pada masa lampau, kalian memerlukan suatu ilmu yang disebut sebagai ilmu sejarah.
Pada bab ini, kalian akan mempelajari ilmu sejarah secara singkat, sejarah kehidupan
manusia dan masyarakat Indonesia pada masa lampau, serta bagaimana melakukan
penelitian sejarah.
Merujuk istilah, sejarah dalam bahasa Indonesia menurut beberapa ahli berasal dari
bahasa Arab yaitu “ ( ” شجرةdibaca: šajaratun), yang berarti “pohon kayu“. Menurut
Yamin (1958), pohon melambangkan pertumbuhan dan perkembangan yang
berkesinambungan. Dalam hal ini pertumbuhan pohon yang terus-menerus dimaknai
sebagai asal-usul, riwayat, silsilah, dan hikayat. Dalam KBBI, istilah sejarah
mengandung tiga penjelasan yaitu: 1. Asal-usul (keturunan) silsilah; 2. Kejadian dan
peristiwa yang benarbenar terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo: cerita; 3.
Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi
dalam masa lampau.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah sejarah dinyatakan dalam kata history.
Berdasarkan Kamus Cambridge, history adalah kajian atau
catatan tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau berupa peristiwa dalam kurun
waktu tertentu suatu negara atau subjek lain. Dalam bahasa Yunani, sejarah berasal
dari kata “historia” yang memiliki arti “orang pandai”. Sejarawan E.H Carr (1982)
berpendapat, “Sejarah adalah suatu
proses interaksi yang berkelanjutan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya;
Sejarah adalah suatu dialog yang abadi antara masa sekarang dan masa lampau.” Lalu
menurut Jackson J Spielvogel (2005), sejarah adalah “Catatan tentang masa lalu.”
Secara sederhana, pengertian sejarah sebagai ilmu adalah ilmu yang mempelajari
peristiwa, orang, negara, atau kehidupan yang terjadi pada masa lalu. Dapatkah kalian
mencari deinisi dan penjelasan dari sumber lain tentang ilmu sejarah?
Pengayaan:
Untuk memperkaya wawasan mengenai ilmu sejarah, kalian dapat mencari dari
berbagai sumber, baik dari buku maupun internet tentang bagaimana para sejarawan
mendeinisikan ilmu sejarah. Selainitu, penting bagi kalian memahami latar belakang
sejarawan dan karya mereka, sehingga lebih komprehensif.
Menurut sejarawan Kuntowijoyo, kajian ilmu sejarah bukan mitos belaka karena ilmu
sejarah mempelajari peristiwa yang sungguh terjadi dan nyata. Keberadaan ilmu
sejarah bisa dilacak sampai abad ke-5 SM melalui kehadiran karya Herodotus (484 SM-
425 SM ) yang berjudul Historie tentang sejarah Perang Yunani-Persia. Ketika menulis
tentang perang tersebut, Herodotus sudah menggunakan berbagai sumber sejarah baik
melalui pengamatan, prasasti, dan cerita lisan sehingga karyanya sudah memenuhi
prosedur ilmiah. Boleh dikatakan, Herodotus adalah peloporpenulisan sejarah sesuai
kaidah ilmu pengetahuan. Atas jasanya, Herodotus
dijuluki sebagai “Bapak Sejarah”. Selanjutnya tradisi itu diteruskan oleh Thucydides
( 456- 396 SM) yang menuliskan tentang Perang Peloponesia antara Athena dan
Sparta (Syukur, 2008:1).
LEMBAR ASESMEN
A. Asesmen Non kognitif
B. Asesmen formatif : Penilaian Diri
C. Asesmen Sumatif : test tertulis dilaksanakan di akhir fase
2. Menurut pendapatmu apa dampak kondisi perangkat yang kamu miliki ( Hp/laptop)
dalam pembelajaran daring terhadap semanagt belajarmu ? Jaringan
3. Apa saja yang dapat kamu lakukan supaya dapat menciptakan pembelajaran yang
nyaman ? Mencari posisi yang enak saat belajar
4. Bagaimana perasaanmu saat kamu memiliki perangkat yang tidak memadai untuk
pembelajaran daring? Mencoba cari jalan keluar agar bisa mengikuti belajar daring
5. Apa harapanmu saat belajar Sejarah di sekolah ini ? Aku dapat bisa memahami
berbagai macam hal. Mulai dari perkembangan teknologi, identitas suatu masyarakat,
hingga dapat memahami masalah yang terjadi di saat ini.
