Anda di halaman 1dari 455

i

MODUL
Pembelajaran Literasi
Tindak Lanjut Pemaknaan Hasil
Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia
Capaian Kompetensi 3-7
2023

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi ii


DAFTAR ISI

MODUL ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................... iii

PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Pengantar .........................................................................1
B. Tindak Lanjut Hasil AKMI ................................................3
C. Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil AKMI ..4
D. Sasaran Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil
AKMI ...............................................................................7

DESKRIPSI ISI MODUL ......................................................... 11


A. Modul Pembelajaran Literasi Membaca ........................ 11
B. Modul Pembelajaran Literasi Numerasi ........................ 15
C. Modul Pembelajaran Literasi Sains ............................... 17
D. Modul Pembelajaran Literasi Sosial Budaya .................. 22

PEMBELAJARAN LITERASI MEMBACA .................................. 25


A. Memetakan Target Kompetensi dan Cakupan Materi .... 25
B. Mengembangkan Indikator dari Kompetensi yang
Ditargetkan ................................................................... 36
C. Merumuskan Tujuan Pembelajaran............................... 48
D. Mengembangkan Materi Pembelajaran ......................... 60
E. Mengembangkan Media Pembelajaran ......................... 90
F. Menjabarkan Skenario Pembelajaran ............................ 90
G. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran .. 107
H. Merancang Pendalaman dan Pengayaan
Pembelajaran .............................................................. 110
I. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) ........................................................................... 119
J. Referensi ..................................................................... 137

PEMBELAJARAN LITERASI NUMERASI................................ 149

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi iii


A. Memetakan Target Kompetensi dan Cakupan Materi .. 149
B. Mengembangkan Indikator dari Kompetensi yang
Ditargetkan ................................................................. 156
C. Merumuskan Tujuan Pembelajaran............................. 165
D. Mengembangkan Materi Pembelajaran ....................... 175
E. Mengembangkan Media Pembelajaran ....................... 202
F. Menjabarkan Skenario Pembelajaran .......................... 208
G. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran .. 262
H. Merancang Pendalaman dan Pengayaan
Pembelajaran .............................................................. 264
I. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) ........................................................................... 292
J. Refleksi Guru terhadap Pembelajaran yang telah
dilakukan .................................................................... 292
K. Referensi ..................................................................... 293

PEMBELAJARAN LITERASI SAINS ....................................... 305


1. Menentukan Topik Pembelajaran .............................. 305
2. Menentukan Indikator dan Tujuan Pembelajaran ...... 314
3. Mengembangkan Materi Pembelajaran ..................... 325
4. Merancang Media/Sumber Pembelajaran .................. 326
5. Merancang Skenario Pembelajaran ........................... 326
6. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran 339
7. Referensi ................................................................... 342

PEMBELAJARAN LITERASI SOSIAL BUDAYA ..................... 346


A. Mengembangkan Indikator Kompetensi yang
Ditargetkan .............................................................. 346
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ........................... 356
C. Mengembangkan Materi Pembelajaran .................... 370
D. Mengembangkan Media Pembelajaran .................... 383
E. Menjabarkan Skenario dan Aktivitas Pembelajaran ... 384
F. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran 412
G. Merancang Pendalaman dan Pengayaan
Pembelajaran ........................................................... 439
H. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP+LKPD) ............................................................. 453

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi iv


I. Referensi ................................................................... 465

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi v


PENDAHULUAN
Pengantar Modul Tindak Lanjut

A. Pengantar
AKMI bertujuan untuk mengukur capaian kompetensi
peserta didik atau memetakan tingkat kompetensi peserta
didik dari hasil belajar kognitif yang berupa kemampuan
literasi yang mencakup literasi membaca, literasi numerasi,
literasi sains, dan literasi sosial budaya. Tingkat kompetensi
ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif dan berkualitas. AKMI akan
mendukung “Teaching at the right point”. Selain itu, AKMI
merupakan asesmen diagnostik untuk menghasilkan
informasi akurat yang dapat menjadi pondasi untuk
memperbaiki kualitas belajar-mengajar yang berdampak
pada perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta
didik. Karena itu, program AKMI pada hakikatnya bertujuan
untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Dalam konteks pembelajaran, hasil AKMI memberikan
bahan dasar yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru
untuk memperoleh informasi tentang kompetensi peserta
didik dalam literasi membaca, literasi numerasi, literasi
sains, dan literasi sosial-budaya. Hasil AKMI menunjukkan
seberapa tinggi tingkat penguasaan peserta didik dalam
keempat literasi tersebut. Dari hasil AKMI tersebut, guru
dapat mengetahui dan memahami secara objektif
kompetensi peserta didik dalam literasi membaca, literasi
numerasi, literasi sains, dan literasi sosial-budaya.
Pemahaman ini penting bagi guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara inovatif dan kreatif serta mengantisipasi

1
dan meminimalkan problema belajar peserta didik yang
kemungkinan terjadi dalam aktivitas pembelajaran. Selain
itu, guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran, yang pada
gilirannya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hasil AKMI tahun 2021, secara generik,
mengelompokkan tingkat penguasaan peserta didik dalam
literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi
sosial-budaya ke dalam 2 kategori tingkat kemahiran.
Kategori pertama adalah tingkat kemahiran belum
memenuhi standar, yakni tingkat kemahiran yang
menunjukkan bahwa peserta didik masih berada pada level
sangat minimum dan perlu mendapatkan perhatian serius
dari guru dan/atau pemangku kepentingan. Sementara, hasil
AKMI tahun 2022 mengelompokkan peserta didik ke dalam
5 tingkat kemahiran, yakni perlu pendampingan, dasar,
cakap, terampil, dan perlu ruang kreasi.
Orientasi AKMI 2023 berbeda dengan orientasi AKMI
dua tahun sebelumnya. AKMI pada tahun 2023 lebih
menekankan pada upaya untuk memotret kompetensi
peserta didik pada tingkat capaian kompetensi yang mana
dari 9 (Sembilan) capaian kompetensi yang digariskan oleh
AKMI. Sembilan tingkat capaian kompetensi tersebut
bergradasi yang menggambarkan bahwa semakin tinggi
tingkat capaian kompetensi menunjukkan semakin tinggi
tingkat kompetensi yang dapat dicapai oleh peserta didik.
Asesmen AKMI tahun 2023 memberikan peluang untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan kompetensi peserta
didik dalam mencapai CK tersebut. Karena itu, melalui
diagnosis hasil AKMI tersebut, ada kemungkinan peserta
didik Madrasah Ibtidaiyah (MI) dapat mencapai CK-4 atau
CK-5 meskipun standar capaian kompetensinya untuk MI
adalah CK1—CK3. Peserta didik Madrasah Tsanawiyah
(MTs) juga demikian, ada yang kemungkinan mencapai CK-
7 atau CK-8, atau sebaliknya, baru menguasai CK-3
meskipun standar capaian kompetensi yang digariskan
dalam AKMI untuk MTs adalah CK-4—CK-6. Demikian juga,
untuk peserta didik Madrasah Aliyah (MA), ada

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 2


kemungkinan mereka baru mencapai CK-6 meskipun
standar capaian yang ditetapkan untuk MA adalah CK7—
CK-9.

B. Tindak Lanjut Hasil AKMI


Data asesmen dari AKMI tidak akan memberikan
dampak secara optimal pada mutu proses dan hasil
pembelajaran apabila tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
guru dalam perbaikan sistem pembelajaran. Data hasil AKMI
merupakan data objektif-empiris tentang kondisi kompetensi
peserta didik dalam pembelajaran. Data tersebut memiliki
makna penting dalam merancang system pembelajaran agar
proses pembelajaran menjadi semakin berkualitas sehingga
mampu menjangkau kebutuhan peserta didik dalam belajar.
Perbaikan proses belajar akan berdampak secara positif pada
capaian kompetensi peserta didik dalam belajar. Karena itu,
data hasil AKMI akan bermakna apabila digunakan secara
benar, konkret, dan operasional dalam perencanaan,
pengembangan, dan pelaksanaan pembelajaran.
Untuk memberikan makna pada hasil AKMI,
diperlukan mekanisme dan aktivitas konkret untuk
mengawal proses pembelajaran yang sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan AKMI. Tanpa pengawalan yang terprogram
secara sistemis dan sistematis, kualitas proses dan hasil
pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal
sebagaimana yang diprogramkan oleh AKMI. Karena itu,
guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan dan
pembelajaran perlu diberi bekal pemahaman yang memadai
agar mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran
yang berkualitas baik, berwawasan ke depan, dan dapat
diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan perencanaan
tersebut, guru diharapkan dapat melaksanakan
pembelajaran secara kreatif dan inovatif sesuai dengan
karakteristik peserta didik sehingga mampu
mengembangkan karakter peserta didik yang mandiri,
kreatif, dan mampu memecahkan masalah dalam
kehidupannya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 3


Model pembelajaran yang diharapkan sebagai tindak
lanjut dari pemaknaan hasil AKMI adalah pembelajaran
yang mengintegrasikan aspek kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Dalam pembelajaran, peserta didik sebagai subjek
belajar diarahkan agar terlibat aktif dalam pencapaian
kompetensi literasi sehingga terbentuk sikap peserta didik
yang mandiri, kreatif, dan mampu memecahkan masalah.
Melalui pembelajaran literasi, peserta didik akan
mendapatkan pengalaman belajar bermakna yang
menjadikan mereka cerdas secara intelektual, emosional,
dan spiritual. Untuk itu, guru harus memiliki wawasan,
pemahaman, keterampilan, dan pengalaman yang memadai
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang
dapat dikembangkan melalui bimtek pembelajaran. Sejalan
dengan kebutuhan bimtek bagi guru, diperlukan perangkat
materi yang andal untuk mendukung kelancaran kegiatan
bimtek tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
dilakukan langkah strategis, yakni pengembangan modul
pembelajaran literasi tindak lanjut hasil AKMI.

C. Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil AKMI


Hasil AKMI telah tersusun menjadi dokumen resmi
yang menyediakan rujukan secara memadai untuk
mereformasi mutu pembelajaran yang mengarah pada
capaian kompetensi literasi peserta didik di madrasah secara
optimal. Dokumen hasil AKMI merupakan laporan hasil tes
diagnostik yang menganalisis kondisi kompetensi dan
kebutuhan belajar peserta didik. Sebagai dokumen resmi
yang didasarkan pada hasil kajian teoritis-empiris, hasil
AKMI dapat menjadi panduan yang memberikan dasar, arah,
dan strategi dalam mendesain perubahan mekanisme
pembelajaran dan mengimplementasikannya untuk
perbaikan mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik dikatakan
memiliki kemampuan literasi apabila mereka memiliki
kemampuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan,
berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 4


kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat
mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat. Kemampuan literasi tersebut
mencakup makna melek teknologi, berpikiran kritis, peka
terhadap lingkungan sekitar, serta mampu mengaplikasikan
apa yang dipelajari. Literasi tersebut dapat dicapai melalui
belajar, mengalami, berlatih memecahkan masalah, dan
berusaha secara sungguh-sungguh dalam menghadapi
tantangan kehidupan.
Desain pembelajaran dikatakan berkualitas apabila
dirancang berdasarkan kondisi objektif dan kebutuhan
peserta didik yang dibelajarkan (Wagner, 2021). Desain
pembelajaran yang berkualitas akan menuntun dan
membimbing guru dalam menjalankan aktivitas
pembelajaran dan mengurangi resiko terjadinya problema
dalam pembelajaran. Guru dapat menjalankan aktivitas
pembelajaran sesuai dengan mekanisme dan prosedur
pembelajaran yang telah dirancang sehingga guru memiliki
kesempatan yang cukup untuk memantau perkembangan
belajar peserta didik (Garreta-Domingo et al., 2017).
Dengan memanfaatkan desain tersebut, guru tidak lagi
terbebani oleh pemikiran tentang apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya, tetapi mereka dapat
berkonsentrasi pada apa persoalan yang dihadapi oleh
peserta didik dalam belajar. Dengan demikian, resiko yang
dihadapi peserta didik dalam belajar dapat diantisipasi dan
diminimalisasi.
Implementasi tindak lanjut hasil AKMI dalam
pembelajaran perlu dirancang secara sistematis dan cermat
agar mampu merealisasikan harapan yang menjadi tujuan
dan target AKMI. Perencanaan yang matang akan membawa
dampak positif pada pelaksanaan dan hasil yang dicapai
(Waqar, 2013). Pertimbangan aspek visibilitas, akuntabilitas,
keefektifan, efisiensi, praktikabilitas, valuabilitas, dan
kontinuitas menjadi aspek penting untuk mendukung
pemahaman, persebaran, dan keberterapan tindak lanjut
hasil AKMI tersebut secara luas dan merata di seluruh

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 5


madrasah Indonesia. Atas dasar pertimbangan aspek-aspek
di atas, hasil AKMI perlu ditindaklanjuti dan disosialisasikan
kepada para pemegang kebijakan, pemangku kepentingan,
dan para guru di lapangan. Karena itu, keberadaan bahan
sosialisasi yang berupa modul pembelajaran literasi dan
bimtek untuk para guru menjadi bagian penting dalam
pelaksanaan tindak lanjut hasil AKMI.
Pengembangan modul pembelajaran literasi
merupakan langkah operasional untuk merealisasikan tindak
lanjut hasil AKMI tersebut ke dalam pembelajaran.
Pengembangan modul tersebut melibatkan para penulis
modul dan tim pakar untuk menerjemahkan framework dan
rekomendasi hasil AKMI tersebut ke dalam desain
pembelajaran yang dipandang mampu mewujudkan tujuan
AKMI. Modul pembelajaran tersebut merupakan sumber
bahan yang dapat dijadikan sebagai panduan guru dalam
melakukan manajemen pembelajaran yang lebih inovatif.
Dalam konteks AKMI, pengembangan modul ini
merujuk pada 6 (enam) kata kunci di dalam visi Kementerian
Agama, yaitu profesional, andal, saleh, moderat, cerdas, dan
unggul. Visi tersebut mengarah pada upaya membangun
masyarakat yang saleh, moderat, dan cerdas, dan unggul.
Penddikan diharapkan dapat menghasilkan produk yang
berupa masyarakat yang taat dan sungguh-sungguh
menjalankan ibadah, selalu menghindarkan perilaku atau
pengungkapan yang ekstrem dan berkecenderungan ke arah
dimensi atau jalan tengah, sempurna perkembangan akal
budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya) dan
tajam pikiran, serta lebih pandai dan cakap.
Modul pembelajaran literasi tindak lanjut hasil AKMI
disusun berdasarkan acuan yang dikembangkan dalam
kerangka kerja AKMI, yang meliputi konten dan konteks,
kompetensi dan subkompetensi, dan capaian kompetensi
yang diharapkan dapat diperoleh oleh peserta didik. Modul
pembelajaran tersebut terdiri atas sembilan modul
pembelajaran literasi membaca. Sembilan modul tersebut
mengembangkan sembilan capaian kompetensi secara

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 6


berjenjang tingkat cakupan isi ataupun kompleksitas
materinya. Setiap modul berisi materi untuk
mengembangkan 3 kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik, yaitu (1) menemukan dan mengakses, (2)
menginterpretasi dan mengintergrasi, (3) dan mengevaluasi
dan merefleksi.

D. Sasaran Modul Pembelajaran Literasi Tindak Lanjut Hasil


AKMI
Modul pembelajaran literasi merupakan modul
pembelajaran yang digunakan sebagai acuan dan panduan
dalam bimtek tindak lanjut hasil AKMI. Modul tersebut
ditujukan untuk membekali dan memperkaya wawasan serta
mengembangkan kreativitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga guru mampu meningkatkan
kompetensi literasi peserta didik sesuai dengan tujuan AKMI.
Dalam konteks tersebut, modul pembelajaran literasi ini
tidak berisi materi tentang pendalaman materi ajar bagi
peserta didik, tetapi berisi model dan langkah-langkah
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
merencanakan dan melaksanakan proses belajar-mengajar.
Karena itu, modul pembelajaran literasi ini dirancang dan
dikembangkan secara praktis dan prosedural sehingga dapat
menjadi panduan dan dapat diterapkan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran, Melalui modul tersebut, guru
dapat memperoleh pemahaman tentang pembelajaran
literasi dan mampu menerapkan pemahamannya itu dalam
pembelajaran yang kreatif dan efektif serta pemilihan strategi
pembelajaran inovatif,
Modul pembelajaran literasi tindak lanjut hasil AKMI
ini dikhususkan bagi para instruktur bimtek dan guru yang
mengajar di Madrasah. Modul ini dimaksudkan untuk
membantu dan memberikan wawasan tambahan kepada
para guru dalam mengajarkan literasi. Melalui pemahaman
secara seksama isi modul ini, para instruktur dapat
memberikan pelatihan kepada para guru dalam
mengajarkan literasi kepada para peserta didiknya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 7


Berdasarkan hasil bimtek tersebut, para guru diharapkan
memiliki pemahaman secara memadai sehingga dapat
menerapkan pemahamannya dalam aktivitas pembelajaran
di madrasah.
Modul tersebut digunakan sebagai perangkat
pendukung dan acuan dalam aktivitas bimtek . Sebagai
perangkat pendukung, paparan isi dan contoh yang
dikembangkan dalam modul ini tidak menjabarkan seluruh
kompetensi yang tercakup dalam framework AKMI, tetapi
hanya menyajikan sebagian dari kompetensi tersebut
sebagai contoh dan pemantik bagi peserta bimtek . Sebagian
kompetensi lainnya yang belum dijabarkan dalam modul ini
digunakan sebagai materi bimtek yang harus diselesaikan
oleh peserta bimtek . Dengan demikian, peserta bimtek dan
para guru yang menggunakan modul ini dapat berlatih
mengembangkan kreativitasnya dalam merancang
pembelajaran yang lebih inovatif untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil belajar secara
optimal pada peserta didik. Karena itu, melalui modul ini,
diharapkan guru dapat meningkatkan wawasan,
pemahaman, dan keterampilan guru dalam pembelajaran
yang lebih kritis, kreatif, dan inovatif.
Melalui pemahaman modul ini dan pendalaman
melalui kegiatan bimtek , guru diharapkan memiliki
kemampuan akademis yang mencakup keterampilan dan
sikap dalam mengembangkan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Secara lebih terperinci, tujuan
tersebut meliputi (1) membiasakan untuk melakukan
aktivitas belajar melalui stimulus (bahan bacaan) yang
komprehensif dan kompleksitas relatif tinggi, (2)
menanamkan karakter baik kepada peserta didik melalui
pendidikan dan pembelajaran sehingga mereka tumbuh
menjadi generasi yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul
melalui pemahaman stimulus (bahan bacaan) yang beragam
dan moderat, (3) melaksanakan pembelajaran yang lebih
kritis, kreatif, dan inivatif untuk meningkatkan kemampuan
literasi peserta didik sehingga terwujud generasi yang kreatif,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 8


produktif, inovatif, dan kolaboratif berlandaskan keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia, (4) melaksanakan
pembelajaran secara aktif dan terprogram untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengolah,
memahami, dan memanfaatkan informasi secara cerdas dan
bertanggung jawab di era literasi global, (5) melaksanakan
pembelajaran secara kreatif dan menantang untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merespons
dan membuat narasi yang menyejukkan di dunia maya serta
tidak mudah terpengaruh informasi negatif atau hoaks, dan
(6) melatih dan membiasakan peserta didik untuk
memanfaatkan teks bacaan atau fenomena yang ada
dilingkungannya dengan memahami ciri-ciri dan kunci-
kunci penanda makna untuk memprediksi,
menginterpretasi, dan merekonfirmasi makna secara tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 9


Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 10
DESKRIPSI ISI MODUL
Pembelajaran Literasi di Asesmen Kompetensi
Madrasah Indonesia

A. Modul Pembelajaran Literasi Membaca


Modul pembelajaran literasi membaca dikembangkan sebagai
acuan bagi guru dalam pembelajaran literasi membaca sesuai
dengan sembilan capaian kompetensi (CK) yang
dikembangkan dalam AKMI.
Merujuk pada definisi literasi membaca sebagaimana
diuraikan pada bagian sebelumnya, wacana atau teks yang
dijadikan bahan kegiatan membaca disusun dan disajikan
dengan mempertimbangkan tiga aspek, yaitu konten, konteks,
dan tema.

Tabel 2.1 Konten, Kompetensi dan Konteks Literasi Membaca


Konten Kompetensi Konteks
• Teks Fiksi • Menemukan dan • Personal
• Teks Informasi Mengakses • Sosial
• Menginterpretasikan • Religius
dan Mengintegrasikan
• Mengevaluasi dan
Merefleksikan

Modul pembelajaran tindak lanjut hasil AKMI untuk literasi


membaca jenjang MI mencakup capaian kompetensi sebagai
berikut.

11
Tabel 2.2 Capaian Kompetensi Modul Literasi Membaca
C TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
K
3 a. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks informasi religius
b. Mengidentifikasi topik dan fokus pembahasan pada teks informasi
religius
c. Menyimpulkan kejadian pada teks informasi religius
d. Menilai kualitas teks informasi religius berdasarkan pengalaman
pribadi
e. Mengaitkan isi teks informasi religius dengan pengalaman pribadi
f. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks fiksi sosial
g. Mengidentifikasi karakter dan watak tokoh cerita pada teks fiksi sosial
h. Mengidentifikasi alur cerita/konflik pada teks fiksi sosial
i. Merefleksikan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks fiksi sosial
terhadap pengetahuan yang dimiliki
j. Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada
teks fiksi sosial
4 a. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks informasi personal
b. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan berkaitan dengan fakta dan data yang
disajikan pada teks informasi personal
c. Mengidentifikasi topik dan fokus pembahasan pada teks informasi
personal
d. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks
informasi personal
e. Menilai kualitas teks informasi personal berdasarkan pengalaman
pribadi
f. Merefleksikan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks informasi
personal terhadap pengetahuan yang dimiliki
g. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks fiksi religius
h. Mengidentifikasi kata atau ungkapan yang tepat untuk menemukan
informasi yang relevan berkaitan dengan unsur-unsur fiksi religius
i. Mengidentifikasi fungsi latar sebagai pendukung cerita pada teks fiksi
religius
j. Menganalisis perkembangan atau perubahan unsur intrinsik
(karakter, alur cerita, latar, sudut pandang)
k. Mengaitkan isi teks fiksi dengan pengalaman pribadi pada teks fiksi
religius
l. Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada
teks fiksi religius

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 12


C TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
K
5 a. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks informasi sosial
b. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan berkaitan dengan fakta dan data yang
disajikan pada teks informasi sosial
c. Menyimpulkan prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan
informasi rinci pada teks informasi sosial
d. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep
pada teks informasi sosial
e. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung
visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik
tertentu dalam teks informasi sosial
f. Merefleksikan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks informasi
religius terhadap pengetahuan yang dimiliki
g. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks fiksi personal
h. Mengidentifikasi kata atau ungkapan yang tepat untuk menemukan
informasi yang relevan berkaitan dengan unsur-unsur fiksi personal
i. Menganalisis perkembangan atau perubahan unsur intrinsik
(karakter, alur cerita, latar, sudut pandang) pada teks fiksi personal
j. Menyimpulkan karakter tokoh, konflik dan penyelesaian cerita, dan
makna latar dalam mendukung keutuhan cerita pada teks fiksi
personal
k. Mengevaluasi penggunaan diksi dan majas (metafora, analogi,
personifikasi) pada teks fiksi personal
l. Merefleksikan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks fiksi
personal terhadap pengetahuan yang dimiliki
6 a. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks informasi religious
b. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan berkaitan dengan fakta dan data yang
disajikan pada teks informasi religius
c. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks
informasi religius
d. Menyimpulkan prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan
informasi rinci pada teks informasi religius
e. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep
pada teks informasi religius
f. Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadi
pada teks informasi religius
g. Merefleksikan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks informasi
religius terhadap pengetahuan yang dimiliki

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 13


C TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
K
h. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks fiksi sosial
i. Mengidentifikasi kata atau ungkapan yang tepat untuk menemukan
informasi yang relevan berkaitan dengan unsur-unsur fiksi sosial
j. Mengidentifikasi fungsi latar sebagai pendukung cerita pada teks
fiksi sosial
k. Menganalisis perkembangan atau perubahan unsur intrinsik
(karakter, alur cerita, latar, sudut pandang) pada teks fiksi sosial
l. Menyimpulkan karakter tokoh, konflik dan penyelesaian cerita, dan
makna latar dalam mendukung keutuhan cerita pada teks fiksi sosial
m. Mengevaluasi penggunaan diksi dan majas (metafora, analogi,
personifikasi) pada teks fiksi sosial
n. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks fiksi sosial
7 a. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks informasi sosial/religious
b. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber
informasi yang relevan berkaitan dengan fakta dan data yang
disajikan pada teks informasi sosial/religius
c. Menyimpulkan prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan
informasi rinci pada teks informasi sosial/religius
d. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep
pada teks informasi sosial/religius
e. Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan
apakah suatu komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi
teks informasi sosial/religius
f. Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur
perbandingan, contoh, dll) untuk mendukung ide pokok pada teks
informasi sosial/religius
g. Merefleksikan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks informasi
sosial/religius terhadap pengetahuan yang dimiliki
h. Menemukan informasi tersurat (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana) pada teks fiksi personal
i. Mengidentifikasi kata atau ungkapan yang tepat untuk menemukan
informasi yang relevan berkaitan dengan unsur-unsur fiksi personal
j. Menganalisis perkembangan atau perubahan unsur intrinsik
(karakter, alur cerita, latar, sudut pandang) pada teks fiksi personal
k. Menyimpulkan karakter tokoh, konflik dan penyelesaian cerita, dan
makna latar dalam mendukung keutuhan cerita pada teks fiksi
personal
l. Menghubungkan antarunsur fiksi (misalnya karakter tokoh dengan
latar) pada teks fiksi personal
m. Mengevaluasi penggunaan diksi dan majas (metafora, analogi,
personifikasi) pada teks fiksi personal
n. Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks fiksi personal

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 14


B. Modul Pembelajaran Literasi Numerasi
Modul pembelajaran literasi numerasi dikembangkan untuk
kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik dengan tingkat
capaian kompetensi literasi yang beragama dari Capaian
Kompetensi 1 hingga Capaian Kompetensi 5.

Merujuk pada definisi literasi numerasi sebagaimana


diuraikan pada bagian sebelumnya, wacana atau teks yang
dijadikan bahan kegiatan numerasi disusun dan disajikan
dengan mempertimbangkan tiga aspek, yaitu konten,
konteks, dan tema.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 15


Tabel 2.3 Konten, Kompetensi dan Konteks Literasi Numerasi
Konten Kompetensi Konteks
• Bilangan • Merepresentasikan • Personal
• Aljabar objek • Pekerjaan
• Geometri dan • Menerapkan Strategi • Sosial
Pengukuran • Menalar dan Memberi • Ilmiah
• Statistika dan Alasan
Peluang

Modul pembelajaran tindak lanjut hasil AKMI untuk literasi


numerasi jenjang MI mencakup Capaikan Kompetensi
sebagai berikut.

Tabel 2.4 Capaian Kompetensi Modul Literasi Numerasi


CK Deskripsi Capaian Kompetensi
3 Mengidentifikasikan objek atau mengklasifikasi objek/situasi
matematika, melakukan perhitungan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menginterpretasi solusi dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan nyata pada konteks
personal, pekerjaan, dan sosial yang berkaitan dengan sifat
urutan dan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan
1.000.000, pecahan senilai dan berbagai bentuk pecahan, faktor
dan kelipatan bilangan, persamaan sederhana, keliling dan luas
bangun datar (persegi panjang dan persegi), serta penyajian data
dalam bentuk diagram batang
4 Mengidentifikasikan objek atau mengklasifikasi objek/situasi
matematika, melakukan perhitungan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari pada konteks
personal, pekerjaan, sosial, dan ilmiah yang berkaitan dengan
representasi bilangan rasional, persamaan linier satu variabel,
keliling dan luas bangun datar, serta penyajian data dalam
bentuk diagram lingkaran
5 Mengidentifikasikan objek atau mengklasifikasi objek/situasi
matematika, melakukan perhitungan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari pada konteks
personal, pekerjaan, sosial, dan ilmiah yang berkaitan dengan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 16


CK Deskripsi Capaian Kompetensi
sifat urutan bilangan rasional, pertidaksamaan linier satu
variabel, luas permukaan bangun ruang sisi datar, serta
penyajian data dalam bentuk diagram batang ganda
6 Mengidentifikasikan objek atau mengklasifikasi objek/situasi
matematika, melakukan perhitungan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari pada konteks
personal, pekerjaan, sosial, dan ilmiah yang berkaitan dengan
operasi hitung bilangan rasional, konsep perbandingan, volume
bangun ruang sisi datar, serta ukuran pemusatan data tunggal
7 Mengidentifikasikan objek atau memodelkan objek/situasi
matematika, melakukan perhitungan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menginterpretasi solusi dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan nyata dengan pada
konteks personal, pekerjaan, sosial dan ilmiah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua variabel, kesebangunan dan
kekongruenan, serta data dan representasinya

C. Modul Pembelajaran Literasi Sains


Modul pembelajaran literasi sains dikembangkan sebagai
acuan bagi guru dalam pembelajaran literasi sains sesuai
dengan sembilan capaian kompetensi (CK) yang
dikembangkan dalam AKMI.

Merujuk pada definisi literasi sains sebagaimana diuraikan


pada bagian sebelumnya, wacana atau teks yang dijadikan
bahan kegiatan disusun dan disajikan dengan
mempertimbangkan tiga aspek, yaitu konten, konteks, dan
tema.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 17


Tabel 2.5 Konten, Kompetensi dan Konteks Literasi Sains
Konten Kompetensi Konteks
• Sistem fisik • Menjelaskan • Personal
• Sistem fenomena secara • Lokal/nasional
kehidupan ilmiah • Global
• Sistem bumi • Mengevaluasi dan
dan antariksa merancang
• Sistem penyelidikan ilmiah
teknologi • Menafsirkan data dan
bukti ilmiah

Modul pembelajaran tindak lanjut hasil AKMI untuk literasi


sains jenjang MI mencakup Capaikan Kompetensi sebagai
berikut.

Tabel 2.6. Capaian Kompetensi Modul Literasi Sains


CK TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
3 a. menggagas hipotesis untuk menjelaskan konsep variabel
bebas, terikat, dan kontrol pada percobaan sains,
b. mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan tertentu
secara ilmiah tentang fungsi berbagai bentuk
penyelidikan empiris dalam membangun pengetahuan
sains, termasuk tujuan dan desainnya, dan
c. mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran dalam teks
yang berhubungan dengan sains tentang pengembangan
klaim ilmiah (argumentasi ilmiah) didukung oleh data
dan penalaran dalam sains terkait sistem fisik,
kehidupan, serta bumi dan antariksa dalam konteks
personal, lokal/nasional, dan global. (CK-3)
d. Mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang
sesuai, mengidentifikasi, menggunakan dan menggagas
model representasi dan penjelasan tentang sains
e. Mengidentifikasi pertanyaan yang diajukan dalam
sebuah studi ilmiah yang diberikan tentang konsep
variabel bebas, terikat, dan kontrol, membedakan
pertanyaan yang mungkin diselidiki secara ilmiah
tentang usulan cara untuk mencari jawaban atas
pertanyaan secara ilmiah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 18


CK TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
f. Mentransformasi data dari satu representasi ke
representasi lainnya tentang konsep pengukuran
kuantitatif dan kualitatif, serta menganalisis dan
menafsirkan data dan menarik simpulan yang sesuai
tentang cara umum untuk mengabstraksi dan
merepresentasikan data ilmiah menggunakan tabel,
grafik, dan bagan terkait sistem fisik, kehidupan, serta
bumi dan antariksa dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global. (CK-4)
4 a. Mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang
sesuai, mengidentifikasi menggunakan dan menggagas
model representasi dan penjelasan tentang sains
b. Mengidentifikasi pertanyaan yang diajukan dalam
sebuah studi ilmiah yang diberikan tentang konsep
variabel bebas, terikat, dan kontrol, membedakan
pertanyaan yang mungkin diselidiki secara ilmiah
tentang usulan cara untuk mencari jawaban atas
pertanyaan secara ilmiah
c. Mentransformasi data dari satu representasi ke
representasi lainnya tentang konsep pengukuran
kuantitatif dan kualitatif, serta menganalisis dan
menafsirkan data dan menarik simpulan yang sesuai
tentang cara umum untuk mengabstraksi dan
merepresentasikan data ilmiah menggunakan tabel,
grafik, dan bagan terkait sistem fisik, kehidupan, serta
bumi dan antariksa dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global. (CK-4)
d. Menjelaskan potensi implikasi dari pengetahuan ilmiah
bagi masyarakat tentang sifat observasi ilmiah, fakta,
hipotesis, model dan teori,
e. Mendeskripsikan dan mengevaluasi cara-cara yang
digunakan ilmuwan untuk memastikan keajegan
(reliabiitas) data serta objektivitas dan generalisabilitas
penjelasan tentang tujuan ilmu pengetahuan, dan
f. Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber
yang berbeda (misalnya koran, internet, jurnal) tentang
sifat penalaran yang digunakan dalam ilmu pengetahuan
terkait sistem fisik, kehidupan, bumi dan antariksa, serta

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 19


CK TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
teknologi dalam konteks personal, lokal/nasional, dan
global. (CK-6)
5 a. Membuat dan menjustifikasi prediksi yang tepat tentang
sains, menggagas hipotesis untuk menjelaskan konsep
variabel bebas, terikat, dan kontrol pada percobaan
sains,
b. Mengusulkan cara untuk mencari jawaban atas
pertanyaan secara ilmiah tentang mekanisme
pengukuran berulang dan mengevaluasi cara
mengeksplorasi pertanyaan tertentu secara ilmiah fungsi
berbagai bentuk penyelidikan empiris dalam
membangun pengetahuan, termasuk tujuan dan
desainnya, dan
c. Mengidentifikasi asumsi, bukti, dan penalaran dalam
teks yang berhubungan dengan sains tentang
pengembangan klaim ilmiah (argumentasi ilmiah) yang
didukung oleh data dan penalaran dalam sains dan
membedakan antara argumen yang didasarkan pada
bukti dan teori ilmiah dan didasarkan pada
pertimbangan lain tentang penyusunan klaim ilmiah
yang didukung oleh data dan penalaran dalam sains
terkait sistem fisik, kehidupan, bumi dan antariksa, serta
teknologi dalam konteks personal, lokal/nasional, dan
global. (CK-5)
d. Menjelaskan potensi implikasi dari pengetahuan ilmiah
bagi masyarakat tentang sifat observasi ilmiah, fakta,
hipotesis, model dan teori,
e. Mendeskripsikan dan mengevaluasi cara-cara yang
digunakan ilmuwan untuk memastikan keajegan
(reliabilitas) data serta objektivitas dan generalisabilitas
penjelasan tentang tujuan ilmu pengetahuan, dan
f. Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber
yang berbeda (misalnya koran, internet, jurnal) tentang
sifat penalaran yang digunakan dalam ilmu pengetahuan
terkait sistem fisik, kehidupan, bumi dan antariksa, serta
teknologi dalam konteks personal, lokal/nasional, dan
global. (CK-6)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 20


CK TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
6 a. Menjelaskan potensi implikasi dari pengetahuan ilmiah
bagi masyarakat tentang sifat observasi ilmiah, fakta,
hipotesis, model dan teori,
b. Mendeskripsikan dan mengevaluasi cara-cara yang
digunakan ilmuwan untuk memastikan keajegan
(reliabilitas) data serta objektivitas dan generalisabilitas
penjelasan tentang tujuan ilmu pengetahuan, dan
c. Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber
yang berbeda (misalnya koran, internet, jurnal) tentang
sifat penalaran yang digunakan dalam ilmu pengetahuan
terkait sistem fisik, kehidupan, bumi dan antariksa, serta
teknologi dalam konteks personal, lokal/nasional, dan
global. (CK-6)
d. Membuat dan menjustifikasi prediksi yang tepat terkait
konten sains berdasarkan data yang disajikan dalam
bentuk tabel, grafik, atau bagan,
e. Membedakan pertanyaan yang mungkin diselidiki
secara ilmiah tentang usulan cara untuk mencari
jawaban atas pertanyaan secara ilmiah tentang sifat
pengamatan ilmiah, fakta, hipotesis, model dan teori,
serta
f. Menganalisis dan menafsirkan data dan menarik
simpulan yang sesuai tentang cara umum untuk
mengabstraksi dan merepresentasikan data
menggunakan tabel, grafik, dan bagan dan
mengidentifikasi asumsi, bukti, dan penalaran dalam
teks yang berhubungan dengan sains terkait sistem fisik,
kehidupan, bumi dan antariksa, serta teknologi dalam
konteks personal, lokal/nasional, dan global. (CK-7)

7 a. Membuat dan menjustifikasi prediksi yang tepat terkait


konten sains berdasarkan data yang disajikan dalam
bentuk tabel, grafik, atau bagan,
b. Membedakan pertanyaan yang mungkin diselidiki
secara ilmiah tentang usulan cara untuk mencari
jawaban atas pertanyaan secara ilmiah tentang sifat
pengamatan ilmiah, fakta, hipotesis, model dan teori,
serta

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 21


CK TARGET KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
c. Menganalisis dan menafsirkan data dan menarik
simpulan yang sesuai tentang cara umum untuk
mengabstraksi dan merepresentasikan data
menggunakan tabel, grafik, dan bagan dan
mengidentifikasi asumsi, bukti, dan penalaran dalam
teks yang berhubungan dengan sains terkait sistem fisik,
kehidupan, bumi dan antariksa, serta teknologi dalam
konteks personal, lokal/nasional, dan global. (CK-7)
d. Menjelaskan potensi implikasi dari pengetahuan ilmiah
bagi masyarakat tentang peran pengetahuan ilmiah, dan
bentuk-bentuk pengetahuan lainnya dalam
mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah
sosial dan teknologi,
e. Mendeskripsikan dan mengevaluasi cara-cara yang
digunakan ilmuwan untuk memastikan keajegan
(reliabilitas) data serta objektivitas dan generalisasi
penjelasan tentang nilai-nilai sains, seperti komitmen
terhadap publikasi, objektivitas, dan mengurangi bias,
dan
f. Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber
yang berbeda (misalnya koran, internet, jurnal) tentang
peran kolaborasi dan kritik serta bagaimana peer review
membantu membangun keyakinan pada klaim/argumen
ilmiah terkait sistem fisik, kehidupan, bumi dan
antariksa, serta teknologi dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global. (CK-9)

D. Modul Pembelajaran Literasi Sosial Budaya


Modul pembelajaran tindak lanjut literasi sosial budaya
ini terdiri dari sembilan ragam. Setiap modul disesuaikan
dengan capaian kompetensi (CK) yang ada pada literasi
sosial budaya di AKMI.
Merujuk pada definisi literasi sosial budaya
sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, wacana
atau teks yang dijadikan bahan kegiatan disusun dan
disajikan dengan mempertimbangkan tiga aspek, yaitu
konten, konteks, dan tema.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 22


Tabel 2.7 Konten, Kompetensi dan Konteks Literasi Sosial
Budaya
Konten Kompetensi Konteks
• Komitmen • Menemukan dan • Lokal
kebangsaan menjelaskan • Nasional
• Toleransi • Menerapkan • Global
• Akomodatif • Menganalisis,
dan inklusif mengevaluasi, dan
mengkreasi

Modul pembelajaran tindak lanjut hasil AKMI untuk


literasi sosial budaya jenjang MI mencakup Capaikan
Kompetensi sebagai berikut.

Tabel 2.8. Capaian Kompetensi Modul Literasi Sosial Budaya


CK Deskripsi Capaian Kompetensi
3 Siswa mampu memberi contoh, menerapkan, dan
mengkategorikan pengetahuan yang terkait nilai-nilai
dalam moderasi beragama serta kehidupan berbangsa
dan bernegara dengan satu problematika
(permasalahan) pada konteks global.
4 Siswa mampu menganalisis, mendeteksi, dan
mengaitkan pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks lokal
5 Siswa mampu menghubungkan, memilih, dan mencari
alternatif pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks nasional
6 Siswa mampu menelaah, membandingkan, dan mencari
solusi pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks global

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 23


7 Siswa mampu menyimpulkan, memprediksi, dan
mengkritisi pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan tiga problematika (permasalahan)
pada konteks lokal

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 24


PEMBELAJARAN LITERASI MEMBACA

A. Memetakan Target Kompetensi dan Cakupan Materi

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh pemahaman
tentang target kompetensi dan cakupan materi. serta mampu
menerapkannya dalam pemetaan kompetensi yang akan
dicapai dan cakupan materi yang akan digunakan dalam
pembelajaran.

Berdasarkan kerangka kerja yang dikembangkan dalam


AKMI, level kompetensi untuk literasi membaca adalah
sebagai berikut.

Tabel 3.1
Kompetensi dan Cakupan Materi CK-3 untuk Modul 3
Konten Cakupan Materi
No
& Kompetensi
.
Konteks Isi Teks Kebahasaan Teks
1. Teks 1) Menemukan Teks dengan topik ● kosakata (kata dasar,
Informas informasi berupa fakta kata berimbuhan, kata
i tersurat sederhana konkret, dominan
Religius (siapa, apa, (dialami/diketahui, makna denotatif,
kapan, bersifat konkret dan konotatif konteks
dimana, dikenali, tentang terbatas),
mengapa, lingkungan sekitar); ● kalimat (jumlah kata
dan organisasi teks 3-7 per kalimat, pola
bagaimana) perspektif jamak kalimat dasar SPOK,
pada teks dialektik; tujuan struktur bahasa tulis
informasi penulisan informasi bercampur bahasa
religius. koersif/mempengaru lisan terbatas),
hi-empati; pada teks
● karakteristik wacana
2) Mengidentifi informasi tunggal
(kohesi pengacuan/
ka dengan panjang 200
referensi, konjungsi
si topik dan kata.
antarparagraf
fokus
penambahan/penjelas
pembahasan
an)
pada teks
informasi
religius.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 25


3) Menyimpulk
an kejadian
pada teks
informasi
religius
Menilai
kualitas teks
informasi
religius
berdasarkan
pengalaman
pribadi.
4) Mengaitkan
isi teks
informasi
religius
dengan
pengalaman
pribadi.
2. Teks 1) Menemukan Teks fiksi fantasi atau
Fiksi informasi biografis sesuai
Sosial tersurat jenjang usia, latar
(siapa, apa, (konkret, metaforis,
kapan, di dan abstrak), tokoh
mana, banyak dengan
mengapa, karakter bulat,
dan konflik tunggal atau
bagaimana) jamak dengan
pada teks penyelesaian
fiksi sosial. terbuka, alur
2) Mengidentifi campuran, sudut
ka pandang campuran
si karakter (akuan dan diaan);
dan watak pada teks fiksi
tokoh cerita dengan panjang 300
pada teks kata.
fiksi sosial.
3) Mengidentifi
ka
si alur
cerita/konflik
pada teks
fiksi sosial.
4) Merefleksika
n
pengetahuan
baru yang
diperoleh
dari teks fiksi
sosial
terhadap
pengetahuan
yang dimiliki.
5) Menilai
tujuan
penulis
dalam

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 26


menggunaka
n diksi dan
kosakata
pada teks
fiksi sosial.

Kompetensi dan Cakupan Materi CK-4 untuk Modul 4


No Konten & Kompetensi Cakupan Materi
Konteks Isi Teks Kebahasaan Teks
1 Teks 1) Menemukan Teks dengan topik
Informasi informasi berupa fakta, konsep,
Personal tersurat (siapa, dan prosedur (tentang isu
apa, kapan, di nasional yang dekat
mana, dengan kehidupan
mengapa, dan remaja); organisasi teks
bagaimana) perspektif tunggal; tujuan
pada teks penulisan: informatif –
informasi netral; dengan
personal karakteristik kosakata:
2) Mengidentifikas kata dasar, kata
i kata kunci berimbuhan (sufiks atau
yang efektif afiks), kata konkret,
untuk dominan makna
● kosakata (kata dasar,
menemukan denotatif, konotatif kata berimbuhan,
sumber konteks terbatas, kata konkret,
informasi yang karakteristik kalimat: dominan makna
relevan jumlah kata per kalimat
denotatif, konotatif
berkaitan 3-7 kata, kalimat dasar konteks terbatas),
dengan fakta (pola SPOK), struktur
● kalimat (jumlah
dan data yang bahasa tulis bercampur
kata 3-7 per kalimat,
disajikan pada bahasa lisan terbatas,
pola kalimat dasar
teks informasi karakteristik wacana:
SPOK, struktur
personal kohesi pengacuan/
bahasa tulis
3) Mengidentifikas referensi, konjungsi
bercampur bahasa
i topik dan fokus antarparagraf
lisan terbatas),
pembahasan penambahan/penjelasan,
pada teks dan tujuan; pada teks ● karakteristik wacana
informasi informasi tunggal dengan (kohesi
personal panjang 300 kata. pengacuan/referensi,
4) Menjelaskan ide konjungsi
pokok dan antarparagraf
beberapa ide penambahan/
pendukung penjelasan);
pada teks
informasi
personal
5) Menilai kualitas
teks informasi
personal
berdasarkan
pengalaman
pribadi
6) Merefleksikan
pengetahuan
baru yang
diperoleh dari

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 27


teks informasi
personal
terhadap
pengetahuan
yang dimiliki
2 Teks 1) Menemukan Teks fiksi realitas atau
Fiksi informasi historis sesuai jenjang
Religius Menemukan usia, latar konkret, tokoh
informasi terbatas dengan karakter
tersurat (siapa, datar, konflik tunggal
apa, kapan, di dengan penyelesaian
mana, tertutup, alur progresif,
mengapa, dan sudut pandang diaan
bagaimana) serba tahu (perspektif
pada teks fiksi pencerita); dengan
religius karakteristik kosakata:
2) Mengidentifikas kata dasar, kata
i kata atau berimbuhan (sufiks atau
ungkapan yang afiks), kata konkret,
tepat untuk dominan makna
menemukan denotatif, konotatif
informasi yang konteks terbatas,
relevan karakteristik kalimat:
berkaitan jumlah kata per kalimat
dengan unsur- 3-7 kata, kalimat dasar
unsur fiksi (pola SPOK), struktur
religius bahasa tulis bercampur
3) Mengidentifikas bahasa lisan terbatas,
i fungsi latar karakteristik wacana:
sebagai kohesi pengacuan/
pendukung referensi, konjungsi
cerita pada teks antarparagraf
fiksi religius penambahan/penjelasan,
4) Menganalisis dan tujuan; pada teks
perkembangan fiksi dengan panjang 400
atau perubahan kata.
unsur intrinsik
(karakter, alur
cerita, latar,
sudut pandang)
5) Mengaitkan isi
teks fiksi
dengan
pengalaman
pribadi pada
teks fiksi religius
6) Menilai tujuan
penulis dalam
menggunakan
diksi dan kosa
kata pada teks
fiksi religius

Subkompetensi dan Cakupan Materi CK-5 untuk Modul 5


Subkompetensi Cakupan Materi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 28


N Konten Isi Teks Kebahasaan Teks
o &
Konteks
1 Teks ● Menemukan Teks
Informa informasi dengan
si Sosial tersurat topik
(siapa, apa, berupa
kapan, di fakta,
mana, konsep,
mengapa, dan
dan prosedur
bagaimana) (tentang isu
pada teks nasional
informasi yang dekat
sosial dengan ● kosakata: kata dasar,
● Mengidentifik kehidupan kata berimbuhan
asi kata kunci remaja); (sufiks atau afiks),
yang efektif organisasi kata konkret,
untuk teks dominan makna
menemukan perspektif denotatif, konotatif
sumber jamak konteks terbatas;
informasi linier; ● karakteristik kalimat:
yang relevan tujuan jumlah kata per
berkaitan penulisan: kalimat 3-7 kata,
dengan fakta persuasif – kalimat dasar (pola
dan data simpati; SPOK), struktur
yang pada teks bahasa tulis
disajikan informasi bercampur bahasa
pada teks tunggal lisan terbatas;
informasi dengan ● karakteristik wacana:
sosial panjang kohesi pengacuan/
● Menyimpulka 350 kata. referensi, konjungsi
n prosedur, antarparagraf
gagasan atau penambahan/penjela
konsep san.
berdasarkan
informasi
rinci pada
teks informasi
sosial
● Menyimpulka
n perubahan
kejadian,
prosedur,
gagasan atau
konsep pada

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 29


teks informasi
sosial
● Menilai
kesesuaian
pemilihan
warna, tata
letak, dan
pendukung
visual lain
(grafik, tabel
dll) dalam
menyampaik
an
pesan/topik
tertentu
dalam teks
informasi
sosial
● Merefleksikan
pengetahuan
baru yang
diperoleh
dari teks
informasi
religius
terhadap
pengetahuan
yang dimiliki
2 Teks 1) Menemukan Teks fiksi
Fiksi informasi realitas atau
Persona tersurat historis
l (siapa, apa, sesuai
kapan, di jenjang
mana, usia, latar:
mengapa, dan konkret dan
bagaimana) metaforis,
pada teks fiksi tokoh
personal banyak
2) Mengidentifik dengan
asi kata atau karakter
ungkapan datar,
yang tepat konflik
untuk jamak
menemukan dengan
informasi penyelesaia
yang relevan n tertutup,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 30


berkaitan alur
dengan unsur- flashback,
unsur fiksi sudut
personal pandang
3) Menganalisis akuan
perkembanga terlibat
n atau (perspektif
perubahan pelaku/toko
unsur intrinsik h) pada
(karakter, alur teks fiksi
cerita, latar, dengan
sudut panjang
pandang) 500 kata.
pada teks fiksi
personal
4) Menyimpulka
n karakter
tokoh, konflik
dan
penyelesaian
cerita, dan
makna latar
dalam
mendukung
keutuhan
cerita pada
teks fiksi
personal
5) Mengevaluasi
penggunaan
diksi dan
majas
(metafora,
analogi,
personifikasi)
pada teks fiksi
personal
6) Merefleksikan
pengetahuan
baru yang
diperoleh dari
teks fiksi
personal
terhadap
pengetahuan
yang dimiliki

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 31


Kompetensi dan Cakupan Materi CK-6 untuk Modul 6
N Konten & Kompetensi Cakupan Materi
o Konteks Isi Teks Kebahasaan Teks
1 Teks 1) Menemukan informasi Teks informasi
Informasi tersurat (siapa, apa, dengan topik berupa
Religius kapan, di mana, fakta, konsep, dan
mengapa, dan prosedur (tentang isu
bagaimana) pada teks nasional yang dekat
informasi religius dengan kehidupan
2) Mengidentifikasi kata remaja); organisasi
kunci yang efektif untuk teks jamak dialektik;
menemukan sumber tujuan penulisan:
informasi yang relevan koersif
berkaitan dengan fakta (memengaruhi) –
dan data yang disajikan empati; pada teks
pada teks informasi informasi tunggal 1) Karakteristik
religius dengan panjang 400 kosakata: kata
3) Menjelaskan ide pokok kata. dasar, kata
dan beberapa ide berimbuhan
pendukung pada teks (sufiks atau afiks),
informasi religius kata konkret,
4) Menyimpulkan dominan makna
prosedur, gagasan atau denotatif,
konsep berdasarkan konotatif konteks
informasi rinci pada teks terbatas.
informasi religius 2) karakteristik
5) Menyimpulkan kalimat: jumlah
perubahan kejadian, kata per kalimat
prosedur, gagasan atau 3-7 kata, kalimat
konsep pada teks dasar (pola
informasi religius SPOK), struktur
6) Menilai kualitas teks bahasa tulis
informasi berdasarkan bercampur
pengalaman pribadi bahasa lisan
pada teks informasi terbatas.
religius 3) karakteristik
7) Merefleksikan wacana: kohesi
pengetahuan baru yang pengacuan/
diperoleh dari teks referensi,
informasi religius konjungsi
terhadap pengetahuan antarparagraf
yang dimiliki penambahan/
2 Teks Fiksi 1) Menemukan informasi Teks fiksi realitas atau penjelasan.
Sosial tersurat (siapa, apa, historis sesuai
kapan, di mana, jenjang usia, latar:
mengapa, dan konkret, metaforis,
bagaimana) pada teks dan abstrak, tokoh
fiksi sosial banyak dengan
2) Mengidentifikasi kata karakter bulat, konflik
atau ungkapan yang tunggal atau jamak
tepat untuk menemukan dengan penyelesaian
informasi yang relevan terbuka, alur
berkaitan dengan unsur- campuran, sudut
unsur fiksi sosial pandang campuran
(akuan dan diaan);

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 32


3) Mengidentifikasi fungsi dengan panjang 600
latar sebagai pendukung kata
cerita pada teks fiksi
sosial
4) Menganalisis
perkembangan atau
perubahan unsur
intrinsik (karakter, alur
cerita, latar, sudut
pandang) pada teks fiksi
sosial
5) Menyimpulkan karakter
tokoh, konflik dan
penyelesaian cerita, dan
makna latar dalam
mendukung keutuhan
cerita pada teks fiksi
sosial
6) Mengevaluasi
penggunaan diksi dan
majas (metafora,
analogi, personifikasi)
pada teks fiksi sosial
7) Menjustifikasi pendapat
orang lain berdasarkan
isi teks fiksi sosial

Kompetensi dan Cakupan Materi CK-7 untuk Modul 7


Konten Cakupan Materi
No & Kompetensi Kebahasaan
Isi Teks
Konteks Teks
1 Teks 1) Menemukan Teks dengan
● kosakata:
Informasi informasi topik berupa
kata khusus
Personal tersurat (siapa, fakta, konsep,
dan kata
apa, kapan, di prosedur, dan
umum, kata
mana, mengapa, metakognisi
berimbuhan
dan bagaimana) tentang isu
kompleks,
pada teks nasional dan
kata abstrak,
informasi global yang
makna
personal. dekat dengan
denotatif,
2) Mengidentifikasi kehidupan
istilah teknis,
kata kunci yang remaja;
konotatif
efektif untuk organisasi teks
konteks luas;,
menemukan perspektif
sumber tunggal; tujuan ● jumlah kata
informasi yang penulisan: per kalimat
relevan informatif – maksimal 8 –
berkaitan netral dengan 12, kalimat,
dengan fakta dan panjang 500 kompleks
data yang kata berbagai
disajikan pada pola, kalimat

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 33


teks informasi inversi,
personal struktur
3) Menyimpulkan bahasa tulis;
prosedur, ● karakteristik
gagasan atau wacana:
konsep kohesi
berdasarkan pelesapan
informasi rinci (ellipsis),
pada teks konjungsi
informasi antar paragraf
personal pertentangan
4) Menyimpulkan dan sebab
perubahan akibat,
kejadian, penggunaan
prosedur, tanda baca
gagasan atau untuk
konsep pada teks mendukung
informasi ungkapan
personal dan makna;
5) Menyusun
inferensi
(kesimpulan)
terkait isi teks
untuk
menentukan
apakah suatu
komentar/
pertanyaan/
pernyataan
relevan dengan
isi teks informasi
personal
6) Menilai
efektivitas format
penyajian data
(format visual,
struktur
perbandingan,
contoh, dll)
untuk
mendukung ide
pokok pada teks
informasi
personal
7) Merefleksikan
pengetahuan
baru yang

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 34


diperoleh dari
teks informasi
personal
terhadap
pengetahuan
yang dimiliki
2 Teks 1) Menemukan Teks fiksi
Fiksi informasi realitas,
Religius tersurat (siapa, historis, atau
apa, kapan, di absurditas
mana, mengapa, (filosofis) sesuai
dan bagaimana) jenjang usia,
pada teks fiksi latar konkret,
religius tokoh terbatas
2) Mengidentifikasi dengan
kata atau karakter datar,
ungkapan yang konflik tunggal
tepat untuk dengan
menemukan penyelesaian
informasi yang tertutup, alur
relevan progresif, sudut
berkaitan pandang diaan
dengan unsur- serba tahu
unsur fiksi (perspektif
religius pencerita)
3) Menganalisis dengan
perkembangan panjang 700
atau perubahan kata..
unsur intrinsik
(karakter, alur
cerita, latar,
sudut pandang)
pada teks fiksi
religius
4) Menyimpulkan
karakter tokoh,
konflik dan
penyelesaian
cerita, dan
makna latar
dalam
mendukung
keutuhan cerita
pada teks fiksi
religius
5) Menghubungkan
antar unsur fiksi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 35


(misalnya
karakter tokoh
dengan latar)
pada teks fiksi
religius
6) Mengevaluasi
penggunaan
diksi dan majas
(metafora,
analogi,
personifikasi)
pada teks fiksi
religius
7) Menjustifikasi
pendapat orang
lain berdasarkan
isi teks fiksi
religius

B. Mengembangkan Indikator dari Kompetensi yang Ditargetkan

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan tentang cara menganalisis kompetensi dasar ke dalam
indikator yang lebih operasional dan lebih khusus, serta mampu
menerapkannya dalam mengembangkan indikator untuk
kompetensi pembelajaran.

Indikator kompetensi merupakan kompetensi spesifik


dan operasional yang harus dikuasai peserta didik melalui
pembelajaran. Kompetensi tersebut bersifat khusus dan dapat
diukur melalui aktivitas penugasan atau menjawab
pertanyaan yang mengukur penguasaan kompetensi khusus
tersebut. Semakin spesifik kompetensi yang akan dicapai
dalam pembelajaran semakin mudah dan jelas bagi guru
dalam mengukur capaian kompetensi tersebut. Karena itu,
guru harus benar-benar memiliki pemahaman secara
memadai tentang kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran dan mampu merinci indikator dari kompetensi
tersebut secara spesifik dan operasional.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 36


Dalam mengembangkan indikator dari kompetensi yang
akan dicapai melalui pembelajaran, ada beberapa cara yang
dapat ditempuh, di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Langkah 1: Guru harus memahami dengan benar dan
utuh kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai
melalui pembelajaran.
2) Langkah 2: Guru harus memposisikan diri sebagai peserta
didik yang belum tahu atau belum memiliki kompetensi
tersebut. Dalam konteks ini, guru dapat memunculkan
pertanyaan pada diri sendiri, misalnya: “jika saya ingin
tahu hal tersebut, pengetahuan apa saja yang saya
perlukan”, “untuk dapat memahami masalah itu, apa
yang harus saya ketahui?”, dan sebagainya.
3) Langkah 3: Guru berusaha menemukan jawaban atas
pertanyaannya sendiri dan mendaftar rincian jawaban
tersebut, misalnya: “saya harus A, B, C, D, dst”.
4) Langkah 4: Guru merumuskan rincian jawaban tersebut
menjadi rincian indikator dari kompetensi yang akan
dicapai.

Keempat langkah tersebut dapat dipraktikkan seperti contoh berikut


ini.
● Sub Kompetensi yang akan diajarkan: Menemukan informasi
tersurat (siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana)
pada teks informasi personal.
● Sebelum menjabarkan indikator tersebut, guru perlu memahami
secara tepat kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran
agar indikator yang dikembangkan tidak terjadi kesalahan atau
ketimpangan dengan kompetensi yang akan diberikannya. Sub
Kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah
menemukan informasi tersurat.
● Untuk menemukan informasi tersurat dalam teks, hal-hal apa
saja yang harus diketahui oleh peserta didik dan bagaimana cara
mengetahuinya?
● Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru dapat
memposisikan diri sebagai peserta didik dengan untuk
memberikan jawaban sebagai berikut:
1) Saya harus mengetahui judul teks karena judul tersebut
pada umumnya tersurat dalam teks.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 37


2) Saya harus membaca secara cermat kalimat-kalimat yang
tertera dalam teks tersebut dan berusaha memahami
isinya. Dengan demikian, saya dapat (a) menemukan
pelaku yang disebutkan dalam teks, (b) menemukan
peristiwa yang diungkapkan secara langsung dalam teks,
(c) menunjukkan tempat dan waktu dari peristiwa tersebut,
(d) alasan mengapa peristiwa tersebut terjadi, dan (e)
menemukan terjadinya peristiwa tersebut.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, indikator dari sub


kompetensi (1) yang akan dicapai dalam pembelajaran CK-1
tersebut adalah sebagai berikut ini.

Tabel 3.2
Contoh Indikator Subkompetensi (3) Teks Informasi Religius
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Menyimpulkan a) Menemukan ide pokok yang
Informasi kejadian pada teks dibahas dalam teks informasi
Religius informasi religius. religius.
b) Mengurutkan berbagai peristiwa
yang terdapat dalam teks informasi
religius.
c) Menemukan kata kunci dalam teks
informasi religius.
d) Menyampaikan isi teks informasi
religius secara singkat dalam satu
kalimat simpulan.
e) Menyusun simpulan terkait isi teks
untuk menentukan
komentar/pertanyaan/pernyataan
yang relevan dengan isi teks
informasi religius.
f) Menemukan pesan/amanat yang
dapat dipetik dalam teks informasi
religius.

Tabel 3.3
Contoh Indikator Subkompetensi (4) Teks Informasi Religius
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 38


Teks Menilai kualitas a) Menjelaskan ragam isi
Informasi teks informasi informasi yang terdapat dalam
Religius religius teks informasi religius.
berdasarkan b) Menelaah keunggulan isi teks
pengalaman informasi religius berdasarkan
pribadi pengalaman pribadi.
c) Menganalisis kekurangan isi
teks informasi religius
berdasarkan pengalaman
pribadi.
d) Mendiagnosa kebermanfaatan
isi teks informasi religius
tersebut bagi pembaca.

Tabel 3.4
Contoh Indikator Subkompetensi (3) Teks Fiksi Sosial
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Mengidentifikasi a) Menemukan bagian cerita yang
Sosial alur cerita/konflik menunjukkan alur cerita seperti
pada teks fiksi sosial awal, tengah, dan akhir cerita
pada teks fiksi sosial.
b) Menjelaskan nama alur dari
bagian cerita pada cerita.
c) Menunjukkan bagian cerita yang
menjelaskan konflik pada teks fiksi
sosial.
d) Menyebutkan penyebab terjadinya
konflik dalam teks fiksi sosial.
e) Menjelaskan gambaran alur cerita
pada teks fiksi sosial.

Tabel 3.5
Contoh Indikator Subkompetensi (4) Teks Fiksi Sosial
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Merefleksikan a) Menjelaskan masalah utama
Sosial pengetahuan yang dibahas dalam teks fiksi
baru yang sosial.
diperoleh dari b) Menunjukkan pengetahuan
teks fiksi sosial baru yang diperoleh dari
terhadap membaca teks fiksi sosial.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 39


pengetahuan c) Menyampaikan alasan tentang
yang dimiliki pengetahuan baru yang
diperolehnya dari membaca
teks informasi sosial.
d) Menunjukkan kesesuaian
pengetahuan baru dalam teks
fiksi sosial tersebut dengan
pengetahuan yang telah
dimiliki.

Tabel 3.6
Contoh Indikator Subkompetensi (1) Teks Informasi Personal CK
4
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Menemukan a) Menunjukkan pelaku yang yang dibahas
Informasi informasi dalam teks.
Personal tersurat (siapa, b) Menjelaskan peristiwa yang
apa, kapan, di dikemukakan dalam teks.
mana, c) Menceritakan waktu dan tempat peristiwa
mengapa, dan yang dikemukakan dalam teks.
bagaimana) d) Menjelaskan penyebab atau alasan
pada teks terjadinya peristiwa yang dikemukakan
informasi dalam teks.
personal. e) Menceritakan kembali urutan terjadinya
peristiwa tersebut.

Tabel 3.7
Contoh Indikator Subkompetensi (2) Teks Informasi Personal CK
4
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 40


Teks Mengidentifikasi a) Mengidentifikasi kata-kata yang
Informasi kata kunci yang digunakan secara berulang-ulang
Personal efektif untuk dalam suatu teks informasi personal.
menemukan b) Menentukan kata tertentu dari kata
sumber yang digunakan secara khusus dari
informasi yang suatu teks informasi personal.
relevan c) Menjelaskan makna kata khusus
berkaitan berdasarkan isi suatu teks informasi
dengan fakta personal.
dan data yang d) Menentukan kata khusus yang dapat
disajikan pada digunakan sebagai kata kunci untuk
teks informasi menemukan sumber informasi.
personal. e) Merangkai kata kunci menjadi sumber
data yang relevan dari suatu teks
informasi personal.

Tabel 3.8
Contoh Indikator Subkompetensi (1) Teks Fiksi Religius CK 4
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Mengidentifikasi a) Menyebutkan latar atau setting cerita
Religius fungsi latar dari sebuah cerita teks fiksi religius.
sebagai b) Menentukan latar atau setting cerita
pendukung dari sebuah cerita teks fiksi religius.
cerita pada teks c) Mengidentifikasi fungsi latar atau
fiksi religius. setting cerita dari sebuah cerita teks
fiksi religius.
d) Mengaitkan fungsi latar atau setting
cerita dari sebuah cerita teks fiksi
religius.
e) Menjelaskan latar atau setting cerita
dari sebuah cerita teks fiksi religius.

Tabel 3.9
Contoh Indikator Subkompetensi (2) Teks Fiksi Religius CK 4
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Menganalisis a) Membandingkan sikap para tokoh
Religius perkembangan dalam teks fiksi religius.
atau perubahan b) Menyebutkan jenis/tahap alur cerita
unsur intrinsik dalam teks fiksi religius.
(karakter, alur

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 41


cerita, latar, c) Mengklasifikasikan karakteristik
sudut pandang) tempat atau waktu peristiwa dalam
teks fiksi religius.
d) Menentukan posisi pengarang dalam
menceritakan tokoh dalam teks fiksi
religius.
e) Menjelaskan perkembangan atau
perubahan unsur intrinsik (karakter,
alur cerita, latar, dan sudut pandang).

Tabel 3.10
Contoh Indikator Subkompetensi (2) Teks Informasi Sosial CK 5
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Mengidentifikasi a) Menentukan kata-kata yang digunakan
Informasi kata kunci yang secara berulang-ulang dalam teks
Sosial efektif untuk informasi sosial
menemukan b) Menunjukkan kata tertentu dari kata-kata
sumber yang digunakan secara berulang-ulang
informasi yang yang secara khusus menggambarkan isi
relevan teks
berkaitan c) Menjelaskan makna kata khusus
dengan fakta berdasarkan keseluruhan isi teks
dan data yang d) Menentukan kata khusus yang dapat
disajikan pada digunakan sebagai kata kunci untuk
teks informasi menemukan sumber informasi
sosial

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 42


Tabel 3.11
Contoh Indikator Subkompetensi (4) Teks Informasi Sosial CK 5
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Menyimpulkan a) Menjelaskan ide pokok atau masalah
Informasi perubahan utama yang dibahas dalam teks
Sosial kejadian, informasi sosial
prosedur, b) Menjelaskan urutan peristiwa yang
gagasan atau dibahas dalam teks
konsep pada c) Menunjukkan terjadinya perubahan
teks informasi informasi yang dibahas dalam
sosial keseluruhan isi teks
d) Menyampaikan isi teks secara singkat
dalam satu kalimat simpulan

Tabel 3.12
Contoh Indikator Subkompetensi (3) Teks Fiksi Personal CK5
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Menganalisis a) Membandingkan sikap para tokoh
Personal perkembangan dalam teks
atau perubahan b) Menyebutkan jenis/ tahap alur cerita
unsur intrinsik dalam teks
(karakter, alur c) Mengklasifikasi karakteristik tempat
cerita, latar, atau waktu peristiwa dalam teks
sudut pandang) d) Menentukan posisi pengarang dalam
pada teks fiksi menceritakan tokoh dalam teks
personal

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 43


Tabel 3.13
Contoh Indikator Subkompetensi (4) Teks Fiksi Personal CK 5
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Menyimpulkan a) Menganalisis kesesuaian jenis
Personal karakter tokoh, karakter dengan tokoh tertentu dalam
konflik dan teks
penyelesaian b) Menentukan jenis konflik yang
cerita, dan dialami tokoh dalam teks
makna latar c) Mendiagnosa penyebab/akibat
dalam terjadinya konflik dalam teks
mendukung d) Menemukan pesan/ amanat yang
keutuhan cerita dapat dipetik dalam teks
pada teks fiksi
personal

Tabel 3.14
Contoh Indikator Subkompetensi (1) Teks Informasi Religius CK
6
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks

Teks Menilai kualitas teks a) Menjelaskan ragam isi informasi yang


Informasi informasi terdapat dalam teks informasi religius
Religius berdasarkan b) Menjelaskan keunggulan isi teks
pengalaman pribadi informasi religius berdasarkan
pada teks informasi pengalaman pribadi
religius c) Menunjukkan kekurangan isi teks
informasi religius berdasarkan
pengalaman pribadi
d) Menjelaskan kebermanfaatan isi teks
informasi religius tersebut bagi
pembaca

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 44


Tabel 3.15
Contoh Indikator Subkompetensi (2) Teks Informasi Religius CK
6
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Merefleksikan a) Menjelaskan masalah utama yang
Informasi pengetahuan baru dibahas dalam teks informasi religius
Religius yang diperoleh dari b) Menunjukkan pengetahuan baru
teks informasi yang diperoleh dari membaca teks
religius terhadap informasi religius
pengetahuan yang c) Menyampaikan alasan tentang
dimiliki pengetahuan baru yang diperolehnya
dari membaca teks informasi religius
d) Menunjukkan kesesuaian
pengetahuan baru dalam teks
informasi religius tersebut dengan
pengetahuan yang telah dimiliki

Tabel 3.16
Contoh Indikator Subkompetensi (1) Teks Fiksi Sosial CK 6
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Menyimpulkan a) Menunjukkan karakter setiap tokoh
Sosial karakter tokoh, dalam teks fiksi sosial
konflik dan b) Membuat simpulan tentang karakter
penyelesaian cerita, tokoh yang baik dalam teks fiksi sosial
dan makna latar c) Membuat simpulan tentang urutan
dalam mendukung peristiwa atau alur cerita teks fiksi
keutuhan cerita pada sosial
teks fiksi sosial d) Menyimpulkan makna latar dalam
fiksi sosial yang membangun keutuhan
cerita

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 45


Tabel 3.17
Contoh Indikator Subkompetensi (2) Teks Fiksi Sosial CK 6
Konten & Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Mengevaluasi a) Menjelaskan keunggulan dan
Sosial penggunaan diksi kekurangan penggunaan diksi dalam
dan majas (metafora, fiksi sosial
analogi, b) Menunjukkan majas yang digunakan
personifikasi) pada dalam fiksi sosial
teks fiksi sosial c) Menilai keunggulan dan kekurangan
penggunaan majas dalam teks fiksi
sosial
d) Menilai ketepatan penggunaan diksi
dan majas dalam teks fiksi sosial

Tabel 3.18
Contoh Indikator Subkompetensi (1) Teks Informasi Personal CK
7
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Mengidentifikasi a) Menentukan ide pokok/ utama dari
Informasi kata kunci yang teks informasi personal yang dibaca
Personal efektif untuk b) Menggunakan kata kunci yang efektif
menemukan untuk mencari informasi yang relevan
sumber c) Menafsirkan informasi dengan efektif
informasi yang untuk tujuan tertentu
relevan d) Mendeskripsikan ide/ gagasan
berkaitan pendukung dari teks informasi
dengan fakta personal
dan data yang
disajikan pada
teks informasi
personal

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 46


Tabel 3.19
Contoh Indikator Subkompetensi (2) Teks Informasi Personal CK
7
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Menyimpulkan a) Mengidentifikasi informasi rinci dalam
Informasi prosedur, teks
Personal gagasan atau b) Memahami prosedur, gagasan,
konsep maupun konsep informasi yang
berdasarkan dijelaskan
informasi rinci c) Menganalisis informasi penting dan
pada teks tidak penting dari teks
informasi d) Mengorganisir informasi menjadi
personal kesimpulan yang jelas dan logis
e) Mengkomunikasikan kesimpulan isi
teks secara efektif

Tabel 3.20
Contoh Indikator Subkompetensi (2) Teks Fiksi Religius CK 7
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks
Teks Fiksi Mengidentifikasi a) Menemukan kata-kata kunci yang
Religius kata atau berkaitan dengan unsur-unsur fiksi
ungkapan yang religius (tokoh, latar, tema, pesan
tepat untuk moral, nilai-nilai religius, dan lain
menemukan sebagainya).
informasi yang b) Menggunakan istilah-istilah atau frasa
relevan yang sesuai dengan unsur-unsur fiksi
berkaitan religius, (nama-nama tokoh atau tempat
dengan unsur- yang terkait dengan agama, istilah-
unsur fiksi istilah keagamaan, dan lain
religius sebagainya).
c) Membedakan makna dari kata-kata
atau ungkapan yang serupa atau
memiliki makna yang mirip, namun
tidak sama.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 47


C. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan tentang cara merumuskan indikator kompetensi ke
dalam tujuan pembelajaran untuk CK-1.

Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP), rincian indikator dari kompetensi menjadi dasar dalam
pengembangan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
yang benar, terstruktur, dan lengkap memiliki peran penting
sebagai petunjuk bagi guru untuk memilih materi ajar, strategi,
model, metode, dan media pembelajaran yang digunakan saat
KBM berlangsung. Terdapat empat unsur pokok yang ada
pada perumusan tujuan pembelajaran. Keempat unsur ini
disingkat menjadi ABCD (Audience, Behavior, Condition,
dan Degree). Audience adalah peserta didik yang menjadi
subjek, juga sekaligus objek, dalam pembelajaran. Behavior
adalah perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik melalui pembelajaran, dalam hal ini, ditunjukkan
dengan menggunakan satu kata kerja operasional. Condition
adalah aktivitas yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk
mencapai kompetensi dalam pembelajaran. Degree adalah
perbandingan capaian kompetensi antara sebelum dan
sesudah pembelajaran berlangsung. Jabaran empat unsur
dalam tujuan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tujuan Melalui membaca teks secara cermat, peserta didik mampu


Pembelajaran menyebutkan judul teks yang dibaca dengan benar
Condition Melalui membaca teks secara cermat
Audience peserta didik
Behavior mampu menyebutkan judul teks yang dibaca
Degree dengan benar

Berdasarkan rumusan indikator kompetensi dalam


contoh di atas, rumusan tujuan pembelajaran dapat
dicontohkan sebagai berikut.

Tabel 3.21

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 48


Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (3)
Teks Informasi Religius CK 3
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menemukan ide pokok yang dibahas Melalui membaca teks secara cermat,
dalam teks informasi religius. peserta didik mampu menemukan ide
pokok yang dibahas dalam teks
informasi religius dengan tepat.
Mengurutkan berbagai peristiwa yang Melalui membaca teks secara cermat,
terdapat dalam teks informasi peserta didik mampu mengurutkan
religius. berbagai peristiwa yang terdapat
dalam teks informasi religius dengan
tepat.
Menemukan kata kunci dalam teks Melalui analisis teks secara cermat,
informasi religius. peserta didik mampu menemukan
kata kunci dalam teks informasi
religius dengan tepat.
Menyampaikan isi teks informasi Melalui kerja secara mandiri, peserta
religius secara singkat dalam satu didik secara individu mampu
kalimat simpulan. menyampaikan isi teks informasi
religius secara singkat dalam satu
kalimat simpulan dengan tepat.
Menyusun simpulan terkait isi teks Melalui diskusi kelompok, peserta
untuk menentukan didik mampu menyusun simpulan
komentar/pertanyaan/pernyataan terkait isi teks untuk menentukan
yang relevan dengan isi teks informasi komentar/pertanyaan/pernyataan
religius. yang relevan dengan isi teks informasi
religius dengan tepat.
Menemukan pesan/amanat yang Melalui tanya jawab dan diskusi
dapat dipetik dalam teks informasi kelas, peserta didik mampu
religius. menemukan pesan/amanat yang
dapat dipetik dalam teks informasi
religius dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 49


Tabel 3.22
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (4)
Teks Informasi Religius CK 3
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menjelaskan ragam isi informasi yang Melalui membaca teks secara cermat,
terdapat dalam teks informasi peserta didik mampu menjelaskan
religius. ragam isi informasi (minimal 3) yang
terdapat dalam teks informasi religius
dengan tepat.
Menelaah keunggulan isi teks Melalui diskusi kelompok, peserta
informasi religius berdasarkan didik mampu menelaah keunggulan
pengalaman pribadi. isi teks informasi religius berdasarkan
pengalaman pribadi dengan tepat.
Menganalisis kekurangan isi teks Melalui analisis teks secara cermat,
informasi religius berdasarkan peserta didik mampu menganalisis
pengalaman pribadi. kekurangan isi teks informasi religius
berdasarkan pengalaman pribadi
dengan tepat.
Mendiagnosa kebermanfaatan isi teks Melalui tanya jawab dan diskusi
informasi religius tersebut bagi kelas, peserta didik mampu
pembaca. mendiagnosa kebermanfaatan isi teks
informasi religius tersebut bagi
pembaca dengan tepat.

Tabel 3.23
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (3)
Teks Fiksi Sosial CK 3
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menemukan bagian cerita yang Melalui membaca teks secara cermat,
menunjukkan alur cerita seperti awal, peserta didik mampu menentukan
tengah, dan akhir cerita pada teks bagian cerita yang menunjukkan alur
fiksi sosial. cerita seperti awal, tengah, dan akhir
cerita pada teks fiksi sosial dengan
tepat.
Menjelaskan nama alur dari bagian Melalui membaca teks secara cermat,
cerita pada teks fiksi sosial. peserta didik mampu menjelaskan
nama alur dari bagian cerita pada teks
fiksi sosial dengan tepat.
Menunjukkan bagian cerita yang Melalui analisis teks secara cermat,
menjelaskan konflik pada teks fiksi peserta didik mampu menunjukkan
sosial. bagian cerita yang menjelaskan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 50


konflik pada teks fiksi sosial dengan
tepat.
Menyebutkan penyebab terjadinya Melalui diskusi kelompok, peserta
konflik dalam teks fiksi sosial. didik mampu menyebutkan
penyebab terjadinya konflik dalam
teks fiksi sosial dengan tepat.
Menjelaskan gambaran alur cerita Melalui tanya jawab dan diskusi
pada teks fiksi sosial. kelas, peserta didik mampu
menjelaskan gambaran alur cerita
pada teks fiksi sosial dengan tepat.

Tabel 3.23
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (1) Teks Informasi
Personal CK 4
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menunjukkan pelaku yang Melalui membaca teks secara
dibahas dalam teks. cermat, peserta didik mampu
menunjukkan pelaku yang
dibahas dalam teks yang dibaca
dengan benar.
Menjelaskan peristiwa yang Melalui membaca teks secara
dikemukakan dalam teks. cermat, peserta didik mampu
menjelaskan peristiwa yang
dikemukakan secara tepat.
Menceritakan waktu dan tempat Melalui analisis teks secara
peristiwa yang dikemukakan cermat, peserta didik mampu
dalam teks. menceritakan waktu dan tempat
peristiwa yang dikemukakan
dalam teks dengan benar.
Menjelaskan penyebab atau Melalui diskusi kelompok,
alasan terjadinya peristiwa yang peserta didik mampu
dikemukakan dalam teks. menjelaskan penyebab atau
alasan terjadinya peristiwa yang
dikemukakan dalam teks secara
lengkap dan benar.
Menceritakan kembali urutan Melalui tanya jawab dan diskusi
terjadinya peristiwa tersebut. kelas, peserta didik mampu
menceritakan kembali urutan
terjadinya peristiwa yang
dikemukakan dalam teks dengan
benar.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 51


Tabel 3.24
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (2) Teks Informasi
Personal CK 4
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Mengidentifikasi kata-kata yang Melalui membaca teks secara
digunakan secara berulang-ulang cermat, peserta didik mampu
dalam suatu teks informasi mengidentifikasi kata-kata yang
personal. digunakan secara berulang-ulang
dalam suatu teks informasi
personal dengan lengkap dan
benar.
Menentukan kata tertentu dari Melalui membaca teks secara
kata yang digunakan secara cermat, peserta didik mampu
khusus dari suatu teks informasi menentukan kata tertentu dari
personal. kata yang digunakan secara
khusus dari suatu teks informasi
personal dengan lengkap dan
benar.
Menjelaskan makna kata khusus Melalui membaca teks secara
berdasarkan isi suatu teks cermat, peserta didik mampu
informasi personal. menjelaskan makna kata khusus
berdasarkan isi suatu teks
informasi personal dengan
lengkap dan benar.
Menentukan kata khusus yang Melalui membaca teks secara
dapat digunakan sebagai kata cermat, peserta didik mampu
kunci untuk menemukan sumber menentukan kata khusus yang
informasi. dapat digunakan sebagai kata
kunci untuk menemukan sumber
informasi dengan lengkap dan
benar.
Merangkai kata kunci menjadi Melalui membaca teks secara
sumber data yang relevan dari cermat, peserta didik mampu
suatu teks informasi personal. merangkai kata kunci menjadi
sumber data yang relevan dari
suatu teks informasi personal
dengan lengkap dan benar.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 52


Tabel 3.28
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (1) Teks Fiksi
Religius CK 4
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menyebutkan latar atau setting Melalui membaca teks secara
cerita dari sebuah cerita teks fiksi cermat, peserta didik mampu
religius. menyebutkan latar atau setting
cerita dari sebuah cerita teks fiksi
religius yang dibaca dengan
benar.
Menentukan latar atau setting Melalui membaca teks secara
cerita dari sebuah cerita teks fiksi cermat, peserta didik mampu
religius. menentukan latar atau setting
cerita dari sebuah cerita teks fiksi
religius yang dibaca dengan
benar.
Mengidentifikasi fungsi latar atau Melalui membaca teks secara
setting cerita dari sebuah cerita cermat, peserta didik mampu
teks fiksi religius. mengidentifikasi fungsi latar atau
setting cerita dari sebuah cerita
teks fiksi religius yang dibaca
dengan benar.
Mengaitkan fungsi latar atau Melalui membaca teks secara
setting cerita dari sebuah cerita cermat, peserta didik mampu
teks fiksi religius. mengaitkan fungsi latar atau
setting cerita dari sebuah cerita
teks fiksi religius yang dibaca
dengan benar.
Menjelaskan latar atau setting Melalui membaca teks secara
cerita dari sebuah cerita teks fiksi cermat, peserta didik mampu
religius. menjelaskan latar atau setting
cerita dari sebuah cerita teks fiksi
religius yang dibaca dengan
benar.

Tabel 3.29
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (2) Teks Informasi
Sosial CK 5

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 53


Indikator dari Subkompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menentukan kata-kata yang Melalui membaca teks secara cermat,
digunakan secara berulang-ulang peserta didik mampu menentukan
dalam teks informasi sosial kata-kata yang digunakan secara
berulang-ulang dalam teks informasi
sosial dengan benar.
Menunjukkan kata tertentu dari kata- Melalui analisis teks secara cermat,
kata yang digunakan secara berulang- peserta didik mampu menunjukkan
ulang yang secara khusus kata tertentu dari kata-kata yang
menggambarkan isi teks digunakan secara berulang-ulang
yang secara khusus menggambarkan
isi teks secara tepat.
Menjelaskan makna kata khusus Melalui diskusi kelompok, peserta
berdasarkan keseluruhan isi teks didik mampu menjelaskan makna
kata khusus berdasarkan keseluruhan
isi teks dengan benar.
Menentukan kata khusus yang dapat Melalui kerja mandiri, peserta didik
digunakan sebagai kata kunci untuk mampu menentukan kata khusus
menemukan sumber informasi yang dapat digunakan sebagai kata
kunci untuk menemukan sumber
informasi dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 54


Tabel 3.30
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (4) Teks Informasi
Sosial CK 5
Indikator dari Subkompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menjelaskan ide pokok atau masalah Melalui membaca teks secara cermat,
utama yang dibahas dalam teks peserta didik mampu menjelaskan
informasi sosial ide pokok atau masalah utama yang
dibahas dalam teks informasi sosial
dengan benar.
Menjelaskan urutan peristiwa yang Melalui analisis teks secara cermat,
dibahas dalam teks peserta didik mampu menjelaskan
urutan peristiwa yang dibahas dalam
teks dengan tepat.
Menunjukkan terjadinya perubahan Melalui diskusi kelompok, peserta
informasi yang dibahas dalam didik mampu menunjukkan
keseluruhan isi teks terjadinya perubahan informasi yang
dibahas dalam keseluruhan isi teks
dengan benar.
Menyampaikan isi teks secara singkat Melalui kerja mandiri, peserta didik
dalam satu kalimat simpulan mampu menyampaikan isi teks
secara singkat dalam satu kalimat
simpulan dengan benar.

Tabel 3.31
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (3) Teks Fiksi
Personal CK 5
Indikator dari Subkompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Membandingkan sikap para tokoh Melalui membaca teks secara cermat,
dalam teks peserta didik mampu
membandingkan sikap para tokoh
dalam teks dengan benar.
Menyebutkan jenis/ tahap alur cerita Melalui membaca teks secara cermat,
dalam teks peserta didik mampu menyebutkan
jenis/ tahap alur cerita dalam teks
secara tepat.
Mengklasifikasi karakteristik tempat Melalui diskusi kelompok, peserta
atau waktu peristiwa dalam teks didik mampu mengklasifikasi
karakteristik tempat atau waktu
peristiwa dalam teks dengan benar.
Menentukan posisi pengarang dalam Melalui tanya jawab dan diskusi
menceritakan tokoh dalam teks kelas, peserta didik mampu
menentukan posisi pengarang dalam

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 55


menceritakan tokoh dalam teks
dengan tepat.

Tabel 3.32
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (2) Teks Fiksi
Personal untuk CK-5
Indikator dari Subkompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menganalisis kesesuaian jenis Melalui analisis teks secara cermat,
karakter dengan tokoh tertentu peserta didik mampu menganalisis
dalam teks kesesuaian jenis karakter dengan
tokoh tertentu dalam teks dengan
benar.
Menentukan jenis konflik yang Melalui membaca teks secara cermat,
dialami tokoh dalam teks peserta didik mampu menentukan
jenis konflik yang dialami tokoh
dalam teks dengan benar.
Mendiagnosa penyebab/akibat Melalui diskusi kelompok, peserta
terjadinya konflik dalam teks didik mampu mendiagnosa
penyebab/akibat terjadinya konflik
dalam teks dengan benar.
Menemukan pesan/ amanat yang Melalui kerja mandiri, peserta didik
dapat dipetik dalam teks mampu menemukan pesan/ amanat
yang dapat dipetik dalam teks dengan
benar.

Tabel 3.33
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (1) Teks Informasi
Religius CK 6
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menjelaskan ragam isi informasi Melalui membaca teks secara
yang terdapat dalam teks informasi cermat, peserta didik mampu
religius menjelaskan ragam isi informasi
(minimal tiga) yang terdapat dalam
teks informasi religius dengan
tepat.
Menjelaskan keunggulan isi teks Melalui analisis teks secara cermat,
informasi religius berdasarkan peserta didik mampu menjelaskan
pengalaman pribadi keunggulan isi teks informasi
religius berdasarkan pengalaman
pribadi dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 56


Menunjukkan kekurangan isi teks Melalui diskusi kelompok, peserta
informasi religius berdasarkan didik mampu menjelaskan
pengalaman pribadi kekurangan isi teks informasi
religius berdasarkan pengalaman
pribadi dengan tepat.
Menjelaskan kebermanfaatan isi Melalui tanya jawab dan diskusi
teks informasi religius tersebut bagi kelas, peserta didik mampu
pembaca menjelaskan kebermanfaatan isi
teks informasi religius tersebut bagi
pembaca dengan tepat.

Tabel 3.34
Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (2) Teks Informasi
Religius CK 6
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menjelaskan masalah utama yang Melalui membaca teks secara cermat,
dibahas dalam teks informasi religius peserta didik mampu menjelaskan
masalah utama yang dibahas dalam
teks informasi religius dengan tepat.
Menunjukkan pengetahuan baru yang Melalui analisis teks secara cermat,
diperoleh dari membaca teks peserta didik mampu menunjukkan
informasi religius pengetahuan baru yang diperoleh dari
membaca teks informasi religius
dengan tepat.
Menyampaikan alasan tentang Melalui diskusi kelompok, peserta
pengetahuan baru yang diperolehnya didik mampu menyampaikan alasan
dari membaca teks informasi religius tentang pengetahuan baru yang
diperolehnya dari membaca teks
informasi religius dengan tepat.
Menunjukkan kesesuaian Melalui tanya jawab dan diskusi
pengetahuan baru dalam teks kelas, peserta didik mampu
informasi religius tersebut dengan menunjukkan kesesuaian
pengetahuan yang telah dimiliki pengetahuan baru dalam teks
informasi religius tersebut dengan
pengetahuan yang telah dimiliki
dengan tepat.

