Anda di halaman 1dari 20

ASESMEN KOMPETENSI MINUMUM (AKM)

Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah

Teknik Penulisan Karya Ilmiah (IDIK4013)

S1 PGSD Universitas Terbuka

 
Disusun Oleh :

Wahyu Irawan

NIM : 836425419

Semester : VI (Enam)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

BOGOR

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan ilmu dan kasih sayang-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada
teladan kita, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa ali wassalam.
Tujuan penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi persyaratan mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah (IDIK4013) S1
PGSD Universitas Terbuka. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan
dari semua pihak, maka penulisan ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada
kesempatan ini pula, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Kepala UPBJJ UT BOGOR.
2. Ketua Pengelola UT Bogor PokJar Kota Wisata.
3. Ibu Arisanti Muara Kasih, M.Pd. Selaku Pembimbing mata kuliah Teknik
Penulisan Karya Ilmiah .
4. Untuk Semua anggota keluargaku yang telah memberikan dukunganan moral,
material dan spiritual.
5. Staff/karyawan/dosen di lingkungan UT Bogor PokJar Kota Wisata.
6. Sahabat-sahabat penulis yang telah memberikan motivasi sehingga terwujudnya
Penulisan Laporan ini. Terima kasih atas dorongan semangat dan do’a kepada
penulis.
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, sehingga
masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata,
penulis berharap laporan tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.

2
Cileungsi , 24 April 2021
Penulis

Wahyu Irawan

3
ABSTRAK DAN KATA KUNCI

Pemerintah membuat kebijakan yang akan meniadakan Ujian Nasional


(UN) dan menggantinya dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
mulai tahun 2021. Kebijakan pemerintah ini tak lepas dari skor literasi
matematis siswa di Indonesia yang masih rendah menurut PISA pada
tahun 2019. Mengingat Asesmen Kompetensi Minimum ini merupakan
salah satu upaya pemerintah selaku pembuat kebijakan untuk
meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa, soal-soal AKM ini
haruslah memenuhi domain literasi matematis yang sebagaimana telah
dikemukakan PISA. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengindentifikasi proporsi keberagaman soal AKM ditinjau dari domain
literasi matematis PISA (proses, konten, dan konteks) serta level
kemampuan literasi matematis. Selain itu,tujuan penelitian ini juga untuk
mengidentifikasi ketercapaian siswa dalam mengerjakan soal AKM yang
ditinjau dari proses literasi matematis. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dan 14 orang siswa dengan kemampuan
matematis yang beragam sebagai subjek yang diteliti. Analisis soal AKM
dilakukan dengan cara mengelompokkan soal berdasarkan temanya
kemudian mengkaji materi soal berdasarkan tiga domain literasi
matematis PISA dan membandingkan proporsi keberagaman soal AKM
dengan soal literasi matematis PISA. Selanjutnya untuk menentukan
ketercapaian kemampuan literasi matematis siswa dalam mengerjakan
soal AKM, soal dikelompokkan berdasarkan tiga proses literasi
matematis kemudian mengkaji apakah siswa sudah melalui proses
tersebut dengan baik atau belum. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
proporsi soal AKM berdasarkan domain dan level kemampuan literasi

matematis PISA belum merata dan sebagian besar siswa masih belum
menunjukkan proses literasi matematis dengan baik.

4
Kata kunci : Asesmen Kompetensi Minimum, Domain, Literasi
Matematis.

5
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................................

Abstrak dan Kata Kunci.............................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................

BAB II MATERI

A. Pengertian AKM...............................................................................................
B. Perbedaan AKM dan UN..................................................................................
C. Peserta AKM....................................................................................................
D. Cara Penilaian AKM.........................................................................................
E. Mata Pelajaran dalam AKM.............................................................................
F. Tujuan AKM.....................................................................................................
G. Sosialisasi AKM...............................................................................................
H. Kelebihan dan Kekurangan AKM....................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memotret secara komprehensif mutu
proses dan hasil belajar satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia.
Informasi yang diperoleh dari asesmen nasional diharapkan digunakan untuk
memperbaiki kualitas proses pembelajaran di satuan pendidikan, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan mutu hasil belajar murid. Salah satu komponen hasil
belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca serta
literasi matematika (numerasi). Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang
diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Berbeda
dengan asesmen berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada
mata pelajaran tertentu, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk
sukses pada berbagai mata pelajaran. Buku saku ini disusun untuk memberikan
informasi dan wawasan mengenai soal-soal AKM serta implikasinya dalam
pembelajaran lintas mata pelajaran. Penjelasan mengenai tingkat kompetensi dari
hasil AKM juga diharapkan memantik beragam strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan kemampuan murid: “teaching at the right level”. Kami berharap
buku saku ini menjadi inspirasi untuk terbentuknya kultur belajar yang memposisikan
murid sebagai fokus utama, menggeser paradigma dari mengajarkan materi menjadi
menumbuhkan kompetensi secara konstruktif dan adaptif.
Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyiapan dan penyusunan buku
saku ini. Semoga buku saku dapat bermanfaat terutama bagi kelanjutan dunia
pendidikan di Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