Penilaian Diri
Isilah penilaian mandiri mengenai tujuan pembelajaran di tema ini dengan
memberikan tanda centang (v) pada tabel berikut.
Belum
Tujuan pembelajaran Ya Tidak
Yakin
d. Tahun : 2021
f. Alokasi : 6 JP ( 3 X 45 Menit)
2. Kompetensi Awal : Peserta didik dapat menjelaskan konsep dasar jalur rempah dan
asal usul nenek moyang bangsa Indonesia
3. Fase Capaian E
4. Profil Pelajar : Profil ini menjadi identitas karakter peserta didik setelah
Pancasila melaksanakan proses pembelajaran. Nilai karakter yang
diharapkan muncul adalah Beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis,
Kreatif
2) Asesmen Formatif
3) Asesmen Sumatif
11. Capaian 1.1 Peserta didik dapat memahami konsep dasar jalur rempah
dan asal usul nenek moyang; Menganalisa manusia dalam
Pembelajaran
jalur rempah dan asal usul nenek moyang; Menganalisa
jalur rempah dan asal usul nenek moyang dalam ruang
lingkup lokal, nasional, dan global; Menganalisa jalur
rempah dan asal usul nenek moyang dalam dimensi masa
lalu, masa kini, dan masa depan; Menganalisa jalur rempah
dan asal usul nenek moyang dari pola perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan;Menganalisa
jalur rempah dan asal usul nenek moyang secara diakronik
(kronologi) maupun sinkronik.
C. Komponen Inti
1. Tujuan : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik diharapkan
Pembelajaran mampu:
B. Kegiatan inti:
1. Guru menjelaskan tentang jalur rempah dan asal usul
nenek moyang bangsa Indonesia melalui tayangan video
dan Powerpoint pembelajaran
2. Guru memancing siswa untuk bertanya setelah
penayangan video dan Ppt pembelajaran
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
tentang jalur rempah da nasal usul nenek moyang bangsa
Indonesia
4. Guru memandu siswa untuk berkolaborasi dalam
kelompoknya untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang sudah didisain guru
5. Guru memandu siswa untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok dalam bentuk virtual melalui zoom atau di
kanal youtube dan website lainnya
6. Guru menjelaskan tentang materi lanjutan untuk
pembelajaran minggu depan
7. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengajukan pendapat atau pertanyaan jika ada
sesuatu yang belum dipahami
.
C. Kegiatan Akhir:
1. Guru memberikan penguatan belajar ke siswa agar
membaca materi yang hendak dipelajari di pertemuan
selanjutnya.
2. Doa.
3. Penutup pembelajaran.
b. Remedial :
Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan
bimbingan serta memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memperbaiki proses belajar yang belum tercapai
untuk lebih memahami materi sehingga diharapkan dapat
membantu ketuntasan belajar peserta didik.
• Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan apa yang saya
rencanakan?
• Bagian rencana pembelajaran manakah yang sulit dilakukan?
• Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
• Berapa persen siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran?
• Apa kesulitan yang dialami oleh siswa yang belum mencapai tujuan
pembelajaran?
• Apa yang akan saya lakukan untuk membantu mereka?
D. Lampiran
1. Lembar Kerja : Peserta didik : Diberikan LKPD dan tes Formatif
Peserta Didik
2. Bacaan guru : Sejarah Indonesia untuk Kelas X SMK (Buku Guru)
dan Peserta
didik Sejarah Indonesia untuk Kelas X SMK (Buku Siswa)
atau peristiwa.