Tabel 3.35
Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran Teks Informasi Personal
CK 7

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 57


Indikator dari Kompetensi Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
Menentukan ide pokok/ Melalui analisis teks secara
utama dari teks informasi cermat, peserta didik mampu
personal yang dibaca. menentukan ide pokok/
utama dari teks informasi
personal yang dibaca dengan
benar.
Menggunakan kata kunci Melalui membaca teks
yang efektif untuk mencari secara cermat, peserta didik
informasi yang relevan. mampu menggunakan kata
kunci yang efektif untuk
mencari informasi yang
relevan dengan baik.
Menafsirkan informasi Melalui diskusi kelompok
dengan efektif untuk tujuan secara terbimbing, peserta
tertentu. didik mampu menafsirkan
informasi dengan efektif
untuk tujuan tertentu dalam
teks secara benar.
Mendeskripsikan ide/ Melalui identifikasi teks yang
gagasan pendukung dari teks dibaca, peserta didik mampu
informasi personal. mendeskripsikan ide/
gagasan pendukung dari teks
informasi personal dengan
jelas dan lengkap.
Tabel 3.36
Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran Teks Informasi Personal
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Mengidentifikasi informasi rinci Melalui membaca teks secara
dalam teks cermat, peserta didik mampu
mengidentifikasi informasi rinci
dalam teks yang dibaca dengan
tepat.
Memahami prosedur, gagasan, Melalui analisis teks secara
maupun konsep yang dijelaskan cermat dan mendalam, peserta
didik mampu memahami

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 58


prosedur, gagasan, maupun
konsep yang dijelaskan dalam
teks secara benar.
Menganalisis informasi penting Melalui analisis teks secara
dan tidak penting dari teks cermat, peserta didik mampu
menganalisis informasi penting
dan tidak penting dari teks
dengan benar.
Mengorganisir informasi menjadi Melalui identifikasi teks yang
kesimpulan yang jelas dan logis dibaca, peserta didik mampu
mengorganisir informasi menjadi
kesimpulan yang jelas dan logis
dalam teks secara lengkap dan
benar.
Mengkomunikasikan kesimpulan Melalui tanya jawab dan diskusi,
isi teks secara efektif peserta didik secara individu
mampu mengkomunikasikan
kesimpulan isi teks secara
efektif.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 59


D. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan keterampilan dalam
memilih dan mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan konten
dan konteks yang telah ditetapkan dalam AKMI serta memenuhi ketentuan
cakupan isi dan kebahasaan teks untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Materi pembelajaran dikembangkan setelah guru


merancang indikator kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan
mengembangkan materi belajar sebaik dan setepat mungkin
agar dapat mencapai kompetensi pembelajaran yang
diharapkan. Dalam mengembangkan materi pembelajaran,
setelah menentukan tema, konten, dan konteks bacaan, guru
dapat melakukan eksplorasi teks sesuai dengan ketentuan (1)
tema dan topik teks yang telah ditetapkan, (2) konten dan
konteks yang dipersyaratkan, (3) panjang teks yang telah
ditentukan, dan (4) kredibilitas sumber teks yang sangat
dianjurkan. Setiap mengambil materi bacaan dari suatu
sumber tertentu diwajibkan menuliskan sumber teks tersebut.
Hal ini untuk menghindari aduan atau masalah plagiarisme.
Materi pembelajaran sebagai stimulus yang
dikembangkan dalam modul ini adalah teks informasi dan teks
fiksi dengan konteks personal, sosial, dan religius. Namun,
dalam modul ini hanya memaparkan beberapa contoh karena
modul ini hanya sebagai memantik para peserta bimtek dan
para guru dalam mengembangkan kreativitas dan kemampuan
inovatifnya. Dalam pelaksanaan pelatihan, para peserta atau
para guru dapat mengembangkan konten materi pembelajaran
dengan konteks yang lainnya.
Berikut ini dicontohkan beberapa teks untuk literasi
membaca.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 60


Contoh Materi Teks Informasi Religius CK 3
Gotong Royong dalam Perspektif Keagamaan
Gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang
tercantum dalam nilai-nilai Pancasila. Gotong royong memiliki arti
saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Konsep gotong royong juga sangat erat kaitannya dengan
nilai-nilai religius yang mengajarkan kebaikan dan kebersamaan.
Dalam ajaran seluruh agama yang ada di Indonesia, gotong
royong merupakan salah satu kegiatan yang dianjurkan. Gotong
royong dalam agama Islam dikenal dengan istilah “muamalah” yaitu
sikap saling tolong menolong dalam masyarakat. Dalam agama
Hindu-Budha, gotong royong dikenal dengan istilah “karma yoga”
yaitu mengabdikan diri untuk kebaikan orang lain. Adapun dalam
agama Kristen, gotong royong diartikan sebagai pelayanan, yaitu
melakukan pekerjaan untuk orang lain.

Gambar 3.1 Keanekaragaman agama di Indonesia

Wujud dari gotong royong sering kita lihat dalam kehidupan


sehari-hari di berbagai kegiatan masyarakat. Mulai dari
membersihkan lingkungan, memperbaiki infrastruktur, hingga
membantu sesama yang sedang tertimpa musibah. Kegiatan ini sering
digerakkan oleh kelompok keagamaan seperti majelis taklim, gereja
atau pura.
Melalui gotong royong masyarakat tidak hanya memperbaiki
lingkungan fisik tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan religi.
Gotong royong mengajarkan kita untuk saling menghargai, saling

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 61


membantu, dan memperkuat kebersamaan. Selain itu kita dapat
merasakan kebahagiaan karena telah bisa membantu orang lain.

Contoh Materi Teks Fiksi Sosial CK 3


Belajar dari Semut
Di sebuah sarang semut yang terletak di tengah hutan.
Hiduplah sekawanan semut yang beragam warnanya mulai dari
kuning, cokelat, merah, dan hitam. Mereka mencari makan sesuai
dengan kelompok semut masing-masing, tanpa memperdulikan
kelompok semut lainnya.
Suatu hari, ketika seluruh semut sedang beristirahat setelah
seharian bekerja mencari makan, sekawanan semut hitam datang
dengan tergesa-gesa. Semut hitam memberitahukan ada sebuah batu
besar yang jatuh di dekat sarang mereka. Sekawanan semut hitam
sudah berusaha mengangkatnya akan tetapi batu itu terlalu besar. Jika
tidak segera diangkat akan merusak sarang mereka dan mengancam
keselamatan semut-semut lainnya.
Seluruh semut panik dan bingung tidak tahu harus
melakukan apa. Tiba-tiba seekor semut merah bernama Zahim
mengajak seluruh semut untuk bekerja sama. Kelompok semut kuning
dan cokelat tidak mengikuti ajakan Zahim dikarenakan lebih jauh
letaknya dengan sarang mereka. Akhirnya hanya kelompok semut
merah dan hitam yang mengikuti ajakan Zahim.
Setelah semut merah dan hitam bekerja sama memindahkan
batu besar, tanpa mereka sadari batu tersebut berpindah ke dekat
sarang semut kuning dan cokelat. Semut kuning dan cokelat yang
mengetahui hal tersebut panik dan takut dengan keselamatan mereka.
Zahim dengan lantang mengajak seluruh kelompok semut untuk
bergotong royong demi keselamatan mereka semua.

Gambar 3.2 Belajar gotong royong dari semut

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 62


Seluruh kelompok semut akhirnya mendengarkan arahan
Zahim. Semut kuning menggali tanah di bawah batu besar, semut
cokelat membawa daun dan rumput untuk menyangga batu besar,
semut merah mengangkat bagian batu yang lebih berat sedangkan
semut hitam mengangkat bagian batu yang lebih ringan. Seluruh
semut bergotong royong dan saling membantu satu sama lain tanpa
kenal lelah.
Setelah beberapa saat, batu tersebut berhasil diangkat dan
dipindahkan jauh dari sarang mereka. Para semut senang dan bangga
dengan hasil kerja kerasnya. Setelah kejadian tersebut mereka belajar
bahwa dengan bergotong royong dapat menyelesaikan masalah dan
memperkuat hubungan antar sesama.

Contoh Teks Informasi Personal CK 4

Lomba Teknologi Tepat Guna: MTsN 1 Kota Suka Makmur


Raih Juara 1 Nasional

MTsN 1 Kota Suka Makmur mendelegasikan siswa terbaiknya


dalam mengikuti lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
diadakan oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di Gedung
Pancasila, Jakarta (21/3/2023). Lomba ini diikuti oleh ratusan
madrasah terbaik di Indonesia.

Lomba Teknologi Tepat Guna ini bertujuan untuk mendorong


mengembangkan inovasi TTG yang dapat dimanfaatkan untuk

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 63


meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha ekonomi
produktif dan kreatif berbasis kepada potensi unggulan. Dalam
hal ini MTsN 1 Kota Suka Makmur mendelegasikan 3 tim. Tim
pertama bernama Elektrik Sederhana kelas VIII yang diketuai
oleh Aisyah Maghfirah Firdaus, tim kedua bernama Sepeda
Pintar diketuai Nurul Nur Rahmah kelas VIII, dan tim ketiga
bernama Mesin Juara diketuai Maulana Rahmadito kelas IX.

Pada sesi penutupan, 24 Maret 2023 pukul 17.30, Badan Riset


Inovasi Nasional mengumumkan para juara dalam perlombaan
tersebut. Sesuai kriteria penilaian dewan juri, tim delegasi
MTsN 1 Kota Suka Makmur meraih juara 1. Juara 1 diraih oleh
Nurul Nur Rahmah yang berinovasi tentang Sepeda Pintar.
Prestasi ini dinilai luar biasa karena para siswa tersebut masih
duduk di kelas 8 dan mampu bersaing dengan siswa lainnya
pada tingkatan yang lebih tinggi. Hal ini menjadi bukti kerja
keras yang dilakukan oleh Nurul beserta tim yang didampingi
oleh pembina.

Dr. H. Shohibul Fikri selaku kepala madrasah menyampaikan


rasa bangga yang luar biasa kepada para siswa. Ia
mengapresiasi proses yang telah dilakukan oleh anak didiknya.
Baginya, ketekunan, kesungguhan, dan dukungan setiap pihak
membuat delegasi MTsN 1 Kota Suka Makmur layak mendapat
hasil terbaik. “Hasil ini merupakan kerja keras para siswa
dalam mengikuti proses pembinaan, tidak heran jika mereka
mendapat hasil yang terbaik. Setiap usaha dan kerja keras pasti
akan memberikan hasil terbaik,” imbuhnya.

Harapannya, MTsN 1 Kota Suka Makmur mampu


mempertahankan juaranya, mengembangkan ke kancah
internasional, serta memberikan inovasi baru guna
menghadirkan solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi
oleh masyarakat,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 64


(Sumber: Diadaptasi dari https://www.mtsn1kobi.sch.id/ikuti-
lomba-teknologi-tepat-guna-mtsn-1-kota-bima-juara-1-dan-
2/)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 65


Contoh Materi Teks Fiksi Religius CK 4

NIKMAT SUBUH

Perlahan, mata Satti mulai terpejam. Ia mulai terlelap dalam


pekatnya malam. Tubuhnya terbaring di atas kursi sofa saat
menonton televisi. Hingga pagi tiba-tiba kembali datang
membangunkannya dengan hawa dingin. Tiba-tiba telah ada
selimut yang membungkus tubuhnya. Ia baru menyadari jika ia
telah terlelap semalaman di atas kursi.

Dari ruang tamu, Satti melihat jam dinding dengan jarum


pendek di antara angka enam, sedang jarum panjang perlahan
bergerak ke bawah menuju angka empat. Satti tak terkejut
sedikitpun. Ia telah terbiasa bangun siang. Saat ayam telah
keluar dari kandang, saat kelelawar kembali tidur di sarangnya,
saat para petani di desanya sayup-sayup berjalan untuk
kembali menghidupi keluarganya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 66


Satti bergegas menyambar handuk yang tergelantung untuk
mandi dan langsung bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Salat
Subuh sudah biasa ia lewatkan. Tak ada penyesalan sedikitpun
saat itu. Ia kembali beraktivitas. Satti berangkat ke sekolah dan
menghadapi pusaran rutinitas.

Bel sekolah berbunyi dengan lantang. Tepat pukul 07.00


petugas sekolah melaksanakan kewajibannya dan menutup
pintu gerbang sekolah diiringi teriakan segera masuk. Itu
menjadi pertanda bahwa Satti dan teman-temannya harus
masuk ke dalam kelas. Rumah Satti terbilang dekat dengan
sekolah. Itulah yang membuat dia selalu terlihat santai dan
bangun siang.

Selang dua menit kemudian, pak guru masuk ke dalam kelas


Satti. Pak Rahmat bergegas membuka pembelajaran dan
langsung menerangkan sebuah materi. Kehadiran Pak Rahmat
selalu ditunggu-tunggu oleh Satti dan teman-temannya.

“Materi pada pagi hari ini adalah tentang salat. Salat adalah
amalan pertama yang dihisab oleh Allah di dalam kubur nanti.
Dan barang siapa yang meninggalkan shalat lima waktu
ataupun satu waktu terlewatkan maka ia akan mendapatkan
dosa yang sangat besar,” tutur Pak Guru.

Pak Rahmat kembali melanjutkan ucapannya bahwa waktu


menjelang subuh menjadi waktu yang paling berharga.
Pasalnya, salat sunah sebelum subuh lebih berharga dari dunia
beserta isinya.

Seketika itu juga air mata satu persatu menetes di pipi Satti.
Satti memang setiap hari melaksanakan salat, tetapi tidak
dengan Salat Subuh. Malam semakin larut tetapi Satti masih
memikirkan kata-kata yang diucapkan pak guru tadi pagi. “Aku
tidak mau menambah dosa karena tidak Salat Subuh.” Tiba-
tiba Satti memikirkan sebuah ide. Ia langsung buru-buru

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 67


menyambar handphone dan memasang alarm pukul 04.00.
"Mungkin dengan cara ini aku bisa bangun,” tutur Satti dalam
hati. Satti berpamitan pergi ke kamarnya agar esok bisa bangun
lebih pagi.

Malam berlalu begitu saja. Tiba-tiba dering handphone


membangunkan Satti dari tidurnya. Ia mengucap syukur dan
menghirup udara pagi itu. Ia bergegas menuju kamar mandi
untuk mempersiapkan diri untuk Salat Subuh. Ia merasakan
ketenteraman dalam dirinya. Setelah itu, ia membaca Al-
Quran dan membaca buku-buku pelajaran sebelum berangkat
sekolah. Satti merasakan tubuhnya jauh lebih bersemangat dan
segar dari biasanya.

(Sumber: Terinspirasi dari cerpen islami berjudul Nikmatnya


Subuh karya Shinta Marhadina Fiztyani)

Contoh Teks Informasi Sosial CK5

Tradisi Mudik Idul Fitri

Gambar 3.1. Kemacetan di Jalan Raya

Setiap tahun, menjelang hari raya Idul Fitri, terjadi sebuah


fenomena sosial yang dikenal dengan istilah “Mudik” (Prasojo,
Aini, & Kusumaningrum, 2020). Pada dasarnya, mudik
bermakna pulang kampung. Mudik kemudian menjelma
menjadi sebuah tradisi yang selalu dinantikan dan dilakukan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 68


oleh para perantau untuk berkumpul bersama kerabat dan
keluarga di kampung halaman.

Salah satu hal yang sering menjadi sorotan saat mudik lebaran
adalah kemacetan (Adisthi, Nanlohy, & Tjahjono, 2017). Pada
momen tersebut, volume kendaraan mengalami lonjakan yang
sangat signifikan. Banyak orang memutuskan untuk
menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.
Berdasarkan hasil survey Jakpat, penggunaan kedua moda
transportasi ini masing-masing mencapai 47 dan 32 persen
(Mustajab, 2023), sehingga jalur-jalur utama di jalan raya
menjadi padat dan menimbulkan kemacetan yang cukup
panjang.

Kemacetan ini menjadi masalah yang kompleks karena


berdampak pada sejumlah aspek kehidupan masyarakat,
seperti aspek ekonomi dan sosial. Dari sisi ekonomi,
kemacetan berdampak pada peningkatan biaya transportasi
dan memperpanjang waktu perjalanan. Dari sisi sosial,
kemacetan mudik dapat menyebabkan stres dan kelelahan
bagi para pengendara, bahkan bisa menyebabkan konflik
antara pengendara.

Untuk mengatasi masalah kemacetan mudik, pemerintah terus


mengupayakan alternatif terbaik, seperti mengajak masyarakat
untuk mengoptimalkan transportasi umum seperti bus, kereta
api, kapal laut dan pesawat. Namun, penggunaan transportasi
umum masih kurang diminati oleh masyarakat karena
terbatasnya mobilitas dan jadwal keberangkatan, rute yang
tidak sesuai, serta kenyamanan yang kurang memadai.

Selain itu, pemerintah juga telah mengimbau masyarakat untuk


melakukan mudik dengan cara yang lebih aman dan teratur.
Hal ini dilakukan dengan menyiapkan posko-posko mudik
yang tersebar di berbagai tempat strategis, melakukan
kampanye keselamatan berkendara, dan memperketat
pengawasan di jalan raya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 69


Meskipun demikian, peran masyarakat dalam mengurangi
kemacetan mudik sangat penting. Salah satunya adalah dengan
melakukan perencanaan yang matang sebelum melakukan
perjalanan. Masyarakat dapat memilih waktu keberangkatan
yang tepat, memperhatikan kondisi kendaraan, mematuhi
aturan lalu lintas yang berlaku, serta memastikan bahwa
dirinya dan keluarganya dalam kondisi sehat.

Kemacetan saat musim mudik merupakan masalah yang cukup


serius karena menimbulkan sejumlah masalah bagi
masyarakat. Pemerintah telah mengupayakan beragam cara
untuk mengurangi kemacetan, namun peran masyarakat juga
sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Dengan
demikian, kerjasama yang solid antara pemerintah dan
masyarakat sungguh dibutuhkan untuk menciptakan mudik
yang lebih aman, teratur, dan nyaman bagi semua pihak.

Contoh Materi Teks Fiksi Personal CK5

Taksi Kuning yang Tak Terlupakan

Gambar 3.2. Taksi Kuning

Hari ini aku naik taksi pergi ke sekolah. Taksi itu berwarna
kuning dan terlihat agak tua. Aku cukup ragu menaikinya,
tetapi aku harus sampai di sekolah tepat waktu. Saat taksi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 70


bergerak, tiba-tiba aku teringat perjalanan yang sungguh tidak
terlupakan.

Saat itu, aku duduk di dalam mobil sembari melihat keluar


jendela dan menikmati pemandangan sekitar. Aku dan kakak
sedang dalam perjalanan menuju bandara untuk terbang ke
DKI Jakarta. Ini adalah perjalanan pertama kami ke Ibu Kota.
Kami sungguh tak sabar ingin menjelajahinya.

Tiba-tiba, suara gemuruh dan getaran kuat membuat kami


berguncang. Aku menoleh ke arah kakakku, dan dia
memandangku dengan ekspresi yang cukup takut. Kami
berdua tahu bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi. Tiba-
tiba, mobil itu berhenti dan kami melihat asap yang mengepul
keluar dari mesinnya.

Saat itu, aku merasa seperti dunia ini runtuh. Kami terjebak di
jalan kota yang asing, tanpa kendaraan untuk melanjutkan
perjalanan kami ke bandara. Aku merasa sedih dan putus asa.

"Tidak masalah, kita akan mencari taksi," kata kakaku,


mencoba meyakinkan diriku bahwa semuanya akan baik-baik
saja.

Akhirnya, kami menemukan taksi kuning tua seperti yang aku


naiki hari ini. Sopir taksi itu agak tua dan terlihat agak kasar,
tetapi dia setuju untuk membawa kami ke bandara. Di tengah
perjalanan, taksi itu tiba-tiba berhenti tepat di depan sebuah
restoran.

"Aku akan kembali dalam beberapa menit. Aku harus


mengambil sesuatu " kata sopir taksi itu sambil turun dari
mobil.

Aku dan kakak melihat ke arah sopir taksi itu dengan tidak
percaya. Kami tidak tahu apa yang terjadi, dan mulai merasa
khawatir. Sopir taksi itu pun kembali tanpa barang apa pun.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 71


Dia membuka pintu taksi dan berkata, "Maaf, aku tidak bisa
membawa Anda ke bandara. Aku harus pergi ke tempat lain."

Kami berdua terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa.


Matahari sudah mulai redup dan lampu jalan sudah mulai
menyala. Kami tidak punya banyak waktu dan harus segera
mencari taksi lain.

"Kita akan menemukan cara untuk sampai ke bandara,"


katanya dengan tegas.

Kami berjalan kaki ke stasiun kereta terdekat dan menaiki


kereta. Kereta itu sangat penuh. Kami berdiri di dekat pintu
kereta, memegang erat-erat pegangan agar tidak terjatuh saat
kereta bergerak. Aku merasa kelelahan dan khawatir apakah
kami akan sampai di bandara tepat waktu. Kakaku masih
terlihat percaya diri dan terus mencari solusi untuk situasi
kami.

Kami pun tiba di bandara, tetapi sudah terlambat. Penerbangan


kami sudah berangkat, dan kami terdampar di bandara tanpa
banyak pilihan. Aku menangis sesegukan, tetapi kakakku tetap
tenang.

"Kita akan menemukan cara untuk sampai ke DKI Jakarta,"


katanya dengan tegas.

Kami akhirnya menemukan penerbangan lain dan tiba di DKI


Jakarta beberapa jam kemudian. Meskipun perjalanan itu tidak
seperti yang kami harapkan, kami berhasil tiba di sana dan
menikmati liburan yang menyenangkan.

Ketika taksi yang aku naiki tiba di sekolah, aku tersentak dari
kenangan itu. Aku menghela nafas panjang dan tersenyum ke
sopir taksi itu. "Terima kasih banyak, pak. Bapak benar-benar
telah membantuku." Kataku sambil membayar ongkos taksi.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 72


Sopir taksi itu tersenyum dan berkata, "Tidak masalah, itu
adalah tugasku. Aku selalu senang membantu orang dalam
kesulitan."

Contoh Teks Informasi Religius CK 6

RAMADAN BUKAN BULAN BIASA

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Negara ini juga


memiliki jumlah umat Muslim terbesar di dunia. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2020, populasi umat Muslim
di Indonesia mencapai sekitar 227 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total
populasi penduduk Indonesia. Masyarakat Muslim di Indonesia
menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam Islam, termasuk salah
satunya di bulan Ramadan.
Selama Ramadan semua orang saling berlomba dalam menebar
kebaikan. Mulai dari pembagian sembako hingga pembagian takjil gratis
oleh umat Islam dan agama lain, sudah menjadi rutinitas setiap tahun
dan juga tradisi-tradisi didalamnya. Di Indonesia, tradisi-tradisi sebelum
puasa juga memiliki perbedaan antar daerah. Salah satunya adalah
tradisi "Megengan" yang dilakukan di beberapa daerah, seperti Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Megengan adalah tradisi makan bersama pada
malam sebelum puasa dimulai. Keluarga dan tetangga berkumpul untuk
menikmati hidangan bersama sebagai persiapan menyambut Ramadan.
Selain itu, ada juga tradisi "Munggahan" di Jawa Barat, di mana
masyarakat saling berkunjung dan memberikan makanan serta
mendoakan keberkahan untuk keluarga dan tetangga sebelum memasuki
bulan puasa.
Kemudian, menjelang waktu berbuka puasa, ada juga tradisi
"Ngabuburit" dan "Takjilan" yang sangat populer di Indonesia.
"Ngabuburit" adalah kegiatan menjelang berbuka puasa di mana
masyarakat menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan, seperti
berjalan-jalan, berkumpul dengan keluarga, atau bermain bersama.
Sedangkan "Takjilan" adalah tradisi memberikan makanan kecil atau
minuman kepada orang-orang yang sedang berpuasa untuk berbuka
puasa.
Ramadan adalah kesempatan untuk menjadi orang yang saleh dan
toleran. Puasa mengajarkan kita untuk menahan rasa lapar. Selain itu,
kita juga akan belajar untuk tidak membiarkan orang lain kelaparan.
Orang-orang yang berpuasa harus menghormati orang yang tidak

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 73


berpuasa, pun orang yang tidak berpuasa juga harus menghormati orang
yang berpuasa.
Saat bulan Ramadan, warung dan restoran yang buka pada siang hari
memakai tirai atau penutup, sehingga orang dari luar tidak bisa melihat
orang yang sedang makan di dalam. Hal itu dikarenakan adanya sikap
toleransi saling menghormati dan menghargai di bulan suci. Seperti kita
ketahui di Indonesia tidak hanya ada umat Islam saja, tetapi juga ada
umat-umat dari agama lain yang tidak berpuasa, bahkan di antara umat
Islam juga ada yang tidak berpuasa karena satu dan lain hal. Tentunya,
mereka dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan makan dan
minumnya saat warung buka.
Puasa melatih individu dan kelompok untuk bertoleransi dan saling
menghormati dan penuh kasih. Karena sejatinya totalitas puasa bertujuan
membentuk karakter pribadi dan kelompok yang hatinya tentram,
pikirannya tenang, tindakannya mantap dan matang, serta sikapnya
toleran penuh kasih sayang.
Diadaptasi dari Ramadhan Bukan Bulan Biasa, tapi Luar Biasa.
Retrieved March 26, 2023, from
https://aceh.tribunnews.com/2023/03/21/ramadhan-bukan-bulan-biasa-
tapi-luar-biasa

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 74


Contoh Materi Teks Fiksi Sosial
YANG DIRINDUKAN

Azan berkumandang, aku bersiap ke Masjid. Karena jarak dari


rumahku ke Masjid cukup jauh, aku harus bergegas agar tak terlambat
salat Jumat. Namaku Aray, aku tinggal bersama ibuku di gubuk kecil di
ujung desa. Ayahku telah tiada sejak usiaku lima tahun.
****
"Assalamualaikum, bu, aku pulang," sapaku seraya masuk.
"Wa'alaikumussalam, sudah pulang, Nak? Minum dulu, pasti haus kan?,"
kata ibu sambil memberikan segelas air mineral. "Iya, Bu, terima kasih,"
balasku sambil meminumnya. Ibuku bertanya tentang kegiatanku di
sekolah. Kuberitahu tentang permintaan Bu Salma agar pada Minggu
pagi aku dan Tono bisa membantunya merapikan meja dan kursi untuk
acara halal bihalal di sekolah pada hari Senin. Aku mengusulkan kepada
Bu Salma agar acara diganti ke sore saja setelah Tono pulang dari Gereja.
Aku dan ibuku sering berbagi cerita, termasuk tentang Tono. Orang tua
Tono yakni Pak Joko dan Bu Estel, sangat akrab dengan ibuku. Ibuku
sering mengirim rantang berisi mangut lele kegemaran mereka saat
Ramadan. Keluarga Tono sangat menyukainya, mereka menyebutnya
dengan "Rantang Endul Wak Leha". Dan saat Rantang ibuku
dikembalikan, keluarga Tono pun selalu mengisi Kembali Rantang itu.
Hanya saja dalam bentuk sembako ataupun kue yang dibeli di toko.
Mungkin karena mereka khawatir kami akan merasa sungkan untuk
memakan masakan yang dimasak dengan peralatan mereka yang terkena
makanan yang diharamkan di agama kami.
Hari Minggu tiba, aku menunggu Tono di depan Gereja. Kami akan
menemui Bu Salma. "Ray, aku sudah selesai. Ayo, kita berangkat. Bu
Salma pasti sudah menunggu kita," kata Tono. Keesokan harinya, semua
siswa dan guru mengadakan kegiatan halal bihalal di lapangan sekolah.
Aku dan Tono sangat antusias. Tono berbisik meminta aku untuk bisa
bermain sepakbola lagi bersamanya karena sekarang sudah bukan lagi
bulan Ramadan dan aku mengiyakannya.
Hari-hari berlalu, dan Jumat kali ini terasa sangat berbeda. Aku sangat
lelah setelah banyak sekali kegiatan di sekolah dan itu membuatku
terlambat pulang kerumah. Waktunya sudah dekat zuhur, aku segera
bergegas menuju Masjid. Namun, azan sudah berkumandang dari
kejauhan. Aku berlari terburu-buru menuju Masjid dan bertemu dengan
Tono yang sedang asik meneguk segelas es teh di sebuah warung di
pinggir jalan. "Ray, mengapa kamu berlari?" tanya Tono. "Aku mau salat
Jumat Ton, sudah azan, aku khawatir tertinggal," jawabku, terengah-

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 75


engah. "Pakai saja sepedaku itu Ray, supaya cepat dan kamu tidak capek
berlari," kata Tono, menunjuk sepedanya. "Terima kasih, Ton. Aku
pinjam dulu ya sepedamu," kataku. "Ya sudah, cepatlah berangkat," sahut
Tono. Aku segera menuju Masjid dengan sepeda Tono.
Setelah salat, aku kembali ke warung itu untuk mengembalikan sepeda
Tono. Dia sudah menungguku disana. "Ini sepedanya. Terima kasih
banyak, Ton. Ayo, kerumahku makan siang bersama," kataku. Namun,
Tono sudah kenyang. "Yah.. Padahal ibu memasak mangut lele
kesukaanmu," godaku. "Benarkah? Baiklah, ayo kita berangkat," sahut
Tono, mengambil sepedanya dan memboncengku.
Kami meluncur menggunakan sepedanya melewati jalan-jalan desa.
Angin segar menyapa wajah kami, sinar matahari memberikan semangat
setelah salat Jumat. Kami bercakap-cakap riang di atas sepeda, bermimpi
seperti awan di langit biru. Sesampainya kami di rumah, mangut lele
masakan ibuku sudah siap di atas meja. "Makan siang sudah siap, Nak,"
kata ibuku dengan lembut.
****
"Mangut lelenya lezat sekali, Wak. Aku mau nambah lagi," kata Tono
sambil menyantap mangut lele dengan lahap. Ibuku tersenyum, "Tentu,
nambahlah lagi”, sahut ibuku. "Besok, ayo kita lihat pertandingan
sepakbola, Ton”, ujarku dengan penuh semangat. Tono menjawab
dengan senyuman, "Tentu saja, Ray!"
Setelah makan siang, kami berjalan-jalan di sekitar desa. Sepeda kami
melaju dengan lincah, membawa kami ke petualangan dan kebersamaan
yang lebih banyak. Di perjalanan, kami melihat anak-anak bermain
sepakbola di lapangan terbuka. Kami saling pandang dan tersenyum,
merasakan kegembiraan. "Tono, mari bergabung dengan mereka!"
seruku penuh semangat. Tono mengangguk lebar, tahu betapa kami
merindukan bermain sepakbola bersama.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 76


Contoh Materi Teks Informasi Personal CK7
Komunikasi Daring Makin Populer

Seiring dengan dinamika perkembangan teknologi


informasi yang kita alami di zaman sekarang, menjadikan
komunikasi tidak terbatas ruang dan waktu. Proses komunikasi
dapat kita lakukan dengan memanfaatkan media teknologi dan
informasi serta media lainnya sehingga memungkinkan proses
komunikasi dapat berjalan secara lebih efektif. Proses
komunikasi tersebut dapat dilakukan secara daring dengan
menggunakan media layanan tertentu yang tersedia pada
teknologi informasi dan dilakukan pada ruang maya.
Komunikasi daring saat ini semakin populer dan merambah di
berbagai bidang kehidupan, mulai dari pekerjaan, program
belajar mengajar hingga komunikasi sehari-hari.

Penggunaan teknologi informasi sebagai media untuk


berkomunikasi yang semakin meningkat, tentu saja memiliki
kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah beberapa
kelebihan dan kekurangan komunikasi yang dilakukan secara
daring.

Kelebihan Komunikasi Daring


1. Lebih Cepat
Dengan komunikasi yang dilakukan secara daring,
kita dapat memangkas waktu dan uang sehingga lebih

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 77


murah dan lebih cepat untuk bertukar informasi. Selain itu,
komunikasi dapat lebih efektif dan efisien untuk
menghubungi mitra bisnis maupun kerabat. Karena dapat
berkomunikasi dengan siapapun di seluruh dunia melalui
email dan pesan teks secara instan. Internet juga telah
menyediakan komunikasi tatap muka seperti Skype, media
sosial, konferensi video, dan banyak cara lain yang
ditawarkan oleh teknologi komunikasi daring saat ini.
2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Teknologi juga menciptakan lapangan pekerjaan
baru bagi beberapa bidang seperti Analis sistem,
pemrogram komputer, perancang situs, pengembang
perangkat keras dan perangkat lunak, dan banyak peluang
baru lainnya yang diciptakan oleh teknologi komunikasi
informasi (TIK).
3. Globalisasi
Globalisasi internet memang telah mendekatkan
orang yang jauh dan juga membantu pertumbuhan
ekonomi. Komunikasi daring telah meruntuhkan batas-
batas geografis dan bahasa. Alam semesta telah menjadi
desa global karena teknologi informasi, memungkinkan
negara-negara seperti Jepang dan Irlandia yang terpisah
oleh bahasa dan jarak, saling berbagi informasi dan ide.
3. Hemat Biaya
Komunikasi daring sangat murah jika berinteraksi
dengan kerabat atau rekan bisnis yang berada di berbeda
negara. Kamu bisa menggunakan surat elektronik (email)
atau media sosial lainnya. Internet juga membantu
mensistematisasikan praktik bisnis yang membantu bisnis
memangkas biaya.
4. Perbaikan Sektor Pendidikan
Internet telah menciptakan berbagai program
komputer untuk digunakan dengan generasi yang berbeda
di berbagai belahan dunia. Informasi penting seperti fakta
kesehatan, bisnis, dan lingkungan dengan mudah tersedia
dan dapat diakses oleh siapa saja dengan jaringan internet.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 78


5. Lebih Banyak Peluang Bisnis
Teknologi komunikasi informasi (TIK) telah
mempermudah bisnis untuk diotomatiskan sehingga
pelanggan dapat menghubungi mereka. Artinya,
perusahaan dapat dibuka di mana saja, kapan saja,
memungkinkan klien melakukan pembelian dari berbagai
negara. Ini membuat bisnis lebih mudah dan nyaman.
6. Menghilangkan Budaya Kesenjangan
Internet telah membantu menjembatani kesenjangan
tersebut. Orang-orang dari negara yang berbeda dapat
dengan mudah berkomunikasi satu sama lain,
memungkinkan terjadinya pertukaran ide dan pandangan.

Kelemahan Komunikasi Daring


1. Meningkatkan Pengangguran
Meskipun internet telah meningkatkan dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak sektor,
namun juga dapat mengakibatkan pengangguran kerja
melalui outsourcing, perampingan, dan redundansi. Karena
beberapa pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia
bisa digantikan dengan teknologi.
2. Kehilangan Privasi atau Data Pribadi

Meskipun internet telah membuat komunikasi


menjadi lebih mudah, lebih cepat dan nyaman, masalah
privasi telah muncul. Dari peretasan email hingga intersepsi
sinyal telepon, semakin banyak orang sekarang bermasalah
dengan informasi pribadi mereka. Pasalnya penggunaan
media sosial atau menggunakan aplikasi berbasis teknologi
harus memasukan data pribadi yang pastinya akan terbaca
dan tersimpan oleh sistem mereka. Maka tidak heran
banyak kasus kriminal seperti penipuan yang telah
mengetahui nomor telepon ataupun data pribadi kita
lainnya. Mengenai hal ini sebaiknya kita bisa lebih bijak
menggunakan dan memberikan data pribadi kita.
3. Kurangnya Keamanan dalam Bekerja

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 79


Sejak teknologi terus berkembang, keamanan kerja
menjadi masalah. Artinya, pakar TI perlu terus belajar untuk
mengikuti perubahan jika ingin mempertahankan
pekerjaannya. Pasalnya jaringan internet yang kerap kali
bermasalah ataupun peretasan sistem dapat terjadi
sewaktu-waktu dalam dunia kerja.
4. Berkurangnya Kesadaran Berbudaya
Meskipun internet telah menjadikan alam semesta
sebagai desa global, beberapa budaya telah mengkonsumsi
budaya lainnya. Namun mengakses internet berlebihan
dapat menjadikan generasi muda tidak mengenal budaya
asli mereka dan mengadopsi budaya dari luar. Hal ini
sangat dapat berpengaruh dari cara mereka berpakaian,
bertindak, dan berperilaku.
Jadi meskipun kita harus beradaptasi dan bergerak dengan
teknologi, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar
teknologi tidak menggerus budaya yang baik di sekitar kita.
Selain itu juga harus tetap bijak dalam menggunakan
teknologi atau komunikasi daring ini sehingga kita terhindar
dari hal-hal yang merugikan diri sendiri juga orang lain.
Diadaptasi dari: https://wolipop.detik.com/worklife/d-
5352284/komunikasi-daring-makin-populer-ini-kelebihan-
dan-kekurangannya

Teks di atas digunakan sebagai materi belajar untuk


mengembangkan kompetensi peserta didik sebagaimana yang
telah dirinci ke dalam indikator dan telah dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Melalui teks tersebut, guru dapat
aktivitas pembelajaran dengan fokus pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Hal ini dapat
dicontohkan sebagai berikut.

Contoh Pemanfaatan Teks Informasi Religius dalam


Pembelajaran untuk CK-3
Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
Melalui membaca teks Untuk mencapai tujuan tersebut, pemanfaatan
secara cermat, peserta teks dapat dilakukan dengan cara memberikan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 80


Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
didik mampu menemukan kesempatan kepada peserta didik untuk
ide pokok yang dibahas membaca secara cermat teks tersebut dengan
dalam teks dengan tepat. memfokuskan perhatian mereka pada informasi
yang terdapat dalam teks. Setelah
menyelesaikan tugas membacanya, guru dapat
menugasi peserta didik untuk menemukan ide
pokok yang dibahas dalam teks. Melalui
aktivitas tersebut, peserta didik akan mampu
menemukan ide pokok yang dibahas dalam
teks sehingga mereka dapat menjawab
pertanyaan secara tepat ketika menghadapi
soal yang menemukan ide pokok yang dibahas
dalam teks dengan tepat.
Melalui membaca teks Untuk mencapai tujuan tersebut, pemanfaatan
secara cermat, peserta teks tersebut dapat dilakukan dengan cara
didik mampu mengurutkan memberikan kesempatan kepada peserta didik
berbagai peristiwa yang untuk membaca secara cermat teks tersebut
terdapat dalam teks dengan dengan memfokuskan perhatian mereka pada
tepat. peristiwa yang terdapat dalam teks. Setelah
menyelesaikan tugas membacanya, guru dapat
menugasi peserta didik untuk mengurutkan
berbagai peristiwa yang terdapat dalam teks
dengan tepat. Melalui aktivitas tersebut, peserta
didik akan mampu mengurutkan berbagai
peristiwa dalam teks sehingga mereka dapat
menjawab pertanyaan secara tepat ketika
menghadapi soal mengurutkan berbagai
peristiwa dalam teks dengan tepat.
Melalui analisis teks secara Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
cermat, peserta didik mengajak dan menugasi peserta didik untuk
mampu menemukan kata membaca secara cermat teks tersebut dengan
kunci dalam teks dengan memfokuskan perhatian mereka pada kata
tepat. kunci yang disebutkan dalam teks. Selanjutnya,
guru menugasi peserta didik untuk menemukan
dan menuliskan kata kunci yang terdapat dalam
teks. Melalui aktivitas tersebut, peserta didik
akan mampu menemukan kata kunci dalam
teks sehingga ketika dihadapkan pada
pertanyaan tentang kata kunci yang dijelaskan
dalam teks, peserta didik dapat menjawabnya
secara tepat.
Melalui kerja secara Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
mandiri, peserta didik memanfaatkan teks bacaan sebagai materi
secara individu mampu untuk menugasi peserta didik menceritakan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 81


Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
menyampaikan isi teks kembali isi teks secara singkat dalam satu
secara singkat dalam satu kalimat simpulan. Aktivitas peserta didik adalah
kalimat simpulan dengan mencermati kembali isi teks secara cermat,
tepat. kemudian mencatat dalam satu kalimat
simpulan dengan tepat. Melalui aktivitas
tersebut, peserta didik akan mampu mampu
menyampaikan isi teks secara singkat dalam
satu kalimat simpulan dengan tepat sehingga
ketika menghadapi tugas atau pertanyaan
semacam itu, mereka dapat mengerjakannya
secara tepat.
Melalui diskusi kelompok, Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
peserta didik mampu memanfaatkan teks bacaan sebagai materi
menyusun simpulan terkait diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok
isi teks untuk menentukan tersebut, fokus yang dibahas adalah tentang
komentar/pertanyaan/perny menyusun simpulan terkait isi teks untuk
ataan yang relevan dengan menentukan komentar/pertanyaan/pernyataan
isi teks. yang relevan dengan isi teks. Aktivitas peserta
didik adalah mencermati isi teks secara cermat
dan membahasnya dalam diskusi kelompok.
Melalui aktivitas tersebut, peserta didik akan
menyusun simpulan terkait isi teks untuk
menentukan komentar/pertanyaan/pernyataan
yang relevan dengan isi teks sehingga mereka
dapat mengerjakan soal yang berkaitan dengan
simpulan dalam teks tersebut secara tepat.
Melalui tanya jawab dan Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
diskusi kelas, peserta didik memanfaatkan teks bacaan sebagai materi
mampu menemukan diskusi kelas. Dalam diskusi kelas tersebut,
pesan/amanat yang dapat guru dapat memulainya dengan memberikan
dipetik dalam teks dengan pertanyaan secara terbuka kepada peserta didik
tepat. tentang pesan/amanat yang dapat dipetik dalam
teks. Dalam konteks tersebut, guru harus
bersikap arif dan memberikan penghargaan
terhadap berbagai kemungkinan jawaban
peserta didik. Namun, pada akhir diskusi, guru
bersama peserta didik dapat menyampaikan
satu jawaban yang dianggap paling tepat.
Melalui aktivitas tersebut, peserta didik akan
mampu menjelaskan pesan/amanat dalam teks
sehingga mereka dapat mengerjakan soal yang
berkaitan dengan pesan/amanat dalam teks
tersebut secara tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 82


Contoh Pemanfaatan Teks dalam Pembelajaran untuk CK-4
Tujuan Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Melalui membaca Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
teks secara cermat, memanfaatkan teks tersebut sebagai bahan belajar
peserta didik dengan cara menugasi peserta didik membaca secara
mampu cermat, terutama untuk memperhatikan judul teks
menyebutkan judul bacaan tersebut. Melalui aktivitas tersebut, peserta
teks yang dibaca didik benar-benar tahu dan paham tentang judul teks
dengan benar. sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan secara
tepat ketika menghadapi soal yang mempertanyakan
judul teks.
Melalui membaca Untuk mencapai tujuan tersebut, pemanfaatan teks
teks secara cermat, tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan
peserta didik kesempatan kepada peserta didik untuk membaca
mampu secara cermat teks tersebut dengan memfokuskan
menunjukkan perhatian mereka pada para pelaku yang disebutkan
pelaku yang yang dalam teks. Setelah menyelesaikan tugas
dibahas dalam teks membacanya, guru dapat menugasi peserta didik
secara tepat. untuk menuliskan nama-nama pelaku dan
menjelaskan apa yang dilakukannya. Melalui aktivitas
tersebut, peserta didik akan dapat menunjukkan para
pelaku dan pekerjaan yang dilakukannya sehingga
mereka dapat menjawab pertanyaan secara tepat
ketika menghadapi soal yang mempertanyakan pelaku
yang dibahas dalam teks.
Melalui analisis teks Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat mengajak
secara cermat, dan menugasi peserta didik untuk membaca secara
peserta didik cermat teks tersebut dengan memfokuskan perhatian
mampu menjelaskan mereka pada peristiwa yang dibahas dalam teks.
peristiwa yang Selanjutnya, guru menugasi peserta didik untuk
dikemukakan dalam menuliskan dan menjelaskan peristiwa yang dibahas
teks dengan benar. dalam teks. Melalui aktivitas tersebut, peserta didik
akan mampu menjelaskan peristiwa yang dibahas
dalam teks sehingga ketika dihadapkan pada
pertanyaan tentang peristiwa yang dijelaskan dalam
teks, peserta didik dapat menjawabnya secara tepat.
Melalui diskusi Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
kelompok, peserta memanfaatkan teks bacaan sebagai materi diskusi
didik mampu kelompok. Dalam diskusi kelompok tersebut, fokus
menceritakan waktu yang dibahas adalah tentang tempat dan waktu
dan tempat peristiwa terjadinya peristiwa. Aktivitas peserta didik adalah
yang dikemukakan mencermati isi teks secara cermat, kemudian
dalam teks secara mencatat tempat dan waktu yang peristiwa yang
lengkap dan benar. disebutkan dalam teks dan membahas dalam diskusi
kelompok. Melalui aktivitas tersebut, peserta didik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 83


Tujuan Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
akan mampu menjelaskan tempat dan waktu
terjadinya peristiwa sehingga mereka dapat
mengerjakan soal yang berkaitan dengan peristiwa
dalam teks tersebut secara tepat.
Melalui tanya jawab Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
dan diskusi kelas, memanfaatkan teks bacaan sebagai materi diskusi
peserta didik kelas. Dalam diskusi kelas tersebut, guru dapat
mampu menjelaskan memulainya dengan memberikan pertanyaan secara
penyebab atau terbuka kepada peserta didik tentang penyebab atau
alasan terjadinya alasan terjadinya peristiwa sebagaimana yang
peristiwa yang disebutkan dalam teks. Dalam konteks tersebut, guru
dikemukakan dalam harus bersikap arif dan memberikan penghargaan
teks dengan benar terhadap berbagai Kemungkinan jawaban peserta
didik. Namun, pada akhir diskusi, guru bersama
peserta didik dapat menyampaikan satu jawaban yang
dianggap paling tepat. Melalui aktivitas tersebut,
peserta didik akan mampu menjelaskan tempat dan
waktu terjadinya peristiwa sehingga mereka dapat
mengerjakan soal yang berkaitan dengan peristiwa
dalam teks tersebut secara tepat.
Melalui kerja secara Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
mandiri, peserta memanfaatkan teks bacaan sebagai materi untuk
didik secara individu menugasi peserta didik menceritakan kembali secara
mampu runtut peristiwa yang dibahas dalam teks. Aktivitas
menceritakan peserta didik adalah mencermati kembali isi teks
kembali urutan secara cermat, kemudian mencatat urutan peristiwa
terjadinya peristiwa yang dipaparkan dalam teks. Melalui aktivitas
tersebut dengan tersebut, peserta didik akan mampu menyampaikan
tepat urutan peristiwa yang terdapat dalam teks sehingga
ketika menghadapi tugas atau pertanyaan semacam
itu, mereka dapat mengerjakannya secara tepat.

Contoh Pemanfaatan Teks dalam Pembelajaran “Subkompetensi


2” (Teks Informasi Sosial) untuk CK-5
Tujuan Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Melalui membaca Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
teks secara cermat, memanfaatkan teks informasi sosial sebagai bahan
peserta didik belajar dengan mengarahkan dan menugasi peserta
mampu menentukan didik untuk membaca teks secara cermat, terutama
kata-kata yang untuk memfokuskan perhatian mereka pada sejumlah
digunakan secara kata yang berulang kali disebut di dalam teks dan
berulang-ulang membuat daftarnya. Melalui aktivitas seperti itu,
peserta didik dapat menentukan kata-kata yang

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 84


Tujuan Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
dalam teks informasi digunakan secara berulang-ulang dalam teks sehingga
sosial dengan benar. mereka dapat menjawab pertanyaan dengan benar
ketika menghadapi soal yang mempertanyakan kata
yang paling sering muncul dalam teks.

Melalui analisis teks Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat


secara cermat, memanfaatkan teks informasi sosial dengan cara
peserta didik mengajak dan menugasi peserta didik untuk
mampu menganalisis teks secara cermat dengan memfokuskan
menunjukkan kata perhatian mereka pada kata tertentu dari kata-kata
tertentu dari kata- yang berulang kali disebut di dalam teks yang secara
kata yang digunakan spesifik menggambarkan isi teks. Setelah peserta didik
secara berulang- menyelesaikan tugas analisis teksnya, guru dapat
ulang yang secara menugasi mereka untuk menuliskan daftar kata yang
khusus ditemukan secara berulang dalam teks kemudian
menggambarkan isi menentukan satu kata dari daftar kata tersebut yang
teks secara tepat. mendeskripsikan isi teks. Melalui aktivitas seperti itu,
peserta didik dapat menunjukkan kata tertentu yang
dapat mewakili sejumlah kata yang berulang di dalam
teks yang secara khusus menggambarkan isi teks
tersebut sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan
secara tepat ketika menghadapi soal yang
mempertanyakan kata tertentu yang menggambarkan
isi teks.
Melalui diskusi Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
kelompok, peserta memanfaatkan teks informasi sosial sebagai materi
didik mampu diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok, yang
menjelaskan makna menjadi fokus pembahasan adalah makna kata khusus
kata khusus berdasarkan keseluruhan isi teks. Aktivitas peserta
berdasarkan didik adalah mencermati isi teks, kemudian mencatat
keseluruhan isi teks kata khusus yang merefleksikan isi teks dan membahas
dengan benar. maknanya dalam diskusi kelompok. Melalui aktivitas
seperti itu, peserta didik akan mampu menjelaskan
makna kata khusus berdasarkan keseluruhan isi teks,
sehingga mereka dapat mengerjakan soal yang
berkaitan dengan makna kata dalam teks dengan
benar.
Melalui kerja Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
mandiri, peserta memanfaatkan teks sebagai materi untuk menugasi
didik mampu peserta didik secara mandiri dalam menentukan kata
menentukan kata khusus yang dapat digunakan sebagai kata kunci
khusus yang dapat untuk menemukan sumber informasi dalam teks.
digunakan sebagai Aktivitas peserta didik adalah mencermati isi teks,
kata kunci untuk kemudian menggarisbawahi kata khusus yang

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 85


Tujuan Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
menemukan sumber menjadi kata kunci dari sumber informasi dalam teks.
informasi dengan Melalui aktivitas seperti itu, peserta didik dapat
tepat mengerjakan soal yang berkaitan dengan kata khusus
yang merupakan kata kunci untuk menemukan
sumber informasi dengan tepat.

Contoh Pemanfaatan Teks Informasi Religius Subkompetensi (1)


dalam Pembelajaran CK6
Tujuan Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Melalui membaca Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
teks secara cermat, memanfaatkan teks tersebut sebagai bahan belajar
peserta didik dengan cara menugasi peserta didik membaca
mampu secara cermat, terutama untuk menjelaskan ragam
menjelaskan ragam isi informasi (minimal 3) yang terdapat dalam teks
isi informasi bacaan tersebut. Melalui aktivitas tersebut, peserta
(minimal 3) yang didik benar-benar tahu dan paham tentang ragam
terdapat dalam teks isi informasi (minimal 3), sehingga mereka dapat
informasi religius menjawab pertanyaan secara tepat ketika
dengan tepat. menghadapi soal yang mempertanyakan
menjelaskan ragam isi informasi (minimal 3) yang
terdapat dalam teks dengan tepat.
Melalui analisis Untuk mencapai tujuan tersebut, pemanfaatan
teks secara cermat, teks dapat dilakukan dengan cara memberikan
peserta didik kesempatan kepada peserta didik untuk
mampu menganalisis secara cermat teks tersebut dengan
menjelaskan memfokuskan perhatian mereka pada keunggulan
keunggulan isi teks isi teks informasi religius berdasarkan pengalaman
informasi religius pribadi. Setelah menyelesaikan tugas
berdasarkan menganalisanya, guru dapat menugasi peserta
pengalaman didik untuk menuliskan keunggulan isi teks
pribadi dengan informasi religius berdasarkan pengalaman
tepat. pribadi. Melalui aktivitas tersebut, peserta didik
akan dapat menyimpulkan karakter tokoh yang
baik, sehingga mereka dapat menjawab
pertanyaan secara tepat ketika menghadapi soal
yang mempertanyakan tentang keunggulan isi teks
informasi religius berdasarkan pengalaman
pribadi dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 86


Melalui diskusi Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
kelompok, peserta memanfaatkan teks bacaan sebagai materi diskusi
didik mampu kelompok. Dalam diskusi kelompok tersebut,
menjelaskan fokus yang dibahas adalah tentang menjelaskan
kekurangan isi teks kekurangan isi teks informasi religius berdasarkan
informasi religius pengalaman pribadi. Aktivitas peserta didik
berdasarkan adalah mencermati kekurangan isi teks informasi
pengalaman religius berdasarkan pengalaman pribadi,
pribadi dengan kemudian menjelaskan dan membahasnya dalam
tepat. diskusi kelompok. Melalui aktivitas tersebut,
peserta didik akan mampu menjelaskan
kekurangan isi teks informasi religius berdasarkan
pengalaman pribadi, sehingga mereka dapat
mengerjakan soal yang berkaitan dengan
menjelaskan kekurangan isi teks informasi religius
berdasarkan pengalaman pribadi dengan tepat.
Melalui tanya Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
jawab dan diskusi memanfaatkan teks bacaan sebagai materi diskusi
kelas, peserta didik kelas. Dalam diskusi kelas tersebut, guru dapat
mampu memulainya dengan memberikan pertanyaan
menjelaskan secara terbuka kepada peserta didik tentang
kebermanfaatan isi kebermanfaatan isi teks informasi religius tersebut
teks informasi bagi pembaca. Dalam konteks tersebut, guru
religius tersebut harus bersikap arif dan memberikan penghargaan
bagi pembaca terhadap berbagai Kemungkinan jawaban peserta
dengan tepat. didik. Namun, pada akhir diskusi, guru bersama
peserta didik dapat menyampaikan satu jawaban
yang dianggap paling tepat. Melalui aktivitas
tersebut, peserta didik akan mampu menjelaskan
kebermanfaatan isi teks informasi religius tersebut
bagi pembaca sehingga mereka dapat
mengerjakan soal yang berkaitan dengan
menjelaskan kebermanfaatan isi teks informasi
religius tersebut bagi pembaca dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 87


Contoh Pemanfaatan Teks dalam Pembelajaran
Tujuan Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas
Pembelajaran Pembelajaran
Melalui membaca Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
teks secara cermat, memanfaatkan sebuah teks sebagai bahan
peserta didik belajar dengan cara menugasi peserta didik
mampu membaca secara cermat dan mengidentifikasi
mengidentifikasi kata-kata tertentu yang digunakan secara
kata-kata yang berulang-ulang. Melalui aktivitas tersebut,
digunakan secara peserta didik benar-benar tahu dan paham
berulang-ulang tentang judul teks sehingga mereka dapat
dalam suatu teks menjawab pertanyaan secara tepat ketika
informasi personal menghadapi soal yang mempertanyakan judul
dengan lengkap teks.
dan benar.
Melalui membaca Untuk mencapai tujuan tersebut, pemanfaatan
teks secara cermat, sebuah teks dapat dilakukan dengan cara
peserta didik memberikan kesempatan kepada peserta didik
mampu untuk membaca secara cermat teks tersebut
menentukan kata dengan memfokuskan perhatian pada kata-kata
tertentu dari kata kunci yang digunakan secara secara khusus dari
yang digunakan suatu teks informasi personal. Setelah
secara khusus dari menyelesaikan tugas membacanya, guru dapat
suatu teks menugasi peserta didik untuk menuliskan kata-
informasi personal kata tertentu yang digunakan dalam teks dan
dengan lengkap menjelaskan makna, dari kata-kata tersebut.
dan benar. Melalui aktivitas tersebut, peserta didik akan
dapat menunjukkan kemampuan untuk mencari
padanan dan lawan kata sehingga mereka dapat
menjawab pertanyaan secara tepat ketika
menghadapi soal yang berkaitan dengan
padanan dan lawan kata yang terdapat dalam
teks.
Melalui membaca Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
teks secara cermat, mengajak dan menugasi peserta didik untuk
peserta didik membaca teks secara cermat dengan
mampu memfokuskan perhatian pada kata khusus yang
menjelaskan digunakan dalam teks. Selanjutnya, guru
makna kata khusus menugasi peserta didik untuk menuliskan dan
berdasarkan isi menjelaskan arti dari kata-kata tersebut. Melalui
suatu teks aktivitas tersebut, peserta didik akan mampu

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 88


informasi personal menjelaskan makna kata khusus yang terdapat
dengan lengkap dalam teks sehingga ketika dihadapkan pada
dan benar. pertanyaan tentang makna kata dalam teks,
peserta didik dapat menjawabnya secara tepat.
Melalui diskusi Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
kelompok, peserta memanfaatkan teks bacaan sebagai materi
didik mampu diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok,
menentukan kata fokus yang dibahas adalah tentang
khusus yang dapat mengidentifikasi kata khusus yang dapat
digunakan sebagai digunakan sebagai kata kunci untuk
kata kunci untuk menemukan sumber informasi. Aktivitas peserta
menemukan didik adalah mencermati isi teks secara cermat,
sumber informasi kemudian mencatat kata khusus yang dapat
dengan lengkap digunakan dalam teks dan membahasnya dalam
dan benar. diskusi kelompok. Melalui aktivitas tersebut,
peserta didik akan mampu menentukan kata
khusus yang dapat digunakan sebagai kata kunci
untuk menemukan sumber informasi sehingga
mereka dapat mengerjakan soal yang berkaitan
dengan gagasan atau ide utama dari teks
informasi yang dibaca..
Melalui diskusi Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
klasikal, peserta memanfaatkan teks bacaan sebagai materi
didik mampu diskusi kelas. Dalam diskusi kelas tersebut, guru
merangkai kata dapat memulainya dengan memberikan
kunci menjadi pertanyaan secara terbuka kepada peserta didik
sumber data yang tentang kata kunci yang menjadi sumber data
relevan dari suatu relevan yang disebutkan dalam teks. Dalam
teks informasi aktivitas tersebut, guru harus bersikap arif dan
personal dengan memberikan penghargaan terhadap berbagai
lengkap dan kemungkinan jawaban peserta didik yang
benar. beragam. Namun, pada akhir diskusi, guru
bersama peserta didik dapat menyampaikan
satu jawaban yang dianggap paling tepat.
Melalui aktivitas tersebut, peserta didik akan
mampu menjelaskan kata kunci yang menjadi
sumber data yang relevan sehingga mereka
dapat mengerjakan soal yang berkaitan dengan
informasi rinci dalam teks secara tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 89


E. Mengembangkan Media Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan dalam memilih dan mengembangkan media
pembelajaran yang layak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan komponen penting


dalam pembelajaran karena bermanfaat untuk memperlancar
proses dan meningkatkan capaian pengalaman belajar peserta
didik. Karena itu, guru sangat dianjurkan untuk memiliki
wawasan dan terampil mengembangkan dan menggunakan
media tersebut dalam pembelajaran. Dalam merancang dan
menetapkan media pembelajaran ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi, di antaranya adalah (1) sesuai dengan
tingkat kematangan berpikir peserta didik, (2) sesuai dengan
kompetensi atau pengalaman belajar yang akan dicapai, (3)
sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungan belajar, (4)
murah dan mudah diperoleh atau diadakan, (5) secara efektif
dan efisien dapat digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan topik pembelajaran yang telah ditetapkan, tema,
konten, dan konteks materi pembelajaran ditentukan,
misalnya, seperti contoh berikut.

Contoh Media Pembelajaran


● Teks bacaan
● Video pendek
● Kuis edukatif seperti Quizziz atau Kahoot.
● Cergam
● Kartu gambar

F. Menjabarkan Skenario Pembelajaran


Merancang atau membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan aktivitas penting dalam proses
keseluruhan proses belajar-mengajar. Rancangan tersebut
dapat memandu guru dalam melaksanakan pembelajaran,
terutama bagi guru yang sedang dalam taraf pengembangan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 90


pengalaman mengajarnya. Namun, perancangan
pembelajaran ini juga penting bagi guru yang sudah memiliki
pengalaman panjang dalam mengajar karena hal ini
merupakan pekerjaan yang tak terpisahkan dari tugas dan
tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik.
Skenario pembelajaran dirancang berdasarkan model
atau strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru. Langkah-
langkah pembelajaran mengikuti sintaks yang digariskan oleh
model pembelajaran tersebut, tetapi dari segi teknik
pelaksanaannya guru dapar dapat mengembangkan secara
kreatif dan menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran yang
sedang berlangsung. Model-model pembelajaran tersebut
banyak ragamnya. Model pembelajaran mana yang terbaik
adalah model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai, karakteristik peserta didik, kemampuan
gurunya, dan kondisi lingkungan belajarnya. Model-model
pembelajaran tersebut, di antaranya adalah pembelajaran
berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, LOK-R
(literasi, orientasi, kolaborasi, dan refleksi), pembelajaran
berbasis lingkungan, pembelajaran inkuiri, dan sebagainya.
Model-model pembelajaran yang disebutkan di atas
tidak secara keseluruhan dikembangkan dalam senario
pembelajaran ini. Skenario pembelajaran yang dikembangkan
dalam modul hanya sebagai contoh dan mungkin sangat
terbatas. Model-model pembelajaran tersebut secara teoritis
juga tidak dicantumkan dalam modul ini. Dalam hal ini, guru
dapat menggunakan rujukan tentang model-model
pembelajaran tersebut dari sumber informasi di luar modul ini.
Demikian juga, tidak semua materi pembelajaran dijabarkan
skenario pembelajarannya dalam modul ini karena contoh
skenario yang dikembangkan dalam ini hanya bersifat
memantik kreativitas guru. Guru dapat mengembangkan
skenario pembelajaran ini secara lebih inovatif sesuai dengan
kreativitasnya masing-masing sesuai dengan karakteristik
peserta didik, konten, dan konteks materi yang diajarkan,
pengalaman belajar yang akan dicapai, dan kondisi sekolah
dan lingkungan tempat belajar.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 91


Pada umumnya, skenario pembelajaran terdiri atas tiga
segmen, yakni awal pembelajaran, penyampaian inti
pembelajaran, akhir pembelajaran.

Tahap Awal Pembelajaran


Tahap awal pembelajaran merupakan tahap penyiapan
atau pengkondisian peserta didik agar siap untuk
melaksanakan pembelajaran. Pada tahap awal pembelajaran
ini, guru dapat melakukan berbagai teknik sesuai dengan
konteks, kondisi, dan situasi yang terjadi di kelas. Untuk
memulai pembelajaran, beberapa teknik berikut ini dapat
digunakan oleh guru.
(1) Menyampaikan salam
(2) Mengajak peserta didik untuk berdoa
(3) Melakukan presensi atau mengecek kehadiran peserta
didik (tidak harus dipanggil satu per satu)
(4) Menanyakan kondisi dan aktivitas yang telah dilakukan
peserta didik
(5) Menyapa beberapa peserta didik yang dianggap perlu
perhatian
(6) Melakukan tanya jawab tentang keseharian peserta didik
(pertanyaan sedapat mungkin sejalan dengan materi
pembelajaran yang akan dilakukan)
(7) Menceritakan hal penting yang menarik yang perlu
diperhatikan peserta didik
(8) Mendorong semangat belajar peserta didik
(9) Menyampaikan fenomena atau peristiwa aktual yang ada
di lingkungan peserta didik
(10) Membuat teka-teki edukatif sebagai ice breaking agar
terbangun suasana belajar yang kondusif
(11) Melakukan apersepsi tentang materi-materi yang pernah
dipelajari
(12) Melakukan pre-reading (pra membaca) terkait dengan
materi ajar yang akan dipelajari
(13) Menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar yang akan
dilakukan hari itu

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 92


(14) Mengecek kesiapan peserta didik untuk memulai
pelajaran
(15) Teknik-teknik lainnya yang sesuai dengan kondisi peserta
didik dan lingkungannya.

Tahap Inti Pembelajaran


Tahap inti pembelajaran merupakan tahap penting
dalam upaya penyampaian materi belajar untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Aktivitas pembelajaran pada tahap ini
bergantung pada model pembelajaran yang dipilih oleh guru
untuk menyampaikan inti pembelajaran. Aktivitas tersebut di
antaranya dapat berupa aktivitas berikut.
(1) Penjelasan materi konseptual melalui ceramah
(2) Pengamatan atau penelitian kecil
(3) Kerja mandiri
(4) Kerja kelompok
(5) Diskusi kelompok kecil dan kelas
(6) Tanya-jawab tentang topik tertentu
(7) Pelaporan hasil kerja projek
(8) Bimbingan atau konsultasi individual
(9) Dan sebagainya.

Tahap Akhir Pembelajaran


Tahap akhir pembelajaran merupakan tahap penutup
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran pada pertemuan
tersebut. Tahap tersebut merupakan tahap penting untuk
melakukan refleksi terhadap aktivitas belajar yang telah
dilakukan dan menentukan pengalaman belajar yang telah
diperoleh selama aktivitas pembelajaran. Melalui kegiatan
refleksi tersebut, guru dapat menentukan tindak lanjut untuk
aktivitas pembelajaran selanjutnya. Beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dalam mengakhiri pembelajaran tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut.
(1) Memberikan pos tes
(2) Menggali dan meminta pendapat tentang pengalaman
belajar peserta didik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 93


(3) Memberikan tugas pendalaman dan pengayaan
(4) Menyampaikan simpulan hasil belajar sebagai penguatan
(5) Memberikan saran dan apresiasi atas pengalaman belajar
yang telah diperoleh
(6) Memberikan saran untuk mempertahankan motivasi
belajar peserta didik
(7) Mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam
(8) Dan sebagainya.

Berdasarkan tahap-tahap dalam pembelajaran, berikut


ini disajikan benerapa contoh skenario pembelajaran untuk
penguatan literasi membaca.

Contoh Skenario Pembelajaran model LOK-R untuk CK-3: Teks


Informasi Religius Subkompetensi (3)
Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal 1. Untuk mengawali dan membangun
Pembelajaran suasana kelas yang komunikatif, guru
menyapa peserta didik dengan
mengucapkan salam dan mengajak peserta
didik berdoa bersama.
2. Agar komunikasi lebih interaktif, guru
membuka percakapan dengan
menanyakan kehadiran dan kondisi
kesiapan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran.
3. Untuk mencairkan suasana kelas dan
membuat peserta didik memiliki semangat
tinggi dan siap belajar, guru memberikan
ice breaking dengan mengajak peserta
didik melakukan tepuk PPK ( Penguatan
Pendidikan Karakter) yang dilanjutkan
dengan menceritakan keterkaitan materi
pembelajaran dan makna dari tepuk
tersebut untuk membangun karakter
peserta didik.
4. Guru melanjutkan aktivitas percakapan
untuk memahamkan peserta didik tentang

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 94


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
materi dan aktivitas belajar yang akan
dilakukan.
5. Guru memulai inti pembelajaran, dengan
nada suara memberikan semangat, guru
mengecek kesiapan belajar peserta didik
dengan pertanyaan, misalnya: “apakah
kalian senang dan siap untuk belajar ?”
Inti Pembelajaran Tahap Literasi
1. Untuk membangun situasi pembelajaran
yang menyenangkan, guru memulai inti
pembelajaran dengan mengajak peserta
didik menonton video bertema gotong-
royong.
2. Sambil menonton video, guru
mengarahkan peserta didik agar
memfokuskan perhatiannya pada masalah
atau inti cerita, peristiwa yang terjadi, dan
pesan yang disampaikan dalam tayangan
video.
3. Setelah penayangan video selesai, peserta
didik diberi kesempatan secara singkat
untuk berdiskusi dengan teman sebangku
(think pair share) untuk membahas dan
menyamakan pemahaman tentang ide
cerita, peristiwa, dan amanat yang
disampaikan dalam video dan
mencatatnya dalam buku mereka masing-
masing. Pada saat ini, guru membagikan
teks informasi religius dengan judul
“Gotong Royong dalam Perspektif
Keagamaan”
4. Berdasarkan pengalaman belajar yang
dilakukan melalui menonton video, guru
mengalihkan perhatian peserta didik pada
teks bacaan, dengan tugas membaca
secara cermat untuk menemukan dan
menandai/mencatat ide pokok, urutan
peristiwa, kata kunci, menyusun simpulan,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 95


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
dan pesan/amanat yang dapat dipetik
dalam teks.
Tahap Orientasi
1. Setelah selesai membaca teks informasi
sesuai dengan waktu yang tersedia, guru
mengarahkan peserta didik membentuk
kelompok beranggotakan 4 orang untuk
membahas hasil baca yang telah
dicatatnya (think pair share) yang berguna
untuk mempertajam dan memperluas
pemahaman peserta didik tentang materi
yang dipelajari.
2. Selama peserta didik berdiskusi, guru
berkeliling dari kelompok satu ke
kelompok lain untuk memfokuskan
perhatian pada pembahasan tentang ide
pokok, urutan peristiwa, kata kunci,
pesan/amanat yang dapat dipetik, dan
simpulan isi teks.
3. Guru mengarahkan setiap kelompok
membuat catatan hasil diskusi. Pada saat
ini guru mengamati aktivitas peserta didik
untuk melakukan penilaian proses.
Tahap Kolaborasi
1. Untuk meningkatkan rasa percaya diri
peserta didik, guru menunjuk setiap
kelompok maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil yang telah
dikerjakan bersama kelompoknya masing-
masing.
2. Guru memberi apresiasi, penjelasan dan
arahan tentang hasil presentasi setiap
kelompok. Setelah seluruh kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya guru
bersama peserta didik membuat
kesimpulan tentang pengalaman belajar
yang telah diperoleh.
Tahap Refleksi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 96


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
1. Dengan menggunakan pertanyaan, guru
memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menceritakan pengalaman
belajar yang telah dilakukan.
2. Guru memberikan motivasi agar peserta
didik terus semangat untuk belajar.
3. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru
memberikan tugas pendalaman dan
pengayaan agar peserta didik memperoleh
pengalaman belajar yang lebih baik.
Akhir Untuk mengakhiri pembelajaran, guru
Pembelajaran mengajak peserta didik untuk berdoa dan
selanjutnya menyampaikan salam.

Contoh Skenario Pembelajaran model PBL untuk CK-4: Teks Fiksi


Religius Subkompetensi (2)
Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal Guru mengucapkan salam untuk mengawali
Pembelajaran pembelajaran dan membangun suasana kelas
yang komunikatif.
Guru membuka percakapan dan menanyakan
kehadiran dan kondisi kesiapan peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran.
Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
bersama-sama.
Guru melakukan presensi atau mengecek
kehadiran peserta didik
Guru melanjutkan aktivitas percakapan guna
memahamkan peserta didik dengan
menanyakan terkait dengan materi yang telah
dipelajari sebelumnya
Guru menyampaikan cerita sebagai prawacana
tentang topik yang akan dipelajari
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang
mengidentifikasi fungsi latar sebagai pendukung
cerita pada teks fiksi religius.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 97


Menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar yang
akan dilakukan mulai dari mengorientasi
masalah hingga proses refleksi.
Inti Pembelajaran Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada
masalah
Guru mengajak peserta didik untuk mencermati
teks fiksi religius.
Guru menanyakan kepada peserta didik terkait
masalah yang ada pada teks.
Guru mengajak peserta didik untuk
mengorientasi masalah dan mengidentifikasi
terkait latar cerita pada teks fiksi religius.
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok dengan anggota 4—5 peserta didik.
Setiap kelompok akan menyelesaikan
permasalahan yang terdapat pada bacaan yang
disajikan.
Guru mengarahkan peserta didik untuk
melakukan diskusi dalam kelompok kecil untuk
membahas latar pada teks.
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
Masing-masing kelompok berdiskusi untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh
guru terkait fungsi latar cerita (latar tempat,
waktu, dan suasana) pada teks fiksi.
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengumpulkan data dari berbagai sumber
tentang jenis latar, fungsi, dan pentingnya latar
cerita.
Dengan bimbingan guru, peserta didik
mengidentifikasi tentang latar teks fiksi.
Peserta didik saling bekerja sama dan
berkoordinasi dengan anggota kelompok untuk
menentukan solusi pemecahan terkait masalah
berupa latar cerita pada teks yang disajikan.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan
artifak (hasil karya) dan memamerkannya

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 98


Guru mengajak masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi tentang fungsi
latar sebagai pendukung cerita pada teks fiksi
religius.
Setiap kelompok menyajikan hasil diskusi
terkait pemecahan masalah yang telah
didiskusikan di depan kelas secara bergantian.
Guru dan peserta didik saling memberikan
catatan dan masukan hasil diskusi setiap
kelompok.
Guru bersama peserta didik menempelkan hasil
karya di mading kelas atau madrasah.
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah
Guru memberikan penguatan materi setelah
peserta didik memaparkan hasil karya.
Guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan pemecahan masalah yang telah
disajikan.
Guru mengajak peserta didik untuk
menyampaikan kesulitan-kesulitan selama
proses pembelajaran.

Akhir Guru memberikan penguatan pengalaman


Pembelajaran belajar peserta didik dengan menyimpulkan
hasil diskusi dan pembahasan yang telah
dilakukan.
Menggali dan meminta pendapat tentang
pengalaman belajar peserta didik
Memberikan tugas pendalaman dan pengayaan
untuk menguatkan pemahaman
Menyampaikan simpulan hasil belajar sebagai
penguatan
Memberikan saran dan apresiasi atas
pengalaman belajar yang telah diperoleh
Mengakhiri pembelajaran dengan doa dan
salam

Contoh Skenario Pembelajaran model Inkuiri untuk CK-5: Teks


Fiksi Personal Subkompetensi (3)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 99


Tahap Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran
Awal Pembelajaran Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam dengan nada semangat dan gembira kepada
peserta didik untuk membangun energi positif dalam
pembelajaran.
Untuk memastikan peserta didik siap memulai
pembelajaran secara lahir dan batin, ketua kelas
menyiapkan kelas dan memimpin doa bersama.

Agar peserta didik senantiasa termotivasi untuk


disiplin, guru mengecek kehadiran peserta didik.

Guru menyapa dan menanyakan kabar peserta didik


untuk mengetahui apa yang sedang dirasakan peserta
didik dan membuat peserta didik merasa nyaman
untuk belajar dengan adanya empati dari guru.

Guru menjelaskan indikator kompetensi/ tujuan


pembelajaran sebagai berikut:
1. Peserta didik dapat membandingkan sikap
para tokoh dalam teks
2. Peserta didik dapat menyebutkan
jenis/tahap alur cerita dalam teks
3. Peserta didik dapat mengklasifikasi
karakteristik tempat atau waktu peristiwa
dalam teks
4. Peserta didik dapat menentukan posisi
pengarang dalam menceritakan tokoh
dalam teks

Guru mengajukan teka teki untuk menarik perhatian


siswa di awal pembelajaran.

Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang


menarik, kondusif, efektif dan efisien pada saat
berlangsungnya kegiatan inti pembelajaran, guru
membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok
dengan menggunakan metode menghitung.

Inti Pembelajaran Fase 1: Mengarahkan peserta didik untuk


merumuskan masalah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 100


Tahap Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran
1. Agar suasana pembelajaran menjadi semakin
manarik, guru meminta peserta didik untuk
mengamati gambar berseri;
2. Untuk mengasah keterampilan berpikir kreatif
peserta didik, guru memberi kesempatan kepada
mereka untuk berdiskusi dengan teman
sekelompoknya terkait identifikasi masalah yang
terjadi pada situasi seperti gambar tersebut serta
merumuskan karakteristik tokoh, alur cerita,
setting, dan posisi pembuat gambar berseri
tersebut;
Fase 2: Membimbing peserta didik merumuskan
hipotesis
Agar tercipta interaksi yang komunikatif, guru
memberi kesempatan kepada peserta didik secara
mandiri untuk mengungkapkan tanggapannya
terhadap hasil pengamatannya dan mencatat hasil
identifikasi masalah serta karakter tokoh, alur cerita,
setting dan posisi pembuat gambar berseri tersebut;
Fase 3: Menugasi peserta didik untuk
mengumpulkan data
1. Untuk menambah pengalaman belajar peserta
didik dan meningkatkan pemahamannya secara
komprehensif terhadap masalah tersebut, guru
menugasi peserta didik secara mandiri untuk
membaca teks fiksi personal dengan judul “Taksi
Kuning yang Tak Terlupakan” secara cermat;
2. Pada saat siswa berdiskusi, guru mengunjungi
meja tiap-tiap kelompok untuk menawarkan
bantuan jika ada hal yang dianggap kurang jelas
dari peserta didik.
3. Agar peserta didik dapat menghubungkan
rumusan masalah dan karakter tokoh, alur cerita,
setting, dan posisi pembuat gambar yang telah
mereka buat dengan informasi baru yang mereka
peroleh dari teks bacaan tersebut, guru meminta
peserta didik secara mandiri untuk mencatat data
pendukung yang mereka temukan.
Fase 4: Mengajak peserta didik untuk menguji
hipotesisnya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 101


Tahap Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran
Untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, guru
mengajak peserta didik agar berdiskusi dengan teman
kelompoknya untuk mencocokkan daftar masalah,
karakter tokoh, alur cerita, setting dan posisi/ sudut
pandang pembuat gambar yang telah mereka
identifikasi pada saat pengamatan dengan masalah,
karakter, alur cerita, setting dan sudut pandang
penulis yang ada di dalam bacaan.;
Fase 5: Mempersilakan peserta didik untuk menarik
kesimpulan temuannya dan memaparkannya.
1. Untuk memfasilitasi peserta didik
menghubungkan pengetahuan mereka sebelum
dan setelah belajar, guru mempersilakan mereka
untuk mencatat hasil temuannya;
2. Agar peserta didik dapat memperoleh sudut
pandang yang bervariasi dari teman sekelasnya,
guru mempersilakan peserta didik memaparkan
kesimpulannya di hadapan teman kelasnya
secara bergantian.

Akhir Pembelajaran Untuk meluruskan pemahaman peserta didik, guru


memberikan penguatan pengalaman belajar peserta
didik dengan menyimpulkan hasil diskusi dan
pembahasan yang telah dilakukan.
Untuk memastikan sejauh mana tingkat ketercapaian
tujuan pembelajaran, guru memberinya soal latihan
kepada peserta didik untuk dijawab.
Untuk memperoleh input perbaikan pembelajaran,
guru meminta peserta didik untuk menyampaikan
kesan pengalaman belajarnya dan saran yang bersifat
membangun.
Agar kestabilan motivasi belajar peserta didik
senantiasa terjaga, guru menutup kelas dengan
memberi pesan-pesan motivasi.
Agar pengetahuan peserta didik semakin mantap dan
kaya, guru membekali materi pendalaman dan
pengayaan untuk di baca di rumah.
Untuk menjaga hubungan emosional yang baik
antara guru dan peserta didik, guru dan siswa
menutup kelas dengan saling memberi dan
menjawab.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 102


Contoh Skenario Pembelajaran CK-6: Teks Informasi
Religius Subkompetensi (1)
Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal Untuk mengawali dan membangun suasana kelas yang
Pembelajaran komunikatif, guru menyapa peserta didik dengan
mengucapkan salam dan mengajak mereka untuk berdoa.
Agar komunikasi kelas lebih interaktif, guru membuka
percakapan dengan meminta siswa memberikan quotes of
the day saat guru mengabsen dan mengajak siswa
bernyanyi bahasa Inggris “if you’re happy and you know it”
yang liriknya di modifikasi menanyakan kabar peserta didik
untuk mengetahui kondisi kesiapan peserta didik dalam
mengikuti pelajaran. Setelah itu memberikan ice breaking
tes kefokusan “head, hand, heart”.
Untuk membangkitkan dan memancing pengetahuan
mereka terkait dengan materi yang akan dipelajari, guru
memberikan game pengejaran dalam labirin mengenai
toleransi menggunakan Wordwall game
(https://wordwall.net/id/resource/23012806/toleransi), dan
dilanjutkan dengan diskusi singkat tanya-jawab dengan
peserta didik tentang inti dari game tersebut dan apa yang
dilakukan mereka dalam bersikap untuk saling menghargai
dan bertoleransi.
Guru melanjutkan aktivitas percakapan untuk
memahamkan peserta didik tentang materi dan aktivitas
belajar yang akan dilakukan.
Untuk memulai inti pembelajaran, dengan nada suara
memberikan semangat, guru mengecek kesiapan belajar
peserta didik dengan pertanyaan, misalnya: “are you ready
for study?”, dan siswa akan menjawab “ready, ready,
ready”.
Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran:
1) Menjelaskan ragam isi informasi yang terdapat
dalam teks informasi religius
2) Menjelaskan keunggulan isi teks informasi
religius berdasarkan pengalaman pribadi
3) Menunjukkan kekurangan isi teks informasi
religius berdasarkan pengalaman pribadi
4) Menjelaskan kebermanfaatan isi teks informasi
religius tersebut bagi pembaca
Inti Pembelajaran Fase 1: Literasi
1) Untuk membangun situasi pembelajaran yang
menyenangkan, guru memulai inti pembelajaran
dengan mengajak peserta didik menonton video
yang bertema “toleransi”

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 103


(https://www.youtube.com/watch?v=i1bGrsJ_pw
g).
2) Sambil menonton video, guru mengarahkan
peserta didik agar memfokuskan perhatiannya
pada ragam isi informasi dan kebermanfaatan isi
informasi yang disampaikan dalam tayangan
video.
3) Setelah penayangan video selesai, peserta didik
diberi kesempatan secara singkat untuk
berdiskusi dengan teman sebangku (think pair
share) untuk membahas dan menyamakan
pemahaman tentang ragam isi dan
kebermanfaatan informasi yang disampaikan
dalam video dan mencatatnya dalam buku
mereka masing-masing.
4) Pada saat ini, guru membagikan teks informasi
religius dengan judul “Ramadan Bukan Bulan
Biasa”.
5) Berdasarkan pengalaman belajar yang dilakukan
melalui menonton video, guru mengalihkan
perhatian peserta didik pada teks bacaan, dengan
tugas membaca secara cermat untuk
menemukan dan menandai/mencatat ragam isi
informasi, kekurangan, keunggulan, dan
kebermanfaatan isi informasi dalam teks.
Fase 2: Orientasi
1) Setelah selesai membaca teks informasi sesuai
dengan waktu yang tersedia, guru mengarahkan
peserta didik untuk membentuk kelompok
beranggotakan 4 orang untuk membahas hasil
baca yang telah dicatatnya (think pair square)
untuk mempertajam dan memperluas
pemahaman mereka tentang topik yang
dipelajari.
2) Selama peserta didik berdiskusi, guru berkeliling
dari kelompok ke kelompok lain untuk
memfokuskan perhatian pada pembahasan
tentang ragam isi informasi, kekurangan,
keunggulan, dan kebermanfaatan isi informasi
dalam teks.
3) Guru mengarahkan setiap kelompok membuat
catatan hasil diskusi dan menunjuk perwakilan
kelompok yang akan melaporkan hasil
diskusinya.
4) Pada saat ini, guru mengamati aktivitas peserta
didik untuk melakukan penilaian proses.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 104


Fase 3: Kolaborasi
1) Setelah siswa membuat catatan hasil diskusi,
guru menugasi beberapa peserta didik yang
menjadi perwakilan kelompok untuk
membacakan catatan hasil diskusinya dalam
forum kelas dan meminta kelompok lain untuk
menyimak dalam hal ini mengenai ragam isi
informasi, kekurangan, keunggulan, dan
kebermanfaatan isi informasi dalam teks.
2) Guru melakukan diskusi bersama membahas
hasil diskusi yang sebelumnya telah disampaikan
oleh masing-masing perwakilan kelompok.
3) Setelah melakukan diskusi bersama, guru dan
peserta didik menyimpulkan apa yang telah
diperoleh dari hasil belajar tersebut.
4) Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan
soal berdasarkan isi teks yang telah dibaca.
Fase 4: Refleksi
1) Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menceritakan pengalaman belajar
yang telah dilakukan dengan beragam
pertanyaan.
2) Guru memberikan motivasi agar peserta didik
untuk tetap semangat dalam belajar.
3) Setelah memberikan motivasi, guru memberikan
tugas pendalaman dan pengayaan agar peserta
didik memperoleh pengalaman belajar yang
lebih baik.
Akhir Setelah memberikan tugas pendalaman dan pengayaan,
Pembelajaran guru memberi penguatan kepada peserta didik dan
bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan
pembelajaran. Dalam hal ini tentang toleransi dan juga
memberikan apresiasi ataupun reward kepada peserta didik
baik individu maupun kelompok yang berperan aktif
mengikuti pembelajaran.
Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengajak peserta didik untuk berdoa dan selanjutnya
menyampaikan salam.

Skenario Pembelajaran Model PBL (Problem Based learning)


untuk Mengajarkan Kompetensi CK-7 Materi Teks Informasi
Personal
Tahap Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 105


Awal Pembelajaran ● Guru memeriksa kesiapan kelas untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran;
● Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dicapai setelah melaksanakan
kegiatan pembelajaran;
● Guru mendeskripsikan pentingnya mempelajari
materi yang akan disampaikan.

Inti Pembelajaran Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah


(SINTAKS ● Guru memberikan stimulasi kepada para peserta
PEMBELAJARAN didik dengan menanyakan beberapa pertanyaan
SESUAIKAN yang berkaitan dengan perkembangan teknologi
DENGAN SINTAKS informasi;
PBL) ● Guru menanyakan media-media komunikasi
yang muncul seiring dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
● Guru mengorganisasi peserta didik menjadi
beberapa kelompok. masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 orang (atau sesuai dengan kondisi
madrasah);
● Peserta didik mengatur tempat duduk sesuai
dengan kelompoknya;
● Guru membagikan lembar teks informasi
personal/ infografis yang berkaitan dengan
pemanfaatan teknologi informasi sebagai media
untuk berkomunikasi pada masing-masing
kelompok.
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
● Guru memberikan lembar kerja kepada peserta
didik secara berkelompok;
● Peserta didik secara berkelompok mencermati isi
teks dengan seksama;
● Peserta didik mengidentifikasi kata-kata kunci
dalam teks untuk mencari informasi relevan;

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak


(hasil karya) dan memamerkannya
● Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
untuk menafsirkan informasi dengan efektif untuk
tujuan tertentu dalam teks dan pemahaman
masing-masing berkaitan dengan lembar kerja
yang diberikan oleh guru;

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 106


● peserta didik secara berkelompok berdiskusi
untuk menentukan ide/ gagasan pokok dan ide/
gagasan pendukung dari teks yang telah dibaca;
● Peserta didik secara berkelompok mengerjakan
lembar kerja yang diberikan oleh guru;
● Peserta didik perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan


masalah
● Dengan bimbingan guru, masing-masing
kelompok memberikan tanggapan terhadap hasil
karya kelompok lainnya;
● Dengan bimbingan guru, peserta didik
menentukan jawaban yang tepat terhadap
masalah yang terdapat pada lembar kerja yang
diberikan oleh guru.

Akhir Pembelajaran ● Guru dan peserta didik merefleksikan


pengalaman mereka selama proses pembelajaran;
● Guru dan peserta didik mengevaluasi apa yang
telah mereka pelajari, kendala yang mereka
hadapi, dan langkah apa yang dapat diambil
untuk meningkatkan keterampilan peserta didik
di masa depan.

G. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran


Penilaian pembelajaran merupakan komponen penting
dalam pembelajaran. Penilaian pembelajaran adalah proses
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi informasi
secara sistematis untuk menentukan ketercapaian
tujuan pembelajaran. Penilaian pembelajaran pada dasarnya
merupakan proses menentukan tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya melalui cara
yang sistematis. Penilaian pembelajaran ini berfungsi untuk (1)
memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil
pembelajaran yang telah berlangsung/dilaksanakan pendidik,
(2) membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan
hasil pembelajaran, dan (3) meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan
kualitas keluaran. Penilaian yang dikembangkan dan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 107


dicontohkan dalam modul pembelajaran ini ada 2 macam,
yaitu penilaian proses dan penilaian hasil.
Dalam pembelajaran, penilaian proses dapat dilakukan
selama aktivitas pembelajaran berlangsung. Selama aktivitas
pembelajaran, guru dapat mengamati perilaku peserta didik
dalam menjalankan proses belajar. Guru dapat mengamati
keaktifan peserta didik dalam belajar, kerja sama dalam
melaksanakan kerja kelompok, toleransi dalam berdiskusi dan
pengerjaan tugas, dan kedisiplinan mereka dalam mengikuti
tugas-tugas belajar. Untuk memudahkan dalam penilaian,
guru dapat memberikan skor penilaian dengan menggunakan
skala penilaian 1—4.

Contoh Format Penilaian Proses


Aspek yang Dinilai
No Nama Peserta Didik
Keaktifan Kerjasama Toleransi Kedisiplinan
1 Abdullah Munif 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Bella Bonita 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Ciara Larasati 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 Daud Husin 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5 Zahra Ayumi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 108


Tabel 3.22
Contoh Rubrik Penilaian Proses
Aspek Deskripsi Skor
Amatan 1 2 3 4
Keaktifan Berpartisipasi Berpartisipasi Sering Secara
pasif dalam dalam berpartisipasi, konsisten
pengerjaan kelompok namun belum berpartisipasi
tugas hanya jika konsisten. aktif dalam
kelompok diminta (hanya (persentase tugas
(cenderung sesekali keaktifan 51- kelompok
tidak berkontribusi, 80%) (persentase
berkontribusi, persentase keaktifan
persentase keaktifan 21- >80%)
keaktifan 50%
<20%)
Kerjasama Tidak mampu Mampu Mampu Mampu
bekerja sama bekerja sama bekerja sama bekerja sama
dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik
dengan dengan dengan dengan
seluruh sebagian kecil sebagian seluruh
anggota anggota besar anggota anggota
kelompok kelompok kelompok kelompok
Toleransi Tidak Kurang Menghargai Menghargai
menghargai menghargai sebagian pendapat
pendapat pendapat besar teman dan
teman, tidak teman, sering pendapat selalu
mampu bersikap teman, bersikap
menerima negatif dalam kadang- positif dalam
perbedaan memandang kadang memandang
pendapat perbedaan belum perbedaan
dalam pendapat mampu pendapat
kelompok dalam bersikap dalam
kelompok positif dalam kelompok
memandang
perbedaan
pendapat
dalam
kelompok
Kedisiplinan Tidak fokus Fokus hanya Fokus pada Secara
dalam pada sebagian sebagian konsisten
menyelesaikan kecil tugas besar tugas fokus pada
tugas kelompok. kelompok, penyelesaian
kelompok namun belum tugas
konsisten kelompok

Penilaian hasil dilakukan melalui pemberian tugas atau


tes yang berisi butir-butir soal subjektif/uraian atau soal
objektif dengan berbagai bentuk. Ragam bentuk tes objektif
tersebut meliputi: soal pilihan benar-salah, soal pilihan ganda
dengan satu pilihan jawaban, soal pilihan ganda kompleks,
soal pilihan benar-salah dengan alasan, soal menjodohkan,
dan soal jawaban singkat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 109


Soal-soal pemahaman bacaan dikembangkan
berdasarkan tujuan yang akan dicapai melalui aktivitas
pembelajaran. Dengan memfokuskan pada tujuan tersebut,
guru dapat membuat soal-soal atau pertanyaan yang
dikembangkan dari teks yang dijadikan materi belajar. Soal-
soal tersebut berfungsi sebagai alat ukur untuk menentukan
apakah kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran
dapat dicapai atau belum.

H. Merancang Pendalaman dan Pengayaan Pembelajaran


Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan dan hasil
evaluasi pembelajaran telah diketahui, guru dapat
memberikan rekomendasi kepada peserta didik apa yang
harus dilakukan. Guru dapat memberikan beberapa soal atau
tugas kepada peserta didik untuk pendalaman pengalaman
belajarnya atau memberikan tugas di luar apa yang telah
dipelajari untuk pengayaan pengalaman belajarnya.

