Anda di halaman 1dari 37

INVENTARISASI ASET DESA

WILAYAH SUMATERA SELATAN

SUB DIREKTORAT FASILITASI PENGELOLAAN ASET DESA


DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN - 2022
Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan dapat memberikan manfaat
usaha di kemudian hari. Aset adalah semua hak yang dapat digunakan dalam
operasional suatu entitas, seperti tanah, gedung atau bangunan.

Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli milik Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) atau perolehan Hak lainnya yang sah.
(Pasal 1 Angka 5 Permendagri 1/2016)
Menurut Jenisnya, aset dibadakan menjadi 2 yaitu:
1. Aset Tetap (Fixed Asset) yaitu aset yang memiliki umur yang panjang atau
permanen karena memiliki bentuk fisik serta dimiliki dan digunakan oleh suatu
entitas dan tidak untuk dijual sebagai bagian dari operasional.
Contoh: tanah, bangunan atau gedung, peralatan dan Kendaraan (Peralatan dan
Mesin).

2. Aset Lancar (Current Asset) adalah uang kas atau aktiva lainnya (persediaan,
piutang) yang diharapkan dapat dikonversi menjadi uang kas dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun.
Contoh dari asset lancar yaitu kas dan setara kas (tabungan di bank), investasi
jangka pendek, piutang, persediaan, dan beban dibayar dimuka.
DASAR HUKUM

1. UU No. 6 Tahun 3. PP No. 47 Tahun 4. Permendagri No. 1


2014 tentang 2015 Tahun 2016 tentang
Desa. Pengelolaan Aset
jo. PP 43 Tahun Desa.
2. UU No. 2 Tahun 2014
2012 tentang
Pengadaan Tanah • tentang Peraturan 5. Permendagri No. 20
Bagi Pembangunan Pelaksana UU No. 6 Tahun 2018 tentang
Untuk Tahun 2014 Pengelolaan
Kepentingan Umum Keuangan Desa
Asas Pengelolaan Aset Desa. (Pasal 77 Ayat 1 UU 6/2014)
1. Asas Kepentingan Umum.
Artinya bahwa dalam pengelolaan aset desa harus mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
Definisi Kepentingan Umum harus memenuhi 3 kriteria secara komulatif yaitu:
1.Untuk kepentingan seluruh masyarakat;
2.Kegiatan pembangunan yang dilakukan dimiliki oleh pemerintah; dan
3.Tidak dipergunakan untuk mencari keuntungan.

2. Asas fungsional
Artinya dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam
pengelolaan aset desa dilaksanakan sesuai fungsi, wewenang, dan
tanggungjawab masing-masing, misalnya Kades selaku pengelola, Sekdes
selaku pembantu pengelola dan pengurus aset desa melakukan tugasnya
masing-masing sesuai kewenangannya.
3. Asas Kepastian Hukum.
Bahwa dalam pengelolaan aset harus dilaksanakan berdasarkan hukum/peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4. Asas Keterbukaan
Bahwa dalam pengelolaan aset desa harus terbuka kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan aset desa.

5. Asas Efisiensi
Artinya dalam pengelolaan aset desa harus tepat sesuai dengan rencana dan tujuan.

6. Asas Efektivitas
Artinya dalam pengelolaan aset desa harus dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
7. Asas Akuntabilitas.
Artinya dalam setiap kegiatan dan hasil akhir dari pengelolaan aset desa
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

8. Asas Kepastian Nilai Ekonomi.


Artinya dalam pengelolaan aset desa harus didukung oleh adanya ketepatan
jumlah dan nilai dari aset desa yang ada.
PENGELOLAAN ASET DESA
Perencanaan
Pengendalian Pengadaan

Pengawasan
Penggunaan
Rangkaian kegiatan mulai
dari Perencanaan,
Pembinaan Pengadaan, Penggunaan,
Pemanfaatan, Pengamanan,
Pemeliharaan, Pemanfaatan
Penghapusan,
Penilaian Pemindahtanganan,
Penatausahaan, Pelaporan,
Penilaian, Pembinaan, Pengamanan
Pengawasan dan
Pelaporan Pengendalian aset Desa.
Pemeliharaan