4. Daftar : Lapian, Adrian B. 2009. Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut .
Komunitas Bambu.
Pustaka Marihandono, Djoko & Bondan Kanumusoyo. 2017. Rempah,
Jalur Rempah, dan Dinamika Masyarakat Nusantara . Direktorat
Sejarah.
Razif & M. Fauzi. 2017. Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat
Adat Abad X-XVI: Kepulauan Banda, Jambi dan Pantai Utara
Jawa. Direktorat Sejarah.
Amurwani Dwi, dkk, 2016, Sejarah Indonesia SMK Kelas X,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
LAMPIRAN :
MATERI PEMBELAJARAN
1. Jalur Rempah merupakan bagian dari jalur perdagangan dunia yang tetap hidup
sampai sekarang
2. Jalur Rempah membentuk dan mengembangkan kota-kota perdagangan di seluruh
rute
3. Pengembangan jalur sutera di china dan jalur rempah di Indonesia sebagai negara
maritime
4. Jalur Rempah mendorong perkembangan agama, ilmu pengetahuan dan budaya
Seorang sejarawan yang juga seorang arkeolog asal Austria, Robert Barron von Heine
(1885-1968), pernah melakukan kajian mendalam terhadap kebudayaan megalitik di
Asia Tenggara dan Pasifik. Dia menyimpulkan, pada masa neolitikum (2000 SM- 200
SM), ada bangsa yang bermigrasi dalam beberapa gelombang dari Asia Utara menuju
Asia Selatan. Migrasi tersebut membuat banyak manusia purba yang akhirnya mendiami
pulau-pulau yang terbentang dari Madagaskar (Afrika) sampai dengan Pulau Paskah
(Cile). Hal inilah yang akhirnya mengilhami pemikiran bahwa leluhur bangsa Indonesia
berasal dari Yunnan. Mereka yang melakukan migrasi dari Yunnan disebut sebagai
bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua.
Sayangnya, teori Yunan masih sangat lemah dan kurang akurat. Hal itu disebabkan
karena teori ini cuma berdasar pada bukti-bukti kesamaan secara fisik, temuan benda-
benda bersejarah yang mirip, serta kebudayaan megalitikum saja. Karena teori Yunnan
tidak begitu kuat, para ahli kemudian melakukan penelitian dengan pendekatan lain.
7. Teori Nusantara
Namun ada pendapat lain mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,
salah satunya dikemukakan oleh Prof. Moh. Yamin. Dia beranggapan nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia itu sendiri, bukan wilayah lain.
Pendapatnya itu didukung alasan bahwa fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap
ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan daerah lain di Asia. Misalnya
dengan penemuan manusia purba sejenis homo soloensis dan homo wajakensis.
tersisa dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh
penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh
Sarasin. Ras yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja,
Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya.
Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di
Sumatra dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia.
Mereka mempunyai hubungan erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan
orang Vedda yang saat ini masih terdapat di Afrika, Asia Selatan, dan Oceania. Vedda
itulah manusia pertama yang datang ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Mereka
membawa budaya perkakas batu. Kedua ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya
mesolitik. Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para
pendatang baru itu jumlahnya jauh lebih banyak daripada penduduk asli. Mereka datang
dalam dua tahap. Mereka itu oleh Sarasin disebut sebagai Proto Melayu dan Deutro
Melayu. Kedatangan mereka terpisah diperkirakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
1. Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang
tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau palingtimur di Pasifik. Mereka diperkirakan
datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit
kuning kecoklatan-coklatan, dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan) mereka
bermigrasi ke Indocina dan Siam, kemudian ke Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-
mula menempati
Pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Ras Proto Melayu
membawa peradaban batu di Kepulauan Indonesia. Ketika datang para imigran baru,
yaitu Deutero Melayu (Ras Melayu Muda). Mereka berpindah masuk ke pedalaman dan
mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat huniannya. Ras Proto Melayu itu
pun kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Kehidupan di dalam hutan-hutan
menjadikan mereka terisolasi dari dunia luar, sehingga memudarkan peradaban mereka.