Contoh Materi Pendalaman untuk CK-3:


1. Buatlah karangan singkat tentang pengalamanmu saat
melaksanakan gotong royong di rumah. Tulislah di buku tugas,
temukan ide pokoknya dan bacakan karangan tersebut di depan
kelas pada pertemuan berikutnya !
2. Amatilah lingkungan sekitarmu ! Carilah contoh di lingkungan
tempat tinggalmu terkait manfaat gotong royong untuk
memenuhi kebutuhan bersama ! Tulislah hasilnya di buku tugas
dan kumpulkan dalam pertemuan berikutnya !

Contoh Materi Pengayaan untuk CK-3:


1. Carilah artikel dari internet tentang gotong royong ! Buatlah
kesimpulan mengenai tindakan nyata, tujuan, dan manfaat gotong
royong dari sisi religius. Tuliskan hasilnya di lembar kertas dan
presentasikan hasilnya pada pertemuan berikutnya !
2. Buatlah mind-map yang menarik bertema “Perkuat Nilai-Nilai
Pancasila Melalui Gotong Royong” di sebuah kertas karton
kemudian presentasikan hasilnya pada pertemuan berikutnya !

Contoh Materi Pendalaman untuk CK-4:


Bantu Petani Jamur: Madrasah Lakukan Inovasi Digital

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 110


Hasil program inkubasi Akademi Madrasah Digital (AMD) yang
berasal dari siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota
Sukamaju dikembangkan menjadi Solusi Internet of Things (IoT)
Mushtech, yaitu, penerapan teknologi yang mendukung Precision
Agriculture untuk budidaya pertanian yang memerlukan kondisi
lingkungan yang akurat. Mushtech yang dibangun di Lab IoT X-Camp
milik XL Axiata ini secara khusus ditujukan untuk petani jamur tiram
yang ingin meningkatkan produksi dan kualitas hasil. Proyek
pengembangan solusi Mushtech ini melibatkan MTsN 1 Kota
Sukamaju, peserta Akademi Madrasah Digital asal Kabupaten
Majalengka, Jawa Barat, yang mencetuskan ide pertama kali.
Dalam proses pengembangan, para siswa mengumpulkan
problem statement dari pembudidaya jamur tiram. Data dan informasi
yang mereka dapatkan menjadi rujukan dalam proses inkubasi di X-
Camp, mulai dari prototyping produk hingga menjadi solusi yang bisa
diterapkan oleh para petani hingga industri terkait. Saat ini, Mushtech
sudah digunakan oleh petani jamur di Majalengka, Jawa Barat.
Selama kurang lebih 3 bulan, hasil dari penerapan teknologi IoT ini
mendapat apresiasi positif dari para petani yang menggunakan. Selain
bertani jamur, para petani dapat melakukan aktivitas yang lain.
Melalui solusi ini, petani tersebut juga dapat memantau situasi
kumbung jamur dari tempatnya bekerja serta memastikan suhu dan
kelembaban kumbung jamur terjaga melalui handphone yang mereka
miliki.
Dari sisi teknikal, lanjut Gede, Mushtech terdiri dari berbagai
komponen seperti hardware, firmware, IoT platform dan software.
Bagian hardware ini berfungsi untuk mendapatkan data-data sensor
atau untuk menjalankan aktuator tertentu, seperti mengaktifkan
pompa untuk menyemprotkan air melalui nozzle. Sensor yang
digunakan untuk solusi Mustech ini terdiri dari sensor temperatur,
sensor kelembaban serta sensor intensitas cahaya.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan
(KSKK) Madrasah, Moh. Isom, mengapresiasi inovasi MTsN 1 Kota
Sukamaju yang dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga bermanfaat
bagi petani. “Bangsa ini membutuhkan talenta-talenta muda
madrasah yang mampu mewujudkan transformasi digital di tengah-
tengah pusaran business Internet of Things dan Industri 4.0 di
Indonesia. Ciptakan karya dan inovasi solusi digital ini sebagai wujud
kemandirian dalam berprestasi bagi anak-anak madrasah,” ujarnya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 111


Diadaptasi dari https://kemenag.go.id/nasional/mushtech-inovasi-
akademi-madrasah-digital-dikembangkan-untuk-bantu-petani-jamur-
majalengka-mlgsis

Bacalah teks informasi berikut untuk menyelesaikan pendalaman dari


materi yang dipelajari!
1. Bacalah dan cermati teks yang ada pada paragraf kedua!
Manakah pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan isi dari
paragraf kedua?
a. Siswa mengumpulkan permasalahan dari pembudidaya
jamur tiram. Data dan informasi yang mereka dapatkan
menjadi rujukan dalam proses inkubasi di X-Camp.
b. Proyek pengembangan solusi Mushtech melibatkan MTsN
1 Kota Sukamaju, peserta Akademi Madrasah Digital asal
Kabupaten Majalengka.
c. Mushtech sudah digunakan oleh petani jamur di
Majalengka dan mendapatkan apresiasi yang positif dari
para petani.
d. Mushtech terdiri dari berbagai komponen seperti
hardware, firmware, IoT platform dan software

2. Tentukan kata kunci dari masing-masing paragraf!


Paragraf Kata Kunci
1
2
3
4

Contoh Materi Pengayaan untuk CK-4:


Berdasarkan teks yang telah disajikan sebelumnya, buatlah
simpulan yang berisi hal positif yang dapat diambil serta dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari!

Contoh Materi Pendalaman Teks Informasi Subkompetensi 2


untuk CK-5:
Bacalah cuplikan teks informasi berikut ini dan jawablah pertanyaan
yang menyertainya!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 112


Kendaraan otonom adalah jenis kendaraan yang dikendalikan oleh
sistem komputer dan teknologi yang canggih. Kendaraan otonom
dapat melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain dan
mengambil keputusan secara mandiri, tanpa bantuan manusia.
Kendaraan ini menggunakan kombinasi sensor, radar, kamera, dan
sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/ AI). Kendaraan ini
memiliki kemampuan untuk mengenali semua objek yang ada di
sekitarnya dan memproyeksikan tindakan yang mungkin dilakukan
oleh objek-objek tersebut ke depannya.
1. Manakah kata yang paling sering digunakan dalam cuplikan
paragraf tersebut?
A. Teknologi
B. Canggih
C. Kendaraan
D. Komputer
2. Berilah tanda centang (√ ) pada dua kata yang dapat digunakan
sebagai kata kunci untuk menggambarkan cuplikan paragraf
tersebut!
Daftar Kata Tanda Centang (√ )
Kendaraan
Komputer
Canggih
Teknologi

3. Pernyataan berikut yang menjelaskan tentang contoh


kecanggihan kendaraan otonom. Beri tanda centang (√) pada
kolom benar atau salah untuk setiap pernyataan yang sesuai isi
cuplikan teks tersebut!
No Pernyataan Benar Salah
1) Kendaraan otonom mampu mendeteksi
benda di sekelilingnya.
2) Kendaraan otonom mampu bergerak
tanpa remot.
3) Kendaraan otonom mampu menebak apa
yang akan bisa dilakukan benda
disekitarnya.
4) Kendaraan otonom mampu melakukan
perjalanan berhari-hari.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 113


Contoh Materi Pengayaan Teks Informasi CK-5 ke CK-6
(Subkompetensi 3):

Mobil Manual VS Mobil Matik

Kendaraan roda empat seperti mobil memiliki dua jenis transmisi yang
berbeda, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis atau sering
disebut sebagai matik. Mobil matik dan manual memiliki perbedaan
pada sistem transmisi dan cara mengemudi. Oleh karena itu, ketika
seseorang ingin membeli mobil, mereka akan mempertimbangkan
perbedaan-perbedaan tersebut.

Mobil manual memiliki transmisi yang terdiri dari sebuah kopling,


tuas persneling, dan pedal gas. Ketika mengemudi mobil manual,
pengemudi harus menekan pedal kopling dan menggerakkan tuas
persneling untuk mengganti gigi. Mobil manual biasanya lebih murah
dibandingkan mobil matik karena proses produksinya lebih sederhana
dan tidak memiliki komponen tambahan seperti transmisi otomatis.
Namun, mobil manual membutuhkan keterampilan khusus untuk
mengemudikannya karena harus selalu menekan pedal kopling dan
mengganti gigi dengan tepat, sehingga lebih sulit untuk dikendarai
oleh pengemudi pemula.

Mobil matik memiliki transmisi otomatis yang tidak memerlukan


kopling atau tuas persneling. Pengemudi hanya perlu menekan pedal
gas dan rem, serta memilih posisi transmisi pada tuas pemindah gigi
(shift lever) untuk mengemudikannya. Mobil matik memiliki
keunggulan dalam kenyamanan dan kemudahan mengemudi,
terutama dalam kondisi macet. Mobil matik juga lebih ramah
lingkungan karena dapat menghasilkan emisi gas buang yang lebih
sedikit dibandingkan dengan mobil manual.

Mobil matik biasanya lebih mahal dibandingkan mobil manual karena


memiliki komponen tambahan seperti sistem hidrolik, komputer
kontrol, dan kopling hidrolik. Meskipun lebih mahal, mobil matik
menjadi pilihan yang populer bagi pengemudi yang menginginkan
kenyamanan dan kemudahan dalam mengemudi. Selain itu, mobil
matik juga cocok digunakan untuk pengemudi pemula yang belum
terbiasa dengan mengemudi mobil manual.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 114


Secara umum, penggunaan mobil matik atau manual tergantung pada
preferensi pengemudi dan kondisi jalan yang dilalui. Mobil manual
lebih cocok digunakan pada jalan yang kurang bervolume dan kondisi
jalan yang lebih stabil. Sementara itu, mobil matik lebih cocok
digunakan pada jalan yang lebih padat dan kondisi jalan yang sering
berubah. Oleh karena itu, penting bagi pengemudi untuk memilih
jenis mobil yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
mengemudi.

Tren terbaru menunjukkan bahwa banyak konsumen mobil


memutuskan untuk beralih dari transmisi manual ke matik. Hal ini
terlihat dari data penjualan di sejumlah dealer mobil yang ada di
Malang, seperti di dealer Honda Mandalesana. Data tersebut
menunjukkan bahwa penjualan mobil manual di dealer ini
mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Menurut Tongam
Ferdi, seorang sales di Mandalesana, mobil matik yang terjual
mencapai 80 unit lebih, sedangkan mobil manual hanya mencapai 20
unit (Sampurno, 2022).. Sales dealer tersebut mengungkapkan bahwa
penjualan mobil transmisi manual telah mengalami penurunan yang
cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Setelah mencermati teks tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Teks tersebut memberi gambaran tentang …


A. mobil matik semakin diminati
B. preferensi calon pembeli mobil
C. perbedaan manual dan matik
D. tren penjualan mobil manual dan matik
2. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan mobil
manual dan matik, maka pengemudi yang tinggal di ibu kota
cenderung membeli …..
A. mobil manual
B. mobil matik
Jelaskan alasannya!
3. Tulis B pada kolom dibawah ini jika pernyataannya sesuai dengan
teks di atas! Tulis S jika pernyataannya tidak sesuai!
Pernyataan B/S
Mobil manual lebih cocok digunakan pada jalanan macet.
Mobil manual lebih cocok dibeli oleh pelanggan yang
memiliki dana terbatas.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 115


Mobil matik lebih mudah pembuatannya daripada mobil
manual.
Pelanggan lebih cenderung membeli jenis mobil dengan
harga yang lebih murah.

4. Berilah tanda (x) pada pernyataan yang menunjukkan alasan


penjualan mobil manual mengalami kemerosotan! Kamu dapat
memilih beberapa jawaban.
Tanda Pernyataan
(x)
Mobil matik lagi trend di kalangan pengemudi.
Pembeli menganggap bahwa mobil manual cukup sulit
dikemudikan.
Mobil matik menawarkan lebih banyak kemudahan bagi
pengemudi.
Mobil manual tidak ramah bagi pengemudi pemula.

Contoh Materi Pengayaan Teks Fiksi Sosial CK 6


"Buah Kesabaran"

Di sebuah pusat perbelanjaan yang sibuk, terdapat sebuah toko yang


selalu dipenuhi dengan pelanggan. Toko ini terkenal dengan produk-
produk berkualitas yang ditawarkannya. Namun, popularitas toko ini
juga menyebabkan antrean panjang yang terkadang membuat pelanggan
merasa tidak nyaman.

Pada suatu hari, ada dua orang yang datang ke toko ini hampir
bersamaan. Mereka adalah Rina dan Dian. Rina adalah seorang ibu
rumah tangga yang sedang membutuhkan beberapa barang dapur,
sedangkan Dian adalah seorang pekerja kantoran yang ingin membeli
hadiah ulang tahun untuk temannya.

Ketika mereka tiba di toko, mereka melihat antrean yang sangat panjang
di depan kasir. Rina dan Dian pun bergabung dalam antrean dengan
kesabaran. Rina mengambil posisi di belakang Dian, dan mereka mulai
berbincang.

Rina melihat Dian membawa bungkusan yang cukup besar, dan dia
terlihat lelah. Rina pun menawarkan untuk membantunya membawa
bungkusan tersebut, karena dia melihat Dian menggigil saat mencoba

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 116


mengangkatnya. Dian tersenyum dan menerima tawaran Rina dengan
senang hati.

Saat mereka berada dalam antrean, mereka berbagi cerita dan tertawa
bersama. Mereka saling mendukung dan menghibur satu sama lain.
Meskipun waktu terus berlalu, mereka tidak merasa bosan atau kesal
karena mereka menikmati kebersamaan mereka.

Ketika tiba giliran Rina untuk masuk ke kasir, Dian melihat Rina sedang
mencari-cari dompetnya dengan wajah yang sedikit panik. Dian dengan
cepat mengambil dompet dari tasnya dan memberikannya kepada Rina.
Rina sangat berterima kasih atas bantuannya.

Setelah mereka selesai bertransaksi di kasir, Rina dan Dian keluar dari
toko dengan senyuman di wajah mereka. Mereka merasa bahagia karena
mereka tidak hanya menyelesaikan tugas mereka, tetapi juga membentuk
ikatan persahabatan yang baru.

1. Berdasarkan teks cerita diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan


berikut ini:
a. Bagaimana konflik yang dihadirkan oleh penulis dalam cerita
tersebut?
b. Apa saja nilai-nilai moral yang dapat dipetik dari cerita
tersebut?
c. Bandingkan dan identifikasi beberapa kalimat yang sesuai
dengan plot yang ada pada cerita tersebut! Beri tanda centang
(✓) pada kolom plot “Awal”, “Pertengahan”, dan “Akhir”
untuk setiap istilah atau frasa.
Plot
Kalimat
Awal Pertengahan Akhir
Pusat perbelanjaan yang sibuk
Rina mencari-cari dompet
Dian membawa bungkusan
yang cukup besar, dan dia
terlihat lelah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 117


Antrean panjang dan
pelanggan yang merasa tidak
nyaman

Dian dengan cepat


mengambil dompet dari
tasnya dan memberikannya
kepada Rina
Rina dan Dian pun bergabung
dalam antrean dengan penuh
kesabaran
Rina menawarkan bantuan
untuk membawa bungkusan

2. Buatlah satu cerita fiksi mengenai toleransi di lingkungan sekolah dan


identifikasi istilah-istilah atau frasa yang sesuai dengan unsur-unsur fiksi
didalamnya!

Contoh Materi Pengayaan CK 7


Teks Informasi Sosial
Koperasi merupakan organisasi yang beranggotakan orang-
orang yang bergabung secara sukarela dan memiliki tujuan
sama dalam memperoleh manfaat dari kegiatan ekonomi.
Sejarahnya dimulai pada abad ke-19 di Eropa, ketika
sekelompok orang bekerja sama untuk membentuk
asosiasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi
ekonomi mereka. Koperasi itu terkenal adalah Rochdale
Society of Equitable Pioneers, yang didirikan pada tahun
1844 di Inggris. Perkumpulan yang didirikan oleh
sekelompok pekerja di kota Rochdale, Inggris, yang merasa
tidak puas dengan kondisi kerja mereka yang buruk dan
harga bahan makanan yang tinggi. Mereka membentuk
sebuah toko kecil tempat mereka bisa membeli makanan
dan barang-barang lain dengan harga yang lebih murah.
Contoh Soal untuk Materi Pengayaan:
a. Setelah membaca teks di atas, tentukanlah gagasan
utama dari paragraf tersebut!
b. Jelaskanlah gagasan pendukung dari paragraf di atas!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 118


Perhatikan tabel pertumbuhan koperasi di Indonesia
berikut!
Tahun Jumlah Koperasi
1945 3.000
1960 22.000
1980 90.000
2000 130.000
2010 202.000
2021 259.000
c. Berdasarkan tabel di atas, penambahan jumlah
koperasi yang paling tinggi terjadi pada tahun ….

I. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dalam menyusun RPP, guru harus memiliki pemahaman
secara memadai dan mampu melakukan berbagai aktivitas
berikut, yakni (1) mengidentifikasi topik pembelajaran, (2)
mengembangkan indikator kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, (3) menyusun dan
mengembangkan materi pembelajaran, (4) memilih dan
mengembangkan media/sumber pembelajaran, (5) merancang
dan mengembangkan skenario pembelajaran, (6) menyusun
dan mengembangkan instrumen penilaian, dan (7) merancang
model pendalaman dan pengayaan materi pembelajaran,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 119


CONTOH ALTERNATIF PEMBELAJARAN 1

ALTERNATIF 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Literasi Membaca

Kompetensi Mengevaluasi dan Merefleksikan


Subkompetensi yang Menilai kualitas teks informasi
Ditargetkan berdasarkan pengalaman pribadi
Tema Pembelajaran Toleransi
Konten Teks Informasi
Konteks Religius
Model Pembelajaran LOK-R

Indikator Kompetensi
1. Menjelaskan ragam isi informasi yang terdapat dalam teks
informasi religius
2. Menjelaskan keunggulan isi teks informasi religius
berdasarkan pengalaman pribadi
3. Menunjukkan kekurangan isi teks informasi religius
berdasarkan pengalaman pribadi
4. Menjelaskan kebermanfaatan isi teks informasi religius
tersebut bagi pembaca

Tujuan Pembelajaran
1. Melalui membaca teks secara cermat, peserta didik mampu
menjelaskan ragam isi informasi (minimal 3) yang terdapat
dalam teks informasi religius dengan tepat
2. Melalui analisis teks secara cermat, peserta didik mampu
menjelaskan keunggulan isi teks informasi religius
berdasarkan pengalaman pribadi dengan tepat.
3. Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu
menjelaskan kekurangan isi teks informasi religius
berdasarkan pengalaman pribadi dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 120


4. Melalui tanya jawab dan diskusi kelas, peserta didik mampu
menjelaskan kebermanfaatan isi teks informasi religius
tersebut bagi pembaca dengan tepat.

Materi Pembelajaran

RAMADAN BUKAN BULAN BIASA

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Negara


ini juga memiliki jumlah umat Muslim terbesar di dunia. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2020,
populasi umat Muslim di Indonesia mencapai sekitar 227 juta
jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi penduduk Indonesia.
Masyarakat Muslim di Indonesia menjalankan berbagai tradisi
keagamaan dalam Islam, termasuk salah satunya di bulan
Ramadan.
Selama Ramadan semua orang saling berlomba dalam
menebar kebaikan. Mulai dari pembagian sembako hingga
pembagian takjil gratis oleh umat Islam dan agama lain, sudah
menjadi rutinitas setiap tahun dan juga tradisi-tradisi didalamnya.
Di Indonesia, tradisi-tradisi sebelum puasa juga memiliki
perbedaan antar daerah. Salah satunya adalah tradisi "Megengan"
yang dilakukan di beberapa daerah, seperti Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Megengan adalah tradisi makan bersama pada
malam sebelum puasa dimulai. Keluarga dan tetangga berkumpul
untuk menikmati hidangan bersama sebagai persiapan
menyambut Ramadan. Selain itu, ada juga tradisi "Munggahan" di
Jawa Barat, di mana masyarakat saling berkunjung dan
memberikan makanan serta mendoakan keberkahan untuk
keluarga dan tetangga sebelum memasuki bulan puasa.
Kemudian, menjelang waktu berbuka puasa, ada juga
tradisi "Ngabuburit" dan "Takjilan" yang sangat populer di
Indonesia. "Ngabuburit" adalah kegiatan menjelang berbuka
puasa di mana masyarakat menghabiskan waktu dengan berbagai
kegiatan, seperti berjalan-jalan, berkumpul dengan keluarga, atau
bermain bersama. Sedangkan "Takjilan" adalah tradisi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 121


memberikan makanan kecil atau minuman kepada orang-orang
yang sedang berpuasa untuk berbuka puasa.
Ramadan adalah kesempatan untuk menjadi orang yang
saleh dan toleran. Puasa mengajarkan kita untuk menahan rasa
lapar. Selain itu, kita juga akan belajar untuk tidak membiarkan
orang lain kelaparan. Orang-orang yang berpuasa harus
menghormati orang yang tidak berpuasa, pun orang yang tidak
berpuasa juga harus menghormati orang yang berpuasa.
Saat bulan Ramadan, warung dan restoran yang buka
pada siang hari memakai tirai atau penutup, sehingga orang dari
luar tidak bisa melihat orang yang sedang makan di dalam. Hal
itu dikarenakan adanya sikap toleransi saling menghormati dan
menghargai di bulan suci. Seperti kita ketahui di Indonesia tidak
hanya ada umat Islam saja, tetapi juga ada umat-umat dari agama
lain yang tidak berpuasa, bahkan di antara umat Islam juga ada
yang tidak berpuasa karena satu dan lain hal. Tentunya, mereka
dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan makan dan
minumnya saat warung buka.
Puasa melatih individu dan kelompok untuk bertoleransi
dan saling menghormati dan penuh kasih. Karena sejatinya
totalitas puasa bertujuan membentuk karakter pribadi dan
kelompok yang hatinya tentram, pikirannya tenang, tindakannya
mantap dan matang, serta sikapnya toleran penuh kasih sayang.

Diadaptasi dari Ramadhan Bukan Bulan Biasa, tapi Luar Biasa.


Retrieved March 26, 2023, from
https://aceh.tribunnews.com/2023/03/21/ramadhan-bukan-
bulan-biasa-tapi-luar-biasa

Media Pembelajaran
1. Poster mengenai Keistimewaan Bulan Ramadan
Poster ini berisi tentang informasi yang terdapat dalam teks

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 122


2. Video mengenai Toleransi diambil dari kanal Humas Jogja
https://www.youtube.com/watch?v=i1bGrsJ_pwg

Skenario Pembelajaran
Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal Untuk mengawali dan membangun suasana kelas
Pembelajaran yang komunikatif, guru menyapa peserta didik
dengan mengucapkan salam dan mengajak mereka
untuk berdoa.
Agar komunikasi kelas lebih interaktif, guru
membuka percakapan dengan meminta siswa
memberikan quotes of the day saat guru mengabsen
dan mengajak siswa bernyanyi bahasa Inggris “if
you’re happy and you know it” yang liriknya di
modifikasi menanyakan kabar peserta didik untuk
mengetahui kondisi kesiapan peserta didik dalam
mengikuti pelajaran. Setelah itu memberikan ice
breaking tes kefokusan “head, hand, heart”.
Untuk membangkitkan dan memancing
pengetahuan mereka terkait dengan materi yang
akan dipelajari, guru memberikan game pengejaran
dalam labirin mengenai toleransi menggunakan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 123


Wordwall game
(https://wordwall.net/id/resource/23012806/tolerans
i), dan dilanjutkan dengan diskusi singkat tanya-
jawab dengan peserta didik tentang inti dari game
tersebut dan apa yang dilakukan mereka dalam
bersikap untuk saling menghargai dan bertoleransi.
Guru melanjutkan aktivitas percakapan untuk
memahamkan peserta didik tentang materi dan
aktivitas belajar yang akan dilakukan.
Untuk memulai inti pembelajaran, dengan nada
suara memberikan semangat, guru mengecek
kesiapan belajar peserta didik dengan pertanyaan,
misalnya: “are you ready for study?”, dan siswa akan
menjawab “ready, ready, ready”.
Setelah itu, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran:
1) Menjelaskan ragam isi informasi yang terdapat
dalam teks informasi religius
2) Menjelaskan keunggulan isi teks informasi religius
berdasarkan pengalaman pribadi
3) Menunjukkan kekurangan isi teks informasi
religius berdasarkan pengalaman pribadi
4) Menjelaskan kebermanfaatan isi teks informasi
religius tersebut bagi pembaca
Inti Fase 1: Literasi
Pembelajaran 1) Untuk membangun situasi pembelajaran yang
menyenangkan, guru memulai inti pembelajaran
dengan mengajak peserta didik menonton video
yang bertema “toleransi”
(https://www.youtube.com/watch?v=i1bGrsJ_pwg
).
2) Sambil menonton video, guru mengarahkan
peserta didik agar memfokuskan perhatiannya
pada ragam isi informasi dan kebermanfaatan isi
informasi yang disampaikan dalam tayangan
video.
3) Setelah penayangan video selesai, peserta didik
diberi kesempatan secara singkat untuk berdiskusi
dengan teman sebangku (think pair share) untuk
membahas dan menyamakan pemahaman
tentang ragam isi dan kebermanfaatan informasi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 124


yang disampaikan dalam video dan mencatatnya
dalam buku mereka masing-masing.
4) Pada saat ini, guru membagikan teks informasi
religius dengan judul “Ramadan Bukan Bulan
Biasa”.
5) Berdasarkan pengalaman belajar yang dilakukan
melalui menonton video, guru mengalihkan
perhatian peserta didik pada teks bacaan, dengan
tugas membaca secara cermat untuk menemukan
dan menandai/mencatat ragam isi informasi,
kekurangan, keunggulan, dan kebermanfaatan isi
informasi dalam teks.
Fase 2: Orientasi
Setelah selesai membaca teks informasi sesuai
dengan waktu yang tersedia, guru mengarahkan
peserta didik untuk membentuk kelompok
beranggotakan 4 orang untuk membahas hasil
baca yang telah dicatatnya (think pair square)
untuk mempertajam dan memperluas
pemahaman mereka tentang topik yang dipelajari.
Selama peserta didik berdiskusi, guru berkeliling
dari kelompok ke kelompok lain untuk
memfokuskan perhatian pada pembahasan
tentang ragam isi informasi, kekurangan,
keunggulan, dan kebermanfaatan isi informasi
dalam teks.
Guru mengarahkan setiap kelompok membuat
catatan hasil diskusi dan menunjuk perwakilan
kelompok yang akan melaporkan hasil diskusinya.
Pada saat ini, guru mengamati aktivitas peserta
didik untuk melakukan penilaian proses.
Fase 3: Kolaborasi
1) Setelah siswa membuat catatan hasil diskusi, guru
menugasi beberapa peserta didik yang menjadi
perwakilan kelompok untuk membacakan catatan
hasil diskusinya dalam forum kelas dan meminta
kelompok lain untuk menyimak dalam hal ini
mengenai ragam isi informasi, kekurangan,
keunggulan, dan kebermanfaatan isi informasi
dalam teks.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 125


2) Guru melakukan diskusi bersama membahas hasil
diskusi yang sebelumnya telah disampaikan oleh
masing-masing perwakilan kelompok.
3) Setelah melakukan diskusi bersama, guru dan
peserta didik menyimpulkan apa yang telah
diperoleh dari hasil belajar tersebut.
4) Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan
soal berdasarkan isi teks yang telah dibaca.
Fase 4: Refleksi
1) Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menceritakan pengalaman belajar
yang telah dilakukan dengan beragam
pertanyaan.
2) Guru memberikan motivasi agar peserta didik
untuk tetap semangat dalam belajar.
3) Setelah memberikan motivasi, guru memberikan
tugas pendalaman dan pengayaan agar peserta
didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih
baik.
Akhir Setelah memberikan tugas pendalaman dan
Pembelajaran pengayaan, guru memberi penguatan kepada peserta
didik dan bersama-sama dengan peserta didik
menyimpulkan pembelajaran. Dalam hal ini tentang
toleransi dan juga memberikan apresiasi ataupun
reward kepada peserta didik baik individu maupun
kelompok yang berperan aktif mengikuti
pembelajaran.
Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengajak peserta didik untuk berdoa dan
selanjutnya menyampaikan salam.

Penilaian Pembelajaran
No Nama Peserta Aspek yang Dinilai
Didik
Keaktifan Kerjasama Toleransi Kedisiplinan

1 Abdullah Munif 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Nana Sujana 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

3 Zulaiha 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 Ani Setiawati 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5 Feri Kurniawan 2 4 3 4

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 126


Pendalaman dan Pengayaan Materi Pembelajaran
Soal Materi Pendalaman:
Berdasarkan pemahaman kalian mengenai toleransi beragama di bulan
Ramadan, jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa yang membuat bulan Ramadan menjadi bulan penuh berkah
dan mempersatukan umat beragama di Indonesia?
2. Bagaimana makna dan keutamaan bulan Ramadan serta nilai-nilai
toleransi yang terkandung didalamnya?
3. Apakah ada tradisi-tradisi sebelum ataupun sesudah Ramadan di
daerahmu? Jika ada, sebutkan dan jelaskan!
4. Berikan contoh kegiatan atau tindakan yang dapat dilakukan
individu atau masyarakat untuk menunjukkan toleransi dan
kerukunan antar umat beragama selama bulan Ramadan yang
pernah kalian temui atau alami!

Materi Pengayaan:
Beberapa siswa Sekolah Dasar Tiga Bahasa Rukun Harapan di Kabupaten
Jember, Jawa Timur, terlihat sibuk mengangkat ogoh-ogoh dengan
menggunakan bambu yang disusun dengan hati-hati agar dapat diarak
dengan aman saat pawai keliling kota.

Di depan sekolah dasar tiga bahasa yang terletak di Jalan Kartini Jember,
terdapat pemandangan yang tidak biasa. Sebagian besar siswa
mengenakan pakaian adat Bali, menyerupai umat Hindu yang akan
mengadakan upacara menyambut Hari Raya Nyepi. Mereka membawa
ogoh-ogoh untuk diarak keliling Alun-alun Jember pada Senin, 20 Maret
2023.

Meskipun hanya sedikit siswa yang beragama Hindu di sekolah tersebut,


siswa-siswa dari agama lain tetap menunjukkan semangat solidaritas.
Mereka membuat patung ogoh-ogoh secara bersama-sama dan
mengaraknya dari sekolah menuju alun-alun, sebelum kembali ke
sekolah dengan pakaian adat Bali dan mengikuti adat Umat Hindu.

Pawai ogoh-ogoh ini melibatkan ratusan siswa dan guru dari sekolah
setempat dan diselenggarakan menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru
Saka 1945 di Kabupaten Jember. Ogoh-ogoh merupakan bagian dari
tradisi Bhuta Yadnya, sebuah ritual yang dilakukan umat Hindu di
berbagai daerah.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 127


Bhuta Yadnya adalah rangkaian upacara untuk mengusir kehadiran
bhuta kala, yaitu manifestasi unsur-unsur negatif dalam kehidupan
manusia. Ogoh-ogoh adalah tradisi di mana masyarakat membuat
patung atau boneka besar yang menyerupai roh jahat, kemudian
membakarnya sebagai simbol agar bhuta kala tidak mengganggu
kehidupan manusia.

Kepala Sekolah Dasar (SD) Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember, Sarinah,
menjelaskan bahwa pawai ogoh-ogoh yang melibatkan ratusan siswa
dan guru di sekolah tersebut bertujuan untuk memperkenalkan tradisi
umat Hindu menjelang Hari Raya Nyepi kepada anak-anak.

Siswa di SD tersebut berasal dari berbagai agama, seperti Kristen, Katolik,


Islam, dan Budha. Oleh karena itu, sekolah merasa penting untuk
memperkenalkan budaya dan tradisi dari masing-masing agama kepada
siswanya.
Biasanya, siswa di sekolah tersebut diajak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan menjelang Natal, buka puasa bersama saat Ramadhan, dan
perayaan Imlek. Kini, mereka juga mengikuti pawai ogoh-ogoh sebagai
bagian dari tradisi budaya umat Hindu dalam menyambut Hari Raya
Nyepi Tahun Baru Saka 1945.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tradisi umat Hindu


kepada siswa yang beragama lain serta mempertahankan tradisi budaya
yang dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi.

Meskipun siswa beragama Hindu merupakan minoritas di sekolah


tersebut, penting bagi siswa yang beragama lain untuk mengetahui tradisi
ini guna membangkitkan semangat dan meningkatkan toleransi antar
agama.

Menanamkan sikap toleransi sejak dini sangat penting, mengingat


Indonesia memiliki keberagaman suku, ras, dan agama. Anak-anak
diharapkan dapat beradaptasi dengan keanekaragaman ini dan
menghargai perbedaan.

Tujuan pihak sekolah menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh adalah untuk


memperkenalkan tradisi agama Hindu yang masih terpelihara dengan
baik dan memberikan kesempatan kepada siswa SD Rukun Harapan
untuk belajar tentang toleransi antarumat beragama.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 128


Sebagian besar siswa di sekolah tersebut adalah etnis Tionghoa, yang
selalu diajarkan untuk menghormati dan menghargai perbedaan budaya
dan agama. Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan tradisi
ogoh-ogoh ini agar dapat mempertahankan budaya dan memberikan
pengetahuan kepada siswa yang beragama lain bahwa agama Hindu
memiliki tradisi dalam menyambut Hari Raya Nyepi.

Diambil dari Tumbuhkan Toleransi Beragama Sejak Dini dengan Pawai


Ogoh-ogoh. Retrieved March 26, 2023, from
https://www.antaranews.com/berita/3450813/tumbuhkan-toleransi-
beragama-sejak-dini-dengan-pawai-ogoh-ogoh

1. Berdasarkan teks diatas, jawablah pertanyaan berikut ini:


a. Apa tujuan utama dari pawai ogoh-ogoh yang digelar di
Sekolah Dasar Tiga Bahasa Rukun Harapan di Jember?
b. Mengapa siswa dari beragam agama di Sekolah Dasar Tiga
Bahasa Rukun Harapan berpartisipasi dalam pawai ogoh-
ogoh?
c. Apa yang dimaksud dengan ogoh-ogoh dalam tradisi
Hindu?
d. Mengapa pihak sekolah merasa perlu mengenalkan
budaya dan tradisi agama masing-masing kepada siswa?
e. Bagaimana cara penulis mendeskripsikan pentingnya
penanaman sikap toleransi kepada anak-anak sejak dini?
2. Buatlah teks dan poster mengenai toleransi, kemudian deskripsikan
ide pendukung dari teks tersebut!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 129


ALTERNATIF 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Literasi Membaca

Kompetensi Menemukan dan Mengakses


Subkompetensi yang Mengidentifikasi kata atau ungkapan yang
Ditargetkan tepat untuk menemukan informasi yang
relevan berkaitan dengan unsur-unsur fiksi
religious.
Tema Pembelajaran Hadiah Kesabaran buat Amalia
Konten Teks Sastra
Konteks Religius
Model Pembelajaran PBL

Indikator Kompetensi
a) Menemukan kata-kata kunci yang berkaitan dengan unsur-
unsur fiksi religius (tokoh, latar, tema, pesan moral, nilai-
nilai religius, dan lain sebagainya).
b) Menggunakan istilah-istilah atau frasa yang sesuai dengan
unsur-unsur fiksi religius, (nama-nama tokoh atau tempat
yang terkait dengan agama, istilah-istilah keagamaan, dan
lain sebagainya).
c) Membedakan makna dari kata-kata atau ungkapan yang
serupa atau memiliki makna yang mirip, namun tidak sama.
Tujuan Pembelajaran
a) Melalui membaca teks sastra religius secara cermat, peserta
didik mampu menemukan kata-kata kunci yang berkaitan
dengan unsur-unsur fiksi religius (tokoh, latar, tema, pesan
moral, nilai-nilai religius, dan lain sebagainya) dengan
efektif.
b) Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu
menggunakan istilah-istilah atau frasa yang sesuai dengan
unsur-unsur fiksi religius, (nama-nama tokoh, istilah-istilah
keagamaan, dan lain sebagainya) dengan baik.
c) Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu
membedakan makna dari kata-kata atau ungkapan yang
serupa atau memiliki makna yang mirip, namun tidak sama
dengan benar.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 130


Materi Pembelajaran

HADIAH KESABARAN BUAT AMALIA


Amalia adalah seorang gadis muda yang tumbuh di
keluarga yang sederhana di sebuah desa kecil. Meskipun
keluarganya tidak mampu memberikan kehidupan yang mewah,
Amalia selalu bersyukur dengan apa yang dia miliki. Dia tumbuh
menjadi seorang gadis yang tangguh dan kuat, terus bertahan
dalam menghadapi segala tantangan hidup yang ia hadapi.
Keceriaan selalu tampak dari raut wajahnya dan sikap ramah
yang ia tunjukan ketika bergaul dengan teman-teman sebayanya,
membuatnya disukai oleh teman-teman dan orang-orang di
sekelilingnya.
selain itu, lahir dari keluarga yang agamis serta taat dalam
melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, membuat Amalia
tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sholehah dengan
kepribadian yang lembut dan penuh dengan kasih sayang.
Ketika Amalia berusia 10 tahun, ibunya jatuh sakit. Amalia
merasa sedih dan khawatir, namun dia tidak menyerah. Dia
menjadi pengasuh untuk ibunya dan melakukan semua yang dia
bisa untuk membantunya pulih. Di usianya yang masih belia, dia
belajar memasak, membersihkan rumah, dan mengurus adik-
adiknya. Selama waktu ini, Amalia belajar tentang kekuatan
ketabahan dan ketaatan, karena dia harus terus berjuang
meskipun merasa lelah dan lemah.
Saat usia Amalia menginjak 11 tahun, kesedihan terberat
ia alami. Amalia kehilangan sosok ibu yang selama ini sangat
sayangi. Gemuruh kesunyian dan rasa terpuruk berkecamuk di
dalam dirinya. Separuh sayapnya telah patah, ia merasa tak lagi
mampu lagi melanjutkan perjalanan kehidupan dengan sayap
yang tak lagi sempurna. Akan tetapi dalam kesedihannya, ia pun
kemudian berpikir bahwa hidup bukanlah untuk meratapi segala
kesedihan karena segalanya tidak akan pernah menyelesaikan
masalah yang dia hadapi. Bukan hanya dirinya yang ditinggalkan
orang-orang yang dikasihinya, ada banyak ribuan atau bahkan
jutaan orang di dunia ini yang mengalami apa yang sedang ia

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 131


rasakan saat ini. Ia teringat nasehat Ustadz Nurzaman, guru
ngajinya yang sudah sejak lama membimbingnya dalam belajar
Al-Qur;an bersama teman-teman lain di kampungnya.
“masa depanmu masih panjang nak, kamu harus bangkit dan
jangan larut dalam kesedihanmu. Kamu harus mengikhlaskan
segala ketentuan yang sudah Allah SWT gariskan kepada
hambanya.” ungkap Ustadz Nurzaman dengan penuh
kelembutan. Allah SWT tidak akan menguji seseorang di luar
batas kemampuannya”. Imbuhnya. “kamu harus bangkit
menggapai cita-citamu. Ibumu pasti akan sangat bahagia
melihatmu menjadi orang yang berhasil. Kamu pasti bisa
melakukannya”. Ia pun melanjutkan nasehatnya sambil sesekali
tangan lembutnya mengusap bahu Amalia. Amalia pun tertunduk
dan terdiam sambil sesekali ia mengangguk dan mengusap air
mata yang membasahi pipinya.
Hari berganti hari, Amalia pun sudah mulai melupakan
kesedihannya. Ia pun bangkit kembali menjadi gadis kecil yang
periang, penuh semangat dalam belajar. Ia menyadari masih ada
sosok ayah yang selama ini menyayangi dan terus memberikan
motivasi untuk terus giat belajar. Ia juga masih punya paman,
bibi, dan orang-orang yang mengasihi di sekelilingnya dan
mengharapkan dirinya menjadi orang yang sukses dalam meraih
masa depan.
Amalia mulai bersekolah dan belajar dengan giat,
menghadiri semua kelas dan mengerjakan semua tugasnya.
Meskipun kadang-kadang dia merasa tertinggal oleh teman-
temannya yang lebih kaya dan memiliki akses ke sumber daya
yang lebih baik, Amalia tidak pernah menyerah. Dia belajar
bahwa keberhasilan membutuhkan ketabahan dan ketaatan
untuk terus berjuang meskipun terjadi kesulitan.
Setelah lulus dari sekolah dasar, Amalia memutuskan
untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.
Latar belakang ekonomi keluarganya yang tidak mampu
membayar biaya sekolah yang lebih tinggi, tidak menjadi
hambatan untuk terus berjuang meraih cita-citanya untuk
menjadi orang yang berhasil. Dia belajar dengan keras dan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 132


mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya di sekolah
menengah.
Di sekolah menengah, Amalia terus menunjukkan
ketabahan dan ketaatan yang sama seperti sebelumnya. Dia tetap
fokus pada tujuannya, meskipun dia menghadapi banyak
tantangan. Dia bekerja keras di sekolah dan juga membantu
keluarganya dengan pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan di
ladang.
Ketika Amalia lulus dari sekolah menengah, dia
memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan
tinggi. Sekali lagi, dia menghadapi banyak rintangan, termasuk
biaya kuliah yang mahal dan persaingan yang ketat di dunia
akademik. Namun, Amalia tidak menyerah. Dia bekerja paruh
waktu untuk membayar biaya kuliahnya dan terus belajar dengan
giat.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Amalia mendapatkan
pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Dia merasa bangga
dengan pencapaian ini, namun dia tidak berhenti di sana. Amalia
terus bekerja keras dan belajar, dan akhirnya naik pangkat
menjadi manajer.
Amalia menjadi seorang anak yang sukses karena
ketabahan dan ketaatan yang dia tunjukkan sepanjang hidupnya.
Dia belajar untuk terus berjuang meskipun terjadi kesulitan, dan
untuk selalu mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi segala
larangan-Nya.

Media Pembelajaran
Teks Fiksi Religius dengan tema Hadia Kesabaran buat Amalia

Skenario Pembelajaran
Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal Guru memeriksa kesiapan kelas untuk
Pembelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran;
Guru melaksanakan apersepsi dengan
memberikan beberapa pertanyaan berkaitan
dengan materi pembelajaran sebelumnya;

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 133


Guru mendeskripsikan pentingnya mempelajari
materi yang akan disampaikan.

Inti Pembelajaran Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada


(SINTAKS masalah
PEMBELAJARAN ● Guru memberikan stimulasi kepada para
SESUAIKAN peserta didik dengan menanyakan beberapa
DENGAN pertanyaan yang berkaitan dengan teks fiksi
SINTAKS PBL) yang sudah pernah dibaca oleh para peserta
didik;
● Guru memberikan beberapa pertanyaan
berkaitan dengan nilai-nilai moral/ akhlak
pada teks fiksi yang sudah pernah dibaca
oleh para peserta didik.
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
● Guru mengorganisasi peserta didik menjadi
beberapa kelompok. masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 orang (atau sesuai
dengan kondisi madrasah);
● Peserta didik mengatur tempat duduk sesuai
dengan kelompoknya;
● Guru membagikan lembar teks fiksi
religious dengan judul Hadiah Kesabaran
buat Amalia pada masing-masing
kelompok.
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
● Guru memberikan lembar kerja kepada
peserta didik secara berkelompok;
● Peserta didik secara berkelompok
mengidentifikasi kata-kata kunci yang
berkaitan dengan unsur-unsur fiksi religius
(tokoh, latar, tema, pesan moral, nilai-nilai
religius, dan lain sebagainya);
● Peserta didik menganalisis penggunaan
istilah-istilah atau frasa yang sesuai dengan
unsur-unsur fiksi religius, (nama-nama

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 134


tokoh atau istilah-istilah keagamaan, dan
lain sebagainya).

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan


artifak (hasil karya) dan memamerkannya
● Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
mengenai perbedaan makna dari kata-kata
atau ungkapan yang serupa atau memiliki
makna yang mirip, namun tidak sama;
● Peserta didik secara berkelompok
mengerjakan lembar kerja yang diberikan
oleh guru;
● Peserta didik perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.

Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan


masalah
● Dengan bimbingan guru, masing-masing
kelompok memberikan tanggapan terhadap
hasil karya kelompok lainnya;
● Dengan bimbingan guru, peserta didik
menjelaskan unsur-unsur teks fiksi religius
yang telah dibaca, termasuk penggunaan
kata, istilah atau frasa pada teks fiksi
tersebut.

Akhir ● Guru dan peserta didik merefleksikan


Pembelajaran pengalaman mereka selama proses
pembelajaran;
● Guru dan peserta didik mengevaluasi apa
yang telah mereka pelajari, kendala yang
mereka hadapi, dan langkah apa yang dapat
diambil untuk meningkatkan pengetahuan
peserta didik terhadap teks fiksi religius.

Penilaian Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 135


(Kembangkan soal penilaian yang mengukur indokator capaian
kompetensi yang ditargetkan)

Pendalaman dan Pengayaan Materi Pembelajaran


(Buatlah rancangan yang akan digunakan untuk pendalaman
dan pengayaan materi pembelajaran)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 136


J. Referensi

Adisthi, M., Nanlohy, V. M., & Tjahjono, T. (2017). Evaluasi


kecelakaan lalu lintas selama mudik lebaran melalui
jalur darat di Indonesia tahun 2015 dan 2016. Jurnal
Transportasi, 17(1), 39-48.
Antara News. (2023). Tumbuhkan Toleransi Beragama Sejak
Dini dengan Pawai Ogoh-ogoh.
https://www.antaranews.com/berita/3450813/tumbu
hkan-toleransi-beragama-sejak-dini-dengan-pawai-
ogoh-ogoh
Ardiansyah, A., & Firmansyah, D. (2023). Implementasi
Asesmen Kompetensi Madrasah Aliyah (AKMA)
dalam Meningkatkan Capaian Kompetensi Peserta
Didik. Jurnal Pendidikan Islam, 18(2), 145-160.
Atmago. (2023). Puasa dan Praktik Toleransi.
https://www.atmago.com/berita-warga/puasa-dan-
praktik-toleransi_0fb4c9a0-812c-42f2-b51d-
8d6e0c1b7be2
Departemen Agama Republik Indonesia. (2020). Pedoman
Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Agama Republik
Indonesia.
Fiztyani, Shinta Marhadina. (2017). Nikmatnya Subuh.
http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/nikmatnya-
subuh.html
Garreta-Domingo, M., Sloep, P. B., Hernández-Leo, D., &
Mor, Y. (2017). Learning design for teacher
professional development. International Journal of
Educational Technology in Higher Education, 14, 1-
3.
Hamzah, A, ‘Teori multiple intelligences dan implikasinya
terhadap pengelolaan pembelajaran’, TADRIS: jurnal
pendidikan islam, 4.2 (2009)
Hosang, M., A. Katuuk, D., N.J. Rotty, V., & S.J. Lengkong, J.
(2021). Analysis of implementation total quality
management at educational institutions in Indonesia.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 137


Tadbir : jurnal studi manajemen pendidikan, 5(1),
101–110. https://doi.org/10.29240/jsmp.v5i1.2728
https://databoks.katadata.co.id/infografik/2022/12/08/ada-
berapa-pengguna-internet-dan-media-sosial-di-
seluruh-dunia
https://jateng.kemenag.go.id/
https://kemenag.go.id/nasional/mushtech-inovasi-akademi-
madrasah-digital-dikembangkan-untuk-bantu-petani-
jamur-majalengka-mlgsis
https://www.mtsn1kobi.sch.id/ikuti-lomba-teknologi-tepat-
guna-mtsn-1-kota-bima-juara-1-dan-2/
Huda, M., & Maulidina, U. (2022). Implementasi Asesmen
Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah (AKMI) dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Literasi. Jurnal
Pendidikan Islam, 17(1), 23-38.
Idin, S. (2020). New Trends in Science Education within the
21st Century Skills Perspective. In Education Research
Highlights in Mathematics, Science and Technology
(pp. 150–159).
Jacobson-lundeberg, V. (2016). Pedagogical implementation
of 21 st century skills. Educational leadership and
administration: teaching and program development.
https://eric.ed.gov/?id=EJ1094407
Kemenag, D. K. M. D. P. (2021). Laporan hasil AKMI 2021.
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2021). Laporan
hasil AKMI tahun 2021 (Vol. 2021).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
(2021). Kurikulum 2021: Standar Kompetensi
Lulusan. Jakarta: Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
KSKK. (2022). Framework AKMI (Asesmen Kompetensi
Madrasah Indonesia) 2022. Direktorat KSKK
Madrasah, Dirjen Pendis, Kemenag RI.
Ministry of Education and Culture. (2019). Indonesian
National Standards for Basic Education. Jakarta:
Ministry of Education and Culture.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 138


Mullis, I. V. S., & Martin, M. O. (Eds.). (2019). PIRLS 2021
assessment frameworks. Retrieved from Boston
College, TIMSS & PIRLS international study center
website: https://timssandpirls.bc.edu/pirls2021/frame
works/
Mustajab, R. (2023, Maret 30). Data Indonesia. ID. Retrieved
from Data Indonesia. ID:
https://dataindonesia.id/ragam/detail/survei-mobil-
pribadi-jadi-moda-pilihan-utama-untuk-mudik
Nurhayati, N. (2022). Peran Guru dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Literasi Berdasarkan Hasil
Asesmen Kompetensi. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, 55(2), 216-231.
OECD. (2021). 21st-Century readers: developing literacy skills
in a digital world. Paris: OECD publishing,
https://doi.org/10.1787/a83d84cb-en.
OECD. (2022). PISA 2025 call for tender: documents for
bidders. Retrieved from
https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/pisa-2025-
call-for-tender-documents-for-bidders.htm website:
https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/pisa-2025-
call-for-tender-documents-for-bidders.htm
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18
tahun 2020 tentang rencana strategis Kementerian
Agama Tahun 2020-2024. (n.d.). diakses pada
November 13, 2022, from
https://www.regulasip.id/book/17305/read
Prasojo, A. P., Aini, Y. N., & Kusumaningrum, D. (2020).
Potensi pola aliran mudik pada masa pandemi Covid-
19. Jurnal Kependudukan Indonesia, 21-26.
Rahayu, D., & Musthofa, B. (2021). Pengembangan Model
Pembelajaran Literasi Aktif Berbasis Asesmen
Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Ilmiah
Didaktika, 21(1), 32-44.
Romalina, H. (2021). Telaah hasil asesmen kompetensi, Dirjen
Pendis: Pemetaan potensi madrasah harus

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 139


komprehensif. Kementerian Agama Republik
Indonesia.
Sampurno, M. (2022, Desember 12). Peminat mobil manual
makin merosot tajam. Jawa Pos Radar Malang.
Retrieved from
https://radarmalang.jawapos.com/lifestyle/81108901
2/peminat-mobil-manual-makin-merosot-tajam
Sudarsono, A., & Hasanah, U. (2021). Evaluasi Asesmen
Kompetensi Madrasah Tsanawiyah (AKMT) dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 11(2), 189-204.
Suryani, L., & Prastowo, A. (2020). Penggunaan Hasil
Asesmen Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah (AKMI)
dalam Pengembangan Pembelajaran Literasi. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 10(1), 67-80.
Sutherland, A. &Incera, A. (2021): Critical reading: What do
faculty think students should do?, Journal of college
reading and learning, DOI:
10.1080/10790195.2021.1887777.
Tennant, A. (2021). Assessment matters: Diagnostic tests.
Onestopenglish.
https://www.onestopenglish.com/assessing-
learning/assessment-matters-diagnostic-
tests/157300.article
Tim Pakar AKMI. (2022). Framework Asesmen Kompetensi
Madrasah Indonesia (AKMI) 2022. Jakarta: Direktorat
KSKK Madrasah Kementerian Agama RI.
Tribunnews, Aceh. (2023). Ramadhan Bukan Bulan Biasa tapi
Luar Biasa.
https://aceh.tribunnews.com/2023/03/21/ramadhan-
bukan-bulan-biasa-tapi-luar-biasa.
UNDP. (2022). Human development report 2021/2022.
https://hdr.undp.org/system/files/documents/global-
report-document/hdr2021-22pdf_1.pdf
Wagner, E. D. (2021). Becoming a learning designer. Design
for learning.
https://edtechbooks.org/id/learning_designer

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 140


Waqar, Y. (2013). The impact of learning design on student
learning in technology integrated lessons. Procedia -
social and behavioral sciences, 93, 1795–1799.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.119
Zahra Rahmania, dkk. (2018) Kumpulan Cerpen Dakwah
Islami. Bandung: Dakwahpos Publishing

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 141


PEMBELAJARAN LITERASI NUMERASI

A. Memetakan Target Kompetensi dan Cakupan Materi

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh pemahaman tentang target
kompetensi dan cakupan materi serta mampu menerapkannya dalam
pemetaan kompetensi yang akan dicapai dan cakupan materi yang
akan digunakan dalam pembelajaran.

Target kompetensi yang dipetakan akan menjadi pusat


pembelajaran. Target kompetensi ini akan dijabarkan dalam
bentuk indikator, tujuan, langkah pembelajaran, pengembangan
materi, pemilihan media pembelajaran, dan instrumen penilaian
yang semuanya harus saling terkait menjadi satu kesatuan yang
mengarah pada pencapaian target kompetensi. Berdasarkan
kerangka kerja yang dikembangkan dalam AKMI, kompetensi dan
cakupan materi untuk Literasi numerasi seperti pada Tabel 3.1
berikut.

Tabel 4.1 Identitas Modul CK-3 Aljabar


Capaian Kompetensi 3 Mengidentifikasikan objek atau
mengklasifikasi objek/situasi
matematika, melakukan
perhitungan, menganalisis,
mengevaluasi, dan
menginterpretasi solusi dalam
menyelesaikan masalah di
kehidupan nyata pada konteks
personal, pekerjaan, dan sosial
yang berkaitan dengan sifat urutan
dan operasi hitung bilangan cacah
sampai dengan 1.000.000,
pecahan senilai dan berbagai

149
bentuk pecahan, faktor dan
kelipatan bilangan, persamaan
sederhana, keliling dan luas
bangun datar (persegi panjang dan
persegi), serta penyajian data
dalam bentuk diagram batang.
Menggunakan strategi pemecahan
Kompetensi masalah
Melakukan perhitungan untuk
menyelesaikan masalah di
Subkompetensi kehidupan nyata pada konteks
personal berkaitan dengan
persamaan sederhana
Tema Pembelajaran Lingkungan
Konten Aljabar
Konteks Personal
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Tabel 4.2 Identitas Modul CK-3 Bilangan


Capaian Mengidentifikasikan objek atau
Kompetensi 3 mengklasifikasi objek/situasi matematika,
melakukan perhitungan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menginterpretasi solusi
dalam menyelesaikan masalah di kehidupan
nyata pada konteks personal, pekerjaan, dan
sosial yang berkaitan dengan sifat urutan dan
operasi hitung bilangan cacah sampai
dengan 1.000.000, pecahan senilai dan
berbagai bentuk pecahan, faktor dan
kelipatan bilangan, persamaan sederhana,
keliling dan luas bangun datar (persegi
panjang dan persegi), serta penyajian data
dalam bentuk diagram batang.
Kompetensi Menalar dan memberi alasan
Subkompetensi Menganalisis, mengevaluasi, dan
menginterpretasi solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan nyata
pada konteks sosial berkaitan dengan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 150


pecahan senilai dan berbagai bentuk
pecahan
Tema Lingkungan
Pembelajaran
Konten Bilangan
Konteks Sosial
Model Contextual Teaching Learning (CTL)
Pembelajaran

Tabel 4.3 Identitas Modul CK-4 Aljabar


Capaian Mengidentifikasikan objek atau mengklasifikasi
Kompetensi 4 objek/situasi matematika, melakukan
perhitungan, menganalisis, mengevaluasi, dan
menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-
hari pada konteks personal, pekerjaan, sosial,
dan ilmiah yang berkaitan dengan representasi
bilangan rasional, persamaan linier satu
variabel, keliling dan luas bangun datar, serta
penyajian data dalam bentuk diagram
lingkaran.
Kompetensi Menggunakan Strategi Pemecahan Masalah.
Melakukan perhitungan untuk menyelesaikan
masalah kehidupan sehari-hari pada konteks
personal berkaitan dengan persamaan linier
Subkompetensi satu variabel.
Tema Berakhlak Mulia
Pembelajaran
Konten Aljabar
Konteks Personal
Model Number Head Together (NHT)
Pembelajaran

Tabel 4.4 Identitas Modul CK-4 Statistika dan Peluang


Capaian Mengidentifikasikan objek atau mengklasifikasi
Kompetensi 4 objek/situasi matematika, melakukan
perhitungan, menganalisis, mengevaluasi, dan
menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-
hari pada konteks personal, pekerjaan, sosial,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 151


dan ilmiah yang berkaitan dengan representasi
bilangan rasional, persamaan linier satu
variabel, keliling dan luas bangun datar, serta
penyajian data dalam bentuk diagram
lingkaran.
Kompetensi Menalar dan Memberi Alasan
Mengevaluasi atau menyimpulkan solusi atau
hasil matematika untuk menyelesaikan
masalah kehidupan sehari-hari dalam berbagai
konteks sosial berkaitan dengan banyaknya
Subkompetensi data dengan diagram lingkaran.
Tema Berakhlak Mulia
Pembelajaran
Konten Statistika dan Peluang
Konteks Sosial
Model Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran

Tabel 4.5 Contoh Identitas Topik Pembelajaran pada Modul CK-


5 Konten Bilangan
Capaian Mengidentifikasi objek atau mengklasifikasi
Kompetensi 5 objek/situasi matematika, melakukan
perhitungan, menganalisis, mengevaluasi, dan
menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-
hari pada konteks personal, pekerjaan, sosial,
dan ilmiah yang berkaitan dengan sifat urutan
bilangan rasional, pertidaksamaan linier satu
variabel, luas permukaan bangun ruang sisi
datar, serta penyajian data dalam bentuk
diagram batang ganda.
Merepresentasikan objek atau situasi
Kompetensi matematika
Subkompetensi Mengidentifikasi atau mengklasifikasikan
objek/situasi matematika untuk menyelesaikan
masalah kehidupan sehari-hari pada konteks
ilmiah berkaitan dengan sifat urutan bilangan
rasional.
Tema Fenomena Alam
Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 152


Konten Bilangan
Konteks Ilmiah
Model Discovery Learning
Pembelajaran

Tabel 4.6 Contoh Identitas Topik Pembelajaran pada Modul CK-


5 Konten Statistika dan Peluang
Capaian Mengidentifikasi objek atau mengklasifikasi
Kompetensi 5 objek/situasi matematika, melakukan
perhitungan, menganalisis, mengevaluasi, dan
menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-
hari pada konteks personal, pekerjaan, sosial,
dan ilmiah yang berkaitan dengan sifat urutan
bilangan rasional, pertidaksamaan linier satu
variabel, luas permukaan bangun ruang sisi
datar, serta penyajian data dalam bentuk
diagram batang ganda.
Kompetensi Menggunakan strategi pemecahan masalah.
Melakukan perhitungan untuk menyelesaikan
masalah kehidupan sehari-hari pada konteks
personal berkaitan dengan penyajian data
Subkompetensi dalam bentuk diagram batang ganda.
Tema Fenomena Alam
Pembelajaran
Konten Statistika dan Peluang
Konteks Personal
Model Inquiry
Pembelajaran

Tabel 4.7. Identitas Modul CK-6 Konten Geometri dan


Pengukuran
Capaian Mengidentifikasikan atau mengklasifikasi
Kompetensi 6 objek/situasi matematika, memilih dan
menerapkan berbagai strategi, menganalisis,
mengevaluasi, dan menyimpulkan solusi
matematika dalam menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari pada konteks personal,
pekerjaan, sosial, dan ilmiah yang berkaitan
dengan operasi hitung bilangan rasional, konsep

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 153


perbandingan, volume bangun ruang sisi datar,
serta ukuran pemusatan data tunggal.
Kompetensi Menggunakan strategi pemecahan masalah
Subkompetensi Melakukan perhitungan untuk menyelesaikan
masalah di kehidupan nyata dengan pada konteks
pekerjaan berkaitan dengan volume bangun ruang
sisi datar
Tema Barang dan Jasa
Pembelajaran
Konten Geometri dan Pengukuran
Konteks Pekerjaan
Model/ Saintifik
Pendekatan
Pembelajaran

Tabel 4.8. Identitas Modul CK-6 Konten Statistika dan Peluang


Capaian Mengidentifikasikan atau mengklasifikasi
Kompetensi 6 objek/situasi matematika, memilih dan
menerapkan berbagai strategi,
menganalisis, mengevaluasi, dan
menyimpulkan solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah kehidupan sehari-
hari pada konteks personal, pekerjaan,
sosial, dan ilmiah yang berkaitan dengan
operasi hitung bilangan rasional, konsep
perbandingan, volume bangun ruang sisi
datar, serta ukuran pemusatan data tunggal.
Kompetensi Menalar dan memberi alasan
Subkompetensi Menganalisis, mengevaluasi, dan
menginterpretasi solusi matematika dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan nyata
dengan pada konteks sosial berkaitan
dengan ukuran pemusatan data tunggal
Tema Demografi
Pembelajaran
Konten Statistika dan Peluang
Konteks Sosial

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 154


Model LOK-R
Pembelajaran
*Catatan : deskripsi identitas modul CK-6 di atas berdasarkan
kebutuhan penulis. Bapak/Ibu dapat memodifikasi kompetensi,
subkompetensi, tema pembelajaran, konten, konteks dan model
pembelajaran sesuai kebutuhan.

Tabel 4.9 Identitas Modul CK-7 Aljabar


Capaian kompetensi 7 Mengidentifikasikan objek atau
memodelkan objek/situasi
matematika, melakukan
perhitungan, menganalisis, mengevaluasi,
dan menginterpretasi solusi dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan
nyata dengan pada konteks personal,
pekerjaan, sosial dan ilmiah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua
variabel, kesebangunan dan kekongruenan,
serta data dan representasinya.
Kompetensi Menggunakan Strategi Pemecahan
Masalah.
Subkompetensi Melakukan perhitungan untuk
menyelesaikan masalah kehidupan sehari-
hari pada konteks Pekerjaan berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua
variabel.
Tema pembelajaran Pelayanan Publik
Konten Aljabar
Konteks Pekerjaan
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
*Catatan: deskripsi identitas modul CK-7 di atas berdasarkan
kebutuhan penulis. Guru dapat memodifikasi kompetensi,
subkompetensi, tema pembelajaran, konten, konteks dan model
pembelajaran sesuai kebutuhan.

Tabel 4.10 Identitas Modul CK-7 Geometri dan Pengukuran


Capaian kompetensi 7 Mengidentifikasikan objek atau
memodelkan objek/situasi
matematika, melakukan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 155


perhitungan, menganalisis, mengevaluasi,
dan menginterpretasi solusi dalam
menyelesaikan masalah di kehidupan
nyata dengan pada konteks personal,
pekerjaan, sosial dan ilmiah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua
variabel, kesebangunan dan kekongruenan,
serta data dan representasinya.
Kompetensi Menalar dan Memberi Alasan
Subkompetensi Menganalisis, mengevaluasi, atau
menginterpretasi solusi dalam
menyelesaikan masalah kehidupan nyata
pada konteks ilmiah yang berkaitan
dengan kesebangunan dan kekongruenan.
Tema pembelajaran Pelayanan Publik
Konten Geometri dan Pengukuran
Konteks Ilmiah
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
*Catatan: deskripsi identitas modul CK-7 di atas berdasarkan
kebutuhan penulis. Guru dapat memodifikasi kompetensi,
subkompetensi, tema pembelajaran, konten, konteks dan model
pembelajaran sesuai kebutuhan.

B. Mengembangkan Indikator dari Kompetensi yang


Ditargetkan

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan tentang cara menganalisis kompetensi dasar ke dalam
indikator yang lebih operasional dan lebih khusus, serta mampu
menerapkannya dalam mengembangkan indikator untuk kompetensi
pembelajaran.

Indikator kompetensi merupakan kompetensi spesifik dan


operasional yang harus dikuasai peserta didik melalui
pembelajaran. Kompetensi tersebut bersifat khusus dan dapat
diukur melalui aktivitas penugasan atau menjawab pertanyaan
yang mengukur penguasaan kompetensi khusus tersebut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 156


Semakin spesifik kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran semakin mudah dan jelas bagi guru dalam
mengukur capaian kompetensi tersebut. Karena itu, guru harus
benar-benar memiliki pemahaman secara memadai tentang
kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan mampu
merinci indikator dari kompetensi tersebut secara spesifik dan
operasional. Gambar 3.1 berikut merupakan ilustrasi
mengembangkan indikator dari kompetensi yang akan dicapai
melalui pembelajaran.
Dalam mengembangkan indikator dari kompetensi yang
akan dicapai melalui pembelajaran, ada beberapa cara yang
dapat ditempuh, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Langkah 1: Guru harus memahami dengan benar dan utuh
kompetensi atau subkompetensi yang akan dicapai melalui
pembelajaran.
2. Langkah 2: Guru harus memposisikan diri sebagai peserta
didik yang belum tahu atau belum memiliki kompetensi
tersebut. Dalam konteks ini, guru dapat memunculkan
pertanyaan pada diri sendiri, misalnya: “jika saya ingin tahu
hal tersebut, pengetahuan apa saja yang saya perlukan?”,
“untuk dapat memahami masalah itu, apa yang harus saya
ketahui?”, dan sebagainya.
3. Langkah 3: Guru berusaha menemukan jawaban atas
pertanyaannya sendiri dan mendaftar rincian jawaban
tersebut, misalnya: “saya harus A, B, C, D, dst”.
4. Langkah 4: Guru merumuskan rincian jawaban tersebut
menjadi rincian indikator dari kompetensi yang akan
dicapai.
Pada modul ini, terdapat beberapa konten. Berikut
disajikan satu contoh penerapan empat langkah dalam
mengembangkan indikator dari kompetensi di atas pada konten
tersebut.

Tabel 4.15 Contoh Indikator Subkompetensi (1) Konten Aljabar


untuk CK-3
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 157


Aljabar Melakukan Mampu memodelkan situasi
dan perhitungan matematika berkenaan dengan
konteks untuk persamaan sederhana (Indikator
personal menyelesaikan Prasyarat).
masalah di Mampu menerapkan strategi
kehidupan nyata pemecahan masalah berkenaan
pada konteks dengan persamaan sederhana
personal berkaitan (Indikator Inti).
dengan persamaan Mampu menentukan
sederhana penyelesaian masalah berkenaan
dengan persamaan sederhana
(Indikator inti).
Mampu mengevaluasi solusi
matematika dalam penyelesaian
masalah berkenaan dengan
persamaan sederhana (Indikator
pengayaan).

Tabel 4.16 Contoh Indikator Subkompetensi (2) Konten Bilangan


untuk CK-3
Konten &
Subkompetensi Indikator
Konteks
Bilangan Menganalisis, Mampu melakukan
dan mengevaluasi, dan perhitungan berkenaan
konteks menginterpretasi solusi dengan pecahan senilai dan
sosial matematika dalam berbagai bentuk pecahan
menyelesaikan masalah (Indikator Prasyarat).
di kehidupan nyata Mampu menganalisis
pada konteks sosial penyelesaian masalah
berkaitan dengan berkaitan dengan pecahan
pecahan senilai dan senilai dan berbagai bentuk
berbagai bentuk pecahan (Indikator Inti).
pecahan Mampu mengevaluasi
penyelesaian masalah
berkaitan dengan pecahan
senilai dan berbagai bentuk
pecahan (Indikator Inti).

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 158


Mampu mengidentifikasi
objek/situasi matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan representasi bilangan
rasional (Indikator
Pengayaan).

Tabel 4.17 Contoh Indikator Subkompetensi (1) Pembelajaran


Literasi Numerasi Konten Aljabar untuk CK-4
Jenis
Kompetensi Sub Kompetensi Indikator Kompetensi
Indikator
Mengguna kan Melakukan Mampu
Strategi perhitungan mengklasifikasikan dan
Pemecahan untuk mengidentifikasi
Masalah menyelesaikan informasi berkenaan Indikator
masalah dengan persamaan prasyarat
kehidupan linier satu variabel
sehari-hari pada berkenaan dengan isu
konteks personal tersebut
berkaitan dengan Mampu menerapkan
persamaan linier strategi pemecahan
satu variabel. masalah berkenaan Indikator
dengan persamaan inti
linier satu variabel dan
isu tersebut.
Mampu menentukan
penyelesaian masalah
berkenaan dengan Indikator
dengan persamaan inti
linier satu variabel dan
isu tersebut
Mampu mengevaluasi
suatu kejadian
Indikator
berkenaan dengan
pengaya
persamaan linier satu
an
variabel dan isu
tersebut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 159


Tabel 4.18 Contoh Indikator Subkompetensi (2) Pembelajaran
Literasi Numerasi Konten Statistika dan Peluang untuk CK-4
Sub Jenis
Kompetensi Indikator Kompetensi
Kompetensi Indikator
Menalar Mengevaluasi Mampu menyelesaikan
dan atau masalah nyata yang
Memberi menyimpulkan disajikan pada konteks Indikator
Alasan solusi atau hasil sosial berkaitan dengan prasyarat
matematika penyajian data dalam
untuk bentuk diagram lingkaran
menyelesaikan Mampu mengevaluasi
masalah atau menyimpulkan
kehidupan penyelesaian masalah
sehari-hari nyata yang disajikan pada
dalam konteks Indikator inti
konteks sosial berkaitan
sosial berkaitan dengan penyajian data
dengan dalam bentuk diagram
banyaknya data lingkaran
dengan diagram Mampu
lingkaran. menginterpretasikan
penyelesaian masalah
nyata yang disajikan pada
Indikator inti
konteks
sosial berkaitan dengan
penyajian data dalam
bentuk diagram lingkaran
Mampu
merepresentasikan
informasi masalah nyata
Indikator
yang disajikan pada
pengayaan
konteks sosial ke dalam
bentuk diagram batang
ganda

Tabel 4.19 Contoh Indikator Kompetensi pada Modul CK-5


Konten Bilangan untuk CK-5
Jenis
Kompetensi Subkompetensi Indikator Kompetensi
Indikator
Merepresentasikan Mengidentifikasi Mampu Indikator
objek atau situasi atau mengidentifikasi Prasyarat
matematika mengklasifikasi bilangan berkaitan
objek/situasi dengan sifat urutan
matematika bilangan rasional.
untuk Mampu Indikator
menyelesaikan mengklasifikasikan inti

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 160


masalah bilangan berkaitan
kehidupan dengan sifat urutan
sehari-hari pada bilangan rasional.
konteks ilmiah Mampu Indikator
berkaitan merepresentasikan inti
dengan sifat bilangan berkenaan
urutan bilangan dengan sifat urutan
rasional. bilangan rasional.
Mampu Indikator
menggunakan strategi Pengayaan
pemecahan masalah
yang melibatkan sifat
urutan bilangan
rasional.

Tabel 4.20 Contoh Indikator Kompetensi pada Modul CK-5


Konten Statistika dan Peluang untuk CK-5
Jenis
Kompetensi Subkompetensi Indikator Kompetensi
Indikator
Menggunakan Melakukan Mampu mengklasifikasi Indikator
strategi perhitungan situasi matematika Prasyarat
pemecahan untuk tentang penyajian data
masalah menyelesaikan dalam bentuk diagram
masalah batang.
kehidupan Mampu melakukan Indikator inti
sehari-hari perhitungan untuk
pada konteks menyelesaian masalah
personal matematika yang
berkaitan berkaitan dengan
dengan penyajian data dalam
penyajian data bentuk diagram batang
dalam bentuk ganda
diagram Mampu menerapkan Indikator inti
batang ganda. strategi pemecahan
masalah berkenaan
dengan penyajian data
dalam bentuk diagram
batang ganda.
Mampu mengevaluasi Indikator
suatu kejadian berkaitan Pengayaan
dengan penyajian data
dalam bentuk diagram
batang ganda.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 161


Tabel 4.21 Contoh Indikator Subkompetensi Pembelajaran
Literasi Numerasi Konten Geometri dan Pengukuran CK 6
Indikator Jenis
Kompetensi Subkompetensi
Kompetensi Indikator
Menggunakan Melakukan mampu Indikator
Strategi perhitungan untuk mengidentifikasi Prasyarat
Pemecahan menyelesaikan informasi
Masalah masalah berkenaan dengan
kehidupan sehari- bangun ruang sisi
hari pada konteks datar dari barang
pekerjaan dan jasa
berkaitan dengan mampu Indikator
volume menentukan inti
bangun ruang penyelesaian
masalah berkenaan
dengan volume
bangun ruang dari
barang dan jasa
mampu Indikator
menafsirkan hasil inti
penyelesaian
masalah berkenaan
dengan volume
bangun ruang dari
barang dan jasa
mampu Indikator
menerapkan Pengayaan
strategi pemecahan
masalah berkenaan
dengan volume
bangun ruang sisi
lengkung

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 162


Tabel 4.22 Contoh Indikator Subkompetensi Pembelajaran
Literasi Numerasi Konten Statistika dan Peluang CK6
Indikator Kompetensi Jenis
Kompetensi Subkompetensi
Indikator
Menalar Melakukan mampu menafsirkan Indikator
dan perhitungan informasi berkenaan Prasyarat
memberi untuk dengan data tunggal dari
alasan menyelesaikan isu demografi
masalah mampu menganalisis Indikator inti
kehidupan penyelesaian masalah
sehari-hari berkenaan dengan ukuran
pada konteks pemusatan data tunggal
sosial berkaitan dari isu demografi
dengan ukuran mampu menyimpulkan Indikator inti
pemusatan hasil penyelesaian
data tunggal masalah berkenaan
dengan ukuran pemusatan
data tunggal dari isu
demografi
mampu menjustifikasi Indikator
suatu kejadian berkenaan Pengayaan
dengan ukuran pemusatan
data tunggal dari isu
demografi yang lebih
kompleks (bilangan
pecahan atau desimal)

Tabel 4.23 Contoh Indikator Subkompetensi (2) Pembelajaran


Literasi Numerasi Konten Aljabar CK7
Kompetensi Subkompetensi Indikator Kompetensi Jenis
Indikator
Menggunakan Melakukan mampu menemukan Indikator
Strategi perhitungan informasi berkenaan Prasyarat
Pemecahan untuk dengan sistem
Masalah menyelesaikan persamaan linear dua
masalah variabel dari isu
kehidupan pelayanan publik yang
sehari-hari telah diberikan
pada konteks mampu menerapkan Indikator inti
Pekerjaan strategi pemecahan
berkaitan masalah berkenaan
dengan sistem dengan sistem
persamaan persamaan linear dua
variabel dari isu

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 163


linier dua pelayanan publik yang
variabel telah diberikan
mampu menentukan Indikator inti
pemecahan masalah
berkenaan dengan sistem
persamaan linear dua
variabel dari isu
pelayanan publik yang
telah diberikan
mampu Indikator
menginterpretasikan Pengayaan
pemecahan masalah
suatu kejadian sehari-
hari yang berkenaan
dengan sistem
pertidaksamaan linear
dua variabel dari isu
pelayanan publik yang
telah diberikan

Tabel 4.24 Contoh Indikator Subkompetensi (3) Pembelajaran


Literasi Numerasi Konten Geometri dan Pengukuran CK 7
Kompetensi Subkompetensi Indikator Kompetensi Jenis
Indikator
Menalar Menganalisis, mampu menerapkan Indikator
dan mengevaluasi, strategi pemecahan Prasyarat
Memberi atau masalah yang
Alasan menginterpretasi berkenaan dengan
solusi dalam kesebangunan dan
menyelesaikan kekongruenan dari
masalah isu konteks ilmiah
kehidupan nyata yang telah diberikan
pada konteks mampu Indikator
ilmiah yang menganalisis inti
berkaitan peristiwa dalam
dengan kehidupan sehari-
kesebangunan hari yang berkenaan
dan dengan
kekongruenan. kesebangunan dan
kekongruenandari isu
konteks ilmiah yang
telah diberikan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 164


mampu Indikator
mengevaluasi solusi inti
pemecahan masalah
yang berkenaan
dengan
kesebangunan dan
kekongruenan dari
isu konteks ilmiah
yang telah diberikan
mampu Indikator
merefleksikan solusi Pengayaan
pemecahan masalah
di dalam kehidupan
sehari-hari pada isu
konteks ilmiah yang
berkenaan dengan
teorema
kesebangunan dan
kekongruenan

C. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan tentang cara merumuskan indikator kompetensi ke
dalam tujuan pembelajaran

Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP), rincian indikator dari kompetensi menjadi dasar dalam
pengembangan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang
benar, terstruktur dan lengkap memiliki peran penting sebagai
petunjuk bagi guru untuk memilih materi ajar, strategi, model,
metode dan media pembelajaran yang digunakan saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Terdapat 4 unsur pokok yang ada
pada perumusan tujuan pembelajaran, 4 unsur ini disingkat
menjadi ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
Audience adalah peserta didik yang menjadi subjek, juga
sekaligus objek, dalam pembelajaran. Behavior adalah perilaku
yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik melalui

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 165


pembelajaran, dalam hal ini, ditunjukkan dengan menggunakan
satu kata kerja operasional. Condition adalah aktivitas yang harus
dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi dalam
pembelajaran. Degree adalah perbandingan capaian kompetensi
antara sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung. Jabaran
empat unsur dalam tujuan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Tujuan Melalui diskusi kelompok, peserta didik secara tepat


Pembelajaran mampu menyelesaikan masalah nyata yang disajikan pada
konteks pekerjaan berkaitan dengan sifat urutan bilangan.
Condition Melalui diskusi kelompok
Audience peserta didik
Behavior mampu menyelesaikan masalah nyata yang disajikan pada
konteks pekerjaan berkaitan dengan sifat urutan bilangan
Degree Secara tepat

Berdasarkan rumusan indikator kompetensi dalam


contoh di atas, rumusan tujuan pembelajaran dapat dicontohkan
seperti Tabel 4.25 dan Tabel 4.26 berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 166


Tabel 4.25 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (1)
Konten Aljabar untuk CK-3
Indikator Kompetensi Tujuan Pembelajaran
Mampu Melalui kegiatan tanya jawab dan
memodelkan mengamati informasi pada poster,
situasi matematika peserta didik dapat memodelkan situasi
berkenaan dengan matematika berkenaan dengan
persamaan persamaan sederhana dengan cermat.
sederhana.
Mampu Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi
menerapkan kelompok dengan model pembelajaran
strategi pemecahan kooperatif tipe STAD, peserta didik dapat
masalah berkenaan menerapkan strategi pemecahan masalah
dengan persamaan berkenaan dengan persamaan sederhana
sederhana. dari isu yang diberikan dengan tepat.
Mampu Melalui kegiatan diskusi kelompok
menentukan dengan model pembelajaran kooperatif
penyelesaian tipe STAD, peserta didik dapat
masalah berkenaan menentukan penyelesaian masalah
dengan persamaan berkenaan dengan persamaan sederhana
sederhana. dari isu yang diberikan secara kreatif.
Mampu Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi
mengevaluasi solusi kelas, peserta didik dapat mengevaluasi
matematika dalam solusi matematika dalam penyelesaian
penyelesaian masalah berkenaan dengan persamaan
masalah berkenaan sederhana dari isu yang diberikan secara
dengan persamaan kritis.
sederhana.

Tabel 4.26 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (2)


Konten Bilangan untuk CK-3
Indikator Kompetensi Tujuan Pembelajaran
Mampu melakukan Melalui kegiatan mengamati poster dan
perhitungan berkenaan tanya jawab, peserta didik mampu
dengan pecahan senilai melakukan perhitungan berkenaan
dan berbagai bentuk dengan pecahan senilai dan berbagai
pecahan bentuk pecahan dengan cermat.
Mampu menganalisis Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi
penyelesaian masalah kelompok dengan model pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 167


Indikator Kompetensi Tujuan Pembelajaran
berkaitan dengan pecahan CTL, peserta didik mampu menganalisis
senilai dan berbagai penyelesaian masalah berkaitan dengan
bentuk pecahan. pecahan senilai dan berbagai bentuk
pecahan secara kreatif.
Mampu mengevaluasi Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab
penyelesaian masalah dengan model pembelajaran CTL, peserta
berkaitan dengan pecahan didik mampu mengevaluasi penyelesaian
senilai dan berbagai masalah berkaitan dengan pecahan senilai
bentuk pecahan. dan berbagai bentuk pecahan secara
kritis.
Mampu mengidentifikasi Melalui kegiatan membaca
objek/situasi matematika bacaan/stimulus dan diskusi kelas, peserta
dari masalah yang didik mampu mengidentifikasi
berkaitan dengan objek/situasi matematik dari masalah yang
representasi bilangan berkaitan dengan representasi bilangan
rasional rasional dengan benar.

Tabel 4.27 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (1)


Konten Aljabar untuk CK-4
Indikator Kompetensi Tujuan Pembelajaran
Mampu Melalui belajar berkelompok dan
mengklasifikasikan dan bermain angka melalui pembelajaran
mengidentifikasi informasi NHT, peserta didik secara aktif dan kritis
berkenaan dengan dapat mengklasifikasi informasi
persamaan linier satu berkenaan dengan persamaan linier satu
variabel berkenaan variabel berkenaan dengan isu yang
dengan isu tersebut. diberikan
(indikator prasyarat)
Mampu menerapkan Melalui belajar berkelompok dan
strategi pemecahan bermain angka melalui pembelajaran
masalah berkenaan NHT, peserta didik secara aktif dan kritis
dengan persamaan linier dapat menerapkan strategi pemecahan
satu variabel dan isu masalah berkenaan dengan persamaan
tersebut. (indikator inti) linier satu variabel dan isu yang
diberikan
Mampu menentukan Melalui belajar berkelompok dan
penyelesaian masalah bermain angka melalui pembelajaran
berkenaan dengan NHT, peserta didik secara aktif dan kritis
persamaan linier satu dapat menentukan penyelesaian
masalah berkenaan dengan persamaan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 168


variabel dan isu tersebut. linier satu variabel dan isu yang
(indikator inti) diberikan
Mampu mengevaluasi Melalui belajar berkelompok dan
suatu kejadian berkenaan bermain angka melalui pembelajaran
dengan persamaan linier NHT, peserta didik secara aktif dan kritis
satu variabel dan isu dapat mengevaluasi suatu kejadian
tersebut. (indikator berkenaan dengan persamaan linier satu
pengayaan) variabel dan isu yang diberikan

Tabel 4.28 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (2)


Konten Statistika dan Peluang untuk CK-4
Indikator Kompetensi Tujuan Pembelajaran
Mampu menyelesaikan masalah Melalui pembelajaran berbasis pada
nyata yang disajikan pada konteks masalah, peserta didik secara kritis
sosial berkaitan dengan penyajian dapat menyelesaikan masalah nyata
data dalam bentuk diagram lingkaran yang disajikan pada konteks sosial
(indikator prasyarat) berkaitan dengan penyajian data
dalam bentuk diagram lingkaran.
Mampu mengevaluasi atau Melalui pembelajaran berbasis pada
menyimpulkan penyelesaian masalah masalah, peserta didik secara kritis
nyata yang disajikan pada konteks dapat mengevaluasi atau
sosial berkaitan dengan penyajian menyimpulkan penyelesaian masalah
data dalam bentuk diagram lingkaran nyata yang disajikan pada konteks
(indikator inti) sosial berkaitan dengan penyajian
data dalam bentuk diagram
lingkaran.
Mampu menginterpretasikan Melalui pembelajaran berbasis pada
penyelesaian masalah nyata yang masalah, peserta didik secara kritis
disajikan pada konteks sosial dapat menginterpretasikan
berkaitan dengan penyajian data penyelesaian masalah nyata yang
dalam bentuk diagram lingkaran disajikan pada konteks sosial
(indikator inti) berkaitan dengan penyajian data
dalam bentuk diagram lingkaran.
Mampu merepresentasikan informasi Melalui pembelajaran berbasis pada
masalah nyata yang disajikan pada masalah, peserta didik secara kritis
konteks sosial ke dalam bentuk dapat merepresentasikan informasi
diagram batang ganda. (indikator masalah nyata yang disajikan pada
pengayaan) konteks sosial ke dalam bentuk
diagram batang ganda.

Tabel 4.29 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi


Konten Bilangan untuk CK-5

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 169


Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Mampu mengidentifikasi bilangan Melalui kegiatan observasi
berkaitan dengan sifat urutan peserta didik mampu
bilangan rasional. mengidentifikasi informasi
berkenaan dengan sifat urutan
bilangan rasional dengan benar.
Mampu mengklasifikasikan Melalui kegiatan pembelajaran
bilangan berkaitan dengan sifat Discovery Learning peserta
urutan bilangan rasional. didik mampu
mengklasifikasikan bilangan
berkenaan dengan sifat urutan
bilangan rasional dengan benar.
Mampu merepresentasikan Melalui kegiatan pembelajaran
bilangan berkenaan dengan sifat Discovery Learning peserta
urutan bilangan rasional. didik mampu
merepresentasikan bilangan
berkenaan dengan sifat urutan
bilangan rasional dengan benar.
Mampu menggunakan strategi Melalui kegiatan pembelajaran
pemecahan masalah yang Discovery Learning peserta
melibatkan sifat urutan bilangan didik mampu menggunakan
rasional. strategi pemecahan masalah
yang melibatkan sifat urutan
bilangan rasional dengan benar.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 170


Tabel 4.30 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi Konten
Statistika dan Peluang untuk CK-5
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Mampu mengklasifikasi situasi Melalui kegiatan tanya jawab
matematika tentang penyajian peserta didik mampu
data dalam bentuk diagram mengklasifikasi masalah
batang. kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan penyajian data dalam
bentuk diagram batang dengan
benar.
Mampu melakukan perhitungan Melalui kegiatan pembelajaran
untuk menyelesaikan masalah model inquiry peserta didik
matematika yang berkaitan mampu melakukan perhitungan
dengan penyajian data dalam untuk menyelesaikan masalah
bentuk diagram batang ganda matematika yang berkaitan
dengan penyajian data dalam
bentuk diagram batang ganda
dengan benar.
Mampu menerapkan strategi Melalui kegiatan pembelajaran
pemecahan masalah berkenaan model inquiry peserta didik
dengan penyajian data dalam mampu menerapkan strategi
bentuk diagram batang ganda. pemecahan masalah berkenaan
dengan penyajian data dalam
bentuk diagram batang ganda
dengan benar.
Mampu mengevaluasi suatu Melalui kegiatan pembelajaran
kejadian berkaitan dengan model inquiry peserta didik
penyajian data dalam bentuk mampu mengevaluasi suatu
diagram batang ganda. kejadian berkaitan dengan
penyajian data dalam bentuk
diagram batang ganda dengan
benar.

Tabel 4.31 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi 2 pada


Konten Geometri dan Pengukuran CK 6
Indikator Kompetensi Tujuan Pembelajaran
mampu Peserta didik dapat mengidentifikasi
mengidentifikasi informasi berkenaan dengan bangun
informasi berkenaan ruang sisi datar dari barang dan jasa
dengan bangun ruang melalui kegiatan pengamatan/observasi
sisi datar dari barang dengan benar

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 171


dan jasa (indikator
prasyarat)
mampu menentukan Peserta didik dapat menentukan
penyelesaian masalah penyelesaian masalah berkenaan dengan
berkenaan dengan volume bangun ruang dari barang dan
volume bangun ruang jasa melalui pembelajaran saintifik
dari barang dan jasa dengan kreatif
(indikator inti 1)
mampu menafsirkan Peserta didik secara kritis dapat
hasil penyelesaian menafsirkan hasil penyelesaian masalah
masalah berkenaan berkenaan dengan volume bangun ruang
dengan volume bangun dari barang dan jasa melalui
ruang dari barang dan pembelajaran saintifik dengan
jasa (indikator inti 2) bertanggung jawab
mampu menerapkan Peserta didik mampu menerapkan strategi
strategi pemecahan pemecahan masalah berkenaan dengan
masalah berkenaan volume bangun ruang sisi lengkung
dengan volume bangun melalui kegiatan pengamatan dengan
ruang sisi lengkung tepat
(indikator pengayaan)

Tabel 4.32 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi 3 pada


Konten Statistika dan Peluang CK 6
Indikator Kompetensi Tujuan Pembelajaran
mampu menafsirkan Peserta didik secara kritis mampu
informasi berkenaan menafsirkan informasi berkenaan
dengan data tunggal dengan data tunggal dari isu
dari isu demografi demografi melalui kegiatan
(indikator prasyarat) menyimak stimulus yang diberikan
dengan tepat
mampu menganalisis Peserta didik dapat menganalisis
penyelesaian penyelesaian masalah berkenaan
masalah berkenaan dengan ukuran pemusatan data
dengan ukuran tunggal dan isu tersebut melalui
pemusatan data pembelajaran LOK-R dengan
tunggal dari isu bertanggung jawab
demografi (indikator
inti 1)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 172


mampu Peserta didik dapat menyimpulkan
menyimpulkan hasil hasil penyelesaian masalah
penyelesaian berkenaan dengan ukuran pemusatan
masalah berkenaan data tunggal dan isu yang diberikan
dengan ukuran melalui pembelajaran LOK-R dengan
pemusatan data kreatif.
tunggal dari isu
demografi (indikator
inti 2)
mampu Peserta didik secara kritis dapat
menjustifikasi suatu menjustifikasi suatu kejadian
kejadian berkenaan berkenaan dengan ukuran pemusatan
dengan ukuran data tunggal dan isu tersebut yang
pemusatan data lebih kompleks (bilangan pecahan
tunggal dari isu yang atau desimal) melalui kegiatan
lebih kompleks pengamatan dengan percaya diri.
(indikator pengayaan)

Tabel 4.33 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (2)


Konten Aljabar CK7
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Mampu menemukan informasi Melalui membaca bahan
berkenaan dengan sistem persamaan bacaan/stimulus, peserta didik
linear dua variabel dari isu mampu menemukan informasi yang
pelayanan publik yang telah terdapat dalam isu pelayanan publik
diberikan. (Indikator Prasyarat) yang diberikan pada konteks
pekerjaan berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
dengan tepat.
Mampu menerapkan strategi Melalui diskusi kelompok, peserta
pemecahan masalah berkenaan didik dengan benar mampu
dengan sistem persamaan linear dua menerapkan strategi pemecahan
variabel dari isu pelayanan publik masalah berkenaan dengan sistem
yang telah diberikan. (Indikator Inti) persamaan linear dua variabel dari
isu pelayanan publik yang telah
diberikan.
Mampu menentukan pemecahan Melalui pendekatan kontekstual,
masalah berkenaan dengan sistem peserta didik menentukan
persamaan linear dua variabel dari pemecahan masalah berkenaan
dengan sistem persamaan linear dua

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 173


isu pelayanan publik yang telah variabel dari isu pelayanan publik
diberikan. (Indikator Inti) yang telah diberikan secara kreatif.
Mampu menginterpretasikan Melalui penyajian karya, peserta
pemecahan masalah suatu kejadian didik mampu menginterpretasikan
sehari-hari yang berkenaan dengan pemecahan masalah suatu kejadian
sistem pertidaksamaan linear dua sehari-hari yang berkenaan dengan
variabel dari isu pelayanan publik sistem pertidaksamaan linear dua
yang telah diberikan. (Indikator variabel dari isu pelayanan publik
Pengayaan) yang telah diberikan dengan
bertanggung jawab.