7
BAB II
MATERI

A. Pengertian
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar
yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang
diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada
literasi membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan
berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan
pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah
informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang
diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi
membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami,
menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk
mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta
untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks
yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.
Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu kurikulum (apa yang
diharapkan akan dicapai), pembelajaran (bagaimana mencapai) dan asesmen (apa
yang sudah dicapai). Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui
capaian murid terhadap kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi
Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas
belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid.

8
Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat
kompetensi murid. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai
mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas
sesuai dengan tingkat capaian murid. Dengan demikian “Teaching at the right level”
dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat
capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang
diharapkan pada suatu mata pelajaran.

B. Perbedaan AKM dan UN

PERBEDAAN UN AKM DAN SK

SMP/MTs, SMA/MA, SD/MI, SMP/MTs,


Jenjang Penilaian
dan SMK SMA/MA, dan SMK

Level Murid Tingkat Akhir V,VIII, dan XI

Sensus sekolah dengan


Subjek Murid Sesnsus seluruh murid
sampel murid

Tingkat Jenis Tes Highstake Lowstake

Pilihan Ganda dan Isian PG, PGK,


Model Soal Singkat (Matematika Menjodohkan, Isian
SMA/SMK) Singkat, dan Uraian

9
C. Peserta AKM
1. Diikuti oleh seluruh satuan pendidikan/sekolah tingkat dasar dan menengah di
Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM.
2. Diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara
acak oleh Pemerintah. Pemilihan ini akan mempetimbangkan faktor sosial dan
ekonomi. Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengganti sampel murid
karena dapat memengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.
3. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh
peserta didik yang berada pada tahap akhir program belajarnya.
4. Diikuti oleh guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan

D. Cara Penilaian AKM


Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kemampuan minimum
yang dilakukan kepada peserta didik. Kemampuan minimum yang dimaksud adalah
kemampuan paling dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang tertentu.
Kemampuan dasar tersebut dalam hal ini meliputi literasi membaca dan numerasi.
Hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat
kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat kompetensi dari yang paling kurang adalah:
1) Perlu Intervensi Khusus, 2) Dasar, 3) Cakap, 4) Mahir. Penjelasan tiap tingkat
kompetensi pada Literasi Membaca dan Numerasi.

Tingkat Kompetensi Literasi Membaca

Perlu Intervensi Khusus

Murid belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang


ada dalam teks ataupun membuat interpretasi sederhana.

10
Dasar

Murid mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada


dalam teks serta membuat interpretasi sederhana.

Cakap
Murid mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada
dalam teks; mampu membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa
informasi dalam suatu teks.

Mahir
Murid mampu mengintegrasikan beberapa informasi lintas teks;
mengevaluasi isi, kualitas, cara penulisan suatu teks, dan bersikap reflektif
terhadap isi teks.

Tingkat Kompetensi Numerasi

Murid hanya memiliki pengetahuan matematika yang terbatas. Murid


menunjukkan penguasaan konsep yang parsial dan keterampilan
komputasi yang terbatas.

Dasar

Murid memiliki keterampilan dasar matematika: komputasi dasar dalam


bentuk persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika,
serta menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin.

Cakap
Murid mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki
dalam konteks yang lebih beragam.

Mahir
Murid mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks serta non-
rutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya.

11
E. Mata Pelajaran dalam AKM

SD/MI SMP/MTs SMA/MA

Literasi Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

Numerasi Bahasa Inggris Bahasa Inggris

Sains Matematika Matematika

IPA (Terpadu) Biologi

Bimbingan dan Konseling Fisika

Kimia

Ekonomi

Bimbingan dan Konseling

Kompetensi Pedagogik
Materi Asesmen Guru
Kompetensi Profesional

Kompetensi Manajerial

Kompetensi Supervisi
Materi Asesmen
Kompetensi Kewirausahaan
Kepala Sekolah

12
Kompetensi Usaha Pengembangan
Sekolah

Kompetensi Supervisi Manajerial

Kompetensi Supervisi Akademik


Materi Asesmen
Kompetensi Evaluasi Pendidikan
Pengawas Sekolah
Kompetensi Penelitian dan
Pengembangan

