Anda di halaman 1dari 15

1 2 3 9 10 17 18 20 21 27

1. Pernyataan yang benar mengenai Asesmen Nasional yaitu….

Digunakan sebagai dasar perbaikan kualitas pembelajaran

Digunakan sebagai penilaian untuk penentuan nilai individu

Diberikan di akhir jenjang sebagai penentuan kelulusan siswa

Diberikan untuk menilai prestasi pendidikan setiap daerah

2. Dalam Asesmen Nasional pemetaan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah
dilakukan melalui….

Survei karakter

Survei lingkungan belajar

Asesmen Kompetensi Minimum

Survei kualitas sekolah

3. Salah satu instrumen Asesmen Nasional adalah survei karakter. Dalam pelaksanaannya survei karakter
memiliki tujuan utama yaitu….

Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim di sekolah yang menunjang pembelajaran siswa

Mengukur hasil belajar non kognitif menyangkut sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai pancasila

Mengukur hasil belajar secara kognitif melalui kompetensi dasar literasi membaca dan numerasi

Mengukur kemampuan akademik siswa dilihat dari nilai akhir siswa sebagai penentu kualitas sekolah

4. Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional adalah….

Ujian Nasional dilakukan pada siswa kelas V, VII, dan XI sedangkan Asesmen Nasional untuk tingkat akhir

Ujian Nasional dilakukan selama 1 minggu sedangkan Asesmen Nasional dilakukan selama 4 hari

Ujian Nasional dilakukan pada semua siswa sedangkan Asesmen Nasional pada siswa sampel

Ujian Nasional dilakukan secara daring, luring, dan blended sedangkan Asesmen Nasional dilakukan
secara daring

5. Pernyataan yang tepat mengenai ragam butir soal yang digunakan dalam Asesmen Kompetensi
Minimum yaitu….

Jumlah butir soal yang diujikan pada semua setiap jenjang sama yaitu sejumlah 30 soal

Semua siswa pada setiap jenjang pendidikan akan mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan sama

Soal asesmen terdiri atas pilihan ganda, menjodohkan, isian singkat, dan uraian

Kompetensi mendasar yang dipelajari setiap siswa berbeda sesuai dengan peminatannya

6. Dalam pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), konten dalam literasi membaca
mencakup….

Teks informasi dan teks fiksi

Teks prosedur dan teks prosedur kompleks

Teks observasi dan teks deskripsi

Teks wacana dan teks argumentasi

7. Kompetensi minimum yang dimaksudkan dalam AKM adalah….

Kompetensi dasar siswa untuk mempelajari materi apapun

Kompetensi dasar yang harus dimiliki sekolah

Kompetensi matematika dan Bahasa Indonesia siswa


Kompetensi minimal setara yang harus dimiliki siswa

8. Asesmen Kompetensi Minimum dan Ujian Nasional memiliki beberapa perbedaan termasuk dalam
konteks soal. Dari pernyataan berikut manakah yang menunjukkan ciri-ciri soal Asesmen Kompetensi
Minimum?

Konteks masalah yang diberikan bersifat rutin dan sederhana

Soal bersifat relevan dengan dunia nyata dan aplikatif

Soal mengacu pada penyelesaian sesuai konsep yang dipelajari

Dalam soal teks yang disajikan pendek namun kurang mendalam

9. Manakah dalam pernyataan berikut yang merupakan kelebihan dari Asesmen Kompetensi Minimum
dibandingkan dengan soal Ujian Nasional?

Mutu pendidikan diukur dari penilaian konten yang esensial pada mata pelajaran tertentu

Penentuan dan pemetaan kemampuan siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya

Kemampuan kognitif menjadi hal utama sehingga lebih menekankan pada penguasaan materi

Menekankan pada penguasaan kompetensi, dan penerapannya dalam berbagai konteks kehidupan

10. Dari yang sudah dipelajari mengenai Asesmen Kompetensi Minimum maka dapat disimpulkan
bahwa….

Asesmen Kompetensi Minimum akan mempengaruhi penyelenggaraan kegiatan kelulusan siswa

Dengan Asesmen Kompetensi Minimum sekolah tidak lagi melaksanakan Ujian Sekolah (US)

Hasil Asesmen Kompetensi Minimum untuk mengevaluasi di berbagai aspek pembelajaran

Asesmen Kompetensi Minimum dilakukan juga untuk mengukur penguasaan siswa terhadap konten

11. Guru Rani memberikan pembelajaran mengenai pola pada barisan bilangan dan konfigurasi objek hal
ini merupakan konten pembelajaran….

Bilangan

Pengukuran dan geometri

Aljabar

Data dan ketidakpastian

12. Asesmen numerasi untuk tingkat SMP, terdapat berapa level pembelajaran….

1 level pembelajaran

2 level pembelajaran

3 level pembelajaran

4 level pembelajaran

13. Guru Sandi memberikan sebuah bacaan sastra, kemudian Guru Sandi meminta siswanya untuk
menganalisis perubahan pada kejadian, karakter, setting, alur cerita serta konflik yang terjadi. Hal yang
dilakukan oleh Guru Sandi merupakan bagian dari tingkat kognitif dalam asesmen literasi yaitu….

