Kel a s IX
ipa fisika
LISTRIK STATIS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tentang muatan listrik dan jenisnya.
2. Memahami interaksi benda-benda bermuatan listrik dan benda netral.
3. Memahami cara membuat benda bermuatan listrik melalui percobaan sederhana.
4. Dapat menentukan gaya listrik berdasarkan hukum Coulomb.
5. Memahami tentang elektroskop dan cara kerjanya.
6. Dapat menentukan kuat medan listrik suatu muatan.
A. Muatan Listrik
1. Pengertian Muatan Listrik dan Jenisnya
Segala materi atau benda apapun, seperti meja, televisi, kayu, dan lainnya, termasuk
tubuh kita, tersusun atas atom-atom. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu
materi. Pernyataan mengenai atom tersebut dikemukakan oleh seorang filsuf Yunani
bernama Demokritus beberapa abad Sebelum Masehi (SM). Teori atom selanjutnya terus
dikembangkan oleh beberapa ilmuwan, seperti John Dalton, J.J. Thomson, Rutherford,
dan Niels Bohr.
John Dalton menggambarkan atom seperti bola pejal yang berukuran sangat kecil.
Sementara itu, J.J. Thomson mengemukakan bahwa atom tersusun atas partikel-partikel
bermuatan negatif (elektron) yang tersebar merata pada permukaan bola pejal bermuatan
positif. Model atom Thomson ini dianalogikan seperti roti kismis, dengan elektron sebagai
kismis tersebar di seluruh permukaan roti.
Gambar 1. (a) Model atom Dalton (b) Model atom Thomson
Model atom Dalton dan Thomson berhasil dipatahkan oleh model atom Rutherford.
Model atom Rutherford menyatakan bahwa muatan positif suatu atom tidak tersebar
merata, melainkan terkumpul di suatu titik yang dinamakan pusat atom atau inti atom.
Sementara itu, muatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi inti atom. Model atom
Rutherford selanjutnya disempurnakan oleh model atom Bohr. Menurut Bohr, elektron
mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang dikenal sebagai lintasan stasioner atau
kulit atom.
Pada awal abad ke-20, para ilmuwan meyakini bahwa suatu atom terdiri atas tiga
partikel penyusun, yaitu proton, neutron, dan elektron.
a. Proton adalah partikel yang bermuatan listrik positif.
b. Neutron adalah partikel yang tidak bermuatan listrik.
c. Elektron adalah partikel yang bermuatan listrik negatif.
Proton dan neutron berada di dalam inti atom atau sering disebut nukleus,
sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti atom. Oleh karena proton berada di dalam
inti atom, maka proton tidak bisa bergerak bebas seperti elektron. Akibatnya, hanya
elektron yang dapat berpindah dari satu atom satu ke atom lainnya. Perpindahan elektron
2
ini akan menyebabkan suatu atom kehilangan elektron dan atom lainnya mendapatkan
elektron.
Sifat suatu atom tergantung pada jumlah proton dan elektron yang menyusunnya.
Suatu atom dapat bersifat netral, bermuatan listrik positif, dan bermuatan listrik negatif.
Perhatikan contoh atom pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4. (a) Atom netral (b) Atom positif (c) Atom negatif
Suatu atom dikatakan netral, jika jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Jika
jumlah proton lebih banyak daripada jumlah elektron, atom akan bermuatan positif.
Namun, jika jumlah elektron lebih banyak daripada jumlah proton, atom akan bermuatan
negatif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa muatan listrik merupakan sifat dasar atom yang
dibawa oleh partikel-partikel penyusunnya, yaitu dapat bermuatan positif atau negatif.
3
tolak-menolak. Sementara itu, untuk benda-benda yang muatannya berbeda jenis,
interaksi yang terjadi adalah tarik-menarik.
4
Contoh Soal 1
Perhatikan interaksi muatan listrik antara balon A, B, dan C berikut.
Jika diketahui bahwa balon B bermuatan listrik negatif, pernyataan berikut ini yang benar
mengenai muatan listrik pada balon A dan C adalah ....
A. balon A: pasti bermuatan positif
balon C: bermuatan negatif
B. balon A: bermuatan positif
balon C: bermuatan positif
C. balon A: bermuatan positif atau netral
balon C: bermuatan negatif
D. balon A: pasti bermuatan netral
balon C: bermuatan negatif
Jawaban: C
Penjelasan:
Interaksi antara balon A dan balon B:
Oleh karena balon B diketahui bermuatan listrik negatif, maka yang dapat tarik-menarik
dengan balon B hanya benda bermuatan listrik positif atau netral.
Interaksi antara balon B dan balon C:
Oleh karena balon B diketahui bermuatan listrik negatif, maka yang dapat tolak-menolak
dengan balon B hanya benda bermuatan listrik negatif.
Jadi, muatan listrik pada balon A dan C berturut-turut adalah positif atau netral dan
negatif.
5
Contoh Soal 2
Sarah sedang mengamati muatan pada beberapa objek dengan membuat daftar seperti
berikut ini.
Sarah mengetahui bahwa objek A bermuatan listrik negatif dan objek B bersifat netral.
Menurut Sarah, muatan listrik pada objek C, D, E, dan F adalah ....