F. Tujuan AKM
Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu
kurikulum (apa yang diharapkan akan dicapai), pembelajaran
(bagaimana mencapai), dan asesmen (apa yang sudah dicapai).
Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian
murid terhadap kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi
Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu
perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi
mengenai tingkat kompetensi murid. Tingkat kompetensi tersebut dapat
dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
capaian murid. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat
diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan
tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau
kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran

Kompetensi
Konten Mata Mendasar : Konten Mata
Literasi Membaca Pelajaran
Pelajaran
dan
13Numerasi
Kon
G. Sosialisasi AKM
Juknis nomor 4446 tahun 2020 Asesmen kompetensi Guru (AKG), Kepala
Sekolah (AKK) dan Pengawas (AKP) Madrasah. Madrasah. Uji coba pada hari
Senin – Jum’at tanggal 12-18 Oktober 2020. Waktu Pelaksanaan pada hari Senin-
Jum’at tanggal 2-8 November 2020 serentak se-Indonesia.
Sasaran kegiatan Asesmen ini adalah semua guru, kepala sekolah, dan pengawas
madrasah pada semua jenjang mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

Peserta yang mengikuti Asesmen ini ialah:


a. Guru, kepala, dan pengawas madrasah memiliki Nomor Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Agaman (NPK) yang terdaftar aktif
dalam SIMPATIKA.
b. Guru aktif mengajar sesuai mata pelajaran pada sertifikat pendidik dan
atau sesuai kualifikasi akademik S1/D4, dikecualikan bagi guru SD/MI
dan guru di wilayah 3T.
c. Kepala Madrasah yang aktif melaksanakan tugas, ditunjukkan dengan
bukti nilai Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM).
SASARAN ASESMEN

NO SASARAN JUMLAH TOTA KETERANGAN


PESERTA L

1 AKG MI 182.125 182.125

2 AKG MTs 120.547 120.547

3 AKG MA 54.875 54.875

4 AKK 82.270 82.270

14
5 AKP 3.659 3.659

NO MATERI JUMLAH PAKET TOTAL


SOAL
1 SUPERVISI AKADEMIK 15 3 45

2 SUPERVISI MANAJERIAL 15 3 45

3 EVALUASI PENDIDKAN 15 3 45

4 LITBANG 15 3 45
PAKET SOAL AKP
PAKET SOAL AKK

NO MATERI JUMLAH PAKET TOTAL


SOAL
1 KEPEMIMPINAN MADRASAH 10 3 30
2 15 3 45
KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
3 MANAJERIAL 10 3 30
4 SUPERVISI 15 3 45
5 KEWIRA USAHAAN 10 3 30

NO MATERI JUMLAH PAKET TOTAL


SOAL
1 PAEDAGOGIK 15 24 360
2 PROFESIONAL 25 24 400
3 LITERASI 10 4 40
4 NUMERASI 10 4 40
PAKET SOAL MA
PAKET SOAL MTs

NO MATERI JUMLAH PAKET TOTAL


SOAL

15
1 PAEDAGOGIK 15 15 225
2 PROFESIONAL 25 15 375
3 LITERASI 10 4 40
4 NUMERASI 10 4 40

PAKET SOAL MI

NO MATERI JUMLAH PAKET TOTAL


SOAL
1 PAEDAGOGIK 15 4 60
2 LITERASI 15 4 60
3 NUMERASI 15 4 60
4 SAINS 15 4 60

H. Kelebihan dan kekurangan AKM


 Kelebihan AKM
1. Dilaksanakan pada tengah jenjang
AKM dan Survei Karakter akan dilaksanakan pada tengah jenjang, yaitu kelas
4 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA. Hal ini tentu berbeda dengan pelaksanaan
Ujian Nasional yang selama ini dilaksanakan pada akhir jenjang. Dengan
dilaksanakannya kedua asesmen tersebut di tengah jenjang pendidikan, maka
diharapkan hasilnya dapat menjadi tolok ukur untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar peserta didik akan menjadi semakin
baik lagi menjelang mereka menyelesaikan masa studinya. Peserta didik yang
belum mendapatkan nilai maksimal, diberi kesempatan untuk meningkatkan
proses belajarnya sampai mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Peserta
didik yang telah mendapatkan nilai maksimal dari AKM dan Survei Karakter,
maka akan lebih memotivasi mereka untuk meningkatkan kreatifitasnya menjadi

16
lebih maksimal.