Tabel 4.34 Contoh Tujuan Pembelajaran Subkompetensi (3)


Konten Geometri dan pengukuran CK 7
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Mampu menerapkan strategi Melalui pendekatan kontekstual,
pemecahan masalah yang peserta didik mampu
berkenaan dengan menerapkan strategi pemecahan
kesebangunan dan masalah yang berkenaan
kekongruenan dari isu konteks dengan kesebangunan dan
ilmiah yang telah diberikan. kekongruenan dari isu konteks
(Indikator Prasyarat) ilmiah yang telah diberikan
dengan tepat.
Mampu menganalisis peristiwa Melalui tanya jawab kelompok,
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik secara kritis
yang berkenaan dengan mampu menganalisis peristiwa
kesebangunan dan dalam kehidupan sehari-hari
kekongruenan dari isu konteks yang berkenaan dengan
ilmiah yang telah diberikan. kesebangunan dan
(Indikator Inti) kekongruenan dari isu konteks
ilmiah yang telah diberikan.
Mampu mengevaluasi solusi Melalui diskusi kelompok,
pemecahan masalah yang peserta didik mampu
berkenaan dengan mengemukakan pendapat hasil
kesebangunan dan evaluasi solusi pemecahan
kekongruenan dari isu konteks masalah yang berkenaan dengan
ilmiah yang telah diberikan. kesebangunan dan
(Indikator Inti) kekongruenan dari isu konteks
ilmiah yang telah diberikan
dengan bertanggung jawab.
Mampu merefleksikan solusi Melalui lembar refleksi, peserta
pemecahan masalah di dalam didik mampu menarik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 174


kehidupan sehari-hari pada isu kesimpulan hasil refleksi solusi
konteks ilmiah yang berkenaan pemecahan masalah di dalam
dengan teorema kesebangunan kehidupan sehari-hari pada isu
dan kekongruenan. (Indikator konteks ilmiah yang berkenaan
Pengayaan) dengan teorema kesebangunan
dan kekongruenan dengan tepat.

D. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan dalam memilih dan mengembangkan materi
pembelajaran sesuai dengan konten dan konteks yang telah
ditetapkan dalam AKMI serta memenuhi ketentuan cakupan isi dan
kebahasaan teks untuk mencapai tujuan pembelajaran .

Materi pembelajaran dikembangkan setelah guru


merancang indikator kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan
mengembangkan materi belajar sebaik dan setepat mungkin agar
dapat mencapai kompetensi pembelajaran yang diharapkan.
Dalam mengembangkan materi pembelajaran, setelah
menentukan tema, konten, dan konteks bacaan, guru dapat
melakukan eksplorasi teks sesuai dengan ketentuan (1) tema dan
topik bahan bacaan/stimulus yang telah ditetapkan, (2) konten
dan konteks yang dipersyaratkan, (3) panjang teks yang telah
ditentukan, dan (4) kredibilitas sumber teks yang sangat
dianjurkan. Setiap mengambil bahan bacaan/stimulus dari suatu
sumber tertentu diwajibkan menuliskan sumber bacaan tersebut.
Hal ini untuk menghindari aduan atau masalah plagiarisme.
Contoh pengembangan materi konten aljabar subkonten
persamaan sederhana dengan konteks personal untuk CK-3
disajikan sebagai berikut.

Pembuatan Kompos

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 175


Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 176
Ibu Fatma ingin mencoba mengolah limbah dapur menjadi
kompos. Limbah dapur dari sisa-sisa makanan akan dicampur
dengan daun kering dengan perbandingan komposisi bahan 3 : 1.
Kedua bahan dikumpulkan lalu dicampur ke dalam alat pembuat
kompos sederhana (komposter). Bu Fatma telah mengumpulkan
bahan tersebut selama tiga hari dengan jumlah sebagai berikut.

Contoh pengembangan materi konten bilangan untuk CK-3.


Taman Kota

Kota Belawa memiliki dua buah taman yaitu Taman Makmur


dan Taman Bahagia dengan luas masing-masing 18 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑2 dan
24 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑2 . Kedua taman kota tersebut dibagi menjadi beberapa
area, yaitu bagian yang ditanami pohon, area rumput dan
taman bunga, serta fasilitas umum seperti jalan, bangku, dan
taman bermain. Berikut disajikan rincian pembagian area di
Taman Makmur dan Taman Bahagia.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 177


Contoh pengembangan materi konten bilangan untuk CK-3.

Calon Jemaah Haji

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Jika seorang


muslim sudah mukallaf (aqil baligh) dan mampu untuk
melaksanakan haji, maka wajib hukumnya bagi dia untuk
menunaikan ibadah haji. Pada musim haji reguler tahun 2023,
calon jemaah haji dari Kota Belawa akan diberangkatkan
dalam dua kloter (kloter 10 dan 21), dengan jumlah jemaah
masing-masing adalah 360 dan 420 orang. Berikut disajikan
rincian jumlah jemaah dari kedua kloter berdasarkan usia.

Contoh pengembangan materi konten statistika untuk CK-4.


Berikut disajikan bahan bacaan/stimulus yang sesuai dengan
identifikasi sebelumnya

Aksi Donasi

Desa Aruna terletak tidak jauh dari Desa Lembayung. Desa


Aruna merupakan desa yang terkena dampak bencana banjir
bandang. Kepala Desa Lembayung bersama para warga mencoba
membantu atau memberikan infaq kepada Desa Aruna dengan
mengumpulkan bantuan berupa pakaian, selimut, sembako,
uang, obat-obatan dan peralatan sanitasi. Desa Lembayung
terkenal dengan para warganya yang berakhlak mulia, santun dan
suka bersedekah. Jumlah warga di Desa Lembayung ada
sebanyak 1234 warga. Pembagian jenis bantuan dan banyaknya

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 178


warga yang membantu tiap jenis bantuan dapat dilihat dari poster
aksi donasi berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 179


Contoh Rancangan Bahan Bacaan untuk Konten Bilangan
dengan Konteks Ilmiah untuk CK-5

Contoh Rancangan Bahan Bacaan untuk Statistika Bilangan


dengan Konteks Ilmiah untuk CK-5

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 180


Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 181
Materi volume bangun ruang sisi datar merupakan salah
satu materi pada konten geometri dan pengukuran yang ada pada
CK-6. Berikut akan dicontohkan materi pembelajaran dengan
konteks pekerjaan. Sebelum penjabaran lebih lanjut, Bapak/Ibu
dapat membuat mind map materi pembelajaran seperti pada
Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Mind-map Materi Volume Bangun Ruang Sisi Datar

Berdasarkan mind-map atau peta pikiran yang dibentuk,


berikut merupakan contoh pengembangan stimulus dan soal yang
dikembangkan di CK-6 yang telah disesuaikan dengan
kompetensi dan perinciannya.

Berikut ini disajikan bahan bacaan/stimulus berdasarkan kompetensi


dan subkompetensi yang dikemukakan sebelumnya.

Kolam Ikan sebagai Media Berwirausaha Santri

Pondok Pesantren ABCD adalah pondok yang memiliki peminat


terbanyak di Desa Suka. Salah satu daya tarik yang dimiliki
adalah pembelajaran wirausaha. Saat ini pihak pondok akan
membuat kolam ikan sebagai bentuk usaha yang nantinya dapat
dikelola oleh santri. Pembuatan kolam akan dikerjakan oleh
kontraktor CV XYZ, dengan rancangan dua kolam ikan dan satu

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 182


tempat untuk menyimpan air. Tempat penyimpanan air nantinya
akan digunakan untuk kebutuhan mencuci tangan atau hasil
tangkapan ikan. Adapun gambaran rancangannya sebagai
berikut :

Setelah peserta didik membaca bahan bacaan/stimulus tersebut,


berikut disajikan beberapa contoh soal beserta solusi alternatif terkait
bahan bacaan/stimulus berdasarkan kompetensi dan subkompetensi
yang dikemukakan sebelumnya.

Soal
1. Soal untuk mengukur indikator prasyarat
Berapa luas permukaan dasar kolam 2 ?
2. Soal untuk mengukur indikator inti
Setelah membaca teks di atas, berilah tanda ceklis (√) pada
kolom benar atau salah untuk setiap pernyataan berikut.
Pernyataan Benar Salah
a. Volume kolam ikan pertama adalah 0,4 m3 .
b. Volume kolam ikan kedua adalah 27 m3 .

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 183


c. Volume kolam ikan pertama lebih besar
daripada kolam kedua.
3. Soal untuk mengukur indikator inti
Apabila air pada kolam ikan pertama diisi ½ dari ukuran kolam,
sedangkan air pada kolam kedua diisi ¾ dari ukuran kolam, maka
berapa liter air yang dibutuhkan ?
a. 40,25 liter b. 67 liter c. 40.250 liter d. 43.500 liter
4. Soal untuk mengukur indikator pengayaan
Perhatikan tempat penyimpanan air untuk kebutuhan mencuci
tangan atau hasil tangkapan ikan ! Berapa liter isi maksimal dari
tempat penyimpanan air tersebut ?
Solusi alternatif
1. Pada rancangan kolam ikan 2 merupakan bangunan kubus,
sehingga dasar kolam merupakan bangunan persegi, yang
memiliki sisi yang sama pada permukaannya. Panjang sisi kubus
adalah 300 cm=3 m, sehingga luas permukaan dasar kolam
adalah sebagai berikut :
Luas persegi = sisi x sisi = 3 x 3 = 9 m2
2. Volume kolam pertama adalah volume balok, sehingga volume
kolam pertama sebagai berikut :
𝑝𝑝 = 500 𝑐𝑐𝑐𝑐 = 5 𝑚𝑚 𝑙𝑙 = 4 𝑚𝑚 𝑡𝑡 = 200 𝑐𝑐𝑐𝑐 = 2 𝑚𝑚
𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 1 = 𝑝𝑝 𝑥𝑥 𝑙𝑙 𝑥𝑥 𝑡𝑡 = 5 𝑥𝑥 4 𝑥𝑥 2 = 40 𝑚𝑚3
Volume kolam kedua adalah volume balok, sehingga volume
kolam pertama sebagai berikut :
𝑝𝑝 = 𝑙𝑙 = 𝑡𝑡 = 𝑠𝑠 = 300 𝑐𝑐𝑐𝑐 = 3 𝑚𝑚
𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 2 = 𝑠𝑠 3 = 33 = 27 𝑚𝑚3

Pernyataan Benar Salah


a. Volume kolam ikan pertama adalah 0,4 m3 . √
b. Volume kolam ikan kedua adalah 27 m3 . √
c. Volume kolam ikan pertama lebih besar √
daripada kolam kedua.
1 3
3. Air yang dibutuhkan = � 𝑥𝑥 𝑉𝑉𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 1 � + � 𝑥𝑥 𝑉𝑉𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 2 �
2 4
1 3
= � 𝑥𝑥 40� + � 𝑥𝑥 27�
2 4
= 20 + 20,25
= 40,25 𝑚𝑚3
1 𝑚𝑚 = 1.000 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 sehingga 40,25 𝑚𝑚3 = 40,25 𝑥𝑥 1.000 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 =
3

40.250 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 (jawaban c)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 184


4. Volume tangki air berbentuk tabung, dimana pada gambar sudah
ada penjelasan bahwa diameter tabung ( 𝑑𝑑 ) adalah 100 𝑐𝑐𝑐𝑐 ,
sehingga jari-jari (𝑟𝑟) adalah separuh dari diameter tabung, yakni
50 𝑐𝑐𝑐𝑐 . Sedangkan untuk tinggi tabung ( 𝑡𝑡 ) sebesar 140 𝑐𝑐𝑐𝑐 .
Sehingga volume tangki dapat diselesaikan dengan menyamakan
terlebih dahulu satuan setiap bagian tabung ke dalam satuan 𝑚𝑚,
kemudian menghitung dengan rumus volume tabung sebagai
berikut :
1 1
𝑑𝑑 = 100 𝑐𝑐𝑐𝑐 = 1 𝑚𝑚 𝑟𝑟 = 𝑥𝑥 𝑑𝑑 = 𝑥𝑥 1 = 0,5 𝑚𝑚 𝑡𝑡 = 140 𝑐𝑐𝑐𝑐 =
2 2
1,4 𝑚𝑚
22
𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 𝜋𝜋𝑟𝑟 2 𝑡𝑡 = 𝑥𝑥 (0,5)2 𝑥𝑥 1,4 = 1,1 𝑚𝑚3
7
Seperti diketahui bahwasannya 1 𝑚𝑚3 = 1.000 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 sehingga
volume tangki adalah
𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 1,1 x 1.000 = 1.100 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 185


Mind-map Materi Aljabar untuk CK 7

Gambar 3.2 Contoh Mind-map Materi Aljabar

Berdasarkan Gambar 3.2 di atas, peserta didik akan


diberikan stimulus mengenai Kurir Pengiriman Barang dengan
kompetensi menggunakan strategi pemecahan masalah. Soal
pilihan berganda digunakan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam memodelkan data dan informasi berkenaan
dengan SPLDV dan seterusnya.
Materi ini dapat digunakan dengan syarat peserta didik
telah memahami materi persamaan linear dan pertidaksamaan
linear satu variabel; metode eliminasi; metode substitusi; dan
metode campuran keduanya. Bapak/Ibu dapat mencantumkan
langkah-langkah yang digunakan untuk memcahkan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV). Hal ini seperti tampak pada mind-map berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 186


Gambar 3.3 Contoh Mind-map Penyelesaian Masalah SPLDV

Berdasarkan mind-map atau peta pikiran yang telah


dibentuk, berikut merupakan contoh pengembangan stimulus
dan soal yang dikembangkan di CK-7 yang telah disesuaikan
dengan kompetensi dan perinciannya. Adapun contoh materi
aljabar dengan konteks pekerjaan disajikan sebagai berikut.

Kurir Pengiriman Barang


Uwais merupakan seorang kurir pengiriman barang di Perusahaan
Mujur Jaya. Demi kelancaran perjalanannya dalam mengirimkan
barang-barang, Perusahaan menyediakan fasilitas mobil yang dapat
digunakan. Terdapat dua jenis mobil yang disediakan oleh
perusahaan, yaitu mobil Anugerah dan Karunia. Dengan nilai upah
pengiriman barang yang berbeda pada setiap jenis mobilnya.
Frekuensi Uwais mengirimkan barang menggunakan kedua mobil
tersebut pada setiap bulannya selama 6 bulan tergambar di dalam
grafik berikut. Frekuensi pemakaian jenis barang menggunakan satuan
berapa banyak kali pemakaian.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 187


Setelah diberikan bahan bacaan seperti di atas, maka peserta didik
akan diberi tantangan melalui pemberian serangkaian masalah atau
pertanyaan berupa butir soal. Soal-soal tersebut akan dijawab oleh
peserta didik melalui serangkaian aktivitas belajar yang tertera di
dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang akan dibahas
berikutnya. Berikut disajikan beberapa contoh soal terkait stimulus
berdasarkan kompetensi dan subkompetensi yang telah dikemukakan
sebelumnya.

Butir Soal dan Solusi Alternatif


1. (Soal untuk Indikator Prasyarat)
Berdasarkan pada sajian data yang telah diberikan, dapat
diketahui bahwa jumlah upah yang diterima Uwais pada Bulan
Mei adalah…
A. Rp4.550.000,00

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 188


B. Rp4.500.000,00
C. Rp4.600.000,00
D. Rp4.505.000,00
E. Rp4.750.000,00

Solusi alternatif: B
Peserta didik dapat memerhatikan data yang telah disajikan di
dalam grafik di atas. Pada bulan Mei, Uwais mengirimkan barang
dengan menggunakan mobil Anugerah sebanyak 6 kali dan
menggunakan mobil Karunia sebanyak 12 kali. Sehingga
diperoleh nilai satuan pemakaian 6 kali dan 12 kali. Angka
tersebut yang nantinya akan dikalikan dengan nomilai upah
masing-masing mobil. Nilai nominal upah tersebut dapat
diperoleh dengan menyelesaikan terlebih dahulu metode
campuran eliminasi dan substitusi dari persamaan SPLDV yang
telah diketahui dari data di dalam tabel, yaitu upah bulan Januari
dan Februari. Seperti hal nya penyajian berikut.

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel permasalahan


tersebut, dapat diketahui bahwa:
Misal:
Upah pengiriman barang dengan mobil Anugerah = 𝑥𝑥
Upah pengiriman barang dengan mobil Karunia = 𝑦𝑦
Frekuensi pemakaian kedua jenis mobil di bulan Januari = 10
kali mobil Anugerah dan 8 kali mobil Karunia. Sehingga
diperoleh persamaan upah yang diterima Uwais berikut
𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 + 𝟖𝟖𝟖𝟖 = 𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹. 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 ……………..(1)

Frekuensi pemakaian kedua jenis mobil di bulan Februari = 14


kali mobil Anugerah dan 8 kali mobil Karunia. Sehingga
diperoleh persamaan upah yang diterima Uwais berikut
𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 + 𝟖𝟖𝟖𝟖 = 𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹. 𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 ……………..(2)

Ditanya :
Nominal upah yang diterima Uwais dalam setiap satu kali
pengangkutan barang menggunakan masing-masing jenis mobil.

Penyelesaian:
Persamaan 1 dan 2 Dengan metode Eliminasi
10𝑥𝑥 + 8𝑦𝑦 = 5.100.000
14𝑥𝑥 + 8𝑦𝑦 = 6.500.000

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 189


-
−4𝑥𝑥 = −1.400.000
1.400.000
𝑥𝑥 =
4
𝑥𝑥 = 350.000

Nilai x yang sudah diperoleh kemudian disubstitusi ke dalam


salah satu persamaan. Sebagai contoh ke persamaan 1 untuk
memperoleh nilai y.
Persamaan 1:
10𝑥𝑥 + 8𝑦𝑦 = 5.100.000
10(350.000) + 8𝑦𝑦 = 5.100.000
3.500.000 + 8𝑦𝑦 = 5.100.000
8𝑦𝑦 = 5.100.000 − 3.500.000
8𝑦𝑦 = 1.600.000
1.600.000
𝑦𝑦 =
8
𝑦𝑦 = 200.000

Setelah diketahui nominal upah setiap penggunaan kedua jenis


mobil yaitu:
Menggunakan mobil Anugerah = Rp350.000,00
Menggunakan mobil Karunia = Rp200.000,00

Maka dapat diketahui besar upah Uwais di bulai Mei berikut.


Upah di bulan Mei
= (6 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (12 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅4.500.000,00

2. (Soal untuk Indikator Inti)


Berdasarkan informasi di atas, beri tanda centang (✓) pada kotak
di depan pernyataan untuk jawaban-jawaban yang tidak benar.
 Harga upah pengiriman barang menggunakan mobil
Anugerah adalah Rp300.000,00
 Harga upah pengiriman barang menggunakan mobil
Karunia adalah Rp200.000,00
 Upah yang diperoleh Uwais pada bulan Maret
Rp7.000.000,00
 Jumlah upah yang diperoleh Uwais pada tiga bulan
terakhir Rp16.450.000,00

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 190


 Upah terkecil yang diterima Uwais selama 6 bulan adalah
upah bulan Juni

Solusi alternatif: S-B-B-B-S


Berdasarkan proses penyelesaian masalah yang dicantumkan
pada nomor satu sebelumnya, maka permasalahan pada nomor
2 dapat diselesaikan sebagai berikut.

Nilai kebenaran setiap pernyataan sebagai berikut


 Harga upah pengiriman barang menggunakan mobil
Anugerah adalah Rp300.000,00 (Salah)
Nilai x = Rp350.000,00
 Harga upah pengiriman barang menggunakan mobil
Karunia adalah Rp200.000,00 (Benar)
Nilai y = Rp200.000,00

 Upah yang diperoleh Uwais pada bulan Maret


Rp7.000.000,00 (Benar)
Dengan memerhatikan data yang telah disajikan di dalam
grafik. Pada bulan Maret, Uwais mengirimkan barang
dengan menggunakan mobil Anugerah sebanyak 20 kali
tanpa menggunakan mobil Karunia (menggunakan mobil
Karunia sebanyak 0 kali). Sehingga diperoleh nilai satuan
pemakaian 20 kali dan 0 kali, dan penyelesaian upah
Uwais di bulan Maret sebagai berikut
Upah di bulan Maret
= (20 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (0 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅7.000.000,00

 Jumlah upah yang diperoleh Uwais pada tiga bulan


terakhir Rp16.450.000,00 (Benar)
Upah di bulan April
= (12 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (5 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅4.200.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅1.000.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅5.200.000,00

Upah di bulan Mei


= (6 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (12 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅2.100.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅2.400.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅4.500.000,00

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 191


Upah di bulan Juni
= (9 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (18 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅3.150.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅3.600.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅6.750.000,00

Jumlah Upah yang diperoleh Uwais pada tiga bulan


terakhir adalah
= 𝑅𝑅𝑅𝑅5.200.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅4.500.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅6.750.000,0
= 𝑅𝑅𝑅𝑅16.450.000,00

 Upah terkecil selama 6 bulan yang diterima Uwais adalah


upah bulan Juni (Salah)

Upah terkecil yang diterima Uwais adalah bulan Mei. Hal


ini dapat diketahui dengan mengalikan setiap angka
frekuensi pemakaian setiap jenis mobil dengan nominal
upah masing-masing dari kedua mobil tersebut pada setiap
bulannya. Sama seperti langkah proses penyelesaian yang
telah disajikan di atas sebelumnya. Maka akan diperoleh
daftar upah yang diperoleh Uwais pada setiap bulannya
disajikan di dalam tabel berikut.

Frekuensi pemakaian jenis


Bulan mobil Upah (Rp)
Anugerah Karunia
Januari 10 8 Rp5.100.000,00
Februari 14 8 Rp6.500.000,00
Maret 20 0 Rp7.000.000,00
April 12 5 Rp5.200.000,00
Mei 6 12 Rp4.500.000,00
Juni 9 18 Rp6.750.000,00

3. (Soal untuk Indikator Inti)


Dari data di atas, berilah nilai kebenaran dengan memberi tanda
ceklis (√) pada kolom benar atau salah dari pernyataan berikut.

Pernyataan Benar Salah


Upah pengiriman barang selama 6
bulan menggunakan mobil Anugerah  

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 192


lebih kecil dari upah pengiriman
barang menggunakan mobil karunia
Upah pengiriman barang di bulan
Maret merupakan upah terbesar dari
bulan lainnya
 
 
Pada tiga bulan pertama upah yang
diperoleh Uwais menggunakan mobil
Anugerah lebih kecil dari mobil
Karunia

 
Selisih upah yang diperoleh Uwais di
bulan Maret dan Juni dengan
menggunakan 2 jenis mobil adalah
Rp250.000,00

 
Jumlah upah yang diperoleh Uwais
pada bulan April dan Mei dengan
menggunakan 2 jenis mobil adalah
Rp9.700.000,00

Solusi alternatif: S-B-S-B-B


Upah pengiriman barang selama 6 bulan menggunakan mobil
Anugerah lebih kecil dari upah penngiriman barang
menggunakan mobil Karunia. (Salah)

Upah pengiriman barang selama 6 bulan menggunakan mobil


Anugerah diuraikan berikut.
Januari : 10 Kali
Februari : 14 kali
Maret : 30 kali
April : 12 Kali
Mei : 6 Kali dan
Juni : 9 kali
Sehingga akan diperoleh:
= (10 + 14 + 20 + 12 + 6 + 9) × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00
= 71 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅24.850.000,00

Upah pengiriman barang selama 6 bulan menggunakan mobil


Karunia diuraikan berikut.
Januari : 8 Kali
Februari : 8 kali

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 193


Maret : 0 kali
April : 5 Kali
Mei : 12 Kali dan
Juni : 18 kali
Sehingga akan diperoleh:
= (8 + 8 + 0 + 5 + 12 + 18) × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00
= 51 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅10.200.000,00

Upah pengiriman barang di bulan Maret merupakan upah


terbesar dari bulan Lainnya. (Benar)

Upah terbesar yang diterima Uwais adalah bulan Maret.


Daftar upah yang diperoleh Uwais pada setiap bulannya
disajikan di dalam tabel penyelesaian soal nomor 2 disajikan
di atas.

Pada tiga bulan pertama upah yang diperoleh Uwais


menggunakan mobil Anugerah lebih kecil dari mobil Karunia.
(Salah)

Upah pengiriman barang selama 3 bulan pertama


menggunakan mobil Anugerah
= (10 + 14 + 20) × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00
= 44 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅15.400.000,00

Upah pengiriman barang selama 3 bulan pertama menggunakan


mobil Karunia
= (8 + 8 + 0) × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00
= 12 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅3.200.000,00

Selisih upah yang diperoleh Uwais di bulan Maret dengan Juni


adalah Rp250.000,00. (Benar)
Upah di bulan Maret
= (20 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (0 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅7.000.000,00 + 0
= 𝑅𝑅𝑅𝑅7.000.000,00
Upah di bulan Juni
= (9 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (18 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 194


= 𝑅𝑅𝑅𝑅3.150.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅3.600.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅6.750.000,00

Sehingga selisih Upah Bulan Maret dengan Bulan Juni


= 𝑅𝑅𝑅𝑅7.000.000,00 − 𝑅𝑅𝑅𝑅6.750.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅250.000,00

Jumlah upah yang diperoleh Uwais pada bulan April dan Mei
adalah Rp9.700.000,00. (Benar)
Upah di bulan April
= (12 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (5 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅4.200.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅1.000.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅5.200.000,00

Upah di bulan Mei


= (6 × 𝑅𝑅𝑅𝑅350.000,00) + (12 × 𝑅𝑅𝑅𝑅200.000,00)
= 𝑅𝑅𝑅𝑅2.100.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅2.400.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅4.500.000,00
Jumlah Upah di bulan April dan Mei adalah
= 𝑅𝑅𝑅𝑅5.200.000,00 + 𝑅𝑅𝑅𝑅4.500.000,00
= 𝑅𝑅𝑅𝑅9.700.000,00

4. (Soal untuk Indikator Pengayaan)


Bulan Juli, Uwais beralih mengemudi jasa angkutan umum.
Kendaraan umum tersebut dapat memuat tidak lebih dari 50
penumpang, dengan tarif untuk seorang pelajar dan mahasiswa
berturut-turut adalah 𝑅𝑅𝑅𝑅1.500,00 dan 𝑅𝑅𝑅𝑅2.500,00. Penghasilan
yang diperoleh Uwais tidak kurang dari 𝑅𝑅𝑅𝑅75.000,00 per hari.
Jika pada hari ini, jumlah penumpang yang diangkut Uwais
terdiri dari 20 pelajar dan 15 mahasiswa, maka susunlah model
matematika berdasarkan permasalahan tersebut.

Solusi Alternatif
Dengan menggunakan permisalan, penumpang pelajar sebagai
x dan penumpang mahasiswa sebagai y. maka akan diperoleh
model matematika sistem persamaan linear dua variabel dari
data yang tercantum yaitu:
 Dari daya tampung angkutan umum tidak lebih dari 50
penumpang
x + y ≤ 50

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 195


 Dari penghasilan yang diperoleh Uwais setiap harinya
1500𝑥𝑥 + 2500𝑦𝑦 ≥ 75000 atau 3𝑥𝑥 + 5𝑦𝑦 ≥ 150
 Karena banyak penumpang pelajar dan mahasiswa tidak
mungkin negatif, maka
𝑥𝑥 ≥ 0 dan y ≥ 0

Maka penghasilan maksimal yang dapat diterima uwais yaitu:


= (20 × 𝑅𝑅𝑅𝑅1.500) + (15 × 𝑅𝑅𝑅𝑅2.500)
= 30.000 + 37.500
= 67.500

Materi di atas digunakan sebagai contoh materi belajar


untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sebagaimana
yang telah dirinci ke dalam indikator dan telah dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Melalui materi tersebut, guru dapat
mengarahkan aktivitas pembelajaran dengan fokus pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.

Tabel 4.37 Contoh Pemanfaatan Materi Aljabar Konteks


Personal dalam Pembelajaran untuk CK-3
Pemanfaatan Teks Bacaan/Stimulus
Tujuan Pembelajaran
dalam Aktivitas Pembelajaran
Melalui kegiatan tanya jawab Untuk mencapai tujuan tersebut, guru
dan mengamati informasi pada dapat mengaitkan stimulus tersebut
poster secara cermat, peserta dengan kegiatan apersepsi yang
didik dapat memodelkan situasi membahas tentang pemodelan situasi
matematika berkenaan dengan matematika. Guru harus memastikan
persamaan sederhana. peserta didik dapat mengidentifikasi
informasi relevan dalam sebuah
permasalahan nyata untuk dimodelkan
ke dalam bentuk persamaan sederhana.
Melalui kegiatan tanya jawab Untuk mencapai tujuan tersebut, guru
dan diskusi kelompok dengan dapat mengarahkan peserta didik untuk
model pembelajaran kooperatif memahami secara cermat bahan
tipe STAD, peserta didik secara bacaan/stimulus sebagai bahan untuk
teliti dapat menerapkan strategi menyelesaikan soal yang menyertai
pemecahan masalah berkenaan stimulus. Peserta didik diminta untuk
dengan persamaan sederhana berdiskusi dan bekerja dalam kelompok
dari isu yang diberikan. untuk menentukan strategi yang tepat

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 196


dalam menyelesaikan masalah
persamaan sederhana yang diberikan.
Melalui kegiatan diskusi Untuk mencapai tujuan tersebut, guru
kelompok dengan model dapat mengarahkan peserta didik untuk
pembelajaran kooperatif tipe memahami secara cermat bahan
STAD, peserta didik secara bacaan/stimulus sebagai bahan untuk
kreatif dapat menentukan menyelesaikan soal yang menyertai
penyelesaian masalah stimulus. Guru memotivasi peserta didik
berkenaan dengan persamaan untuk memunculkan ide/strategi kreatif
sederhana dari isu yang melalui diskusi kelompok dalam
diberikan. menyelesaikan masalah persamaan
sederhana yang diberikan.
Melalui kegiatan tanya jawab Untuk mencapai tujuan tersebut, guru
dan diskusi kelas, peserta didik dapat meminta peserta didik untuk
secara kritis dapat menganalisis secara kritis bahan
mengevaluasi solusi bacaan/stimulus beserta soal yang
matematika dalam menyertainya. Setelah mendapat solusi
penyelesaian masalah dari soal yang diberikan, guru dapat
berkenaan dengan persamaan meminta peserta didik untuk
sederhana dari isu yang mengevaluasi kebenaran serta
diberikan. menjelaskan makna solusi tersebut
berdasarkan konteks permasalahan
yang diberikan.

Tabel 4.38 Contoh Pemanfaatan Materi Aljabar Konteks


Personal dalam Pembelajaran untuk CK-4
Tujuan Pembelajaran Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Melalui belajar Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berkelompok dan memanfaatkan bahan bacaan/stimulus tersebut
bermain angka peserta sebagai bahan belajar dengan cara menugasi
didik secara aktif dan peserta didik membaca secara cermat, terutama
kritis dapat terkait informasi yang ada dalam bacaan tersebut.
mengklasifikasi Melalui belajar berkelompok dan bermain angka
informasi berkenaan peserta didik secara aktif dan kritis, peserta didik
dengan persamaan linier dapat menjawab pertanyaan secara tepat ketika
satu variabel berkenaan menghadapi soal yang berkaitan dengan informasi
dengan isu yang yang ada pada bahan bacaan/stimulus.
diberikan (tujuan dari
indikator prasyarat)
Melalui belajar Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berkelompok dan meminta peserta didik untuk memahami secara
bermain angka peserta cermat bahan bacaan/stimulus beserta soalnya
didik secara aktif dan tersebut dengan fokus lebih kepada soal yang
kritis dapat menerapkan diberikan. Selanjutnya, Pendidik menugasi peserta
strategi pemecahan didik untuk dapat menerapkan strategi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 197


masalah berkenaan penyelesaian masalah untuk menyelesaikan
dengan persamaan linier masalah yang terdapat pada soal. Melalui belajar
satu variabel dan isu berkelompok dan bermain angka peserta didik
yang diberikan (tujuan secara aktif dan kritis, peserta didik akan mampu
dari indikator inti) menyelesaikan masalah nyata yang terdapat pada
bahan bacaan/stimulus.
Melalui belajar Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berkelompok dan meminta peserta didik untuk memahami secara
bermain angka peserta cermat bahan bacaan/stimulus beserta soalnya
didik secara aktif dan tersebut dengan fokus lebih kepada soal yang
kritis dapat menentukan diberikan. Selanjutnya, Pendidik menugasi peserta
penyelesaian masalah didik untuk menentukan penyelesaian masalah
berkenaan dengan yang terdapat pada soal. Melalui belajar
persamaan linier satu berkelompok dan bermain angka peserta didik
variabel dan isu yang secara aktif dan kritis, peserta didik akan mampu
diberikan. (tujuan dari menentukan penyelesaian masalah dan
indikator inti) menyelesaikan masalah nyata yang terdapat pada
bahan bacaan/stimulus.
Melalui belajar Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berkelompok dan meminta peserta didik untuk menganalisis secara
bermain angka, peserta tepat dan cermat bahan bacaan/stimulus beserta
didik secara aktif dan soalnya dengan fokus lebih kepada soal yang
kritis dapat diberikan. Selanjutnya, Pendidik menugasi peserta
mengevaluasi suatu didik untuk mengevaluasi suatu kejadian
kejadian berkenaan penyelesaian masalah. Melalui belajar
dengan persamaan linier berkelompok dan bermain angka peserta didik
satu variabel dan isu secara aktif dan kritis, peserta didik akan mampu
yang diberikan (tujuan mengevaluasi penyelesaian masalah nyata yang
dari indikator terdapat pada bahan bacaan/stimulus.
pengayaan)

Contoh Pemanfaatan Materi Statistika dan Peluang Konteks


Sosial dalam Pembelajaran CK-4
Tujuan Pembelajaran Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Melalui pembelajaran Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berbasis pada masalah, memanfaatkan bahan bacaan/stimulus tersebut
peserta didik secara kritis sebagai bahan belajar dengan cara menugasi
dapat menyelesaikan peserta didik membaca secara cermat, terutama
masalah nyata yang terkait informasi yang ada dalam bacaan tersebut.
disajikan pada konteks Melalui pembelajaran berbasis pada masalah,
sosial berkaitan dengan peserta didik secara kritis, peserta didik dapat
penyajian data dalam menyelesaikan masalah nyata yang disajikan
bentuk diagram lingkaran pada bahan bacaan/stimulus.
(tujuan dari indikator
prasyarat)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 198


Melalui pembelajaran Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berbasis pada masalah, meminta peserta didik untuk memahami secara
peserta didik secara kritis cermat bahan bacaan/stimulus beserta soalnya
dapat mengevaluasi atau tersebut dengan fokus lebih kepada soal yang
menyimpulkan diberikan. Selanjutnya, Pendidik menugasi
penyelesaian masalah peserta didik bekerja dalam kelompok untuk
nyata yang disajikan pada menyelesaikan masalah yang terdapat pada soal.
konteks sosial berkaitan Melalui pembelajaran berbasis pada masalah,
dengan penyajian data peserta didik secara kritis, peserta didik akan
dalam bentuk diagram mampu mengevaluasi atau menyimpulkan
lingkaran.. (tujuan dari penyelesaian masalah nyata yang terdapat pada
indikator inti) bahan bacaan/stimulus.
Melalui pembelajaran Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berbasis pada masalah, meminta peserta didik untuk memahami secara
peserta didik secara kritis cermat bahan bacaan/stimulus beserta soalnya
dapat tersebut dengan fokus lebih kepada soal yang
menginterpretasikan diberikan. Selanjutnya, Pendidik menugasi
penyelesaian masalah peserta didik bekerja dalam kelompok untuk
nyata yang disajikan pada menyelesaikan masalah yang terdapat pada soal.
konteks sosial berkaitan Melalui pembelajaran berbasis pada masalah,
dengan penyajian data peserta didik secara kritis akan mampu
dalam bentuk diagram menginterpretasikan penyelesaian masalah nyata
lingkaran. (tujuan dari yang terdapat pada bahan bacaan/stimulus.
indikator inti)
Melalui pembelajaran Untuk mencapai tujuan tersebut, Pendidik dapat
berbasis pada masalah, meminta peserta didik untuk memahami secara
peserta didik secara kritis cermat bahan bacaan/stimulus beserta soalnya
dapat merepresentasikan tersebut dengan fokus lebih kepada soal yang
informasi masalah nyata diberikan. Selanjutnya, Pendidik menugasi
yang disajikan pada peserta didik bekerja dalam kelompok untuk
konteks sosial ke dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada soal.
bentuk diagram batang Melalui pembelajaran berbasis pada masalah,
ganda. (tujuan dari peserta didik secara kritis akan mampu
indikator pengayaan) merepresentasikan informasi masalah nyata yang
terdapat pada bahan bacaan/stimulus.

Tabel 4.39 Contoh Pengarahan Aktivitas Pembelajaran Konten


Geometri dan Pengukuran Konteks Pekerjaan CK 6
Tujuan Pembelajaran Metode dan Aktivitas Pembelajaran
Peserta didik dapat Bapak/ibu dapat memberikan apersepsi
mengidentifikasi tentang jenis bangun ruang yang ada di
informasi berkenaan lingkungan sekitar atau dapat membawa
dengan bangun ruang sisi beberapa bentuk bangun ruang sebelum
datar dari barang dan jasa masuk ke kegiatan inti pembelajaran.
melalui kegiatan Pastikan peserta didik mampu

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 199


pengamatan/observasi membedakan benda yang memiliki
dengan benar ruang sisi datar dan bukan. Tunjukkan
bahwa dengan mengetahui jenis bangun
ruang peserta didik dapat lebih mudah
dalam menentukan volume bangun
ruang
Peserta didik dapat Ajak peserta didik untuk
menentukan mengidentifikasi ukuran pada setiap sisi
penyelesaian masalah bangun ruang tersebut. Kaitkan kembali
berkenaan dengan dengan pembelajaran sebelumnya
volume bangun ruang tentang luas permukaan sisi. Jangan lupa
dari barang dan jasa ingatkan peserta didik untuk
melalui pembelajaran memastikan bahwa dalam perhitungan
saintifik dengan kreatif satuan panjang sisi harus disamakan
terlebih dahulu.

Peserta didik secara kritis Melakukan perhitungan berdasarkan


dapat menafsirkan hasil informasi yang telah diberikan. Ajak
penyelesaian masalah peserta didik mengoreksi kembali hasil
berkenaan dengan pekerjaannya terutama dalam hal
volume bangun ruang satuan.
dari barang dan jasa
melalui pembelajaran
saintifik dengan
bertanggung jawab.
Peserta didik mampu Setelah peserta didik mampu
menerapkan strategi mendapatkan solusi untuk menghitung
pemecahan masalah volume bangun ruang sisi datar,
berkenaan dengan Bapak/Ibu dapat memberikan
volume bangun ruang pengayaan berupa informasi tentang
sisi lengkung melalui volume bangun ruang sisi lengkung,
kegiatan pengamatan misalnya tabung. Minta peserta didik
dengan tepat. membuat strategi untuk menghasilkan
jawaban tersebut.

Tabel 4.40 Contoh Pemanfaatan Materi Aljabar Konteks


Pekerjaan dalam Pembelajaran CK 7
Tujuan Pembelajaran Pemanfaatan Teks dalam Aktivitas Pembelajaran
Melalui membaca bahan Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
bacaan/stimulus, peserta memanfaatkan bahan bacaan/stimulus yang telah
didik mampu diberikan sebagai bahan belajar dengan cara

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 200


menemukan informasi menugasi peserta didik membaca secara cermat,
yang terdapat dalam isu terutama terkait informasi yang ada dalam bacaan
pelayanan publik yang tersebut. Melalui aktivitas tersebut, peserta didik
diberikan pada konteks dapat menemukan informasi yang terdapat di
pekerjaan berkaitan dalam isu dan mampu menjawab pertanyaan
dengan sistem secara tepat ketika menghadapi soal yang
persamaan linear dua berkaitan dengan informasi yang ada pada bahan
variabel dengan tepat.. bacaan/stimulus.
(tujuan dari indikator
prasyarat)
Melalui diskusi Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
kelompok, peserta didik meminta peserta didik secara berdiskusi kelompok
dengan benar mampu untuk memahami secara cermat bahan
menerapkan strategi bacaan/stimulus beserta soalnya yang diberikan.
pemecahan masalah Agar peserta didik dapat menerapkan strategi
berkenaan dengan pemecahan masalah yang terdapat pada soal.
sistem persamaan linear Melalui aktivitas tersebut, peserta didik akan
dua variabel dari isu mampu menyelesaikan masalah nyata yang
pelayanan publik yang terdapat pada bahan bacaan/stimulus.
telah diberikan. (tujuan
dari indikator inti)
Melalui pendekatan Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
kontekstual, peserta meminta peserta didik secara berdiskusi kelompok
didik menentukan untuk memahami secara cermat strategi
penyelesaian masalah pemecahan masalah yang telah ditentukan oleh
berkenaan dengan masing-masing kelompok diskusi, hingga akhirnya
sistem persamaan linear hal itu yang nantinya akan digunakan oleh peserta
dua variabel dari isu didik menentukan penyelesaian masalah yang
pelayanan publik yang terdapat pada soal. Melalui aktivitas tersebut,
telah diberikan secara peserta didik akan mampu menyelesaikan
kreatif. (tujuan dari masalah nyata yang terdapat pada bahan
indikator inti) bacaan/stimulus.
Melalui penyajian karya, Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat
peserta didik mampu memanfaatkan kegiatan tanya jawab dengan
menginterpretasikan peserta didik, baik kepada sesama peserta didik
penyelesaian masalah maupun peserta didik kepada guru. Pada kegiatan
suatu kejadian sehari- ini guru dapat memberi ruang untuk peserta didik
hari yang berkenaan menginterpretasikan penyelesaian masalah yang
dengan sistem telah dilakukan. Melalui aktivitas tersebut, peserta
pertidaksamaan linear didik akan mampu menjelaskan dan
dua variabel dari isu menginterpretasikan penyelesaian masalah nyata
pelayanan publik yang yang terdapat pada bahan bacaan/stimulus.
telah diberikan dengan
bertanggung jawab..
(tujuan dari indikator
pengayaan)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 201


E. Mengembangkan Media Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan dalam memilih dan mengembangkan media
pembelajaran yang layak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam


pembelajaran karena bermanfaat untuk memperlancar proses dan
meningkatkan capaian pengalaman belajar peserta didik. Karena
itu, guru sangat dianjurkan untuk memiliki wawasan dan terampil
mengembangkan dan menggunakan media tersebut dalam
pembelajaran. Dalam merancang dan menetapkan media
pembelajaran ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, di
antaranya adalah (1) sesuai dengan tingkat kematangan berpikir
peserta didik, (2) sesuai dengan kompetensi atau pengalaman
belajar yang akan dicapai, (3) sesuai dengan kondisi dan konteks
lingkungan belajar, (4) murah dan mudah diperoleh atau
diadakan, (5) secara efektif dan efisien dapat digunakan dalam
pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dapat
berupa media cetak, maupun non cetak, seperti media berbasis
IT, atau media dalam bentuk tiga dimensi, dan lainnya. Media
pembelajaran dapat juga berfungsi sebagai sarana membantu
pemahaman siswa terhadap suatu konsep materi tertentu, atau
panduan dalam rangkaian aktivitas belajar. Berdasarkan topik
pembelajaran yang telah ditetapkan, tema, konten dan konteks
materi pembelajaran ditentukan, maka alternatif media yang
dapat digunakan seperti contoh berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 202


Contoh Media Pembelajaran Modul CK-3 Konten Aljabar
Konten: Aljabar
Subkonten: Persamaan Sederhana
1. Poster ‘Layanan Jasa Angkut Sampah’
2. Poster ‘Daur Ulang Sampah Organik’
3. Teks Bacaan ‘Pembuatan Kompos’
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Contoh Media Pembelajaran Modul CK-3 Konten Bilangan


Konten: Bilangan
Subkonten: Pecahan Senilai dan Berbagai Bentuk Pecahan
● Poster ‘Data Sampah Plastik’
● Teks Bacaan ‘Taman Kota’
● Poster ‘Pembangunan Taman Kota’
● Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Contoh Media Pembelajaran pada Modul CK-4 Aljabar


● Teks Bacaan Bertema “Berakhlak Mulia” dengan judul “Wakaf
Kemanusiaan”
● Info poster “Wakaf Kemanusiaan”
● Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Contoh Media Pembelajaran pada Modul CK-4 Statistika dan


Peluang
● Teks Bacaan Bertema “Berakhlak Mulia” dengan judul “Aksi
Donasi”
● Info poster “Aksi Donasi Korban Banjir Desa Aruna”
● Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 203


Contoh Media Pembelajaran Modul CK-5 Bilangan
● Bahan bacaan/stimulus “Pertumbuhan Kecambah” .
Bahan ini digunakan saat kegiatan apersepsi tentang sifat urutan
bilangan rasional.
● Bahan bacaan/stimulus “Kecambah Kacang Hijau”.
Bahan ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai sarana
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menjembatani
sifat urutan bilangan rasional.
● Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan model pembelajaran
discovery. LKPD ini sebagai ruang untuk peserta didik
bereksplorasi, diberikan saat kegiatan inti pembelajaran dan
dikerjakan dalam kelompok.
● Video Pembelajaran dari kanal daring.
● Bacaan bacaan/stimulus “Lomba Olahraga”.
Teks ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai sarana
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
butir soal pada tahap evaluasi.

Contoh Media Pembelajaran Modul CK-5 Statistika dan Peluang


● Power point (PPT) atau chart berisi apersepsi
● Teks bacaan “Sampah Anorganik”.
Bahan ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai sarana
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menjembatani
tentang penyajian data dalam bentuk diagram batang ganda.
● Video Pembelajaran dari kanal daring
● Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan model pembelajaran
inquiry. LKPD ini sebagai ruang untuk peserta didik
bereksplorasi, diberikan saat kegiatan inti pembelajaran dan
dikerjakan dalam kelompok.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 204


Contoh Media Pembelajaran Modul CK-6 Volume Bangun
Ruang
 Gambar macam-macam aquarium
Gambar ini berisi macam-macam bentuk bangun ruang
aquarium yang dapat digunakan sebagai bahan apersepsi
agar peserta didik dapat mengidentifikasi bentuk ruang
sisi datar.
 Teks bacaan “Kolam Ikan sebagai Media Berwirausaha
Santri”.
Teks ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai
sarana memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan butir soal.
 Sketsa atau gambar rancangan kolam.
Sketsa ini berisi informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan butir soal terkait teks bacaan
“Kolam Ikan sebagai Media Berwirausaha Santri”.
 Teks bacaan “Sajian Modern”
Teks ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai
sarana memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan butir soal.
 Gambar macam-macam “Sajian Modern”
Gambar ini berisi informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan butir soal terkait teks bacaan
“Sajian Modern” yang berupa contoh minuman atau
bahan makanan dalam kemasan.
 Teks bacaan “Pembuatan Penampungan Air”
Teks ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai
sarana memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan butir soal.
 Gambar Tangki Penampungan Air
Gambar ini berisi informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan butir soal terkait teks bacaan
“Pembuatan Penampungan Air”
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan pendekatan
saintifik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 205


LKPD ini sebagai ruang untuk peserta didik
bereksplorasi, diberikan saat kegiatan inti pembelajaran
dan dikerjakan secara mandiri

Contoh Media Pembelajaran Modul CK-6 Ukuran Pemusatan


Data Tunggal
 Teks bacaan “Data Guru di Indonesia”
Teks ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai
sarana memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan butir soal.
 Tabel data guru dari BPS Indonesia
Tabel ini berisi informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan butir soal terkait teks bacaan
“Data Guru di Indonesia”
 Teks bacaan “Hewan Kurban di Desa Suka Beramal”
Teks ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai
sarana memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan butir soal.
 Grafik “Jumlah Hewan Kurban Tahun 2022”
Grafik ini berisi informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan butir soal terkait teks bacaan
“Hewan Kurban di Desa Suka Beramal”
 Teks bacaan “Jumlah Penduduk Berdasarkan Sensus
2022”
Teks ini digunakan saat mengenalkan materi sebagai
sarana memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan butir soal.
 Tabel data penduduk dan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia
Tabel ini berisi informasi tambahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan butir soal terkait teks bacaan
“Jumlah Penduduk Berdasarkan Sensus 2022”
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan model LOK-
R

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 206


LKPD ini sebagai ruang untuk peserta didik
bereksplorasi, diberikan saat kegiatan inti pembelajaran
dan dikerjakan secara berkelompok.

Contoh Media Pembelajaran pada Modul CK-7 Konten Aljabar

● Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


● Teks Bacaan Bertema “Pelayanan Publik”
● Teks bacaan berjudul “Kurir Pengirim Barang”
● Stimulus tabel dan grafik “Kurir Pengirim Barang”
● Lembar Refleksi Pembelajaran

Contoh Media Pembelajaran pada Modul CK-7 Konten Geometri


dan Pengukuran
● Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
● Teks Bacaan Bertema “Pelayanan Publik”
● Teks bacaan berjudul “Jembatan sebagai Solusi Penangan
Banjir”
● Infografis “Jembatan sebagai Solusi Penangan Banjir”
● Lembar Refleksi Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 207


F. Menjabarkan Skenario Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan dalam menjabarkan skenario pembelajaran yang layak
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Merancang atau membuat rencana pelaksanaan


pembelajaran merupakan aktivitas penting dalam proses
keseluruhan proses belajar-mengajar. Rancangan tersebut dapat
memandu guru dalam melaksanakan pembelajaran, terutama
bagi guru yang sedang dalam taraf pengembangan pengalaman
mengajarnya. Namun, perancangan pembelajaran ini juga
penting bagi guru yang sudah memiliki pengalaman panjang
dalam mengajar karena hal ini merupakan pekerjaan yang tak
terpisahkan dari tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai
pendidik.
Skenario pembelajaran dirancang berdasarkan
pendekatan, model, atau strategi pembelajaran yang dipilih oleh
guru. Langkah-langkah pembelajaran mengikuti sintaks yang
digariskan oleh model pembelajaran tersebut, tetapi dari segi
teknik pelaksanaannya guru dapar dapat mengembangkan secara
kreatif dan menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran yang
sedang berlangsung. Model-model pembelajaran tersebut banyak
ragamnya. Model pembelajaran mana yang terbaik adalah model
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai,
karakteristik peserta didik, kemampuan gurunya, dan kondisi
lingkungan belajarnya. Model-model pembelajaran tersebut, di
antaranya adalah pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran
berbasis projek, LOK-R (literasi, orientasi, kolaborasi, dan
refleksi), pembelajaran berbasis lingkungan, pembelajaran
inkuiri, dan sebagainya.
Model-model pembelajaran yang disebutkan di atas tidak
secara keseluruhan dikembangkan dalam senario pembelajaran
ini. Skenario pembelajaran yang dikembangkan dalam modul
hanya sebagai contoh dan mungkin sangat terbatas. Model-model
pembelajaran tersebut secara teoritis juga tidak dicantumkan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 208


dalam modul ini. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan
rujukan tentang model-model pembelajaran tersebut dari sumber
informasi di luar modul ini. Demikian juga, tidak semua materi
pembelajaran dijabarkan skenario pembelajarannya dalam
modul ini karena contoh skenario yang dikembangkan dalam ini
hanya bersifat memantik kreativitas guru. Guru dapat
mengembangkan skenario pembelajaran ini secara lebih inovatif
sesuai dengan kreativitasnya masing-masing sesuai dengan
karakteristik peserta didik, konten dan konteks materi yang
diajarkan, pengalaman belajar yang akan dicapai, dan kondisi
sekolah dan lingkungan tempat belajar.
Pada umumnya, skenario pembelajaran terdiri atas tiga
segmen, yakni awal pembelajaran, penyampaian inti
pembelajaran, akhir pembelajaran.

Tahap Awal Pembelajaran


Tahap awal pembelajaran merupakan tahap penyiapan
atau pengkondisian peserta didik agar siap untuk melaksanakan
pembelajaran. Pada tahap awal pembelajaran ini, guru dapat
melakukan berbagai teknik sesuai dengan konteks, kondisi, dan
situasi yang terjadi di kelas. Untuk memulai pembelajaran,
beberapa teknik berikut ini dapat digunakan oleh guru,
diantaranya:
1. Menyampaikan salam
2. Mengajak peserta didik untuk berdoa
3. Melakukan presensi atau mengecek kehadiran peserta didik
(tidak harus dipanggil satu per satu)
4. Menanyakan kondisi dan aktivitas yang telah dilakukan
peserta didik
5. Menyapa beberapa peserta didik yang dianggap perlu
perhatian
6. Melakukan tanya jawab tentang keseharian peserta didik
(pertanyaan sedapat mungkin sejalan dengan materi
pembelajaran yang akan dilakukan)
7. Menceritakan hal penting yang menarik yang perlu
diperhatikan peserta didik
8. Mendorong semangat belajar peserta didik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 209


9. Menyampaikan fenomena atau peristiwa aktual yang ada di
lingkungan peserta didik
10. Membuat teka-teki edukatif sebagai ice breaking agar
terbangun suasana belajar yang kondusif
11. Melakukan apersepsi tentang materi-materi yang pernah
dipelajari
12. Melakukan pre-reading (pra Numerasi) terkait dengan materi
ajar yang akan dipelajari
13. Menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar yang akan
dilakukan hari itu
14. Mengecek kesiapan peserta didik untuk memulai pelajaran
15. Teknik-teknik lainnya yang sesuai dengan kondisi peserta
didik dan lingkungannya

Tahap Inti Pembelajaran


Tahap inti pembelajaran merupakan tahap penting dalam
upaya penyampaian materi belajar untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Aktivitas pembelajaran pada tahap ini
bergantung pada model pembelajaran yang dipilih oleh guru
untuk menyampaikan inti pembelajaran, seperti pembelajaran
saintifik, CPS (creative problem solving), discovery learning, LOK-
R, inquiry, NHT (number head together), PBL (problem based
learning), PjBL (project based learning), dan model pembelajaran
lainnya. Aktivitas tersebut di antaranya dapat berupa aktivitas
berikut.
Penjelasan materi konseptual melalui ceramah
1. Pengamatan atau penelitian kecil
2. Kerja mandiri
3. Kerja kelompok
4. Diskusi kelompok kecil dan kelas
5. Tanya-jawab tentang topik tertentu
6. Pelaporan hasil kerja projek
7. Bimbingan atau konsultasi individual
8. Dan sebagainya

Tahap Akhir Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 210


Tahap akhir pembelajaran merupakan tahap penutup
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran pada pertemuan
tersebut. Tahap tersebut merupakan tahap penting untuk
melakukan refleksi terhadap aktivitas belajar yang telah dilakukan
dan menentukan pengalaman belajar yang telah diperoleh
selama aktivitas pembelajaran. Melalui kegiatan refleksi tersebut,
guru dapat menentukan tindak lanjut untuk aktivitas
pembelajaran selanjutnya. Beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dalam mengakhiri pembelajaran tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut.
Memberikan post tes
1. Menggali dan meminta pendapat tentang pengalaman
belajar peserta didik
2. Memberikan tugas pendalaman dan pengayaan
3. Menyampaikan simpulan hasil belajar sebagai penguatan
4. Memberikan saran dan apresiasi atas pengalaman belajar
yang telah diperoleh
5. Memberikan saran untuk mempertahankan motivasi belajar
peserta didik
6. Mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam
7. Dan sebagainya

Berdasarkan tahap-tahap dalam pembelajaran, berikut ini


disajikan contoh skenario pembelajaran untuk penguatan
kemampuan dalam Literasi numerasi.
Tabel 4.41 Sintaks dan Alokasi Waktu untuk Skenario
Pembelajaran CK-3 Konten Aljabar
Alokasi
Tahap
Aktivitas Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
(3 x 45’)
Awal Guru mengucapkan salam dan peserta 6’
Pembelajaran didik menjawab salam.
Guru mengajak peserta didik untuk
berdoa.
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan
belajar peserta didik.
Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan materi-materi yang telah
dipelajari peserta didik, terutama materi
prasyarat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 211


Fase 1: Menyampaikan tujuan dan 4’
memotivasi peserta didik
Guru menjelaskan tujuan dan aktivitas
belajar yang akan dilaksanakan pada hari
itu.
Guru memotivasi siswa tentang manfaat
materi yang akan dipelajari.
Inti Fase 2: Menyajikan informasi 8’
Pembelajaran Guru menampilkan poster ‘Daur Ulang
(Disesuaikan Sampah Organik’
dengan Guru menyajikan informasi tentang
Sintaks bagaimana cara mengolah sampah serta
Pembelajaran memantik diskusi dengan memberikan
Kooperatif pertanyaan terkait yang relevan.
Tipe STAD)
Fase 3: Mengorganisasikan peserta didik 20’
ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru membagi peserta didik ke dalam
kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok
beranggotakan 4-5 orang dalam struktur
kelompok heterogen.
Guru meminta peserta didik untuk
membaca dengan saksama stimulus yang
ada pada LKPD.
Setelah memahami informasi dalam
stimulus, peserta didik diarahkan untuk
berdiskusi secara berkelompok untuk
menyelesaikan permasalahan pada LKPD.
Peserta didik berdiskusi kelompok dalam
menyelesaikan masalah.
Guru memantau kegiatan diskusi setiap
kelompok serta memberikan bimbingan
dan arahan terkait proses penyelesaian
masalah yang mereka lakukan.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja 45’
dan belajar
Peserta didik berdiskusi dalam menyusun
penyelesaian masalah dan membuat
simpulan.
Guru membantu peserta didik dalam
mengkomunikasikan (baik lisan atau
tertulis) proses penyelesaian masalah, jika
mereka menemukan kendala.
Guru meminta perwakilan tiap kelompok
untuk maju ke depan kelas untuk

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 212


mempresentasikan hasil kerja kelompok
mereka.
Fase 5: Mengevaluasi 17’
Guru bersama peserta didik mengecek dan
mencocokkan jawaban dari tiap
kelompok.
Guru mengevaluasi kebenaran jawaban
dan meluruskan jawaban jika ada yang
kurang tepat, serta memberikan
penguatan terkait simpulan yang 20’
diperoleh oleh tiap kelompok.
Guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan soal evaluasi sebagai bentuk
penilaian individu.
Fase 6: Memberikan penghargaan 5’
Guru memberi apresiasi dan penghargaan
hasil belajar peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok.
Akhir Guru dan peserta didik bersama-sama 10’
Pembelajaran menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Guru meminta peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengalaman mereka
selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Guru melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam.

Tabel 4.42 Sintaks dan Alokasi Waktu untuk Skenario


Pembelajaran CK-3 Konten Bilangan
Alokasi
Tahap Aktivitas
Waktu
Pembelajaran (Sintaks Pembelajaran)
(3 x 45’)
Awal Guru mengucapkan salam dan peserta didik 10’
Pembelajaran menjawab salam.
Guru mengajak peserta didik untuk berdoa.
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan
belajar peserta didik.
Guru melakukan apersepsi tentang materi-
materi yang telah dipelajari peserta didik,
terutama materi prasyarat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 213


Guru memotivasi peserta didik dengan
menjelaskan manfaat mempelajari berbagai
bentuk pecahan.
Guru menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar
yang akan dilaksanakan pada hari itu.
Inti Fase 1: Constructivism 10’
Pembelajaran Guru memulai pembelajaran dengan
(Disesuaikan melakukan mini project ‘mendesain taman
dengan favorit’.
Sintaks Guru menstimulasi daya analisis peserta didik
Pembelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan
Model CTL) berdasarkan ‘desain taman favorit’ yang telah
mereka buat.
Fase 2: Inquiry 15’
Guru meminta peserta didik untuk membaca
dengan saksama stimulus “Taman Kota” pada
LKPD.
Guru meminta peserta didik untuk mencermati
dan memahami informasi dalam stimulus
“Taman Kota” dengan baik.
Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok kecil dan memberikan
instruksi tentang aktivitas yang akan dilakukan
selanjutnya.
Fase 3: Questioning 15’
Guru memberikan pertanyaan terbuka yang
dapat menstimulasi pemikiran kritis dan
kemampuan analisis peserta didik
berdasarkan informasi dari stimulus Ruang
Terbuka Hijau. Contoh pertanyaan yang bisa
dimunculkan misalnya “Jika area fasilitas
umum pada Taman Bahagia ditambah
sebesar 5% dari total luas taman, apakah
luasnya akan sama dengan area fasilitas
umum di Taman Makmur?”
Fase 4: Learning Community 35’
Guru mendorong peserta didik untuk saling
berdiskusi dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
Guru membimbing dan mengarahkan peserta
didik untuk berbagi ide dan pemikiran dalam
memahami konsep pecahan dan aplikasinya
melalui kegiatan eksperimen sederhana serta
memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada teman sebaya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 214


Fase 5: Modeling 15’
Guru meminta perwakilan tiap kelompok
maju ke depan kelas untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok mereka.
Guru dapat mendemonstrasikan kembali
penyelesaian masalah menggunakan media
konkret jika terdapat kekurangan atau
kekeliruan pada hasil presentasi kelompok.
Fase 6: Reflection 5’
Guru meminta peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengalaman mereka
setelah melakukan aktivitas pembelajaran.
Akhir Evaluasi (Fase 7: Authentic Assessment) 20’
Pembelajaran Guru melakukan penilaian secara individu
untuk mengukur pemahaman peserta didik
tentang konsep pecahan senilai dan berbagai
bentuk pecahan.
Guru dan peserta didik bersama-sama 10’
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru meminta peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengalaman mereka
selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Guru melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam

Tabel 4.43 Kegiatan Pembelajaran dengan Sintaks dan Alokasi


Waktu pada Model Pembelajaran NHT (Number Head Together)
untuk CK-3
Alokasi Waktu (3 x
Tahapan Kegiatan Aktivitas Pembelajaran
45’)
Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi 3’
b. Motivasi 3’
c. Tujuan
Pembelajaran 4’
Kegiatan Inti a. Penomoran 5’
b. Mengajukan
Pertanyaan 5’
c. Berpikir bersama 25’
d. Menjawab 25’
e. Penilaian dan
pemberian
tanggapan 25’

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 215


f. Kesimpulan 10’
Kegiatan Penutup a. Evaluasi 20’
b. Refleksi 8’
c. Penutupan 2’

Tabel 4.44 Contoh Skenario Pembelajaran CK-4 Konten Aljabar


Konteks Personal untuk CK-4
Tahap Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran
Awal Pembelajaran 1. Menyampaikan salam
2. Mengajak peserta didik untuk berdoa
3. Melakukan presensi atau mengecek kehadiran
peserta didik (tidak harus dipanggil satu per satu)
4. Menanyakan kondisi dan aktivitas yang telah
dilakukan peserta didik
5. Menyapa beberapa peserta didik yang dianggap
perlu perhatian
6. Melakukan tanya jawab tentang keseharian
peserta didik (pertanyaan sedapat mungkin
sejalan dengan materi pembelajaran yang akan
dilakukan)
7. Menceritakan hal penting yang menarik yang
perlu diperhatikan peserta didik
8. Mendorong semangat belajar peserta didik
9. Menyampaikan fenomena atau peristiwa aktual
yang ada di lingkungan peserta didik
10. Membuat teka-teki edukatif sebagai ice breaking
agar terbangun suasana belajar yang kondusif
11. Melakukan apersepsi tentang materi-materi yang
pernah dipelajari
12. Melakukan pre-reading (pra numerasi) terkait
dengan materi ajar yang akan dipelajari
13. Menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar yang
akan dilakukan hari itu
14. Mengecek kesiapan peserta didik untuk memulai
pelajaran
15. Teknik-teknik lainnya yang sesuai dengan kondisi
peserta didik dan lingkungannya
Inti Pembelajaran Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, kegiatan yang dilakukan Pendidik
adalah memberikan penomoran kepada setiap peserta
didik, masing-masing anggota kelompok memperoleh
nomor yang berbeda-beda. Langkah penomoran
sebagai berikut:

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 216


1. Tentukan format penomoran yang akan
digunakan, misalnya "NHT-001", "NHT-002",
dan seterusnya melalui penomoran pada absen.
2. Pendidik bersama peserta didik menguji kesiapan
dengan memanggil sebagian peserta didik secara
random, dalam rangka menstimulus kesiapan dan
kesigapan peserta didik.
Fase 2: Mengajukan Stimulus Soal dan Pertanyaan
Dalam fase yang kedua ini, kegiatan Pendidik
selanjutnya adalah memberikan stimulus soal kepada
peserta didik dengan menayangkan menggunakan
LCD. Dengan memberikan pertanyaan yang
diharapkan bervariasi dan juga dapat berupa
pertanyaan yang spesifik dan tentunya dalam bentuk
kalimat tanya. Tujuan pemberian stimulus soal dan
pertanyaan ini adalah untuk mentransformasikan
pengetahuan baru ke arah situasi pembelajaran atau
mengarahkan peserta didik untuk menanggapi materi
yanga akan dipelajarinya. Dengan demikian, akan
membentuk sebuah situasi penalaran terhadap
pengalaman baru yang akan dipelajari dengan lebih
siap untuk dipahami dan diterimanya. Langkah-
langkah pengajuan pertanyaan sebagai berikut:
1. Pendidik menayangkan stimulus soal melalui
LCD.
2. Setiap peserta diminta untuk membaca dan
memahami stimulus soal tersebut. Peserta juga
dapat menandai bagian penting yang menurutnya
perlu dijelaskan lebih lanjut.
3. Pendidik memberikan pertanyaan sesuai stimulus
soal yang telah ditayangkan tentang informasi
dan hubungan antar informasi yang diperoleh
dari stimulus soal.
4. Peserta didik dapat menjawab dan mengajukan
pertanyaan dengan mengangkat tangan dengan
menyebutkan kode penomoran NHT. Peserta
juga dapat menambahkan komentar atau
penjelasan terkait pertanyaan yang diajukan
sebelumnya.
5. Setiap peserta didik yang menjawab pertanyaan
harus memastikan jawabannya jelas dan mudah
dipahami oleh semua peserta NHT.
6. Jika ada peserta didik yang membutuhkan
penjelasan lebih lanjut, maka diskusi dapat
berlanjut sampai seluruh peserta memahami
dengan jelas topik yang dibahas.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 217


Fase 3: Berpikir Bersama
Dari pertanyaan pada fase kedua tersebut, peserta
didik bersama kelompoknya membahas dan
menyatukan pendapatnya. Pada fase berpikir
bersama, Pendidik memberikan LKPD pada setiap
kelompok yang dibentuk. Langkah-langkah dalam
fase berpikir bersama sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik ke dalam kelompok kecil
(biasanya terdiri dari 3-5 orang) dan berikan
nomor kepada masing-masing anggota.
2. Setelah terbentuk kelompok maka akan ada
kelompok 1, 2, dan seterusnya. Penomoran
untuk kelompok akan menjadi “NHT-122”
dengan 3 digit dibelakang NHT, artinya
1 menandakan kelompok 1 sedangkan 22 adalah
nomor peserta didik berdasarkan absen. Misalkan
“NHT-314”, artinya peserta didik tersebut berada
di kelompok 3 dengan absen nomor 14.
3. Setiap kelompok diberikan LKPD oleh Pendidik.
Topik dan masalah tersebut relevan dengan
materi yang sedang dipelajari.
4. Berikan waktu untuk anggota kelompok
berdiskusi dan saling bertukar pikiran mengenai
topik atau masalah yang diberikan pada LKPD.
Pastikan setiap anggota kelompok terlibat aktif
dalam diskusi dan memberikan kontribusi yang
setara.
5. Setelah diskusi selesai, minta setiap anggota
kelompok untuk menuliskan jawaban mereka
pada selembar kertas.
Fase 4: Menjawab
Pada fase ini, Pendidik memanggil suatu nomor
tertentu dengan cara acak sesuai dengan pembagian
nomor, kemudian peserta didik yang sesuai dengan
nomor yang dipanggil Pendidik mengacungkan
tangan dan menjawab pertanyaan Pendidik tadi untuk
dijawab kepada seluruh kelas. Langkah-langkah
dalam menjawab sebagai berikut:
1. Dengarkan dengan saksama pertanyaan atau
pernyataan yang diberikan oleh Pendidik.
2. Diskusikan pertanyaan atau pernyataan tersebut
dengan anggota kelompok lainnya dan cari
jawaban yang paling tepat atau relevan dengan
konteks yang diberikan.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 218


3. Setelah anggota kelompok telah mencapai
kesepakatan mengenai jawaban, tuliskan
jawaban tersebut pada selembar kertas.
4. Nomor kertas tersebut sesuai dengan nomor yang
telah diberikan pada masing-masing anggota
kelompok.
5. Selanjutnya, Pendidik akan memilih nomor
secara acak dan anggota kelompok yang memiliki
nomor tersebut harus mempresentasikan jawaban
kelompok dengan jelas dan tepat.
6. Anggota kelompok yang lain harus
mendengarkan presentasi dengan baik dan
membantu anggota kelompok yang sedang
mempresentasikan jawabannya jika ada yang
kurang jelas atau salah.
Fase 5: Penilaian dan pemberian tanggapan
Pada fase ini, Pendidik meminta peserta didik yang
lain untuk memberikan tanggapan, jawaban dan
masukannya terhadap hasil jawaban peserta didik
pada fase 4. Selanjutnya Pendidik memanggil dan
menunjuk nomor yang lain. Kegiatan ini dilakukan
berulang-ulang sampai berakhirnya nomor pada
peserta didik dan menyesuikan dengan alokasi waktu.
Langkah-langkah dalam penilaian dan pemberian
tanggapan sebagai berikut:
1. Pertama, tentukan kriteria penilaian yang jelas
dan terukur. Kriteria ini dapat mencakup
kemampuan peserta didik dalam mengikuti
aturan NHT, partisipasi mereka dalam diskusi,
kemampuan mereka dalam memecahkan
masalah atau menjawab pertanyaan, dan
sebagainya.
2. Berikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Dalam presentasi ini, setiap anggota kelompok
harus berbicara dan menjelaskan bagaimana
mereka mencapai jawaban atau pemecahan
masalah serta merangkum jawaban hasil akhir
dari diskusi antar kelompok.
3. Setelah presentasi selesai, berikan tanggapan
positif dan konstruktif kepada setiap kelompok.
Pujilah mereka untuk upaya mereka dalam
bekerja sama dan menyelesaikan tugas.
Kemudian, berikan kritik yang konstruktif jika ada
kesalahan atau kekurangan dalam jawaban
mereka.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 219


4. Berikan umpan balik individu kepada setiap
anggota kelompok. Ini dapat dilakukan melalui
diskusi singkat atau melalui komentar tertulis
pada kertas atau formulir penilaian. Berikan
umpan balik yang konstruktif dan bermanfaat
untuk membantu peserta didik meningkatkan
kinerja mereka di masa depan.
5. Terakhir, berikan kesempatan bagi peserta didik
untuk memberikan umpan balik tentang teknik
pembelajaran ini. Dengan cara ini, Anda dapat
mengetahui pendapat mereka tentang kelebihan
dan kekurangan NHT dan apakah teknik ini
efektif dalam membantu mereka belajar.
Fase 6: Kesimpulan
Agar tidak menimbulkan kerancuan atau salah
persepsi pada peserta didik, maka pada fase ini
langkah Pendidik adalah memberikan kesimpulan dan
penjelasan atas pertanyaan dari jawaban yang
disampaikan peserta didik.
Akhir Pembelajaran Pendidik memberikan evaluasi dan refleksi
Pendidik memberikan penguatan pengalaman belajar
peserta didik dengan menyimpulkan hasil diskusi dan
pembahasan yang telah dilakukan.
Pendidik memberikan tugas pendalaman dan
pengayaan.
Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan doa dan
salam.

Tabel 4.45 Kegiatan Pembelajaran dengan Sintaks dan Alokasi


Waktu pada Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
untuk CK-4
Alokasi Waktu (3 x
Tahapan Kegiatan Aktivitas Pembelajaran
45’)
Kegiatan a. Apersepsi 3’
Pendahuluan b. Motivasi 3’
c. Tujuan Pembelajaran 4’
Kegiatan Inti a. Orientasi Masalah 10’
b. Pengorganisasian
peserta didik untuk
belajar 5’
c. Membimbing
penyelidikan mandiri
atau kelompok
30’

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 220


d. Mengembangkan dan
menyajikan hasil 30’
karya
e. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
20’
Kegiatan Penutup a. Evaluasi 20’
b. Refleksi 8’
c. Penutupan 2’

Tabel 4.46 Contoh Skenario Pembelajaran CK-4 Konten


Statistika dan Peluang Konteks Sosial untuk CK-4
Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal 1. Menyampaikan salam
Pembelajaran 2. Mengajak peserta didik untuk berdoa
3. Melakukan presensi atau mengecek
kehadiran peserta didik (tidak harus
dipanggil satu per satu)
4. Menanyakan kondisi dan aktivitas yang
telah dilakukan peserta didik
5. Menyapa beberapa peserta didik yang
dianggap perlu perhatian
6. Melakukan tanya jawab tentang
keseharian peserta didik (pertanyaan
sedapat mungkin sejalan dengan materi
pembelajaran yang akan dilakukan)
7. Menceritakan hal penting yang menarik
yang perlu diperhatikan peserta didik
8. Mendorong semangat belajar peserta didik
9. Menyampaikan fenomena atau peristiwa
aktual yang ada di lingkungan peserta
didik
10. Membuat teka-teki edukatif sebagai ice
breaking agar terbangun suasana belajar
yang kondusif
11. Melakukan apersepsi tentang materi-
materi yang pernah dipelajari
12. Melakukan pre-reading (pra Numerasi)
terkait dengan materi ajar yang akan
dipelajari

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 221


13. Menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar
yang akan dilakukan hari itu
14. Mengecek kesiapan peserta didik untuk
memulai pelajaran
15. Teknik-teknik lainnya yang sesuai dengan
kondisi peserta didik dan lingkungannya
Inti Pembelajaran Fase 1: Orientasi Peserta Didik pada Masalah
1. Identifikasi masalah: Pada awalnya,
penting untuk membantu peserta didik
mengidentifikasi masalah yang ingin
dipecahkan atau diatasi. Dalam hal ini,
Pendidik dapat memberikan beberapa
contoh masalah yang umum dihadapi oleh
peserta didik, atau meminta peserta didik
untuk mengidentifikasi masalah yang
mereka hadapi.
2. Analisis masalah: Setelah identifikasi
masalah dilakukan, selanjutnya adalah
menganalisis masalah secara lebih
mendalam. Pendidik dapat membantu
peserta didik untuk mengumpulkan
informasi dan data terkait masalah yang
dihadapi, dan membantu mereka untuk
mengidentifikasi penyebab dan dampak
dari masalah tersebut.
3. Pengembangan solusi: Setelah masalah
dan penyebabnya teridentifikasi, peserta
didik dapat diminta untuk
mengembangkan beberapa solusi untuk
mengatasi masalah tersebut. Pendidik
dapat membantu peserta didik untuk
mempertimbangkan pro dan kontra dari
setiap solusi yang diusulkan, dan
membantu mereka untuk memilih solusi
yang paling tepat.
4. Implementasi solusi: Setelah solusi yang
tepat dipilih, selanjutnya adalah
mengimplementasikan solusi tersebut.
Pendidik dapat membantu peserta didik
untuk membuat rencana tindakan yang
jelas dan spesifik, dan membantu mereka

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 222


untuk mempersiapkan semua yang
diperlukan untuk mengimplementasikan
solusi tersebut.
5. Evaluasi hasil: Setelah solusi
diimplementasikan, penting untuk
mengevaluasi hasilnya. Pendidik dapat
membantu peserta didik untuk menilai
apakah solusi yang diimplementasikan
telah berhasil mengatasi masalah yang
dihadapi, dan apakah ada aspek yang
masih perlu ditingkatkan atau diperbaiki.
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok heterogen yang berbeda
kemampuan dan jenis kelamin, terdiri dari
4-5 anggota, dan duduk saling berhadapan
2. Pendidik memfasilitasi peserta didik
dengan membagikan media kertas karton
atau kertas plano dan spidol berwarna
untuk menuangkan ide jawaban masing-
masing kelompok.
3. Pendidik menjelaskan bagaimana proses
pembelajaran hari ini. Sebagai contoh
adalah sebagai berikut:
a. Pendidik terlebih dahulu
menginformasikan cara atau petunjuk
mengerjakan masalah
b. Pendidik menginformasikan bahwa
peserta didik akan diminta menyajikan
jawaban dalam bentuk gambar,
argument, dan dalam bentuk bagian
yang akan di dapat masing-masing
anak. Setiap kelompok bisa
menyajikan jawaban yang berbeda
sesuai dengan imajinasinya dan harus
disertakan alasan logis.
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok
Pendidik dapat memberikan bimbingan secara
berkala pada masing-masing kelompok peserta

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 223


didik. Pada tahap ini pendidik hanya sebagai
fasilitator kelompok diskusi, peserta didik yang
lebih banyak berperan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Bapak/Ibu dapat
bergerak aktif untuk meninjau secara langsung
diskusi kelompok masing-masing. Dan
memberikan bimbingan ringan kepada
kelompok yang membutuhkan.
1. Pendidik memberikan peserta didik waktu
untuk bekerja.
2. Pendidik melakukan kunjungan ke setiap
kelompok, melihat bagaimana peserta didik
bekerja, dan mengecek per kelompok
apakah LKPD yang berisikan masalah sudah
terisi atau belum.
3. Tentu tingkat kesulitan yang akan dialami
masing-masing kelompok akan berbeda.
Bapak/Ibu dapat memberikan beberapa
pertanyaan pemantik untuk membantu
menjembatani peserta didik dalam
menyelesaikan masalahnya di dalam LKPD.
4. Jika ada yang tidak dipahami oleh peserta
didik, silahkan pendidik menjelaskan, baik
itu terhadap kelompok yang bertanya atau
menjelaskan di papan tulis. Namun
sebaiknya pendidik tidak menjelaskan
secara penuh, namun hanya memberikan
penjelasan singkat atau gambaran cara
mengerjakan LKPD, bukan memberikan
jawaban LKPD.
5. Pendidik mengingatkan kembali untuk
menyalin jawaban pada kertas karton dan
menempelkan hasil diagram lingkaran pada
kertas karton dan menjelaskan argumennya.
6. Pada tahap ini juga, pendidik dapat
melakukan penilaian dari aspek kerja sama,
keaktifan peserta didik di dalam diskusi
kelompok
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 224


1. Peserta didik mempresentasikan jawaban
kelompoknya di depan kelas secara
bergantian.
2. Pendidik meminta peserta didik dan
kelompok lainnya memperhatikan dan
menyimak penjelasan dari kelompok yang
tampil. Jika waktu tidak memungkinkan
untuk peserta didik tampil, cukup
perwakilan 1 atau 2 kelompok saja.
Namun, sebaiknya Pendidik menempel
semua pekerjaan peserta didik di papan
tulis atau di dinding kelas sehingga peserta
didik merasa bahwa pekerjaan mereka
dihargai dan dinilai oleh Pendidik.
Pendidik bisa mengarahkan kelompok lain
saling berkunjung hasil karya satu sma
lainnya.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Pendidik dapat memberi kesempatan
kepada seluruh peserta didik untuk
memberikan komentar dari jawaban
kelompok lain dan Pendidik menguatkan
jawaban-jawaban yang ada.
2. Jika terdapat perbedaan pendapat,
pendidik memberikan penguatan jawaban
mana yang benar sehingga pemahaman
peserta didik tidak terputus.
3. Pendidik bisa memberikan reward atau
penghargaan terhadap kelompok yang
tampil terbaik, atau dengan kelompok
yang teraktif. Contoh: memberikan
emoticon/ gambar bintang/ tepuk tangan/
memberikan poin tambahan kepada
kelompok terbaik.
Akhir Pendidik memberikan refleksi dan kesimpulan
Pembelajaran Pada tahap refleksi pendidik dapat menggali
tingkat pemahaman peserta didik serta kesulitan
yang dihadapinya. Beberapa pertanyaan dapat
diajukan oleh pendidik untuk merefleksi
pemahaman peserta didik serta mengetahui

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 225


kesulitan yang dihadapi peserta didik. Berikut
adalah contoh lembar refleksi. Lembar refleksi
ini dapat dibagikan ke setiap peserta didik
Pendidik memberikan penguatan pengalaman
belajar peserta didik dengan menyimpulkan
hasil diskusi dan pembahasan yang telah
dilakukan.
Nah, anak-anak, sekarang mari kita simpulkan
bagaimana merepresentasikan data ke diagram
lingkaran?
Kesulitan apa yang kalian dapatkan pada
pembelajaran hari ini?
Bagaimana cara membentuk besar sudut dalam
merepresentasikan data ke diagram lingkaran?

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran model


pembelajaran Discovery Learning untuk mengajarkan
kompetensi CK-5.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 226


Persiapan Pembelajaran
Dalam mempersiapkan pembelajaran, Bapak/Ibu sebaiknya
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
● Bagaimana strategi Bapak/ibu dalam pemberian
pembelajaran berdiferensiasi, bermakna, dan kontekstual?
● Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menghubungkan materi
prasyarat sifat urutan bilangan bulat?
● Hal apa saja yang harus dipertimbangkan dalam
membentuk kelompok agar diskusi kelompok menjadi aktif,
bermakna, dan kolaboratif?
● Kesalahpahaman (miskonsepsi) apa saja yang sering
dilakukan oleh peserta didik dalam memodelkan atau
menerapkan strategi pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan sifat urutan bilangan rasional?

Awal Pembelajaran
Pembelajaran di awali dengan menyapa peserta didik, berdo’a,
dan menanyakan kehadiran siswa.
Sebelum membahas materi sifat urutan bilangan rasional, guru
diharapkan dapat menjelaskan pengalaman belajar yang akan
didapat peserta didik setelah mempelajari materi ini. Hal ini dapat
direalisasikan melalui kegiatan apersepsi dan motivasi berikut.

1. Apersepsi
Pada tahap apersepsi, guru memberikan ilustrasi tentang
“Pertumbuhan Kecambah” sebagai salah satu bentuk
pengaplikasian sifat urutan bilangan rasional dalam
kehidupan sehari-hari melalui LKPD. Minta peserta didik
untuk membuka LKPD, kemudian memaknai bahan
bacaan tersebut. Setelah itu, guru memberikan pertanyaan
pemantik dan meminta peserta didik untuk memikirkan
dan mencoba mendapatkan solusi alternatif terhadap
pertanyaan tersebut. Berikut contoh tuturan kepada peserta
didik, bahan bacaan atau stimulus mengenai Pertumbuhan
Kecambah beserta pertanyaan pemantiknya.

2. Motivasi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 227


Dalam memotivasi peserta didik, guru mengarahkan
peserta didik untuk mengetahui beberapa permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan
dengan Sifat urutan bilangan rasional.

3. Tujuan Pembelajaran
Bapak/Ibu boleh menyampaikan tujuan pembelajaran
langsung kepada peserta didik atau menunjuk peserta didik
yang mempunyai gaya belajar audio atau kinestetik untuk
membacakan tujuan pembelajaran yang ditampilkan
melalui proyektor atau pada lembar kerja peserta didik
(LKPD).

Inti Pembelajaran
Bapak/Ibu, tahap inti pembelajaran merupakan tahap penting
dalam upaya pemberian pengalaman pembelajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pada
kegiatan inti, disediakan LKPD yang dapat mengakomodir
sintaks pembelajaran Discovery Learning dan juga
memfasilitasi gaya belajar peserta didik yang auditory,
kinestetik, dan visual sehingga pembelajaran lebih aktif,
komunikatif, bermakna, dan kolaboratif.
1. Tahap Memberi Stimulus
Pada tahap ini, Bapak/Ibu mengarahkan aktivitas peserta
didik pada CK-5.
2. Tahap mengidentifikasi masalah
Pada tahap ini, Bapak/Ibu memberikan beberapa
pertanyaan pemantik sebagai bentuk identifikasi masalah.
3. Tahap mengumpulkan data
Bapak/Ibu, pada tahap ini secara berkelompok, peserta
didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual
berdasarkan minat atau gaya belajar peserta didik baik
melalui internet, buku di perpustakaan, maupun
wawancara guru mata pelajaran yang lain. Guru dapat
menyesuaikan kebutuhan dengan fasilitas yang ada di
madrasah. Jika di madrasah ada laboratorium komputer

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 228


atau perpustakaan, maka arahkan peserta didik
menggunakan fasilitas tersebut. Namun jika tidak ada,
maka guru mengarahkan peserta didik untuk
mewawancarai guru lainnya.
4. Tahap mengolah data
Pada tahap ini, motivasi peserta didik untuk berani
mencoba, jika belum tepat, ayo perbaiki. Ulangi sampai
mendapatkan hasil yang sesuai. Minta peserta didik
mengaitkan hasil pengolahan data dengan urutan bilangan
rasional. Peserta didik diarahkan untuk mencatat hasil
temuan dalam bentuk yang menarik sesuai dengan
kreativitas masing-masing peserta didik. Peserta didik boleh
merangkum hasil temuan dalam bentuk mind mapping,
piktogram, diagram alur, tulisan indah (lettering),
menggunakan media PowerPoint, merekam Audio,
merekam Video, membuat Podcast, dan lain-lain. Jika
Bapak/Ibu khawatir dengan alokasi waktu, Bapak/Ibu boleh
menyediakan alat atau medianya terlebih dahulu.
5. Tahap Memverifikasi Data
Pada tahap ini, setiap kelompok mempresentasikan solusi
alternatif yang telah ditetapkan benar dan tepat oleh guru.
Sedangkan kelompok lain, menyimak dan memverifikasi
jawaban dengan yang telah dipresentasikan sehingga setiap
peserta didik mendapat informasi yang lebih utuh dan
lengkap, tidak hanya hasil temuannya melainkan hasil
temuan kelompok lainnya.
6. Tahap Menarik Kesimpulan
Bapak/Ibu, setelah mendapatkan solusi, peserta didik perlu
menjelaskan makna solusi tersebut ke dalam konteks
permasalahan yang ada. Pada tahap ini, guru menunjukkan
konsep yang benar dan sesuai kepada peserta didik
mengenai materi yang telah dipelajari. Kemudian salah satu
kelompok menyampaikan kesimpulan berdasarkan hasil
diskusi.

Akhir Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 229


Pada tahap ini, disajikan evaluasi dan refleksi, serta pendalaman
dan pengayaan kepada peserta didik. Tahap evaluasi digunakan
untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan
pembelajaran. Refleksi dilakukan di akhir pembelajaran, setelah
proses evaluasi. Sedangkan pendalaman diberikan untuk peserta
didik yang belum mencapai kompetensi yang ingin dicapai.

Refleksi
Bapak/Ibu, refleksi adalah kegiatan yang dirancang oleh guru
dalam memfasilitasi bagaimana peserta didik mampu
mendeskripsikan pembelajaran yang telah dilaluinya. Tujuan
refleksi yaitu meningkatkan kesadaran peserta didik mengenai
bagaimana ia belajar, sehingga pada pembelajaran selanjutnya ia
berusaha lebih maksimal. Pada tahap ini, guru juga akan lebih
mengenal peserta didik.

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran model


pembelajaran Inquiry untuk mengajarkan kompetensi CK-5.

Persiapan Pembelajaran
Dalam mempersiapkan pembelajaran, Bapak/Ibu sebaiknya
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
● Bagaimana strategi Bapak/ibu dalam pemberian
pembelajaran berdiferensiasi, bermakna, dan kontekstual?
● Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menghubungkan materi
prasyarat menyajikan diagram batang ganda?
● Hal apa saja yang harus dipertimbangkan dalam
membentuk kelompok agar diskusi kelompok menjadi aktif,
bermakna, dan kolaboratif?
● Kesalahpahaman (miskonsepsi) apa saja yang sering
dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan perhitungan
untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari pada
konteks personal berkaitan dengan penyajian data dalam
bentuk diagram batang ganda?

Awal Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 230


Pembelajaran di awali dengan menyapa peserta didik, berdo’a,
dan menanyakan kehadiran siswa.
Sebelum membahas materi penyajian data dalam bentuk diagram
batang ganda, guru diharapkan dapat menjelaskan pengalaman
belajar yang akan didapat peserta didik setelah mempelajari
materi ini. Hal ini dapat direalisasikan melalui kegiatan apersepsi
dan motivasi berikut.
1. Apersepsi
Pada tahap apersepsi, guru memberikan pertanyaan
pemantik dan meminta peserta didik untuk memikirkan
dan mencoba mendapatkan solusi alternatif terhadap
pertanyaan tersebut.
2. Motivasi
Dalam memotivasi peserta didik, guru mengarahkan
peserta didik untuk mengetahui beberapa permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan
dengan menyajikan data dalam bentuk diagram batang
ganda.
3. Tujuan Pembelajaran
Bapak/Ibu boleh menyampaikan tujuan pembelajaran
langsung kepada peserta didik atau menunjuk peserta didik
yang mempunyai gaya belajar audio atau kinestetik untuk
membacakan tujuan pembelajaran yang ditampilkan
melalui proyektor atau pada lembar kerja peserta didik
(LKPD).