Penata
usahaan Penghapusan
Pemindah
tanganan
PERMASALAHAN
Permasalahan dalam pengelolaan Aset Desa antara lain:
1. Sebagian besar Pemerintah Desa tidak memiliki Buku Inventaris Aset Desa yang
di Up Date secara berkala;
2. Sebagian besar Pemerintah Desa belum melakukan Inventarisasi Aset;
3. Sebagian besar Tanah Kas Desa (TKD) belum disertipikatkan atas nama
Pemerintah Desa;
4. Banyak aset desa khususnya yang berupa tanah dikuasai oleh pihak yang tidak
berhak (oknum);
5. TKD yang telah digunakan oleh Pemerintah Daerah belum dikembalikan (belum
diganti) kepada Pemerintah Desa;
6. Banyak pemindahtanganan aset desa khususnya tanah yg terjadi di masa
lampau tidak didukung dengan administrasi yang lengkap;
7. Masih rendahnya kesadaran perangkat desa tentang arti pentingnya pengelolaan
aset desa yang baik dan benar;
8. Aset Desa khususnya tanah belum dapat memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap peningkatan PA Desa.
KEBIJAKAN

Kebijakan Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri dalam rangka


penertiban pengelolaan Aset Desa:
1. Melakukan revisi Permendagri 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset
Desa;
2. Membuat Surat Edaran Menteri Dalam Negeri kepada Seluruh
Bupati/Walikota seluruh Indonesia hal Pembinaan dan Pengawasan
Pelaksanaan Inventarisasi Aset Desa dengan surat Nomor:
a. Nomor 143/1348/BPD tanggal 22 Maret 2021; dan
b. Nomor 143/5546/BPD tanggal 22 November 2021.
3. Menyiapkan alat bantu berupa Aplikasi untuk mempermudah
pelaksanaan penatausahaan aset Desa (SIPADES).
Surat Deputi Kepala BPKP Nomor S-709/D3/03/2021 Tanggal 27
September 2021 Kepada Dirjen Bina Pemdes Hal Atensi Hasil
Pengawasan Atas Evaluasi Tata Kelola Aset Desa.

Hasil Evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


(BPKP) terhadap peran Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan Aset
Desa pada 70 Kabupaten/Kota, 282 Desa di 33 Provinsi diperoleh
data sbb:
EVALUASI BPKP RI
TERHADAP KAB/KOTA DALAM PENGELOLAAN ASET DESA
% HASIL EVALUASI
Pemerintah Kab/Kota belum menerbitkan Peraturan
51.43 %.
Bupati/Walikota tentang Pengelolaan Aset Desa.
Pemerintah Kab/Kota belum menerbitkan Peraturan
22,86 %
Bupati/Walikota tentang Pengadaan Barang Jasa.
Pemerintah Kab/Kota belum menerbitkan Pedoman Teknis Tata
94,29 %
Cara Inventarisasi Aset Desa.
Pemerintah Kab/Kota belum melaksanakan pembinaan
71,43 %
Pengelolaan Aset Desa (sosialisasi, bimtek, pelatihan).
Pemerintah Kab/Kota belum melakukan monitoring
60 %
Pengelolaan Aset Desa.
EVALUASI BPKP RI
TERHADAP PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN ASET DESA
% HASIL EVALUASI
85,46 %. Pemerintah Desa belum melaksanakan Inventarisasi.
Pemerintah Desa belum menyampaikan laporan Aset Desa secara
84,78 %
berkala.
Pemerintah Desa belum menetapkan kebijakan pengelolaan aset
90,43 %
desa.
Pemerintah Desa belum menetapkan pembantu pengelola pengurus
56,03 %
aset desa.
Pemerintah Desa belum melaksanakan Musdes pembahasan usul
62,41 % pengadaan, pemindahtanganan dan atau penghapusan aset desa yg
bersifat strategis.
65,25 % regulasi pengadaan belum sesuai dg yang direncanakan.
PENATAUSAHAAN ASET DESA

Penatausahaan:
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik
desa sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.