Menemukan informasi
Memahami informasi
Mengevaluasi dan merefleksi
Menyusun inferensi

14. Guru Ratna memberikan sebuah teks informasi kepada siswanya kemudian Guru Sandi meminta
siswanya menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi, hal yang dilakukan
Guru Ratna termasuk dalam kegiatan kognitif literasi yaitu….

Menemukan informasi
Memahami informasi
Mengevaluasi dan merefleksi
Menilai kualitas dan kredibilitas informasi
15. Guru Reza meminta siswanya untuk menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung
visual yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan pesan. Dalam asesmen literasi hal yang
dilakukan oleh guru Reza merupakan tingkat kognitif literasi yaitu….

Menemukan informasi
Memahami informasi
Menyusun inferensi
Mengevaluasi dan merefleksi

16. Asesmen literasi untuk tingkat SMP akan diujikan….


1 level pembelajaran
2 level pembelajaran
3 level pembelajaran
4 level pembelajaran

17. Manakah diantara kegiatan numerasi berikut yang termasuk dalam konten aljabar?
Memahami pola pada barisan bilangan dan konfigurasi objek
Menghitung volume bangun ruang dan luas permukaan
Memahami bilangan cacah maksimal 6 angka
Menentukan dan menggunakan mean, median, modus

18. Manakah di antara materi berikut ini yang menunjukkan hubungan antara numerasi dengan mata
pelajaran IPA SMP/MTS?
Menghitung persentase pajak
Menghitung luas segitiga dan lingkaran
Mengurutkan bilangan cacah
Membandingkan berat berbagai benda

19. Perbedaan asesmen literasi SMP antara level 1 dan 2 yaitu….


Memiliki proses kognitif yang sama namun tingkat kesulitan berbeda sesuai dengan jenjangnya
Memiliki konten yang sama namun proses kognitif yang berbeda sesuai dengan jenjangnya
Memiliki konten dan proses kognitif yang sama, hanya konteks yang berbeda
Memiliki proses kognitif, konten literasi, dengan kesulitan yang sama untuk setiap jenjangnya

20. Bagaimana keterkaitan antara Asesmen Kompetensi Minimum dengan kecakapan abad 21 yang
harus dimiliki oleh siswa pada jenjang SMP/MTS?
Mengharuskan siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang pembelajaran
Mendorong siswa berpikir kritis untuk penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari
Mendorong siswa untuk memperoleh prestasi yang baik untuk melanjutkan pada jenjang berikutnya
Memastikan semua siswa memiliki pengetahuan sesuai standar yang harus dimiliki oleh siswa SMP

21. Salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi adalah….


Berpusat pada materi pembelajaran
Belajar untuk cakupan materi
Belajar untuk pemahaman konsep dan keterampilan
Berorientasi pada nilai akhir

22. Berikut adalah beberapa pernyataan mengenai pembelajaran berbasis konten dan pembelajaran
berbasis kompetensi:

1. Menunjukkan kinerja dengan menerapkan konsep


2. Pembelajaran terkait dengan konteks kehidupan nyata siswa
3. Belajar untuk cakupan materi yang harus dikuasai
4. Berorientasi pada konteks dan penguasaan kompetensi
5. Berorientasi pada nilai akhir
6. Menjawab serangkaian pertanyaan topik berdasarkan teks
7. Manakah pernyataan yang menunjukkan pembelajaran berbasis konten?

1), 3), 5)
2), 4), 5)
3), 5), 6)
1), 4), 6)
23. Dari hasil AKM ditemukan bahwa siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam
konteks yang lebih beragam maka siswa tersebut dapat dikategorikan dalam kelompok….
Perlu intervensi khusus
Dasar
Cakap
Mahir

24. Guru Cleo memberikan soal teks dan ditemukan siswa mampu mengintegrasikan beberapa informasi
teks pada bacaan yang berbeda maka siswa tersebut dapat dikategorikan dalam kelompok….
Perlu intervensi khusus
Dasar
Cakap
Mahir

25. Bagaimana keterkaitan antara Asesmen Kompetensi Minimum dengan standar kurikulum secara
keseluruhan?
Asesmen Kompetensi Minimum terikat secara erat dengan konten kurikulum
Asesmen Kompetensi Minimum mengukur penguasaan siswa atas konten kurikulum secara keseluruhan
Asesmen Kompetensi Minimum memperhatikan apa yang seharusnya diajarkan oleh guru pada tiap
kelas
Asesmen Kompetensi Minimum terlepas dari keseluruhan kurikulum sekolah

26. Soal dalam asesmen literasi menggunakan proses kognitif yang lebih baik dibandingkan Ujian
Nasional karena terdapat proses baru yaitu….
Mencari, mengakses, serta menemukan informasi dari bacaan
Memahami informasi tersirat maupun tersurat dari bacaan
Memadukan interpretasi (pemahaman) pada bagian teks untuk menghasilkan kesimpulan
Mengevaluasi dan merefleksikan isi teks dengan hal lain diluar teks maupun pengalamannya

