Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KESEHATAN

Vol. (8) No. (1) Bulan (2) Tahun (2022)


e-ISSN : 2777-1083 p-ISSN: 2442-4013
LPPM Akademi Keperawatan YPIB Majalengka

PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP


PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DI BLOK CAMBAY
DESA PAKUBEUREUM WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS KERTAJATI KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2021

Eti Rohayati, S.K.M.,S.Kep.,Ners.,M.H1, Indri Kholifah2


STIKes YPIB Majalengka Jln. Gerakan Kooperasi No. 003 (0233) 284098
e-mail: rohayatieti0411@gmail.com

ABSTRAK
Kadar kolesterol total <200 mg/dl dan kadar kolesterol LDL <100mg/dl. Upaya untuk menangani
kolesterol dapat dilakukan dengan cara non farmakologis yaitu dengan terapi komplementer bekam
basah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh terapi bekam basah terhadap
penurunan kadar kolesterol di Blok Cambay Desa Pakubeureum wilayah UPT Puskesmas Kertajati
Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat tahun 2021. Jenis penelitian yang dipakai pada
penelitian ini adalah quasi experimental design dengan melalui pendekatan one group pretest-
posttest design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, total sampel 11 orang.
Analisis data univariat menggunakan distribusi tendensi sentral, uji normalitas dan analisis bivariat
dengan uji Wilcoxon .
Dari hasil uji Wilcoxon pada kadar kolesterol sebelum dan sesudah perlakuan terapi bekam basah
terhadap penurunan kadar kolesterol menghasilkan nilai p = 0,003 (p < 0,05 maka memiliki
pengaruh).
Petugas kesehatan perlu meningkatkan pemberian informasi melalui penyuluhan kepada masyarakat
untuk rutin mengecek kadar kolesterol secara rutin dan memberikan solusi bagi penderita dengan
terapi bekam basah.

Kata kunci : Kolesterol, Terapi Bekam Basah, Komplementer Terapi

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
54
ABSTRACT

Total cholesterol levels are within <200 mg/dl and LDL cholesterol levels <100mg/dl. The efforts
needed to treat cholesterol can be executed in a non-pharmacological way, namely with
complementary wet cupping therapy. This study aims to describe the effect of wet cupping therapy
on reducing cholesterol levels in the Cambay Block, Pakubeureum Village, UPT Puskesmas
Kertajati, Majalengka Regency, West Java Province in 2021.
The variety of research used in this study is a quasi-experimental design with a one-group pretest-
posttest design approach. The sampling technique utilized was purposive sampling, with a total
sample of 11 people. Univariate data analyses were obtained using central tendency distribution,
normality test, and bivariate analysis using the Wilcoxon test. From the results of the Wilcoxon test
on cholesterol levels before and after wet cupping therapy treatment on reducing cholesterol levels,
the p value = 0.003 (p < 0.05, so it has an effect).
Health workers need to improve the provision of information through counseling to the public to
regularly check their cholesterol levels and provide solutions for sufferers with wet cupping therapy.

Keywords: Cholesterol, Wet Cupping Therapy, Complementary Therapy


Literature : 20 Sources (2003-2021)