Pelaksnaan Penatausahaan Aset Desa dilakukan dengan


menggunakan alat Bantu berupa Aplikasi Sistem Pengelolaan Aset
Desa (SIPADES) yang dibangun dan dikembangkan oleh
Kementerian Dalam Negeri.
INVENTARISASI

Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,


pencatatan dan pelaporan hasil pendataan Aset Desa, dengan
tujuan:
1. Tersedianya data Aset Desa secara baik dalam mewujudkan
tertib administrasi dan tertib fisik;
2. Mempermudah pelaksanaan pengelolaan Aset Desa.
KETENTUAN UMUM
INVENTARISASI ASET DESA

❖Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang-


kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun adalah sensus barang, dan
yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan
konstruksi dalam pengerjaan adalah opname fisik.
❖Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim
Inventarisasi pada masing-masing Desa dan dapat dibantu oleh
aparat Kecamatan dan Kabupaten.
❖Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi Aset Desa atas Tanah
dan/atau Bangunan milik pihak lain, Pemerintah Desa menyerahkan
tanah dan/atau bangunan dimaksud kepada pihak lain tersebut.
LANJUTAN KETENTUAN UMUM…

❖Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi Aset Desa, apabila Aset


Desa yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan
Pemerintah Desa, maka dibuat Berita Acara Inventarisasi antara
Pemerintah Desa dengan pihak yang menguasai barang dimaksud.
❖Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi
harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data
Aset Desa dalam daftar barang dan hasil inventarisasi.
❖Penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi Aset Desa adalah
Kepala Desa.
TUJUAN & SASARAN
INVENTARISASI ASET DESA

TUJUAN
▪Agar semua Aset Desa dapat terdata dengan baik dalam
upaya mewujudkan tertib administrasi.
▪Mempermudah pelaksanaan pengelolaan Aset Desa.

SASARAN
▪Seluruh Aset Desa merupakan sasaran inventarisasi yaitu
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.
DOKUMEN SUMBER
INVENTARISASI ASET DESA

➢ Daftar Aset Desa;


➢ Buku Induk Inventaris Desa;
➢ Kartu Identitas Barang (KIB), Tanah, Kendaraan bermotor dll;
➢ Daftar Inventaris Ruangan (DIR);
➢ Daftar Barang Lainnya (DBL);
➢ Laporan Barang Semesteran dan Tahunan;
➢ Dokumen kepemilikan Aset Desa;
➢ Dokumen pengelolaan dan penatausahaan Aset Desa;
➢ Dokumen lainnya yang dianggap perlu
PRODUK KELUARAN
INVENTARISASI ASET DESA

➢ Blanko label sementara dan permanen;


➢ Kertas Kerja Inventarisasi;
➢ Daftar Barang Hasil Inventarisasi
❖ Baik dan Rusak Ringan (RR)
❖ Rusak Berat (RB)
❖ Tidak Diketemukan/hilang
❖ Berlebih
➢ Surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi Aset
Desa;
➢ Surat Penetapan Hasil Inventarisasi (SPHI);
➢ Laporan Hasil Inventarisasi Aset Desa;
➢ Tindak Lanjut Hasil Inventarisasi
PROSEDUR DAN TAHAPAN
INVENTARISASI ASET DESA

1. PERSIAPAN

pt bunga mawar
Jl. Kebun Raja 382
JAKARTA 10112
Tel. 021-721823
2. PELAKSANAAN
Fax. 021-722324
Jakarta, 10-08-94
Kepada:
PT Jaya Plastiik Indah
Jl. Kemiri 34 Jakarta
Fax. 021-447692

ORDER PEMBELIAN
pt bunga mawar NO. 18/ORD/VIII/94
Jl. Kebun Raja 382
JAKARTA 10112
NO. Tel./ 021-721823
KODE DESKRIPSI BARANG JUMLAH HARGA Jakarta, 10-08-94
Fax. 021-722324 SATUAN
Kepada:
PT Jaya Plastiik Indah
1. 6900 Spons 1 case 12.750 Jl. Kemiri 34 Jakarta
2. 4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar 475 Fax. 021-447692
3. 1640 Lap Katun 25 lembar 940
4. 1507 Pot Bunga Plastik 5ORDER
lusin PEMBELIAN
3.000

3. PELAPORAN
NO. 18/ORD/VIII/94
NO. KODE / DESKRIPSI BARANG JUMLAH HARGA
SATUAN

1. 6900 Spons 1 case 12.750


Catatan :2. 4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar 475 Hormat Kami,
• Agar pesanan diantar sebelum tanggal 14-08-94.
3.
• Pembayaran 1640 lambat
paling Lap Katun 25 lembar
2 (dua) hari setelah delivery. 940
4.yang 1507
• Bila ada kurangPot Bunga
jelas harapPlastik 5 lusin
hubungi sdr. Mamat (bag. 3.000
Pembelian). (Ny. Setiawati Lubis)
Kabag. Pembelian