Penduduk asli dan ras proto melayu itu pun kemudian melebur. Mereka itu kemudian
menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo. Kehidupan mereka yang
terisolasi itu menyebabkan ras Proto Melayu sedikit mendapat pengaruh dari
kebudayaan Hindu maupun Islam dikemudian hari. Para ras Proto Melayu itu kelak
mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil yang masuk ke
wilayah mereka untuk memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru dalam
kehidupan mereka. Persebaran suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak,
dan Malaka menunjukkan rute perpindahan mereka dari Kepulauan Indonesia.
Sementara suku bangsa Batak yang mengambil rute ke barat menyusuri pantai-pantai
Burma dan Malaka Barat. Beberapa kesamaan bahasa yang digunakan oleh suku bangsa
Karen di Burma banyak mengandung kemiripan dengan bahasa Batak.
2. Deutero Melayu
Deutero Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian utara. Mereka
membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan Indonesia, atau
Kebudayaan Dongson. Mereka seringkali disebut juga dengan orang-orang Dongson.
Peradaban mereka lebih tinggi daripada rasa Proto Melayu. Mereka dapat membuat
perkakas dari perunggu. Peradaban mereka ditandai dengan keahlian mengerjakan
logam dengan sempurna. Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari
rute persebaran alat-alat yang mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia,
yaitu berupa kapak persegi panjang. Peradaban ini dapat dijumpai di Malaka, Sumatera,
Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam bidang
pengolahan tanah mereka mempunyai
kemampuan untuk membuat irigasi pada tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka
ciptakan, dengan membabat hutan terlebih dahulu. Ras Deutero Melayu juga
mempunyai peradaban pelayaran lebih maju dari pendahulunya karena petualangan
mereka sebagai pelaut dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan.
Perpindahan ras Deutero Melayu juga menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari
ras Deutero Melayu ada yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan kelak ada yang
hingga sampai Madagaskar.
3. Melanesoid
Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid.
Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan
benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Bersama dengan
Papua-Nugini dan Bismarck, Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong
rumpun Melanesoid. Menurut Daldjoeni suku bangsa Melanesoid sekitar 70% menetap di
Papua, sedangkan 30% lagi tinggal di beberapa kepulauan di sekitar Papua dan Papua-
Nugini. Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es
terakhir, yaitu tahun 70.000 SM. Pada saat itu Kepulauan Indonesia belum berpenghuni.
Ketika suhu turun hingga mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku.
Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan permukaan saat ini. Pada
saat itulah muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-pulau itu memudahkan mahkluk
hidup berpindah dari Asia menuju kawasan Oseania.
Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak
mata yang dalam sehingga nampak seperti berang; kulit mereka coklat tua dan tinggi
rata-rata lelakinya 155 cm. Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa yang terdapat di
pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas,
misalnya di Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok
tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna) Periode migrasi itu berlangsung berabad-abad,
kemungkinan mereka berasal dalam satu kelompok ras yang sama dan dengan budaya
yang sama pula. Mereka itulah nenek moyang orang Indonesia saat ini.
Sekitar 170 bahasa yang digunakan di Kepulauan Indonesia adalah bahasa Austronesia
(Melayu-Polinesia). Bahasa itu kemudian dikelompokkan menjadi dua oleh Sarasin, yaitu
Bahasa Aceh dan bahasa-bahasa di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Kelompok kedua adalah bahasa Batak, Melayu standar, Jawa, dan Bali. Kelompok
bahasa kedua itu mempunyai hubungan dengan bahasa Malagi di Madagaskar dan
Tagalog di Luzon. Persebaran geografis kedua bahasa itu menunjukkan bahwa
penggunanya adalah pelaut-pelaut pada masa dahulu yang sudah mempunyai
peradaban lebih maju. Di samping bahasa-bahasa itu, juga terdapat bahasa Halmahera
Utara dan Papua yang digunakan di pedalaman Papua dan bagian utara Pulau
Halmahera