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
55
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan utama yang berhubungan dengan mortalitas dan
morbiditas adalah penyakit kardiovaskular (Refaat et al, 2014). Penyakit
kardiovaskular menyebabkan 31% atau setara 17,9 juta kematian diseluruh dunia.
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular yang 37% penyebab
kematian dini (≤70 tahun) pada negara berpenghasilan rendah dan menengah
(WHO, 2017). Diagnostik risiko penyakit kardiovaskular hampir selalu di
hubungkan dengan kadar kolesterol yang tinggi dengan perkiraan 50% dari
kejadian serangan jantung (Thomas et al, 2012).
World Health Organization (WHO) telah memberi dukungan dalam
penerapan pengobatan tradisional atau komplementer terapi, karena sudah banyak
pasien merasa tidak puas dengan hasil pengobatan modern atau obat-obatan
terutama yang berhubungan dengan penyakit kronis (WHO, 2020). Terapi bekam
merupakan pengobatan yang dianjurkan oleh Rassulullah SAW yang dapat
menurunkan kadar kolesterol tinggi (LDL) yang ada dalam darah dan mengendap
pada dinding pembuluh darah (Buya Gusmus, 2020). Tim medis di Syiriah telah
mengadakan penelitian terhadap 300 kasus penyakit yang berhasil diobati dengan
bekam, dengan menjelaskan kondisi yang terjadi pada setiap kasus. Hasil studi
tersebut menghasilkan kesimpulan salah satunya yaitu penurunan kadar kolesterol
darah pada 83,6% kasus penderita kelebihan kolesterol (Thibbia, 2012).
Resiko terjadi aterosklerosis yang merupakan penyebab jantung koroner akan
meningkat apabila kadar kolesterol total tinggi (Annies, 2015). Sebagian besar
penyakit kardiovaskular dapat dicegah dengan mengatasi faktor risiko
(WHO, 2020).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 sebanyak 69,9% penduduk
Indonesia dalam kondisi hiperkolesterol, dan sebagian besar 61,4% kolesterol
terjadi pada jenis kelamin laki-laki. Sebagian besar penderita hiperkolesterol
ditemukan didaerah perkotaan (Kemenkes, 2013).
Berdasarkan data penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun dengan
kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) diatas nilai normal berdasarkan
karateristik jenis kelamin yaitu pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada laki-
laki dengan persentasi pada wanita sebesar 4,4% dengan total sebesar (17.438) dan
pada laki-laki sebesar 2,4% dengan total sebesar (17.382) (Riskesdas 2018).
Data profil Penyakit Tidak Menular (PTM) di Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka pada tahun 2019 menunjukkan bahwa obesitas pada lakilaki sebanyak
202 orang dan pada perempuan sebanyak 250 orang, hipertensi pada laki-laki
sebanyak 24.411 dan pada perempuan sebanyak 3.321 dan jantung koroner pada
laki-laki sebanyak 264 pada perempuan sebanyak 327.
Kemudian hasil data profil PTM di Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka
pada tahun 2020 mengalami peningkatan pada kasus kolesterol tinggi dan
hipertensi. Dari hasil data Dinkes tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 angka
kejadian kasus kolesterol tinggi dan hipertensi yang mengalami cukup peningkatan
yaitu (3,76%) kasus di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kertajati,
dan paling tinggi kasus kolesterol yaitu (12,26%) kasus di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Cikijing namun tidak mengalami peningkatan kasus tetapi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
56
mengalami penurunan yang signifikan, diperoleh dari data DINKES pada tahun
2019 dan tahun 2020 terdapat penurunan 30%. Oleh karena itu, peneliti memilih
tempat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kertajati karena terdapat peningkatan
kasus tertinggi di wilayah Majalengka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
kolesterol dalam tubuh manusia diantaranya hipertensi, obesitas, kebiasaan
merokok, stress, kurang olahraga, jenis kelamin, genetik, umur dan pola makan
(Kurniadi & Nurrahmi, 2018). Pengobatan untuk kolesterol yaitu dengan
pengobatan medis dan non medis, pengobatan medis yaitu mengkonsumsi obat
penurun kadar kolesterol dalam jangka waktu yang lama. Memiliki efek samping
yang terhadap organ lain seperti penurunan fungsi ginjal, radang lambung, iritasi
dan inflamasi pada lambung, kerusakan hati, dan batu empedu (Isnaniar et al, 2020).
Tingginya angka kejadian efek samping pada obat serta harga yang relatif