27. Bagaimana hasil Asesmen Kompetensi Minimum (literasi dan numerasi) dapat digunakan untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas terhadap pembelajaran lain?
Menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi siswa
Melakukan penilaian mandiri untuk mata pelajaran lain
Menyusun pembelajaran sesuai konten materi pada asesmen
Menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat kompetensi terendah siswa

28. Dalam asesmen numerasi siswa dituntut untuk bernalar menggunakan konsep matematika dan
memberikan solusi yang lebih aplikatif sehingga soal yang diberikan akan mendorong siswa untuk….
Menyelesaikan soal sesuai konsep matematika
Mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
Memahami data dalam bentuk tabel maupun grafik
Memahami fakta, prosedur, serta alat matematika

29. Apa tindak lanjut yang dapat diambil oleh sekolah terkait hasil AKM?
Memetakan pencapaian siswa dalam AKM yang dapat digunakan untuk seleksi masuk ke jenjang sekolah
yang lebih tinggi
Menyusun dan melaksanakan program pengayaan untuk mendorong prestasi belajar siswa lebih baik
lagi
Mendorong siswa untuk mendapatkan skor tinggi dan mengesampingkan pelajaran yang tidak relevan
dengan AKM
Merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru dapat membangun kompetensi serta
karakter siswa

30. Bagaimana keterkaitan antara pelaksanaan AKM dan tantangan pembelajaran berbasis kompetensi
yang dihadapi guru?
Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai
tingkat kompetensi siswa pada kompetensi dasar literasi membaca dan numerasi
Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum berupa nilai yang sejalan dengan karakteristik utama
dari pembelajaran berbasis kompetensi yang berfokus capaian hasil akhir berupa nilai
Pelaporan Asesmen Kompetensi Minimum akan membantu guru mempersiapkan materi pembelajaran
untuk digunakan oleh siswa sesuai dengan pembelajaran berbasis kompetensi
Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum akan memberikan standar penguasaan yang harus
dimiliki oleh siswa sehingga semua siswa akan mencapai level mahir bersamaan
PENGANTAR
Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan
program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan
hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-
mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut
diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan
Survei Lingkungan Belajar.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi membaca dan
numerasi siswa.
Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter
siswa
Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di
kelas maupun di tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep
dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan
Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang utuh
dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda
sependapat?

Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP Konsep Asesmen Nasional
Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
IN PROGRESS
Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk
memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan
informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan
hasil belajar siswa.

Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari waktu ke
waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan:
antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah,
ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah,
yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif
untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas
Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan sekedar
nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional
dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen Nasional tidak akan
digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah. Berikut infografis yang menjelaskan
manfaat asesmen nasional.

Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang Asesmen Nasional memberi kesempatan
sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk memperbaiki kualitas pengajarannya guna menciptakan
siswa yang lebih kompeten. Hal ini terlihat dari penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus
pada daya nalar dalam bentuk literasi membaca dan numerasi. Hal ini juga mendorong guru dan sekolah
mengubah praktik-praktik pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.

Bagaimana contohnya? Misalnya, guru ingin mengembangkan keterampilan literasi pada siswa. Dalam
hal ini, guru perlu memotivasi siswa untuk membaca tidak hanya dari buku teks, tetapi bisa dari
berbagai sumber. Guru juga perlu mengajak siswa berdiskusi dan mengevaluasi informasi yang dibaca,
tidak sekedar meringkas dan mengulang kembali. Bagaimana dengan keterampilan numerasi? Pada
keterampilan numerasi, guru perlu memastikan siswa memiliki intuisi angka (number sense) dan
pemahaman aritmatika dasar sejak dini. Guru juga perlu memandu siswa memecahkan masalah terkait
numerasi yang terjadi dalam konteks kehidupannya. Hal ini disebabkan masalah yang menuntut diskusi
dan penalaran tidak dapat dipecahkan hanya dengan menghafal rumus semata.
Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP Konsep Asesmen Nasional
Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
IN PROGRESS
Beberapa pertanyaan yang seringkali muncul terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan
Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional. Timbul
pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan sekolah menghadapi Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting mengenai
Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu. Berikut terdapat informasi mengenai
perbandingan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional.

Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan
pada topik dan aktivitas sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem
pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar
siswa secara individu.
AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan
pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara UN
berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas saja.
Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional,
melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong
guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil
laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat
kelulusan.
Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan dengan
mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian
Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib
mengikutinya.
Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda dan uraian
singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca
dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur
kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di
masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada
mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan
kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan
untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.
Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN menggunakan
metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang
mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya. .
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan atas
pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak mengenai
kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata? Menurut Anda, apakah
Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya, cakupan
Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional lebih
memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara
kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.
Evaluasi Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP Konsep Asesmen Nasional
Evaluasi Ujian Nasional
IN PROGRESS
Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen
Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang
dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih
berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian.
Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan.
Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan
pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional.