2. Untuk perbaikan kualitas pembelajaran


AKM dan Survei Karakter tidak digunakan untuk seleksi ke jenjang
pendidikan selanjutnya, akan tetapi untuk perbaikan dan peningkatan kualtas
pembelajaran. Sedangkan Ujian Nasional digunakan sebagai alat ukur untuk
melanjutkan ke jenjang berikutnya, melalui jalur prestasi. Ujian Nasional selama
ini dijadikan alat seleksi untuk diterima tidaknya peserta didik di sebuah sekolah.
Padahal nilai Ujian Nasional kadang tidak menggambarkan kemampuan peserta
didik yang sebenarnya.

3. Digunakan untuk mengukur seluruh mata pelajaran


Ujian Nasional digunakan hanya untuk mengukur beberapa mata pelajaran saja,
sedangkan AKM dan Survei Karakter akan digunakan mengukur seluruh mata
pelajaran. Selama ini, UN untuk tingkat SMP hanya terdiri dari 4 mata pelajaran,
yaitu Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Demikian halnya
dengan UN tingkat SMA juga terdiri 4 mata pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan Mata Pelajaran Pilihan dari IPA atau IPS. Penentu
kelulusan selama ini didasarkan pada lulus seluruh mata pelajaran dan bukan dari
hasil UN tersebut. Dengan demikian, maka UN tidak dapat menggambarkan
kemampuan peserta didik secara keseluruhan, karena hanya diwakili oleh 4 mata
pelajaran saja. AKM dan Survei Karakter akan diujikan pada seluruh mata
pelajaran, sehingga hasilnya akan mendekati untuk menggambarkan kemampuan
peserta didik secara holistik, baik kognitif maupun afektifnya.

4. Untuk mengukur kognitif dan afektif peserta didik


AKM dan Survei Karakter digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif dan
juga afektif. Sedangkan UN hanya mampu mengukur kemampuan kognitif

17
peserta didik saja, kemampuan afektif dan psikomotorik peserta didik tidak bisa
diukur. Karena memiliki fungsi untuk mengukur kemampuan kognitif dan afektif
(karakter peserta didik dan lingkungan sekolahnya), maka sekolah serta seluruh
komponen pendidikan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dan kualitas
karakter berbasis kearifan lokal.

5. Tidak mengistimewakan mata pelajaran tertentu


Ujian Nasional yang selama ini dilaksanakan cenderung menciptakan dikotomi
pelajaran, karena peserta didik cenderung mementingkan belajar pada mata
pelajaran yang diujikan daripada mata pelajaran lainnya.
 Kekurangan AKM
1. Siswa tidak memiliki daya juang untuk belajar.
2. Siswa terkesan menjadi santai karena tidak adanya UN.
3. Dikarenakan masih baru mungkin masih banyak pihak yang kurang
dapat memahami masalah AKM sehingga perlu adanya pelatihan
ataupun sosialiasi yang lebih baik.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari materi yang saya baca di berbagai link serta E-book dan
tuliskan maka dapat ditarik garis kesimpulan nya sebagai berikut :
 Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan upaya untuk
memotret secara komprehensif mutu proses dan hasil belajar satuan
pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia. Informasi yang
diperoleh dari asesmen nasional diharapkan digunakan untuk
memperbaiki kualitas proses pembelajaran di satuan pendidikan, yang
pada gilirannya dapat meningkatkan mutu hasil belajar murid
 Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian
kemampuan minimum yang dilakukan kepada peserta didik. Kemampuan
minimum yang dimaksud adalah kemampuan paling dasar yang harus
dimiliki oleh peserta didik pada jenjang tertentu.
 Dengan adanya AKM bisa meningkatkan literasi dan numerasi siswa agar
dapat menghadapi pendidikan selanjutnya atau setelah lulus nanti.

19
DAFTAR PUSTAKA
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/persiapkan-asesmen-kompetensi-
minimum-akm-menuju-sekolah-berkualitas
E-Book AKM dan Implikasinya pada pembelajaran Asrijanty, Ph.D. Jakarta
September 2020
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/an/#:~:text=Asesmen%20Kompetensi
%20Minimum%20(AKM)%20merupakan,dan%20literasi%20matematika
%20(numerasi).
https://kelasguru.com/akm/rangkuman-materi-bimtek-guru-belajar-seri-asesmen-
kompetensi-minimum-akm/
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/upload/filemanager/2020/10/Resume
%20Sosialisasi
https://dvcodes.com/berikut-5-keunggulan-akm-dan-survei-karakter-pengganti-un
Johar, Rahmah. (2012). Domain PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal Peluang
1(1).30-41.Doi: http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/peluang/article/view/1296

20

Anda mungkin juga menyukai