mahal, menjadikan masyarakat Indonesia yang beralih dari pengobatan
farmakologis ke nonfarmakologis. Salah satu pengobatan non-farmakologis atau
terapi komplementer dan alternatif yang sedang banyak d iminati oleh masyarakat
Indonesia yaitu Bekam/Al-Hijamah/Cupping Therapy. Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda “Kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara, yaitu minum madu,
hijamaah (bekam), dan besi panas. Aku tidak menganjurkan umat-Ku dengan besi
panas.” (H.R. Bukhar-Muslim).
Hadits lain diriwayatkan Tarmidzi menyebutkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Tidaklah Aku berjalan melewati sekumpulan malaikat pada malam Aku
di Isra’kan, melainkan mereka semua mengatakan kepada-Ku, “Wahai Muhammad,
engkau harus berbekam.” (Fatahillah, 2019). Salah satu pengobatan non medis yang
dapat dilakukan oleh orang dengan peningkatan kadar kolesterol tinggi adalah
dengan metode terapi bekam/hijamah, yang dapat mempengaruhi terhadap
penurunan kadar kolesterol. Kadar kolesterol normal ≤200 mg/dl dan kolesterol
tinggi adalah ≥200 mg/dl (Buya Agus Muslim, 2020).
Menurut Widodo (2014) dalam jurnal nya menunjukkan bahwa ada pengaruh
terapi bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol tinggi. Rerata kadar
kolesterol darah total awal 283,5 , menurun pada tahap kedua menjadi 246, dan
menjadi 244,25 pada tahap akhir. Terapi bekam tidak menimbulkan efek samping
yang berat, tetapi hanya sedikit menimbulkan ketidaknyamanan yang disebabkan
oleh adanya bekas pembekaman dan penyayatan di kulit. Bekas tersebut akan
hilang dalam waktu 2- 3 hari sehingga terapi bekam aman untuk dilakukan
(Widodo, 2014). Terapi bekam diharapkan bisa menormalkan kembali fungsi
pembuluh darah yang penuh dengan plak kolesterol melalui teori homeostasis
(Buya Gusmus, 2020).
Bekam berperan mengurangi kadar lemak dan kolesterol berbahaya dan juga
meningkatkan suplai darah kelapisan dalam endothelium yang berperan
memproduksi zat nitritoksida (endothelium-derived relaxing factor) yang
membantu peregangan dan pelebaran dinding pembuluh darah. Fungsi lain bekam
dapat menstimulasi sirkulasi darah di tubuh secara umum melalui zat Nitrit Oksida
(NO) yang berperan memperluas pembuluh darah sehingga menyebabkan turunnya
tekanan darah. Nitrit Oksida juga berperan meningkatkan suplai nutrisi dan darah
yang dibutuhkan oleh sel-sel dan lapisan-lapisan pembuluh darah arteri maupun
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
57
vena, sehingga menjadikannya lebih kuat dan elastis serta mengurangi tekanan
darah (Putri & Hasina, 2020; Sharaf, 2012).
Peran perawat baik dalam pengobatan medis maupun non medis yaitu peran
sebagai colaborator adalah memberikan obat sesuai dengan anjuran dokter yang
menangani klien. Peran perawat sebagai health educator adalah memberikan
informasi kepada klien dan keluarga klien mengenai pencegahan, pengobatan dan
komplikasi peningkatan kadar kolesterol darah.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 Maret 2021 yang telah
dilakukan pada 5 orang yang berusia 20-65 tahun di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kertajati. Didapatkan hasil yang signifikan melalui proses pemberian
terapi bekam. Diketahui kolesterol tinggi sebelum diberikan terapi bekam, yang
mengalami kadar kolesterol tinggi ≥ 240 mg/dl sebanyak 4 orang dan setelah
perlakuan menjadi ≤ 200 mg/dl , sedangkan 1 orang yang sudah sering dibekam dan
kadar kolesterol diketahui ≤ 150 mg/dl.
Berdasarkan data yang diperoleh diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol
Tinggi Di Blok Cambay Desa Pakubeureum Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Kertajati Kabupaten Majalengka Tahun 2021.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah quasi experimental
design atau eksperimen semu. Dengan menggunakan metode penelitian one group
pretest-posttest design (satu kelompok pretest posttest). Sampel dalam penelitian
ini adalah pasien dengan riwayat kolesterol di Desa Pakubereum Blok Cambay
wilayah kerja UPT Puskesmas Kertajati Kabupaten Majalengka sebanyak 11 orang
menggunakan teknik non probability sampling dan jenis sampling purposive.
Waktu pelaksanaan penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus – 20
Agustus 2021. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi
tendensi sentral dan analisis bivariate dengan uji normalitas data dengan uji
Wilcoxon dan uji T berpasangan.