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan proses
pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan pendidikan
yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta kompetensi lain yang relevan
dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi
keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan,
serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap
dilakukan melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa yang
sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang
inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional. Hal ini
disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang
mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang mengukur proses
pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan
siswa.

Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk terus
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang
perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan dan
manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di
kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-
soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.

Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional

Daftar Tanya Jawab Kebijakan Ujian Nasional (UN)

Apa kebijakan baru tentang UN?

Jawab:
Mulai tahun 2021 UN akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Kedua
asesmen baru ini dirancang khusus untuk fungsi pemetaan dan perbaikan mutu pendidikan secara
nasional.

Mengapa 2020 akan menjadi tahun terakhir bagi UN?

Jawab:
Pertama, UN lebih banyak berisi butir-butir yang mengukur kompetensi berpikir tingkat rendah. Hal ini
tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
serta kompetensi lain yang lebih relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013.

Kedua, UN kurang mendorong guru menggunakan metode pengajaran yang efektif untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Asesmen kompetensi pengganti UN akan
dirancang memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada
pengembangan penalaran, bukan hafalan.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk memperbaiki mutu pendidikan secara nasional. Karena
dilangsungkan di akhir jenjang, hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
siswa dan memberi bantuan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Apa akan mengganti UN?

Jawab:
Asesmen kompetensi pengganti UN mengukur kompetensi bernalar yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah di berbagai konteks, baik personal maupun profesional (pekerjaan). Saat ini
kompetensi apa saja yang akan diukur masih dikaji, namun contohnya adalah kompetensi bernalar
tentang teks (literasi) dan angka (numerasi).

Selain itu, Kemdikbud juga akan melakukan survei untuk mengukur aspek-aspek lain yang
mencerminkan penerapan Pancasila di sekolah. Hal ini mencakup aspek-aspek karakter siswa (seperti
karakter pembelajar dan karakter gotong royong) dan iklim sekolah (misalnya iklim kebinekaan, perilaku
bullying, dan kualitas pembelajaran).
Karena fungsi utamanya adalah sebagai alat pemetaan mutu, asesmen kompetensi dan survei
pembinaan Pancasila ini belum tentu dilaksanakan setiap tahun, dan belum tentu harus diikuti oleh
semua siswa.

Tanpa UN, bukankah siswa kurang termotivasi untuk belajar?

Jawab:
Menggunakan ancaman ujian untuk mendorong belajar akan berdampak negatif pada karakter siswa.
Jika dilakukan terus menerus, siswa justru akan menjadi malas belajar jika tidak ada ujian. Dengan kata
lain, siswa menjadi terbiasa belajar sekedar untuk mendapat nilai baik dan menghidari nilai jelek. Hal ini
membuat siswa lupa akan kenikmatan intrinsik yang bisa diperoleh dari proses belajar itu sendiri.
Padahal, motivasi belajar intrinsik inilah yang justru sangat perlu dikembangkan agar siswa agar menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

Tanpa UN, apakah siswa tidak menjadi orang yang kurang gigih?

Jawab:
UN adalah alat untuk melakukan monitoring dan evaluasi mutu sistem pendidikan. Fungsi UN bukan
untuk melatih keuletan atau kegigihan. Sifat-sifat ini tidak dapat dibentuk secara instan di akhir jenjang
pendidikan melalui ancaman ketidaklulusan atau nilai buruk. Sifat seperti kegigihan hanya dapat
ditumbuhkan melalui proses belajar yang memberi berbagai tantangan bermakna secara berkelanjutan.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa membuat sifat seperti kegigihan menjadi bagian dari karakter
siswa.

Mengapa hanya difokuskan pada literasi dan numerasi?

Jawab:
Literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan berpikir
tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagai konteks, baik personal, sosial,
maupun profesional. Dengan mengukur kompetensi yang bersifat mendasar (bukan konten kurikulum
atau pelajaran), pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa guru diharapkan berinovasi
mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai pelajaran melalui pengajaran yang berpusat pada
siswa.

Apakah berarti pelajaran selain bahasa dan matematika tidak penting?

Jawab:
Fokus asesmen adalah kompetensi berpikir, sehingga hasil pengukuran tidak sekedar mencerminkan
prestasi akademik pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika saja. Literasi dan numerasi justru bisa
dan seharusnya memang dikembangkan melalui berbagai mata pelajaran, termasuk IPA, IPS,
kewarganegaraan, agama, seni, dst. Pesan ini penting dipahami oleh guru, sekolah, dan siswa untuk
meminimalkan risiko penyempitan kurikulum pada pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
Jika apa yang diukur tidak terikat pada konten kurikulum, bagaimana kaitan antara asesmen ini dengan
standar pendidikan?

Jawab:
Betul bahwa asesmen ini tidak terikat secara erat dengan konten kurikulum. Namun tidak berarti bahwa
asesmen ini sama sekali terlepas dari kurikulum. Dari sisi konten, asesmen literasi dan numerasi tentu
memperhatikan apa yang (seharusnya) diajarkan oelh guru pada tiap kelas dan jenjang pendidikan.
Hanya saja, asesmen ini tidak dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa atas konten kurikulum
secara keseluruhan.

