CEO yang tidak mengerti bahwa pengaturan arah perusahaan adalah
pekerjaan No.1 mereka, tetapi mengakui bahwa perencanaan yang tidak memadai
dan pelaksanaan yang buruk telah menyebabkan kegagalan. Hanya sedikit yang
mengembangkan misi yang diartikulasikan dengan baik, satu set nilai yang
ditetapkan atau visi tiga tahun. Bahkan lebih sedikit meluangkan waktu untuk
mengembangkan rencana tertulis, berpikir ke depan, mempersiapkan peluang
pertumbuhan, atau menghitung risiko yang terkait dengan ekspansi bisnis.

Etika bisnis sangat penting bagi perusahaan, terutama perusahaan besar yang


dimana memiliki banyak sekali karyawan yang tidak saling mengenal. Setiap
karyawan pada perusahaan akan terikat dengan peraturan standar etis yang sama,
maka jika ada suatu kasus yang timbul maka akan mengambil keputusan yang
sama/Penerapan etika bisnis di dalam perusahaan akan
menciptakan dan membentuk budaya perusahaan yang khas dan membuat
keunggulan dalam perusahaan itu. Dengan terbentuknya budaya yang khas ini akan
menciptakan kontribusi pada nilai dan norma yang berlaku pada perusahaan
2022-04-05 | Page 1 of 1

Universitas Yudharta Pasuruan


Jl. Yudharta No.07 (Pesantren Ngalah) sengonagung Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur 67162
Tel/Fax : (0343) 61186, Site : https://www.yudharta.ac.id, Email : informasi@yudharta.ac.id

Kartu - UTS - 20212

Nama lengkap : MUHAMMAD SANDI PRAYOGA Prodi : Administrasi Bisnis


NIM : 201969100067 Semester :6

Kode Matakuliah SKS Dosen paraf

MWP1019 Permodelan Bisnis 3 ANTIN RAKHMAWATI, S.Sos., M.AB

MWP1035 Analisis Laporan Keuangan 3 NUR ROKHMAD NUZIL, S.Sos., M.AB

MWP1047 Pengantar Corporate Governance 3 NURAENI, S.Sos., M.AB

MWP1023 Manajemen Strategi 3 MIFTAHUL HUDA, S.Sos., M.AB

MWP1069 Kepemimpinan 3 Drs. EKO AGUS ALFIANTO, M.AB

verifikasi panitia ujian

Anda mungkin juga menyukai