HASIL
1. Analisa Univariat
a. Gambaran kadar kolesterol sebelum perlakuan terapi bekam basah pada
penurunan kadar kolesterol di Blok Cambay Desa Pakubeureum
wilayah kerja UPT Puskesmas Kertajati Kabupaten Majalengka tahun
2021.
Tabel 4.1 Distibusi Tendensi Sentral Pengaruh Terapi
Bekam Basah Sebelum diberikan Perlakuan

Kolesterol Mean Median Standar Min-Max


Dev

Pre 232.90 215.00 40.867 191-


300
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
58
Sumber: Data primer hasil penelitian bulan Agustus 2021.
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukan bahwa rata-rata sebelum perlakuan
bekam basah sebesar 232,00 mg/dl dengan standar deviasinya sebesar
40.867. Gambaran kadar kolesterol sesudah perlakuan terapi bekam
basah pada penurunan kadar kolesterol di Blok Cambay Desa
Pakubeureum wilayah kerja UPT Puskesmas Kertajati Kabupaten
Majalengka tahun 2021.
Tabel 4.2 Distibusi Tendensi Sentral Pengaruh Terapi Bekam
Basah Sesudah diberikan Perlakuan

Kolesterol Mean Median Standar Min-


Max
Deviasi
Post 189.80 192.00 33.383136-
260
Sumber: Data primer hasil penelitian bulan Agustus 2021.
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukan bahwa rata-rata sesudah perlakuan
bekam basah sebesar 189.80 mg/dl dengan standar deviasinya sebesar
33.383.
2. Analisa Bivariat
Sebelum dilakukan uji hipotesis, data diuji normalitas terlebih dahulu.
Hasil uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Kadar Kolesterol Sebelum dan Sesudah
Terapi Bekam Basah
Variabel Pengaruh Shapiro- Wilk

Terapi Bekam
Basah Statistic Df 𝜌 value
Pre 0.867 11 0.071

Post 0.920 11 0.322

Sumber: Data primer hasil penelitian bulan Agustus 2020


Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa data pengaruh sebelum dan
sesudah terapi bekam basah menghasilkan 𝜌 value masing-masing sebesar
0.071 dan 0.322. Hal ini berarti 𝜌 value salah satunya dari keduanya tidak
normal atau data yang diuji <0.05 sehingga data pengaruh terapi bekam basah
selanjutnya hasil uji hipotesis dengan uji Wilcoxon dan uji T test:
Tabel 4.3 Uji Wilcoxon kadar kolesterol sebelum dan Sesudah perlakuan
bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol
Kadar Kolesterol Nilai P Keterangan
Pre
0.003 Berpengaruh
Post
Sumber: Data primer hasil penelitian bulan Agustus 2020

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
59
Berdasarkan table 4.4, dari hasil uji Wilcoxon pada kadar kolesterol sebelum
dan sesudah perlakuan terapi bekam basah terhadap penurunan kadar
kolesterol menghasilkan nilai p = 0,003 (p < 0,05 maka memiliki pengaruh).
Tabel 4.4 Uji paired T-Test Pengaruh Terapi Bekam Terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Sebelum dan Sesu

Mean N Std. Deviation T Corellation 𝜌 value


Sebelum
Dan sesudah 46.182 11 33.698 4.545 0.577 0.001
Perlakuan
Bekam
Basah

Sumber: Data primer hasil penelitian bulan Agustus 2020


Berdasarkan table 4.4, dari hasil uji paired T-Test didapatkan bahwa
ada pengaruh terapi bekam basah sebelum dan sesudah perlakuan terapi
bekam basah di desa Pakubereum Blok Cambay wilayah UPTD Puskesmas
Kertajati Kabupaten Majalengka (t hitung (46.182) > t tabel), hal ini juga
didukung oleh hasil uji statistic didapatkan 𝜌 value (0.001) <0.05 serta rata-
rata perbedaan sebesar 46.182 dengan pengaruh sebesar 0.577, yang berarti
pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol sebelum
dan sesudah perlakuan 57,7 %.