Inti Pembelajaran
Bapak/Ibu, tahap inti pembelajaran merupakan tahap penting
dalam upaya pemberian pengalaman pembelajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pada
kegiatan inti, disediakan LKPD yang dapat mengakomodir sintaks
pembelajaran Inquiry dan juga memfasilitasi gaya belajar peserta
didik yang auditory, kinestetik, dan visual sehingga pembelajaran
lebih aktif, komunikatif, bermakna, dan kolaboratif.

Tahap merumuskan masalah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 231


Pada tahap ini, peserta didik mengamati permasalahan atau
persoalan yang mengandung teka-teki atau konsep yang jelas
yang diberikan guru. Peserta didik membuat pertanyaan mereka
sendiri, dan mencari pola atau hubungan yang mungkin ada.
Guru dapat membimbing peserta didik untuk merumuskan
masalah.

Tahap merumuskan hipotesis


Setelah peserta didik membuat berbagai pertanyaan dari
permasalahan yang diberikan guru, pada tahap ini guru
mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara dari
berbagai pertanyaan yang mereka peroleh.

Tahap mengumpulkan data


Setelah peserta didik merumuskan jawaban sementara dari
pertanyaan yang telah dirumuskan, pada tahap ini, peserta didik
bersama teman satu kelompok mengumpulkan data tentang apa
saja pertanyaan dan rumusan jawaban yang telah mereka peroleh
masing-masing dan saling berdiskusi.

Tahap menguji hipotesis


Setelah peserta didik mengumpulkan data yang sudah disepakati
dalam kelompok, pada tahap ini, peserta didik mempresentasikan
hasil yang sudah mereka dapatkan. Beberapa kelompok dapat
menampilkan hasil diskusi mereka dan saling memberikan
pertanyaan dan tanggapan sehingga peserta didik dapat
memahami materi yang sedang mereka pelajari.

Tahap membuat kesimpulan


Pada tahap ini, guru membimbing peserta didik untuk membuat
kesimpulan dari langkah-langkah sebelumnya, dan menemukan
konsep dari materi yang sudah dipelajari.

Akhir Pembelajaran
Pada tahap ini, disajikan evaluasi dan refleksi, serta pendalaman
dan pengayaan kepada peserta didik. Tahap evaluasi digunakan
untuk mengukur ketercapaian in indikator dan tujuan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 232


pembelajaran. Refleksi dilakukan di akhir pembelajaran, setelah
proses evaluasi. Sedangkan pendalaman diberikan untuk peserta
didik yang belum mencapai kompetensi yang ingin dicapai.
Pengayaan dipersiapkan untuk peserta didik yang sudah
mencapai kompetensi pada CK-5. Setelah itu, guru dapat
menutup pembelajaran dan memberi penghargaan kepada
kelompok terbaik.

Refleksi
Bapak/Ibu, refleksi adalah kegiatan yang dirancang oleh guru
dalam memfasilitasi bagaimana peserta didik mampu
mendeskripsikan pembelajaran yang telah dilaluinya. Tujuan
refleksi yaitu meningkatkan kesadaran peserta didik mengenai
bagaimana ia belajar, sehingga pada pembelajaran selanjutnya
ia berusaha lebih maksimal.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 233


Tabel 4.47 Skenario Pembelajaran CK-6 Konten Geometri dan
Pengukuran dengan Pendekatan Saintifik
Tahap Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
(dalam
menit)
Awal Guru mengucapkan salam dan peserta didik 1
Pembelajaran menjawab salam, dilanjutkan berdoa bersama
dipimpin oleh guru.
Guru melakukan presensi atau mengecek 1
kehadiran peserta didik.
Guru memberi apersepsi kepada peserta didik. 3
Pada tahap ini Bapak/ibu dapat memberikan
ilustrasi mengenai benda ruang yang ada disekitar
peserta didik, misalnya benda bangun ruang yang
ada di dalam kelas, atau bapak/ibu dapat
membawa gambar berupa macam-macam
aquarium, atau bapak/ibu guru dapat membawa
beberapa jenis minuman dalam kemasan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang 2
akan dilakukan hari ini adalah dengan diskusi
kelas
Guru memberi motivasi tentang pentingnya 3
materi pembelajaran kepada peserta didik
Pada tahap ini Bapak/ibu dapat mengarahkan
peserta didik untuk mengetahui beberapa
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang
dapat diselesaikan dengan volum bangun ruang
Inti Fase 1: Mengamati 20
Pembelajaran Guru membagikan LKPD kepada masing-masing
peserta didik, dan menginstruksikan agar peserta
didik mengamati teks bacaan dan sketsa rancangan
kolam ikan
Setelah peserta didik menerima LKPD, Bapak/ibu
dapat memberikan arahan agar peserta didik
mengisi biodata pada LKPD tersebut. Setelah itu,
Bapak/ibu dapat mengarahkan peserta didik untuk
mengidentifikasi bangun ruang yang ada pada
sketsa dan mencatat keterangan apa saja yang ada
pada gambar pada LKPD (seperti panjang sisi
setiap bangun ruang, persamaan satuan pada
masing-masing panjang sisi)
Fase 2: Menanya 15
Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang hal yang belum
dipahami atau hal yang membingungkan dari

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 234


permasalahan yang ada (termasuk sketsa) yang
diamati.
Pada tahap ini Bapak/ibu dapat mengarahkan
peserta didik untuk mencatat hal yang belum
dipahami setelah peserta didik melakukan fase 1.
Setelah mencatat pertanyaan di LKPD, peserta
didik diminta untuk mengutarakan pertanyaan
dalam diskusi kelas, dan meminta peserta didik
yang lain membantu untuk menjawab pertanyaan
tersebut
Fase 3: Menalar 15
Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik lain untuk berpikir atau menalar dengan cara
mencoba menjawab pertanyaan peserta didik pada
kegiatan sebelumnya
Pada tahap ini Bapak/ibu dapat mengarahkan
peserta didik untuk memperhatikan soal pada
LKPD. Bapak/ibu dapat meminta peserta didik
untuk memikirkan dan mencatat pada LKPD
maksud dari soal yang telah disediakan.
Fase 4: Mencoba 30
Guru memberikan waktu kepada peserta didik
untuk mencoba menyelesaikan masalah yang ada
di dalam LKPD.
Pada tahap ini Bapak/ibu dapat mengarahkan
peserta didik untuk mengerjakan sesuai dengan
maksud dari soal yang telah disediakan.
Fase 5: Mengomunikasi 20
Guru memilih peserta didik yang ingin
mempresentasikan hasil pengerjaan LKPD di
depan kelas (misalkan diambil 3 orang).
Peserta didik yang tidak terpilih diinstruksikan
untuk memperhatikan presentasi temannya dan
diberi kesempatan untuk bertanya atau
menyampaikan pendapat terkait hal yang berbeda
dari hasil pengerjaan LKPD dengan yang
dipresentasikan temannya.
Akhir Guru memberikan evaluasi berbentuk soal yang 20
Pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran kepada
peserta didik
Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik 1
yang presentasi dan aktif dalam diskusi kelas
Guru memberikan saran agar peserta didik yang 1
belum aktif dapat ikut aktif berdiskusi pada
pembelajaran beikutnya

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 235


Guru menyampaikan tugas pendalaman yang 2
harus dikerjakan peserta didik kemudian
menyampaikan agar peserta didik mempelajari
materi selanjutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa 1
bersama, dan diakhiri dengan salam

Berikut adalah beberapa contoh tuturan dalam penyampaian


kegiatan pada setiap tahap pembelajaran yang sudah ada pada
Tabel.

Tahap Awal Pembelajaran


Memulai Guru : “Assalamu'alaikum Wr. Wb., apa kabar
pembelajaran anak-anak ibu yang hebat,
Peserta didik : “Alhamdulillah, baik ibu”
Guru : “Alhamdulillah, semoga kita selalu dalam
keadaan sehat dan semangat belajar ya. Sebelum
kita memulai pelajaran mari kita berdoa dulu ya,
berdoa dimulai”
Guru : “Berdoa selesai."
Melakukan Guru : “Ketua kelas, apakah hari ini ada yang tidak
presensi masuk?"
Ketua kelas : “Lengkap ibu”
Guru : "Alhamdulillah, anak-anak lengkap hari ini,
kalau begitu ibu mulai pembelajarannya ya"
Peserta didik : Baik ibu.“
Memberi Guru : "Anak-anak, pernah melihat aquarium?
apersepsi Peserta didik: ”Pernah ibu”
Guru : “Alhamdulillah, sekarang coba perhatikan
gambar yang ibu tampilkan. Kira-kira aquariumnya
berbentuk apa ya?
Peserta didik A : "Saya bu"
Guru : "ya dipersilahkan"
Peserta didik A "gambar 1 dan 2 berbentuk kotak
bu, gambar 3 berbentuk bukan kotak, seperti
bentuk galon"
Guru : "ya betul sekali, jawabannya bagus dan
tepat"
Menyampaikan Guru : "Anak-anak Ibu yang hebat, dengan adanya
tujuan pertemuan ini Ibu harap kalian mampu
pembelajaran mengidentifikasi informasi berkenaan dengan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 236


bangun ruang sisi datar, mampu menentukan
penyelesaian masalah berkenaan dengan volume
bangun ruang, dan mampu menafsirkan hasil
penyelesaian masalah berkenaan dengan volume
bangun ruang"
Memberikan Guru : “Anak-anak ibu yang hebat, tadi kalian
motivasi sudah mampu menentukan bangun ruang yang
datar dan tidak. Sekarang coba jawab pertanyaan
ibu, yang pertama, Anak-anak ibu saat ini dengan
mudah dapat menemukan beberapa makanan atau
minuman yang disajikan dalam kemasan, seperti
susu, santan, teh, kopi, dll. Menurut kalian
apakah berat dalam minuman tersebut sama ? ”
Peserta didik B : “bisa sama bisa berbeda bu,
tergantung dari ukuran kemasannya”
Guru :”Bagus sekali B, lanjut ke pertanyaan
selanjutnya anak-anak ibu yang sudah mengikuti
pelajaran berenang, pada saat berenang apakah
jenis kedalaman kolam renang kalian sama dengan
kedalaman kolam kakak kelas?
Peserta didik C :”Tidak sama bu, karena kakak
tingkat lebih tinggi dan lebih pandai berenang.
Biasanya kolam renang kakak tingkat lebih dalam
bu.”
Guru:”Terimakasih C, terakhir pada pelajaran
agama ukuran daya tampung air untuk bersuci
adalah minimal dua kulah air pada sebuah kolam
dengan ukuran hasta. Untuk menentukan batasan
tersebut kira-kira kita dapat menggunakan konsep
apa ya ?
Peserta didik D : ”Mengetahui seberapa banyak
airnya ibu, baru dilihat dua kulah itu berapa
hasta”
Guru : “Alhamdulillah luar biasa jawaban kalian,
ketiga hal tersebut merupakan contoh
permasalahan yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan konsep volume bangun ruang. Oleh
karena itu anak-anak ibu harus semangat dalam
mempelajari volume bangun ruang.”
Peserta didik : “Siap ibu”

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 237


Tahap Inti Pembelajaran
Fase 1: Mengamati
"Anak-anak Ibu bagikan LKPD ya, silahkan kalian amati apa
permasalahan yang terdapat pada teks bacaan dan gambar yang
disediakan.
Kalian dapat menuliskan informasi apa saja yang ada pada LKPD yang
telah ibu bagikan. Jangan lupa perhatikan satuan yang terdapat pada
permasalahan tersebut ya”
Fase 2: Menanya
Suara Guru "Setelah mengamati permasalahan yang ada, apakah ada
hal yang ingin ditanyakan? Kalian dapat menuliskan hal-hal yang
belum dipahami dari permasalahan tersebut di LKPD.”
Setelah peserta didik menuliskan pertanyaan di LKPD, berikan
kesempatan peserta didik menyampaikan secara langsung pertanyaan
tersebut, dan memberikan kesempatan peserta didik yang lain untuk
menjawab. Hal ini dilakukan agar tercipta diskusi kelas.
Suara guru :"Adakah dari kalian yang kurang mengerti atau bingung
tentang permasalahan yang ada ? Silahkan angkat tangan jika ada hal
yang kurang dimengerti"
Peserta didik A: “Saya bu”
Suara guru : ya dipersilahkan
Peserta didik A: “terimakasih ibu, ini satuannya kan tidak sama, dan
bentuk permukaan pada kolam 1 berbeda-beda, ada yang berbentuk
persegi ada yang berbentuk persegi panjang, ini bagaimana ibu, saya
kurang paham?"
Kemudian akan terjadi diskusi kelas kurang lebih sebagai berikut :
Suara guru "Anak-anak Ibu, ini ada pertanyaan dari temannya, kira-
kira siapa yang mau mencoba menjawab ?”
Suara peserta didik 1" saya bu"
Suara guru "ya dipersilahkan"
Suara peserta didik 1 "untuk satuan lebih baik disamakan dahulu"
Suara guru "wah hebat, terimakasih ya, jawabannya benar. Ada lagi
yang mau menambahkan untuk pertanyaan kedua"
Suara peserta didik 2 "Saya mau coba bu. “
Suara guru "ya dipersilahkan"
Suara peserta didik 2 "kolam satu itu terdiri dari beberapa persegi
panjang, karena panjang, lebar dan tinggi kolam berbeda, sedangkan
kolam dua terdiri dari persegi karena panjang, lebar, dan tingginya
sama"
Suara guru "Benar sekali. Bagaimana tadi yang bertanya, apakah
sudah bisa dipahami ?”

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 238


Suara peserta didik yang bertanya "Alhamdulillah sudah ibu.“
Fase 3: Menalar
Suara Guru : “Anak-anak, tadi diskusi yang luar biasa. Terimakasih
yang sudah menjawab sehingga teman nya sudah tidak bingung lagi.
Jadi kalau begitu untuk menjawab permasalahan pada LKPD materi
apa yang sesuai anak-anak?
Suara beberapa peserta didik "volume bangun ruang ibu, volume
balok dan volume kubus"
Suara Guru : “ya betul sekali, luar biasa anak-anak ibu. Nah sekarang
perhatikan soal yang ada di LKPD kalian. Coba identifikasi maksud
dari soal nomor 1 sampai nomor 3 ya. Silahkan tuliskan pada LKPD
yang sudah disediakan”
Fase 4: Mencoba
Suara guru “Apakah sudah selesai mengidentifikasi maksud dari soal
yang sudah disediakan ?
Suara peserta didik : “sudah ibu”
Suara guru "Alhamdulillah, jadi sekarang silahkan kalian kerjakan
soal-soal yang ada di LKPD ya.“
Suara peserta didik " baik bu"
Fase 5: Mengkomunikasi
Suara guru "Bagaimana anak-anak, sudah selesai mengerjakan soal-
soal di LKPD ? Apabila sudah selesai coba ceritakan hasil pengerjaan
tadi dalam bentuk narasi pada LKPD yang sudah disediakan ya.
Suara guru : “Sudah selesai mendeskripsikan hasil penyelesaiannya?
Coba ibu ingin tahu siapa nih yang berani mempresentasikan hasil
jawaban di depan kelas, ibu pilih tiga orang untuk maju ya"
Suara peserta didik "Saya bu, saya bu"
Suara guru "Baik Ibu pilih A, B, C (nama siswa). Silahkan maju dan
mempresentasikan secara bergantian ya, dimulai dari A, B, dan
terakhir C. Bagi yang tidak presentasi silahkan menyimak dan jika ada
yang ingin ditanyakan silahkan angkat tangan setelah presentasi
selesai”

Tahap akhir pembelajaran


Memberikan “Anak-anak setelah kalian mengerjakan
Evaluasi permasalahan yang ada di LKPD, silahkan kerjakan
soal evaluasi yang sudah disediakan. Waktu
pengerjaan 20 menit ya”
Memberikan “Terima kasih untuk anak-anak Ibu yang sudah
apresiasi aktif dalam diskusi tadi (baik yang presentasi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 239


maupun yang menanggapi), Ibu harap untuk
berikutnya lebih teliti dalam membaca dan
menyelesaikan masalah terkait volume bangun
ruang sisi datar. Mari sama-sama kita beri tepuk
tangan untuk pembelajaran yang luar biasa ini. Ibu
harap anak-anak Ibu yang belum aktif dapat
berpartisipasi pada pertemuan selanjutnya ya. Bagi
anak-anak yang sudah presentasi dan aktif dalam
diskusi ibu berikan point tambahan pada buku
catatan keaktifan ya."
Memberikan "Dari pertemuan hari ini ada banyak hal yang dapat
saran kita peroleh, antara lain anak-anak ibu dapat
mengidentifikasi informasi berkenaan dengan
bangun ruang sisi datar, mampu menyelesaikan
masalah berkaitan dengan volume bangun ruang,
dan mampu menafsirkan hasil penyelesaian
masalah berkenaan dengan volume bangun ruang”
Menyampaikan "Agar anak-anak ibu lebih hebat lagi silahkan
tugas dikerjakan tugas pendalaman yang ada di LKPD ya,
pendalaman dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
dan pengayaan Anak-anak bisa mengerjakan dengan bekerja
kelompok atau bekerja mandiri di rumah ya.
Jangan lupa silahkan kalian mempelajari bahan
ajar untuk materi pada pertemuan berikutnya ya"
Menutup Suara guru "Karena waktu pembelajaran telah
pembelajaran selesai, mari kita bersama-sama mengucapkan
hamdalah"
Suara guru dan peserta didik
"Alhamdulillahirobbilalamin"
Suara guru "Semoga ilmu pembelajaran hari ini
bermanfaat untuk kita semua ya"
Suara guru dan peserta didik "Aamiin"
Suara guru "Ibu minta maaf jika ada ucapan ibu
yang kurang berkenan ya, sampai jumpa di
pertemuan selanjutnya, Wassalamu'alaikum Wr.
Wb"
Suara peserta didik "Wa'alaikumsalam Wr. Wb."

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 240


Tabel 4.48 Contoh Skenario Pembelajaran CK-7: Aljabar Konteks
Pekerjaan Subkompetensi 2 menggunakan model Problem Based
Learning (PBL)
Tahap Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu (3 x
45’)
Awal Guru mengucapkan salam dan peserta didik 10’
Pembelajaran menjawab salam.
Guru memberikan arahan untuk membaca doa
sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek kesiapan belajar peserta didik.
Guru menayangkan stimulus permasalahan
sebagai apersepsi pembelajaran
Guru memberi motivasi kepada peserta didik.
Guru menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar
yang akan dilakukan hari ini adalah dengan
diskusi kelompok.
Inti Fase 1: Orientasi Masalah 10’
Pembelajaran Peserta didik mengamati tayangan bahan
bacaan/stimulus yang ditampilkan oleh guru di
layar LCD.
Guru meminta peserta didik menuliskan
informasi apa saja yang didapat dari bahan
bacaan/stimulus yang ditampilkan di depan
kelas.
Guru meminta peserta didik mengamati
hubungan dari setiap informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.
Fase 2: Pengorganisasian peserta didik untuk 5’
belajar
Dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi di
dalam kelompok, peserta didik diberikan
kesempatan untuk mengemukakan pendapat
mereka di dalam diskusi, menjelaskan secara
lisan hubungan dari setiap informasi yang telah
diperoleh.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok (kelompok heterogen dengan 5
kelompok belajar) dan di dalam kelompok
inilah peserta didik bersama-sama
menyelesaikan LKPD yang telah diberikan oleh
guru.
Fase 3: Membimbing penyelidikan mandiri 30’
atau kelompok

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 241


Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk
bereksplorasi dengan kelompoknya masing-
masing mengerjakan LKPD
Peserta didik mengikuti jalannya diskusi
kelompok dengan baik.diberikan kesempatan
untuk saling mengemukakan pendapat untuk
menyelesaikan permasalahan yang tercantum
di dalam LKPD.
Guru memberikan bimbingan secara berkala
kepada masing-masing kelompok. Dengan
cara mengamati jalannya diskusi kelompok
dan memberikan penguatan sesekali pada
kelompok belajar yang membutuhkan.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil 30’
karya
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil pengerjaan LKPD,
sementara kelompok yang lain
memperhatikan.
Masing-masing kelompok diberikan
kesempatan untuk bertanya, memberikan
masukan atau sanggahan atas pekerjaan
kelompok lainnya.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses 20’
pemecahan masalah
Guru memberikan kesempatan kembali
kepada seluruh peserta didik untuk
memberikan komentar atau pendapat dari
jawaban kelompok lain atau pertanyaan yang
masih belum difahami peserta didik
Guru memberikan penguatan jawaban-
jawaban dari peserta didik yang ada atau
meluruskan jawaban peserta didik yang masih
belum tepat
Jika terdapat perbedaan pendapat, Guru dapat
secara bersama-sama peserta didik untuk
menemukan jawaban mana yang benar
sehingga pemahaman peserta didik tidak
terputus.
Guru meminta peserta didik untuk
menyimpulkan hasil penyelesaian masalah
nyata dalam LKPD yang sudah dikerjakan
Akhir Guru memberikan penguatan pengalaman 30’
Pembelajaran belajar peserta didik dengan menyimpulkan
hasil diskusi dan pembahasan yang telah
dilakukan.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 242


Guru memberikan tugas pendalaman dan
pengayaan.
Guru memberikan lembar evaluasi dan refleksi
kepada peserta didik
Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa
dan salam.

Penjabaran di atas hanyalah bagian sintaks model


pembelajaran secara umum keseluruhan. Adapun contoh tuturan
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan sintaks dan
alokasi waktu tersebut di atas akan dirincikan secara khusus
sebagai berikut.

Tahap Awal Pembelajaran


Tahap awal pembelajaran merupakan tahap penyiapan
atau pengondisian peserta didik agar siap untuk melaksanakan
pembelajaran. Pada tahap awal pembelajaran ini, guru dapat
melakukan berbagai teknik sesuai dengan konteks, kondisi, dan
situasi yang terjadi di kelas. Untuk memulai pembelajaran,
beberapa teknik berikut ini dapat digunakan oleh guru
diantaranya:
1. Menyampaikan salam
2. Mengajak peserta didik untuk berdoa
3. Melakukan presensi atau mengecek kehadiran peserta didik
(tidak harus dipanggil satu per satu)
4. Menanyakan kondisi dan aktivitas yang telah dilakukan
peserta didik
5. Menyapa beberapa peserta didik yang dianggap perlu
perhatian
6. Melakukan tanya jawab tentang keseharian peserta didik
(pertanyaan sedapat mungkin sejalan dengan materi
pembelajaran yang akan dilakukan)
7. Menceritakan hal penting yang menarik yang perlu
diperhatikan peserta didik
8. Mendorong semangat belajar peserta didik
9. Menyampaikan fenomena atau peristiwa aktual yang ada di
lingkungan peserta didik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 243


10. Membuat teka-teki edukatif sebagai ice breaking agar
terbangun suasana belajar yang kondusif
11. Melakukan apersepsi tentang materi-materi yang pernah
dipelajari
12. Melakukan pre-reading (pra Numerasi) terkait dengan materi
ajar yang akan dipelajari
13. Menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar yang akan
dilakukan hari itu
14. Mengecek kesiapan peserta didik untuk memulai pelajaran
15. Teknik-teknik lainnya yang sesuai dengan kondisi peserta
didik dan lingkungannya

1. Apersepsi
Kegiatan pendahuluan pada pembelajaran, Bapak dan Ibu
Guru dapat memulainya dengan memberikan salam dan melihat
kesiapan peserta didik untuk menerima pembelajaran. Mulai dari
absensi kehadiran peserta didik, kebersihan ruangan kelas,
kesiapan peralatan yang dibutuhkan, serta kerapian pakaian
peserta didik. Untuk selanjutnya guru mengarahkan untuk berdoa
sebelum dimulai pembelajaran.
Namun Bapak/Ibu, peserta didik juga perlu untuk memiliki
pengetahuan awal yang akan mendukung proses pembelajaran
yang dilakukan. Bapak/Ibu dapat memulainya dengan
mengingatkan materi pembelajaran di hari sebelumnya. Karena
matematika bersifat hirarkis atau berkesinambungan materinya.
Selanjutnya, peserta didik juga sebaiknya telah memahami
konsep dasar materi prasyarat Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel (SPLDV), Sebagai contoh Bapak/Ibu dapat mengingatkan
kembali kepada peserta didik mengenai Persamaan Linier Satu
Variabel dan komponen koefisien, variabel maupun konstanta.
Bapak/Ibu sebaiknya telah menyiapkan pertanyaan sebagai
stimulus awal pembelajaran kepada peserta didik, yang dapat
menarik perhatian dan minat peserta didik. Mulai dari
mengangkat kisah kejadian salah satu contoh pelayanan publik
yang faktual baru saja atau yang telah lampau terjadi. Kemudian
mengambil satu cuplikan aplikasi SPLDV melalui stimulus
tersebut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 244


Bapak/Ibu dapat memberikan stimulus mengenai
Penjualan Tiket penumpang Kereta Api sebagai salah satu
pengaplikasian persamaan linear satu variabel di dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan itu, Bapak/Ibu dapat memberikan
pertanyaan sebagai pemantik kepada peserta didik, agar peserta
didik kembali mengingat konsep persamaan linear satu variabel.
Dan meminta peserta didik untuk menyelesaikan pemecahan
masalah pada pertanyaan tersebut. Berikut contoh stimulus
mengenai hasil penjualan Tiket Penumpang Kereta Api beserta
pertanyaan sebagai pemantiknya.

Penjualan Tiket Penumpang Kereta Api

Seorang petugas loket Kereta Api menjual tiket penumapang


kereta Api dengan tujuan Kota Maju – Kota Damai dengan
harga Rp. 23.000,00. Jika pada saat itu Yumna membeli tiket
tersebut dengan uang Rp. 100.000,00 sebanyak 2 lembar,
maka petugas loket akan mengembalikan uang Yumna
sebanyak Rp. 16.000,00. Dapatkah Ananda membantu
Petugas Loket untuk mengetahui berapa banyak tiket yang
dibutuhkan Yumna sebenarnya?

Ananda, berdasarkan permasalahan tersebut, tanpa kita sadari


bahwa sebenarnya kita sudah menggunakan persamaan linear
satu variabel di dalam kehidupan sehari-hari kita. Sekarang,
bagaimana Ananda dapat membantu petugas loket untuk
mengetahui jumlah tiket yang dibutuhkan Yumna secara
matematis? Lalu, apa kaitan permasalahan tersebut dengan materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yang akan kita bahas hari
ini?

Ananda tentu masih mengingat pembelajaran di MTs mengenai


istilah-istilah Koefisien, Variabel dan Konstanta. Sebagai contoh,
berdasarkan permasalahan petugas loket tersebut. Kita dapat

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 245


memisalkan jumlah tiket yang dibutuhkan Yumna dengan
variabel 𝑥𝑥 . Maka kita dapat menuliskan permasalahan itu dengan
model matematisnya yaitu
23000𝑥𝑥 + 16000 = 200000
Sehingga dapat kita selesaikan menjadi
23000𝑥𝑥 + 16000 = 200000
23000𝑥𝑥 = 200000 − 16000
23000𝑥𝑥 = 184000
184000
𝑥𝑥 =
23000
𝑥𝑥 = 8
Jadi jumlah tiket yang dibutuhkan Yumna sebanyak 8 tiket.

2. Motivasi
Selain permasalahan di atas, Ananda tentu akan sering
dipertemukan dengan permasalahan lainnya di dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai contoh berikut:
a. Proses pembayaran pembelian dua jenis barang yang
berbeda pada satu tempat tertentu. Untuk mendapatkan
jumlah pembelian barang yang sesuai dengan persediaan
uang yang dimiliki.
b. Jika orang tua Ananda seorang pedagang, maka Ananda
dapat membantu menentukan target jumlah barang yang
harus terjual agar dapat memperolah keuntungan maksimal.
c. Bahkan, jika saat ini Ananda sedang mempersiapkan point
terbaik untuk menghadapi Kompetisi Sains Madrasah (KSM)
dengan ketentuan point benar dan salahnya, agar Ananda
dapat memperoleh nilai terbaik, maka berapa jumlah soal
minimal yang harus Ananda jawab benar.

Ananda, tentu contoh-contoh di atas hanya sebagian kecil


saja penerapan persamaan linear di dalam kehidupan sehari-
hari, akan Ananda temui banyak permasalahan nyata yang
nantinya dapat kita selesaikan dengan sistem persamaan
linear. Oleh karena itu, bagaimana? Katakan Yes dengan
pembahasan materi kita hari ini.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 246


3. Tujuan Pembelajaran
Ananda, melalui pembelajaran ini nantinya kita akan sama-
sama menemukan konsep dasar, menemukan informasi
hingga sampai pada mengolah informasi yang kita ketahui
pada penerapan strategi pemecahan masalah, menarik
kesimpulan hingga refleksi dari pembelajaran sistem
persamaan linear dua variabel.

Tahap Inti Pembelajaran


Pembelajaran ini menekankan pada penggunaan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Sehingga Bapak dan
Ibu Guru diharapkan mampu mengkoordinasikan peserta didik
dengan lima tahapan pembelajaran PBL, dengan memberikan
suatu permasalahan di awal sebagai stimulus. Adapan sintaks
kegiatan inti pembelajarannya dapat dilakukan sebagai contoh
berikut:

Fase 1: Orientasi Masalah


Bapak/Ibu, pada tahapan ini dapat memberikan suatu
masalah kejadian di dalam kehidupan sehari-hari kepada peserta
didik. Masalah ini yang akan dijadikan stimulus pembelajaran
secara berkelompok nantinya oleh peserta didik. Masalah yang
dapat diangkat boleh dari stimulus yang berjudul Kurir
Pengiriman Barang. Bapak/Ibu dapat meminta peserta didik untuk
membaca stimulus dan melengkapi kegiatan 3 di dalam LKPD.
Adapun salah satu masalah yang dapat Bapak/Ibu
munculkan sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran
sebagai contoh,
Ananda, jika dari permasalahan di atas kita ketahui Uwais
merupakan seorang kurir pengiriman barang di salah satu
Perusahaan yang bernama Mujur Jaya. Demi kelancaran
perjalanannya dalam mengirimkan barang-barang, Perusahaan
menyediakan fasilitas mobil yang dapat digunakan. Terdapat dua
jenis mobil yang disediakan oleh perusahaan, yaitu mobil
Anugerah dan Karunia. Dengan upah yang berbeda-beda di
setiap pengiriman barang menggunakan setiap jenis mobilnya.
Frekuensi pemakaian Uwais pada setiap jenis mobilnya dalam 6

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 247


bulan tergambar di dalam grafik. Silakan Ananda buka LKPD di
halaman 3.
Pada tahap ini, Bapak/Ibu dapat meminta peserta didik
untuk mengidentifikasi masalah secara individu terlebih dahulu,
selanjutnya dilanjutkan diskusi secara berkelompok. Hasil
identifikasi masalah dituliskan di dalam LKDP halaman 5.

Fase 2: Pengorganisasian peserta didik untuk belajar


Pada tahap ini Bapak/Ibu dapat mengondisikan peserta
didik menjadi beberapa kelompok belajar, sebagai contoh
membagikan peserta didik menjadi 5 kelompok belajar, dengan
masing-masing kelompok belajar dapat mendiskusikan
permasalahan yang telah diberikan, mulai dari memahami pokok
utama permasalahan yang ada hingga mampu menerapkan
strategi penyelesaian masalah hingga mampu menemukan solusi
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan topik pembicaraan
tersebut. Bapak/Ibu dapat memberikan LKPD yang telah disusun
sebagai bahan yang akan didiskusikan masing-masing kelompok
peserta didik selama 30 menit.

Sebagai contoh, Bapak/Ibu dapat menyampaikan kepada peserta


didik:
Ananda, untuk selanjutnya kita akan melakukan pembelajaran ini
secara berkelompok. Setelah Ananda memperhatikan grafik dan
tabel permasalahan kurir pengiriman barang tersebut, silakan
Ananda duduk bersama kelompok masing-masing. Untuk
kegiatan 2 di LKPD, silakan Ananda isikan secara individu
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan diskusi kelompok untuk
penyelesaian masalahnya.

Tahapan ini, Bapak/Ibu dapat memastikan bahwa:


a. Kriteria kelompok belajar yang telah dibentuk sudah
heterogen dalam aspek kemampuan peserta didik.
b. Jumlah anggota kelompok sudah sesuai dengan kebutuhan
yang akan ditujukan pada tujuan pembelajaran dan kegiatan
di dalam LKPD

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 248


c. Posisi duduk kelompok peserta didik sudah memadai untuk
terjadinya diskusi satu dengan yang lainnya.
d. Bapak/Ibu dapat memfasilitasi LKPD yang akan dikerjakan
oleh masing-masing kelompok.
e. Bapak/Ibu sudah menjelaskan dengan rinci petunjuk
pengisian LKPD dan jalannya diskusi pada peserta didik.

Fase 3: Membimbing penyelidikan mandiri atau kelompok


Bapak/Ibu dapat memberikan bimbingan secara berkala
pada masing-masing kelompok peserta didik. Pada tahap ini
Bapak/Ibu hanya sebagai fasilitator kelompok diskusi, peserta
didik yang lebih banyak berperan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Bapak/Ibu dapat bergerak aktif
untuk meninjau secara langsung diskusi kelompok masing-
masing. Dan memberikan bimbingan ringan kepada kelompok
yang membutuhkan. Sebagai contoh :
Bagaimana Ananda, pelan-pelan difahami makna
permasalahannya. Setiap orang ikut andil ya Nak memberikan
pendapatnya terhadap proses penyelesaian permasalahan
Pada tahap ini Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan
bentuk pembimbingan dengan rasio 50% peserta didik belajar
mandiri dan 50% pendampingan oleh Bapak/Ibu. Sebagai contoh
berikut:
a. Bapak/Ibu akan memberikan waktu terlebih dahulu untuk
masing-masing kelompok bekerja.
b. Selanjutnya Bapak/Ibu dapat melakukan kunjungan ke setiap
kelompok diskusi untuk melihat proses setiap kelompok
bekerja dan mengecek pada bagian yang mana peserta didik
mengalami kesulitan di dalam pengerjaan LKPD.
c. Tentu tingkat kesulitan yang akan dialami masing-masing
kelompok akan berbeda. Bapak/Ibu dapat memberikan
beberapa pertanyaan pemantik untuk membantu
menjembatani peserta didik dalam menyelesaikan
masalahnya di dalam LKPD.

Sebagai contoh:

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 249


Ayo Ananda, kita harus mengumpulkan terlebih dahulu
informasi apa yang terdapat di dalam permasalahan tersebut.
Terdapat berapa jenis komponen mobil yang diketahui
berdasarkan bacaan yang Ananda temukan? Nah, dari itu
Ananda akan menemukan berapa variabel yang dapat
digunakan untuk membuat model matematikanya.
Jika model matematisnya sudah Ananda temukan, lantas
metode apa ya yang paling mudah digunakan untuk
menemukan nilai di salah satu variabelnya?

d. Pada tahap ini juga, Bapak/Ibu dapat melakukan penilaian


dari aspek kerja sama, keaktifan peserta didik di dalam diskusi
kelompok. Penilaian ini dapat dilakukan untuk individu
peserta didik maupun secara kelompok.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


Melalui tahapan ini, Bapak/Ibu akan memberikan
kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyajikan
hasil diskusi penyelesaian masalah yang telah mereka peroleh di
depan kelas, dan akan terjadi diskusi tanya jawab maupun kritik
dan saran dari kelompok lainnya. Pada tahapan ini, Bapak/Ibu
dapat mengaplikasikan pentingnya pemberian reward kepada
hasil penyajian masing-masing kelompok. Sebagai contoh
Bapak/Ibu dapat mengatakan :
Wah, mantap sekali penyajian kelompoknya. Bagus ya, runtut
sekali proses penyelesaiannya. Ayo sama-sama kita berikan
uplause terbaik kita untuk kelompok ini.
Alhamdulillah, bagus ya sanggahan dari kelompok 3 untuk
kelompok 2. Alasannya juga sangat mendukung. Ayo berikan
uplause untuk kelompok 3. Dan kelompok 2 ayo boleh dijawab
menggunakan alasan terbaik kelompok kalian.
Selain memberikan reward dalam bentuk ucapan,
Bapak/Ibu juga dapat mengapresiasikan hasil karya pekerjaan
masing-masing kelompok dengan cara menampilkan hasil
pekerjaan masing-masing kelompok di mading kelas, agar
pekerjaan tersebut dapat kembali dijadikan bahan pembelajaran
setiap kelompok lainnya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 250


Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Setelah terjadinya diskusi di dalam forum kelas oleh
peserta didik, Bapak/Ibu dapat menganalisis dan mengevaluasi
secara bersama-sama dengan peserta didik, untuk meningkatkan
kualitas pemahaman dan hasil penyajian masing-masing
kelompok peserta didik. Pada tahapan ini juga, Bapak/Ibu dapat
menguatkan hasil diskusi masing-masing kelompok peserta didik
tersebut. Sebagai contoh:
a. Bapak/Ibu dapat memberikan kesempatan kembali kepada
seluruh peserta didik untuk memberikan komentar atau
pendapat dari jawaban kelompok lain atau pertanyaan yang
masih belum difahami peserta didik. Bapak/Ibu akan
memberikan penguatan jawaban-jawaban dari peserta didik
yang ada atau meluruskan jawaban peserta didik yang masih
belum tepat.
b. Jika terdapat perbedaan pendapat, Bapak/Ibu dapat secara
bersama-sama peserta didik untuk menemukan jawaban
mana yang benar sehingga pemahaman peserta didik tidak
terputus.
c. Pada tahapan ini, Bapak/Ibu dapat meminta salah satu siswa
atau kelompok untuk memberikan kesimpulan penyelesaian
masalah SPLDV yang telah dilakukan di dalam
pembelajaran tersebut.

Tahap Akhir Pembelajaran


Tahap akhir pembelajaran merupakan tahap penutup
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran pada pertemuan
tersebut. Tahap tersebut merupakan tahap penting untuk
melakukan refleksi terhadap aktivitas belajar yang telah dilakukan
dan menentukan pengalaman belajar yang telah diperoleh
selama aktivitas pembelajaran. Melalui kegiatan refleksi tersebut,
Bapak/Ibu dapat menentukan tindak lanjut untuk aktivitas
pembelajaran selanjutnya. Beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dalam mengakhiri pembelajaran tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 251


1. Memberikan pos tes
2. Menggali dan meminta pendapat tentang pengalaman
belajar peserta didik
3. Memberikan tugas pendalaman dan pengayaan
4. Menyampaikan simpulan hasil belajar sebagai penguatan
5. Memberikan saran dan apresiasi atas pengalaman belajar
yang telah diperoleh
6. Memberikan saran untuk mempertahankan motivasi belajar
peserta didik
7. Mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam
8. Dan sebagainya

Pada tahap ini, disajikan evaluasi dan refleksi, serta


pendalaman dan pengayaan kepada peserta didik. Tahap evaluasi
digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan
pembelajaran. Refleksi dilakukan di akhir pembelajaran, setelah
proses evaluasi. Sedangkan pendalaman diberikan untuk peserta
didik yang belum mencapai kompetensi yang ingin dicapai.
Pengayaan dipersiapkan untuk peserta didik yang sudah
mencapai kompetensi pada CK-7. Setelah itu, guru dapat
menutup pembelajaran.

1. Evaluasi
Terdapat beberapa contoh pelaksanaan evaluasi yang dapat
dilakukan di dalam pembelajaran. Contoh soal evaluasi yang
dapat dilakukan di dalam pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
Kurir Pengiriman Barang
Toni dan Andi merupakan kurir pengiriman barang di
perusahan Mujur Jaya. Untuk kelancaran pekerjaan mereka,
Toni dan Andi dapat menggunakan fasilitas mobil yang
disediakan oleh perusahaan yang terdiri dari dua jenis mobil
yaitu jenis I dan jenis II. Adapun penghasilan yang diperoleh
Toni dan Andi di bulan Januari sebagaimana di dalam tabel
berikut:

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 252


Butir Soal:

1. Soal untuk indikator prasyarat


Toni dan Andi tidak mengetahui upah masing-masing per
satu kali pengangkutan dari kedua jenis mobil tersebut.
Berdasarkan data di dalam tabel, jumlah upah yang
mereka terima dalam setiap satu kali pengangkutan barang
menggunakan masing-masing jenis mobil adalah……

Pilih satu jawaban yang benar


A. Mobil jenis I Rp250.000,00 dan mobil jenis II
Rp300.000,00
B. Mobil jenis I Rp200.000,00 dan mobil jenis II
Rp300.000,00
C. Mobil jenis I Rp200.000,00 dan mobil jenis II
Rp350.000,00
D. Mobil jenis I Rp250.000,00 dan mobil jenis II
Rp350.000,00
E. Mobil jenis I Rp200.000,00 dan mobil jenis II
Rp250.000,00

2. Soal untuk indikator inti

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 253


Berdasarkan dari penyelesaian yang Ananda lakukan di
nomor 1 tersebut, jika pada bulan berikutnya perusahaan
menaikkan upah setiap kali pengiriman barang dengan
ketentuan mobil jenis I Rp50.000,00 dan mobil jenis II
Rp80.000,00 lebih dari upah sebelumnya, maka pilihlah
pernyataan di bawah ini yang bernilai benar.
 Jumlah upah yang diterima Andi lebih besar
dibandingkan upah yang diterima Toni
 Selisih upah yang diterima Toni dan Andi adalah
Rp360.000,00
 Jumlah upah yang diterima Toni dan Andi sama
besarnya
 Jumlah Upah yang diterima Toni sebesar
Rp3.830.000,00 dan yang diterima Andi sebesar
Rp3.470.000,00
 Jumlah upah yang diterima Toni lebih besar
dibandingkan upah yang diterima Andi

3. Soal untuk indikator inti


Masing-masing dari jenis mobil yang disediakan
perusahaan memiliki kapasitas daya muat yang berbeda-
beda. Jika mobil jenis I memiliki daya muatnya dapat
menampung 36 barang perusahaan, sedangkan mobil
jenis II daya muatnya 12 barang. Maka berilah tanda ceklis
(√) pada kolom benar atau salah untuk setiap pernyataan
berikut:

Pernyataan Benar Salah


Banyaknya jumlah total
muatan yang dibawa oleh
Toni senilai dengan muatan
yang dibawa Andi dengan
menggunakan mobil jenis I
Jumlah muatan yang
dikirimkan Toni lebih besar
dibandingkan jumlah muatan
yang dikirimkan Andi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 254


Agar jumlah muatan Toni dan
Andi bisa sama banyak, maka
Toni harus mengangkut
barang menggunakan mobil
jenis II 4 kali lagi lebih banyak
dari jumlah sebelumnya.

4. Soal untuk indikator pengayaan


Toni pada bulan ini merencanakan akan mengirimkan
barang perusahaan sebanyak tidak lebih dari 25 kali
pengiriman sebagai pemenuhan permintaan konsumen.
Dengan upah yang ia peroleh Rp150.000 per pengiriman
menggunakan mobil I dan Rp200.000 per pengiriman
menggunakan mobil II. Perusahaan juga merencakan tidak
akan mengeluarkan uang lebih dari Rp4.200.000 sebagai
upah Toni.

Jika keuntungan yang diperoleh Perusahaan hasil


pengiriman barang menggunakan mobil I adalah
Rp50.000 dan mobil II adalah Rp60.000, maka
keuntungan maksimum yang akan diperoleh perusahaan
adalah…

Alternatif Penyelesaian:

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel permasalahan


tersebut, dapat diketahui bahwa:
Misal:
Upah pengiriman barang untuk mobil jenis I = 𝑥𝑥
Upah pengiriman barang untuk mobil jenis II = 𝑦𝑦
Kurir pengirim barang I = Toni
Kurir pengirim barang II = Andi
Upah yang diterima Toni = 5(upah mobil I) + 6(upah mobil
II) = Rp. 3.100.000,00
5𝑥𝑥 + 6𝑦𝑦 = 3.100.000 ……………..(1)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 255


Upah yang diterima Andi = 7(upah mobil I) + 4(upah mobil
II) = Rp. 2.800.000,00
7𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦 = 2.800.000 ……………(2)

Ditanya :
Jumlah upah yang diterima Toni dan Andi dalam setiap
satu kali pengangkutan barang menggunakan masing-
masing jenis mobil.

Penyelesaian:

Persamaan 1 dan 2 Dengan metode Eliminasi


5𝑥𝑥 + 6𝑦𝑦 = 3.100.000 × 7 35𝑥𝑥 + 42𝑦𝑦 = 21.700.000
7𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦 = 2.800.000 × 5 35𝑥𝑥 + 20𝑦𝑦 = 14.000.000

-
22𝑦𝑦 = 7.700.000
7.700.000
𝑦𝑦 =
22
𝑦𝑦 = 350.000

Nilai y yang sudah diperoleh kemudian disubstitusi ke dalam


salah satu persamaan.
Sebagai contoh ke persamaan 1 untuk memperoleh nilai x.

Persamaan 1:
5𝑥𝑥 + 6𝑦𝑦 = 3.100.000
5𝑥𝑥 + 6(350.000) = 3.100.000
5𝑥𝑥 + 2.100.000 = 3.100.000
5𝑥𝑥 = 3.100.000 − 2.100.000
5𝑥𝑥 = 1.000.000
1.000.000
𝑥𝑥 =
5
𝑥𝑥 = 200.000

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 256


Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah upah yang Toni
dan Andri terima dalam setiap satu kali pengangkutan
barang menggunakan masing-masing jenis mobil antara
lain:
Upah pengiriman barang untuk mobil jenis I = 𝑅𝑅𝑅𝑅. 200.000
Upah pengiriman barang untuk mobil jenis II =
𝑅𝑅𝑅𝑅. 350.000
Jawaban yang harus dipilih C.

2. Berdasarkan penyelesaian nomor 1, jika pada bulan


berikutnya perusahaan menaikkan upah setiap kali
pengiriman barang dengan ketentuan mobil jenis I Rp.
50.000,00 dan mobil jenis II Rp. 80.000,00 lebih dari upah
sebelumnya, maka dapat diketahui:
𝑥𝑥 = 200.000 + 50.000 = 250.000
𝑦𝑦 = 350.000 + 80.000 = 430.000

Jumlah upah yang diterima Andi lebih besar dibandingkan


upah yang diterima Toni.
Upah yang diterima Toni = 5𝑥𝑥 + 6𝑦𝑦
= 5(250.000) + 6(430.000)
= 1.250.000 + 2.580.000
= 3.830.000
Upah yang diterima Andi = 7𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦
= 7(250.000) + 4(430.000)
= 1.750.000 + 1.720.000
= 3.470.000

Jumlah upah yang diterima Andi lebih besar dibandingkan


upah yang diterima Toni (Salah)
Selisih upah yang diterima Toni dan Andi adalah
Rp360.000,00
3.830.000 − 3.470.000 = 360.000

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 257


Selisih upah yang diterima Toni dan Andi adalah
Rp360.000,00 (Benar)
Jumlah upah yang diterima Toni dan Andi sama besarnya
(Salah)
Jumlah Upah yang diterima Toni sebesar Rp3.830.000,00
dan yang diterima Andi sebesar Rp3.470.000,00 (Benar)
Jumlah upah yang diterima Toni lebih besar dibandingkan
upah yang diterima Andi (Benar)

3. Jika masing-masing dari jenis mobil yang disediakan


perusahaan memiliki kapasitas daya muat yang berbeda-
beda. Jika mobil jenis I memiliki daya muatnya 36 barang,
sedangkan mobil jenis II daya muatnya 12 barang
Muatan pengiriman barang untuk mobil jenis I = 𝑥𝑥
Muatan pengiriman barang untuk mobil jenis II = 𝑦𝑦
Muatan yang dibawa oleh Toni = 5𝑥𝑥 + 6𝑦𝑦
= 5(36) + 6(12)
= 180 + 72
= 252 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
Muatan yang dibawa oleh Andi = 7𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦
= 7(36) + 4(12)
= 252 + 48
= 300 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

Maka nilai kebenaran di dalam tabel berikut:


Pernyataan Benar Salah
Banyaknya jumlah total
muatan yang dibawa oleh
Toni senilai dengan muatan √
yang dibawa Andi dengan
menggunakan mobil jenis I
Jumlah muatan yang
dikirimkan Toni lebih besar
dibandingkan jumlah muatan √
yang dikirimkan Andi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 258


Agar jumlah muatan Toni dan
Andi bisa sama banyak, maka
Toni harus mengangkut
barang menggunakan mobil √
jenis II 4 kali lagi lebih banyak
dari jumlah sebelumnya.

4. Proses pengiriman barang oleh Toni tidak lebih dari 25 kali


pengiriman, sehingga diperoleh yaitu 𝑥𝑥 + 𝑦𝑦 ≤ 25
……….(1)

Dengan titik uji:


x y (x,y)
0 25 (0,25)
25 0 (25,0)

Upah menggunakan mobil I Rp150.000


Upah menggunakan mobil II Rp200.000
Modal perusahaan untuk upah tidak lebih dari
Rp4.200.000
Maka model matematika yang diperoleh yaitu:
150000𝑥𝑥 + 200000𝑦𝑦 ≤ 4200000
3𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦 ≤ 84 ………….(2)

Dengan titik uji:


x y (x,y)
0 21 (0,21)
28 0 (28,0)

Keuntungan Perusahaan hasil pengiriman barang


menggunakan mobil I adalah Rp50.000 dan mobil II
adalah Rp60.000, ini difungsikan sebagai fungsi sasaran.
𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) = 50000𝑥𝑥 + 60000𝑦𝑦

Persamaan 1 dan 2 Dengan metode Eliminasi


𝑥𝑥 + 𝑦𝑦 = 25 × 4 4𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦 = 100

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 259


3𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦 = 84 ×1 3𝑥𝑥 + 4𝑦𝑦 = 84
-
𝑥𝑥 = 16

Nilai x yang sudah diperoleh kemudian disubstitusi ke


dalam
salah satu persamaan. Sebagai contoh ke persamaan 1
untuk
memperoleh nilai x.
Persamaan 1:
𝑥𝑥 + 𝑦𝑦 = 25
16 + 𝑦𝑦 = 25
𝑦𝑦 = 25 − 16
𝑦𝑦 = 9
Sehingga diperoleh titik potongnya (16,9)
Maka keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) = 50000𝑥𝑥 + 60000𝑦𝑦
𝑓𝑓(0,21) = 50000(0) + 60000(21) = 1260000
𝑓𝑓(25,0) = 50000(25) + 60000(0) = 1250000
𝑓𝑓(16,9) = 50000(16) + 60000(9) = 800000 + 540000
= 1340000
Keuntungan maksimum yang akan diperoleh perusahaan
adalah Rp1.340.000 (pengiriman menggunakan mobil I
sebanyak 16 kali dan mobil jenis II sebanyak 9 kali).

1. Refleksi pembelajaran
Bapak/Ibu, pada tahap refleksi ini guru dapat menggali
tingkat pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran. Pada
tahapan ini, Bapak dan Ibu Guru dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat mereka
mengenai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik pada
pertemuan ini. Pada tahapan ini peserta didik akan mengenal
dirinya sendiri, akan mempelajari hal-hal yang harus diperbaiki
untuk pembelajaran berikutnya. Di samping itu juga, Bapak/Ibu
dapat lebih mengenal karakteristik belajar peserta didik dan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 260


menemukan hal apa yang harus dilakukan untuk membantu
peserta didik di dalam belajar pada pertemuan berikutnya.
Sebagai contoh, Bapak dan Ibu guru dapat menyusun refleksi
sebagai berikut :

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 261


G. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan dalam mengembangkan instrumen penilaian
pembelajaran yang layak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penilaian pembelajaran merupakan komponen penting


dalam pembelajaran. Penilaian pembelajaran adalah proses
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi informasi
secara sistematis untuk menetapkan ketercapaian tujuan
pembelajaran. Penilaian pembelajaran pada dasarnya merupakan
proses menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan sebelumnya melalui cara yang sistematis.
Penilaian pembelajaran ini berfungsi untuk (1) memperoleh
pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah
berlangsung/dilaksanakan pendidik, (2) membuat keputusan
berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan (3)
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam
rangka upaya meningkatkan kualitas keluaran. Penilaian yang
dikembangkan dan dicontohkan dalam modul pembelajaran ini
ada 2 macam, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil.
Dalam pembelajaran, penilaian proses dapat dilakukan
selama aktivitas pembelajaran berlangsung. Selama aktivitas
pembelajaran, guru dapat mengamati perilaku peserta didik
dalam menjalankan proses belajar. Guru dapat mengamati
keaktifan peserta didik dalam belajar, kerja sama dalam
melaksanakan kerja kelompok, toleransi dalam berdiskusi dan
pengerjaan tugas, dan kedisiplinan mereka dalam mengikuti
tugas-tugas belajar. Untuk memudahkan dalam penilaian, guru
dapat memberikan skor penilaian seperti tampak pada Tabel 3.12
contoh format penilaian proses berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 262


Tabel 4.48 Contoh Format Penilaian Proses
Rubrik Penilaian Proses
Kriteria Skor Kriteria Skor
✔ Selalu mengajukan ✔ Sering mengajukan
gagasan atau usul gagasan atau usul
dalam memecahkan dalam memecahkan
masalah masalah
✔ Sangat lengkap dalam ✔ Cukup lengkap dalam
menuliskan jawaban menuliskan jawaban
✔ Sangat tepat dalam 4 ✔ Cukup tepat dalam 2
menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil
pemecahan masalah pemecahan masalah
✔ Sangat baik dalam ✔ Cukup baik dalam
kerjasama kelompok kerjasama kelompok
✔ Sangat baik dalam ✔ Cukup baik dalam
mengkomunikasikan mengkomunikasikan
hasil kerja hasil kerja
✔ Pernah mengajukan ✔ Tidak pernah
gagasan atau usul mengajukan gagasan
dalam memecahkan atau usul dalam
masalah memecahkan masalah
✔ Lengkap dalam ✔ Sangat tidak lengkap
menuliskan jawaban dalam menuliskan
✔ Tepat dalam jawaban
menyimpulkan hasil 3 ✔ Sangat tidak tepat 1
pemecahan masalah dalam menyimpulkan
✔ Baik dalam kerjasama hasil pemecahan
kelompok masalah
✔ Baik dalam ✔ Sangat tidak baik dalam
mengkomunikasikan kerjasama kelompok
hasil kerja ✔ Sangat tidak baik dalam
mengkomunikasikan
hasil kerja
*Catatan: Rubrik penilaian proses di atas hanya contoh. Guru
dapat memodifikasi sesuai kebutuhan

Penilaian hasil dilakukan melalui pemberian tugas atau tes


yang berisi butir-butir soal subjektif/uraian atau soal objektif
dengan beragam bentuk. Ragam bentuk tes objektif tersebut
meliputi: soal pilihan benar-salah, soal pilihan ganda dengan satu
pilihan jawaban, soal pilihan ganda kompleks, soal pilihan benar-

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 263


salah dengan alasan, soal menjodohkan, dan soal jawaban
singkat.
Soal-soal pemahaman bacaan dikembangkan berdasarkan tujuan
yang akan dicapai melalui aktivitas pembelajaran. Dengan
memfokuskan pada tujuan tersebut, guru dapat membuat soal-
soal atau pertanyaan yang dikembangkan dari teks yang dijadikan
materi belajar. Soal-soal tersebut berfungsi sebagai alat ukur
untuk menentukan apakah kompetensi yang ditargetkan dalam
pembelajaran dapat dicapai atau belum.

H. Merancang Pendalaman dan Pengayaan Pembelajaran

Target Capaian Kegiatan:


Peserta bimtek dan para guru memperoleh wawasan dan
keterampilan dalam merancang pendalaman dan pengayaan
pembelajaran yang layak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan dan hasil


evaluasi pembelajaran telah diketahui, guru dapat memberikan
rekomendasi kepada peserta didik apa yang harus dilakukan.
Rekomendasi tersebut dapat berupa pemberian pendalaman atau
pengayaan. Pemberian pendalaman ditujukan untuk peserta didik
apabila belum mencapai kompetensi yang dituju. Pendalaman
dapat dilakukan dengan pemberian soal dan penugasan, dengan
cara mengembangkan stimulus yang lebih sederhana sehingga
mampu mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan soal
ataupun tugas yang telah diberikan. Sedangkan, bagi peserta didik
yang telah mencapai kompetensi diberikan pengayaan.
Pemberian pengayaan juga dapat dilakukan dengan pemberian
soal dan tugas, namun berisi kompetensi yang lebih tinggi.
Guru dapat memberikan beberapa soal atau tugas kepada
peserta didik untuk pendalaman pengalaman belajarnya, atau
memberikan tugas di luar apa yang telah dipelajari untuk
pengayaan pengalaman belajarnya. Pendalaman dapat berupa
pemberian beberapa soal atau tugas penguatan kompetensi yang
diajarkan, sementara untuk pengayaan dapat berupa pemberian
beberapa soal atau tugas yang kompetensinya di atas dari

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 264


kompetensi yang diajarkan atau dapat juga pemberian beberapa
soal atau tugas.

Contoh Materi Pendalaman CK-3 Konten Aljabar

Usaha Kerajinan Daur Ulang

Kelompok Usaha Berkah menjalankan program daur ulang


botol dan kantong plastik menjadi berbagai macam kerajinan
tangan. Salah satu hasil kerajinan yang dihasilkan adalah vas
bunga. Sebuah vas bunga membutuhkan bahan baku 3 botol
dan 5 kantong plastik. Bahan baku yang tersedia pekan ini
adalah 114 botol dan 215 kantong plastik.

Soal
1. Pasangkanlah dengan tepat pernyataan di kolom kiri dan kanan.
Jika jumlah bahan baku botol yang digunakan A. 40 buah
adalah 24 buah, maka jumlah kantong plastik
yang dibutuhkan adalah ….
Jumlah vas yang diproduksi pekan lalu adalah B. 69 buah
29 buah. Jumlah bahan baku botol yang
digunakan adalah ….
Untuk membuat vas dengan jumlah maksimal, C. 84 buah
maka jumlah botol yang dibutuhkan jika
terdapat 118 kantong plastik yang tersedia
adalah ….
D. 89
buah
2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom benar atau salah untuk
setiap pernyataan di bawah ini!
Pilihan Jawaban
Pernyataan (√)
Benar Salah
Bahan baku yang tersedia masih cukup untuk
membuat 35 buah vas pesanan.
Jika bahan baku yang tersedia digunakan
untuk membuat 25 buah vas, sisa bahan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 265


yang tersisa adalah 35 botol dan 85 kantong
plastik
Jumlah maksimal vas bunga yang dapat
diproduksi dari bahan baku yang tersedia
pekan ini adalah 38 buah.

3. Jika setiap vas bunga membutuhkan 3 botol dan 5 kantong


plastik, maka banyak bahan baku yang tersisa setelah semua
bahan yang tersedia pekan ini dibuat menjadi vas bunga adalah
….
Solusi Alternatif
1.
Jika jumlah bahan baku botol yang A. 40 buah
digunakan adalah 24 buah, maka jumlah
kantong plastik yang dibutuhkan adalah ….
Jumlah vas yang diproduksi pekan lalu B. 69 buah
adalah 29 buah. Jumlah bahan baku botol
yang digunakan adalah ….
Untuk membuat vas dengan jumlah C. 84 buah
maksimal, maka jumlah botol yang
dibutuhkan jika terdapat 118 kantong
plastik yang tersedia adalah ….
D. 89
buah

2. Pilihan
Pernyataan Jawaban (√)
Benar Salah
Bahan baku yang tersedia masih cukup √
untuk membuat 35 buah vas pesanan.
Jika bahan baku yang tersedia digunakan √
untuk membuat 25 buah vas, sisa bahan
yang tersisa adalah 25 botol dan 85
kantong plastik.
Jumlah maksimal vas bunga yang dapat
diproduksi dari bahan baku yang tersedia √
pekan ini adalah 38 buah.

3. Jika setiap vas bunga membutuhkan 3 botol dan 5 kantong


plastik, maka banyak bahan baku yang tersisa setelah semua

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 266


bahan yang tersedia pekan ini dibuat menjadi vas bunga adalah
25 buah botol.

Contoh Materi Pendalaman CK-3 Konten Bilangan


Program Penghijauan

Pemerintah daerah Kabupaten Melawai meluncurkan


program penghijauan yang akan dilaksanakan selama 2
tahun berturut-turut. Luas total wilayah Kabupaten Melawai
adalah 1500 ℎ𝑚𝑚2 . Untuk memperkuat fungsi ekosistem,
sebagian dari wilayah tersebut akan ditanami pohon bakau,
pinus dan jati. Berikut rincian informasi terkait program
penghijauan yang akan dilaksanakan.

Soal
1. Pasangkanlah dengan tepat pernyataan di kolom kiri dan
kanan.
Luas lahan yang akan ditanami pohon jati A. 60
di tahun pertama adalah …. ℎ𝑚𝑚2

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 267


Luas wilayah yang akan ditanami pinus di B. 120
tahun kedua adalah …. ℎ𝑚𝑚2
Luas wilayah yang akan ditanami cemara C. 150
di tahun kedua adalah …. ℎ𝑚𝑚2
D. 180
ℎ𝑚𝑚2

2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom benar atau salah


untuk setiap pernyataan di bawah ini!
Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Benar Salah
Jumlah pohon jati yang akan ditanam pada tahun
pertama sama dengan jumlah pohon pinus yang
akan ditanam pada tahun kedua.
Terjadi peningkatan 5% luas lahan yang akan
ditanami pohon dari tahun 1 ke tahun 2.
Luas wilayah yang akan ditanami cemara dan
bakau di tahun kedua adalah 180 hm2

3. Urutan jenis pohon berdasarkan jumlah pohon yang


ditanam, dimulai dari yang terbanyak adalah …
a. Jati, mahoni, bakau, pinus, cemara
b. Jati, pinus, bakau, mahoni, cemara
c. Pinus, jati, mahoni, cemara, bakau
d. Pinus, jati, bakau, mahoni, cemara

Solusi Alternatif

1 Luas lahan yang akan ditanami A. 60


pohon jati di tahun pertama ℎ𝑚𝑚2
adalah ….
Luas wilayah yang akan B. 120
ditanami pinus di tahun kedua ℎ𝑚𝑚2
adalah ….

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 268


Luas wilayah yang akan C. 150
ditanami cemara di tahun ℎ𝑚𝑚2
kedua adalah ….
D. 180
ℎ𝑚𝑚2

2 Pilihan Jawaban
Pernyataan
Benar Salah
Jumlah pohon jati yang akan ditanam √
pada tahun pertama sama dengan jumlah
pohon pinus yang akan ditanam pada
tahun kedua.
Terjadi peningkatan 5% luas lahan yang √
akan ditanami pohon dari tahun pertama
ke tahun kedua.
Luas wilayah yang akan ditanami cemara √
dan bakau di tahun kedua adalah 180
ℎ𝑚𝑚2 .

3. Urutan jenis pohon berdasarkan jumlah pohon yang


ditanam, dimulai dari yang terbanyak adalah jati, pinus,
bakau, mahoni, cemara (B).

Contoh Materi Pengayaan CK-3 Konten Aljabar

Stimulus
Proyek Pembersihan Sungai

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengadakan proyek


pembersihan sungai di Kota Belawa. Setelah dikeruk, volume
tumpukan sampah diperkirakan mencapai 121.430 𝑚𝑚3 . Sampah
tersebut akan diangkut oleh petugas kebersihan menuju tempat
pembuangan akhir. Kepala DLH menargetkan bahwa proyek
pembersihan tersebut dapat selesai dalam waktu kurang dari 1
minggu. Namun karena keterbatasan mobil pengangkut sampah
yang tersedia, setiap harinya petugas kebersihan hanya mampu
mengangkut sampah sebanyak 34 𝑚𝑚3 .

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 269


Contoh Materi Pengayaan CK-3 Konten Bilangan
Sampah yang Mencemari Laut
Salah satu isu pencemaran lingkungan yaitu banyaknya
sampah yang terbuang ke laut. Beberapa jenis sampah yang
banyak ditemukan di laut di antaranya adalah puntung
rokok, kemasan makan dan dan minuman plastik, tutup
botol, kantong plastik, dan sedotan plastik. Secara rinci,
berikut disajikan data tentang enam jenis sampah terbanyak
yang terbuang ke laut.

Soal

Berdasarkan data enam jenis sampah paling banyak terbuang


ke laut, tentukan proporsi masing-masing jenis sampah
plastik tersebut terhadap total sampah plastik yang terbuang
di laut dalam satu tahun. Nyatakan dalam bentuk bilangan
rasional.

Contoh Materi Pendalaman CK-4 Konteks Personal dan Konten


Aljabar

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 270


Hari Raya Kurban

Hari raya Idul Adha akan segera tiba, setiap umat Islam yang
mampu dan yang sudah berkecukupan disunnahkan untuk
melakukan kurban. Hukum berkurban adalah sunnah muakkadah
yang artinya sangat dianjurkan. Melihat keutamaan-keutamaan
berkurban, Pak Rahmat selaku ketua panitia kurban masjid Al
Ikhlas selalu mengimbau warganya untuk berkurban. Himbauan
Pak Rahmat disambut antusias oleh warga dan terkumpul 33
orang yang akan melakukan kurban. Pak Rahmat telah
menetapkan harga hewan kurban per orang dan adanya
penambahan Rp200.000 sebagai biaya operasional serta biaya
penyembelihan. Teknis atau cara pembelian serta pengangkutan
hewan kurban juga telah menjadi pertimbangan oleh Pak
Rahmat. Hewan kurban yang dibeli diangkut menggunakan pick
up yang disewa oleh Pak Rahmat.

1. Pak Rahmat selaku ketua panitia kurban menetapkan bahwa


jenis kurban sapi dapat dibeli secara kolektif atau bersama
untuk tujuh orang, sedangkan jika belum mencukupi tujuh
orang maka hewan kurban akan dialihkan menjadi kambing
tiap orang. Setelah hari tasyrik, yaitu tiga hari setelah Hari
Raya Idul Adha yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah,
tidak ada lagi warga yang berkurban, maka berapa ekor
kambing yang diterima oleh Pak Rahmat?
A. 2 ekor
B. 3 ekor
C. 4 ekor
D. 5 ekor

2. Biaya untuk membeli hewan kurban sudah terkumpul. Pak


Rahmat dan warga sepakat membeli hewan dari peternak
lokal yang ada disekitar agar memperoleh harga murah. Pak
Rahmat akhirnya mendapatkan potongan untuk setiap ekor
sapi dan untuk setiap ekor kambing. Pak Rahmat menetapkan
untuk 7 orang akan dibelikan satu ekor sapi, sedangkan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 271


sisanya akan dibelikan satu ekor kambing per orang. Pak
Rahmat membayar hewan kurban kepada peternak lokal
Rp99.000.000, yaitu Rp84.000.000 untuk membeli sapi dan
Rp15.000.000 untuk membeli kambing. Pak Rahmat
memperoleh uang kembalian Rp1.400.000, untuk sapi dan
Rp 75.000 untuk kambing. Berikut pilihlah dua pernyataan
yang benar terkait pembelian hewan kurban oleh Pak
Rahmat.
☐ Harga satu ekor sapi Rp20.650.000
☐ Harga satu ekor kambing Rp3.000.000
☐ Harga satu ekor sapi dan satu ekor kambing
Rp23.635.000
☐ Potongan harga satu ekor sapi dan satu ekor kambing
Rp50.000

3. Untuk mengangkut hewan kurban yang telah dibeli, Pak


Rahmat menyewa mobil pick up sekaligus supirnya.
Kapasitas mobil pick up tersebut adalah 1 ton. Berat badan
Pak Rahmat adalah 68 kg, sedangkan berat badan supir
adalah 64 kg. Berat satu ekor sapi yang dibeli Pak Rahmat
berkisar 250 kg hingga 300 kg, sedangkan berat satu ekor
kambing berkisar 30 kg. Pak Rahmat menetapkan untuk 7
orang akan dibelikan satu ekor sapi, sedangkan sisanya akan
dibelikan satu ekor kambing per orang. Analisis dan tentukan
berapa kali Pak Rahmat harus mengambil hewan kurban
yang dibeli serta berikan alasan untuk formasi sapi dan
kambing yang mungkin bisa dibawa dengan mobil pick up.

Contoh Materi Pendalaman CK-4 Konteks Sosial dan Konten


Statistika dan Peluang

Imla’

Imla’ merupakan keterampilan menulis Al Qur’an yang termasuk


dalam salah satu aspek penilaian untuk syarat kenaikan kelas di
pesantren Al Hidayah. Pondok pesantren Al Hidayah memiliki 600
santri yang terdiri dari 66% santri perempuan dan sisanya santri laki-

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 272


laki. Penilaian yang diberikan berdasarkan kebenaran kaidah
penulisan dan kesempurnaan penulisan ayat dengan skala penilaian
1 sampai 10. Penilaian tersebut kemudian di rekap seperti dalam tabel
dan dilaporkan kepada ketua pondok Pesantren Al Hidayah sebagai
bahan pertimbangan tiap santri.

1. Ustaz merupakan panggilan para santri kepada pengajar laki-laki


di pondok pesantren, sedangkan ustazah merupakan pengajar
santri perempuan. Para ustaz mengelompokkan kemampuan
penulisan imla’ berdasarkan tinggi, sedang dan rendah. Kategori
kemampuan tinggi berada di nilai 7 sampai 10, kemampuan
sedang berada di nilai 4 sampai 6, dan kemampuan rendah berada
di nilai 1 sampai 3. Berapa persen santri yang memiliki
kemampuan sedang dalam penulisan imla’ yang didata oleh para
ustaz dari seluruh santri di Pesantren Al Hidayah?
A. 41
B. 25,33
C. 21,5
D. 15,67

2. Kementerian Agama RI mengadakan perlombaan penulisan imla’


tingkat nasional. Pesantren Al Hidayah mengikuti perlombaan
penulisan imla’ dengan mengirimkan santri perempuan. Ustazah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 273


mengirimkan santri yang memiliki kemampuan menulis imla’ di
atas nilai 7. Analisis pernyataan terkait dengan perlombaan
penulisan imla’, serta pilihlah pernyataan benar atau salah!

Pernyataan Benar Salah


Santri yang mengikuti perlombaan 39 santri
Santri yang mengikuti perlombaan 143
santri perempuan
Santri yang mengikuti perlombaan 17,33%
dari seluruh santri
Santri yang mengikuti perlombaan 26,26%
dari seluruh santri perempuan

3. Untuk mengevaluasi kemampuan imla’ seluruh santri, para ustaz


dan ustazah melakukan evaluasi terhadap hasil penilaian imla’
untuk tahun ini. Para ustaz dan ustazah akan megelompokkan
berdasarkan jenis kelamin santri maupun per tiap nilai yang
diperoleh oleh para santri.
a. Bantulah ustaz dan ustazah untuk menganalisis data seluruh
santri dari berbagai indikator (jenis kelamin maupun
berdasarkan nilai)
b. Eksplorasi persentase yang mungkin di buat oleh para ustaz
dan ustazah
c. Eksplorasi diagram lingkaran yang mungkin dibuat
d. Eksplorasi diagram batang ganda yang mungkin dibuat
e. Gunakan dan eksplorasi dengan menggunakan bantuan
aplikasi komputer

Contoh Materi Pengayaan CK-4 Konteks Personal dan Konten


Aljabar

CK-4 yang dibahas dalam pembelajaran adalah konten aljabar


dengan menggunakan strategi pemecahan masalah untuk
melakukan perhitungan menyelesaikan masalah kehidupan
sehari-hari pada konteks personal berkaitan dengan persamaan
linier satu variabel, sehingga pengayaan mengambil pada CK-5
untuk konten aljabar, dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah melakukan perhitungan untuk menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari pada konteks personal berkaitan dengan
pertidaksamaan linier satu variabel. Pengayaan dapat diberikan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 274


dalam bentuk soal maupun penugasan. Berikut contoh
pengayaan dalam bentuk penugasan.

Zakat Fitrah Masjid Safinatul Ulum

Pak Hasan merupakan ketua panitia zakat fitrah Masjid Safinatul


Ulum. Zakat yang terkumpul dibagikan kepada delapan
golongan penerima zakat yaitu fakir, miskin, fii sabilillah (orang
yang berjuang di jalan Alloh), mualaf, gharim (orang yang
berhutang), ibnu sabil, amil dan riqab (hamba sahaya). Beras
hasil dari zakat fitrah Masjid Safinatul Ulum dibawa oleh supir
dan Pak Hasan menggunakan truk. Berat badan Pak Hasan 86
kg dan berat badan supir 64 kg, sedangkan berat setiap karung
beras 25 kg.

a. Setelah membaca info di atas, tulislah model matematis dari


permasalahan dan jelaskan!
b. Cobalah kalian buat strategi dan solusi dari permasalahan
terkait banyaknya karung yang dapat diangkut oleh truk?
c. Pak Hasan akan mengangkut 211 karung beras. Carilah solusi
terbaik terkait berapa kali Pak Hasan harus mengangkut beras
tersebut? Jelaskan!

Contoh Materi Pengayaan CK-4 Konteks Sosial dan Konten


Statistika dan Peluang

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 275


CK-4 yang dibahas dalam pembelajaran adalah konten aljabar
dengan mengevaluasi atau menyimpulkan solusi atau hasil
matematika untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari
dalam berbagai konteks sosial berkaitan dengan banyaknya data
dengan diagram lingkaran, sehingga pengayaan mengambil pada
CK-5 untuk konten statistika dan peluang dengan menganalisis,
mengevaluasi, atau menyimpulkan solusi matematika untuk
menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari pada konteks
sosial berkaitan dengan penyajian data dalam bentuk diagram
batang ganda. Pengayaan dapat diberikan dalam bentuk soal
maupun penugasan. Berikut contoh pengayaan dalam bentuk
penugasan.

Hafidz Quran

Ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Alloh yang


berhubungan dengan segala amaliah mukallaf (perbuatan-
perbuatan yang dapat dikenai hukum dalam Islam), baik yang
wajib, sunah, mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-
dalil yang jelas. Salah satu dalil yang jelas dalam ilmu fiqih adalah
Al Quran, sehingga ilmu fiqih sangat berkaitan erat dengan Al
Quran. Berdasarkan pemikiran tersebut, para Pendidik fiqih,
Pendidik mata pelajaran, kepala sekolah dan komite dari MTs
Safinatul berencana ingin meneliti sekaligus mendata jumlah
peserta didik yang telah memiliki hafalan Al Quran. Penelitian
ingin melihat keterkaitan antara banyaknya hafalan Al Quran
peserta didik dengan akhlak (sopan santun) dan prestasi yang
diperoleh peserta didik di MTs Safinatul tahun pelajaran
2022/2023 dari kelas tujuh hingga kelas sembilan. Jumlah peserta
didik di MTs Safinatul berjumlah 450 peserta didik yang tersebar
sama di masing-masing kelas.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 276


a. Analisis tabel di atas berdasarkan banyaknya hafalan Al
Quran untuk seluruh kelas maupun per kelas
b. Analisis dan buatlah langkah pengerjaan diagram lingkaran
untuk tiap kelas tujuh, delapan maupun sembilan dan untuk
semua kelas terkait banyaknya hafalan Al Quran peserta
didik
c. Analisis dan buatlah langkah pengerjaan diagram batang
ganda untuk tiap kelas tujuh, delapan maupun sembilan dan
untuk semua kelas terkait banyaknya hafalan Al Quran
peserta didik
d. Lakukan evaluasi untuk setiap langkah dan hasil dari
pengerjaan diagram lingkaran maupun batang ganda yang
dibuat dan bandingkan hasil dengan menggunakan aplikasi
dalam komputer.

Contoh Materi Pendalaman Materi Bilangan untuk CK-5

Lomba Lari

Salah satu lomba dalam kegiatan classmeeting yang


dilakukan adalah lomba lari 100 meter. Lomba di ikuti oleh

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 277


perwakilan 1 orang setiap kelas. Berikut tabel data waktu pelari
untuk kelas VII.

Kelas Nama Pelari Waktu


Mulai Selesai
VII.1 Ali 08:30:00 08:30:22
VII.2 Alwi 08:30:00 08:30:19
VII.3 Akbar 08:30:00 08:30:18
VII.4 Ghazi 08:30:00 08:30:17
VII.5 Raihan 08:30:00 08:30:20
VII.6 Rasyid 08:30:00 08:30:15
VII.7 Shaleh 08:30:00 08:30:19

1. Berdasarkan informasi tersebut, berilah tanda centang pada


kolom benar atau salah dari pernyataan-pernyataan
berikut!
Pernyataan Benar Salah
Ali berlari dengan kecepatan yang paling
besar
Kecepatan peringkat pertama adalah 6,7
m/detik
Selisih kecepatan peringkat pertama
dengan terakhir adalah 2,2 m/detik

Solusi : Kecepatan dapat dirumuskan dengan perbandingan


jarak dengan waktu
Sehingga untuk Kecepatan Ali = 100 m : 22 detik = 4,5
m/detik
Kecepatan Rasyid = 100 m : 15 detik = 6,7 m/detik
Selisih kecepatan peringkat pertama dan terakhir adalah:
6,7 – 4,5 = 2,2 m/detik
Jadi jawabannya adalah S – B - B

2. Berdasarkan hubungan kecepatan dengan waktu tempuh,


maka kecepatan peringkat ketiga adalah ….
Solusi : Hubungan kecepatan dengan waktu berbanding
terbalik.
peringkat ketiga adalah Akbar,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 278


maka Kecepatan Akbar = 100 m : 18 detik = 5,6 m/detik.
Jawabannya adalah : 5,6 m/detik.

Contoh Materi Pengayaan Materi Statistika untuk CK-5

Asiknya ke Perpustakaan

Fathonah mendapat tugas dari bu guru untuk mendata banyak


pengunjung perpustakaan dalam 2 minggu untuk peserta didik kelas
VII. Peserta didik kelas VII di Madrasah Fathonah berjumlah 160
orang. Fathonah mulai mengumpulkan data pada hari senin. Dia
pergi ke perpustakaan untuk mencari data yang telah ditugaskan
oleh bu Guru. Berikut data yang diperoleh Fathonah.

Guna memudahkan menunjukkan sebuah data, selain dibentuk


dalam tabel, data dapat dibentuk dalam bentuk diagram.
Silakan ananda sajikan data tersebut dalam bentuk diagram batang
ganda.
Kemudian dari informasi tersebut jawablah pertanyaan berikut !
1. Berdasarkan informasi data dalam 2 minggu tersebut,
a. Hari apakah perpustakaan yang paling banyak dikunjungi
oleh siswa kelas VII?
b. Hari apakah perpustakaan yang paling terlihat
perbedaannya antara perempuan atau laki-laki dalam
mengunjungi perpustakaan?
c. Hari apakah persentase paling tinggi perpustakaan
dikunjungi oleh peserta didik kelas VII dan berapakah
persentasenya?
2. Setelah menjawab pertanyaan sebelumnya, apakah representasi
data lebih mudah dibaca dalam bentuk diagram atau tabel?
Mengapa demikian? Jelaskan!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 279


Contoh soal evaluasi Geometri dan Pengukuran CK 6
Stimulus
Sajian Modern

Teknologi yang semakin canggih menciptakan kemasan yang


dapat menyimpan berbagai jenis makanan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Salah satu yang paling sering banyak ditemui
adalah minuman dan bahan makanan dalam kemasan. Berikut
adalah beberapa contoh minuman dan bahan makanan dalam
kemasan berbahan kardus, plastik, atau kaleng.

Soal Evaluasi
1. Indikator prasyarat
Apabila kita perhatikan terdapat tujuh macam bentuk
kemasan yang terdiri dari kemasan minuman dan bahan
makanan. Dari berbagai bentuk kemasan yang ada, terdapat
kemasan yang berbentuk bangun ruang sisi datar sebanyak
….
Pilihlah satu jawaban yang benar.
a. 3 buah b. 4 buah c. 5 buah d. 6 buah
2. Indikator Inti 1
Susi adalah anak yang gemar minum susu dalam kemasan.
Susi memiliki 3 jenis minuman kemasan kotak. Minuman

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 280


pertama adalah teh yang dikemas dalam kotak berukuran 4
cm, 5 cm dan tinggi 12 cm. Minuman kedua adalah susu
coklat yang dikemas dalam kotak yang memiliki sisi yang
sama dengan panjang sisi 0,05 m, dan terakhir adalah susu
vanilla yang dikemas dalam kotak berukuran 5 cm, 3 cm,
dan 0,08 m.
Pilihlah dua jawaban yang benar dengan memberi tanda
checklist (√).
Isi dari teh dalam kemasan adalah 240 ml.
Sepertiga isi dari teh dalam kemasan lebih besar daripada
isi susu coklat dalam kemasan
Setengah isi dari teh dalam kemasan sama dengan isi susu
vanila dalam kemasan
Teh dalam kemasan adalah minuman yang paling sedikit
isinya dibandingkan susu coklat dan vanila
3. Indikator inti 2
Ibu meminta Andi untuk membeli dua santan kemasan di
warung. Sebagai hadiah Andi boleh membeli satu makanan
atau minuman. Sesampainya di Warung Andi membeli
santan yang dikemas dalam bentuk menyerupai piramida
dengan ukuran sisi permukaan 5 cm x 0,06 m, dengan
tinggi 6,5 cm. Andi juga membeli susu coklat kesukaannya
yang dikemas dalam ukuran sisi yang sama yaitu 0,06 m.
Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan berikut.
Pernyataan Benar Salah
Isi satu santan dalam kemasan lebih sedikit
daripada susu coklat
Isi dari dua santan dalam kemasan lebih
banyak daripada susu coklat
Sepertiga dari isi susu coklat lebih banyak
daripada isi satu santan dalam kemasan

Berdasarkan contoh soal evaluasi di atas, Bapak/ibu dapat


membuat rubrik penilaian seperti pada Tabel 3.12.

Rubrik Penilaian Evaluasi CK-6 Konten Geometri dan Pengukuran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 281


No
Indikator Tipe soal Skor
soal
1 Mampu mengidentifikasi informasi Pilihan 15
berkenaan dengan bangun ruang sisi datar ganda
dari barang dan jasa
2 Mampu menentukan penyelesaian Pilihan 40
masalah berkenaan dengan volume ganda
bangun ruang dari barang dan jasa komplek
3 Mampu menafsirkan hasil penyelesaian Benar- 45
masalah berkenaan dengan volume Salah
bangun ruang dari barang dan jasa
Skor maksimal yang diperoleh peserta didik 100
Skor minimal yang diperoleh peserta didik 0

Contoh soal evaluasi Statistika dan Peluang


Stimulus
Hewan Kurban di Desa Suka Beramal

Desa Suka Beramal adalah desa yang memiliki 7 Rukun Warga (RW).
Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, diberbagai RW yang ada di
Desa Suka Beramal akan mengadakan penyembelihan hewan kurban.
Kegiatan dengan dasar hukum sunnah muakkad ini selalu rutin
diadakan setiap tahun. Jumlah hewan kurban selalu dicatat oleh RW
setempat dan dikumpulkan menjadi data desa. Kegiatan
penyembelihan hewan kurban dilakukan di masing-masing Masjid
tepat satu hari setelah pelaksanaan Idul Adha, yang kemudian daging
kurban tersebut dibagikan bagi penduduk desa setempat.
Soal Evaluasi
1. Indikator prasyarat
Pada tahun 2022 hewan yang dikurbankan adalah kambing saja.
Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut berbagai sapi terjangkit
penyakit mulut dan kuku (PMK). Adanya wabah PMK
menyebabkan jumlah hewan kurban sedikit. Data hewan kurban
Desa Suka Beramal pada tahun 2022 ditampilkan dalam gambar.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 282


Pilih satu jawaban yang benar
Gambar tersebut adalah data tentang …
a. macam-macam RW yang ada di Desa Suka Beramal tahun
2022
b. jumlah RW yang ada di Desa Suka Beramal tahun 2022
c. jumlah hewan kurban di masing-masing RW Desa Suka
Beramal tahun 2022
d. jumlah hewan kurban di masing-masing RW Desa Suka
Beramal setiap tahun
2. Indikator Inti 1
Pada tahun 2021 jumlah hewan kurban di Desa Suka Beramal
lebih banyak dibandingkan tahun 2022. Menurut data desa
terdapat 46 kambing dan 21 sapi sebagai hewan kurban. Adapun
rincian jumlah kambing dan sapi di masing-masing RW
ditampilkan pada tabel berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 283


Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan berikut.

Pernyataan Benar Salah


Rata-rata jumlah hewan kurban jenis sapi adalah
3 ekor.
Terdapat dua daerah dengan jumlah kambing
kurban yang sama, sebanyak 5 ekor.
Jika mengambil jumlah hewan kurban
berdasarkan nilai tengah, maka terdapat 9 ekor
hewan kurban.

3. Indikator Inti 2
Pada tahun 2023 data desa menyebutkan bahwa terjadi
peningkatan dari tahun 2022 hewan kurban berupa sapi.
Berdasarkan data dilapangan bahwasannya secara berurutan dari
RW 1 sampai RW 7 data hewan kurban berupa kambing adalah
3; 4 ; 3; 2; 5; 4; dan 4. Sedangkan untuk data hewan kurban jenis
sapi secara berurutan dari RW 1 hingga RW 7 adalah 5; 5; 6; 3; 8;
4; dan 3.
Pilihlah dua jawaban yang benar dengan memberi tanda checklist
(√).
Rata-rata jumlah hewan kurban berupa kambing lebih sedikit
daripada rata-rata hewan kurban jenis sapi
Jika data kambing kurban diurutkan, maka jumlah kambing
kurban di RW 3 berada pada urutan tengah diantara RW yang lain

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 284


Terdapat tiga RW yang memiliki jumlah kambing kurban yang
sama, yakni RW 2, RW 6, dan RW 7
Jumlah kambing kurban pada masing-masing RW berbeda

Berdasarkan contoh soal evaluasi di atas, Bapak/ibu dapat


membuat rubric penilaian seperti pada Tabel 3.13.

Rubrik Penilaian Evaluasi CK-6 Konten Statistika dan Peluang


No
Indikator Tipe soal Skor
soal
1 mampu menentukan informasi berkenaan Pilihan 10
dengan data tunggal dari isu demografi ganda
2 mampu menganalisis penyelesaian Benar- 50
masalah berkenaan dengan ukuran Salah
pemusatan data tunggal dari isu demografi
3 mampu menyimpulkan hasil penyelesaian Pilihan 40
masalah berkenaan dengan ukuran ganda
pemusatan data tunggal dari isu demografi komplek
Skor maksimal yang diperoleh peserta didik 100
Skor minimal yang diperoleh peserta didik 0

Tugas Pendalaman
Setelah memahami uraian di atas, Bapak/Ibu dapat memahami
ragam model soal yang digunakan sebagai instrumen penilaian
AKMI. Untuk memperdalam wawasan Bapak/Ibu dalam
penyusunan tes, Bapak/Ibu dapat mengembangkan empat
ragam model soal tersebut (masing-masing 1 butir soal) sesuai
dengan indikator kompetensi yang telah Bapak/Ibu
kembangkan.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 285


Contoh Materi Pendalaman konten aljabar konteks pekerjaan
sebagai berikut CK7
Sebagai contoh soal yang akan dijadikan tugas kepada peserta didik
sebagai materi pendalaman antara lain:
Penyedia layanan Bus Pariwisata
Musim liburan akhir tahun ajaran telah tiba. Seperti tahun-tahun
sebelumnya, MA Ihsanul Amal menyiapkan liburan akhir tahun ajaran
bagi peserta didik kelas akhir dan para dewan guru. Untuk
menyelenggarakan liburan tersebut, panitia penyelenggara di
madrasah membutuhkan bus pariwisata. Tim penyelenggara
kemudian menghubungi jasa pelayanan bus pariwisata di berbagai
tempat sebagai bahan pertimbangan madrasah. Adapun penawaran
yang disediakan oleh beberapa pelayanan bus tertera di dalam tabel
berikut

Jumlah
Perusahaan
Jenis penumpang
No penyedia Harga
Bus Peserta
layanan Guru
didik
Besar 20 20 Rp2.400.00,00
PT. Jaya
1 Tiga
Trans 15 10 Rp1.600.000,00
suku
Besar 12 28 Rp2.420.000,00
PT. Mujur
2 Tiga
Trans 17 8 Rp1.845.000,00
suku
Besar 18 22 Rp2.156.000,00
PT. Damai
3 Tiga
Trans 11 14 Rp1.337.000,00
suku

1) Berdasarkan penyajian data pada tabel tersebut, dapat diketahui


bahwa harga untuk satu orang penumpang guru pada bus jenis
Besar di PT. Jaya Trans adalah.. .
A. Rp80.000,00
B. Rp85.000,00
C. Rp77.000,00
D. Rp75.000,00
E. Rp84.000,00

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 286


2) Berdasarkan informasi di atas, beri tanda centang (✓) pada kotak
di depan pernyataan untuk jawaban-jawaban yang benar.
 Harga untuk satu orang peserta didik menggunakan bus
jenis Tiga suku pada PT. Jaya Trans adalah Rp50.000,00
 Harga untuk satu orang guru menggunakan bus jenis Tiga
suku pada PT. Makmur Trans adalah Rp77.000,00
 Selisih harga penumpang guru pada bus Besar PT. Jaya Trans
dan PT Mujur Trans adalah Rp5.000,00
 Harga yang akan ditawarkan oleh PT. Makmur Jaya
merupakan harga yang paling rendah bila dibandingkan
dengan 2 PT. Lainnya
 Harga yang harus dibayar oleh madrasah jika menggunakan
Bus Besar dari PT. Mujur Trans dengan jumlah penumpang
21 orang guru dan 19 orang peserta didik adalah
Rp2.740.000,00

3) Agar perjalanan liburan peserta didik dan guru dapat terlaksana


dengan nyaman, maka tim penyelenggara di madrasah akan
menyewa satu Bus dari PT. Jaya Trans dengan jumlah
penumpang 10 orang guru dan 30 orang peserta didik, dua bus
besar di PT. Makmur Trans dengan jumlah penumpang di Bus 1
(22 orang Guru dan 18 orang peserta didik) dan Bus 2 (15 orang
guru dan 25 orang peserta didik). maka berapa uang yang harus
disediakan oleh madrasah untuk membayar sewa bus tersebut?
Jawaban:
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 287


Contoh Materi Pendalaman konten geometri dan pengukuran
sebagai berikut:
Sebagai contoh soal yang akan dijadikan tugas kepada peserta
didik sebagai materi pendalaman antara lain:

Pasukan Tim Pramuka Madrasah


Pasukan Tim Pramuka sedang mengikutin kegiatan pelantikan
kacu. Mereka harus menyelesaikan salah satu tantangan untuk
mengambil selembar kain yang dipasangkan panitia pada
sebuah tiang. Tim Khalilah salah satunya. Namun, mereka
belum mengetahui berapa tinggi tiang tersebut agar dapat
mengambil kain yang dimaksud. Khalilah dengan dibantu
teman lainnya, mereka membentangkan tali dari ujung puncak
tiang dengan sebuah batu penanda yang dipatokkan pada
tanah. Jarak dari batu patokan ke tiang 12 meter. Pada jarak 3
meter dari patok tersebut, Khalilah memancangkan tongkat
setinggi 2 meter. Tongkat tersebut berdiri tegak lurus pada
tanah, dan sejajar dengan tiang, serta menyentuh tali. Kegiatan
Khalilah dan tim terlihat melalui gambar berikut:

Berdasarkan gambar tersebut, berapakah tinggi tiang dan


panjang tali yang digunakan oleh Tim? Kemudian pandanglah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 288


dua segitiga siku-siku ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴. Tunjukkan mengapa
∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴~∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴!
Jawaban:
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………

Solusi alternatif:
Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa:
Panjang AB = Panjang Tali
Panjang CB = Tiang
Panjang DE = Tongkat
Perhatikan ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
Karena DE//CB, maka ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 ~ ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 , sehingga akan
diperoleh:
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐷𝐷𝐷𝐷
=
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐶𝐶𝐶𝐶
3 2
=
12 𝐶𝐶𝐶𝐶
3𝐶𝐶𝐶𝐶 = 24
𝐶𝐶𝐶𝐶 = 8
Jadi tinggi tiang yaitu 8 meter.