Pada prinsipnya, penguasaan kurikulum secara utuh hanya bisa dinilai oleh guru menggunakan sumber
informasi yang beragam dari interaksi sehari-hari dengan siswa. Terlebih lagi, kurikulum tiap sekolah
bisa berbeda karena masing-masing memiliki kewenangan untuk mengembangkan kurikulum yang
sesuai dengan visi dan karakteristik siswanya.

Siapa yang akan menjadi peserta asesmen pengganti UN?

Jawab:
Asesmen kompetensi baru akan dilakukan pada siswa yang duduk di pertengahan jenjang sekolah,
seperti kelas 4 untuk SD, kelas 8 untuk SMP, dan kelas 11 untuk SMA. Dengan dilakukan pada tengah
jenjang, hasil asesmen bisa dimanfaatkan sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.
Dengan dilakukan sejak jenjang SD, hasilnya dapat menjadi deteksi dini bagi permasalahaan mutu
pendidikan nasional.

Apakah perubahan ini berdampak pada siswa SD?

Jawab:
Perlu diketahui bahwa saat ini pun tidak ada UN pada jenjang SD. Dengan demikian, penghentian UN
tidak berdampak pada siswa SD. Seperti yang dipaparkan pada poin sebelumnya, sebagian siswa SD akan
mengikuti asesmen kompetensi baru. Namun asesmen baru ini dirancang agar tidak memiliki
konsekuensi bagi siswa. Karena itu, asesmen baru tidak menjadi beban tambahan bagi siswa SD.

Tanpa UN, bagaimana mengukur ketercapaian standar nasional pendidikan?

Jawab:
Perlu dipahami bahwa UN itu sendiri bukan merupakan standar. UN merupakan instrumen asesmen
yang membantu menilai pencapaian sebagian standar nasional pendidikan. Karena itu, menghapus UN
bukan berarti menghilangkan standar pendidikan.

Sebagaimana disebutkan di atas, UN akan diganti dengan asesmen lain yang memang dirancang sebagai
alat pemetaan mutu pendidikan nasional. Hasil asesmen pengganti UN tersebut akan menjadi indikator
bagi ketercapaian standar nasional pendidikan di tiap daerah.

Jika tidak terikat pada konten kurikulum, apakah asesmen ini akan menjadi tambahan beban bagi
siswa/guru di luar kurikulum yang ada?

Jawab:
Asesmen yang dilakukan oleh otoritas (dalam hal ini Kemendikbud) berpotensi dipandang sebagai beban
tambahan karena guru dan sekolah ingin memperoleh hasil yang baik. Meski demikian, sebenarnya
asesmen literasi dan numerasi ini bukan beban tambahan. Yang diukur oleh asesmen ini bukanlah
penguasaan konten tambahan yang perlu diajarkan di luar kurikulum yang ada. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, kompetensi literasi dan numerasi bisa dan perlu dikembangkan melalui semua mata
pelajaran.

Jika digunakan untuk menilai efektivitas sekolah, apakah asesmen baru tidak berdampak negatif pada
siswa?

Jawab:
Harus diakui bahwa asesmen baru dapat dianggap bersifat high stakes bagi guru dan sekolah. Jika itu
terjadi, asesmen baru berpotensi memiliki dampak negatif seperti mendorong adanya tekanan dari guru
pada siswa untuk mendapat skor tinggi, serta anggapan bahwa pelajaran yang dianggap tidak relevan
untuk asesmen ini kurang penting.

Dampak seperti ini akan dimitigasi melalui berbagai cara. Yang pertama adalah rancangan kebijakan
yang menekankan pada pemberian dukungan dan sumberdaya sesuai kebutuhan sekolah, bukan
hukuman dan hadiah. Kedua, akan tersedia asesmen yang sama dalam versi yang dapat digunakan oleh
guru sebagai bagian dari pengajaran sehari-hari. Versi “asesmen mandiri” ini juga akan dilengkapi
dengan petunjuk pedagogis dan sumberdaya belajar yang relevan untuk mengembangkan kompetensi
siswa sesuai levelnya.

Apa dampak asesmen baru bagi siswa?

Jawab:
Asesmen kompetensi pengganti UN akan dirancang agar tidak memiliki konsekuensi bagi siswa.
Misalnya, pelaksanaan pada pertengahan jenjang (bukan akhir jenjang) membuat hasil asesmen
kompetensi tidak relevan untuk menilai pencapaian siswa. Hasilnya juga tidak relevan untuk seleksi
memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dengan demikian, asesmen ini tidak akan menjadi beban
tambahan bagi siswa, di luar beban belajar normal yang sudah dijalani.

Apa dampak asesmen pada guru dan sekolah?

Jawab:
Analisis dan laporan hasil asesmen kompetensi akan dibuat agar bisa dimanfaatkan guru dan sekolah
untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan karena asesmen baru akan
didasarkan pada model learning progression (lintasan belajar) yang akan menunjukkan posisi siswa
dalam tahapan perkembangan suatu kompetensi.