4. TINDAK LANJUT
TAHAP PERSIAPAN
INVENTARISASI ASET DESA

❑ Dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi di bawah


koordinasi Kepala Desa, dan dapat dibantu oleh Aparat Kecamatan dan Kabupaten.
❑ Menyusun rencana kerja pelaksanaan inventarisasi.
❑ Mengumpulkan dokumen sumber.
❑ Melakukan pemetaan pelaksanaan inventarisasi, antara lain:
• Menyiapkan denah lokasi.
• Memberi nomor/nama ruangan dan penanggungjawab ruangan pada denah
lokasi.
❑ Menyiapkan blanko label sementara (dari kertas) yang akan ditempelkan pada Aset
Desa yang bersangkutan.
❑ Menyiapkan data awal.
❑ Menyiapkan Kertas Kerja Inventarisasi beserta tata cara pengisiannya.
TAHAP PERSIAPAN
INVENTARISASI ASET DESA

Penyusun program dan Penyiapan data


rencana kerja dan awal
anggaran
Penyiapan blanko
label sementara
Pembentukan Tim
Pembentukan Tim

Perekaman data
awal

Penyiapan Kertas Kerja


Inventarisasi
Pemetaan
pt bunga mawar
Jl. Kebun Raja 382

• Menyiapkan denah lokasi.


JAKARTA 10112
Tel. 021-721823 Jakarta, 10-08-94
Fax. 021-722324
Kepada:
PT Jaya Plastiik Indah
Jl. Kemiri 34 Jakarta
Fax. 021-447692

• Memberi nomor/nama ruangan dan


ORDER PEMBELIAN
pt bunga mawarNO. 18/ORD/VIII/94
Jl. Kebun Raja 382
JAKARTA
NO. KODE 10112 BARANG
/ DESKRIPSI JUMLAH Jakarta, 10-08-94
HARGA
Tel. 021-721823 SATUAN
Fax. 021-722324 Kepada:
PT Jaya Plastiik Indah
1. 6900 Spons 1 case 12.750
Jl. Kemiri 34 Jakarta
2. ORDER200
4509 Kantong Plastik Tebal PEMBELIAN
lembar Fax. 021-447692
475
3. 1640 Lap Katun NO. 18/ORD/VIII/94
25 lembar 940

penanggung-jawab ruangan pada 4. NO.


1507 KODE

Catatan :
94. 2.
• Pembayaran
3.
delivery.
6900
/ DESKRIPSI
Pot Bunga

• Agar1.pesanan
Plastik

Spons
diantar
palingLap
1640
BARANG5 lusin JUMLAH
3.000 HARGA

sebelum tanggal 14-08- 1 case


4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar
lambat
SATUAN

2 (dua) hari setelah25 lembar


Katun
Hormat
12.750Kami,
475
940
4. 1507 Pot Bunga Plastik 5 lusin (Ny.3.000
Setiawati Lubis)

denah lokasi.
• Bila ada yang kurang jelas harap hubungi sdr. Kabag. Pembelian
Mamat (bag. Pembelian).

Pengumpulan
dokumen sumber
TAHAP PELAKSANAAN
INVENTARISASI ASET DESA
❑Tahap pendataan
▪ Menghitung jumlah barang.
▪ Meneliti kondisi barang (baik, rusak ringan atau rusak berat).
▪ Menempelkan label registrasi sementara pada Aset Desa yang telah dihitung.
▪ Mencatat hasil inventarisasi tersebut pada Kertas Kerja Inventarisasi.
❑Tahap identifikasi
▪ Pemberian nilai Aset Desa sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan.
▪ Mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan kodefikasi
barang.
▪ Pemisahan barang-barang berdasarkan kategori kondisi:
• Barang Baik dan Rusak Ringan
• Barang Rusak Berat /tidak dapat dipakai lagi
▪ Meneliti kelengkapan/eksistensi barang dengan membandingkan data hasil inventarisasi
dengan data awal/dokumen sumber:
• Barang yang tidak diketemukan/hilang
• Barang yang berlebih.
TAHAPAN PELAKSANAAN
INVENTARISASI ASET DESA

Pengelompokan dan
Menghitung jumlah Pemberian kode barang
barang

Meneliti Kondisi
Barang Pemberian nilai
Aset Desa (sesuai
SAP)