Selanjutnya dengan menggunakan teorema phytagoras pada


∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴, berlaku aturan segitiga siku-siku yaitu:
𝐴𝐴𝐵𝐵2 = 𝐴𝐴𝐴𝐴 2 + 𝐶𝐶𝐶𝐶2
= 122 + 82
= 144 + 64
= 208
𝐴𝐴𝐴𝐴 = √208

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 289


𝐴𝐴𝐴𝐴 = 14,42 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
Jadi panjang tali yang digunakan yaitu 14,42 meter

Untuk menunjukkan mengapa ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴~∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 dapat


menggunakan bantuan bangun penghubung seperti berikut:

Perhatikan bahwa luas daerah 𝐼𝐼 + 𝐼𝐼𝐼𝐼 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑎𝑎 + 𝑏𝑏 + 𝑐𝑐 .


karena 𝐼𝐼 = 𝑎𝑎 dan 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑐𝑐 maka 𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑏𝑏. Maka dari sini akan
dihasilkan 𝐼𝐼 + 𝑎𝑎 + 𝑏𝑏 = 𝐼𝐼 + 𝑎𝑎 + 𝐼𝐼𝐼𝐼. Sehingga,
𝐴𝐴𝐴𝐴. 𝐷𝐷𝐷𝐷 = 𝐴𝐴𝐴𝐴. 𝐶𝐶𝐶𝐶 ↔ 𝐴𝐴𝐴𝐴. 𝐶𝐶𝐶𝐶 = 𝐴𝐴𝐴𝐴. 𝐷𝐷𝐷𝐷
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐷𝐷𝐷𝐷
↔ = … … … … (∗)
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐶𝐶𝐶𝐶
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐴𝐴𝐴𝐴
↔ = … … … … (∗∗)
𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐶𝐶𝐶𝐶

Dari (*) dan (**) maka dapat ditunjukkan bahwa ∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴~∆𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴

Tugas Pendalaman
Buatlah contoh materi pendalaman untuk peserta didik pada
tingkat capaian kompetensi tersebut. Materi pendalaman dapat

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 290


berupa tugas atau soal-soal/pertanyaan yang harus dikerjakan
oleh peserta didik.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 291


I. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam menyusun RPP, guru harus memiliki
pemahaman secara memadai dan mampu melakukan
berbagai aktivitas berikut, yakni (1) mengidentifikasi topik
pembelajaran, (2) mengembangkan indikator kompetensi
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3) menyusun
dan mengembangkan materi pembelajaran, (4) memilih dan
mengembangkan media/sumber pembelajaran, (5)
merancang dan mengembangkan skenario pembelajaran, (6)
menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian, dan
(7) merancang model pendalaman dan pengayaan materi
pembelajaran.

J. Refleksi Guru terhadap Pembelajaran yang telah dilakukan


Setelah Bapak/Ibu melaksanakan proses persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, diharapkan
Bapak/Ibu dapat melakukan kegiatan refleksi sebagai bentuk
tindak lanjut dan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 292


K. Referensi

Aubusson, P. (2008). Teacher Learning and Development:


The Mirror Maze. Australia: Springer Science +
Business Media B.V.
Badan Pusat Statistik. (2023). Katalog Statistik Indonesia
2023. Jakarta.
Blomhøj, M., & Jensen, T. H. (2007). What’s all the fuss
about competencies? Experiences with using a
competence perspective on mathematics education
to develop the teaching of mathematical modeling.
In Modeling and applications in mathematics
education: The 14th ICMI study (pp. 45-56). Boston,
MA: Springer US.
Boud, D. & Felleti, G.I. (1997). The challenge of problem
based learning. London: Kogapage.
Cannon, K.C & Krow, G, R. (1998). Synthesis of Complex
Natutal Product as a Vehicle for Student-centered,
Problem-based Learning. Journal of Chemical
Education, 75(10), 1259-1260.
Caponera, E., Sestito, P. & Russo, P. M. (2016). The
influence of reading literacy on mathematics and
science achievement. The Journal of Educational
Research, 109(2): 197-204, DOI:
10.1080/00220671.2014.936998.
Chamot, Anna Uhl, et.al. (1999). Handbook: The Learning
Strategies. New York: Longman.
Dasna, I Wayan. (2005). Penggunaan Model Pembelajaran
Problem-based Learning dan Kooperatif learning
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
kuliah metodologi penelitian. Malang: Lembaga
Penelitian UM.
De Porter, B., Reardon, M., dan Sarah Singer-Nourie. (2001).
Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Direktorat Sekolah Dasar. (2020). Persiapkan Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) Menuju Sekolah
Berkualitas—Direktorat Sekolah Dasar.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 293


http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/persiapka
n-asesmen-kompetensi-minimum-akm-menuju-
sekolah-berkualitas
Fogarty, R. (1997). Problem-based learning and other
curriculum models for the multiple intelligence
classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light.
Garreta-Domingo, M., Sloep, P. B., Hernández-Leo, D., &
Mor, Y. (2017). Learning design for teacher
professional development. International Journal of
Educational Technology in Higher Education, 14, 1-
3.
Hiller A. Spires, H. A., Paul, C. M., & Kerkhoff, S. N. (2018).
Encyclopedia of Information Science and
Technology, Fourth Edition. Hershey, PA :
Information Science Reference.
Hirai, Debra L. Cook, Irene Borrego dan Emilio Garza, dan
Carl T. (2009). Klock. Literacy Strategies for
Adolescents: How to Manual for Educator. New
York: Routledge Taylor & Francis Kalantzis, M. &
Cope, B. (2012). Literacies. New York: Cambridge
University Press.
Hodgson, J. (2019). Literary literacy? English in Education,
53(2), 113–115.
https://doi.org/10.1080/04250494.2019.1613093
Hughes, Nora & Schwab, Irene. (2010). Teaching Adult
Literacy: Principles and Practice. England: Open
University Press
Jonassen, D.H. (1999). Designing constructivist learning
environments. Dalam Reigeluth, C.M. (Ed):
Instructional-design theories and models: A new
paradigm of instructional theory, volume II. Pp. 215-
239. New Jersey: Lawrence Erlbaum associates,
Publisher.
Kalantzis, M., & Cope, B. (2012). Literacies. Cambridge
University Press.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 294


Larsen-Freeman, Diane. (2000). Techniques and Principles
in Language Teaching. Oxford: Oxford University
Press.
Marcos, et al. (2020). Promoting children’s creative thinking
through reading and writing in a cooperative learning
classroom. Thinking Skills and Creativity, 36(June):
100663.
Montoya, S. (2018). Defining Literacy. Paper presented on
GAML Fith Meeting, Hamburg Germany, 17-18
October 2018. Retreived from
https://gaml.uis.unesco.org/wp-
content/uploads/sites/2/2018/12/4.6.1_07_4.6-
defining-literacy.pdf
Nurokhman, A. (2017). Alternatif Pengembangan Madrasah
Berbasis Pesantren. Jurnal Kependidikan, 5(2), 130–
139. https://doi.org/10.24090/jk.v5i2.1940
OECD. (2018). PISA for Development Assessment and
Analytical Framework: Reading, Mathematics and
Science. https://www.oecd.org/education/pisa-for-
development-assessment-and-analytical-
framework-9789264305274-en.htm
OECD. (2018). PISA for Development Assessment and
Analytical Framework: Reading, Mathematics and
Science. https://www.oecd.org/education/pisa-for-
development-assessment-and-analytical-framework-
9789264305274-en.htm
OECD. (2019). PISA 2018 Assessment and Analytical
Framework. OECD publishing.
Priyatni, E. T., & Martutik. (2020). The Development of a
Critical–Creative Reading Assessment Based on
Problem Solving. SAGE Open, 10(2),
2158244020923350.
https://doi.org/10.1177/2158244020923350
Setyosari, P. (2017). Menciptakan Pembelajaran yang Efektif
dan Berkualitas. JINOTEP (Jurnal Inovasi Dan
Teknologi Pembelajaran): Kajian Dan Riset Dalam

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 295


Teknologi Pembelajaran, 1(1), 20–30.
https://doi.org/10.17977/um031v1i12014p020
Sumaryati, A. S., & Hasanah, D. U. (2015). Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika
Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 11 Yogyakarta. Jurnal
Derivat: Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika, 2(2), 56-64.
Sutrisno. (2006). Problem-based Learning. Dalam monograf
Model-model pembelajaran Sains (kimia) inovatif.
Malang:Jurusan Kimia\
Suyitno, Imam. (2010). Memahami Tindakan Pembelajaran:
Cara Mudah Melakukan PTK. Bandung: Refika
Aditama.
Triana, N. M., Nasution, I., & Nasution, T. S. F. (2022).
Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan pada SMA
Abdi Utama Kecamatan Barumun Kabupaten Padang
Lawas. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 214–219.
Turner, R. (2010). Exploring mathematical competencies.
Research Developments, 24(24), 5.
Wagner, E. D. (2021). Becoming a Learning Designer.
Design for Learning.
https://edtechbooks.org/id/learning_designer
Waqar, Y. (2013). The Impact of Learning Design on Student
Learning in Technology Integrated Lessons.
Procedia-Social and Behavioral Sciences, 93, 1795–
1799. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.119
Zhu, Y. (2022) Reading matters more than mathematics in
science learning: an analysis of the relationship
between student achievement in reading,
mathematics, and science. International Journal of
Science Education, 44:1, 1–17, DOI:
10.1080/09500693.2021.2007552.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 296


PEMBELAJARAN
LITERASI SAINS

1. Menentukan Topik Pembelajaran


Target kompetensi dan cakupan materi Literasi sains
yang dikembangkan dalam modul ini adalah sebagai
berikut:

UNTUK CK-3
a. Populasi dan Personal
Kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran:
1) menggagas hipotesis untuk menjelaskan konsep
variabel bebas, terikat, dan kontrol pada
percobaan sains,
2) mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan
tertentu secara ilmiah tentang fungsi berbagai
bentuk penyelidikan empiris dalam membangun
pengetahuan sains, termasuk tujuan dan
desainnya, dan
3) mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran
dalam teks yang berhubungan dengan sains
tentang pengembangan klaim ilmiah (argumentasi
ilmiah) didukung oleh data dan penalaran dalam
sains terkait sistem fisik, kehidupan, serta bumi
dan antariksa dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global (CK-3).

305
Cakupan Isi Materi
Bahan yang disajikan merupakan struktur materi yang
diuraikan berdasarkan analisis keluasan dari spesies, evolusi,
keanekaragaman hayati, dan variasi genetik dalam bentuk
bagan konsep yang lengkap. Dari keseluruhan bagan konsep
tersebut diidentifikasi konsep-konsep esensial (salah satu
amanat dari Kurikulum Merdeka) dengan cara menandai
konsep yang dipilih (dapat berupa warna atau tanda
lainnya). Bagan konsep esensial terpilih dijadikan panduan
dalam menguraikan materi/bahan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Penyajian bersifat singkat
dan padat sehingga berguna untuk penyajian bahan ajar.
Deskripsi bahan penyajian populasi ini diharapkan lebih
berorientasi pada kondisi ril kehidupan sehari-hari yang
lebih konkrit, karakteristik materi disajikan dalam bentuk
kalimat, grafik, dan gambar yang tidak terlalu sederhana.
Penerapan materi ini harus konsisten dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu PBL (sesuai rincian
sintak PBL) dengan menggunakan strategi penilaian
autentik/penilaian proses.

b. Ekosistem dalam Konteks Nasional


Kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran:
1) mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang
sesuai, mengidentifikasi, menggunakan dan menggagas
model representasi dan penjelasan tentang sains,
2) mengidentifikasi pertanyaan yang diajukan dalam
sebuah studi ilmiah yang diberikan tentang konsep
variabel bebas, terikat dan kontrol, membedakan
pertanyaan yang mungkin diselidiki secara ilmiah
tentang usulan cara untuk mencari jawaban atas
pertanyaan secara ilmiah,
3) mentransformasi data dari satu representasi ke
representasi lainnya tentang konsep pengukuran
kuantitatif dan kualitatif, serta menganalisis dan
menafsirkan data dan menarik simpulan yang sesuai
tentang cara umum untuk mengabstraksi dan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 306


merepresentasikan data ilmiah menggunakan tabel,
grafik, dan bagan terkait sistem fisik, kehidupan, serta
bumi dan antariksa dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global (CK-4).

Cakupan Isi Materi


Bahan yang disajikan merupakan struktur materi yang
diuraikan berdasarkan analisis keluasan dari rantai
makanan, aliran materi dan energi dalam bentuk pemetaan
konsep atau bagan konsep yang lengkap. Dari keseluruhan
pemetaan konsep tersebut diidentifikasi konsep-konsep
esensial (salah satu amanat dari Kurikulum Merdeka) dengan
cara menandai konsep yang dipilih (dapat berupa warna
atau tanda lainnya). Peta konsep esensial terpilih dijadikan
panduan dalam menguraikan materi/bahan pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Penyajian
bersifat singkat dan padat sehingga berguna untuk penyajian
bahan ajar. Deskripsi bahan penyajian struktur materi ini
diharapkan lebih berorientasi pada kondisi ril kehidupan
sehari-hari yang lebih konkrit, karakteristik materi disajikan
dalam bentuk kalimat, grafik, dan gambar yang kompleks.
Penerapan materi ini harus konsisten dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu PjBL (sesuai rincian
sintak PjBL) dengan menggunakan strategi penilaian
autentik/penilaian proses.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 307


UNTUK CK-5
a. Ekosistem dalam Konteks Nasional
Kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran:
1) Membuat dan menjustifikasi prediksi yang tepat
tentang sains, menggagas hipotesis untuk
menjelaskan konsep variabel bebas, terikat, dan
kontrol pada percobaan terkait ekosistem.
2) Mengusulkan cara untuk mencari jawaban atas
pertanyaan secara ilmiah tentang mekanisme
pengukuran berulang dan mengevaluasi cara
mengeksplorasi pertanyaan tertentu secara ilmiah
fungsi berbagai bentuk penyelidikan empiris
dalam membangun pengetahuan, termasuk tujuan
dan desain terkait ekosistem.
3) Mengidentifikasi asumsi, bukti, dan penalaran
dalam teks yang berhubungan dengan sains
tentang pengembangan klaim ilmiah (argumentasi
ilmiah) yang didukung oleh data dan penalaran
dalam sains dan membedakan antara argumen
yang didasarkan pada bukti dan teori ilmiah dan
didasarkan pada pertimbangan lain tentang
penyusunan klaim ilmiah yang didukung oleh data
dan penalaran dalam sains terkait ekosistem, serta
teknologi dalam konteks personal, lokal/nasional,
dan global.

Cakupan Isi Materi


Bahan yang disajikan merupakan materi ekosistem
yang diuraikan berdasarkan analisis rantai makanan, aliran
materi, dan energi dalam bentuk pemetaan konsep atau
bagan konsep yang lengkap. Dari keseluruhan pemetaan
konsep tersebut diidentifikasi konsep-konsep esensial
dengan cara menandai konsep yang dipilih (dapat berupa
warna atau tanda lainnya). Bagan materi esensial terpilih
dijadikan panduan dalam menguraikan materi/bahan
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Penyajian bersifat singkat dan padat sehingga berguna untuk

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 308


penyajian bahan ajar. Deskripsi bahan penyajian ekosistem
ini diharapkan lebih berorientasi pada kondisi ril kehidupan
sehari-hari yang lebih konkrit, karakteristik materi disajikan
dalam bentuk kalimat, grafik, gambar yang agak kompleks.
Penerapan materi ini harus konsisten dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu Problem Based
Learning (PBL) dengan menggunakan strategi penilaian
autentik/ penilaian proses.

b. Struktur Sistem Bumi dalam Konteks Personal


Kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran:
1) Menjelaskan potensi implikasi dari pengetahuan ilmiah
bagi masyarakat tentang sifat observasi ilmiah, fakta,
hipotesis, model dan teori,
2) mendeskripsikan dan mengevaluasi cara-cara yang
digunakan ilmuwan untuk memastikan keajegan
(reliabilitas) data serta objektivitas dan generalisabilitas
penjelasan tentang tujuan ilmu pengetahuan, dan
3) mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber
yang berbeda (misalnya koran, internet, jurnal) tentang
sifat penalaran yang digunakan dalam ilmu
pengetahuan terkait sistem fisik, kehidupan, bumi dan
antariksa, serta teknologi dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global (CK-6).

Cakupan Isi Materi


Bahan yang disajikan merupakan struktur konsep sistem
bumi yang diuraikan berdasarkan analisis litosfer, hidrosfer,
dan atmosfer dalam bentuk pemetaan konsep atau bagan
konsep yang lengkap. Dari keseluruhan pemetaan konsep
tersebut diidentifikasi konsep-konsep esensial dengan cara
menandai konsep yang dipilih (dapat berupa warna atau
tanda lainnya). Bagan materi esensial terpilih dijadikan
panduan dalam menguraikan materi/bahan pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Penyajian
bersifat singkat dan padat sehingga berguna untuk penyajian
bahan ajar. Deskripsi bahan penyajian ekosistem ini

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 309


diharapkan lebih berorientasi pada kondisi ril kehidupan
sehari-hari yang lebih konkrit, karakteristik materi disajikan
dalam bentuk kalimat, grafik, gambar yang lebih kompleks.
Penerapan materi ini harus konsisten dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu Discovery dengan
menggunakan strategi penilaian autentik/ penilaian proses.

Untuk CK 6
1. Energi dan Transformasinya
Kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran:
a. Menjelaskan potensi implikasi dari pengetahuan
ilmiah bagi masyarakat tentang sifat observasi
ilmiah, fakta, hipotesis, model dan teori,
b. Mendeskripsikan dan mengevaluasi cara-cara yang
digunakan ilmuwan untuk memastikan keajegan
(reliabilitas) data serta obyektivitas dan
generalibilitas penjelasan tentang tujuan ilmu
pengetahuan, dan
c. Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari
sumber yang berbeda (misalnya koran, internet,
jurnal) tentang sifat penalaran yang digunakan
dalam ilmu pengetahuan terkait energi dan
transformasinya dalam konteks lokal/nasional,
Cakupan isi materi yang disajikan merupakan energi
yang diuraian berdasarkan analisis keluasan energi dan
transformasinya dalam bentuk pemetaan konsep atau
bagan konsep yang lengkap. Dari keseluruhan pemetaan
konsep tersebutdiidentifikasi konsep-konsep esensial
(salah satu amanat dari kurikulum merdeka) dengan cara
menandai dapat berupa warna atau tanda lainnya. Peta
konsep esensial terpilih dijadikan panduan dalam
menguraikan materi/bahan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik . Penyajian bersifat
singkat dan padat sehingga berguna pada bagian
penyajian bahan ajar. Deskirpsi bahan penyajian struktur
materi ini diharapkan lebih berorientasi pada kondisi ril
kehidupan sehari-hari yang lebih konkrit, karakteristik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 310


materi disajikan dalam bentuk kalimat, grafik, gambar
yang masih sederhana. Penerapan materi ini harus
kosisten dengan model pembelajaran yang digunakan,
yaitu model Problem Based Learning (PBL) dengan
menggunakan strategi penilaian autentik/ penilaian
proses.

2. Interaksi Energi dan Materi


Kompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran:
1) Membuat dan menjustifikasi prediksi yang tepat
terkait konten interaksi energi dan materi
berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, atau bagan,
2) Membedakan pertanyaan yang mungkin diselidiki
secara ilmiah tentang usulan cara untuk mencari
jawaban atas pertanyaan secara ilmiah tentang sifat
pengamatan ilmiah, fakta, hipotesis, model dan
teori, serta
3) Menganalisis dan menafsirkan data dan menarik
simpulan yang sesuai tentang cara umum untuk
mengabstraksi dan merepresentasikan data
menggunakan tabel, grafik, dan bagan dan
mengidentifikasi asumsi, bukti, dan penalaran
dalam teks yang berhubungan dengan interaksi
energi dan materi dalam konteks lokal/nasional (CK-
7)

Cakupan isi materi yang disajikan merupakan


struktur materi yang diuraian berdasarkan analisis
keluasan dari analisis sumber dan iklim global dalam
bentuk pemetaan konsep atau bagan konsep yang
lengkap. Dari keseluruhan pemetaan konsep tersebut
diidentifikasi konsep-konsep esensial (salah satu amanat
dari kurikulum merdeka) dengan cara menandai dapat
berupa warna atau tanda lainnya. konsep esensial terpilih
dijadikan panduan dalam menguraikan materi/bahan
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 311


didik. Penyajian bersifat singkat dan padat sehingga
berguna pada bagian penyajian bahan ajar. Deskripsi
bahan penyajian struktur materi ini diharapkan lebih
berorientasi pada kondisi ril kehidupan sehari-hari yang
lebih konkrit, Karakteristik materi disajikan dalam bentuk
kalimat, grafik, gambar yang masih sederhana.
Penerapan materi ini harus konsisten dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu model Project Based
Learning (PjBL) menggunakan strategi penilaian autentik/
penilaian proses.

Untuk CK 7
a. Struktur Sistem Bumi Dalam Konteks Nasional
Subkompetensi yang ditargetkan dalam
pembelajaran:
1) Membuat dan menjustifikasi prediksi yang
tepat terkait konten sains berdasarkan data
yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau
bagan terkait struktur sistem bumi,
2) membedakan pertanyaan yang mungkin
diselidiki secara ilmiah tentang usulan cara
untuk mencari jawaban atas pertanyaan secara
ilmiah tentang sifat pengamatan ilmiah, fakta,
hipotesis, model dan teori, terkait struktur
sistem bumi, dan
3) menganalisis dan menafsirkan data dan
menarik simpulan yang sesuai tentang cara
umum untuk mengabstraksi dan
merepresentasikan data menggunakan tabel,
grafik, dan bagan dan mengidentifikasi asumsi,
bukti, dan penalaran dalam teks yang
berhubungan dengan sains terkait struktur
sistem bumi, dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global (CK-7).

Cakupan Isi Materi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 312


Bahan yang disajikan merupakan struktur materi yang
diuraikan berdasarkan analisis memecahkan masalah,
membantu manusia memenuhi kebutuhan dan keinginan,
merancang dan melakukan penyelidikan dalam bentuk
pemetaan konsep atau bagan konsep yang lengkap. Dari
keseluruhan pemetaan konsep tersebut diidentifikasi
konsep-konsep esensial (salah satu amanat dari Kurikulum
Merdeka) dengan cara menandai konsep yang dipilih (dapat
berupa warna atau tanda lainnya). Konsep esensial terpilih
dijadikan panduan dalam menguraikan materi/bahan
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Penyajian bersifat singkat dan padat sehingga berguna untuk
penyajian bahan ajar. Penerapan materi ini harus konsisten
dengan model pembelajaran yang digunakan, yaitu Problem
Based Learning (sesuai rincian sintaks PBL) dengan
menggunakan strategi penilaian autentik/penilaian proses.

b. Energi sistem bumi dalam konteks Global


Subkompetensi yang ditargetkan dalam pembelajaran:
1) Menjelaskan potensi implikasi dari pengetahuan ilmiah
bagi masyarakat tentang peran pengetahuan ilmiah, dan
bentuk-bentuk pengetahuan lainnya dalam
mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah
sosial dan teknologi,
2) mendeskripsikan dan mengevaluasi cara-cara yang
digunakan ilmuwan untuk memastikan keajegan
(reliabilitas) data serta objektivitas dan generalisasi
penjelasan tentang nilai-nilai sains, seperti komitmen
terhadap publikasi, objektivitas, dan mengurangi bias,
3) mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber
yang berbeda (misalnya koran, internet, jurnal) tentang
peran kolaborasi dan kritik serta bagaimana peer review
membantu membangun keyakinan pada klaim/argumen
ilmiah terkait sistem fisik, kehidupan, bumi dan
antariksa, serta teknologi dalam konteks personal,
lokal/nasional, dan global (CK-9).

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 313


Cakupan Isi Materi
Bahan yang disajikan merupakan struktur materi yang
diuraikan berdasarkan analisis energi dalam sistem bumi
dalam bentuk bagan konsep yang lengkap. Dari keseluruhan
bagan konsep tersebut diidentifikasi konsep-konsep esensial
(salah satu amanat dari kurikulum merdeka) dengan cara
menandai konsep yang dipilih (dapat berupa warna atau
tanda lainnya). Konsep esensial terpilih dijadikan panduan
dalam menguraikan materi/bahan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Penyajian bersifat singkat
dan padat sehingga berguna untuk penyajian bahan ajar.
Penerapan materi ini harus konsisten dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu Inkuiri terbimbing
dengan menggunakan strategi penilaian autentik/penilaian
proses.

2. Menentukan Indikator dan Tujuan Pembelajaran


a. Indikator Pembelajaran
Indikator kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran merupakan kompetensi spesifik yang
harus dikuasai peserta didik melalui pembelajaran.
Kompetensi tersebut bersifat khusus dan dapat diukur
melalui aktivitas penugasan atau menjawab pertanyaan
yang mengukur penguasaan kompetensi khusus
tersebut. Semakin spesifik kompetensi yang akan
dicapai dalam pembelajaran semakin mudah dan jelas
bagi guru dalam mengukur capaian kompetensi
tersebut. Karena itu, guru harus benar-benar memiliki
pemahaman secara memadai tentang kompetensi yang
akan dicapai dalam pembelajaran dan mampu merinci
indikator dari kompetensi tersebut secara spesifik dan
operasional.
Beberapa cara dapat ditempuh dalam
mengembangkan indikator dari kompetensi yang akan
dicapai melalui pembelajaran, di antaranya adalah
sebagai berikut.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 314


1) Langkah 1: Guru harus memahami dengan benar
dan utuh kompetensi atau sub kompetensi yang
akan dicapai melalui pembelajaran.
2) Langkah 2: Guru harus memposisikan diri sebagai
peserta didik yang belum tahu atau belum
memiliki kompetensi tersebut. Dalam konteks ini,
guru dapat memunculkan pertanyaan pada diri
sendiri, misalnya: “jika saya ingin tahu hal
tersebut, pengetahuan apa saja yang saya
perlukan”, “untuk dapat memahami masalah itu,
apa yang harus saya ketahui?”, dan sebagainya.
3) Langkah 3: Guru berusaha menemukan jawaban
atas pertanyaannya sendiri dan mendaftar rincian
jawaban tersebut, misalnya: “saya harus A, B, C,
D, dst”.
4) Langkah 4: Guru merumuskan rincian jawaban
tersebut menjadi rincian indikator dari kompetensi
yang akan dicapai.
Pengembangan indikator dari kompetensi yang
akan dicapai dalam pembelajaran ditunjukkan pada
Tabel berikut.

Tabel 5.1 Sub Kompetensi dan Indikator CK-3


Subkompetensi Indikator
Menggagas hipotesis Mampu menjelaskan secara utuh terkait konsep
untuk menjelaskan populasi tentang keanekaragaman makhluk hidup
konsep variabel Mampu membandingkan setiap jenis variabel pada
bebas, terikat, dan percobaan terkait konsep populasi tentang
kontrol pada keanekaragaman makhluk hidup
percobaan sains
terkait dengan Mampu meramalkan keadaan yang akan terjadi
konsep populasi pada suatu percobaan atau pengamatan terkait
populasi tentang keanekaragaman makhluk hidup
Mengevaluasi cara Mampu membuat pertanyaan penelitian sebagai
mengeksplorasi dasar penyelidikan empiris terkait konsep populasi
pertanyaan tertentu tentang keanekaragaman makhluk hidup
secara ilmiah tentang
fungsi berbagai Mampu menguraikan secara detail terkait konsep
bentuk penyelidikan populasi tentang keanekaragaman makhluk hidup
empiris dalam

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 315


Subkompetensi Indikator
Menggagas hipotesis Mampu menjelaskan secara utuh terkait konsep
untuk menjelaskan populasi tentang keanekaragaman makhluk hidup
konsep variabel Mampu membandingkan setiap jenis variabel pada
bebas, terikat, dan percobaan terkait konsep populasi tentang
kontrol pada keanekaragaman makhluk hidup
percobaan sains
terkait dengan Mampu meramalkan keadaan yang akan terjadi
konsep populasi pada suatu percobaan atau pengamatan terkait
populasi tentang keanekaragaman makhluk hidup
membangun Mampu mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan
pengetahuan sains, terjadinya perubahan terkait konsep populasi
termasuk tujuan dan tentang keanekaragaman makhluk hidup
desainnya terkait
dengan konsep
populasi
Mengidentifikasi Mampu mengidentifikasi keterhubungan terkait
asumsi, bukti dan konsep populasi tentang keanekaragaman makhluk
penalaran dalam teks hidup
yang berhubungan
dengan sains tentang Mampu memberikan argumentasi mengenai asumsi,
pengembangan klaim bukti dan penalaran dalam teks terkait konsep
ilmiah (argumentasi populasi tentang keanekaragaman makhluk hidup
ilmiah) didukung
oleh data dan Mampu memberikan kesimpulan berdasarkan
penalaran dalam asumsi, bukti dan penalaran dalam teks terkait
sains terkait dengan konsep populasi tentang keanekaragaman makhluk
konsep populasi hidup
dalam konteks
personal

Tabel 5.4 Deskripsi Sub Kompetensi dan Indikator CK-5


Sub Kompetensi Indikator
1. Membuat dan 1.1 Mampu membuat prediksi yang tepat terkait
menjustifikasi Ekosistem.
prediksi yang tepat 1.2 Mampu mendefinisikan secara operasional
tentang sains, variabel bebas, terikat, dan kontrol pada
menggagas hipotesis percobaan sains tentang ekosistem.
untuk menjelaskan
konsep variabel
bebas, terikat, dan
kontrol pada 1.3 Mampu menggagas hipotesis untuk
percobaan sains menjelaskan hubungan antar variabel bebas,
tentang ekosistem terikat, dan kontrol pada percobaan sains
tentang ekosistem.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 316


Sub Kompetensi Indikator
2. Mengusulkan cara 2.1 Mampu mengusulkan cara untuk mencari
untuk mencari jawaban atas pertanyaan secara ilmiah tentang
jawaban atas mekanisme pengukuran berulang terkait
pertanyaan secara ekosistem.
ilmiah tentang
mekanisme
pengukuran berulang 2.2 Mampu mengevaluasi cara mengeksplorasi
dan mengevaluasi pertanyaan tertentu secara ilmiah dan
cara mengeksplorasi memahami fungsi berbagai bentuk penyelidikan
pertanyaan tertentu empiris dalam membangun pengetahuan
secara ilmiah fungsi tentang ekosistem.
berbagai bentuk
penyelidikan empiris 2.3 Mampu mengembangkan tujuan dan desain
dalam membangun penelitian untuk menjelaskan konsep variabel
pengetahuan, bebas, terikat, dan kontrol pada percobaan sains
termasuk tujuan dan tentang ekosistem.
desainnya tentang
ekosistem
3. Mengidentifikasi 3.1 Mampu mengidentifikasi asumsi, bukti, dan
asumsi, bukti, dan penalaran dalam teks yang berhubungan
penalaran dalam teks dengan sains tentang pengembangan klaim
yang berhubungan ilmiah.
dengan sains tentang
pengembangan
klaim ilmiah
(argumentasi ilmiah)
yang didukung oleh
data dan penalaran
dalam sains dan 3.2 Mampu membedakan antara argumen yang
membedakan antara didasarkan pada bukti dan teori ilmiah dan
argumen yang didasarkan pada pertimbangan lain tentang
didasarkan pada penyusunan klaim ilmiah yang didukung oleh
bukti dan teori data dan penalaran dalam sains terkait sistem
ilmiah dan fisik, kehidupan, bumi dan antariksa, serta
didasarkan pada teknologi pada ekosistem.
pertimbangan lain
tentang penyusunan
klaim ilmiah yang

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 317


Sub Kompetensi Indikator
didukung oleh data 3.3 Mampu menghubungkan pengembangan
dan penalaran dalam klaim ilmiah dalam konteks personal,
sains terkait lokal/nasional, dan global pada ekosistem.
ekosistem dalam
konteks personal,
lokal/nasional, dan
global.

Tabel 5.5. Subkompetensi dan Indikator CK 6


Subkompetensi Indikator
1. Menjelaskan potensi 1.1 Menjelaskan konsep energi dan
implikasi dari energi dan transformasinya
transformasinya bagi 1.2 Menjelaskan bentuk penerapan
masyarakat tentang sifat transformasi energi dalam teknologi yang
observasi ilmiah, fakta, digunakan masyarakat
hipotesis, model dan teori 1.3 Menganalisis dampak positif dan negatif
dari penggunaan energi dan transformasinya
terhadap lingkungan
2. Mendeskripsikan dan 2.1 Menjelaskan tahapan metode ilmiah
mengevaluasi cara-cara yang dapat digunakan pada eksperimen
yang digunakan tentang energi dan transformasinya.
ilmuwan untuk 2.2 Menjelaskan contoh transformasi energi
memastikan keajegan yang disesuaikan dengan konteks kearifan
(reliabilitas) data serta lokal yang berbeda
obyektivitas dan
generalibilitas
penjelasan tentang
tujuan ilmu
pengetahuan yang
berkaitan dengan energi
dan transformasinya
3. Mengevaluasi argumen 3.1 Mengidentifikasi pernyataan ilmiah dari
ilmiah dan bukti dari sumber informasi (koran,internet dan jurnal)
sumber yang berbeda terkait energi dan transformasinya
(misalnya koran, 3.2 Membuat kesimpulan yang terkait
internet, jurnal) tentang dengan energi dan transformasinya
sifat penalaran yang berdasarkan informasi yang tersedia
digunakan dalam ilmu
pengetahuan terkait
energi dan
transformasinya dalam
konteks nasional

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 318


Tabel 5.6. Subkompetensi dan Indikator CK 7
Subkompetensi Indikator
1. Membuat dan menjustifikasi 1.1 Mampu membuat prediksi tentang
prediksi yang tepat terkait struktur sistem bumi
konten sains berdasarkan
data yang disajikan dalam 1.2 Mampu menyajikan pembuktian
bentuk tabel, grafik, atau prediksi yang dibuat terkait struktur
bagan terkait struktur sistem sistem bumi
bumi
2. Membedakan pertanyaan 2.1 Mampu membedakan pertanyaan
yang mungkin diselidiki yang dapat diselidiki secara ilmiah
secara ilmiah tentang usulan terkait struktur sistem bumi
cara untuk mencari jawaban
atas pertanyaan secara
2.2 Mampu mencari jawaban atas
ilmiah tentang sifat
pertanyaan yang telah dipilih terkait
pengamatan ilmiah, fakta,
struktur sistem bumi
hipotesis, model dan teori,
terkait struktur sistem bumi
3. Menganalisis dan 3.1 Mampu menganalisis dan
menafsirkan data dan menafsirkan data terkait struktur
menarik simpulan yang sistem bumi
sesuai tentang cara umum 3.2 Mampu menarik simpulan terkait
untuk mengabstraksi dan struktur sistem bumi
merepresentasikan data
menggunakan tabel, grafik,
dan bagan dan
mengidentifikasi asumsi,
bukti, dan penalaran dalam
teks yang berhubungan
dengan sains terkait struktur
sistem bumi, dalam konteks
personal, lokal/nasional,
dan global.

Setelah membaca dan memahami uraian di atas,


Saudara dapat menerapkan cara-cara yang mudah
dalam pengembangan indikator dari kompetensi yang
akan dicapai melalui pembelajaran.

b. Tujuan Pembelajaran
Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), rincian indikator dari kompetensi
menjadi dasar dalam pengembangan tujuan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 319


pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang benar,
terstruktur dan lengkap memiliki peran penting sebagai
petunjuk bagi guru untuk memilih materi ajar, strategi,
model, metode dan media pembelajaran yang
digunakan saat KBM berlangsung. Terdapat empat
unsur pokok yang ada pada perumusan tujuan
pembelajaran, empat unsur ini disingkat menjadi ABCD
(Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
Audience adalah peserta didik yang menjadi subjek
dalam pembelajaran. Behavior adalah perilaku yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik melalui
pembelajaran, dalam hal ini, ditunjukkan dengan
menggunakan satu kata kerja operasional. Condition
adalah aktivitas yang harus dilakukan oleh peserta didik
untuk mencapai kompetensi dalam pembelajaran.
Degree adalah perbandingan capaian kompetensi yang
diharapkan tercapai sesudah pembelajaran
berlangsung. Jabaran empat unsur dalam tujuan
pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 5.7 Jabaran Empat Unsur dalam Tujuan Pembelajaran


Melalui data yang disajikan, peserta didik mampu
Tujuan membedakan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif
Pembelajaran terkait struktur materi dalam konteks personal berdasarkan
ciri-ciri data yang disajikan.
Condition melalui data yang disajikan
Audience peserta didik
Behavior mampu membedakan data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif terkait struktur materi dalam konteks personal
Degree Berdasarkan ciri-ciri data yang disajikan

Berdasarkan contoh rumusan tujuan pembelajaran


dalam contoh di atas, rumusan tujuan pembelajaran
dapat dicontohkan sebagai berikut.

Tabel 5.8 Indikator dan Tujuan Pembelajaran untuk CK-3


Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 320


Mampu menjelaskan secara utuh Melalui informasi singkat, peserta didik
terkait konsep populasi tentang mampu menjelaskan konsep
keanekaragaman makhluk hidup keanekaragaman makhluk hidup dengan
benar
Mampu membandingkan setiap Melalui suatu kegiatan pengamatan yang
jenis variabel pada percobaan dilakukan, peserta didik mampu
terkait konsep populasi tentang membandingkan setiap jenis variabel pada
keanekaragaman makhluk hidup pengamatan terkait keanekaragaman
makhluk hidup minimal 2 variabel
Mampu meramalkan keadaan yang Melalui suatu kegiatan pengamatan yang
akan terjadi pada suatu percobaan dilakukan, peserta didik mampu
terkait populasi tentang meramalkan keadaan yang terjadi terkait
keanekaragaman makhluk hidup keanekaragaman makhluk hidup
berdasarkan pengamatan yang dilakukan
Mampu membuat pertanyaan Melalui suatu masalah yang diberikan,
penelitian sebagai dasar peserta didik mampu membuat pertanyaan
penyelidikan empiris terkait konsep penelitian sebagai dasar untuk melakukan
populasi tentang keanekaragaman penyelidikan empiris terkait
makhluk hidup keanekaragaman makhluk hidup minimal 2
pertanyaan
Mampu menguraikan secara detail Melalui suatu masalah yang diberikan,
terkait konsep populasi tentang peserta didik mampu menguraikan
keanekaragaman makhluk hidup jawaban atas pertanyaan ilmiah secara
detail
Mampu mengidentifikasi hal-hal Melalui suatu masalah yang diberikan,
yang menyebabkan terjadinya peserta didik mampu mengidentifikasi
perubahan terkait konsep populasi penyebab terjadinya perubahan terkait
tentang keanekaragaman makhluk keanekaragaman makhluk hidup secara
hidup rinci
Mampu mengidentifikasi Melalui teks bacaan yang diberikan,
keterhubungan terkait konsep peserta didik mampu menghubungkan data
populasi tentang keanekaragaman yang ada terkait keanekaragaman makhluk
makhluk hidup hidup dengan tepat
Mampu memberikan argumentasi Melalui teks bacaan yang diberikan,
mengenai asumsi, bukti dan peserta didik mampu memberikan
penalaran dalam teks terkait konsep argumentasi berdasarkan fakta-fakta yang
populasi tentang keanekaragaman ada terkait keanekaragaman makhluk
makhluk hidup hidup secara benar
Mampu memberikan kesimpulan Melalui teks bacaan yang diberikan,
berdasarkan asumsi, bukti dan peserta didik mampu memberikan
penalaran dalam teks terkait konsep kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang
populasi tentang keanekaragaman ada terkait keanekaragaman makhluk
makhluk hidup hidup minimal 2 fakta

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 321


Tabel 5.9 Indikator dan Tujuan Pembelajaran yang Diajarkan
untuk CK-5
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
1) Mampu membuat prediksi 1) Melalui informasi ilmiah, peserta
yang tepat terkait Ekosistem. didik dapat membuat prediksi
tentang dampak perubahan suhu
terhadap keberadaan organisme di
dalam ekosistem paling sedikit 2
prediksi.
2) Mampu menjelaskan konsep 2) Melalui percobaan, peserta didik
variabel bebas, terikat, dan dapat mendefinisikan secara
kontrol pada percobaan sains operasional variabel bebas, terikat,
tentang ekosistem. dan kontrol dalam sebuah percobaan
perubahan suhu terhadap
keberadaan organisme di dalam
ekosistem paling sedikit 2 variabel.
3) Mampu menggagas hipotesis 3) Melalui hasil diskusi, peserta didik
untuk menjelaskan konsep dapat menggagas hipotesis tentang
variabel bebas, terikat, dan bagaimana perubahan suhu terhadap
kontrol pada percobaan sains keberadaan organisme di dalam
tentang ekosistem. ekosistem paling sedikit 2 hipotesis.
4) Mampu mengusulkan cara 4) Melalui tayangan video, peserta
untuk mencari jawaban atas didik dapat mengusulkan cara untuk
pertanyaan secara ilmiah mencari jawaban atas pertanyaan
tentang mekanisme tentang pengaruh variasi suhu
pengukuran berulang pada terhadap keberadaan organisme di
ekosistem. dalam ekosistem paling sedikit 2
usulan cara untuk mencari jawaban..
5) Mampu mengevaluasi cara 5) Melalui diskusi, peserta didik dapat
mengeksplorasi pertanyaan mengevaluasi berbagai metode
tertentu secara ilmiah dan penelitian yang digunakan untuk
memahami fungsi berbagai mempelajari interaksi biotik dan
bentuk penyelidikan empiris abiotik pada perubahan suhu
dalam membangun terhadap keberadaan organisme di
pengetahuan tentang dalam ekosistem dan memahami
ekosistem. keuntungan dan kelemahan masing-
masing metode paling sedikit
mengevaluasi 2 langkah dalam
metode ilmiah yang dilakukan.
6) Mampu mengembangkan 6) Melalui diskusi bersama
tujuan dan desain penelitian kelompoknya, peserta didik dapat
untuk menjelaskan konsep merancang penelitian eksperimental
variabel bebas, terikat, dan untuk mengevaluasi pengaruh
perubahan suhu terhadap

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 322


Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
kontrol pada percobaan sains keberadaan organisme di dalam
tentang ekosistem. ekosistem dan memperhatikan
variabel bebas, terikat, dan kontrol
paling sedikit 2 rancangan penelitian
eksperimental.
7) Mampu mengidentifikasi 7) Melalui informasi ilmiah, peserta
asumsi, bukti, dan penalaran didik dapat mengidentifikasi asumsi,
dalam teks yang bukti, dan penalaran yang digunakan
berhubungan dengan sains dalam teks tentang dampak
tentang pengembangan klaim perubahan suhu terhadap
ilmiah. keberadaan organisme di dalam
ekosistem dan mengembangkan
klaim ilmiah yang didukung oleh
data dan penalaran paling sedikit
menuliskan 2 asumsi, bukti atau hasil
penalaran..
8) Mampu membedakan antara 8) Melalui beberapa sumber informasi,
argumen yang didasarkan peserta didik dapat membedakan
pada bukti dan teori ilmiah antara klaim ilmiah yang didukung
dan didasarkan pada oleh bukti dan teori ilmiah dengan
pertimbangan lain tentang klaim ilmiah yang didasarkan pada
penyusunan klaim ilmiah pertimbangan lain dalam sebuah teks
yang didukung oleh data dan tentang perubahan suhu terhadap
penalaran dalam sains terkait keberadaan organisme di dalam
sistem fisik, kehidupan, bumi ekosistem paling sedikit
dan antariksa, serta teknologi membedakan 2 klaim ilmiah. .
pada ekosistem.
9) Mampu menghubungkan 10) Melalui hasil diskusi dan pencarian
pengembangan klaim ilmiah sumber belajar yang relevan, peserta
dalam konteks personal, didik dapat mengidentifikasi
lokal/nasional, dan global perubahan suhu terhadap
pada ekosistem. keberadaan organisme di dalam
ekosistem pada tingkat lokal dan
global, dan mengembangkan klaim
ilmiah yang didukung oleh data dan
penalaran yang tepat tentang cara
meminimalkan dampak tersebut
paling sedikit mengidentifikasi 2 data
hasil identifikasi dan klaim
ilmiahnya.

Tabel 5.10. Indikator dan Tujuan Pembelajaran CK 6


Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 323


1.1 Mampu menjelaskan konsep Melalui penjelasan singkat, peserta didik
energi dan transformasinya. mampu menjelaskan konsep energi dan
transformasinya dengan benar.
1.2 Menjelaskan bentuk Melalui tayangan video dan diskusi
penerapan transformasi energi tentang transformasi energi, peserta didik
dalam teknologi yang digunakan mampu menjelaskan bentuk penerapan
masyarakat. transformasi energi dalam teknologi yang
digunakan masyarakat dengan benar.
1.3 Menganalisis dampak positif Melalui infografik, tayangan video,
dan negatif dari penggunaan peserta didik mampu menganalisis
energi dan transformasinya dampak positif dan negatif dari
terhadap lingkungan. penggunaan energi dan transformasinya
terhadap lingkungan dengan tepat.
2.1 Menjelaskan tahapan metode Melalui eksperimen, peserta didik
ilmiah yang dapat digunakan mampu Menjelaskan tahapan metode
pada eksperimen tentang energi ilmiah yang dapat digunakan pada
dan transformasinya. eksperimen tentang energi dan
transformasinya dengan benar.
2.2. Menjelaskan contoh Melalui diskusi, peserta didik mampu
transformasi energi yang menjelaskan contoh transformasi energi
disesuaikan dengan konteks yang disesuaikan dengan konteks
kearifan lokal yang berbeda. kearifan lokal yang berbeda dengan
benar.
3.1 Mengidentifikasi pernyataan Melalui informasi singkat, peserta didik
ilmiah dari sumber informasi mampu mengidentifikasi pernyataan
(koran,internet dan jurnal) terkait ilmiah dari sumber informasi
energi dan transformasinya. (koran,internet dan jurnal) terkait energi
dan transformasinya dengan benar.
3.2 Membuat kesimpulan yang Melalui diskusi, peserta didik mampu
terkait dengan energi dan membuat kesimpulan yang terkait
transformasinya berdasarkan dengan energi dan transformasinya
informasi yang tersedia. berdasarkan informasi yang tersedia
dengan benar.
Tabel 5.11. Indikator dan Tujuan Pembelajaran CK 7
Indikator dari Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
Melalui infografis tentang struktur tanah,
Mampu membuat prediksi
peserta didik mampu membuat paling sedikit
tentang struktur sistem
dua prediksi tentang struktur tanah sesuai
bumi.
dengan keadaan yang ditampilkan.
Mampu menyajikan Melalui percobaan, peserta didik mampu
pembuktian prediksi yang menyajikan langkah - langkah pembuktian
dibuat terkait struktur prediksi yang dibuat terkait struktur tanah
sistem bumi. dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 324


Indikator dari Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
Mampu memilih Melalui infografis yang diberikan, peserta didik
pertanyaan untuk diselidiki mampu membuat minimal dua pertanyaan
secara ilmiah terkait terkait struktur tanah.
struktur sistem bumi.
Mampu mencari jawaban Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat
atas pertanyaan yang telah merancang percobaan untuk mencari jawaban
dipilih terkait struktur dari pertanyaan yang telah dipilih terkait
sistem bumi. struktur tanah dengan teliti.
Mampu menganalisis dan Melalui studi informasi ilmiah, peserta didik
menafsirkan data terkait mampu menganalisis dan menafsirkan data
struktur sistem bumi. terkait struktur tanah dengan menggunakan
minimal dua sumber.
Mampu menarik simpulan Melalui diskusi kelompok, peserta didik
terkait struktur sistem bumi. mampu menarik simpulan yang didasarkan
pada bukti dan teori ilmiah dan yang didukung
oleh data dan penalaran sains terkait struktur
tanah minimal menggunakan dua sumber.

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran


Pengembangan bahan pembelajaran tentang struktur
materi harus diawali dari eksplorasi guru terhadap keluasan
dan kedalaman bahan struktur materi tersebut. Salah satu
strategi yang dapat dilakukan adalah dengan membaca
berbagai sumber tentang struktur materi, seperti dari buku
induk, situs web yang kredibel, laporan jurnal atau sumber
lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan secara saintifik.
Hasil pembacaan secara eksploratif tersebut pertama kami
dapat disajikan dalam bentuk pemetaan konsep atau bagan
konsep. Untuk membuat pemetaan konsep dapat
menggunakan berbagai aplikasi, misalnya menggunakan
aplikasi XMap atau Mindmup, dll.
Berdasarkan pemetaan konsep itulah, maka guru
dapat mendeskripsikan materi. Materi pembelajaran
dikembangkan setelah guru merancang indikator
kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran. Guru
diharapkan mampu memilih dan mengembangkan materi
belajar sebaik mungkin agar dapat mencapai kompetensi
pembelajaran yang diharapkan. Dalam mengembangkan
materi pembelajaran, setelah menentukan tema, konten, dan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 325


konteks materi, guru dapat melakukan eksplorasi teks sesuai
dengan ketentuan (1) tema dan konten yang telah
ditetapkan, (2) konten dan konteks yang telah ditentukan, (3)
keluasan dan kedalaman materi yang telah ditetapkan, dan
(4) kredibilitas sumber teks rujukan yang sangat dianjurkan.
Setiap mengambil materi sains dari suatu sumber tertentu
diwajibkan menuliskan sumber teks tersebut. Hal ini untuk
menghindari aduan atau masalah plagiarisme.

4. Merancang Media/Sumber Pembelajaran


Media pembelajaran merupakan komponen penting
dalam pembelajaran karena bermanfaat untuk
memperlancar proses dan meningkatkan capaian
pengalaman belajar peserta didik. Karena itu, guru sangat
dianjurkan untuk memiliki wawasan dan terampil
mengembangkan dan menggunakan media tersebut dalam
pembelajaran. Dalam merancang dan menentukan media
pembelajaran ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi, di antaranya adalah (1) sesuai dengan tingkat
kematangan berpikir siswa, (2) sesuai dengan kompetensi
atau pengalaman belajar yang akan dicapai, (3) sesuai
dengan kondisi dan konteks lingkungan belajar, (4) murah
dan mudah diperoleh atau diadakan, (5) secara efektif dan
efisien dapat digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan
topik pembelajaran yang telah ditetapkan, tema, konten dan
konteks materi pembelajaran ditentukan, seperti contoh
berikut.

Media Yang Akan Digunakan Untuk Pembelajaran Literasi


Sains
a. Bahan-bahan/benda untuk diobservasi saat apersepsi.
b. Gambar.
c. Video/gambar yang berkaitan materi
d. Sumber referensi tentang tema yang dibahas
e. Alat dan bahan untuk uji coba.

5. Merancang Skenario Pembelajaran

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 326


Merancang atau membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan aktivitas penting dalam proses
keseluruhan proses belajar-mengajar. Rancangan tersebut
dapat memandu guru dalam melaksanakan pembelajaran,
terutama bagi guru yang sedang dalam taraf pengembangan
pengalaman mengajarnya. Namun, perancangan
pembelajaran ini juga penting bagi guru yang sudah
memiliki pengalaman panjang dalam mengajar karena hal
ini merupakan pekerjaan yang tak terpisahkan dari tugas dan
tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik.
Skenario pembelajaran dirancang berdasarkan model
atau strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru. Langkah-
langkah pembelajaran mengikuti sintaks yang digariskan
oleh model pembelajaran tersebut, tetapi dari segi teknik
pelaksanaannya guru dapat mengembangkan secara kreatif
dan menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran yang
sedang berlangsung. Model-model pembelajaran tersebut
banyak ragamnya. Model pembelajaran mana yang terbaik
adalah model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai, karakteristik peserta didik, jenis materi
yang akan diajarkan, kemampuan gurunya, dan kondisi
lingkungan belajarnya. Model-model pembelajaran
tersebut, di antaranya adalah pembelajaran berbasis
masalah atau dikenal juga dengan nama Problem Based
Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL)/pembelajaran
berbasis proyek, Discovery Learning, LOK-R (Literasi,
Orientasi, Kolaborasi, dan Refleksi), pembelajaran berbasis
lingkungan, pembelajaran inkuiri, dan sebagainya.
Model-model pembelajaran yang disebutkan di atas
tidak secara keseluruhan dikembangkan dalam skenario
pembelajaran ini. Skenario pembelajaran yang
dikembangkan dalam modul hanya sebagai contoh dan
mungkin sangat terbatas. Model-model pembelajaran
tersebut secara teoritis juga tidak dicantumkan dalam modul
ini. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan rujukan tentang
model-model pembelajaran tersebut dari sumber informasi
di luar modul ini. Demikian juga, tidak semua materi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 327


pembelajaran dijabarkan skenario pembelajarannya dalam
modul ini karena contoh skenario yang dikembangkan
dalam ini hanya bersifat memantik kreativitas guru. Guru
dapat mengembangkan skenario pembelajaran ini secara
lebih inovatif sesuai dengan kreativitasnya masing-masing
sesuai dengan karakteristik siswa, konten dan konteks materi
yang diajarkan, pengalaman belajar yang akan dicapai, dan
kondisi sekolah dan lingkungan tempat belajar.
Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran
untuk Literasi sains.

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran model PBL


untuk mengajarkan kompetensi CK-3.
Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal 1. Mengucapkan salam dan peserta didik menjawab salam
Pembelajaran 2. Mengecek kesiapan belajar peserta didik
3. Menyajikan tayangan gambar/foto tentang manusia dari
berbagai macam negara, tumbuhan dengan aneka warna
yang berbeda seperti mawar dan bougenville sebagai
apersepsi dan motivasi tentang topik keanekaragaman
makhluk hidup yang akan dipelajari.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 328


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran

Q1: Tuliskan poin penting apa saja yang dapat kalian


rincikan berdasarkan tayangan di atas (2 menit)
Q2: Tuliskan peranan penting mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup bagimu dan jelaskan
alasannya (3 menit)
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi
keanekaragaman makhluk hidup
Q3: Tuliskan salah satu tujuan pembelajaran yang paling
penting bagimu dan jelaskan alasannya (3 menit)
Inti Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Pembelajaran 5. Memberikan penjelasan ringkas mengenai topik
keanekaragaman makhluk hidup

Q4: Tuliskan apa yang kamu ketahui tentang


keanekaragaman makhluk hidup (3 menit)

6. Membagikan teks berita kepada peserta didik untuk


dianalisis permasalahan yang ada pada teks tersebut
https://www.antaranews.com/berita/2187326/guru-besar-
ipb-perdagangan-satwa-liar-mengancam-keanekaragaman-
hayati
Q5: Tuliskan apa masalah utama yang dapat kamu
temukan berdasarkan teks berita tersebut (4 menit)
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
7. Mengelompokkan peserta didik beranggotakan 3-4 peserta
didik yang heterogen.

8. Memfasilitasi peserta didik untuk kerja bersama dan saling


berkolaborasi menemukan konsep dan fakta terkait
keanekaragaman makhluk hidup melalui teks bacaan yang
diberikan oleh guru
Q6: Tuliskan poin-poin utama dari teks bacaan yang telah
kamu kaji (2 menit)
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 329


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
9. Membantu peserta didik untuk melakukan pengamatan
tentang keanekaragaman makhluk hidup melalui LKPD
(LKPD yang berisi instruksi dan 3 pertanyaan, yaitu Q7
dan Q8).
Q7: Tuliskan data yang kamu peroleh dari hasil
pengamatan yang sudah dilakukan (3 menit)
Q8: Tuliskan kesimpulan dari hasil pengamatan
kelompokmu mengenai keanekaragaman makhluk hidup (3
menit)
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya)
dan memamerkannya
10. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil pengamatan kelompoknya.
Q9: Tuliskan hal penting apa yang dapat kamu simpulkan
berdasarkan presentasi hasil pengamatan kelompok yang
tampil (5 menit)
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
11. Memandu peserta didik untuk menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah (berdasarkan
pengamatan pada langkah sebelumnya).
Q10: Tuliskan langkah-langkah yang sudah kamu lakukan
untuk menyelesaikan permasalahan yang telah kamu
amati bersama kelompokmu (6 menit)
Akhir 12. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan
Pembelajaran aktivitasnya selama proses pembelajaran. (aktivitas-
disiplin)
Q11: Tuliskan 2 aktivitas yang telah kamu lakukan selama
pembelajaran yang kamu anggap penting dan
mendukungmu dalam penyelesaian tugas kelompok (2
menit)
13. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan
kerjasamanya selama proses pembelajaran (kerjasama-
toleransi)
Q12: Tuliskan dengan siapa saja kamu aktif
berkomunikasi dan apa peran kamu dalam kelompok (2
menit)
14. Memberikan penguatan pengalaman belajar peserta didik
berdasarkan hasil diskusi dan pembahasan untuk
merumuskan kesimpulan.
Q13: Tuliskan hal yang dapat kamu simpulkan dari
kegiatan pembelajaran mengenai materi keanekaragaman
makhluk hidup (4 menit)

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran model PBL


untuk mengajarkan kompetensi CK-4.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 330


Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal 1. Mengucapkan salam dan peserta didik menjawab
Pembelajaran salam
2. Mengecek kesiapan belajar peserta didik
3. Menyajikan tayangan gambar/infografik video
tentang perubahan kimia suatu zat sebagai apersepsi
tentang topik perubahan kimia suatu zat yang akan
dipelajari. (apersepsi)
Q1: Tuliskan konsep penting apa saja yang kalian
pahami dari tayangan di atas (2 menit)
Catatan: media yang digunakan dalam apersepsi
disesuaikan dengan konten/materi pada topik dari
pelajaran yang diampu
4. Menjelaskan manfaat mempelajari Perubahan kimia
suatu zat dalam kehidupan sehari-hari. (motivasi)
Q2: Tuliskan apa yang manfaat mempelajari
perubahan kimia suatu zat bagimu dan jelaskan
alasannya (3 menit)
Catatan: manfaat yang dijelaskan dalam memberi
motivasi disesuaikan dengan materi pada topik dalam
mata pelajaran yang diampu
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran tentang Perubahan
kimia suatu zat (mungkin ada beberapa butir tujuan
pembelajaran).
Q3: Tuliskan salah satu tujuan pembelajaran yang
paling penting menurut kamu dan jelaskan alasannya
(3 menit)

Catatan : tujuan diambil dari pengembangan


indikator yang telah dibuat
Inti Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Pembelajaran Guru menayangkan berita tentang fenomena hujan
(SINTAKS asam dan dampaknya dari media elektronik/cetak
PEMBELAJARAN Q4: tulis pertanyaan terkait peristiwa yang ditayangkan
SESUAIKAN
DENGAN Untuk mengarahkan peserta didik pada masalah dapat
SINTAKS PBL) dilakukan dengan cara lainya diantaranya menyimak
berita, menayangkan gambar dll,
Ayo coba buat kegiatan untuk mengarahkan peserta didik
pada masalah dari topik dalam mata pelajaran yang
diampu

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar


Guru membagi kelompok kegiatan 4-5 orang untuk
melakukan penyelidikan sifat larutan berdasarkan derajat

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 331


keasamannya serta meminta setiap kelompok untuk
membagi tugas dalam kegiatannya.
Q5: tulis nama kawan kawan dalam kelompokmu
Q6. Tulis tugasmu dalam kelompok

Catatan: kegiatan ini dapat dilakukan dengan


mengelompokkan peserta didik, membagi tugas dalam
kelompok atau antar kelompok dalam kelas untuk
melakukan kegiatan pada Langkah berikutnya, ayo dicoba
pada topik dalam mata pelajaran yang diampu!
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru membimbing percobaan uji asam basa pada
beberapa larutan
Peserta didik dibantu LKPD untuk melakukan kegiatannya
Q7: tulis Langkah percobaan yang kamu lakukan

Catatan: untuk melakukan penyelidikan tidak harus


dengan percobaan, diantaranya dapat dilakukan dengan
mengamati lingkungan, menggali informasi dari berbagai
sumber/media seperti buku, internet, media elektronik dll
Ayo lanjutkan untuk mencoba dari topik pada mata
pelajaran yang diampu
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil
karya) dan memamerkannya
Guru meminta peserta didik untuk menyajikan hasil
percobaannya dalam sebuah tabel
Q8: tulis larutan mana saja yang Phnya dibawah 7

Catatan: setelah melakukan penyelidikan, peserta didik


memiliki data/informasi terkait masalah yang sedang
dipecahkan, data/informasi yang diperoleh disajikan
dalam berbagai bentuk hasil karya seperti poster, diagram,
mindmap, simulasi dll, untuk diamati oleh kelompok yang
lainnya
Ayo teruskan untuk mencoba menyusunnya dari topik
pada mata pelajaran yang diampu
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Guru meminta peserta didik menguraikan penyebab
terjadinya hujan asam berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan
Q9: tulis kesimpulanmu mengapa terjadinya hujan asam

Catatan: setelah selesai pameran hasil karya, peserta didik


dibimbing untuk menganalisis dan menilai hasil
pengamatannya untuk memecahkan masalah yang

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 332


diorientasikan pada fase pertama, Langkah ini dapat
dilakukan dengan diskusi terbuka.
Ayo dicoba untuk mengembangkannya pada topik dalam
mata pelajaran yang diampu

Akhir 6. Memberikan kesempatan peserta didik untuk


Pembelajaran menjelaskan aktivitasnya selama proses
pembelajaran. (aktivitas-disiplin)
Q-10: Aktivitas penting apa yang telah kamu lakukan
selama pembelajaran ini dan apakah kamu dapat
menyelesaikan pekerjaan/tugas2 selama proses
pembelajaran berlangsung (3 menit)
7. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
menjelaskan kerjasamanya selama proses
pembelajaran (kerjasama-toleransi)
Q-11: Tuliskan dengan siapa saja kamu aktif
berkomunikasi dan apa peranmu dalam kelompok (3
menit)
Memberikan penguatan pengalaman belajar peserta didik
berdasarkan hasil diskusi dan pembahasan untuk
merumuskan kesimpulan.
Q-12: Tuliskan kesimpulan tentang Perubahan kimia
suatu zat hasil kegiatan pembelajaran hari ini (5
menit)
Catatan: bagian penutup merupakan refleksi dan
tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilaksanakan
hari itu, dan dapat dilakukan untuk semua mata
pelajaran dapat dengan cara yang sama seperti diatas

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran


model PBL untuk mengajarkan kompetensi CK-5.
Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal 1. Mengucapkan salam dan peserta didik menjawab salam.
Pembelajaran 2. Mengecek kesiapan belajar peserta didik.
3. Menyajikan tayangan gambar tentang ekosistem sebagai
apersepsi tentang topik ekosistem yang akan dipelajari.
(apersepsi).
Q1: Tuliskan konsep penting apa saja yang kalian
pahami dari tayangan di atas! (2 menit).
4. Menjelaskan manfaat mempelajari ekosistem dalam
kehidupan sehari-hari. (motivasi).
Q2: Tuliskan apa manfaat mempelajari konsep
ekosistem bagimu dan jelaskan alasannya! (3 menit).
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran tentang ekosistem.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 333


Q3: Tuliskan salah satu tujuan pembelajaran paling tepat
menurut kamu dan jelaskan alasannya! (3 menit).
Inti Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Pembelajaran 6. Memfasilitasi peserta didik menganalisis berita tentang
(Sintaks PBL) ikan yang keluar dari perairan dalam bentuk artikel berita
(terlampir dalam media slide pembelajaran).
Q4: Mari kita analisis! Berdasarkan informasi di atas,
dapatkah kamu membedakan klaim/pendapat ilmiah dan
non ilmiah tentang fenomena ikan yang naik ke
permukaan? Tuliskan hasil analisismu?.

Q5: Setelah menyimak informasi di atas, bagaimana


prediksi/ dugaan penyebab fenomena tersebut?.

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar


7. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 3-4 orang.
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
8. Memfasilitasi peserta didik melalui gambar dalam
melakukan penyelidikan tentang pengaruh suhu
terhadap organisme.
Desain A

Gambar 3. Desain Penyelidikan 1


Sumber Gambar AKMI 2023

Desain B

Gambar 4. Desain Penyelidikan 2


Sumber Gambar AKMI 2023

Q6: Berdasarkan desain penyelidikan yang kamu pilih,


alat dan bahan apa yang diperlukan dalam penyelidikan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 334


tersebut? Jika memerlukan alat dan bahan tambahan
silakan tuliskan juga dalam Lembar Kegiatan.

Q7:Selanjutnya, Uraikan langkah kegiatan


penyelidikanmu dalam Lembar Kegiatan.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya)
dan memamerkannya
9. Memfasilitasi peserta didik dari berbagai sumber
informasi yang dapat digunakan untuk menyusun
laporannya.
Baik, silakan kelompok yang bersedia untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya untuk ke depan.
Waktu untuk presentasi 10 menit ya.
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
10. Memfasilitasi peserta didik untuk mengevaluasi proses
kerja ilmiahnya.
Q8: Apakah penyelidikanmu memiliki keterbatasan?
Jelaskan.
Akhir 11. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
Pembelajaran menjelaskan aktivitasnya selama proses pembelajaran.
(aktivitas-disiplin).
Q9: Aktivitas penting apa yang telah kamu lakukan
selama pembelajaran ini dan apakah kamu dapat
menyelesaikan pekerjaan/tugas-tugas selama proses
pembelajaran berlangsung (3 menit).
12. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
menjelaskan kerjasamanya selama proses pembelajaran
(kerjasama-toleransi).
Q10: Tuliskan dengan siapa saja kamu aktif
berkomunikasi dan apa peran kamu dalam kelompok (3
menit)
13. Memberikan penguatan pengalaman belajar peserta
didik berdasarkan hasil diskusi dan pembahasan untuk
merumuskan kesimpulan.
Q11: Tuliskan kesimpulan tentang ekosistem hasil diskusi
dan pembahasan dalam kelompokmu (5 menit).

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran


model PBL untuk mengajarkan kompetensi CK-6.
Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal 1. Mengucapkan salam dan peserta didik menjawab salam
Pembelajaran 2. Mengecek kesiapan belajar peserta didik
3. Menyajikan tayangan video tentang pemanfaatan energi
dalam kehidupan sehari hari sebagai apersepsi tentang topik
energi dan transformasinya (apersepsi)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 335


Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=tcFydwsIBgI
(sumber video: youtube PLN)
Q1: Tuliskan konsep penting apa saja yang kalian pahami
dari tayangan di atas (2 menit)
4. Menjelaskan manfaat mempelajari transformasi energi dalam
kehidupan sehari-hari. (motivasi)
Q2: Tuliskan apa yang manfaat mempelajari konsep energi
dan transformasinya bagimu dan jelaskan alasannya (3
menit)
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran tentang transformasi
energi (mungkin ada beberapa butir tujuan pembejaran).
Q3: Tuliskan salah satu tujuan pembelajaran yang paling
penting menurut kamu dan jelaskan alasannya (3 menit)
Inti Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Pembelajaran 6. Menayangkan video fenomena pemanfaatan energi cahaya
dalam pengeringan gabah yang diarahkan untuk
menemukan masalah utama tentang energi dan
transformasinya
Q4: Tuliskan masalah utama apa yang dapat kamu temukan
berdasarkan tayangan video berikut! (4 menit)
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
7. Mengelompokkan peserta didik yang telah menuliskan
masalah untuk berkelompok dan merumuskan satu rumusan
masalah yang disepakati bersama dalam kelompok.
Q5: Tuliskan masalah utama hasil diskusi kelompok dan
jelaskan alasannya mengapa masalah itu dianggap penting (4
menit)
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
8. Membantu peserta didik untuk melakukan penyelidikan
tentang energi dan transformasinya (LKPD yang berisi
instruksi dan 3 pertanyaan, yaitu Q6, Q7,dan Q8).
Q6: Tuliskan data yang kamu peroleh dari hasil penyelidikan
(3 menit)
Q7: Apa saja perubahan energi berdasarkan hasil
pengamatanmu(5 menit)
Q8: Tuliskan kesimpulan dari hasil penyelidikan
kelompokmu. (3 menit)
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya) dan
memamerkannya
9. Memberikan kesempatan kepada beberapa kelompok untk
menyajikan hasil penyelidikan kelompok.
Q9: Tuliskan hal penting berdasarkan penyajian hasil karya
kelompok yang tampil (5 menit)
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
10. Memandu peserta didik untuk menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah (berdasarkan
penyelidikan pada langkah sebelummnya).

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 336


Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Q10: Jelaskan langkah-langkah pemecahan masalah
berdasarkan masalah yang telah kamu tuliskan (10 menit)
Q11 : Kemukakan gagasanmu tentang inovasi teknologi yang
dapat mengatasi masalah telah kamu tuliskan dan jelaskan
dampak positif dan negatifnya
Akhir 11. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan
Pembelajaran aktivitasnya selama proses pembelajaran. (aktivitas-disiplin)
Q-12: Aktivitas penting apa yang telah kamu lakukan selama
pembelajaran ini dan apakah kamu dapat menyelesaikan
pekerjaan/tugas2 selama proses pembelajaran berlangsung
(3 menit)
12. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan
kerjasamanya selama proses pembelajaran (kerjasama-
toleransi)
Q-13: Tuliskan dengan siapa saja kamu aktif berkomunikasi
dan apa perananmu dalam kelompok (3 menit)
13. Memberikan penguatan pengalaman belajar peserta didik
berdasarkan hasil diskusi dan pembahasan untuk
merumuskan kesimpulan.
Q-14: Tuliskan kesimpulan tentang energi dan
transformasinya hasil diskusi dan pembahasan dalam
kelompokmu (5 menit)

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran


model PBL untuk mengajarkan kompetensi CK-7.
Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
1. Mengucapkan salam dan peserta didik
menjawab salam
2. Mengecek kesiapan belajar peserta didik
3. Menyajikan tayangan infografis tentang
kerusakan tanah yang terjadi di Indonesia
sebagai apersepsi tentang topik yang akan
Awal Pembelajaran dipelajari. (apersepsi)
(15 Menit) Q1: Tuliskan informasi penting yang kalian
dapatkan dari infografis yang ditampilkan (2
menit)
4. Menjelaskan manfaat mempelajari Erosi tanah
dan penanggulangannya dalam kehidupan
sehari-hari. (motivasi)
Q2: Tuliskan manfaat yang paling ingin dicapai
dalam mempelajari tanah dan konservasinya
bagimu dan jelaskan alasannya (2 menit)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 337


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran tanah dan
konservasinya
Q3: Tuliskan satu tujuan pembelajaran paling
penting menurut kamu dan jelaskan alasannya (2
menit)
Inti Pembelajaran Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
(60 Menit) (5 Menit)
6. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis
infografis tentang kerusakan tanah yang terjadi
di Indonesia .
Q4: Berdasarkan data infografis tersebut,
menurutmu apa yang menjadi penyebab utama
rusaknya tanah di Indonesia? (2 Menit)
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
(5 Menit)
7. Membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok (20 Menit)
8. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pembuktian prediksi mereka melalui percobaan
menggunakan alat sederhana berupa botol
plastik air mineral, tanah, daun kering dan
rumput.
Q5: Tuliskan tujuan penyelidikan masalah dan
apa yang ingin dibuktikan serta apa alasannya?
(TP2) (2 Menit)
Q6: Tuliskan hasil penyelidikan yang kalian
temukan! (TP3) (3 Menit)
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil
karya) dan memamerkannya (15 Menit)
9. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
studi informasi sebagai data pendukung hasil
percobaan yang dilakukan.
Q7: Apakah hasil yang kalian temukan dalam
percobaan sesuai dengan hasil penelusuran dari
sumber lain? Deskripsikan alasannya (TP4) (5
Menit)
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah (15 Menit)
10. Memfasilitasi peserta didik melakukan
menyajikan simpulan dalam bentuk poster yang
didasarkan pada hasil percobaan dan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 338


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
penelusuran lain terkait erosi tanah dan
konservasinya dalam kelompok besar untuk
selanjutnya ditanggapi peserta didik lain (TP5)
Q8: Deskripsikanlah isi dari poster tersebut (TP
6) (3 Menit)
11. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
menjelaskan aktivitasnya selama proses
pembelajaran. (aktivitas-disiplin)
Q9: Aktivitas penting apa yang telah kamu
lakukan selama pembelajaran ini dan apakah
kamu dapat menyelesaikan tugas selama proses
pembelajaran berlangsung? (3 menit)
12. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
menjelaskan kerjasamanya selama proses
Akhir Pembelajaran pembelajaran (kerjasama-toleransi)
(15 Menit) Q10: Tuliskan dengan siapa saja kamu aktif
berkomunikasi dan apa peran kamu dalam
kelompok (2 menit)
13. Memberikan penguatan pengalaman belajar
peserta didik berdasarkan hasil diskusi dan
pembahasan untuk merumuskan kesimpulan.
Q11: Tuliskan kesimpulan tentang erosi tanah
dan penanggulangannya berdasarkan hasil
diskusi dan pembahasan dalam kelompokmu (5
menit)

6. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran


Penilaian pembelajaran merupakan komponen penting
dalam pembelajaran. Penilaian pembelajaran adalah proses
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi
informasi secara sistematis untuk menetapkan ketercapaian
tujuan pembelajaran. Penilaian pembelajaran pada
dasarnya merupakan proses menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya melalui cara yang sistematis. Penilaian
pembelajaran ini berfungsi untuk (1) memperoleh
keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan
hasil pembelajaran yang telah berlangsung/dilaksanakan
pendidik, (2) membuat keputusan berkenaan dengan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 339


pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan (3). meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya
meningkatkan kualitas keluaran. Penilaian yang
dikembangkan dan dicontohkan dalam modul pembelajaran
ini ada 2 macam, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil.
a. Penilaian Proses
Penilaian proses bertujuan untuk mendapatkan
data tentang keefektifan langkah-langkah pembelajaran
yang dilakukan oleh guru berdasarkan sintaks
pembelajaran yang dipilihnya. Setiap langkah
pembelajaran selayaknya dapat diketahui apakah
berdampak optimal kepada kemampuan peserta didik
yang mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu penilaian
proses tidak dapat memisahkan antara kinerja guru
dengan kinerja peserta didik secara simultan. Sehingga
penting upaya mendapatkan data otentik langsung dari
peserta didik terhadap kompetensi apa yang akan
dicapai dari setiap langkah mengajar guru. Sehingga
ada keselarasan dan konsistensi alur mengajar dan alur
belajar (teaching and learning trajectory) (Sztajn et al,
2012; Clements & Sarama, 2020).
Untuk memastikan bahwa peserta didik mengikuti
dari setiap langkah pembelajaran dalam skenario
pembelajaran yang telah disusun guru, maka tentu
diperlukan sarana berupa rekaman dalam bentuk
lembar kegiatan peserta didik (LKPD) atau Student
Activities Sheet/SAS. LKPD ini adalah rekaman seluruh
kinerja peserta didik dalam satu pertemuan yang
berupa: deskripsi narasi, gambar, grafik, tabel hasil
pengamatan, ungkapan sikap, jawaban soal
perhitungan, dan bentuk lainnya. Diyakini bahwa ada
hubungan antara kualitas kinerja dengan kompetensi
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran (Xin,
2004; Rahmatullah, 2016). Selain itu ada kaitan antara
kualitas capaian pembelajaran keseluruhan peserta
didik dengan keefektifan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru (Makarem et. al, 2001; Paolini, 2015).

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 340


Berdasarkan contoh di atas, maka bahan penilaian
proses dapat diperoleh dari daftar kinerja peserta didik
(SAS). Pada satu pertemuan, setiap peserta didik
diharapkan mengerjakan instruksi berupa jawaban
pertanyaan pada setiap Kuis (Q1, Q2, dst). Setiap
jawaban peserta didik dapat ditimbang, dinilai atau
diberi skor dengan rubrik sebagai berikut.

Tabel 5.11 Rubrik Skor Jawaban


No Jawaban Skor
1 Benar dan Lengkap 4
2 Benar tapi tidak lengkap 3
3 Sangat minimal 2
4 Salah 1
5 Tidak Menjawab 0

Berdasarkan rubrik/sistem penskoran sederhana di


atas, maka diharapkan guru mendapatkan rekapitulasi
data sebagai berikut:

Tabel 5.12 Contoh Penskoran

N=6, maka skor maksimal 6 x 4 = 24


Interpretasi sederhana dari Tabel 3.6 adalah:
● Capaian (%) kinerja peserta didik terdapat pada kolom paling
kanan. Rata-rata capaian pembelajaran pada pertemuan ini
adalah 74,0%. Peserta didik yang terendah capaian
pembelajarannya adalah peserta didik D. Peserta D adalah
peserta didik yang perlu mendapat pendampingan atau
perhatian khusus.
● Keefektifan pembelajaran (5) yang terendah adalah pada
lengkap pembelajaran yang menggunakan Q3 dan Q5 (jenis
langkah pembelajaran dapat ditelusuri pada dokumen

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 341


skenario pembelajaran). Langkah pembelajaran Q3 dan Q5
inilah yang masih perlu ditingkatkan.

b. Penilaian Hasil
Penilaian hasil bertujuan untuk mendapatkan data
capaian hasil pembelajaran peserta didik di setiap akhir
pembelajaran. Penilaian hasil dilakukan melalui
pemberian tugas atau tes yang berisi butir-butir soal
subjektif/uraian atau soal objektif dengan beragam
bentuk. Adapun dalam model pembelajaran PBL,
penilaian hasil didapatkan pada pemecahan masalah
yang dilakukan oleh peserta didik. Ragam bentuk tes
objektif tersebut meliputi: soal pilihan benar-salah, soal
pilihan ganda dengan satu pilihan jawaban, soal pilihan
ganda kompleks, soal pilihan benar-salah dengan
alasan, soal menjodohkan, dan soal jawaban singkat.
Bapak dan ibu guru dapat membuat soal semisal AKMI
atau soal yang setara dengan soal AKMI sebagai
penilaian hasil pembelajaran.

7. Referensi

Afnidar. (Tanpa Tahun). Kegiatan Belajar 1 Materi, Sifatnya,


dan Pembelajarannya. PEKI4401/MODUL 3.
Universitas Terbuka.
Ahmat Baiquni. (1997). Al-Quran dan Ilmu Kealaman,
Yogyakarta: Darma Bakti Yasa.
Anjayani & Haryanto. 2009. Geografi Untuk Kelas X
SMA/MA. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional: Jakarta.
Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press:
Bandung.
Asril, M., dkk (2022). Keanekaragaman Hayati. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Atap. (2021). Literasi-Biologi, Gramedia.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 342


Clements, D. H., & Sarama, J. (2020). Learning and teaching
early math: The learning trajectories approach.
Routledge.
Energi Baik, 2023. Maksimalkan Potensi Energi Baru dan
Terbarukan. Intip 5 Negara Produsen PLTA Terbesar
di Dunia. https://energibaik.id/intip-5-negara-
produsen-plta-terbesar-di-dunia/2/. Diakses pada
tanggal 25 Juni 2023
Graveel, John. 2023. Soil Erosion Research Laboratory
Agronomy Purdue University National. Soil Erotion.
https://www.youtube.com/watch?v=DRkw5kOZsc8
.Diakses pada tanggal 25 Juni 2023.
Informasi Kimia Air Hujan, BMKG, 2023 (Juli 2023)
Makarem, S., Dumit, N. Y., Adra, M., & Kassak, K. (2001).
Teaching effectiveness and learning outcomes of
baccalaureate nursing students in a critical care
practicum: a lebanese experience. Nursing
Outlook, 49(1), 43-49.
Maknun, Djohar (2017). Ekologi: Populasi, Komunitas,
Ekosistem Mewujudkan Kampus Hijau, Asri, Islami dan
Ilmiah. Cirebon: Nurjati Press.
Mubharokh, A.S., Putri,R.I.I., Aisyah, N.,(2023).
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Problem Based Learning pada Materi Pola
Bilangan. Jurnal Edumath , 9(1), 29-39.
Muhammad, A.C.dkk. (2022)Konversi Energi. PT. Global
Eksekutif Teknologi. Padang.
Mutia, N. B. (2022). Development of Students’ Worksheet
Based on Multiple Representation of Environmental
Pollution Theme for Junior High School. Education
Journal: Journal Education Research and Development,
6(1), 35-46.
Novita, H.,dkk. 2023. Validitas Lembar Kerja Peserta
Didik(LKPD)Berbasis Inkuiri Terbimbing. Journal On
Teacher Education, 4(3), 251-263.
OECD. (2019). PISA 2018 Assessment and Analytical
Framework, PISA. In OECD Publishing.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 343


Pakar Urai jalan Tol Dirancang untuk Kecepatan Tertentu,
CNN Indonesia, 2021 (November-06)
Paolini, A. (2015). Enhancing Teaching Effectiveness and
Student Learning Outcomes. Journal of effective
teaching, 15(1), 20-33.
Petrucci. (1996). Kimia Dasar Prinsip Penerapan Modern,
Cet.6. Jakarta: Erlangga.
Priastomo, Y.S., 2022. IPS Geografi Untuk SMA/MA Kelas X.
Erlangga : Jakarta.
Purwanto, P. (2019). Lubuk Larangan, Etnosains dan Literasi
Lingkungan dalam Mewujudkan Pembangunan
Berkelajutan. The Center for Transdisciplinary and
Sustainability …; repository.lppm.unila.ac.id.
http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/20240
Rahmatullah, M. (2016). The Relationship between Learning
Effectiveness, Teacher Competence and Teachers
Performance Madrasah Tsanawiyah at Serang,
Banten, Indonesia. Higher Education Studies, 6(1),
169-181.
Rochman, C., Mahen, E.C.S., & Nasrudin, D. (2018).
Authentic Assesment Based on Teaching and Learning
Trajectory with Student Activity Sheet (SAS) on Basic
Physics Courses. Wahana Pendidikan Fisika: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Fisika, 3(1), 1-8.
Rusdi dan Hapipi, Kamus Indonesia Ara, Cet. 1, Jakarta:
Rineka Cipta, 1992.
Sabarni, S. (2017). Atom Dan Molekul Berdasarkan Ilmu
Kimia Dan Perspektif Al-Quran. Lantanida
Journal, 2(2), 123-136.
Sastrohamidjojo, H. (2018). Kimia dasar. Ugm Press
Sztajn, P., Confrey, J., Wilson, P. H., & Edgington, C. (2012).
Learning trajectory based instruction: Toward a
theory of teaching. Educational researcher, 41(5),
147-156.
Torelli, R., Balluchi, F., & Furlotti, K. (2020). The materiality
assessment and stakeholder engagement: A content
analysis of sustainability reports. Corporate Social

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 344


Responsibility and Environmental
Management, 27(2), 470-484.
Tuti Budiwati, ANALISIS HUJAN ASAM DAN CO2
ATMOSFER, Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer Dan
Iklim-LAPAN
Uli & Mulyadi, 2007. Geografi untuk SMA dan MA Kelas X.
Esis : Jakarta.
Xin, T., Xu, Z., & Tatsuoka, K. (2004). Linkage between
teacher quality, student achievement, and cognitive
skills: A rule-space model. Studies in Educational
Evaluation, 30(3), 205-223.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 345


PEMBELAJARAN
LITERASI SOSIAL BUDAYA

Bapak/Ibu Guru, pada bagian ini akan dipaparkan


strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik pada literasi Sosial Budaya yang memiliki
kemampuan pada tahap capaian kompetensi. Paparan
berikut berisi wawasan teoritis dan praktis yang dapat
Bapak/Ibu gunakan sebagai acuan dan pengayaan dalam
melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi literasi Sosial Budaya peserta didik dengan
kemampuan capaian kompetensi. Melalui pemahaman pada
paparan modul ini, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan,
mengembangkan atau mengkreasikan pembelajaran sesuai
dengan konteks lingkungan dan kondisi di sekitar madrasah
masing- masing.

A. Mengembangkan Indikator Kompetensi yang Ditargetkan


Bapak/Ibu guru, setelah menganalisis CK hasil diagnostik
AKMI yang akan disusun desain pembelajarannya, langkah
selanjutnya adalah menyusun indikator pencapaian
kompetensi. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional dalam bentuk kalimat. Kata kerja
operasional yang dimaksud adalah sebuah aktivitas yang
dilakukan peserta didik dalam menunjukkan kompetensinya.
Perumusan indikator minimal disusun dengan
memperhatikan dua hal, yakni: (1) kompetensi yang akan
dicapai; dan (2) materi ajar yang menjadi media pencapaian
kompetensi (Akhmad & Eka, 2019: 32).
Bapak/Ibu guru dapat merumuskan indikator
berdasarkan deskripsi Capaikan Kompetensi. Perumusan
indikator pada literasi sosial budaya harus memperhatikan
beberapa hal yang terdapat dalam CK, yakni: 1) kompetensi
yang akan dicapai; 2) konten; 3) kompleksitas problematika;

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 346


dan 4) konteks.
Mari kita sama-sama mempelajari bagaimana cara
menyusun indikator melalui beberapa contoh indikator
berdasarkan analisis Capaian Kompetensi untuk penguatan.

Tabel 6.1. Perumusan Indikator Penguatan CK-3 dan Peningkatan


ke CK-4 dan CK-5 Konten Komitmen Kebangsaan
Penguatan CK-3 Konten
Deskripsi CK-3 Kompetensi Komitmen
Siswa mampu memberi Memberi contoh Kebangsaan
contoh,menerapkan, dan Menerapkan
mengkategorikan Mengkategorikan
pengetahuanyang terkait
nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara
dengan 1 problematika
pada konteks global
Peningkatan CK-3 ke CK- 4
Deskripsi CK- 4 Kompetensi
Siswa mampu menganalisis, Menganalisis
mendeteksi, dan mengaitkan Mendeteksi
pengetahuan yang terkait nilai- Mengaitkan
nilaidalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan 2 problematika
pada konteks lokal
Peningkatan CK-3 ke CK- 5
Deskripsi CK- 5 Kompetensi
Siswa mampu menghubungkan, Menghubungkan
memilih, dan mencari alternatif
pengetahuan yang terkait nilai- Memilih
nilaidalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan Mencari
bernegara dengan 2problematika alternative
pada konteks nasional
Sub Konten:
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 347


Indikator:
1. Memberi contoh bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan dengan 1 problematika pada konteks global.
2. Menerapkan cara mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 1 problematika pada konteks global.
3. Mengkategorikan bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan dengan 1 problematika pada konteks global
4. Menganalisis bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks lokal
5. Mendeteksi bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan 2 problematika pada konteks lokal
6. Mengaitkan bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks lokal
7. Menghubungkan bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks
nasional.
8. Memilih bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks nasional.
9. Mencari alternatif cara mengutamakan kepentingan bangsa di atas
10. kepentingan pribadi dan golongan dengan 2 problematika pada konteks
nasional.

Tabel 6.2. Perumusan Indikator penguatan CK-4


Deskripsi CK-4 Kompetensi Konten
Peserta didik mampu menganalisis, Menganalisis Komitmen
mendeteksi, dan mengaitkan Mendeteksi Kebangsaan
pengetahuan yang terkait nilai-nilai Mengaitkan
dalam moderasi beragama serta
kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada
konteks lokal.
Subkonten:
Menghargai dan menjiwai identitas nasional.
Indikator:
1. Menganalisis bentuk menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan
dua problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
2. Mendeteksi bentuk menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan
dua problematika (permasalahan) pada konteks lokal.
3. Mengaitkan pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks lokal.

Tabel 6.3 Perumusan Indikator Penguatan CK-5


Deskripsi CK-5 Kompetensi Konten

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 348


Siswa mampu menghubungkan, Menghubungkan - Komitmen
memilih, dan mencari alternatif Memilih Kebangsaan
pengetahuan yang terkait nilai- Mencari Alternatif
nilai dalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks nasional.
Sub Konten:
Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Indikator:
1. Menghubungkan tindakan individu dengan sikap menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks nasional.
2. Memilih cara masyarakat dalam menghargai dan menjiwai identitas
nasional dengan dua problematika (permasalahan) pada konteks nasional.
3. Mencari alternatif tindakan masyarakat dalam menghargai dan menjiwai
identitas nasional dengan dua problematika (permasalahan) pada konteks
nasional.