Laporan hasil asesmen juga akan dirancang agar tidak menjadi ancaman bagi guru dan sekolah.
Pemerintah menyadari bahwa baik buruknya pencapaian siswa dipengaruhi oleh faktor pengajaran
(proses di sekolah) maupun faktor-faktor di luar sekolah, seperti lingkungan rumah dan gaya
pengasuhan orangtua.

Karena itu keberhasilan guru atau sekolah tidak akan dinilai berdasarkan level kompetensi siswa di satu
waktu. Keberhasilan guru/sekolah akan lebih didasarkan pada perubahan dan kemajuan yang dicapai
dibanding waktu asesmen sebelumnya.

Hasil asesmen justru akan digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah. Kemdikbud akan
mengalokasikan dukungan – misalnya dalam bentuk alokasi SDM dan/atau dana – sesuai dengan
kebutuhan tiap sekolah.

Apa dasar hukum penggantian UN dengan asesmen baru?

Jawab:
UU Sisdiknas secara eksplisit memberi mandat kepada pemerintah – melalui lembaga mandiri – untuk
melakukan evaluasi mutu sistem pendidikan nasional. Asesmen pengganti UN akan menjadi instrumen
untuk melayani fungsi tersebut.

Selain itu, pengadilan Negeri Jakarta pada 2007, dan kemudian Mahkamah Agung (MA) pada 2009,
menilai bahwa UN tidak adil bagi siswa yang berada di sekolah dan/atau daerah yang kekurangan
sumberdaya. MA memerintahkan pemerintah untuk “meninjau kembali sistem pendidikan nasional”.

Dengan merancang asesmen baru yang berfungsi untuk pemetaan mutu serta umpan balik bagi sekolah,
tanpa ada konsekuensi pada siswa, pemerintah secara otomatis telah mematuhi putusan hukum MA
mengenai UN.
[01] Pernyataan yang benar mengenai Asesmen Nasional yaitu….
👍Digunakan sebagai dasar perbaikan kualitas pembelajaran
Digunakan sebagai penilaian untuk penentuan nilai individu
Diberikan di akhir jenjang sebagai penentuan kelulusan siswa
Diberikan untuk menilai prestasi pendidikan setiap daerah

[02] Dalam Asesmen Nasional pemetaan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah
dilakukan melalui….
Survei karakter
👍Survei lingkungan belajar
Asesmen Kompetensi Minimum
Survei kualitas sekolah

[03] Salah satu instrumen Asesmen Nasional adalah survei karakter. Dalam pelaksanaannya survei
karakter memiliki tujuan utama yaitu….
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim di sekolah yang menunjang pembelajaran siswa
👍Mengukur hasil belajar non kognitif menyangkut sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai pancasila
Mengukur hasil belajar secara kognitif melalui kompetensi dasar literasi membaca dan numerasi
Mengukur kemampuan akademik siswa dilihat dari nilai akhir siswa sebagai penentu kualitas sekolah

[04] Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional adalah….


Ujian Nasional dilakukan pada siswa kelas V, VII, dan XI sedangkan Asesmen Nasional untuk tingkat akhir
Ujian Nasional dilakukan selama 1 minggu sedangkan Asesmen Nasional dilakukan selama 4 hari
👍Ujian Nasional dilakukan pada semua siswa sedangkan Asesmen Nasional pada siswa sampel
Ujian Nasional dilakukan secara daring, luring, dan blended sedangkan Asesmen Nasional dilakukan
secara daring

[05] Pernyataan yang tepat mengenai ragam butir soal yang digunakan dalam Asesmen Kompetensi
Minimum yaitu….
Jumlah butir soal yang diujikan pada semua setiap jenjang sama yaitu sejumlah 30 soal
Semua siswa pada setiap jenjang pendidikan akan mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan sama
👍Soal asesmen terdiri atas pilihan ganda, menjodohkan, isian singkat, dan uraian
Kompetensi mendasar yang dipelajari setiap siswa berbeda sesuai dengan peminatannya

[06] Dalam pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), konten dalam literasi membaca
mencakup….
👍Teks informasi dan teks fiksi
Teks prosedur dan teks prosedur kompleks
Teks observasi dan teks deskripsi
Teks wacana dan teks argumentasi

[07] Kompetensi minimum yang dimaksudkan dalam AKM adalah….