Menempelkan label Pemisahan barang baik/


rusak ringan/ rusak berat
registrasi sementara

pt bunga mawar
Jl. Kebun Raja 382

Mencatat hasil JAKARTA 10112


Tel. 021-721823
Fax. 021-722324
Jakarta, 10-08-94
Kepada:
PT Jaya Plastiik Indah
Jl. Kemiri 34 Jakarta
Fax. 021-447692
Meneliti kelengkapan/ eksistensi
inventarisasi pada 1.
JAKARTA
NO. KODE
Tel. 021-721823
Fax. 021-722324
6900 Spons
ORDER PEMBELIAN
pt bunga mawarNO. 18/ORD/VIII/94
Jl. Kebun Raja 382
10112 BARANG
/ DESKRIPSI JUMLAH

1 case
Jakarta, 10-08-94
HARGA
SATUAN
Kepada:
PT Jaya Plastiik Indah
12.750
barang (hilang atau berlebih)
Jl. Kemiri 34 Jakarta

Kertas Kerja
2. ORDER200
4509 Kantong Plastik Tebal PEMBELIAN
lembar Fax. 021-447692
475
3. 1640 Lap Katun NO. 18/ORD/VIII/94
25 lembar 940
4. NO.
1507 KODE / DESKRIPSI
Pot Bunga Plastik BARANG5 lusin JUMLAH
3.000 HARGA
SATUAN
Catatan : Hormat
• Agar1.pesanan
6900 Spons
diantar sebelum tanggal 14-08- 1 case 12.750Kami,
94. 2. 4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar 475
• Pembayaran
3. palingLap
1640 lambat 2 (dua) hari setelah25 lembar
Katun 940
delivery.
4. 1507 Pot Bunga Plastik 5 lusin (Ny.3.000
Setiawati Lubis)
• Bila ada yang kurang jelas harap hubungi sdr. Kabag. Pembelian
Mamat (bag. Pembelian).

TAHAP PENDATAAN TAHAP IDENTIFIKASI


TAHAP PELAPORAN
INVENTARISASI ASET DESA

❑ Menyusun Daftar Aset Hasil Inventarisasi yang telah diinventarisasi berdasarkan


data kertas kerja dan hasil identifikasi, dengan kriteria :
▪Barang Baik dan Rusak Ringan
▪Barang Rusak Berat/tidak dapat dipakai lagi
▪Barang yang tidak diketemukan/hilang
▪Barang yang berlebih.
❑ Membuat surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi.
❑ Menyusun laporan hasil inventarisasi Aset Desa.
❑ Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi Aset Desa beserta Daftar
Aset Hasil Inventarisasi dan surat pernyataan kepada penanggung jawab dari
Kepala Desa selaku Pengelola Aset Desa.
❑ Menyampaikan laporan hasil inventarisasi beserta kelengkapannya kepada Bupati.
TAHAP TINDAK LANJUT
INVENTARISASI ASET DESA