Tabel 6.4 Perumusan Indikator Penguatan CK-6


Deskripsi CK-6 Kompetensi
Siswa mampu menelaah, membandingkan, dan mencari Menelaah
solusi pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam moderasi Membandingkan
beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara Mencari solusi
dengan dua problematika (permasalahan) pada konteks
global.
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten: Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan
1. Menelaah cara individu menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dengan dua problematika (permasalahan) pada konteks
global.
2. Membandingkan cara individu menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.
3. Mencari solusi cara individu menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.
Konten : Toleransi
Subkonten: Menghargai dan mengapresiasi perbedaan agama ras, suku,
budaya, dan golongan
1. Menelaah bentuk menghargai dan mengapresiasi individu terhadap
perbedaan agama ras, suku, budaya, dan golongan dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks global.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 349


2. Membandingkan bentuk menghargai dan mengapresiasi individu
terhadap perbedaan agama ras, suku, budaya, dan golongan dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks global.
3. Mencari solusi bentuk menghargai dan mengapresiasi individu terhadap
perbedaan agama ras, suku, budaya, dan golongan dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks global.
Konten : Akomodatif dan Inklusif
Subkonten:.Komitmen untuk menyempurnakan diri dengan mengadopsi ide-ide
baru yang positif
1. Menelaah bentuk komitmen individu untuk menyempurnakan diri
dengan mengadopsi ide-ide baru yang positif dua problematika
(permasalahan) pada konteks global.
2. Membandingkan bentuk komitmen individu untuk menyempurnakan diri
dengan mengadopsi ide-ide baru yang positif dua problematika
(permasalahan) pada konteks global.
3. Mencari solusi bentuk komitmen individu untuk menyempurnakan diri
dengan mengadopsi ide-ide baru yang positif dua problematika
(permasalahan) pada konteks global.

Tabel 6.5 Perumusan Indikator Penguatan CK-7


Deskripsi CK-7 Kompetensi Konten
Peserta didik mampu Menyimpulkan Komitmen
menyimpulkan, memprediksi, Memprediksi Kebangsaan
dan mengkritisi pengetahuan Mengkritisi
yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta
kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan 3 (tiga)
problematika (permasalahan)
pada konteks lokal.
Subkonten:
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
Indikator:
1. Menyimpulkan kegiatan mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi atau golongan dengan 3(tiga) problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.
2. Memprediksi dampak buruk tidak mengutamakan kepentingan bangsa di
atas kepentingan pribadi atau golongan dengan 3(tiga) problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.
3. Mengkritisi tindakan tidak mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi atau golongan dengan 3(tiga) problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 350


Berikut disajikan contoh indikator peningkatan dari
Capaian Kometensi. Peningkatan yang dimaksud
adalah upaya untuk meningkatkan kompetensi
peserta didik yang memiliki hasil raport AKMI
melalui pencapaian dalam proses pembelajaran
yang dirumuskan dalam indikator pembelajaran.

Tabel 6.6. Contoh Perumusan Indikator Penguatan CK-3 dan


Peningkatan ke CK-4 dan CK-5 Konten Toleransi
Penguatan CK-3 Konten
Deskripsi CK-3 Kompetensi Toleransi
Siswa mampu memberi Memberi contoh
contoh,menerapkan, dan Menerapkan
mengkategorikan Mengkategorikan
pengetahuanyang terkait
nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan
berbangsa dan
bernegara dengan satu
problematika
(permasalahan) pada
konteks global

Peningkatan CK-3 ke CK-4


Deskripsi CK- 4 Kompetensi
Siswa mampu menganalisis, Menganalisis
mendeteksi, dan mengaitkan
pengetahuan yang terkait nilai- Mendeteksi
nilaidalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan Mengaitkan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks lokal
Peningkatan CK- 3 ke CK – 5
Deskripsi CK- 5 Kompetensi
Siswa mampu menghubungkan, Menghubungkan
memilih, dan mencari alternatif Memilih

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 351


pengetahuan yang terkait nilai- Mencari alternatif
nilaidalam moderasi beragama
serta kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks nasional

Sub Konten:
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
Indikator:
1. Memberi contoh bentuk mengusung spirit perubahan secara baik
dengan1 problematika pada konteks global.
2. Menerapkan cara mengusung spirit perubahan secara baik
dengan 1 problematika pada konteks global.
3. Mengkategorikan bentuk mengusung spirit perubahan secara baik
dengan1 problematika pada konteks global.
4. Menganalisis cara mengusung spirit perubahan secara baik dengan
2 problematka pada konteks lokal
5. Mendeteksi bentuk mengusung spirit perubahan secara baik dengan
2
problematika dalam konteks lokal.
6. Mengaitkan cara mengusung spirit perubahan secara baik
dengan 2problematika dalam konteks lokal.
7. Menghubungkan bentuk mengusung spirit perubahan secara baik dengan
2 problematika dalam konteks nasional.
8. Memilih cara mengusung spirit perubahan secara baik dengan 2
problematika pada konteks nasional
9. Mencari alternatif cara mengusung spirit perubahan secara baik
dengan 2problematika pada konteks nasional

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 352


Tabel 6.7. Contoh Perumusan Indikator peningkatan CK-4 ke CK-
5
Deskripsi CK Kompetensi Konten
CK-4 Menganalisis Toleransi
Peserta didik mampu menganalisis,
mendeteksi, dan mengaitkan Mendeteksi
pengetahuan yang terkait nilai-nilai
dalam moderasi beragama serta Mengaitkan
kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada
konteks lokal.
CK-5 Menghubungkan
Peserta didik mampu Memilih
menghubungkan, memilih, dan Mencari
mencari alternatif pengetahuan alternatif
yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta
kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan) pada
konteks nasional.
Subkonten:
Mengusung spirit perubahan secara baik.
Indikator:
1. Menganalisis cara mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dengan dua problematika (permasalahan)
dalam konteks lokal.
2. Mendeteksi cara mengusung spirit perubahan secara baik dan tidak
menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan dalam kehidupan
masyarakat berdasarkan dua problematika (permasalahan) yang terjadi
dalam konteks lokal.
3. Mengaitkan bentuk mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dengan dua problematika (permasalahan)
dalam konteks lokal.
4. Menghubungkan cara mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dalam kehidupan masyarakat dengan
dua problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup wilayah
nasional.
5. Memilih cara mengusung spirit perubahan secara baik dan tidak
menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan dalam kehidupan
masyarakat dalam dua problematika (permasalahan) yang terjadi dalam
lingkup wilayah nasional.
6. Mencari alternatif bentuk mengusung ide-ide perubahan dengan spirit
perdamaian dan anti kekerasan dalam kehidupan masyarakat dalam dua
problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup wilayah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 353


nasional.

Tabel 6.8. Contoh Perumusan Indikator Peningkatan CK-5 ke CK-


6
Deskripsi Kompetensi Konten
CK-5 Menghubungkan - Komitmen
Siswa mampu menghubungkan, Kebangsaan
memilih, dan mencari alternatif Memilih
pengetahuan yang terkait nilai-
nilai dalam moderasi beragama Mencari
serta kehidupan berbangsa dan alternatif
bernegara dengan dua
problematika (permasalahan)
pada konteks nasional.
CK-6 Menelaah - Toleransi
Siswa mampu menelaah, Membandingkan
membandingkan, dan mencari Mencari Solusi
solusi pengetahuan yang terkait
nilai-nilai dalam moderasi
beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan
dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.
Subkonten:
Terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender
Indikator:
1. Menelaah respon masyarakat yang mencerminkan sikap terbuka dan
mengapresiasi kesetaraan gender dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.
2. Membandingkan tindakan individu dalam merespon tindakan yang
mencerminkan sikap terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender dengan
dua problematika (permasalahan) pada konteks global.
3. Mencari solusi tindakan yang mencerminkan sikap terbuka dan
mengapresiasi kesetaraan gender dengan dua problematika (permasalahan)
pada konteks global.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 354


Tabel 6.9. Perumusan Indikator Peningkatan CK-6 ke CK-7
Deskripsi CK-6 ke CK-7 Kompetensi
Siswa mampu menyimpulkan, memprediksi, dan Menyimpulkan
mengkritisi pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam Memprediksi
moderasi beragama serta kehidupan berbangsa dan Mengkritisi
bernegara dengan tiga problematika (permasalahan) pada
konteks lokal.
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten: Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan
1. Menyimpulkan cara individu menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan tiga problematika (permasalahan)
pada konteks lokal.
2. Memprediksi cara individu menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dengan tiga problematika (permasalahan) pada konteks
lokal.
3. Mengkritisi cara individu menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dengan tiga problematika (permasalahan) pada konteks
lokal.
Konten : Toleransi
Subkonten: Menghargai dan mengapresiasi perbedaan agama ras, suku,
budaya,
dan golongan
1. Menyimpulkan cara individu menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.
2. Memprediksi cara individu menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.
3. Mengkritisi cara individu menghargai dan mengapresiasi perbedaan
agama, ras, suku, budaya, dan golongan dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.
Konten : Akomodatif dan Inklusif
Subkonten :.Komitmen untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif
1. Menyimpulkan komitmen individu untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.
2. Memprediksi komitmen individu untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.
3. Mengkritisi komitmen individu untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal.

Tabel 6.10. Perumusan Indikator Peningkatan CK-7 ke CK-8

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 355


Deskripsi CK-8 Kompetensi Konten
Peserta didik mampu menilai, Menilai Komitmen
menentukan pendapat, dan Menentukan Kebangsaan
merumuskan pengetahuan yang pendapat
terkait nilai-nilai dalam moderasi Merumuskan
beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan 3
(tiga) problematika (permasalahan)
pada konteks nasional.
Subkonten:
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
Indikator
1. Menilai bentuk perbuatan yang tidak mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan dengan 3 (tiga)
problematika (permasalahan) pada konteks nasional.
2. Menentukan pendapat terkait kegiatan yang mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan dengan 3 (tiga)
problematika (permasalahan) pada konteks nasional.
3. Merumuskan pengetahuan cara mengutamakan kepentingan bangsa
diatas kepentingan pribadi atau golongan dengan 3 (tiga) problematika
(permasalahan) pada konteks nasional.

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Bapak/Ibu guru, langkah selanjutnya adalah merumuskan
tujuan pembelajaran berdasarkan indikator yang telah tersusun.
Tujuan pembelajaran yang dibuat di subbab ini bukan
dimaksud menggantikan tujuan pembelajaran yang ada pada
kurikulum, tapi sebagai suplemen dalam penyusunan tujuan
pembelajaran pada mata pelajaran yang dapat diintegrasikan
dengan literasi sosial budaya.
Perumusan tujuan pembelajaran berfungsi sebagai petunjuk
untuk memilih materi, media, model, metode, dan strategi
pembelajaran yang akan digunakan ketika pembelajaran
berlangsung. Unsur-unsur yang terdapat dalam tujuan
pembelajaran dirumuskan dengan rumus A-B-C-D, yakni:
audience, behaviour, condition, dan degree (Ina & Aldiansyah,
2020: 447). Berikut penjelasan mengenai rumusan A-B-C-D.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 356


Gambar 3.2 Rumusan A-B-C-D

Mari kita sama-sama mempelajari bagaimana cara menyusun


tujuan pembelajaran melalui beberapa contoh tujuan
pembelajaran berdasarkan rumusan A-B-C-D berikut ini.

Tujuan Peserta didik dapat menyebutkan bentuk


Pembelajaran: komitmen individu dalam mempertahankan
kearifan lokal dengan satu problematika pada
konteks lokal melalui pemahaman teks
informasi dengan cermat.

Berikut contoh tujuan pembelajaran Literasi Sosial Budaya


berdasarkan indikator yang telah disusun.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 357


Tabel 6.11 Tujuan Pembelajaran Konten Komitmen Kebangsaan
untuk CK-3
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Memberi contoh bentuk mengutamakan Siswa dapat memberi contoh bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan
tepat
Menerapkan cara mengutamakan Siswa dapat menerapkan cara
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui diskusi dengan benar
Mengkategorikan bentuk mengutamakan Siswa dapat mengategorikan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui
Menganalisis cara mengutamakan Siswa dapat menganalisis cara
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika pada konteks lokal. dengan 2 (dua) problematika pada
konteks lokal melalui pemahaman teks
narasi dengan benar.
Mendeteksi bentuk mengutamakan Siswa dapat mendeteksi bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika dalam konteks lokal. dengan 2 (dua) problematika dalam
konteks lokal melalui pengerjaan LKPD
dengan tepat.
Mengaitkan bentuk mengutamakan Siswa dapat mengaitkan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika dalam konteks lokal. dengan 2 (dua) problematika dalam
konteks lokal melalui kegiatan diskusi
dengan baik.
Menghubungkan bentuk Siswa dapat menghubungkan bentuk
mengutamakan kepentingan bangsa di mengutamakan kepentingan bangsa di
atas kepentingan pribadi dan golongan atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan satu problematika dengan satu problematika
(permasalahan) pada konteks global (permasalahan) pada konteks global

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 358


melalui pemahaman teks naratif dengan
tepat.

Memilih bentuk mengutamakan Siswa dapat memilih bentuk


kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui pengerjaan LKPD dengan tepat
Mencari alternatif bentuk mengutamakan Siswa dapat mencari alternatif bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan bangsa di
pribadi dan golongan dengan satu atas kepentingan pribadi dan golongan
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui kegiatan diskusi dengan teliti.

Tabel 6.12 Tujuan Pembelajaran Konten Toleransi untuk CK-3


Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Memberi contoh bentuk mengusung Siswa dapat memberi contoh bentuk
spirit perubahan secara baik dengan satu mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan
baik.
Menerapkan cara mengusung spirit Siswa dapat menerapkan cara
perubahan secara baik dengan satu mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pengerjaan LKPD dengan baik.
Mengkategorikan bentuk mengusung Siswa dapat mengategorikan bentuk
spirit perubahan secara baik dengan satu mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) baik dengan satu problematika
pada konteks global. (permasalahan) pada konteks global

melalui kegiatan diskusi dengan


benar.
Menganalisis cara mengusung spirit Siswa dapat menganalisis cara
perubahan secara baik dengan dua mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan dua problematika
konteks lokal (permasalahan) pada konteks lokal
dengan baik melalui kegiatan diskusi.
Mendeteksi bentuk mengusung spirit Siswa dapat mendeteksi bentuk
perubahan secara baik dengan 2 mengusung spirit perubahan secara
problematika dalam konteks lokal. baik dengan 2 problematika dalam

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 359


konteks lokal dengan teliti melalui
pengerjaan LKPD.
Mengaitkan cara mengusung spirit Siswa dapat mengaitkan cara
perubahan secara baik dengan 2 mengusung spirit perubahan secara
problematika dalam konteks lokal. baik dengan 2 problematika dalam
konteks lokal dengan tepat melalui
pengerjaan LKPD.
Menghubungkan bentuk mengusung Siswa dapat menghubungkan bentuk
spirit perubahan secara baik dengan 2 mengusung spirit perubahan secara
(dua) problematika dalam konteks baik dengan 2 (dua) problematika
nasional. dalam konteks nasional dengan tepat
melalui pengerjaan LKPD.
Memilih cara mengusung spirit Siswa dapat memilih cara mengusung
perubahan secara baik dengan 2 (dua) spirit perubahan secara baik dengan 2
problematika (permasalahan) pada (dua) problematika (permasalahan)
konteks nasional pada konteks nasional dengan tepat
melalui kegiatan berdiskusi.
Mencari alternatif cara mengusung spirit Siswa mencari alternatif cara
perubahan secara baik dengan 2 (dua) mengusung spirit perubahan secara
problematika (permasalahan) pada baik dengan 2 (dua) problematika
konteks nasional (permasalahan) pada konteks nasional
dengan benar melalui kegiatan diskusi.

Tabel 6.13 Tujuan Pembelajaran Konten Akomodatif dan Inklusif


untuk CK-3
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Memberi contoh bentuk mengutamakan Siswa dapat memberi contoh bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui pemahaman teks naratif dengan
baik.
Menerapkan cara mengutamakan Siswa dapat menerapkan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global. (permasalahan) pada konteks global
melalui kegiatan diskusi dengan benar
Mengkategorikan bentuk mengutamakan Siswa mampu mengkategorikan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagaman berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan satu problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks global
melalui pengerjaan LKPD dengan baik.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 360


Menganalisis cara mengutamakan Siswa mampu menganalisis bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika pada konteks lokal. dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks local
melalui pemahaman teks naratif dengan
baik.
Mendeteksi bentuk mengutamakan Siswa mampu mendeteksi bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan 2 (dua) terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika dalam konteks lokal. dengan 2 problematika dalam konteks
local melalui kegiatan berkolaborasi
dengan baik.
Mengaitkan bentuk mengutamakan Siswa mampu mengaitkan bentuk
kepentingan bangsa di atas keterbukaan dan cara apresiatif
kepentingan pribadi dan golongan terhadap amaliyah keagamaan berbeda
dengan 2 (dua) problematika dalam dengan 2 problematika
konteks lokal. dalam konteks lokal melalui
pengerjaan LKPD dengan tepat.
Menghubungkan bentuk mengutamakan Siswa mampu menghubungkan bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan 2 (dua) problematika dalam
konteks global konteks nasional melalui pemahaman
teks naratif dengan baik.
Memilih bentuk mengutamakan Siswa mampu memilih bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan 2 (dua) problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks nasional
melalui kegiatan diskusi dengan tepat.
Mencari alternatif bentuk mengutamakan Siswa mampu mencari alternatif bentuk
kepentingan bangsa di atas kepentingan keterbukaan dan cara apresiatif
pribadi dan golongan dengan satu terhadap amaliyah keagamaan berbeda
problematika (permasalahan) pada dengan 2 (dua) problematika
konteks global (permasalahan) pada konteks nasional
melalui pengerjaan LKPD dengan teliti.

Tabel 6.14 Tujuan Pembelajaran untuk CK-4


Indikator dari Kompetensi
CK Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
CK-4 Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Menganalisis bentuk menghargai Peserta didik dapat menganalisis
dan menjiwai identitas nasional bentuk menghargai dan menjiwai
identitas nasional dengan dua

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 361


Indikator dari Kompetensi
CK Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
dengan dua problematika problematika (permasalahan) pada
(permasalahan) pada konteks lokal. konteks lokal melalui pencermatan
teks bacaan dengan baik.
Mendeteksi bentuk menghargai Peserta didik dapat mendeteksi
dan menjiwai identitas nasional bentuk menghargai dan menjiwai
dengan dua problematika identitas nasional dengan dua
(permasalahan) pada konteks lokal. problematika (permasalahan) pada
konteks lokal melalui kegiatan
pengembangan ide dengan tepat.
Mengaitkan pengetahuan yang Peserta didik dapat mengaitkan
terkait nilai-nilai dalam moderasi pengetahuan yang terkait nilai-nilai
beragama serta kehidupan dalam moderasi beragama serta
berbangsa dan bernegara dengan kehidupan berbangsa dan bernegara
dua problematika (permasalahan) dengan dua problematika
pada konteks lokal. (permasalahan) pada konteks lokal
melalui kegiatan diskusi dengan
cermat.
Konten : Toleransi
Subkonten : Mengusung spirit perubahan secara baik
Menganalisis cara Peserta didik dapat menganalisis cara
mempertahankan dan mempertahankan dan melestarikan
melestarikan kearifan lokal dengan kearifan lokal dengan dua
dua problematika (permasalahan) problematika (permasalahan) dalam
dalam konteks lokal lingkungan konteks lokal lingkungan tetangga
tetangga. melalui memaknai teks infografis
dengan tepat.
Mendeteksi bentuk Peserta didik dapat mendeteksi
mempertahankan dan bentuk mempertahankan dan
melestarikan kearifan lokal dengan melestarikan kearifan lokal dengan
dua problematika (permasalahan) dua problematika (permasalahan)
dalam konteks lokal lingkungan dalam konteks lokal lingkungan
tetangga. tetangga melalui proses pencarian
informasi dengan benar.
Mengaitkan cara mempertahankan Peserta didik dapat Mengaitkan cara
dan melestarikan kearifan lokal mempertahankan dan melestarikan
dengan dua problematika kearifan lokal dengan dua
(permasalahan) dalam lingkup problematika (permasalahan) dalam
wilayah nasional. lingkup wilayah nasional melalui
investigasi dengan teliti.
CK-5 Konten : Toleransi
Subkonten : Mengusung spirit perubahan secara baik
Menghubungkan cara mengusung Peserta didik mampu
ide-ide perubahan dengan spirit menghubungkan cara mengusung
perdamaian dan anti kekerasan ide-ide perubahan dengan spirit
dalam kehidupan masyarakat perdamaian dan anti kekerasan dalam
dengan dua problematika kehidupan masyarakat dengan dua
(permasalahan) yang terjadi dalam problematika (permasalahan) yang
lingkup wilayah nasional. terjadi dalam lingkup wilayah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 362


Indikator dari Kompetensi
CK Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
nasional melalui telaah bacaan
dengan tepat.
Memilih cara mengusung spirit Peserta didik mampu memilih cara
perubahan secara baik dan tidak mengusung spirit perubahan secara
menghalalkan segala cara dalam baik dan tidak menghalalkan segala
mencapai tujuan dalam kehidupan cara dalam mencapai tujuan dalam
masyarakat dalam dua kehidupan masyarakat dalam dua
problematika (permasalahan) yang problematika (permasalahan) yang
terjadi dalam lingkup wilayah terjadi dalam lingkup wilayah
nasional. nasional melalui telaah bacaan
dengan tepat.
Mencari alternatif bentukPeserta didik mampu mencari
mengusung ide-ide perubahan alternatif bentuk mengusung ide-ide
dengan spirit perdamaian dan anti perubahan dengan spirit perdamaian
kekerasan dalam kehidupan dan anti kekerasan dalam kehidupan
masyarakat dalam duamasyarakat dalam dua problematika
problematika (permasalahan) yang (permasalahan) yang terjadi dalam
terjadi dalam lingkup wilayah lingkup wilayah nasional melalui
nasional. telaah bacaan dengan tepat.
CK-6 Konten: Akomodatif dan Inklusif
Subkonten : Komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal (local
wisdom)
Menelaah cara individu Peserta didik dapat menelaah cara
mempertahankan dan individu mempertahankan dan
melestarikan kearifan lokal di melestarikan kearifan lokal di tengah
tengah perubahan pola hidup yang perubahan pola hidup yang anomali
anomali nilai budaya dan nilai budaya dan individualistik
individualistik dengan dua dengan dua problematika
problematika (permasalahan). (permasalahan) melalui kegiatan
pemecahan masalah pada konteks
global dengan benar.
Membandingkan bentuk individu Peserta didik dapat Membandingkan
mempertahankan dan bentuk individu mempertahankan
melestarikan kearifan lokal di dan melestarikan kearifan lokal di
tengah perubahan pola hidup yang tengah perubahan pola hidup yang
anomali nilai budaya dan anomali nilai budaya dan
individualistik dengan dua individualistik dengan dua
problematika (permasalahan). problematika (permasalahan) melalui
penelusuran informasi pada konteks
global dengan tepat.
Mencari solusi cara individu Peserta didik dapat mencari solusi
mempertahankan dan cara mencari solusi cara individu
melestarikan kearifan lokal di mempertahankan dan melestarikan
tengah perubahan pola hidup yang kearifan lokal di tengah perubahan
anomali nilai budaya dan pola hidup yang anomali nilai budaya
individualistik dengan dua dan individualistik dengan dua
problematika (permasalahan). problematika (permasalahan) melalui

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 363


Indikator dari Kompetensi
CK Tujuan Pembelajaran
yang Diajarkan
kegiatan pemecahan masalah pada
konteks global yang sesuai.

Tabel 6.15: Contoh Perumusan Tujuan Pembelajaran untuk CK 5


Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
1. Menghubungkan tindakan Siswa dapat menghubungkan tindakan
individu dengan sikap individu dengan sikap menghargai dan
menghargai dan menjiwai menjiwai identitas nasional dengan dua
identitas nasional dengan problematika (permasalahan) pada konteks
dua problematika nasional melalui membaca teks narasi,
(permasalahan) pada infografis, dan diskusi dengan benar.
konteks nasional.
2. Memilih cara masyarakat Siswa dapat memilih cara masyarakat
dalam menghargai dan dalam menghargai dan menjiwai identitas
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika
nasional dengan dua (permasalahan) pada konteks nasional
problematika melalui membaca teks narasi, infografis,
(permasalahan) pada dan diskusi dengan benar.
konteks nasional.
3. Mencari alternatif Siswa dapat mencari alternatif tindakan
tindakan masyarakat masyarakat dalam menghargai dan
dalam menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan dua
menjiwai identitas problematika (permasalahan) pada konteks
nasional dengan dua nasional melalui membaca teks narasi,
problematika infografis, dan diskusi dengan benar.
(permasalahan) pada
konteks nasional.
Konten : Terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender
Subkonten : Toleransi
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
4. Menelaah respon Siswa dapat menelaah respon masyarakat
masyarakat yang yang mencerminkan sikap terbuka dan
mencerminkan sikap mengapresiasi kesetaraan gender dengan
terbuka dan dua problematika (permasalahan) pada
mengapresiasi kesetaraan konteks global melalui membaca teks
gender dengan dua narasi, infografis, dan diskusi dengan
problematika benar.
(permasalahan) pada
konteks global.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 364


5. Membandingkan tindakan Siswa dapat membandingkan tindakan
individu dalam merespon individu dalam merespon tindakan yang
tindakan yang mencerminkan sikap terbuka dan
mencerminkan sikap mengapresiasi kesetaraan gender dengan
terbuka dan dua problematika (permasalahan) pada
mengapresiasi kesetaraan konteks global melalui membaca teks
gender dengan dua narasi, infografis, dan diskusi dengan
problematika benar.
(permasalahan) pada
konteks global.
6. Mencari solusi tindakan Siswa dapat mencari solusi tindakan yang
yang mencerminkan sikap mencerminkan sikap terbuka dan
terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender dengan
mengapresiasi kesetaraan dua problematika (permasalahan) pada
gender dengan dua konteks global melalui membaca teks
problematika narasi, infografis, dan diskusi dengan
(permasalahan) pada benar.
konteks global.
Konten : Akomodatif & Inklusif
Subkonten : Komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal (local
wisdom)
Indikator dari Kompetensi yang Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
7. Menyimpulkan bentuk Siswa dapat menyimpulkan bentuk
tindakan masyarakat yang tindakan masyarakat yang mencerminkan
mencerminkan komitmen komitmen untuk mempertahankan kearifan
untuk mempertahankan lokal (local wisdom) dengan tiga
kearifan lokal (local problematika (permasalahan) pada konteks
wisdom) dengan tiga lokal melalui membaca teks narasi dan
problematika diskusi dengan benar.
(permasalahan) pada
konteks lokal.
8. Memprediksi dampak Siswa dapat memprediksi dampak tindakan
tindakan individu dalam individu dalam merespon komitmen untuk
merespon komitmen mempertahankan kearifan lokal (local
untuk mempertahankan wisdom) dengan tiga problematika
kearifan lokal (local (permasalahan) pada konteks lokal melalui
wisdom) dengan tiga membaca teks narasi dan diskusi dengan
problematika benar.
(permasalahan) pada
konteks lokal.
9. Mengkritisi tindakan Siswa dapat mengkritisi tindakan
masyarakat dalam masyarakat dalam merespon komitmen
merespon komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal
untuk mempertahankan (local wisdom) dengan tiga problematika
kearifan lokal (local (permasalahan) pada konteks lokal melalui
wisdom) dengan tiga

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 365


problematika membaca teks narasi dan diskusi dengan
(permasalahan) pada benar.
konteks lokal.

Tabel 6.16 Perumusan Tujuan Pembelajaran CK 6


Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten: Menghargai Dan Menindaklanjuti Perjuangan Para Pahlawan
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menyimpulkan cara menghargai dan Siswa mampu menyimpulkan cara
menindaklanjuti perjuangan para menghargai dan menindaklanjuti
pahlawan dengan tiga problematika perjuangan para pahlawan pada
(permasalahan) pada konteks lokal. konteks lokal melalui pemaknaan teks
informatif dengan tepat.
Memprediksi cara menghargai dan Siswa mampu memprediksi cara
menindaklanjuti perjuangan para menghargai dan menindaklanjuti
pahlawan dengan tiga problematika perjuangan para pahlawan pada
(permasalahan) pada konteks lokal. konteks lokal melalui pemaknaan teks
informatif dengan tepat.
Mengkritisi cara menghargai dan Siswa mampu mengkritisi cara
menindaklanjuti perjuangan para menghargai dan menindaklanjuti
pahlawan dengan tiga problematika perjuangan para pahlawan pada
(permasalahan) pada konteks lokal. konteks lokal melalui pemaknaan teks
informatif dengan tepat.
Menilai cara menghargai dan Siswa mampu menilai cara
menindaklanjuti perjuangan para menghargai dan menindaklanjuti
pahlawan dengan tiga problematika perjuangan para pahlawan pada
(permasalahan) pada konteks konteks nasional melalui pemaknaan
nasional. teks informatif dengan tepat.
Menentukan pendapat cara Siswa mampu menentukan pendapat
menghargai dan menindaklanjuti cara menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan perjuangan para pahlawan pada
tiga problematika (permasalahan) konteks nasional melalui pemaknaan
pada konteks nasional. teks informatif dengan tepat.
Merumuskan cara menghargai dan Siswa mampu merumuskan cara
menindaklanjuti perjuangan para menghargai dan menindaklanjuti
pahlawan dengan tiga problematika perjuangan para pahlawan pada
(permasalahan) pada konteks konteks nasional melalui pemaknaan
nasional. teks informatif dengan tepat.
Konten : Toleransi
Subkonten: Menghargai Dan Mengapresiasi Perbedaan Agama, Ras,Suku,
Budaya, Dan Golongan
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menyimpulkan cara menghargai dan Siswa mampu menyimpulkan cara
mengapresiasi perbedaan agama, ras, menghargai dan mengapresiasi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 366


suku, budaya, dan golongan dengan perbedaan agama, ras, suku, budaya,
tiga problematika (permasalahan) dan golongan pada konteks lokal
pada konteks lokal. melalui pemaknaan teks informatif
dengan tepat.
Memprediksi cara menghargai dan Siswa mampu memprediksi cara
mengapresiasi perbedaan agama, ras, menghargai dan mengapresiasi
suku, budaya, dan golongan dengan perbedaan agama, ras, suku, budaya,
tiga problematika (permasalahan) dan golongan pada konteks lokal
pada konteks lokal. melalui pemaknaan teks informatif
dengan tepat.
Mengkritisi cara menghargai dan Siswa mampu mengkritisi cara
mengapresiasi perbedaan agama, ras, menghargai dan mengapresiasi
suku, budaya, dan golongan dengan perbedaan agama, ras, suku, budaya,
tiga problematika (permasalahan) dan golongan pada konteks lokal
pada konteks lokal. melalui pemaknaan teks informatif
dengan tepat.
Menilai cara menghargai dan Siswa mampu menilai cara
mengapresiasi perbedaan agama, ras, menghargai dan mengapresiasi
suku, budaya, dan golongan dengan perbedaan agama, ras, suku, budaya,
tiga problematika (permasalahan) dan golongan pada konteks nasional
pada konteks nasional. melalui pemaknaan teks informatif
dengan tepat.
Menentukan pendapat cara Siswa mampu menentukan pendapat
menghargai dan mengapresiasi cara menghargai dan mengapresiasi
perbedaan agama, ras, suku, budaya, perbedaan agama, ras, suku, budaya,
dan golongan dengan tiga dan golongan pada konteks nasional
problematika (permasalahan) pada melalui pemaknaan teks informatif
konteks nasional. dengan tepat.
Merumuskan cara menghargai dan Siswa mampu merumuskan cara
mengapresiasi perbedaan agama, ras, menghargai dan mengapresiasi
suku, budaya, dan golongan dengan perbedaan agama, ras, suku, budaya,
tiga problematika (permasalahan) dan golongan pada konteks nasional
pada konteks nasional. melalui pemaknaan teks informatif
dengan tepat.
Konten : Akomodatif dan Inklusif
Subkonten: Komitmen Untuk Menyempurnakan Diri Dengan Mengadopsi
Ide-Ide Baru yang Positif
Indikator dari Kompetensi yang
Tujuan Pembelajaran
Diajarkan
Menyimpulkan komitmen untuk Siswa mampu menyimpulkan
menyempurnakan diri dengan komitmen untuk menyempurnakan
mengadopsi ide-ide baru yang positif diri dengan mengadopsi ide-ide baru
dengan tiga problematika yang positif pada konteks lokal
(permasalahan) pada konteks lokal. melalui pemaknaan teks informatif
dengan tepat.
Memprediksi komitmen untuk Siswa mampu memprediksi
menyempurnakan diri dengan komitmen untuk menyempurnakan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 367


mengadopsi ide-ide baru yang positif diri dengan mengadopsi ide-ide baru
dengan tiga problematika yang positif pada konteks lokal
(permasalahan) pada konteks lokal. melalui pemaknaan teks informatif
dengan tepat.
Mengkritisi komitmen untuk Siswa mampu mengkritisi komitmen
menyempurnakan diri dengan untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif mengadopsi ide-ide baru yang positif
dengan tiga problematika pada konteks lokal melalui
(permasalahan) pada konteks lokal. pemaknaan teks informatif dengan
tepat.
Menilai komitmen untuk Siswa mampu menilai komitmen
menyempurnakan diri dengan untuk menyempurnakan diri dengan
mengadopsi ide-ide baru yang positif mengadopsi ide-ide baru yang positif
dengan tiga problematika pada konteks nasional melalui
(permasalahan) pada konteks pemaknaan teks informatif dengan
nasional. tepat.
Menentukan komitmen untuk Siswa mampu menentukan pendapat
menyempurnakan diri dengan komitmen untuk menyempurnakan
mengadopsi ide-ide baru yang positif diri dengan mengadopsi ide-ide baru
dengan tiga problematika yang positif pada konteks nasional
(permasalahan) pada konteks melalui pemaknaan teks informatif
nasional. dengan tepat.
Merumuskan komitmen untuk Siswa mampu merumuskan
menyempurnakan diri dengan komitmen untuk menyempurnakan
mengadopsi ide-ide baru yang positif diri dengan mengadopsi ide-ide baru
dengan tiga problematika yang positif pada konteks nasional
(permasalahan) pada konteks melalui pemaknaan teks informatif
nasional. dengan tepat.

Tabel 6.17 Indikator dari kompetensi yang diajarkan beserta


tujuan pembelajaran konteks lokal CK 7
Indikator dari Kompetensi Tujuan Pembelajaran
Yang Diajarkan
Menyimpulkan kegiatan Peserta didik mampu
mengutamakan kepentingan menyimpulkan kegiatan
bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan
pribadi atau golongan dengan 3 bangsa di atas kepentingan
(tiga) problematika pribadi atau golongan dengan 3
(permasalahan) pada konteks (tiga) problematika
lokal. (permasalahan) pada konteks
lokal melalui infografis dengan
cermat.
Memprediksi dampak buruk Peserta didik mampu
tidak mengutamakan memprediksi dampak buruk

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 368


kepentingan bangsa di atas tidak mengutamakan
kepentingan pribadi atau kepentingan bangsa di atas
golongan dengan 3(tiga) kepentingan pribadi atau
problematika (permasalahan) golongan melalui pemahaman
pada konteks lokal. teks informasi dengan cermat
dengan 3 (tiga) problematika
(permasalahan) pada konteks
lokal.
Mengkritisi tindakan tidak Peserta didik mampu mengkritisi
mengutamakan kepentingan tindakan tidak mengutamakan
bangsa di atas kepentingan kepentingan bangsa di atas
pribadi atau golongan dengan 3 kepentingan pribadi atau
(tiga) problematika golongan dengan 3(tiga)
(permasalahan) pada konteks problematika (permasalahan)
lokal. pada konteks lokal lokal melalui
pemahaman teks informasi
dengan cermat.
Menilai bentuk perbuatan yang Peserta didik mampu menilai
tidak mengutamakan bentuk perbuatan yang tidak
kepentingan bangsa di atas mengutamakan kepentingan
kepentingan pribadi atau bangsa di atas kepentingan
golongan dengan 3 (tiga) pribadi atau golongan dengan 3
problematika (permasalahan) (tiga) problematika
pada konteks nasional. (permasalahan) pada konteks
nasional melalui pemahaman
teks informasi dengan cermat.
Menentukan pendapat terkait Peserta didik mampu
kegiatan yang mengutamakan menentukan pendapat terkait
kepentingan bangsa di atas kegiatan yang mengutamakan
kepentingan pribadi atau kepentingan bangsa di atas
golongan dengan 3 (tiga) kepentingan pribadi atau
problematika (permasalahan) golongan dengan 3 (tiga)
pada konteks nasional. problematika (permasalahan)
pada konteks nasional melalui
diskusi kelompok dengan
komunikatif.
Merumuskan pengetahuan cara Peserta didik mampu
mengutamakan kepentingan merumuskan pengetahuan cara
bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan
pribadi atau golongan dengan 3 bangsa di atas kepentingan
(tiga) problematika pribadi atau golongan dengan 3
(permasalahan) pada konteks (tiga) problematika

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 369


nasional. (permasalahan) pada konteks
nasional melalui diskusi
kelompok dengan komunikatif.
Mengkreasi bentuk bentuk Peserta didik mampu
kegiatan yang mengutamakan mengkreasi bentuk bentuk
kepentingan bangsa di atas kegiatan yang mengutamakan
kepentingan pribadi atau kepentingan bangsa di atas
golongan dengan 3(tiga) kepentingan pribadi atau
problematika (permasalahan) golongan dengan 3 (tiga)
pada konteks global. problematika (permasalahan)
pada konteks global melalui
pemahaman teks informasi
dengan cermat.
Menentukan pola bentuk Peserta didik mampu
tindakan yang tidak menentukan pola bentuk
mengutamakan kepentingan tindakan yang tidak
bangsa di atas kepentingan mengutamakan kepentingan
pribadi atau golongan dengan bangsa di atas kepentingan
3(tiga) problematika pribadi atau golongan dengan
(permasalahan) pada konteks 3(tiga) problematika
global. (permasalahan) pada konteks
global melalui pemahaman teks
informasi dengan cermat.
Merancang ide/gagasan baru Peserta didik mampu merancang
sebagai langkah nyata ide/gagasan baru sebagai
mengutamakan kepentingan langkah nyata mengutamakan
bangsa di atas kepentingan kepentingan bangsa di atas
pribadi atau golongan 3 (tiga) kepentingan pribadi atau
problematika (permasalahan) golongan 3 (tiga) problematika
pada konteks global. (permasalahan) pada konteks
global melalui pemahaman teks
informasi dengan cermat.

C. Mengembangkan Materi Pembelajaran


Bapak/Ibu Guru, langkah selanjutnya adalah
menentukan materi pembelajaran. Materi pembelajaran
dikembangkan setelah guru merancang indikator kompetensi
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan salah satu
komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 370


penting dalam membantu peserta didik mencapai
kompetensi pembelajaran yang diharapkan. Materi
pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau nilai yang harus dipelajari peserta didik. Guru
diharapkan mampu memilih dan mengembangkan materi
pembelajaran dengan tepat agar dapat membantu peserta
didik dalam mencapai kompetensi seoptimal mungkin.
Penyusunan materi pembelajaran dalam literasi sosial
budaya dilakukan melalui analisis capaian kompetensi (CK)
yang terdiri dari kompetensi, konten, sub konten,
kompleksitas problematika, dan konteks yang harus dicapai
oleh peserta didik. Beberapa aspek tersebut harus dijadikan
acuan mengingat setiap CK memiliki kompetensi, konten,
dan sub konten dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Materi pembelajaran dalam literasi sosial budaya dapat
disusun melalui enam ragam stimulus, yakni; (1) narasi, (2)
dialog, (3) infografik, (4) komik/poster, (5) artikel ilmiah, dan
(6) multi teks. Bapak/Ibu guru dipersilahkan untuk memilih
sesuai dengan kecocokan dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
Mari kita sama-sama mempelajari bagaimana cara
menyusun materi pembelajaran literasi sosial budaya melalui
beberapa contoh materi berikut ini.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 371


Contoh Materi 1 (CK 3)
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi / golongan.

Biar Tak Memiliki Tas Cantik

Sepulang dari berbelanja di Supermarket, Intan merasa senang


karena semua barang-barang yang diinginkannya telah dibelikan
oleh bundanya. Namun, setelah ia dan bundanya mengecek daftar
belanjaannya, ternyata ada satu barang yang belum dibeli.
Padahal Intan tidak sabar ingin memiliki barang yang sudah
direncanakan untuk dibeli tersebut. Barang itu adalah sebuah tas
cantik yang harganya lumayan mahal. Di sela-sela ia berpikir
untuk segera memiliki barang tersebut, tiba-tiba ia mendengar
pemberitaan di televisi.
Diberitakan pada pagi itu bahwa telah terjadi Gempa Magnetudo
7,8 mengguncang Turki yang berbatasan dengan Suriah. Gempa
tersebut menghancurkan bangunan di Turki Selatan hingga Suriah.
Orang-orang kehilangan tempat tinggal. Pemberitaan diakhiri
dengan penggalangan dana untuk menyalurkan bantuan terhadap
korban gempa.
Mendengar berita ini, intan mengurungkan rencananya membeli
tas kesukaannya dan menyisihkan uangnya untuk membantu
korban gempa. Intan meminta bantuan ibunya untuk pengurusan
pembayaran dana bantuan untuk korban gempa di Turki.
Intan merasa bahwa dirinya belum bisa memberikan bantuan
terhadap korban gempa di Turki secara maksimal. Intan memiliki
ide untuk mengajak teman-temannya turut menyisihkan sebagian
belanjanya untuk membantu para korban. Intan bertanya kepada
Ibunya bagaimana caranya agar ia bisa mengajak teman-
temannya. Ibu memiliki ide agar Intan agar menyampaikan
keinginannya kepada teman-teman melalui Bu Guru.
Sesampai di sekolah, Intan menemui Bu Guru dan menyampaikan
niatnya untuk mengajak teman-temannya turut berbelasungkawa
dan berempati dengan bencana gempa yang menimpa banyak
orang di Turki. Ada juga di antara para korban adalah anak- anak
yang kehilangan orang tuanya. Ibu guru turut terenyuh

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 372


mendengarkan berita tentang korban gempa Turki. Jam 09.20,
sepuluh menit sebelum bel keluar main berbunyi, Bu guru
mengumumkan tentang donasi bantuan korban gempa Turki di
depan kelas. Teman-teman Intan pun menyisihkan sebagian
belanja mereka untuk membantu meringankan beban para korban
bencana di Turki. Tidak hanya kelas Intan, namun juga seluruh
kelas di sekolah tersebut, ikut memberikan bantuan kepada korban
gempa Turki. Bu guru bangga dengan Intan dan teman-temannya
yang mau berkorban untuk membantu sesama yang sedang
dirudung oleh musibah bencana alam.

Contoh di atas merupakan contoh materi yang berorientasi pada


penguatan capaian kompetensi CK 3 (memberi contoh,
menerapkan dan mengkategorikan) atau bahkan dapat
meningkatkan dari CK-3 menuju CK-4 (menganalisis, mendeteksi
dan mengaitkan ) dan CK-5 (menghubungkan, memilih dan
mencari alternatif )

Contoh Materi 2 (CK4)


Konten : Akomodatif dan Inklusif
Subkonten : Komitmen untuk mempertahankan kearifan
lokal (local wisdom)
Bentuk Stimulus : Teks narasi

Tetabuhan Ul-Daul makin Gaul

Madura memiliki tradisi lokal yang kini menjadi unggulan


pertunjukkan yakni “Tetabuhan Ul-Daul”. Seni pertunjukan tersebut
dikemas dalam bentuk perkusi pada rangka mobil berjalan dengan
hiasan bentuk kepala barong bermahkota. Seni pertunjukan tersebut
berupa iringan musik yang menggunakan alat dari barang bekas,
seperti tong, jerigen besar, gamelan, dll. yang terdengar dinamis.
Selain itu, di depan rangkaian mobil berjalan tersebut terdapat
beberapa penari yang gemulai mengikuti irama musik yang
digaungkan.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 373


Gambar 1
Tetabuhan Ul-Daul

Sebagai tradisi yang berkembang luas di masyarakat Madura,


pemerintah setempat mengakomodasi kekayaan budaya dalam bentuk
"Festival Musik Daul" yang rutin digelar setiap tahun bertepatan
dengan hari jadi daerah atau berbagai undangan untuk
menyemarakkan suatu acara. Pertunjukkan tersebut bermula dari
tradisi membangunkan sahur ketika bulan ramadan. Seiring
berjalannya waktu, pecinta tradisi tersebut semakin meningkat bahkan
generasi muda saat ini bersedia mempelajarinya dan membuat grup
pertunjukkan seni tradisi lokal tersebut. Seni yang ditunjukkan
menggambarkan ciri khas Madura secara menyeluruh meliputi bunyi,
senandung, bahasa, ibadah dan hati seluruh masyarakat yang melekat
pada simbol ke-Madura-an.
Bagi generasi muda khususnya di Madura, pelestarian kearifan lokal
khususnya tradisi pertunjukkan Ul-Daul telah menunjukkan komitmen
yang baik untuk menjaga tradisi agar tetap berlangsung secara turun
temurun. Hal lain yang dapat dilakukan dengan mendorong budaya
lokal agar dapat diakui oleh dunia seperti 5 budaya Indonesia berikut;
(1) Bambu Angklung; dinobatkan sebagai bagian dari World Heritage;
(2) Seni Wayang; tercatat dalam UNESCO sejak tahun 2003; (3) Batik;
telah masuk ke dalam daftar UNESCO; (4) Gamelan; New Zealand
School of Music mengangkat gamelan sebagai kurikulum tetap. Selain
itu, di salah satu ruang pameran museum musik, Amerika Serikat juga
memajang satu set gamelan; dan (5) Tari Saman; telah diakui masuk
dalam daftar warisan budaya UNESCO.
Berbagai budaya nusantara yang telah diakui dunia itu dapat menjadi
pengingat kepada generasi muda secara umum bahwa tradisi lokal
yang dimilikinya tidak kalah jika dibandingkan tradisi budaya populer
yang sekarang sedang digandrungi banyak generasi. Melalui

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 374


pelestarian antargenerasi dan penyesuaian dengan kondisi zaman,
maka tradisi yang ada akan lestari sepanjang masa.
Setelah membaca dan memahami teks “Tetabuhan Ul-Daul makin
Gaul”, untuk melatih kemampuan siswa terkait literasi sosial budaya
dapat diberi pertanyaan sebagai berikut;

Pertanyaan
1. Teladan apa yang dapat kamu peroleh setelah membaca teks
tentang “Tetabuhan Ul-Daul makin Gaul”?
2. Sebutkan nilai yang menjadi tradisi “Tetabuhan Ul-Daul” diminati
oleh generasi muda?
3. Bagaimana kamu menjaga tradisi lokal yang ada di lingkunganmu
masing-masing?
4. Berikan tiga contoh sikap kamu terhadap tradisi lokal yang ada di
daerahmu supaya bisa dikenal ke seluruh penjuru dunia!
5. Bagaimana sikapmu agar menjadi orang di sekitarmu memiliki
komitmen melestarikan tradisi lokal yang ada di lingkunganmu?

CONTOH MATERI 3 (CK5)


Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional

Ayo, Hormat pada Bendera!

Ghani seorang siswa baru di MTs Berdikari. Ghani ragu dengan sikap
menghormati bendera saat upacara. Selama belajar di SD, Ghani
belum pernah mengikuti upacara bendera. Pihak sekolah menganggap
menghormati bendera merupakan perbuatan syirik. Gerakan hormat
bendera disamakan dengan gerakan iktidal dalam salat. Bendera
merupakan benda mati yang tidak perlu dihormati.

Kasus Ghani merupakan salah satu fenomena gunung es tentang


lembaga pendidikan yang melarang siswanya menghormati bendera.
Jika ditelusuri lebih jauh, masih banyak “Ghani-Ghani” lain yang
menganggap menghormati bendera termasuk perbuatan syirik.

Saat ini masih ada sekolah yang melarang siswanya untuk


menghormati bendera. Pemerintah telah memberikan peringatan
bahkan ancaman ketika sekolah tersebut tidak menyelenggarakan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 375


upacara dan tetap menganggap menghormati bendera sebagai
perbuatan haram.

Padahal penghormatan pada bendera dan atau simbol negara lainnya


tidak bisa dianggap sebagai bentuk penyembahan kepada makhluk.
Penghormatan tersebut merupakan bentuk ungkapan rasa cinta dan
semangat menjaga tanah air. Penghormatan dilakukan bukan karena
bendera itu sendiri, tetapi lebih pada mengenang mereka yang
berkorban untuk kedaulatan negeri. Oleh karena itulah, lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia wajib melaksanakan upacara
bendera.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI


(Kemendikbud) Nomor 22/2018 tentang Pedoman Upacara Bendera
di Sekolah, tujuan upacara bendera antara lain 1) memperkuat
persatuan serta kesatuan bangsa, dan juga Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI); 2) membiasakan siswa untuk selalu bersikap tertib
serta disiplin; 3) meningkatkan kemampuan leadership atau
kepemimpinan para siswa; 4) membiasakan kekompakan serta kerja
sama; 5) menumbuhkan suatu rasa tanggung jawab; 6) mempertebal
semangat dan rasa cinta kepada tanah air.

Menanggapi pelarangan penghormatan bendera, Majelis Ulama


Indonesia (MUI) berpendapat bahwa hormat kepada bendera
bukanlah menyembah. Menghormat bendera sama dengan
menghormati orang, pemimpin, dan juga ulama. Hormat bendera
bukan persoalan ibadah. Menghormati bendera bukan berarti
menyembah. Bendera melambangkan negara yang harus dihormati.

Contoh 4 (CK6)
Konten : Komitmen kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan
Bentuk Stimulus : Teks Cerita

Materi ini bermaksud untuk melihat pencapaian siswa dari


CK-6 ke CK-7, tersaji dalam bentuk teks cerita. Materi ini dibuat
dengan tujuan agar siswa dapat menyimpulkan, memprediksi, dan
mengkritisi pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam moderasi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 376


beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara dengan tiga
problematika (permasalahan) pada konteks lokal.

Ayo…Lanjutkan Perjuangan Para Pahlawan

Siapa yang tidak kenal dengan Ir. Sukarno dan M. Hatta, beliau
adalah pahlawan kemerdekaan yang sekaligus pemimpin pertama
negeri ini. Berjuang tanpa kenal lelah, namanya tertulis di setiap buku
sejarah dan lembaran negara ini sebagai pahlawan Proklamasi
Indonesia. Sejatinya masih banyak pahlawan lain yang namanya tidak
pernah dikenal oleh khalayak ramai negeri ini bahkan tidak tercatat
dalam buku sejarah, namun jasa-jasa mereka dinikmati oleh generasi
penerus bangsa saat ini. Kita sebagai penerus bangsa harus menghargai
dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan bangsa ini.
Pada kehidupan sehari-hari mungkin kita menjumpai beberapa
orang dalam mengamalkan cara menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan bangsa, memang nama mereka tidak
tercatat dalam sejarah sebagai pahlawan bangsa, namun sikap dan
perbuatan mereka mencerminkan cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan bangsa. Siapa mereka?
Merekalah yang kita sebut pahlawan dalam kehidupan sehari-hari,
tanpa embel-embel gelar pahlawan di namanya, menjalankan tugas

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 377


dengan penuh tanggung jawab dan berjasa bagi orang banyak, salah
satunya adalah penjaga lintasan kereta api. Mereka adalah pahlawan
tanpa tanda jasa, menjaga lintasan kereta api, agar ketika kereta api
lewat tidak ada orang yang melintas dan tertabrak.
Mereka para petugas penjaga lintasan kereta api rela berkorban
menjaga lintasan kereta api dalam situasi cuaca apapun baik pagi,
siang, sore ataupun malam, dan dalam kondisi panas maupun hujan,
bahkan terkadang ada sebagian mereka yang secara suka rela
melakukan hal tersebut tanpa digaji. Kelalaian petugas penjaga lintasan
kereta api (human error) dalam melaksanakan tugas dapat
mengakibatkan kecelakaan dan menghilangkan nyawa orang lain.
Penelitian menemukan terdapat beberapa faktor dominan penyebab
kecelakaan kereta api, diantaranya kurangnya kelengkapan rambu lalu
lintas, rambu peringatan yang terhalang pohon, palang pintu kereta api
yang kurang berfungsi dengan baik/macet, human error dan kurangnya
sosialisasi dengan masyarakat mengenai ketertiban lalu lintas kereta
api (Yanti et al., 2021). Berikut ini sebuah kisah mengenai petugas jaga
lintasan kereta api.
Sore itu, lalu lintas di depan pos jalur pelintasan langsung (JPL)
kereta api jalan Adinegoro, Tabing, Sumatera Barat terlihat ramai
dengan pengendara bermotor. Diantara mereka ada yang baru pulang
kuliah dan kerja bermaksud hendak pulang menuju rumah masing-
masing. Beberapa menit sebelum kereta api melintas di ruang kerjanya
yang berukuran 3 x 4 meter, dilengkapi dengan kursi dan meja berisi
telepon, radio dan sebuah panel untuk membuka dan menutup palang
pintu kereta api, Syamsudin seorang penjaga pelintasan kereta api
sudah mendapat telepon bahwa akan ada kereta api dari arah Pariaman
menuju Padang melintas
Dari kejauhan terdengar suara klakson kereta api yang akan
melintas. Tuuuts…..tuuut….tuuut…. bunyi kereta api dari arah
Pariaman menuju Padang. Syamsuddin bergegas menekan tombol
palang pintu otomatis kereta api, agar pengendara tidak lagi melintas.
Sambil berdiri dan memegang tongkat tanda berhenti serta menegur
pengendara yang nakal untuk tetap berada di jalur aman sampai kereta
api usai melintas. Tidak lama kemudian kereta melintas, setelah
memastikan kereta api benar-benar sudah lewat barulah laki-laki yang
akrab dipanggil Pak Syam itu membuka kembali palang pintu otomatis
agar pengendara dapat melintas dan Kembali melanjutkan perjalanan
mereka.
Teriknya panas matahari, bisingnya suara kereta yang lewat
serta debu-debu yang berterbangan sudah biasa dirasakan Pak Syam
setiap harinya, bahkan terkadang di tengah hujan deraspun tidak

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 378


menyurutkan semangat Pak Syam untuk mengawasi dan menjaga
perlintasan kereta api. Walau terkadang ada beberapa dari pengendara
bermotor yang usil dan mengacuhkan peringatan dan palang kereta
yang sudah dipasang untuk tetap melintas, dengan alasan terburu-buru
dan kereta masih belum lewat mereka nekat untuk melintas. Ini sangat
membahayakan nyawa dan keselamatan mereka, Pak Syam tetap
memperingati dan menasehati dengan baik agar pengendara tersebut
taat dengan rambu-rambu dan tidak jadi melintas. Sungguh dibutuhkan
kesabaran yang kadang kala bisa menyulut emosi, namun Pak Syam
tidak mengeluh dan menjalani pekerjaannya dengan ikhlas. Satu hal
yang selalu ia tanamkan dalam hatinya adalah bahwa pekerjaannya
mulia, menjaga keselamatan dan nyawa orang banyak.
Ketika menjaga dan mengawasi jalur pelintasan langsung (JPL)
kereta api Pak Syam tidak sendirian. Ia bergantian dengan 1 orang
temannya yang lain. Jadwal bertugas dibagi menjadi 2 sesi. Sesi
pertama pukul 05.30 – 12.00, sesi kedua pukul 12.00 – 18.30. Bila Pak
Syam kebagian sesi kedua, maka temannya sesi pertama, tetapi ketika
saat bertugas ada kala temannya berhalangan hadir, maka Pak Syam
akan menggantikannya, begitupun sebaliknya bila Pak Syam yang
berhalangan hadir, maka temannya yang akan menggantikan. Jadi
saling pengertian dan membantu satu sama lain.
Pak Syam sudah menggeluti pekerjaannya sebagai penjaga
lintasan kereta api semenjak tahun 2013. Ini berarti sudah 10 tahun
semenjak ia mulai bertugas. Lelaki yang berusia 50 tahu itu adalah
seorang ayah dari 4 orang anak. Ia memiliki tanggung jawab untuk
menafkahi keluarganya. Penghasilannya sebagai penjaga lintasan
kereta api tidak cukup untuk membiaya semua kebutuhan keluarga dan
sekolah anaknya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut Pak
Syam memiliki pekerjaan lain yaitu bertani. Bila ia kebagian bertugas
siang hari, maka pagi harinya ia ke kebun dahulu atau bekerja sebagai
buruh tani dengan orang lain dan bila ia kebagian bertugas di pagi hari,
maka dia akan bertani di siang sampai soe hari, dengan begitu ia bisa
mencukupi kebutuhan keluarganya.
Pak Syam tidak pernah minder dengan pekerjaannya. Ia bangga
bertugas mengawasi dan menjaga lintasan kereta api, karena baginya
pekerjaan apapun bila dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan berkah
dan bermanfaat bagi orang banyak. Apalagi sebagai petugas penjaga
lintasan kereta api secara tidak langsung bisa menjaga dan
menyelamatkan nyawa orang banyak. Pak Syamsuddin adalah satu
satu contoh pahlawan dalam kehidupan sehari-hari. Ia rela berkorban
untuk menjaga keselamatan orang banyak.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 379


Bapak/Ibu guru, dari materi tersebut bisa dibuat beberapa pertanyaan
yang dapat menstimulus daya kritis dan mengembangkan proses
berpikir peserta didik, seperti:
1. Nilai kepahlawanan apa yang dapat diambil dari tokoh-tokoh
yang disebutkan pada teks bacaan di atas?
2. Setujukah jika Pak Syam disebut sebagai pahlawan? Jelaskan
pendapatmu!
3. Pernahkah kamu merasa menjadi seorang pahlawan? Dalam
momen apa? Ceritakan!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 380


Contoh 5 (CK7)
Konten Toleransi
Subkonten Mengusung spirit perubahan secara
baik

Toleransi Sebagai Modal Dasar Kemajuan Indonesia

Kementerian Agama Republik Indonesia memilih tahun 2022 sebagai


tahun toleransi. Pencanangan tahun toleransi ini dirasa penting untuk
mewujudkan komitmen pemerintah dalam merawat toleransi, baik
sosial, agama, maupun politik, sebagai modal sosial sangat penting
untuk membangun bangsa. Mengingat Indonesia adalah bangsa yang
sangat multikultural, maka tahun toleransi ini sangat penting sebagai
momentum untuk kembali belajar bahwa perbedaan adalah rahmat
dan sikap toleransi merupakan sikap arif yang harus ditunjukkan
dalam konteks tersebut. Perbedaan di antara manusia tidak akan sirna
di muka bumi ini, termasuk di antaranya perbedaan pendapat dan
keyakinan.

Toleransi antar umat beragama penting untuk ditanamkan kepada


seluruh komponen yang ada di bangsa ini. Hal ini, agar tidak
menimbulkan perpecahan di antara kita mengingat saat ini
masyarakat begitu rentan terhadap isu perbedaan. Jangan sampai
perbedaan menjadi dasar untuk kita bercerai-berai sehingga tidak
mudah terpancing isu yang beredar di media. Patut disadari, nilai dan
perspektif Moderasi Beragama telah inheren pada diri Rasulullah
Muhammad SAW, pada ajaran-ajarannya, terukur dalam sikapnya,
dan terpancar pada tindakannya. Tidak ditemukan dalam al-Quran
seorang pun yang dijuluki dengan Rahmat, kecuali Rasulullah
Muhammad S.A.W dan tidak juga satupun makhluk yang disifati
dengan sifat Allah ar-Rahim, kecuali Rasulullah Muhammad S.A.W.
Rahmatan lil alamin menunjukkan bahwa kehadiran Rasulullah di
tengah kehidupan masyarakat mewujudkan rasa kedamaian dan
ketentraman bagi alam semesta dan manusia tanpa membedakan
agama, suku, dan ras. Nabi Muhammad S.A.W dan kaum Muhajirin
juga menghadapi kenyataan dan tantangan baru dengan hijrah ke
Madinah, yakni kenyataan untuk hidup berdampingan bersama
masyarakat suku bangsa Arab yang belum masuk Islam dan kaum
Yahudi yang sudah menjadi penduduk Madinah.

Toleransi antar anak bangsa sangat erat berhubungan dengan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 381


keragaman. Agama kita telah, sedang, dan mungkin akan mengalami
sebuah kondisi dimana agama sering dijadikan sebagai alat yang
cukup ampuh untuk memprovokasi umat beragama terlibat dalam
konflik. Hal ini, mungkin disebabkan oleh sikap atau perasaan tidak
nyaman untuk hidup dalam perbedaan agama karena menganggap
pemeluk agama lain sebagai ancaman bagi agamanya. Selain itu,
sering terjadi pula sikap memonopoli kebenaran ajaran agama (Truth
claim) yang membuat seseorang menganggap agamanya paling
benar dan agama lain diberi label tidak benar atau sesat. Sikap seperti
ini, langsung atau tidak langsung akan menimbulkan sikap resistensi
dan akan terjebak dalam sikap konservatif yang menganggap benar
sendiri dan menutup diri terhadap berbagai dialog. Toleransi menjadi
sesuatu yang sulit dilaksanakan.

Toleransi dalam konteks pembangunan bangsa ini, ada berbagai


kondisi yang sangat diperlukan sebagai modal yang bisa diandalkan
untuk suksesnya pelaksanaan pembangunan bangsa. Modal penting
itu antara lain persatuan dan kerukunan bangsa. Tanpa persatuan dan
kerukunan maka sebaik apapun perencanaan pembangunan,
sebanyak apapun dana yang disediakan akan menjadi sesuatu yang
sia-sia belaka. Kerukunan umat beragama merupakan sebuah kondisi
yang harus terus diperjuangkan tatkala kita menginginkan Indonesia
menjadi tempat yang senantiasa memberikan kedamaian bagi seluruh
warganya. Untuk itu, maka diperlukan sebuah sikap tulus, sehingga
kerukunan yang terjadi bukanlah kerukunan “pasif” yaitu kerukunan
yang hanya pada tataran konsep dan sesuatu yang “hanya di bibir
saja”, tetapi kerukunan yang dinamis, yakni kerukunan yang
menghendaki seluruh umat beragama mampu memberikan kontribusi
nyata dalam membangun kerukunan. Dengan demikian, kerukunan
yang kita bangun diharapkan dapat menghasilkan karya-karya nyata,
mampu memadukan sebuah jalinan kerjasama dalam menjawab
berbagai tantangan zaman. Sudah menjadi sebuah keniscayaan jika
kerukunan yang dibangun di atas nilai-nilai ketulusan dan keikhlasan
itu keluar dari lubuk hati yang dalam dan bukan merupakan sebuah
paksaan.
Dari materi di atas, guru dapat membuat pertanyaan yang dapat
menstimulasi daya pikir dan kritis para peserta didik dan mampu
mengembangkan cara berpikir mereka. Sebagai contoh pertanyaan
yang dapat dimunculkan sebagai berikut:
Pertanyaan
1. Bagaimana penilaian anda terhadap bentuk toleransi yang
terdapat pada di teks bacaan di atas?

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 382


2. Apa pendapat pribadi anda terhadap perilaku intoleran di
Indonesia?
3. Apa yang akan anda lakukan sebagai upaya tindakan nyata
dalam mengimplementasikan sikap toleran sebagai modal dasar
pembangunan di Indonesia?
4. Apa masalah yang bisa anda rumuskan dari teks bacaan di atas?

D. Mengembangkan Media Pembelajaran


Bapak/ibu guru, untuk menunjang ketercapaian materi
yang telah disusun, sebaiknya Bapak/Ibu dapat menciptakan
media pembelajaran. Karena proses pembelajaran akan
berdampak lebih baik jika dilengkapi dengan media
pembelajaran.
Media pembelajaran sangat beragam sehingga guru
harus mampu memilih dalam pembuatan dan penggunaan
media pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik, kelas, dan madrasah sesuai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Media pembelajaran
berfungsi untuk mempermudah proses pembelajaran dan
akan menciptakan kegiatan pembelajaran lebih efektif dan
efisien sehingga materi yang disampaikan oleh guru bisa
diserap secara optimal (Sapriyah, 2019).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
media pembelajaran Literasi Sosial budaya, yaitu: 1) Relevan
dengan konten atau sub-konten yang dibahas; 2) Bebas dari
SARAPPPEK (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi,
Politik, Produk, Erotis, Kekerasan); 3) Mudah digunakan
untuk setiap guru madrasah; 4) Kebermaknaan yang dalam
untuk pembelajaran literasi sosial budaya; 5) Dapat
mengeksplorasi atau merangsang keingintahuan peserta
didik. Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran Literasi Sosial Budaya:
A. Video
B. Teks
C. Gambar
D. Poster
E. Infografik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 383


E. Menjabarkan Skenario dan Aktivitas Pembelajaran
Bapak/Ibu guru, tahukah anda, mengapa skenario
pembelajaran harus direncanakan? Ternyata, skenario
pembelajaran berfungsi sebagai panduan teknis operasional
bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
dalam dan di luar kelas. Penyusunan skenario pembelajaran
juga dapat menumbuhkan pengembangan kreativitas guru
dalam memberdayakan potensi yang dimiliki peserta didik
dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar yang tersedia
di lingkungan madrasah.
Bagaimana penyusunan skenario pembelajaran dan apa
saja yang harus ada dalam skenario pembelajaran?
Penyusunan skenario pembelajaran mengacu pada model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. Skenario pembelajaran terdiri dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Yuk, kita bahas bersama-sama cara menyusun skenario
pembelajaran melalui contoh skenario pembelajaran dengan
model LOK-R! Tujuan skenario yang akan disajikan adalah
untuk mengajarkan peningkatan kompetensi pada
pembelajaran literasi sosial budaya.
Berikut ini disajikan contoh scenario untuk
mengajarkan peningkatan kompetensi CK-3 ke CK-4.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 384


Contoh Skenario 1

Konten : Komitmen Kebangsaan


Sub konten : Mengutamakan kepentingan bangsadi atas kepentingan
pribadi dan golongan
Tujuan : Siswa dapat memberi contoh bentuk mengutamakan
kepentingan bangsadi atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 1 problematika (permasalahan) pada konteks globa
melalui pemahaman teks naratif dengan tepat
Siswa mampu menerapkan cara mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan dengan 1
problematika pada konteks global melalui pemahaman teks
naratif dengan benar
Siswa mampu mengategorikan bentuk mengutamakan
kepentingan bangsadi atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 1 problematika (permasalahan) pada konteks globa
melalui meringkas teks naratif dengan teliti
Siswa mampu menganalisis cara mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan dengan 2
(dua) problematika pada konteks lokal melalui meringkas teks
naratif dengan baik
Siswa mampu mendeteksi bentuk mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 2 (dua) problematika dalam konteks lokal melalu
pengerjaan LKPD dengan tepat.
Siswa mampu mengaitkan bentuk mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
dengan 2 (dua) problematika dalam konteks lokal melalu
kegiatan kembali membaca rangkuman secara tepat

Tabel 6.18. Skenario Pembelajaran Komitmen Kebangsaan


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal
Pembelajaran • Siswa menjawab salam yang diucapkan oleh
guru.
• Salah satu peserta didik memimpin do’a
sebelum belajar didepan kelas.
• Siswa menyiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk belajar
• Siswa menyimak dan merespon appersepsi
dari guru
• Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang
diberikan guru.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 385


Inti Pembelajaran Fase 1: Pengorganisasian Siswa secara Berpasangan
• Siswa dibagi menjadi berpasangan
Fase 2: Membaca Materi dan Merangkum
• Siswa membaca wacana tentang Biar Tak
Memiliki Tas Cantik yang diberikan olehguru
melalui LKPD
• Siswa sec a ra i n d iv i d u membuat
rangkuman terhadap wacana tentang Biar
Tak Memiliki Tas Cantik

Fase 3: Penetapan Peran


• Satu orang siswa dalam
kelompok menjadipembicara
• Satu orang lagi dalam kelompok menjadi
pendengar
Fase 4: Menjalankan Peran

• Siswa sebagai pembicara menyampaikan hasil


rangkuman yang telah dibuatnya secara
individu
• Satu siswa lain berperan sebagai pendengar
aktif
Fase 4: Berganti Peran
• Siswa yang semula adalah pendengar,
berganti peran menjadi pembicara yang juga
membacakan rangkuman yang telah
ditulisnya.
• Siswa yang semula menjadi pembicara, juga
berganti peran menjadi pendengar aktif
terhadap rangkuman yang telah ditulis
temannya
Fase 6: Membaca Kembali Rangkuman
• Siswa membaca hasil rangkuman secara
bersama di dalam kelompok
• Kelompok siswa yang ditunjuk oleh guru
membacakan rangkumannya
• Siswa mengerjakan pertanyaan pada LKPD
sambilberdiskusi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 386


Akhir
Pembelajaran • Peserta didik mendengarkan penguatan
pengalaman belajar dengan menyimpulkan
hasil diskusi dan pembahasan yang telah
dilakukan.
• Siswa memberikan refleksi terhadap
pembelajaran
• Siswa menyimak tindak lanjut pembelajaran
yang diberikan oleh guru.
• Salah satu peserta didik memimpin do’a
setelah belajar di depan kelas.
• Peserta didik menjawab salam yang
disampaikan oleh guru.

Berdasarkan skenario pembelajaran di atas, aktivitas


pelaksanaan pembelajaran secara rinci pada kegiatan inti
dapat diuraikan melalui penjelasan sebagai berikut:

Pengorganisasian kelompok berpasangan


Setelah diberikan appersepsi dan pertanyaan pemantik,
siswa dibagi secara berpasangan. Siswa dibagi
berkelompok sebagai salah satu karakteristik dari model
pembelajaran kooperatif. Sementara pada model
pembelajaran kooperatif tipe script, kelompok yang
dibentuk adalah berpasangan (2 orang 1 kelompok)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 387


Membaca dan merangkum materi
Pada tahap ini, siswa diinstruksikan untuk membaca
materi teks narasi tentang Biar Tidak Memiliki Tas Cantik.
disertai dengan menjawab pertanyaan sederhana yang
akan melengkapi hasil rangkuman siswa.
Melalui merangkum ini, siswa dapat memberi contoh dan
menerapkan pengetahuan yang terkait dengan bentuk
sikap mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dalam konteks global.

Menetapkan peran
Guru menetapkan peran peserta didik pada setiap
kelompok. Ada seorang yang menjadi pembicara dan
satu orang lainnya menjadi pendengar.

Menjalankan Peran

Pembicara menyampaikan ringkasan selengkap-


lengkapnya dan ide-ide pokok yang berkaitan dengan teks

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 388


narasi Biar Tak Memiliki Tas Cantik sekaligus jawaban
terhadap 2 pertanyaan terkait teks. Sementara pendengar
menyimak, mengoreksi dan menambahkan ide-ide yang
kurang lengkap.
Melalui kegiatan ini siswa dapat mengkategorikan dan
menganalisis bentuk sikap mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Koreksi dan Tambahan Ide dari Pendengar

______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________

Berganti giliran
Pada kegiatan ini, siswa melakukan hal yang sama
seperti penjelasan di atas. Hanya saja, pada tahap ini,
siswa berganti peran dalam melaksanakan tugasnya. Si A
yang pada tahap sebelumnya menjadi pembicara, pada
tahap ini berganti peran menjadi pendengar dan
sebaliknya.

Membaca kembali ringkasan


Siswa diminta untuk membaca kembali secara bersama-
sama dalam kelompoknya terkait hasil ringkasan tentang
Biar Tak Memiliki Tas Cantik. Kemudian beberapa
kelompok diminta oleh guru untuk mempresentasikannya.
Selanjutnya siswa berdiskusi sambil menjawab
pertanyaan berikutnya yang ada pada LKPD. Kegiatan
dilanjutkan dengan mengerjakan tugas pada LKPD
berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan terhadap

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 389


teks narasi tentang “Biar Tak Memiliki Tas Cantik”
a. Pada wacana peduli sesama, mengapa Intan
mengurungkan rencananya untuk membeli tas cantik
kesukaannya?
b. Apakah upaya yang dilakukan intan tersebut bisa
membantu meringankan korban gempa?
c. Apakah intan lebih mengutamakan kepentingan
pribadi dibanding kepentingan umum? Mengapa?
d. Kita hendaknya lebih mementingkan kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi. Carilah bentuk-
bentuk lain dari cara kita mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi!

Kegiatan pada LKPD dilanjutkan dengan mengamati


poster tentang Open Donasi untuk Bencana Banjir di
Jawa Barat dan menjawab pertanyaan yang diberikan
sehubungan dengan poster tersebut:
a. Apa informasi yang anda peroleh dari poster di atas?
b. Apa yang akan ananda lakukan jika membaca
poster seperti poster di atas
Melalui kegiatan ini, siswa diajak agar mampu
meningkatkan kompetensinya dari CK-3 ke CK 4 dan
lingkupnya ditarik dari lingkup global menuju lingkup
nasional. Dengan adanya kegiatan ini siswa dapat
meningkatkan kompetensinya dari CK 3 menuju CK 4
yaitu siswa mampu menganalisis, mendeteksi dan
mengaitkan pengetahuan tentang bentuk sikap
mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
golongan.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 390


Perhatikan gambar berikut!
Tugas Pendalaman
Silakan Bapak Ibu mengembangkan skenario pembelajaran
yang sesuai dengan sintak-sintak model pembelajaran.

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran


Konstruktivisme - Metode Stay Away untuk mengajarkan
kompetensi CK-4. Model pembelajaran konstruktivisme
mengajarkan peserta didik untuk membangun pengetahuannya
secara mandiri. Kelas sebagai tempat belajar dianggap sebagai
sarana untuk merekonstruksi atau memahami pengetahuan yang
telah dimiliki sebelumnya. Kali ini, sintak pembelajaran
konstruktivisme dilakukan dengan persepsi, eksplorasi, diskusi,
dan aplikasi (Horsley, 1990; Hamzah, 2001).

Contoh Skenario 2
Konten : Komitmen Kebangsaan dan Toleransi
Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Tujuan:
1. Peserta didik dapat menganalisis bentuk menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 391


(permasalahan) pada konteks lokal melalui pencermatan teks
bacaan dengan baik.
2. Peserta didik dapat mendeteksi bentuk menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks lokal melalui kegiatan
pengembangan ide dengan tepat.
3. Peserta didik dapat mengaitkan pengetahuan yang terkait
nilai-nilai dalam moderasi beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks lokal melalui kegiatan diskusi
dengan cermat.

Tabel 6.19. Contoh Skenario


Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal ● Peserta didik dan guru saling mengucap dan
Pembelajaran membalas salam.
● Peserta didik menyiapkan kondisi agar siap
melakukan pembelajaran kemudian dilanjutkan
dengan doa bersama.
● Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari
guru tentang peristiwa mempertahankan kemerdekaan
RI.
● Peserta didik menyimak kisah heroik perjuangan
bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan sebagai
prawacana tentang topik yang akan dipelajari.
Inti Persepsi
Pembelajaran ● Peserta didik mencermati stimulus berupa teks dengan
(Sintaks judul “Baju Bekas dan Ancaman Kemerdekaan RI”.
Konstruktivisme ● Peserta didik menyusun pertanyaan berdasarkan teks
- Metode Stay bacaan
Away) ● Secara berpasangan, peserta didik saling bertanya dan
menjawab atas pertanyaan berdasar teks bacaan.
● Secara bersama dalam satu kelas, peserta didik
menjawab pertanyaan guru terkait bacaan
Eksplorasi
● Peserta didik mencermati permasalahan yang diterima
terkait teks dengan judul “Baju Bekas dan Ancaman
Kemerdekaan RI”.
● Peserta didik menggali ide cara menghargai dan
menjiwai identitas nasional berdasarkan
permasalahan yang telah dituliskan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 392


● Peserta didik menuliskan jawaban ide yang dimiliki
pada kolom isian yang telah tersedia

Diskusi
● Peserta didik secara berkelompok dengan anggota
lima orang melakukan diskusi untuk melakukan
klarifikasi ide dengan cara mengontraskan ide-idenya
dengan ide teman kelompoknya.
● Melalui kegiatan eksplorasi ide gagasan yang dimiliki
anggota kelompok masing-masing, kemudian
menyepakati ide bersama terkait jawaban
permasalahan dan gagasan tentang cara menghargai
dan menjiwai identitas nasional
● Peserta didik menuliskan jawaban ide yang telah
disepakati satu kelompok pada kolom isian yang telah
tersedia
Aplikasi
● Setelah masing-masing kelompok memiliki ide
tentang cara menghargai dan menjiwai identitas
nasional, berikutnya adalah melakukan kunjungan
kepada kelompok lain untuk menguatkan idenya atau
mengonstruksi ide yang lebih aplikatif dengan metode
stay-away.
● Peserta didik menyebar kepada kelompok lain dengan
meninggalkan 1 teman yang tetap di posisi dengan
tugas menjelaskan hasil diskusinya kepada kelompok
lain yang datang.
● Setelah waktu dirasa cukup, seluruh peserta didik
kembali kepada kelompok asal untuk mendiskusikan
hasil silang pendapat yang telah dilakukan untuk
menyamakan persepsi dan merekonstruksi atau
meyakini ide yang telah dimiliki.
Akhir ● Peserta didik mereview proses pembelajaran dan
Pembelajaran mengonfirmasi terkait sikap menghargai dan menjiwai
identitas nasional dan cara mengusung spirit
perubahan secara baik
● Peserta didik memperoleh penguatan dari hasil belajar
melalui penarikan kesimpulan hasil diskusi dan
pembahasan yang telah dilakukan.
● Peserta didik memberikan saran perbaikan proses
pembelajaran.

Untuk memperjelas sintak pembelajaran literasi sosial budaya


dalam CK-4 dengan pendekatan konstruktivisme melalui metode

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 393


stay away, berikut diuraikan secara rinci tahap pembelajaran dan
lembar kegiatan yang dapat digunakan pada masing-masing tahap;

a. Tahap Persepsi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengenalkan peserta didik pada
materi dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik dengan kondisi nyata yang ada pada masyarakat,
kegiatan ini dilakukan dengan mencermati teks bacaan bertema
“Baju Bekas dan Ancaman Kemerdekaan RI” secara berpasangan
dengan teman di dekatnya. Kegiatan mencermati teks bacaan
dilanjutkan dengan diskusi persamaan pemahaman teks. Setelah
itu, masing-masing peserta didik diminta untuk membuat enam
daftar pertanyaan tentang bacaan, apabila peserta didik
mengalami kesulitan dalam merumuskan pertanyaan, maka guru
dapat memberi daftar pertanyaan yang telah disusun dalam LKPD.
Beberapa pertanyaan yang dimunculkan berkaitan dengan literasi
sosial budaya dan LKPD yang digunakan untuk menulis jawaban
sebagai berikut;

Tabel 6.20. Tahap Persepsi


Aktivitas Peserta didik Pertanyaan dan Jawaban Teks Bacaan
No. Pertanyaan
Identifikasi dua masalah yang terkait dengan komitmen sebagai warga
1.
negara Indonesia berdasar bacaan di atas?
2. Mengapa masyarakat Indonesia mulai konsumtif dan individualistik?
3. Jelaskan keterkaitan antara perilaku konsumtif dan individualistik?
Apakah perilaku konsumtif pada produk pakaian impor dapat
4.
mengancam produksi pakaian lokal? Jelaskan!
Jika kamu dihadapkan pada pilihan membeli baju bekas impor bermerek
5. dibandingkan dengan produk UMKM asli Indonesia, apakah pilihanmu?
Jelaskan mengapa kamu memilih membeli produk tersebut?
Bagaimana sikap kamu dalam menjaga keberlangsungan produk lokal
6. ditengah maraknya produk pakaian impor bekas yang harganya lebih
murah?

No. Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 394


6.

Setelah peserta didik selesai menulis gagasan awal jawaban


pertanyaan pada LK di atas, berikutnya secara bergantian dengan
pasangan di dekatnya saling bergantian menyampaikan
gagasannya terkait pertanyaan yang telah diberikan. Kegiatan ini
kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan gagasan yang
telah dimiliki setelah melakukan tanya jawab berpasangan.

b. Tahap Eksplorasi
Tahap ini bertujuan agar peserta didik memiliki ide yang lebih
matang tentang cara menghargai dan menjiwai identitas nasional
setelah melakukan tanya jawab berpasangan. Pada bagian ini
peserta didik menuliskan ide yang dia miliki pada LK yang
disediakan dengan tahapan sebagai berikut;
● Setelah berdiskusi dengan pasangannya, peserta didik
memilih ide yang tepat terkait pertanyaan stimulus yang
sudah diberikan.
● Ide yang dituliskan dapat berasal dari ide pasangannya atau
pengembangan ide yang dia miliki pada tahap sebelumnya.
● Ide ditulis pada kolom jawaban berikut;

Tabel 6.21. Tahap Eksplorasi


Jawablah pertanyaan berikut!
No. Pertanyaan Jawaban
Identifikasi dua masalah yang
terkait dengan komitmen
1. sebagai warga negara
Indonesia berdasar bacaan di
atas?
Mengapa masyarakat
2. Indonesia mulai konsumtif dan
individualistik?
Jelaskan keterkaitan antara
3. perilaku konsumtif dan
individualistik?
Apakah perilaku konsumtif
pada produk pakaian impor
4.
dapat mengancam produksi
pakaian lokal? Jelaskan!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 395


Jika kamu dihadapkan pada
pilihan membeli baju bekas
impor bermerek dibandingkan
dengan produk UMKM asli
5.
Indonesia, apakah pilihanmu?
Jelaskan mengapa kamu
memilih membeli produk
tersebut?
Bagaimana sikap kamu dalam
menjaga keberlangsungan
produk lokal ditengah
6.
maraknya produk pakaian
impor bekas yang harganya
lebih murah?

● Hasil yang telah ditulis disampaikan kepada teman


berpasangannya kemudian saling mengonfirmasi gagasan
yang dimiliki.

c. Tahap Diskusi
Tahap ini dilakukan dengan tujuan peserta didik menjawab rasa
ingin tahunya serta merekonstruksi pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan peserta didik dengan
menyebar menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok
dibentuk dengan mengambil nomor undian. Setelah menjadi lima
kelompok, peserta didik diberikan LK yang digunakan sebagai
panduan mendalami topik. Berikut LK yang digunakan oleh
peserta didik;

Tabel 6.22. Tahap Diskusi


Aktivitas Peserta didik

Berikut lengkapi bentuk aksi nyata dalam membeli produk yang dapat dilakukan
pada masing-masing lingkup!

Topik: Cara mengajak menghargai dan menjiwai identitas nasional berdasarkan


masalah pilihan membeli produk bekas bermerek hasil impor atau membeli
produk lokal
No. Lingkup Bentuknya
1. Pribadi
2. Keluarga
3. Tetangga

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 396


4. Madrasah
5. Negara
6. Dunia

d. Tahap Aplikasi
Tahap aplikasi dilakukan untuk mendalami topik yang telah
didiskusikan di dalam kelompok melalui diskusi dengan kelompok
lain dan juga saling bertukar pendapat atas penelusuran topik
masing-masing. Pada tahap ini dilakukan dengan cara satu
anggota tetap tinggal di kelompok bertugas untuk menerima
kunjungan dan menjelaskan pada kelompok yang datang. Anggota
kelompok yang lain bertugas untuk mendiskusikan gagasan idenya
pada kelompok lain. Tahap ini dilakukan oleh peserta didik
dengan panduan LK berikut;

Tabel 6.23. Tahap Aplikasi


Aktivitas Peserta didik
No. Lingkup Apa kesamaan atau perbedaannya?
Kelompok 1:
Kelompok 2:
1. Pribadi
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
2. Keluarga
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
3. Tetangga
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
4. Madrasah
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
5. Negara
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Kelompok 1:
Kelompok 2:
6. Dunia
Kelompok 3:
Kelompok 4:

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 397


Setelah kegiatan penggalian informasi maupun bertukar gagasan
antara satu kelompok ke kelompok lain telah dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan pemaparan hasilnya di depan kelas. Masing-
masing kelompok menilai kesesuaian ide dari kelompok yang
memaparkan hasilnya.

e. Penutup
Tahap penutup digunakan untuk mereviu atau menilai proses
pembelajaran dan memberikan respon atas kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Tujuan tahap ini adalah guru memahami
respon peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran agar
dapat ditingkatkan atau diperbaiki. Berikut lembar kegiatan yang
dapat dilakukan peserta didik pada tahap reviu;

Tabel 6.24. Tahap Penutup


Sudah Masih Perlu
No Deskripsi
Bisa Belajar Lagi
1. Saya mampu mengidentifikasi dua masalah
yang terkait dengan komitmen sebagai
warga negara Indonesia berdasar bacaan.
2. Saya mampu mendeteksi mengapa
masyarakat Indonesia mulai konsumtif dan
individualistik
3 Saya mampu mengaitkan antara perilaku
konsumtif dan individualistik.
4 Saya mampu menghubungkan perilaku
konsumtif dapat mengancam produksi
pakaian lokal.
5 Saya mampu memilih sikap dalam menjaga
integrasi sosial pada pilihan membeli baju
bekas impor bermerek dibandingkan dengan
produk UMKM asli Indonesia.
6 Saya mampu mencari alternatif solusi sikap
dalam menjaga keberlangsungan produk
lokal ditengah maraknya produk pakaian
impor bekas
Setelah melaksanakan pembelajaran ini, kegiatan yang akan saya lakukan untuk
mengajak menghargai dan menjiwai identitas nasional berdasarkan masalah
pilihan membeli produk bekas bermerek hasil impor atau membeli produk lokal
adalah;

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 398


Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran Problem Based
Learning untuk mengajarkan peningkatan kompetensi CK-4 ke CK-
5. Model pembelajaran PBL memiliki salah satu karakteristik yakni
diawali dengan masalah. Melalui model tersebut, peserta didik
targetkan memiliki gagasan dalam menyelesaikan masalah yang
ada. Terkait salah satu tujuan literasi sosial budaya yang memiliki
lingkup kehidupan sehari-hari yang cenderung memiliki
bermacam problematika, maka PBL dapat menjadi alternatif dalam
mengajarkan peserta didik untuk tangkas dalam memberikan
sumbangan pemikiran maupun aksi nyata bagi lingkungannya
apabila terjadi suatu permasalahan. Dalam skenario ini, model
PBL dilakukan dalam lima tahap, yakni; orientasi pada masalah,
mengorganisasikan untuk belajar, membimbing penyelidikan,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Johnson, 2007).

Contoh Skenario 3
Konten : Toleransi
Subkonten : Mengusung spirit perubahan secara baik
Tujuan:
1. Peserta didik mampu menghubungkan cara mengusung ide-
ide perubahan dengan spirit perdamaian dan anti kekerasan
dalam kehidupan masyarakat dengan dua problematika
(permasalahan) yang terjadi dalam lingkup wilayah nasional
melalui telaah bacaan dengan tepat.
2. Peserta didik mampu memilih cara mengusung spirit
perubahan secara baik dan tidak menghalalkan segala cara
dalam mencapai tujuan dalam kehidupan masyarakat dalam
dua problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup
wilayah nasional melalui telaah bacaan dengan tepat.
3. Peserta didik mampu mencari alternatif bentuk mengusung
ide-ide perubahan dengan spirit perdamaian dan anti
kekerasan dalam kehidupan masyarakat dalam dua
problematika (permasalahan) yang terjadi dalam lingkup
wilayah nasional melalui telaah bacaan dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 399


Tabel 6.25. Contoh Skenario 5
Tahap Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal ● Peserta didik dan guru saling mengucap dan
Pembelajaran membalas salam.
● Peserta didik menyiapkan kondisi agar siap
melakukan pembelajaran kemudian dilanjutkan
dengan doa bersama.
● Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari
guru tentang bahan pangan yang datang dari luar
negeri.
● Peserta didik menyimak sekilas cerita swasembada
pangan yang pernah dialami Indonesia.
Inti 1) Orientasi pada masalah
Pembelajaran ● Peserta didik mencermati teks bacaan tentang “Impor
(Sintaks PBL) vs Ekspor Produk Lokal”
● Peserta didik merumuskan masalah yang dia dapatkan
setelah mencermati teks bacaan
● Peserta didik disajikan lembar kerja yang berisi konten
toleransi, untuk diisi, kemudian masing-masing
peserta didik memberikan penilaian terhadap hasil
kerja teman sebangkunya.
● Secara berpasangan, peserta didik menyampaikan
pertanyaan tentang masalah yang ditemukannya,
kemudian saling menyepakati masalah yang dianggap
paling penting untuk dikaji
2) Mengorganisasikan untuk belajar
● Peserta didik menyebar menjadi beberapa
kelompok kecil heterogen masing-masing terdiri 4-
5 orang
● Peserta didik bertukar pemahaman tentang masalah
yang penting dari bacaan “Impor vs Ekspor Produk
Lokal”.
● Peserta didik merumuskan permasalahan yang
ditetapkan
● Dalam kegiatan diskusi kelompok, masing-masing
anggota berbagi peran untuk menentukan
permasalahan yang kemudian menjadi tanggung
jawabnya untuk menemukan jawaban
3) Membimbing penyelidikan
● Peserta didik mengonfirmasi kepada guru terkait
ketepatan proses pengumpulan informasi
● Peserta didik secara bersama saling bertukar saran
atau arahan dalam kelompoknya terkait proses
pemecahan masalah

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 400


● Ide dalam menyelesaikan masalah yang telah
dimiliki masing-masing peserta didik
dikonfirmasikan kepada anggota kelompok yang
lain terkait ketepatan dan kesesuaiannya.
● Hasil penelusuran yang telah dilakukan dikaitkan
dengan sikap mengusung spirit perubahan secara
baik
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
● Peserta didik menyajikan hasil penelusurannya
dalam bentuk mind mapping yang menunjukkan
solusi atas permasalahan
● Peserta didik menempel hasil karyanya di dinding
● Masing-masing kelompok berkeliling memberi
penilaian atau saran pada pekerjaan kelompok lain
untuk kemudian diperbaiki oleh kelompok
penyusun.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
● Peserta didik dan guru memberikan apresiasi
kepada kelompok yang paling baik dalam
menyelesaikan masalah
● Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari
hasil belajar
● Peserta didik melakukan refleksi dengan mengisi LK
yang telah disediakan guru terkait proses
penyelesaian masalah ekspor dan impor
● Peserta didik dan guru menyimpulkan bersama nilai
yang dapat dipelajari dan diterapkan setelah
menyelesaikan masalah.
Akhir ● Peserta didik memperoleh penguatan dari hasil
Pembelajaran belajar melalui penarikan kesimpulan hasil diskusi
dan pembahasan yang telah dilakukan.
● Peserta didik memberikan saran perbaikan proses
pembelajaran.