👍Kompetensi dasar siswa untuk mempelajari materi apapun
Kompetensi dasar yang harus dimiliki sekolah
Kompetensi matematika dan Bahasa Indonesia siswa
Kompetensi minimal setara yang harus dimiliki siswa

[08] Asesmen Kompetensi Minimum dan Ujian Nasional memiliki beberapa perbedaan termasuk dalam
konteks soal. Dari pernyataan berikut manakah yang menunjukkan ciri-ciri soal Asesmen Kompetensi
Minimum?
Konteks masalah yang diberikan bersifat rutin dan sederhana
👍Soal bersifat relevan dengan dunia nyata dan aplikatif
Soal mengacu pada penyelesaian sesuai konsep yang dipelajari
Dalam soal teks yang disajikan pendek namun kurang mendalam

[09] Manakah dalam pernyataan berikut yang merupakan kelebihan dari Asesmen Kompetensi
Minimum dibandingkan dengan soal Ujian Nasional?
Mutu pendidikan diukur dari penilaian konten yang esensial pada mata pelajaran tertentu
Penentuan dan pemetaan kemampuan siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya
Kemampuan kognitif menjadi hal utama sehingga lebih menekankan pada penguasaan materi
👍Menekankan pada penguasaan kompetensi, dan penerapannya dalam berbagai konteks kehidupan
[10] Dari yang sudah dipelajari mengenai Asesmen Kompetensi Minimum maka dapat disimpulkan
bahwa….
Asesmen Kompetensi Minimum akan mempengaruhi penyelenggaraan kegiatan kelulusan siswa
Dengan Asesmen Kompetensi Minimum sekolah tidak lagi melaksanakan Ujian Sekolah (US)
👍Hasil Asesmen Kompetensi Minimum untuk mengevaluasi di berbagai aspek pembelajaran
Asesmen Kompetensi Minimum dilakukan juga untuk mengukur penguasaan siswa terhadap konten

[11] Perhatikan komponen berikut:


(a) Konten
(b) Proses kognitif
(c) Proses non kognitif
(d) Konteks

Manakah yang mencakup tiga komponen penilaian asesmen literasi membaca?


(a), (b), (c)
👍(a), (b), (d)
(a), (c), (d)
(b), (c), (d)

[12] Guru Anwar memberikan soal teks bacaan sederhana pada siswanya dengan menggunakan
pertanyaan siapa, mengapa, dan dimana. Kompetensi apakah yang akan diukur oleh Guru Anwar?
👍Menemukan informasi tersurat
Membandingkan hal-hal utama dalam teks
Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks
Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita

[13] Pada soal-soal literasi yang diberikan, Guru Rani memberikan bacaan fiksi mengenai bayi komodo.
Guru Rani membuat pertanyaan “Apa yang membuat bayi komodo takut ketika melihat bayi komodo
lain?” Kompetensi apakah yang akan diukur oleh Guru Rani?
Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks
👍Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks
Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita
Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks

[14] Guru Aziz meminta siswa untuk memilih setiap kalimat yang menyatakan latar tempat dalam
bacaan. Kompetensi apakah yang ingin diukur oleh Guru Aziz melalui pertanyaan tersebut?
Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain
Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra
Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks
👍Mengidentifikasi perubahan dalam elemen intrinsik pada teks

[15] Pada asesmen numerasi tingkat SD, hal yang akan diujikan dalam konten geometri dan pengukuran
level pembelajaran 2 yaitu….
Mengenal segi empat, segitiga, segi banyak, dan lingkaran
Mengenal limas kerucut dan bola
👍Mengenal prisma dan tabung
Mengenal balok dan kubus

[16] Menyelesaikan soal mengenai persamaan linear merupakan merupakan salah satu konten dalam
asesmen numerasi yaitu….
Bilangan
Geometri dan pengukuran
👍Aljabar
Data dan ketidakpastian

[17] Asesmen literasi membaca tingkat SD dilaksanakan dalam….


1 level pembelajaran
2 level pembelajaran
👍3 level pembelajaran
4 level pembelajaran

[18] Analisis soal berikut dan temukan manakah yang termasuk dalam soal Asesmen Kompetensi
Minimum!
Andi memiliki 200 gram gula pasir dan 1,2 kilogram tepung terigu. Saat dicampurkan maka beratnya
menjadi …. kilogram.
👍Perhatikan kemasan minuman sari buah berikut! Jika dituliskan dalam bentuk pecahan paling
sederhana, berapakah kandungan sari buah apel?/
KPK dari 85, 90, dan 125 dalam bentuk faktorisasi utama adalah….
Diketahui sebuah kubus dengan panjang sisi 40 cm. Berapa volume kubus tersebut?

[19] Bagaimana dampak Asesmen Kompetensi Minimum pada siswa SD yang diketahui tidak ada Ujian
Nasional sebelumnya?
Asesmen Kompetensi Minimum memiliki konsekuensi pada siswa SD sehingga akan menjadi beban
tambahan
Asesmen Kompetensi Minimum akan menjadi seleksi siswa SD untuk memasuki jenjang SMP
Asesmen Kompetensi Minimum lebih baik karena menjadi tolak ukur untuk menilai pencapaian siswa
👍Asesmen Kompetensi Minimum tidak menjadi beban karena tidak menilai pencapaian siswa,
melainkan berfokus pada proses

[20] Pada tingkat SD asesmen literasi maupun numerasi terdapat 3 level pembelajaran, manakah yang
menunjukkan penjelasan yang tepat mengenai setiap level tersebut?
Pada level pembelajaran 3, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan. Mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Mempelajari persamaan dan
pertidaksamaan bilangan serta relasi dan fungsi bilangan.
Pada level pembelajaran 2, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan,
pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Mengenal bangun
geometri dan pengukurannya. Persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga
rasio dan proporsi. Mempelajari data dengan representasinya.
Pada level pembelajaran 1, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan,
pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Mengenal bangun
geometri dan pengukurannya. Mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi
bilangan, juga rasio dan proporsi. Mempelajari data dengan representasinya serta ketidakpastian dan
peluang.
👍Pada level pembelajaran 3, siswa akan merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan,
pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Mengenal bangun
geometri dan pengukurannya. Persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga
rasio dan proporsi. Mempelajari data dengan representasinya.