❑ Membukukan dan mendaftarkan data hasil inventarisasi pada Buku


Inventaris Aset Desa, Kartu Identitas Barang (KIB) dan Daftar
Inventaris Ruangan (DIR);
❑ Memperbaharui DIR dan DBL sesuai dengan hasil inventarisasi yang
telah ditetapkan oleh Kepala Desa atau pejabat yang dikuasakan;
❑ Menempelkan blanko label permanen pada masing-masing barang
yang diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi;
❑ Untuk barang yang hilang/tidak diketemukan agar ditindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tindak lanjut melalui Kebijakan Kepala Desa.
KAB/KOTA DI PROV. SUMATERA SELATAN
YANG TELAH MELAPORKAN HASIL INVENTARISASI ASET DESA
JML JML
NO KAB/KOTA NILAI (Rp)
DESA DILAPORAN
1 KAB. BANYUASIN 288 231 2.037.916.124.711
2 KAB. EMPAT LAWANG 147
3 KAB. LAHAT 360
4 KAB. MUARA ENIM 245 159 926.627.893.720
5 KAB. MUSI BANYUASIN 227
6 KAB. MUSI RAWAS 186
7 KAB. MUSI RAWAS UTARA 82
8 KAB. OGAN ILIR 227
9 KAB. OGAN KOMERING ILIR 314
10 KAB. OGAN KOMERING ULU 143
11 KAB. OGAN KOMERING ULU SELATAN 252
12 KAB. OGAN KOMERING ULU TIMUR 305
13 KAB. PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR 65
14 KOTA. PRABUMULIH 12
Jumlah Desa di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak
2.853 Desa.
Desa yang telah menyampaikan Laporan Hasil
Inventarisasi Aset pada 2 (dua) Kabupaten yaitu
Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Banyuasin
sebanyak 390 Desa atau 13,7 % dari jumlah Desa yang
ada dengan total nilai aset sebesar
Rp3.234.544.018.431,00
KAB/KOTA SE- INDONESIA
YANG TELAH MELAPORKAN HASIL INVENTARISASI ASET DESA
NO PROVINSI KAB/KOTA
NO PROVINSI KAB/KOTA
1 KEPULAUAN RIAU KABUPATEN BINTAN
21 KABUPATEN BOYOLALI
2 KABUPATEN MUARA ENIM
SUMATERA SELATAN 22 KABUPATEN WONOGIRI
3 KABUPATEN BANYUASIN 23 KABUPATEN MAGELANG
JAWA TENGAH
4 KABUPATEN KUBU RAYA 24 KABUPATEN KENDAL
KALIMANTAN BARAT
5 KABUPATEN SAMBAS 25 KABUPATEN TEMANGGUNG
6 KALIMANTAN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR 26 KABUPATEN BREBES
7 BENGKULU KABUPATEN BENGKULU SELATAN 27 GORONTALO KABUPATEN GORONTALO UTARA
8 KABUPATEN BANGKA TENGAH 28 KALIMANTAN UTARA KABUPATEN TANA TIDUNG
9 KABUPATEN BANGKA 29 KABUPATEN GIANYAR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALI
10 KABUPATEN BANGKA BARAT 30 KABUPATEN TABANAN
11 KABUPATEN BELITUNG 31 KABUPATEN CIANJUR
12 KABUPATEN INDRAGIRI HILIR 32 JAWA BARAT KABUPATEN SUBANG
RIAU
13 KABUPATEN INDRAGIRI HULU 33 KABUPATEN KARAWANG
14 KABUPATEN BANJAR 34 KABUPATEN BARRU
SULAWESI SELATAN
15 KABUPATEN TAPIN 35 KABUPATEN SINJAI
16 KALIMANTAN SELATAN KABUPATEN KOTABARU 36 KALIMANTAN TIMUR KABUPATEN PASER
17 KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN 37 JAWA TIMUR KABUPATEN BLITAR
18 KABUPATEN TABALONG 38 JAMBI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
19 KABUPATEN SOLOK 39 LAMPUNG KABUPATEN TULANG BAWANG
SUMATERA BARAT
20 KOTA PARIAMAN
❖ SK PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN ASET DESA
➢ LAMPIRAN PSP TANAH
➢ LAMPIRAN PSP P & M
➢ LAMPIRAN PSP KENDARAAN
➢ LAMPIRAN PSP JIJ
➢ LAMPIRAN PSP BANGUNAN
❖ SK PENGHAPUSAN
➢ LAMPIRAN PENGHAPUSAN
❖SURAT IJIN PEMEGANG BARANG INVENTARIS DESA
❖ LAPORAN HASIL INVENTARISASI ASET DESA
➢ LHI TANAH
➢ LHI P & M
➢ LHI KENDARAAN
➢ LHI JIJ
➢ LHI BANGUNAN
➢ LHI ASET TETAP LAINNYA
➢ LHI BARANG TIDAK DIKETEMUKAN
❖ LAPORAN ASET DESA SEMESTER/TAHUNAN
❖ BUKU INVENTARIS ASET DESA
DIREKTORAT FASILITASI KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAHAN DESA
DITJEN BINA PEMERINTAHAN DESA – KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMANFAATAN ASET DESA
NO PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN
1 Sewa Penyerahan hak penggunaan atau 1. menguntungkan Desa
pemakaian barang kepada pihak 2. tidak merubah status kepemilikan aset desa.
ketiga dalam hubungannya 3. jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sesuai
dengan sewa menyewa dengan dengan bentuk aset desa dan dapat
ketentuan pihak ketiga tersebut diperpanjang
harus memberikan imbalan 4. Pelaksanaan dan penetapan tarif sewa
dalam jangka waktu tertentu. ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa
setelah mendapat persetujuan BPD
(ditetapkan dalam Peraturan Desa).
2 Pinjam pakai Pinjam pakai dilakukan oleh 1. dilaksanakan oleh Kepala Desa setelah
Pemerintah Desa dengan dengan mendapat persetujuan BPD.
Pemerintah Desa lainnya serta 2. Jangka waktu pinjam pakai paling lama 7
Lembaga Kemasyarakatan Desa. (tujuh) hari dan dapat diperpanjang;
Pinjam pakai aset desa dapat
dilakukan kecuali terhadap tanah,
bangunan dan aset bergerak
berupa kendaraan bermotor.
LANJUTAN PEMANFAATAN ASET DESA…