PEMBAHASAN
1. Kadar kolesterol sebelum perlakuan terapi bekam basah
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa rata-rata kadar
kolesterol sebelum perlakuan terapi bekam basah sebesar 232.90 mg/dl. Jika
dibandingkan dengan hasil penelitian Siti Nur Hasana, Ellya Chandra (2021)
lebih tinggi bahwa kadar kolesterol sebelum diberikan terapi bekam hasil
penelitian menunjukan rata-rata kadar kolesterol yaitu 241 mg/dl. Kolesterol
tinggi disebabkan oleh kebiasaan kurang baik seperti kurangnya aktivitas
fisik, merokok, sehingga menurut asumsi peneliti bahwa kekurangan laki-laki
lebih beresiko mempunyai kadar kolesterol yang tinggi dikarenakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol yaitu kebiasaan merokok.
Pada perempuan Irvan (2007) mengatakan bahwa kekurangan estrogen pada
wanita menopause akan menurunkan kadar kolesterol HDL, oleh karena itu
pada wanita yang sudah menopause cenderung memiliki kadar kolesterol
yang setara dengan laki-laki bahkan bisa melebihi kadar kolesterol laki-laki.
Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan Tri Puspa Rini,
Darwin karim dan Ririn Novayelinda (2014) gambaran kadar kolesterol
pasien yang mendapat terapi bekam, hasil penelitian ini relatif stabil dan tidak
ada perbedaan yang bermakna anatara sebelum dan sesudah terapi bekam.
Gambaran hasil penelitian rata-rata kadar kolesterol sebelum terapi bekam
200.61 mg/dl.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
60
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak, yaitu suatu molekul
lemak yang terdapat didalam sel. Kolesterol ini dibagi menjadi kolesterol
LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida dalam tubuh manusia, lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan. Lemak merupakan
salah satu sumber energy yang memberikan kalori paling tinggi. Kolesterol
diperlukan untuk membentuk dinding sel dalam tubuh. Kolesterol merupakan
bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol tinggi dapat
dicegah dengan terapi komplementer yaitu dengan berbekam, selain
mencegah juga dapat menurunkan kadar kolesterol darah tubuh.
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang
digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah
penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews
et al, 1999 dalam Widyatuti, 2008). Terapi komplementer ada yang invasive
dan non-invasif. Contoh terapi komplementer invasive adalah akupuntur
dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam
pengobatannya. Sedangkan jenis non invasif seperti terapi biologis,
terapi energi, terapi sentuhan modalitas dan terapi lainnya (Hitchcock et al,
1999).
Diharapkan bagi responden untuk dapat melakukan pola hidup sehat
dan mengaplikasikan terapi komplemeter, salah satunya melakukan terapi
bekam basah rutin minimal setiap satu bulan sekali untuk pencegahan dan
menurunkan kadar kolesterol tinggi dan bagi petugas kesehatan perlu
meningkatkan pemberian informasi melalui penyuluhan tentang terapi
komplementer ini.
2. Kadar kolesterol sesudah dilakukan terapi bekam basah
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa rata-rata kadar
kolesterol sesudah perlakuan bekam basah sebesar 186,18 mg/dl. Jika
dibandingkan dengan hasil penelitian Siti Nur Hasana, Ellya Chandara
Haryani (2021) lebih rendah yaitu dengan rata-rata kadar kolesterol sesudah
diberikan intervensi terapi bekam sebesar 188 mg/dl.
Sedangkan jika dibandingkan dengan hasil penelitian Helma, Risnawati
Yaswir, Lillah lebih rendah yaitu dengan rata-rata kadar kolesterol setelah
terapi bekam 200.82 mg/gl.
Upaya bagi responden untuk dapat melakukan pola hidup sehata dan
mengaplikasikan terapi komplementer, salah satunya melakukan terapi
bekam basah rutin minimal satu bulan sekali untuk mencegah dan
meminimalisir resiko kolesterol tinggi.
Upaya bagi Puskesmas Kertajati Kabupaten Majalengka untuk
pemberian informasi melalui penyuluhan tentang terapi komplementer ini
kepada masyarakat desa sekitar.