[21] Salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi adalah….


Berpusat pada materi pembelajaran
Belajar untuk cakupan materi
👍Belajar untuk pemahaman konsep dan keterampilan
Berorientasi pada nilai akhir

[22] Berikut adalah beberapa pernyataan mengenai pembelajaran berbasis konten dan pembelajaran
berbasis kompetensi:
Menunjukkan kinerja dengan menerapkan konsep
Pembelajaran terkait dengan konteks kehidupan nyata siswa
Belajar untuk cakupan materi yang harus dikuasai
Berorientasi pada konteks dan penguasaan kompetensi
Berorientasi pada nilai akhir
Menjawab serangkaian pertanyaan topik berdasarkan teks
Manakah pernyataan yang menunjukkan pembelajaran berbasis konten?
1), 3), 5)
2), 4), 5)
👍3), 5), 6)
1), 4), 6)

[23] Dari hasil AKM ditemukan bahwa siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam
konteks yang lebih beragam maka siswa tersebut dapat dikategorikan dalam kelompok….
Perlu intervensi khusus
Dasar
👍Cakap
Mahir
[24] Guru Cleo memberikan soal teks dan ditemukan siswa mampu mengintegrasikan beberapa
informasi teks pada bacaan yang berbeda maka siswa tersebut dapat dikategorikan dalam kelompok….
Perlu intervensi khusus
Dasar
Cakap
👍Mahir

[25] Bagaimana keterkaitan antara Asesmen Kompetensi Minimum dengan standar kurikulum secara
keseluruhan?
Asesmen Kompetensi Minimum terikat secara erat dengan konten kurikulum
Asesmen Kompetensi Minimum mengukur penguasaan siswa atas konten kurikulum secara keseluruhan
👍Asesmen Kompetensi Minimum memperhatikan apa yang seharusnya diajarkan oleh guru pada tiap
kelas
Asesmen Kompetensi Minimum terlepas dari keseluruhan kurikulum sekolah

[26] Soal dalam asesmen literasi menggunakan proses kognitif yang lebih baik dibandingkan Ujian
Nasional karena terdapat proses baru yaitu….
Mencari, mengakses, serta menemukan informasi dari bacaan
Memahami informasi tersirat maupun tersurat dari bacaan
Memadukan interpretasi (pemahaman) pada bagian teks untuk menghasilkan kesimpulan
👍Mengevaluasi dan merefleksikan isi teks dengan hal lain diluar teks maupun pengalamannya

[27] Bagaimana hasil Asesmen Kompetensi Minimum (literasi dan numerasi) dapat digunakan untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas terhadap pembelajaran lain?
👍Menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi siswa
Melakukan penilaian mandiri untuk mata pelajaran lain
Menyusun pembelajaran sesuai konten materi pada asesmen
Menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat kompetensi terendah siswa

[28] Dalam asesmen numerasi siswa dituntut untuk bernalar menggunakan konsep matematika dan
memberikan solusi yang lebih aplikatif sehingga soal yang diberikan akan mendorong siswa untuk….
Menyelesaikan soal sesuai konsep matematika
👍Mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
Memahami data dalam bentuk tabel maupun grafik
Memahami fakta, prosedur, serta alat matematika

[29] Apa tindak lanjut yang dapat diambil oleh sekolah terkait hasil AKM?
Memetakan pencapaian siswa dalam AKM yang dapat digunakan untuk seleksi masuk ke jenjang sekolah
yang lebih tinggi
Menyusun dan melaksanakan program pengayaan untuk mendorong prestasi belajar siswa lebih baik
lagi
Mendorong siswa untuk mendapatkan skor tinggi dan mengesampingkan pelajaran yang tidak relevan
dengan AKM
👍Merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru dapat membangun kompetensi serta
karakter siswa

[30] Bagaimana keterkaitan antara pelaksanaan AKM dan tantangan pembelajaran berbasis kompetensi
yang dihadapi guru?
👍Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai
tingkat kompetensi siswa pada kompetensi dasar literasi membaca dan numerasi
Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum berupa nilai yang sejalan dengan karakteristik utama
dari pembelajaran berbasis kompetensi yang berfokus capaian hasil akhir berupa nilai
Pelaporan Asesmen Kompetensi Minimum akan membantu guru mempersiapkan materi pembelajaran
untuk digunakan oleh siswa sesuai dengan pembelajaran berbasis kompetensi
Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum akan memberikan standar penguasaan yang harus
dimiliki oleh siswa sehingga semua siswa akan mencapai level mahir bersamaan

Anda mungkin juga menyukai