Orientasi pada masalah


Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian stimulus
kepada peserta didik oleh guru dengan tujuan untuk
memunculkan motivasi peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Kemudian peserta didik disajikan
sebuah teks bacaan mengenai kondisi impor dan ekspor yang
terjadi di provinsi DIY. Peserta didik diminta merumuskan
permasalahan yang terdapat dalam teks bacaan dan menentukan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 401


gagasan awal terkait masalah tersebut melalui tanya jawab dengan
teman sebangku. Berikut pertanyaan tanya jawab antar peserta
didik;

Gambar 3.4. LK Orientasi


1)
Mengorganisasikan untuk belajar
Peserta didik menyebar menjadi beberapa kelompok kecil
heterogen yang akan mendiskusikan beberapa pertanyaan dari
data Ekspor dan Impor Bahan Pangan Provinsi DIY berikut.
Permasalahan dapat dirumuskan seperti beberapa pertanyaan
berikut;
1. Informasi apa yang kamu pahami dari tabel yang diuraikan
pada bacaan di atas?
2. Dari uraian tentang Impor vs Ekspor Produk Lokal di atas, apa
yang dapat kamu lakukan untuk melakukan perubahan
secara baik agar jumlah ekspor lebih tinggi?
3. Apakah yang terjadi pada lingkungan sekitar kita apabila
mayoritas produk impor lebih banyak diminati di pasaran?
4. Sebutkan sikap masyarakat sekitar kamu dalam
mengkonsumsi barang lokal atau impor?
5. Uraikan alternatif yang dapat kamu lakukan dalam menjaga
agar produk lokal dapat bersaing dengan produk impor?
2)
Membimbing penyelidikan
Proses membimbing penyelidikan dilakukan oleh peserta didik
dengan mengonfirmasi ketepatan kepada guru terkait proses

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 402


penyelesaian yang telah dilakukan. Kemudian sesama anggota
kelompok juga saling konfirmasi terkait ketepatan dan kesesuaian
alternatif solusi yang ditemukannya. Hasil penelusuran yang telah
dilakukan dikaitkan dengan sikap mengusung spirit perubahan
secara baik dalam bentuk berikut;

Gambar 3.5. LK Membimbing Penyelidikan


3)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik dapat menyajikan hasil penelusurannya dalam
bentuk mind mapping dari hasil diskusi kemudian dipajang di
dinding agar sesama peserta didik dapat saling melihat,
mengapresiasi maupun memberi saran hasil kegiatan belajarnya.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Peserta didik melakukan refleksi serta evaluasi terhadap
penyelidikan dan langkah-langkah yang telah dilakukan. Langkah
ini dilakukan dengan menggunakan rubrik evaluasi pembelajaran
berdiferensiasi berikut;

Tabel 6.26. Menganalisis dan mengevaluasi proses


No Pernyataan Ya Tidak Alasan
1. Saya lebih memilih membeli produk
lokal daripada produk impor.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 403


0. Proses penyelesaian masalah dapat
meningkatkan rasa cinta produk
Indonesia
0. Saya ingin senantiasa ingin mengajak
teman dan saudara membeli produk
lokal
0. Saya mendapat kesempatan untuk
menyampaikan ide/gagasan baru terkait
spirit perubahan yang baik dalam
menjaga toleransi di Indonesia
0. Saya merasa nyaman dan senang dalam
berdiskusi secara berkelompok dengan
teman-teman yang lain

Berikut ini disajikan contoh skenario pembelajaran untuk


mengajarkan kompetensi CK-5.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 404


Contoh Skenario 4
Model Pembelajaran: Eksplorasi, Elaborasi, Komunikasi, dan
Konfirmasi (E2K2)
Model pembelajaran ini merupakan pengembangan dari
pembelajaran Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi yang menjadi
trend pada kurikulum 2013 yang ditambahkan dengan kegiatan
komunikasi sehingga menjadi Eksplorasi, Elaborasi, Komunikasi,
dan Konfirmasi (E2K2). Model ini merupakan bagian dari
pembelajaran konstruktivisme. Dalam kegiatan eksplorasi peserta
didik mencari informasi melalui berbagai sumber untuk
mendapatkan informasi baru. Saat kegiatan elaborasi, siswa mulai
mengolah informasi dengan berdiskusi secara berkelompok untuk
mengolah informasi yang diperoleh saat elaborasi. Hasil diskusi
disampaikan siswa dalam tahapan komunikasi yang dilakukan
dengan presentasi atau memajang hasil diskusi. Pada tahap
konfirmasi, siswa saling memberikan umpan balik terhadap hasil
diskusi kelompok yang dipresentasikan.

Konten : Komitmen Kebangsaan


Subkonten : Menghargai dan menjiwai identitas nasional
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menghubungkan tindakan individu dengan sikap
menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks nasional melalui
membaca teks narasi, infografis, dan diskusi dengan benar.
2. Siswa dapat memilih cara masyarakat dalam menghargai dan
menjiwai identitas nasional dengan dua problematika
(permasalahan) pada konteks nasional melalui membaca teks
narasi, infografis, dan diskusi dengan benar.
3. Siswa dapat mencari alternatif tindakan masyarakat dalam
menghargai dan menjiwai identitas nasional dengan dua
problematika (permasalahan) pada konteks nasional melalui
membaca teks narasi, infografis, dan diskusi dengan benar.

Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
Awal ● Siswa menjawab salam dari guru
Pembelajaran ● Siswa mempersiapkan diri secara fisik dan psikis

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 405


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
untuk mengikuti pembelajaran
● Siswa menyimak pengantar guru tentang topik yang
akan dipelajari.
● Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan dan alur pembelajaran.
● Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
manfaat mempelajari materi pembelajaran.
Inti Pembelajaran Fase 1: Eksplorasi
1. Siswa menerima Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) tentang identifikasi permasalahan tentang
menghargai dan menjiwai identitas nasional terkait
bendera.
2. Siswa memahami petunjuk mengerjakan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang menghargai
dan menjiwai identitas nasional terkait bendera.
3. Siswa berdiskusi dengan teman dekatnya untuk
menemukan masalah pokok tentang menghargai
dan menjiwai identitas nasional terkait bendera
melalui LKPD.
Fase 2: Elaborasi
1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
2. Siswa berdiskusi membentuk ketua, sekretaris, dan
anggota kelompok.
3. Secara berkelompok siswa mengerjakan LKPD2
untuk mendukung pendapatnya tentang
menghargai dan menjiwai identitas nasional terkait
bendera.
4. Siswa dalam kelompok berbagi tugas dalam
mengumpulkan data dan informasi untuk
menyelesaikan masalah dan menguatkan
pendapatnya menggunakan LKPD.
5. Siswa secara berkelompok menyusun hasil diskusi
dalam bentuk mind map, skema pikiran, infografis,
atau gambar tentang pro dan kontra terkait
kepemimpinan wanita.
Fase 3: Komunikasi dan Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok memasang hasil
diskusinya pada papan yang telah disediakan.
2. Setiap kelompok berbagi tugas sebagai penjaga
stand dan pengunjung pameran. Penjaga stand
bertugas menjelaskan kepada pengunjung dan
mencatat kritik saran dari pengunjung.
3. Searah jarum jam, peserta didik mengunjungi
stand pameran kelompok lain dan memberikan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 406


Tahap
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
kritik atau saran sesuai temuan.
4. Selesai pameran, setiap kelompok memperbaiki
hasil diskusinya sesuai kritik dan saran dari
pengunjung.
5. Siswa bersama-sama guru melakukan evaluasi
proses dan hasil pembelajaran.
6. Siswa mendapatkan tanggapan dari guru terkait
hasil kerja setiap kelompok.
Akhir ● Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.
Pembelajaran ● Siswa di bawah bimbingan guru melakukan refleksi
pembelajaran dengan mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan pembelajaran.
● Siswa dan guru merayakan hasil pembelajaran
dalam bentuk yel-yel dan foto dengan membawa
hasil karya masing-masing.

Skenario pembelajaran tersebut masih bersifat umum. Oleh karena


itu, langkah-langkah operasional pembelajaran yang
implementatif dijelaskan dalam uraian berikut:
1. Fase 1: Eksplorasi
Pada tahap ini siswa mencermati gambar yang berkaitan
dengan penghormatan kepada bendera. Dari gambar
tersebut, siswa menyampaikan pendapatnya terkait cara
menghormati bendera sesuai gambar yang ada sebagaimana
terdapat pada LKPD berikut.
Tulislah pendapat kalian terkait peristiwa berikut ini!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 407


Setelah LKPD selesai dikerjakan, beberapa siswa
membacakan hasil diskusi dengan temannya dan siswa
lain memberikan tanggapan atau umpan balik. Kegiatan
ini bertujuan untuk melatih siswa agar mampu menerima
perbedaan pendapat dan mampu memberikan argumen
terkait pendapatnya.

2. Fase 2: Elaborasi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 408


Pada tahap ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 5 – 7 siswa. Setiap kelompok berdiskusi
untuk mengerjakan LKPD secara bersama-sama dengan
membaca teks narasi tentang “Ayo, Hormat pada Bendera”
dan menjawab pertanyaan yang ada.

Ayo, Hormat pada Bendera!

Ghani seorang siswa baru di MTs Berdikari. Ghani ragu dengan sikap
menghormati bendera saat upacara. Selama belajar di SD, Ghani belum
pernah mengikuti upacara bendera. Pihak sekolah menganggap menghormati
bendera merupakan perbuatan syirik. Gerakan hormat bendera disamakan
dengan gerakan iktidal dalam salat. Bendera merupakan benda mati yang
tidak perlu dihormati.

Kasus Ghani merupakan salah satu fenomena gunung es tentang lembaga


pendidikan yang melarang siswanya menghormati bendera. Jika ditelusuri
lebih jauh, masih banyak “Ghani-Ghani” lain yang menganggap menghormati
bendera termasuk perbuatan syirik.

Banyak sekolah di Indonesia yang melarang siswanya untuk menghormati


bendera. Pemerintah telah memberikan peringatan bahkan ancaman ketika
sekolah tersebut tidak menyelenggarakan upacara dan tetap menganggap
menghormati bendera sebagai perbuatan haram.

Padahal penghormatan pada bendera dan atau simbol negara lainnya tidak
bisa dianggap sebagai bentuk penyembahan kepada makhluk. Penghormatan
tersebut merupakan bentuk ungkapan rasa cinta dan semangat menjaga tanah
air. Penghormatan dilakukan bukan karena bendera itu sendiri, tetapi lebih
pada mengenang mereka yang berkorban untuk kedaulatan negeri. Oleh
karena itulah, lembaga pendidikan yang ada di Indonesia wajib melaksanakan
upacara bendera.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI


(Kemendikbud) Nomor 22/2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di
Sekolah, tujuan upacara bendera antara lain 1) memperkuat persatuan serta
kesatuan bangsa, dan juga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); 2)
membiasakan siswa untuk selalu bersikap tertib serta disiplin; 3)
meningkatkan kemampuan leadership atau kepemimpinan para siswa; 4)
membiasakan kekompakan serta kerja sama; 5) menumbuhkan suatu rasa
tanggung jawab; 6) mempertebal semangat dan rasa cinta kepada tanah air.

Menanggapi pelarangan penghormatan bendera, Majelis Ulama Indonesia


(MUI) berpendapat bahwa hormat kepada bendera bukanlah menyembah.
Menghormat bendera sama dengan menghormati orang, pemimpin, dan juga
ulama. Hormat bendera bukan persoalan ibadah. Menghormati bendera

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 409


bukan berarti menyembah. Bendera melambangkan negara yang harus
dihormati.
Dari narasi tersebut, dapat disusun pertanyaan-pertanyaan konstruktif untuk
meningkatkan kompetensi, penguatan, pendalaman konten, serta ketajaman
kemampuan berpikir literasi sosial budaya. Berikut beberapa contoh
pertanyaan yang sesuai dengan literasi budaya:
1. Bagaimana sejarah penetapan bendera merah putih sebagai lambang
negara?
2. Sebutkan cara menghormati bendera merah putih?
3. Sebutkan sikap yang mencerminkan perilaku sesuai warna merah dan
putih pada bendera?
4. Apakah menghormati bendera merah putih termasuk perbuatan syirik?
5. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Ghani saat upacara bendera?
6. Jika kamu menjadi teman Ghani, apa yang akan kamu lakukan?
7. Apa yang seharusnya dilakukan oleh siswa jika ada larangan
menghormati bendera dari lembaga pendidikan tempatnya belajar?
8. Apa yang seharusnya dilakukan masyarakat terhadap lembaga
pendidikan yang melarang siswanya menghormati bendera?
9. Apa yang seharusnya dilakukan masyarakat ketika terlanjur
menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan yang melarang
siswanya menghormati bendera?
10. Bagaimana upaya pemerintah dalam menyikapi lembaga pendidikan
yang mengharamkan menghormati bendera?

Teks informatif berfungsi sebagai stimulus bagi siswa


untuk memahami permasalahan tentang menghormati
bendera. Stimulus diperkuat dengan kegiatan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan membaca beberapa
sumber. Setelah itu, siswa mengerjakan LKPD yang
menghubungkan permasalahan gambar dan teks narasi
dengan format sebagai berikut:

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 410


Tulislah jawaban pada kolom berikut ini!
Masalah pada gambar Masalah pada teks Keterkaiatan

1.

2.

3.

4.

Hasil diskusi kelompok pada LKPD tersebut dapat


disusun dalam bentuk tabel, infografis, mind map, atau
bentuk sejenisnya sesuai dengan kreativitas siswa. Setiap
kelompok diberi kebebasan dalam menyusun hasil
diskusinya dalam bentuk apapun.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 411


3. Fase 2: Komunikasi dan Konfirmasi
Pada tahap ini, siswa memasang hasil diskusi kelompoknya
pada papan yang telah disediakan. Setiap kelompok berbagi
tugas sebagai penjaga stand dan pengunjung pameran.
Penjaga stand bertugas menjelaskan kepada pengunjung dan
mencatat kritik saran dari pengunjung.
Setelah semuanya siap, searah jarum jam, siswa
mengunjungi stand pameran kelompok lain dan memberikan
kritik atau saran sesuai temuan. Penjaga stand menjawab dan
menjelaskan pertanyaan yang disampaikan pengunjung.
Berdasarkan masukan dari kelompok lain, setiap kelompok
memperbaiki hasil diskusinya.

F. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran


Penilaian dilakukan dengan tujuan dapat memberikan
umpan balik bagi guru agar mampu menghargai peserta
didik yang memiliki perbedaan tingkat kemampuan dan
pemahaman antara satu dan lainnya. Dalam melakukan
penilaian, perlu diperhatikan prinsip-prinsip penilaian
seperti penilaian yang harus bersifat valid, bisa dipercaya,
konsisten, informasi penilaian bisa diakses, bersifat
transparan, mendukung proses belajar yang efektif dan
efisien, serta hasilnya mampu digunakan sebagai bahan
perbaikan di depannya.
Bapak/Ibu guru, dalam menyusun instrumen penilaian
hendaknya memperhatikan langkah-langkah yang harus
ditempuh, yakni: (1) menentukan indikator penilaian
berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah disusun; (2)
menentukan tekhnik penilaian yang tepat; (3) merumuskan
instrumen penilaian berdasarkan indikator penilaian yang
telah dibuat; dan (4) menyusun rubrik penilaian.
Pada bagian ini akan disajikan contoh-contoh dalam
melakukan proses penilaian. Pendekatan penilaian yang
dominan dan direkomendasikan adalah Assessment as
Learning, meskipun tanpa mengesampingkan pendekatan
penilaian yang lainnya. Penggunaan pendekatan AsL
menitikberatkan pada peran penilaian merupakan bagian

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 412


dari proses belajar. Penilaian yang dicontohkan fokus pada
penilaian formatif meliputi proses pembelajaran, produk,
unjuk kerja yang tertuang dalam LKPD, atau penilaian yang
dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Rubrik
penilaian yang lengkap dengan kriteria atau aspek
penilaiannya menjadi salah satu yang ditonjolkan dalam
penulisan modul ini.
Kendatipun demikian, disediakan juga beberapa contoh
penilaian sumatif. Contoh-contoh penilaian sumatif dibuat
dengan menggunakan model-model soal asesmen AKMI
yang terdiri dari PG biasa, PG kompleks, benar-salah, dan
menjodohkan.
Yuk, kita sama-sama mempelajari bagaimana penyusunan
asesmen pembelajaran literasi sosial budaya melalui
beberapa contoh penilaian pembelajaran berikut.
1. Penilaian Formatif
Contoh-contoh untuk penilaian formatif terlampir
dalam LKPD dan terdapat pada penjelasan aktivitas
pembelajaran di tiap-tiap tahapnya berdasarkan sintaks
dari model pembelajaran yang digunakan. Pembahasan
pada subjudul di sini, hanya menampilkan beberapa
contoh rubrik penilaian pada penilaian formatif yang
terdiri dari penilaian proses pembelajaran dan produk.
Berikut rubrik penilaian untuk penilaian formatif.
a. Komitmen Kebangsaan
Bapak/Ibu guru, rubrik penilaian berikut dibuat
sebagai acuan penilaian bagi guru ketika peserta
didik melakukan kegiatan pada tahap orientasi
dengan aktivitas mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan tokoh pahlawan dalam teks dan tokoh
pahlawan dalam video.

Tabel 6.33 Rubrik Penilaian Produk Komitmen Kebangsaan


Aspek
Yang Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
No
Dinilai

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 413


1 Persamaan Jika persamaan Jika persamaan Jika persamaan tidak
yang dituliskan hanya berdasarkan sesuai dengan hasil
berdasarkan hasil analisis teks tetapi analisis teks dan realita
analisis dan tidak berdasarkan dalam video.
realitastokoh hasil analisis tokoh
“pahlawan” di “pahlawan” di
video serta video.
berdasarkan hasil
analisis teks.

2 Perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan tidak


yang dituliskan hanya berdasarkan sesuai dengan hasil
berdasarkan hasil analisisteks tetapi analisis teks dan realitas
analisis dan realitas tidak berdasarkan dalam video.
tokoh “pahlawan” hasil analisa tokoh
di video serta “pahlawan” di
berdasarkan hasil video.
analisis teks.

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap orientasi dalam mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan tokoh “pahlawan” dalam
teks dan tokoh “pahlawan” dalam video. Rubrik
tersebut hanya sekedar contoh panduan penilaian
yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Berikutnya disajikan contoh rubrik penilaian proses
ketika berdiskusi.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 414


Tabel 6.34 Rubrik Penilaian Proses Diskusi Komitmen
Kebangsaan
N Aspek Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
o Yang
Dinilai

1 Kerjasa Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1


ma unsur: unsur: unsur:
1. membantu 1. membantu 1. membantu
teman dalam teman dalam teman
kegiatan kegiatan dalam
kelompok. kelompok. kegiatan
2. menghargai 2. menghargai kelompok.
perbedaan perbedaan 2. menghargai
pendapat pendapat perbedaan
3. menerima 3. menerima pendapat
hasil kerja hasil kerja 3. menerima
kelompok kelompok hasil kerja
kelompok

2 Percaya Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1


diri unsur: unsur: unsur:
1. Berani 1. Berani 1. Berani
menyampaika menyampaika menyampaik
n pendapat n pendapat an pendapat
2. Berani 2. Berani 2. Berani
menyanggah menyanggah menyanggah
pendapat pendapat pendapat
yang tidak yang tidak yang tidak
logis logis logis
3. Berani tampil 3. Berani 3. Berani tampil
mempertangg tampil mempertang
ung-jawabkan mempertang gung
hasil diskusi gung jawabkan
jawabkan hasil diskusi
hasil diskusi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 415


3 Berna Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1
lar unsur: unsur: unsur:
Kritis 1. Mengkritisi 1. Mengkritisi 1. Mengkritisi
pendapatyan pendapat pendapat
g tidak logis yang tidak yang tidak
2. Mampu logis logis
mengambil 2. Mampu 2. Mampu
keputusan mengambil mengambi
3. Menyamp keputusan l
aikan 3. Menyamp keputusan
reasoning aikan 3. Menyamp
dengan reasoning aikan
argumenta dengan reasoning
si argument dengan
asi argumenta
si

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap kolaborasi dalam aktivitas
mendiskusikan bentuk individu/masyarakat dalam
menindaklanjuti perjuangan pahlawan. Rubrik
tersebut hanya sekedar contoh panduan penilaian
yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Berikutnya disajikan contoh rubrik penilaian pada
konten toleransi.

b. Toleransi
Rubrik penilaian berikut dibuat sebagai acuan
penilaian bagi guru ketika peserta didik melakukan
kegiatan pada tahap Experiencing dengan aktivitas
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan tokoh
ibu dalam teks dan tokoh ibu di rumah.

Tabel 6.35 Rubrik Penilaian Produk Toleransi


No Aspek Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 416


Yang
Dinilai
1 Persamaan Jika persamaan Jika persamaan Jika persamaan
yang dituliskan hanya tidak sesuai
berdasarkan berdasarkan dengan hasil
hasil analisis analisis teks analisis teks dan
dan realitas tetapi tidak realita di
tokoh “ibu” di berdasarkan rumahnya.
rumah serta hasil analisis
berdasarkan tokoh “ibu” di
hasil analisis rumah.
teks.

2 Perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan Jika perbedaan


yang dituliskan hanya tidak sesuai
berdasarkan berdasarkan dengan hasil
hasil analisis analisis teks analisis teks dan
dan realita tetapi tidak realitas di
tokoh “ibu” di berdasarkan rumahnya.
rumah serta hasil analisis
berdasarkan tokoh “ibu” di
hasil analisis rumah.
teks.

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap Experiencing (pengalaman
langsung) dalam mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan tokoh “ibu” dalam teks dan tokoh “ibu”
di rumah. Rubrik tersebut hanya sekedar contoh
panduan penilaian yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. Berikutnya disajikan contoh rubrik
penilaian produk pada tahap Cooperating
(Kerjasama).

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 417


Tabel 6.36 Rubrik Penilaian Produk Hasil Diskusi Toleransi
Aspek
No Yang Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
Dinilai
1 Penemuan Jika masalah Jika masalah Jika masalah yang
Masalah yang yang ditemukan 25%
ditemukan ditemukan sesuai dengan
75% sesuai 50% sesuai fakta yang terdapat
dengan fakta dengan fakta pada infografik.
yang terdapat yang terdapat
pada pada
infografik. infografik.
2 Kesesuaian Jika ide yang Jika ide yang Jika ide yang
ide dengan dihasilkan dihasilkan dihasilkan 25%
masalah 75% sesuai 50% sesuai sesuai dengan
yang dengan dengan masalah yang
ditemukan masalah yang masalah yang ditemukan.
ditemukan. ditemukan.
3 Originalitas Jika ide yang Jika ide yang Jika ide yang
Ide dihasilkan dihasilkan dihasilkan 25%
75% hasil 50% hasil hasil pemikiran
pemikiran pemikiran (bukan plagiat).
(bukan (bukan
plagiat). plagiat).

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap Cooperating (Kerjasama) dalam
mendiskusikan bentuk/Cara Individu dan
masyarakat mengapresiasi kesetaraan gender
dalam konteks nasional dan global. Rubrik tersebut
hanya sekedar contoh panduan penilaian yang
dilakukan dalam proses pembelajaran. Berikutnya
disajikan contoh rubrik penilaian produk pada
konten Akomodatif & Inklusif.

c. Akomodatif dan Inklusif


Penilaian formatif untuk konten Akomodatif dan
Inklusif dilakukan melalui penilaian proses ketika
berdiskusi. Berikut contoh rubrik penilaian pada
tahap kolaborasi sebagai acuan penilaian bagi
Bapak/Ibu guru ketika peserta didik melakukan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 418


diskusi.

Tabel 6.27 Rubrik Penilaian Proses Diskusi Akomodatif & Inklusif


Aspek Sangat Baik (3) Baik (2) Cukup (1)
N Yang
o Dinilai

1 Kerjas Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1


ama unsur: unsur: unsur:
1. membantu 1. membantu 1. membantu
teman dalam teman dalam teman
kegiatan kegiatan dalam
kelompok. kelompok. kegiatan
2. menghargai 2. menghargai kelompok.
perbedaan perbedaan 2. menghargai
pendapat pendapat perbedaan
3. menerima 3. menerima pendapat
hasil kerja hasil kerja 3. menerima
kelompok kelompok hasil kerja
kelompok
2 Perca Jika memenuhi 3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1
ya unsur: unsur: unsur:
diri 1. Berani 1. Berani 1. Berani
menyamp menyampai menyampaika
aikan kan n pendapat
pendapat pendapat 2. Berani
2. Berani 2. Berani menyanggah
menyanggah menyanggah pendapat
pendapatyan pendapat yang tidak
g tidak logis logis
3. Berani tampil yang tidak 3. Berani tampil
mempertangg logis mem-
ungjawabkan 3. Berani tampil mempertangg
hasil diskusi mempertangg ungjawabkan
ungjawabkan hasil diskusi
hasil diskusi
3 Bernala Jika memenuhi3 Jika memenuhi 2 Jika memenuhi 1
Kritis unsur: unsur: unsur:
1. Mengkritisi 1. Mengkritisi 1. Mengkritisi
pendapat pendapat pendapat
yang tidak
yang tidak yang tidak logis
logis logis 2. Mampu
2. Mampu 2. Mampu mengambil
mengambil mengambil keputusan
keputusan keputusan 3. Menyampaik

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 419


3. Menyampa 3. Menyampaik an reasoning
ikan an reasoning dengan
reasonin dengan. argumentasi
dengan argumentasi
argumentas
i

Rubrik penilaian tersebut sebagai acuan pada


penilaian tahap Cooperating (Kerjasama) dalam
mendiskusikan bentuk/Cara Individu dan masyarakat
mempertahankan kearifan lokal dalam konteks
nasional dan global. Rubrik tersebut hanya sekedar
contoh panduan penilaian yang dilakukan dalam
proses pembelajaran.

Tugas Pendalaman

Setelah Bapak/Ibu guru mempelajari asesmen formatif


di atas, tentunya pemahaman Bapak/Ibu guru semakin
hebat. Oleh karena itu, yuk, kita kembangkan dua
model penilaian formatif (produk dan proses) sesuai
dengan indikator kompetensi yang telah Bapak/Ibu
guru kembangkan dan dilengkapi dengan rubrik
il i !

Setelah Bapak/Ibu guru mempelajari dan mampu mempraktekkan


penulisan soal asesmen formatif, yuk kita sama-sama mempelajari
penulisan soal asesmen sumatif melalui beberapa contoh soal
AKMI!

2. Penilaian Hasil Belajar


a. Komitmen Kebangsaan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 420


Perhatikan gambar berikut!

Gambar 3.12 Sang Jenderal

1. Bentuk penghargaan masyarakat terhadap perjuangan


pahlawan adalah …
A. meneladani sikapnya dengan gigih meraih cita-cita.
B. melanjutkan perjuangannya dengan menjaga
kerukunan.
C. mengenal nama dan sejarahnya kalau ada tugas dari
guru.
D. menerapkan kerja keras dalam belajar ketika diperintah
ibu.

2. Contoh sikap sebagai individu masyarakat dalam menghargai


pahlawan tersebut adalah ….
Pilihlah dua jawaban yang paling benar!
A. pantang menyerah dalam meraih cita-cita.
B. rela membantu adik dalam mengerjakan PR.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 421


C. kerja keras dengan mengutamakan kepentingan pribadi.
D. saling menjaga kerukunan antar warga pada waktu
tertentu.

3. Pilihlah benar atau salah untuk setiap pernyataan berikut


dalam menghargai perjuangan pahlawan tersebut!
Pernyataan Benar Salah
Ayah menceritakan perjuangan kisah Jendral
Sudirman dengan senang.
Kakak bersemangat melihat perjuangan
Jenderal Sudirman di televisi.
Ibu mengenalkan gambar Jenderal Sudirman
jika dibutuhkan.

4. Pasangkanlah pernyataan tentang menindaklanjuti


perjuangan pahlawan dengan manfaatnya!
Bentuk menindaklanjuti Manfaat
perjuangan pahlawan
1. Adik semangat belajar meski A. Melatih sikap kemandirian
tanpa didampingi ibu (…). dalam belajar.
2. Kakak rela membantu ibu B. Melatih pribadi yang
menjaga adik walau tidak bertanggung jawab.
disuruh (…). C. Membentuk pribadi yang
taat bila diperintah.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 422


b. Toleransi
Perhatikan infografik berikut!

Gambar 3.13 Infografik Perkembangan Tenaga Medis Wanita


2019

1. Salah satu persamaan hak perempuan terhadap laki-laki


berdasarkan infografik tersebut adalah ….
A. perempuan dapat menduduki sektor kesehatan global.
B. perempuan mendominasi kesehatan ahli gizi Indonesia.
C. dokter spesialis perempuan melebihi spesialis laki-laki.
D. pekerjaan rumah dapat dilakukan oleh dokter
perempuan.
2. Bentuk keterbukaan warga terhadap kesamaan hak antara
laki-laki dan perempuan berdasarkan infografik adalah ….
Pilihlah dua jawaban yang benar!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 423


A. menghargai laki-laki dan perempuan sebagai dokter
spesialis.
B. mengakui laki-laki sebagai dokter spesialis melebihi
perempuan.
C. menyukai dokter spesialis laki-laki daripada spesialis
perempuan.
D. berobat kepada dokter spesialis laki-laki dan spesialis
perempuan
3. Pilih benar atau salah untuk setiap pernyataan cara
masyarakat menghargai perbedaan gender

Pernyataan Benar Salah


Memberi dukungan kepada perempuan
untuk bekerja sebagai dokter.
Memberi jalan dokter spesialis
perempuan hanya mengobati
perempuan.
Membolehkan keluarga untuk berobat
kepada dokter perempuan.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 424


4. Pasangkan pernyataan yang sesuai dengan bentuk
keterbukaan masyarakat terhadap kesetaraan gender dan
pengaruhnya!

Bentuk keterbukaan Pengaruhnya


1. Masyarakat mempercayakan A. Dokter perempuan akan
dirinya berobat kepada semakin termotivasi
dokter perempuan. menjadi dokter spesialis
2. Memperkenalkan jenis (…)
layanan kesehatan dokter B. Dokter spesialis
spesialis perempuan dan laki- perempuan akan semakin
laki. dikenal masyarakat luas
3. Mengijinkan dokter spesialis (…)
perempuan dan laki-laki
hanya menerima pasien
perempuan.

c. Akomodatif dan Inklusif


Perhatikan teks berikut!

Menjaga Bahasa Daerah

Budi tanpa sengaja mendengarkan beberapa peserta didik di


madrasahnya sedang bercakap-cakap. Mereka dengan fasih
dan merasa banggaberbicara menggunakan Jawa. Budi tidak
memahami satu kata pun dari pembicaraan mereka, ia
terdiam dan merasa bahasa daerah itu unik. Awalnya ia
berpikir di tempat umum seharusnya mereka berbicara
menggunakan bahasa Indonesia, karena semua orang akan
paham yang dibicarakan apabila menggunakan bahasa
nasional.
Setelah ia pelajari ternyata setiap orang mempunyai
kebebasan untuk berbicara dengan bahasa daerahnya
masing-masing. Sejak saat itu Budi menikmati dan senang
mendengarkan orang lain berbahasa daerah. Semakin
banyak orang bertutur kata dengan bahasa daerah, maka
bahasa daerah tersebut akan terjaga dengan baik.
Menurutnya Bahasa Jawa memiliki tata bahasa yang halus,

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 425


rumit dan dipenuhi sopan santun. Hal tersebut merupakan
suatu kebanggaan daerah.

1. Sebagai anak, sikap Budi terhadap bahasa daerah


dalam narasi tersebut adalah ….
Pilihlah satu jawaban yang paling benar!
A. senang mendengarkan orang lain berbahasa daerah
B. marah apabila orang lain berbicara berbahasa daerah
C. terganggu mendengarkan orang lain berbahasa daerah
D. menjauh apabila orang lain berbicara berbahasa daerah
2. Sikap kamu terhadap pemikiran Budi dalam
paragraf pertama narasi tersebut adalah ….
Pilihlah dua jawaban yang paling benar!
A. menyalahkannya karena mau mendengarkan percakapan
orang lain
B. mendukungnya mempelajari bahasa daerah sebagai
modal berbahasa
C. menyarankannya untuk menjauhi orang yang berbicara
bahasa daerah
D. menghargainya karena belum memahami pentingnya
berbahasa
3. Pilihlah benar atau salah pada setiap pernyataan
berikut mengenai sikap keluarga dalam
mempertahankan bahasa daerah sesuai narasi
tersebut.

Pernyataan Benar Salah


Menghargai orang lain berbahasa daerah.
Menggunakan bahasa daerah hanya di
Rumah.
Bangga menggunakan bahasa daerah
kapanpun.

4. Pasangkan pernyataan berikut yang sesuai


mengenai sikap keluarga dalam
mempertahankan bahasa daerah sesuai narasi
tersebut!
Sikap Keluarga Manfaat

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 426


1. Mempelajari A. Menambah pengetahuan bahasa daerah sebagai
bahasa daerah kearifan lokal.
dengan baik
(...)
2. Menggunakan B. Memastikan bahasa daerah dikuasai oleh
bahasa daerah keluarga di rumah.
di rumah (...)
C. Menggunakan bahasa asing untuk melupakan
bahasa daerah.

Tugas Pendalaman

Setelah membaca dan memahami uraian di atas, Bapak/Ibu guru dapat


memahami ragam model soal yang digunakan sebagai instrumen
penilaian AKMI. Untuk memperdalam wawasan Bapak/Ibu guru dalam
penyusunan tes, yuk, kita kembangkan empat model soal AKMI (masing-
masing satu butir soal) sesuai dengan indikator kompetensi yang telah
Bapak/Ibu guru kembangkan!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 427


Contoh : Skenario untuk CK 6
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten :.Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan

Tahap
Aktivitas Pembelajaran (fokuskan kepada siswa)
Pembelajaran
Awal Pembelajaran 1. Siswa dan guru saling mengucap dan membalas
salam
2. Siswa menyiapkan dan mengkondisikan kelas agar
siap melakukan pembelajaran kemudian
dilanjutkan dengan doa bersama dipimpin oleh
ketua kelas
3. Siswa menyimak motivasi awal dari guru
Inti Pembelajaran Fase 1: Relating (Keterkaitan/Relevansi)
1. Siswa membaca teks bacaan tentang cerita
pahlawan dalam kehidupan nyata yang dapat
dijadikan pembelajaran kehidupan di masyarakat.
Pada kondisi ini adalah cerita tentang penjaga
lintasan kereta api
2. Siswa menyimpulkan nilai yang dapat diambil dari
bacaan yang ada.
Fase 2: Experiencing (Pengalaman Langsung)
1. Siswa diajak untuk mengkritisi nilai positif dari
cerita pada teks bacaan “Ayo…lanjutkan
perjuangan para pahlawan”
2. Siswa mengkitisi perbuatan/hal yang telah
dilakukan pahlawan daerah di tempatnya terhadap
lingkungan sekitar.
Fase 3: Applying (Aplikasi)
Siswa diminta untuk memprediksi dengan cara
menuliskan contoh sikap atau perbuatan yang telah dan
akan siswa lakukan dalam rangka menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan
Fase 4: Cooperating (Kerjasama)
1. Siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk
mengkritisi sikap dan perbuatan yang akan/telah
dilakukan dalam rangka menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
bersama teman sekelompoknya.
Fase 5: Transferring (Alih Pengetahuan)
1. Siswa pada masing-masing kelompok diminta
untuk membuat poster atau komik mengenai sikap

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 428


menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mengkritisi hasil karya masing-masing
kelompok.
3. Siswa menyimpulkan nilai yang dapat diambil dari
karya masing-masing kelompok tersebut.
4. Hasil karya masing-masing kelompok di pajang di
madding/dinding kelas.
Akhir Pembelajaran 1. Siswa memperoleh penguatan dan penjelasan dari
hasil belajar oleh guru
2. Siswa bersama guru menyimpulkan bersama hasil
diskusi dan pembahasan yang telah dilakukan
3. Siswa memberi saran perbaikan proses
pembelajaran
4. Proses pembelajaran selesai, guru mengucapkan
salam dan pembelajaran dilanjutkan minggu
berikutnya

Berdasarkan skenario pembelajaran di atas, aktivitas


pelaksanaan pembelajaran secara rinci diuraikan melalui
penjelasan berikut ini:

1. Relating (Keterkaitan/Relevansi)
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian stimulus
kepada siswa oleh guru dengan tujuan untuk memunculkan
motivasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya siswa diarahkan untuk membaca teks bacaan yang
berjudul “Ayo…lanjutkan perjuangan para pahlawan” dan
menjawab pertanyaan berikut ini:
a) Nilai kepahlawanan apa yang dapat diambil dari tokoh-tokoh
yang disebutkan pada teks bacaan di atas?
b) Setujukah jika Pak Syam disebut sebagai pahlawan? Jelaskan
pendapatmu!
c) Pernahkah kamu merasa menjadi seorang pahlawan? Dalam
momen apa? Ceritakan!
Pada tahap ini siswa juga diminta untuk menyimpulkan nilai
yang dapat diambil dari teks bacaan mengenai pahlawan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Experiencing (Pengalaman Langsung)

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 429


Pada tahap ini siswa diberi tugas untuk mengkritisi nilai
positif dari cerita pada teks bacaan “Ayo…lanjutkan perjuangan
para pahlawan”. Kemudian siswa juga diminta untuk mengkitisi
perbuatan/hal yang telah dilakukan pahlawan daerah di tempatnya
terhadap lingkungan sekitar.
Petunjuk:
a. Amatilah lingkungan sekitarmu!
b. Tuliskanlah siapa saja pahlawan yang telah berjasa di
lingkunganmu!
c. Berilah penjelasan sikap atau perbuatan apa yang telah
dilakukan pahlawan tersebut bagi lingkunganmu?
No Nama Pahlawan Jasa Pahlawan
1 ………………………… …………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
2 ………………………… …………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
3 ………………………… …………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
4 ………………………… …………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 430


3. Applying (Aplikasi)
Kegiatan pada tahap ini siswa diminta untuk memprediksi
dengan cara menuliskan contoh sikap atau perbuatan yang telah
dan akan siswa lakukan dalam rangka menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan dalam bentuk tabel.
Petunjuk:
1. Isilah tabel di bawah ini dengan menuliskan contoh sikap
atau perbuatan yang telah dan akan kamu lakukan dalam
rangka menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan!
2. Berilah tanda cek list bila kamu telah melakukannya dan
tanda bintang untuk perbuatan yang akan kamu lakukan!
Perbuatan Perbuatan
Contoh perbuatan menghargai dan
yang telah yang akan
No menindaklanjuti perjuangan para
dilakukan dilakukan
pahlawan
(√) (*)
1 …………………………………………
2 …………………………………………
3 …………………………………………
4 …………………………………………

4. Cooperating (Kerjasama)
Pada tahap ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
yang terdiri dari 3 – 4 orang, kemudian mengkritisi sikap dan
perbuatan yang akan/telah dilakukan dalam rangka menghargai
dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan dalam kehidupan
sehari-hari.
Petunjuk:
1. Buatlah kelompok dengan bantuan gurumu, maksimal
masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang siswa!
2. Carilah beberapa berita terkini dari berbagai sumber
terpercaya terkait sikap/perbuatan menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan!
No Berita Tanggapan Kritis
………………………………… ………………………………………
1
… …
………………………………… ………………………………………
2
… …

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 431


No Berita Tanggapan Kritis
………………………………… ………………………………………
3
… …
………………………………… ………………………………………
4
… …
………………………………… ………………………………………
5
… …

3. Diskusikan dan kritisilah berita tersebut dengan teman


sekelompokmu!
4. Bacakanlah hasil kerja dan diskusimu di depan kelas!
5. Mintalah pendapat guru dan teman-temanmu tentang hasil
diskusi kelompok kalian. Perbaiki bila ada hasil diskusi yang
kurang tepat!

5. Transferring (Alih Pengetahuan)


Tahap ini merupakan tahap dimana siswa pada masing-
masing kelompok kelompok diminta untuk membuat poster atau
komik mengenai sikap menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian poster atau komik yang telah dibuat dikritisi oleh
kelompok lain, untuk selanjutnya disimpulkan nilai apa yang
dapat diambil dari poster/komik masing-masing kelompok. Hasil
karya siswa nanti di pajang pada dinding kelas sebagai pengingat
untuk selalu menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan bangsa. Proses pembelajaran diakhiri dengan doa, tidak
lupa sebelumnya guru menyampaikan materi pembelajaran untuk
minggu berikutnya. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan
kelas.
Tugas Pendalaman
Masing-masing siswa diberi tugas untuk menuliskan sebuah
cerita tentang pengalamannya dalam menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan dalam kehidupan
sehari-hari pada kertas satu lembar, yang nantinya akan
dibacakan ke depan kelas pada pertemuan minggu berikutnya.

Contoh Skenario Untuk CK 7

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 432


Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Mengutamakan kepentingan Bangsa Di Atas
Kepentingan Pribadi Atau Golongan
Tujuan : 1. Peserta didik mampu menyimpulkan
Pembelajaran kegiatan mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan dengan 3 (tiga) problematika
(permasalahan) pada konteks lokal melalui
infografis dengan cermat.
2. Peserta didik mampu memprediksi dampak
buruk tidak mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan melalui pemahaman teks
informasi dengan cermat dengan 3 (tiga)
problematika (permasalahan) pada konteks
lokal.
3. Peserta didik mampu mengkritisi tindakan
tidak mengutamakan kepentingan bangsa
di atas kepentingan pribadi atau golongan
dengan 3 (tiga) problematika
(permasalahan) pada konteks lokal lokal
melalui pemahaman teks informasi dengan
cermat.

Tahap Aktivitas Pembelajaran


Pembelajaran
Awal ● Peserta didik menjawab salam yang diucapkan
Pembelajaran oleh guru.
● Peserta didik memulai kegiatan dengan berdoa
bersama.
● Guru mengecek kesiapan belajar peserta didik.
● Guru memberikan pertanyaan pemantik
kepada peserta didik:
1. Apa yang dapat anda simpulkan dari
teks di atas?
2. Apa yang akan terjadi jika para
perumus dasar negara kita lebih
mengedepankan kepentingan pribadi
mereka?
3. Apa kritik anda terhadap mereka yang
cenderung ingin memisahkan diri dari
negara ini?
4. Mengapa ada sebagian orang di negeri

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 433


ini yang lebih mementingkan dirinya
sendiri daripada kepentingan bangsa
dan negaranya?
● Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik
yang diberikan guru.
Inti Pembelajaran Fase 1: Literasi
● Peserta didik membagi dirinya menjadi
beberapa kelompok untuk membaca,
menelaah, menganalisis teks yang disajikan
dan mencari 3 (tiga) problematika”.
● Peserta didik memberikan pendapat
berdasarkan pengamatan yang mendalam
terhadap teks bacaan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan.
Fase 2: Orientasi
● Guru menyajikan teks “Pancasila Sebagai
Pemersatu Bangsa”
● Peserta didik diberikan waktu oleh guru
untuk membaca teks dan memahaminya
secara berkelompok.
● Peserta didik menyimpulkan
mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan golongan.
● Peserta didik memprediksi dampak positif
bagi bangsa.
● Peserta didik menuliskan kritik terhadap
perilaku yang tidak mengutamakan
kepentingan bangsa berdasarkan bacaan
tersebut pada lembar LKPD 1 (secara
individu) yang disiapkan oleh guru.
● Peserta didik menyampaikan hasil
kesimpulan kepada guru
Fase 3: Kolaborasi
● Peserta didik mendiskusikan teks: Pancasila
sebagai pemersatu bangsa.
● Peserta didik didampingi guru dalam
melakukan diskusi sampai mengkritisi
tindakan yang dapat memecah belah
bangsa di lingkungan masyarakat dan
memprediksi dampak yang ditimbulkan.
● Peserta didik mengkreasikan hasil diskusi
pada lembar LKPD 2 (secara kelompok)
yang sudah disediakan oleh guru (hasilnya
dikreasikan agar jawaban mudah
dipahami).

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 434


● Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi mereka.
● Kelompok lain menanggapi hasil diskusi.
● Hasil diskusi ditempel di papan karya.
● Guru memberikan reward kepada
kelompok terbaik dengan memberikan
bintang pada hasil diskusi.
● Guru memberi penguatan terhadap hasil
diskusi peserta didik.
Fase 4: Refleksi
● Peserta didik menuliskan kegiatan yang disukai
dan yang tidak disukai selama pembelajaran
pada selembar kertas.
● Peserta didik untuk menyimpulkan
pembelajaran bersama sama.
● Peserta didik memberikan kata bijak agar
persatuan bangsa terus terjaga dan tidak
cenderung mengedepankan kepentingan
pribadinya.
Akhir ● Guru memberikan penguatan pengalaman
Pembelajaran belajar peserta didik dengan menyimpulkan
hasil diskusi dan pembahasan yang telah
dilakukan.
● Salah satu peserta didik memimpin do’a setelah
belajar di depan kelas.
● Peserta didik menjawab salam yang
disampaikan oleh guru.

Fase Literasi
Pada fase literasi, guru memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk melakukan aktivitas mandiri dalam
membangun pengalaman belajarnya. Dalam kegiatan ini
peserta didik diberikan LKPD berisi teks dengan tema:
Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Teks tersebut
dipakai sebagai stimulus untuk merangsang keingintahuan
peserta didik dalam memahami bentuk mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. Peserta
didik diarahkan untuk menyimpulkan, memprediksi dan
mengkritisi isi teks tersebut dengan 3(tiga) problematika
yang akan mereka temukan dalam teks. Pada fase ini
peserta didik diberi bimbingan secara mandiri agar bisa
memahami secara utuh dan diberi beberapa pertanyaan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 435


pemantik oleh guru, sebagai contoh pertanyaan:
1. Apa yang dapat anda simpulkan dari teks di atas?
2. Apa yang akan terjadi jika para perumus dasar
negara kita lebih mengedepankan kepentingan
pribadi mereka?
3. Apa kritik anda terhadap mereka yang cenderung
ingin memisahkan diri dari negara ini?
4. Mengapa ada sebagian orang di negeri ini yang lebih
mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan
bangsa dan negaranya?
Jawaban peserta didik ditampung oleh guru, kemudian
diberikan penguatan tentang mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi. Berikut contoh
identifikasi masalah.

Fase Orientasi
Pada fase orientasi, peserta didik melakukan kegiatan
untuk menguji pemahaman dalam menemukan informasi
yang sudah mereka dapatkan berasal dari teks dengan
cara menyimpulkan teks bacaan secara individu.
Kesimpulan dari teks harus sesuai dengan indikator yang
akan dicapai. Guru bisa memberikan pengarahan agar
hasil simpulan peserta didik sesuai dengan indikator.
Petunjuk:
1. Carilah 3(tiga) problematika yang dapat memecah
belah persatuan bangsa yang ada di wilayah tempat
tinggal kamu!
2. Dari informasi yang anda dapatkan, buatlah
kesimpulan terkait tindakan tidak mengutamakan
kepentingan bangsa yang ada di wilayah tempat
tinggalmu!
3. Apa yang bisa terjadi jika gerakan ekstrim yang
ingin memecah belah bangsa terus berlangsung di
wilayah tempat tinggalmu!
4. Berikan kritik yang membangun terkait tindakan-
tindakan yang dapat mengancam disintegrasi
bangsa!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 436


Hasil Identifikasi Masalah
Permasalahan Kesimpulan/Kritik / Prediksi Atas Masalah
Gerakan Separatis
Fanatisme
Golongan
Rasis

Fase Kolaborasi
Kegiatan kolaborasi memberikan instruksi kepada peserta
didik untuk melakukan diskusi kelompok, membangun
kerjasama, saling berpendapat dan menerima saran dari
orang lain agar peserta didik bisa membiasakan diri untuk
saling menghargai dalam berbagai keadaan. Berikut
contoh tugas yang harus didiskusikan peserta didik!
Berdasarkan teks “Pancasila sebagai pemersatu bangsa”
Diskusikan dengan kelompok beberapa masalah berikut!
Petunjuk:
1. Diskusikan dan temukan 3(tiga) masalah yang ada
dalam teks kemudian berikan penilaian, pendapat,
dan rumuskan masalah yang kalian temukan sesuai
dengan lingkungan masing-masing!
2. Perkuat informasi anda dengan data dan sumber
rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan melalui
pencarian informasi dari internet!
3. Buatlah peta konsep dengan selembar karton yang
sudah disiapkan, buat semenarik mungkin!
4. Tempelkan hasil diskusi di tembok terdekat dengan
kelompok masing-masing!
5. Masing-masing kelompok untuk melihat hasil karya
kelompok lain sambil mencatat hal penting untuk
diskusi!
6. Presentasikan hasil diskusi dari setiap kelompok.
Berikut contoh peta konsep (silahkan berkreasi
bersama kelompok masing-masing).

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 437


Gambar 3.4 Contoh peta konsep hasil diskusi peserta didik

Fase Refleksi
Pada fase refleksi ini guru menilai bagaimana respon
peserta didik dalam sebuah pembelajaran atau
penyampaian sebuah materi. Agar guru bisa memahami
apa saja kelemahan dan kekurangan dari sebuah
pembelajaran yang telah dipresentasikan di kelas. Pada
tahap refleksi ini, guru perlu mendampingi peserta didik
melakukan refleksi terhadap kemampuan dan proses
belajar mereka.
Pada fase refleksi, guru memberikan instruksi kepada
peserta didik untuk menuliskan kegiatan yang disukai dan
yang tidak disukai selama pembelajaran pada selembar
kertas. Kemudian berdasarkan hasil refleksi tersebut, guru
bisa menggunakanya untuk kegiatan tidak lanjut dalam
pembelajaran yang akan datang. Hal yang disukai bisa
digunakan lagi dalam kegiatan pembelajaran berikutnya,
sedangkan hal yang tidak disukai bisa dikreasikan ulang
supaya tidak membosankan. Contoh bentuk refleksi
pembelajaran sebagai berikut:

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 438


No Pertanyaan Tanggapan
1. Bagaimana perasaan anda dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran
ini?
2 Apa kesulitan yang anda hadapi
dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran ini?
3 Tahapan apa yang paling
menarik dalam pembelajaran ini?
4 Apakah anda mampu
mengembangkan ide-ide baru
dalam menjawab masalah yang
diajukan dalam pembelajaran?
5 Apakah pembelajaran ini
menginspirasi anda untuk
menerapkan ide-ide baru yang
telah anda kembangkan dalam
pembelajaran ini.

G. Merancang Pendalaman dan Pengayaan Pembelajaran


Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan dan hasil
evaluasi pembelajaran telah diketahui, guru dapat
memberikan rekomendasi kepada peserta didik apa yang
harus dilakukan. Guru dapat memberikan beberapa soal
atau tugas kepada peserta didik untuk pendalaman
pengalaman belajarnya, atau memberikan tugas di luar apa
yang telah dipelajari untuk pengayaan pengalaman
belajarnya.
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah
melampaui tujuan pembelajaran yang dikehendaki,
sedangkan pendalaman diberikan kepada peserta didik yang
belum mampu menuntaskan tujuan pembelajaran yang
dikehendaki. Berikut disajikan beberapa contoh pendalaman
dan pengayaan pembelajaran literasi sosial budaya.

Contoh Upaya Pengayaan Konten Komitmen Kebangsaan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 439


Petunjuk:
1. Amatilah berita-berita nasional yang ada di berbagai
media!
2. Tuliskan peristiwa yang menunjukkan perilaku
individu dan masyarakat yang menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan pahlawan!
3. Tuliskan juga bagaimana pengaruh perilaku tersebut
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara!
4. Hasil pengamatanmu ditulis pada bagan berikut!

Gambar 3.15 Contoh Pengayaan Konten Komitmen Kebangsaan

Contoh Upaya Pengayaan Konten Toleransi


Petunjuk:
1. Amatilah lingkungan di sekitarmu!
2. Temukan satu contoh yang berkaitan dengan perilaku
yang tidak mengapresiasi kesetaraan gender dan satu
contoh perilaku yang mengapresiasi kesetaraan
gender!
3. Tuliskan akibat dari perilaku perilaku yang tidak
mengapresiasi kesetaraan gender terhadap kontribusi
Negara di dunia internasional!
4. Tuliskan manfaat dari perilaku yang mengapresiasi

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 440


kesetaraan gender terhadap kontribusi Negara di dunia
internasional!
5. Hasil pengamatanmu ditulis pada bagan berikut!

Gambar 3.16 Contoh Pengayaan Konten Toleransi

Contoh Upaya Pendalaman Materi

Konten : Komitmen Kebangsaan


Sub Konten : Mengutamakan Kepentingan Umum di atas
Kepentingan Pribadi
Pendalaman CK 3
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Apakah yang akan ananda lakukan jika terdapat kegiatan
gotong royong di lingkungan sekitar ananda, sementara
ananda memiliki tugas dari sekolah yang harus diselesaikan
untuk esok hari?
2. Apakah yang akan ananda lakukan jika ada yang
membutuhkan dana bantuan korban bencana?

Contoh Upaya Pengayaan: CK-3 ke CK- 4

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 441


Carilah poster dengan tema mengutamakan kepentingan umum
di atas kepentingan pribadi. Kemudian hubungkanlah poster
tersebut dengan sikap mengutamakan kepentingan umum di
atas kepentingan pribadi dan analisislah manfaat sikap tersebut
bagi kehidupan!

Konten : Akomodatif dan Inklusif


Sub Konten : Terbuka dan apresiatif terhadap amaliyah
keagamaan yang berbeda
Pendalaman CK 3
Tugas pendalaman materi berupa menuliskan pengalaman
pribadi dalam melaksanakan shalat tarawih atau shalat idul fitri
siswa dan mengaitkannya dengan menghargai perbedaan.

Pengayaan: CK – 3 ke CK – 5
Pada pengayaan siswa diminta untuk menjawab persoalan
berikut:
1. Mahya dan Nafa berteman baik. Mereka sering bermain
bersama. Ketika itu adalah Kamis, 2 hari sebelum hari raya
idul fitri bagi Mahya. Sementara bagi Nafa, Kamis
merupakan 1 hari menjelang Idul Fitri. Beberapa hari
menjelang idul fitri, Mahya ingin mengajak Nafa bermain.
Oleh karena itu, Mahya menelpon Nafa dan mengajaknya
bermain esok hari. Mahya sangat ingin bermain dengan
Nafa. Namun ternyata Nafa merayakan idul fitri esok hari
yaitu Jumat dan berencana shalat idul fitri di pagi harinya.
Jika kamu sebagai Mahya, apa yang akan kamu lakukan?
2. Arkan dan keluarganya sedang dalam perjalanan. Ketika
isya, ia dan keluarga singgah di mesjid untuk shalat isya.
Setelah shalat isya, dilanjutkan dengan tarawih. Ketika
sebelum melaksanakan tarawih, Arkan mendapat
informasi bahwa pelaksanaan tarawih di mesjid tersebut
adalah dengan jumlah rakaat yang berbeda dengan jumlah
rakaat yang biasa ia kerjakan. Apakah yang sebaiknya
dilakukan oleh Arkan?

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 442


Konten : Toleransi
Sub Konten : Mengusung spririt perubahan dengan cara
damai
Pendalaman
Ceritakanlah kepada keluargamu (ayah/ibu/kakak/adik) tentang
teks narasi ADDARAS untuk Ica dan mintalah pandangan
mereka tentang pemanfaatan teknologi saat ini!.

Pengayaan
Ceritakanlah pemanfaatan teknologi dengan positif di rumah
atau lingkungan sekitarmu!

Contoh : CK6
Konten : Komitmen Kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan

Zaman dahulu sebelum era kemerdekaan Republik Indonesia


para pemuda pemudi bangsa ini berjuang merebut
kemerdekaan dari penjajah, berbagai cara dilakukan baik
melalui perjuangan akademis maupun tenaga yang tidak jarang
harus mengorbankan nyawa. Banyak para pemuda pemudi
bangsa yang gugur demi memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia, mereka adalah kusuma bangsa yang jasanya tidak
akan pernah lekang dimakan waktu. Hari ini para pemuda
pemudi Indonesia telah menikmati buah manis dari perjuangan
itu tanpa perlu menumpahkan darah dan mengorbankan
nyawa.
Petunjuk pengerjaan:
1. Tuliskanlah contoh sikap/perbuatan yang telah dilakukan
pemuda pemudi zaman dahulu sebagai pahlawan bangsa
dalam merebut kemerdekaan Indonesia dan contoh sikap
pemuda pemudi zaman sekarang dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dalam berbagai aspek yang kamu
ketahui!
2. Tulislah hasil kerjamu pada bagan berikut ini!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 443


Sikap/Perbuatan Pemuda
Sikap/Perbuatan Pemuda Pemudi
Pemudi Zaman Dahulu
Zaman Dahulu Dalam
No Dalam Merebut
Mempertahankan Kemerdekaan
Kemerdekaan Republik
Republik Indonesia
Indonesia
1 ………………………... …………………………………
2 ………………………... …………………………………
3 ………………………... …………………………………
4 ………………………... …………………………………
5 ………………………... …………………………………
Dst ………………………... …………………………………
3. Bandingkanlah sikap tersebut di atas, kemudian cari dan
tuliskanlah solusi bagaimana sikap/perbuatanmu yang
seharusnya?
Sikap/Perbuatan Yang Telah Sikap/Perbuatanmu Yang
No
Kamu Lakukan Seharusnya
1 ………………………… ……………………………….
2 ………………………… ……………………………….
3 ………………………… ……………………………….
4 ………………………… ……………………………….
5 ………………………… ……………………………….
Dst ………………………… ……………………………….

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 444


Contoh Upaya Pendalaman CK7
Buatlah analisis terhadap kegiatan yang tidak
mencerminkan mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan lalu berikan kritik atas
kegiatan tersebut di wilayah tempat tinggalmu!

Hasil Analisis dan Kritik


…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
……………

Upaya pengayaan diberikan kepada peserta dengan


tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
satu tingkat di atas capaian kompetensi yang telah
dikuasainya. Upaya pengayaan dapat berupa tugas
individu ataupun tugas kelompok. Berikut contoh upaya
pengayaan dalam bentuk tugas individu.

Contoh Upaya Pengayaan CK7


Jalan desa menuju tempat tinggalmu rusak dan berlubang,
kemudian warga sepakat pada hari ahad akan diadakan kerja
bakti dan perbaikan jalan secara swadaya, namun ada warga
yang menolak dengan alasan tidak mau swadaya dan harus
dana dari Pemerintah. Bagaimana pendapatmu mengenai
hal tersebut, berikan ide/gagasan terhadap salah satu warga
tersebut!

Ide/gagasan baru
…………………………………………………………………

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 445


…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
……………………………………………………………….…
…………………………………………………………………
…………….

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 446


H. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP+LKPD)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sangat
penting dibuat oleh Bapak/Ibu guru sebelum melaksanakan
proses pembelajaran. Mengapa demikian? Karena RPP
berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran di dalam kelas sehingga pembelajaran
bisa berlangsung secara sistematis, interaktif, inspiratif, dan
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pada bagian ini disajikan dua contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) literasi sosial budaya,
dilengkapi dengan contoh Lembar Kerja Peserta didik
(LKPD) sebagai acuan proses pembelajaran yang dilakukan
di dalam kelas dan atau di luar kelas. Yuk, kita sama-sama
mempelajarinya agar dapat mengintegrasikannya dengan
mata pelajaran yang kita ampu di madrasah!

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Literasi Sosial Budaya

Kompetensi Siswa mampu menyimpulkan, memprediksi,


dan mengkritisi pengetahuan yang terkait
nilai-nilai dalam moderasi beragama serta
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
tiga problematika (permasalahan) pada
konteks lokal
Tema Pembelajaran Pahlawan Dalam Kehidupan
Konten Komitmen kebangsaan
Subkonten Menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan
Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)

453
a. Indikator Kompetensi
1) Menyimpulkan cara menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal
2) Memprediksi cara menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal
3) Mengkritisi cara menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks lokal
4) Menilai cara menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dengan tiga problematika (permasalahan)
pada konteks nasional
5) Menentukan pendapat cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan dengan tiga
problematika (permasalahan) pada konteks nasional
6) Merumuskan cara menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan tiga problematika
(permasalahan) pada konteks nasional

b. Tujuan Pembelajaran
1) Siswa mampu menyimpulkan cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan pada konteks
lokal melalui pemaknaan teks informatif dengan tepat.
2) Siswa mampu memprediksi cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan pada konteks
lokal melalui pemaknaan teks informatif dengan tepat.
3) Siswa mampu mengkritisi cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan pada konteks
lokal melalui pemaknaan teks informatif dengan tepat.
4) Siswa mampu menilai cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan pada konteks
nasional melalui pemaknaan teks informatif dengan tepat.
5) Siswa mampu menentukan pendapat cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan pada konteks
nasional melalui pemaknaan teks informatif dengan tepat.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 454


6) Siswa mampu merumuskan cara menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan pada konteks
nasional melalui pemaknaan teks informatif dengan tepat.

c. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dapat dilihat pada Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dengan judul “Ayo…Lanjutkan Perjuangan Para
Pahlawan”.

d. Media Pembelajaran
Adapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran
ini:
1) Video pembelajaran mengenai kisah penjaga lintasan
kereta api sebagai bentuk menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan dengan sikap rela berkorban
2) Infografis tentang contoh pahlawan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam hal ini penjaga lintasan kereta api.
3) Laptop
4) LCD proyektor

e. Skenario Pembelajaran
Skenario pembelajaran untuk Model CTL (Contextual
Teaching Learning) dilakukan dalam dua kali pertemuan tatap
muka, dimana satu kali pertemuan adalah 2 JP = 2 x 40 menit
yang berarti bila dua kali pertemuan 160 menit. Adapun untuk
pembagian waktunya dapat dilihat sebagai berikut:
Tahap
Aktivitas Pembelajaran (fokuskan kepada siswa)
Pembelajaran
Awal 1. Siswa dan guru saling mengucap dan membalas
Pembelajaran salam.
(15 menit) 2. Siswa menyiapkan dan mengkondisikan kelas agar
siap melakukan pembelajaran kemudian dilanjutkan
dengan doa bersama dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa menyimak motivasi awal dari guru.

Inti Pembelajaran Fase 1: Relating (Keterkaitan/Relevansi)


(135 menit) 1. Siswa membaca teks bacaan tentang cerita pahlawan
dalam kehidupan nyata yang dapat dijadikan
pembelajaran kehidupan di masyarakat. Pada kondisi
ini adalah cerita tentang penjaga lintasan kereta api.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 455


2. Siswa menyimpulkan nilai yang dapat diambil dari
bacaan yang ada.

Fase 2: Experiencing (Pengalaman Langsung)


1. Siswa diajak untuk mengkritisi nilai positif dari cerita
pada teks bacaan “Ayo…lanjutkan perjuangan para
pahlawan”.
2. Siswa mengkitisi perbuatan/hal yang telah dilakukan
pahlawan daerah di tempatnya terhadap lingkungan
sekitar.

Fase 3: Applying (Aplikasi)


Siswa diminta untuk memprediksi dengan cara
menuliskan contoh sikap atau perbuatan yang telah dan
akan siswa lakukan dalam rangka menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan.

Fase 4: Cooperating (Kerjasama)


1. Siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk mengkritisi
sikap dan perbuatan yang akan/telah dilakukan dalam
rangka menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama
teman sekelompoknya.

Fase 5: Transferring (Alih Pengetahuan)


1. Siswa pada masing-masing kelompok diminta untuk
membuat poster atau komik mengenai sikap
menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mengkritisi hasil karya masing-masing
kelompok.
3. Siswa menyimpulkan nilai yang dapat diambil dari
karya masing-masing kelompok tersebut.
4. Hasil karya masing-masing kelompok di pajang di
madding/dinding kelas.

Akhir 1. Siswa memperoleh penguatan dan penjelasan dari


Pembelajaran hasil belajar oleh guru.
(10 menit) 2. Siswa bersama guru menyimpulkan bersama hasil
diskusi dan pembahasan yang telah dilakukan.
3. Siswa memberi saran perbaikan proses pembelajaran
4. Proses pembelajaran selesai, guru mengucapkan
salam dan pembelajaran dilanjutkan minggu
berikutnya.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 456


f. Penilaian Pembelajaran
Teknik penilaian proses dan hasil terlampir dalam LKPD

g. Pendalaman dan Pengayaan Materi Pembelajaran


Zaman dahulu sebelum era kemerdekaan Republik Indonesia para
pemuda pemudi bangsa ini berjuang merebut kemerdekaan dari
penjajah, berbagai cara dilakukan baik melalui perjuangan akademis
maupun tenaga yang tidak jarang harus mengorbankan nyawa.
Banyak para pemuda pemudi bangsa yang gugur demi
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, mereka adalah kusuma
bangsa yang jasanya tidak akan pernah lekang dimakan waktu. Hari
ini para pemuda pemudi Indonesia telah menikmati buah manis dari
perjuangan itu tanpa perlu menumpahkan darah dan mengorbankan
nyawa.

Petunjuk pengerjaan:
1. Tuliskanlah contoh sikap/perbuatan yang telah dilakukan pemuda
pemudi zaman dahulu sebagai pahlawan bangsa dalam merebut
kemerdekaan Indonesia dan contoh sikap pemuda pemudi zaman
sekarang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam
berbagai aspek yang kamu ketahui!
2. Tulislah hasil kerjamu pada bagan berikut ini!
Sikap/Perbuatan Pemuda
Sikap/Perbuatan Pemuda Pemudi
Pemudi Zaman Dahulu
Zaman Dahulu Dalam
No Dalam Merebut
Mempertahankan Kemerdekaan
Kemerdekaan Republik
Republik Indonesia
Indonesia
………………………… ………………………………
1
………………………… ………………………………
2
………………………… ………………………………
3
………………………… ………………………………
4
………………………… ………………………………
5
………………………… ………………………………
Dst

3. Bandingkanlah sikap tersebut di atas, kemudian cari dan


tuliskanlah solusi bagaimana sikap/perbuatanmu yang
seharusnya?
Sikap/Perbuatan Yang Telah Sikap/Perbuatanmu Yang
No
Kamu Lakukan Seharusnya
1 ………………………… ………………………………
2 ………………………… ……………………………....

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 457


3 ………………………… ………………………………
4 ………………………… ………………………………
5 ………………………… ………………………………
Dst

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKPD)

Capaian : Siswa mampu menyimpulkan,


Kompetensi memprediksi, dan mengkritisi
pengetahuan yang terkait nilai-nilai dalam
moderasi beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan tiga
problematika (permasalahan) pada
konteks lokal
Deskripsi : Bentuk dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan dalam konteks lokal baik
terjadi di lingkungan keluarga, tetangga,
madrasah, kota/kabupaten
Konten : Komitmen kebangsaan
Subkonten : Menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan
Materi : Pahlawan Dalam Kehidupan
Pembelajaran
Model : CTL (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran

A. Relating (Keterkaitan/Relevansi)
Bacalah teks di bawah ini dengan seksama, pahami makna
yang terkandung di dalamnya. Jangan lupa awali membaca
dengan basmalah ya!

Ayo…Lanjutkan Perjuangan Para Pahlawan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 458


Siapa yang tidak kenal dengan Ir. Sukarno dan M. Hatta,
beliau adalah pahlawan kemerdekaan yang sekaligus pemimpin
pertama negeri ini. Berjuang tanpa kenal lelah, namanya tertulis
di setiap buku sejarah dan lembaran negara ini sebagai pahlawan
Proklamasi Indonesia. Sejatinya masih banyak pahlawan lain
yang namanya tidak pernah dikenal oleh khalayak ramai negeri
ini bahkan tidak tercatat dalam buku sejarah, namun jasa-jasa
mereka dinikmati oleh generasi penerus bangsa saat ini. Kita
sebagai penerus bangsa harus menghargai dan menindaklanjuti
perjuangan para pahlawan bangsa ini. Adapun beberapa hal yang
dapat kita lakukan adalah (1) saling menghormati dan menghargai
satu sama lain, (2) memupuk semangat cinta tanah air, (3) belajar
dengan tekun, (4) ikut serta memperingati peristiwa-peristiwa
sejarah, seperti upacara 17 Agustus, hari sumpah pemuda,
peringatan hari Pancasila, dan sebagainya, (5) mengamalkan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Contoh sila ketiga
persatuan Indonesia, saling menghormati dan menghargai
perbedaan suku, agama, ras/golongan, (6) rela berkorban untuk
kepentingan bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita banyak
menemui beberapa orang yang mengamalkan hal-hal tersebut di
atas, memang nama mereka tidak tercatat dalam sejarah sebagai
pahlawan bangsa, namun sikap dan perbuatan mereka
mencerminkan cara menghargai dan menindaklanjuti perjuangan
para pahlawan bangsa. Siapa mereka? Merekalah yang kita sebut

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 459


pahlawan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa embel-embel gelar
pahlawan dinamanya, menjalankan tugas dengan penuh
tanggung jawab dan berjasa bagi orang banyak, salah satunya
adalah penjaga lintasan kereta api. Mereka adalah pahlawan
tanpa tanda jasa, menjaga lintasan kereta api, agar ketika kereta
api lewat tidak ada orang yang melintas dan tertabrak. Mereka
para petugas penjaga lintasan kereta api rela berkorban menjaga
lintasan kereta api dalam situasi cuaca apapun baik pagi, siang,
sore ataupun malam, dan dalam kondisi panas maupun hujan,
bahkan terkadang ada sebagian mereka yang secara suka rela
melakukan hal tersebut tanpa digaji. Kelalaian petugas penjaga
lintasan kereta api (human error) dalam melaksanakan tugas
dapat mengakibatkan kecelakaan dan menghilangkan nyawa
orang lain. Penelitian menemukan terdapat beberapa faktor
dominan penyebab kecelakaan kereta api, diantaranya
kurangnya kelengkapan rambu lalu lintas, rambu peringatan yang
terhalang pohon, palang pintu kereta api yang kurang berfungsi
dengan baik/macet, human error dan kurangnya sosialisasi
dengan masyarakat mengenai ketertiban lalu lintas kereta api
(Yanti et al., 2021). Berikut ini sebuah kisah mengenai petugas
jaga lintasan kereta api:
Sore itu, lalu lintas di depan pos jalur pelintasan langsung
(JPL) kereta api Jl. Adinegoro, Tabing, Sumatera Barat terlihat
ramai dengan pengendara bermotor. Diantara mereka ada yang
baru pulang kuliah dan kerja bermaksud hendak pulang menuju
rumah masing-masing. Beberapa menit sebelum kereta api
melintas di ruang kerjanya yang berukuran 3 x 4 meter,
dilengkapi dengan kursi dan meja berisi telepon, radio dan
sebuah panel untuk membuka dan menutup palang pintu kereta
api, Syamsudin seorang penjaga pelintasan kereta api sudah
mendapat telepon bahwa akan ada kereta api dari arah Pariaman
menuju Padang melintas.
Dari kejauhan terdengar suara klakson kereta api yang
akan melintas. Tuuuts….tuuut….tuuut….bunyi kereta api dari
arah Pariaman menuju Padang. Syamsuddin bergegas menekan
tombol palang pintu otomatis kereta api, agar pengendara tidak
lagi melintas. Sambil berdiri dan memegang tongkat tanda

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 460


berhenti serta menegur pengendara yang nakal untuk tetap
berada di jalur aman sampai kereta api usai melintas. Tidak lama
kemudian kereta melintas, setelah memastikan kereta api benar-
benar sudah lewat barulah laki-laki yang akrab dipanggil Pak
Syam itu membuka kembali palang pintu otomatis agar
pengendara dapat melintas dan Kembali melanjutkan perjalanan
mereka.
Teriknya panas matahari, bisingnya suara kereta yang
lewat serta debu-debu yang berterbangan sudah biasa dirasakan
Pak Syam setiap harinya, bahkan terkadang di tengah hujan
deraspun tidak menyurutkan semangat Pak Syam untuk
mengawasi dan menjaga perlintasan kereta api. Walau terkadang
ada beberapa dari pengendara bermotor yang usil dan
mengacuhkan peringatan dan palang kereta yang sudah dipasang
untuk tetap melintas, dengan alasan terburu-buru dan kereta
masih belum lewat mereka nekat untuk melintas. Ini sangat
membahayakan nyawa dan keselamatan mereka, Pak Syam tetap
memperingati dan menasehati dengan baik agar pengendara
tersebut taat dengan rambu-rambu dan tidak jadi melintas.
Sungguh dibutuhkan kesabaran yang kadang kala bisa menyulut
emosi, namun Pak Syam tidak mengeluh dan menjalani
pekerjaannya dengan ikhlas. Satu hal yang selalu ia tanamkan
dalam hatinya adalah bahwa pekerjaannya mulia, menjaga
keselamatan dan nyawa orang banyak.
Ketika menjaga dan mengawasi jalur pelintasan langsung
(JPL) kereta api Pak Syam tidak sendirian. Ia bergantian dengan 1
orang temannya yang lain. Jadwal bertugas dibagi menjadi 2 sesi.
Sesi pertama pukul 05.30 – 12.00, sesi kedua pukul 12.00 –
18.30. Bila Pak Syam kebagian sesi kedua, maka temannya sesi
pertama, tetapi ketika saat bertugas ada kala temannya
berhalangan hadir, maka Pak Syam akan menggantikannya,
begitupun sebaliknya bila Pak Syam yang berhalangan hadir,
maka temannya yang akan menggantikan. Jadi saling pengertian
dan membantu satu sama lain.
Pak Syam sudah menggeluti pekerjaannya sebagai penjaga
lintasan kereta api semenjak tahun 2013. Ini berarti sudah 10
tahun semenjak ia mulai bertugas. Lelaki yang berusia 50 tahu itu

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 461


adalah seorang ayah dari 4 orang anak. Ia memiliki tanggung
jawab untuk menafkahi keluarganya. Penghasilannya sebagai
penjaga lintasan kereta api tidak cukup untuk membiaya semua
kebutuhan keluarga dan sekolah anaknya, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan tersebut Pak Syam memiliki pekerjaan lain
yaitu bertani. Bila ia kebagian bertugas siang hari, maka pagi
harinya ia ke kebun dahulu atau bekerja sebagai buruh tani
dengan orang lain dan bila ia kebagian bertugas di pagi hari,
maka dia akan bertani di siang sampai soe hari, dengan begitu ia
bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Pak Syam tidak pernah minder dengan pekerjaannya. Ia
bangga bertugas mengawasi dan menjaga lintasan kereta api,
karena baginya pekerjaan apapun bila dilakukan dengan tulus
dan ikhlas akan berkah dan bermanfaat bagi orang banyak.
Apalagi sebagai petugas penjaga lintasan kereta api secara tidak
langsung bisa menjaga dan menyelamatkan nyawa orang banyak.
Pak Syamsuddin adalah satu satu contoh pahlawan dalam
kehidupan sehari-hari. Ia rela berkorban untuk menjaga
keselamatan orang banyak.
Dari bacaan di atas jawablah pertanyaan berikut!
1. Nilai kepahlawanan apa yang dapat diambil dari tokoh-
tokoh yang disebutkan pada teks bacaan di atas?
2. Setujukah jika Pak Syam disebut sebagai pahlawan? Jelaskan
pendapatmu!
3. Pernahkah kamu merasa menjadi seorang pahlawan? Dalam
momen apa? Ceritakan!

B. Experiencing (Pengalaman Langsung)


Petunjuk:
1. Amatilah lingkungan sekitarmu!
2. Tuliskanlah siapa saja pahlawan yang telah berjasa di
lingkunganmu!
3. Berilah penjelasan sikap atau perbuatan apa yang telah
dilakukan pahlawan tersebut bagi lingkunganmu?

No Nama Pahlawan Jasa Pahlawan


1 ………………………… ……………………………………

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 462


……………………………………
……………………………………
……………………………………
2 ………………………… ……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………
3 ………………………… ……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………
4 ………………………… ……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………

C. Applying (Aplikasi)
Petunjuk:
1. Isilah tabel di bawah ini dengan menuliskan contoh
sikap atau perbuatan yang telah dan akan kamu
lakukan dalam rangka menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan!
2. Berilah tanda cek list bila kamu telah melakukannya
dan tanda bintang untuk perbuatan yang akan kamu
lakukan!
Contoh perbuatan menghargai Perbuatan Perbuatan yang
No dan menindaklanjuti perjuangan yang telah akan dilakukan
para pahlawan dilakukan (√) (*)
1 …………………………………
2 …………………………………
3 …………………………………
4 …………………………………
5 …………………………………

D. Cooperating (Kerjasama)
Petunjuk:
1. Buatlah kelompok dengan bantuan gurumu, maksimal
masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang siswa!

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 463


2. Carilah beberapa berita terkini dari berbagai sumber
terpercaya terkait sikap/perbuatan menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan!
No Berita Tanggapan Kritis
1 …………………………… ………………………………
2 …………………………… ………………………………
3 …………………………… ………………………………
4 …………………………… ………………………………
5 …………………………… ………………………………

3. Diskusikan dan kritisilah berita tersebut dengan teman


sekelompokmu!
4. Bacakanlah hasil kerja dan diskusimu di depan kelas!
5. Mintalah pendapat guru dan teman-temanmu tentang
hasil diskusi kelompok kalian. Perbaiki bila ada hasil
diskusi yang kurang tepat!

E. Transferring (Alih Pengetahuan)


Petunjuk:
1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi hari
ini.
2. Masing-masing kelompok diminta untuk membuat
poster atau komik mengenai sikap menghargai dan
menindaklanjuti perjuangan para pahlawan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Poster atau komik yang telah dibuat dipajang pada
dinding kelas sebagai pengingat untuk selalu
menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para
pahlawan bangsa.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 464


I. Referensi

Ackay, O. N & Doymus, K. (2012). The Effects of Group


Investigation and Cooperative Learning Techniques
Applied in Teaching Force and Motion Subjects on
Student’s Acadaemic Achievement. Journal of
Educational Sciences Research.
Ahmad & Eka. 2019. Cara Mudah Merumuskan Indikator
Pembelajaran. Pustaka Bina Putera.
Amin & Sumendap, L. Y. S., 164 Model
Pembelajaran Kontemporer. (2022). (n.p.): Pusat
Penerbitan LPPM.
Asmin. 2006. Pengaruh Ragam Bentuk Tes Objektif dan
Gaya Berpikir terhadap Fungsi Informasi Tes
Penelitian Quasi Eksperimental dengan Analisis
Item Response Theory di SMU DKI Jakarta. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 062 (12):633—655.
Batubara, U. N., & Siregar, R., Mengembangkan
Kemampuan Higher Order Thinking Skill Siswa
dalam Pembelajaran Sejarah. (2022). (n.p.):
Penerbit NEM.
Biro Humas Kementerian Kominfo. (2021, May 21). Literasi
Digital Bergulir ke Seluruh Negeri.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/34624/lit
erasi-digital-bergulir-ke-seluruh-negeri/0/artikel
Dessiane, S. T., & Kristin, F. (2021). Pengembangan
Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran
Tematik Kelas 4 SD. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan
IPS Indonesia), 6(1), 21–26.
https://doi.org/10.26737/JPIPSI.V6I1.2310
Dhesita, S. J. (2022). Analisis Penerapan Model
Pembelajaran LOK-R terhadap Kemampuan
Literasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal
Ilmiah WUNY, 4(2).
Dodih, Oka, Widiya. 2022. Nilai-Nilai Pendidikan Religius
dalam Tradisi Nyangku Masyarakat Panjalu

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 465


Kabupaten Ciamis. Jurnal Educatio ISSN: 2459-
9522 (Print), 2548-6756 (Online) Vol. 8, No. 4,
2022, pp. 1504-1513.
Fahmi, Z. (2013). Indikator Pembelajaran Aktif Dalam
Konteks Pengimplementasian Pendekatan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan
Menyenangkan (PAKEM). Al-Ta Lim Journal, 20(1),
278–284. https://doi.org/10.15548/JT.V20I1.24
Garreta-Domingo, M., Sloep, P. ., & Hernández-Leo, D.
(2017). Learning Design for Teacher Professional
Development. International Journal of Educational
Technology in Higher Education, 14(36), 1–3.
https://doi.org/10.1186/s41239-017-0074-x.
Gemmel, P., Dierdonck, R. Van, & Looy, B. Van. (2013).
Service Management: An Integrated Approach.
Financial Times Prentice Hall.
Ginting, D. A., Fatimah, A. E., & Syafirna, A. (2022).
Sosialisasi Model Pembelajaran Literasi Orientasi
Kolaborasi Refleksi (LOK-R) pada Guru MIN 12
Langkat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(2), 9- 14.
Hamzah, Strategi Pembelajaran Guru Edukatif. (2022). (n.p.):
CV. AZKA PUSTAKA.
Hendratmoko, T., Kuswandi, D., & Setyosari, P. (2018).
Tujuan Pembelajaran Berlandaskan Konsep
Pendidikan Jiwa Merdeka Ki Hajar Dewantara.
Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran, 3(2),
152–157.
https://doi.org/10.17977/UM031V3I22017P152
Hikmah, S. (2022). Analisis Kesulitan Menulis Ringkasan
Bacaan Pada Tema 8 Subtema 2 Siswa Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 5(1), 36-43.
Ina, Aldiansyah, & Della. 2020. Meningkatkan Kualitas
Mengajar Guru Dengan Memperhatikan Tujuan
Pembelajarannya di SD Bina Bangsa Kalideres
Jakarta Barat. Nusantara: Jurnal Pendidikan dan

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 466


Ilmu Sosial Volume 2, Nomor 3, November 2020;
473-486 https://ejournal.stitpn.ac.id
Kadir, A. (2018). Merawat Kerukunan Toleransi di Era
Demokrasi. Asketik: Jurnal Agama dan Perubahan
Sosial, 2(2), 103-109.
Kaif, et. al., Strategi Pembelajaran (Macam-Macam Strategi
Pembelajaran yang Dapat Diterapkan Guru).
(2022). (n.p.): Inoffast Publishing Indonesia.
Kemenparekraf/Baparekraf RI. (2023). Menyikapi Perilaku
Negatif Turis Mancanegara, Apa yang Harus
Dilakukan? https://kemenparekraf.go.id/ragam-
pariwisata/menyikapi-perilaku-negatif-turis-
mancanegara-apa-yang-harus-dilakukan
Khoirul Fathoni dan Muhammad Zen. (1992). NU Pasca
Khittah: Prospek Ukhuwah Dengan
Muhammadiyah, (Yogyakarta: Media Widya
Mandala).
Mirna, Richi. 2018. Nyangku : Implementasi Nilai-Nilai
Sosial Melalui Ritual Upacara Adat Desa Panjalu
Ciamis Jawa Barat. Jurnal Studi Masyarakat dan
Pendidikan (E-ISSN 2599-3259) Volume I, Nomor
2, Juni 2018 (1-7) DOI: 10.29408/se.v2i1.991.
Mitchell, G. M., Montgomery, H., Holder, M., & Stuart.
(2008). Group Investigation as a Cooperative
Learning Strategy: An Integrated Analysis of
Literature. The Alberta Journal of Education
Research, 54 (4), 388-395.
Muth'im, A., Jumariati, J., Al Arief, Y., & Jannah, N. (2021).
Pelatihan Perumusan Tujuan Pembelajaran dan
Indikator Pencapaian Kompetensi bagi Guru-Guru
Bahasa Inggris di Kabupaten Banjar. Bubungan
Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 120-
129.
Novebri, N. (2021). Pembelajaran Daring Dalam
Menyonsong Era 5.0 Pada Masa Pandemi Covid-19
(Online Learning in Approaching 5.0 Era During
Covid-19 Pandemic). Journal of Innovation and

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 467


Knowledge, 1(1), 13–22.
https://doi.org/https://doi.org/10.53625/jirk.v1i1.35
NU Online. (2009). NU-Muhammadiyah Hadapi Persoalan
Lebih Besar dari Perbedaan. Retrieved from
https://www.nu.or.id/post/read/2058/nu-
muhammadiyah-hadapi persoalan lebih besar dari
perbedaan.
Nuh, M., Djauhar, A., Pambudy, N. M. E., Winarto,
Setiawan, A., Jauhar, A., Baskoro, L. R., Wahyudi, I.,
Sudibyo, A., & Winarto. (2021). Media Melawan
Pandemi. Jurnal Dewan Pers, 22(July), 1–102.
Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang
Menarik. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 8(1).
https://doi.org/10.21831/JEP.V8I1.706
Parhan, M. P., & Parhan, M. P. (2019). KONTEKSTUALISASI
MATERI DALAM PEMBELAJARAN. Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 7–18.
https://doi.org/10.25078/aw.v3i1.901
Pasongli, H., Marthinu, E., La Taju, J., Adjam, S., Djumati,
F., & Ikhsan, M. (2022). Aktivitas Belajar Peserta
Didik dengan Pembelajaran Literasi, Orientasi,
Colaborasi dan Refleksi (Loc-R) di SMP Negeri 7
Kota Ternate. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 3(3), 579-588.
Pramusinta, Y., dan Faizah, Silviana Nur, Belajar dan
Pembelajaran Abad 21 di Sekolah Dasar. (2022).
(n.p.): Nawa Litera Publishing.
Putra, A., Gamasari, R., & Novebri, N. (2022). Inovasi
Pembelajaran Bahasa Arab Daring di Masa Pandemi
Covid-19. Lectura: Jurnal Pendidikan, 13(1), 15–28.
Rahmah, Vivid. 2022. Modul 1 Pembelajaran Literasi Sosial
Budaya Tindak Lanjut Pemaknaan Hasil Diagnosis
Capaian Kompetensi I-III. Direktorat KSKK
Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI.
Rambe, E., Novebri, N., & Pratiwi, R. (2022).
Communication Strategy of Cyberculture-Based

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 468


Religious Leaders in Creating Religious Harmony in
Multicultural Communities in Medan City. Ishlah:
Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab Dan Dakwah, 4(2),
275–288.
Reza, Gugu, & Dede. 2017. Fungsi dan Mitos Upacara Adat
Nyangku di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu
Kabupaten Ciamis. Panggung Vol. 27 No. 2.
Robbins, S. P., & Coulter, M. (2014). Management. Pearson
Education, Inc.
ROHANI, R., & FATIMAH, F. (2022). PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT
DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS
GURU DAN SISWA SERTA HASIL BELAJAR PPKN
SISWA SD NEGERI
Rufiana, I. S., Harianto, A., & Arifin, S. (2023). Penguatan
Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Pada
Kurikulum Merdeka: Bimtek Pelatihan Tindak Lanjut
Hasil Akmi Tingkat Madrasah. Jurnal GEMBIRA
(Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(2), 304–308.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Sabarudin. 2018. Materi Pembelajaran Dalam Kurikulum
2013. Jurnal An-Nur, Vol. 04 No. 01 Januari Juni
2018.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Santika, I. G. N., Rindawan, I. K., & Sujana, I. G. (2019,
December). Memperkuat Pancasila Melalui Pergub
No. 79 Tahun 2018 Dalam Menanggulangi
Pengikisan Budaya Di Era Revolusi Industri 4.0.
In Seminar Nasional Inovasi Dalam Penelitian
Sains, Teknologi Dan Humaniora-InoBali (pp. 981-
990).
Sapriyah. 2019. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 469


Mengajar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Vol. 2,
No.1, 2019, hal. 470 - 477 p-ISSN 2620-9047, e-
ISSN 2620-9071
Siti Mayang Sari. 2022. “Manfaat Pembelajaran Eksplorasi,
Elaborasi, Dan Konfirmasi Pada Tanggung Jawab
Guru.” Educate: Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 7
No. 1 Tahun 2022
Soesana, Abigail, Pengembangan Media Pembelajaran
di Era Society 5.0. (2022). (n.p.):
Yayasan Kita Menulis.
Suartika, dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi)
Terhadap Pemahaman Konsep Biologi Dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sma. e-
Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha.
Sunhaji, PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH /
MADRASAH: Studi Teoritik dan Praktik di Sekolah
/ Madrasah. (2022). (n.p.): Zahira Media Publisher.
Supardan, Dadang. 2016. “Teori dan Praktik Pendekatan
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran.” Edunomic
Vol 4, No. 1, 1–12.
Suryadi, A., Desain Pembelajaran: Sebuah Pengantar.
(2022). (n.p.): CV Jejak (Jejak Publisher)
Syarifuddin & Utari, Eka Dwi, MEDIA PEMBELAJARAN
(DARI MASA KONVENSIONAL HINGGA MASA
DIGITAL). (2022). (n.p.): Bening Media Publishing.
Tentang
Wagner, T., Guha, R., Darling-hammond, L., Taylor, T., &
Curtis, D. (2018). The Promise of Performance
Assessments: Innovations in High School Learning
and College Admission The Promise of Performance
Assessments: Innovations in High School Learning
and. January.
Winarno, M.E. 2004. Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 470


dan Olahraga. Jakarta: Center Human Capacity
Development.
Wulandari, E. (2019). Profil Kemampuan Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik oleh
Calon Guru Matematika. Jurnal Pengembangan
Pembelajaran Matematika (JPPM), 1 (2), 30–37.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.14421/jppm.20
19.12.30-37.
Yanti, L. R., Wahyoni, D., & Thressia, M. (2021). Persepsi
Masyarakat Terhadap Keselamatan Jalur Kereta Api
(Studi Kasus Perlintasan Kereta Api di Jalan Syekh
Burhanuddin Kota Pariaman). Journal of Applied
Engineering Scienties, 4(1), 36–45.

Modul 3 s/d 7 – Pembelajaran Literasi 471

Anda mungkin juga menyukai