NO PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN

3 Kerjasama Kerjasama pemanfaatan aset 1. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana
Pemanfaatan desa berupa tanah dan/atau dalam APBDes untuk memenuhi biaya
bangunan dengan pihak lain operasional/pemeliharaan/perbaikan aset
dilakukan atas dasar Desa;
mengoptimalkan daya guna dan 2. Penetapan mitra kerjasama pemanfaatan
hasil guna aset desa serta berdasarkan musyawarah mufakat antara
meningkatkan pendapatan desa Kepala Desa dan BPD;
3. ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
mendapat persetujuan BPD;
4. dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis
dari Bupati/Walikota.
5. tidak dibolehkan menggadaikan/
memindahtangankan kepada pihak lain;
6. jangka waktu paling lama 15 (lima belas)
tahun dan dapat diperpanjang
LANJUTAN PEMANFAATAN ASET DESA…

PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN


NO

4 Bangun guna serah Pemanfaatan aset desa berupa a. Pemanfaatan aset desa berupa Bangun Guna Serah
atau Bangun serah tanah oleh pihak lain dengan cara dan Bangun Serah Guna dilakukan atas dasar:
guna. mendirikan bangunan dan/atau • pemerintah desa memerlukan bangunan dan
sarana berikut fasilitasnya, fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan desa;
• tidak tersedia dana dalam APBDesa untuk
kemudian didayagunakan oleh
penyediaan bangunan dan fasilitas tersebut.
pihak lain tersebut dalam jangka b. dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari
waktu tertentu yang telah Bupati/Walikota.
disepakati untuk selanjutnya c. Jangka waktu pemanfaatan aset desa berupa
diserahkan kembali tanah beserta Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna paling
bangunan dan/atau sarana lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang
berikut fasilitasnya setelah setelah terlebih dahulu dilakukan evaluasi oleh Tim
berakhirnya jangka waktu yang dibentuk Kepala Desa dan difasilitasi oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
perjanjian.
d. Dalam hal jangka waktu bangun guna serah atau
bangun serah guna diperpanjang, pemanfaatan
dilakukan melalui Kerjasama Pemanfaatan
ISI PERJANJIAN
Bangun Guna Serah atau
Sewa Pinjam Pakai Kerjasama Pemanfaatan
Bangun Serah Guna
1. para pihak yang terikat 1. para pihak yang terikat 1. para pihak yang terikat 1. Para pihak yang terikat
dalam perjanjian; dalam perjanjian; dalam perjanjian; dalam perjanjian;
2. objek perjanjian sewa; 2. jenis atau jumlah barang 2. objek kerjasama 2. objek bangun guna serah;
yang dipinjamkan; 3. jangka waktu bangun para
3. jenis, luas atau jumlah pemanfaatan;
3. jangka waktu pinjam pihak yang terikat dalam
barang, besaran sewa 3. jangka waktu; perjanjian;
dan jangka waktu; pakai; 4. hak dan kewajiban para 4. penyelesaiaan
4. tanggung jawab 4. tanggung jawab pihak; perselisihan;
peminjam atas biaya
penyewa atas biaya 5. Penyelesaian 5. keadaan diluar
operasional dan
operasional dan perselisihan; kemampuan para pihak
pemeliharaan selama (force majeure); dan
pemeliharaan selama jangka waktu 6. keadaan di luar
jangka waktu sewa; kemampuan para pihak 6. persyaratan lain yang di
peminjaman; anggap perlu;
5. hak dan kewajiban para 5. hak dan kewajiban para (force majeure); dan
7. Bangunan dan fasilitasnya
pihak; pihak; 7. peninjauan yang menjadi bagian hasil
6. keadaan di luar 6. keadaan di luar pelaksanaan perjanjian. dari pelaksanaan bangun
kemampuan para pihak kemampuan para pihak guna serah atau bangun
(force majeure); dan (force majeure); dan serah guna harus
7. persyaratan lain yang di 7. persyaratan lain yang di dilengkapi dgn IMB atas
anggap perlu. anggap perlu. nama Pemerintah Desa.

Anda mungkin juga menyukai