3. Hasil penelitian pengaruh terapi bekam basah sebelum dan sesudah terapi
bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa didapatkan ada
perbedaan yang signifikan antara pengaruh terapi bekam basah didesa
Pakubereum Blok Cambay wilayah UPTD Puskesmas Kertajati (t hitung
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
61
(4.545) > t tabel). Hal ini didukung oleh uji statistic didapatkan ρ 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
(0.001) < 0.05. Diharapkan responden untuk dapat melakukan pola hidup
sehata dan mengaplikasikan terapi komplementer, salah satunya melakukan
terapi bekam basah rutin minimal satu bulan sekali untuk mencegah dan
meminimalisir resiko kolesterol tinggi.
Upaya bagi petugas kesehatan Puskesmas Kertajati perlu meningkatkan
pemberian informasi melalui penyuluhan kepada masyarakat desa penderita
kolesterol untuk selalu mengontrol kadar kolesterol secara rutin dan
memberikan solusi bagi penderita dengan berbagai terapi komplementer salah
satunya dengan metode terapi bekam basah.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
terapibekam terhadap penurunan kadar kolesterol di Desa Pakubereum Blok
Cambay Desa Pakubeureum wilayah kerja UPT Puskesamas Kertajati Kabupaten
Majalengka tahun 2021. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh terapi bekam basah terhadap kadar kolesterol sebelum terapi
bekam. Sebelum dilakukan terapi bekam basah sebesar 232.36 mg/dl.
2. Ada pengaruh terapi bekam basah terhadap kadar kolesterol sesudah terapi
bekam basah. Hasil didapatkan sesudah perlakuan terapi bekam basah 186,18
mg/dl
3. Ada pengaruh sebelum dan sesudah terapi bekam basah terhadap kadar
kolesterol . hasil uji statistik didapatkan ρ 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (0.001) serta rata-rata
perbedaan sebesar 46.182 dengan pengaruh sebesar 0.577, yang berarti
pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol sebelum
dan sesudah perlakuan 57,7%.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Razak Sharaf. et al. (2012). Al-Usus Al-‘Ilmiyyah lil Mu’jizah
AnNabawiyyah Al-Hijamah, Surakarta: Thibbia.
Anies. 2015. Kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner. Jogyakarta: ArRuzz Media.
Agus M,GMT. Et al. (2020). Pendidikan Kompetensi Profesi. Pedoman, Teori, dan
Aplikasi Standar Operasional.
Boedi Soesestyo Joewono, et al. (2003). Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya:
Airlangga University Press.
DiGiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Rapha Publishing.
DINKES. (2019). Laporan bulanan kasus baru dan kasus lama PTM (Penyakit
Tidak Menular) Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun
2019. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.
DINKES. (2020). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun
2020. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
62
Dharma, K. K. (2012). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman
melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian). Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media.
Helma, Rismawati Yaswir, Lillah. (2018). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar
Kolesterol Total. Jurnal Kesehatan Andalans, 2018; 7.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 16, No. 1, Januari 2020 ISSN : 0216 – 3942
Website :https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK..
Refaat B, El-Shemi AG, Ebid AA, Ashshi A, BaSalamah MA. Islamic wet cupping
and risk factors of cardiovascular diseases: effects on blood pressure,
metabolic profile and serum electrolytes in healthy young adult men.
Alternative and Integrative Medicine; Makkah. (2014) ; 3(1):1-7.
Siti Nur Hasina, Ellya Chandra Hariyani. (2021). Terapi Bekam Berpengaruh
Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Total. Jurnal Keperawatan
Volume 13 No 1, Hal 11 - 18, Maret 2021.
RISKESDAS. (2018). Hasil utama RISKESDAS 2018. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 1 Februari 2022
63

Anda mungkin juga menyukai