A. objek C: bermuatan negatif
objek D: bermuatan negatif
objek E: bermuatan positif
objek F: bermuatan positif
B. objek C: bermuatan positif
objek D: bermuatan positif
objek E: bermuatan negatif
objek F: bermuatan negatif
C. objek C: bermuatan negatif
objek D: bermuatan positif
objek E: bermuatan negatif
objek F: bermuatan positif
D. objek C: bermuatan positif
objek D: bermuatan negatif
objek E: bermuatan positif
objek F: bermuatan negatif
Jawaban: A
Penjelasan:
Untuk menjawab soal ini, mari kita analisis dari kolom yang paling kanan.
• Objek A dan F tarik-menarik. Oleh karena objek A bermuatan listrik negatif, maka
objek F dapat bermuatan positif atau netral. Namun, dengan mengamati interaksi
6
antara objek E dan F yang tolak-menolak, dapat disimpulkan bahwa objek E dan F
bermuatan listrik yang sama, yaitu positif.
• Objek E dan D tarik-menarik. Oleh karena objek E bermuatan positif, maka objek D
dapat bermuatan negatif atau netral. Namun, dengan mengamati interaksi antara
objek C dan D yang tolak-menolak, dapat disimpulkan bahwa objek C dan D memiliki
muatan yang sama, yaitu negatif.
Jadi, muatan listrik pada objek C, D, E, dan F berturut-turut adalah negatif, negatif, positif,
dan positif.
Cara Kerja
1. Dekatkan penggaris plastik pada potongan kertas kecil-kecil. Amati peristiwa
yang terjadi.
2. Setelah itu, gosokkan penggaris plastik ke kain wol.
3. Dekatkan kembali penggaris plastik pada potongan kertas kecil-kecil. Amati
kembali peristiwa yang terjadi.
Berdasarkan percobaan tersebut, dapat diketahui bahwa pada awalnya, tidak terjadi
interaksi apapun ketika penggaris plastik didekatkan dengan potongan kertas kecil-kecil.
Namun, setelah penggaris plastik digosokkan ke kain wol, potongan kertas tersebut akan
menempel pada penggaris. Mengapa demikian?
Kita telah mengetahui bahwa setiap benda disusun oleh atom-atom. Setiap atom
umumnya memiliki tiga partikel yang sama, yaitu neutron, proton, dan elektron. Neutron
adalah partikel yang tidak bermuatan, sedangkan proton adalah partikel yang bermuatan
7
positif. Proton dan neutron berada di tengah-tengah atom atau berada di inti atom, yang
sering disebut dengan nukleus. Sementara itu, elektron atau partikel yang bermuatan
negatif bergerak mengelilingi inti atom seperti Gambar 7 berikut.
Nukleus
Elektron
Gambar 7. Atom
8
Untuk menentukan muatan pada sebuah benda yang digosokkan dengan benda
lain, dapat digunakan deret tribolistrik berikut.
(++++) Positif
Tangan manusia
Bulu kelinci
Kaca
Rambut manusia
Nilon
Kain wol
Timah
Sutra
Aluminium
Kertas
Kain katun
Baja
Kayu
Lilin
Ebonit
Nikel, tembaga
Belerang
Sisir, penggaris plastik
Plastik
Balon karet
Teflon
(- - - -) Negatif
Berdasarkan deret tersebut, benda akan bermuatan listrik negatif bila digosok dengan
sembarang benda di atasnya dan akan bermuatan listrik positif bila digosok dengan
sembarang benda di bawahnya. Sebagai contoh, jika kayu digosokkan pada nilon, kayu
akan bermuatan listrik negatif, sedangkan nilon bermuatan listrik positif (urutan nilon
berada di atas kayu). Selain menggunakan deret tribolistrik tersebut, kamu juga dapat
menggunakan tabel tribolistrik berikut.
9
Tabel Tribolistrik
Sisir – rambut manusia Sisir (-), rambut manusia (+) Elektron dari rambut
manusia berpindah ke sisir.
Penggaris plastik – rambut Penggaris plastik (-), Elektron dari rambut
manusia rambut manusia (+) manusia berpindah ke
penggaris plastik.
Balon – kain wol Balon (-), kain wol (+) Elektron dari kain wol
berpindah ke balon.
Ebonit – kain wol Ebonit (-), kain wol (+) Elektron dari kain wol
berpindah ke ebonit.
Contoh Soal 3
Pernyataan berikut ini yang dapat menjelaskan mengapa kayu menjadi bermuatan positif
ketika digosok dengan batang karet adalah ....
A. atom-atom pada kayu memiliki daya tarik yang lebih lemah untuk elektron daripada
atom-atom pada batang karet. Akibatnya, beberapa elektron pada kayu terlepas dan
berpindah ke batang karet
B. atom-atom pada kayu memiliki daya tarik yang lebih kuat untuk elektron daripada
atom-atom pada batang karet. Akibatnya, beberapa elektron pada kayu terlepas dan
berpindah ke batang karet
C. atom-atom pada kayu memiliki daya tarik yang lebih lemah untuk elektron daripada
atom-atom pada batang karet. Akibatnya, beberapa elektron pada batang karet
terlepas dan berpindah ke kayu
D. atom-atom pada kayu memiliki daya tarik yang lebih kuat untuk elektron daripada
atom-atom pada batang karet. Akibatnya, beberapa elektron pada batang karet
terlepas dan berpindah ke kayu
Jawaban: A
10
Penjelasan:
Saat kayu digosok dengan batang karet, kayu akan bermuatan positif karena kehilangan
elektron. Elektron pada kayu ini berpindah ke batang karet karena batang karet memiliki
daya tarik elektron yang lebih besar.
Jadi, pernyataan yang benar adalah atom-atom pada kayu memiliki daya tarik yang lebih
lemah untuk elektron daripada atom-atom pada batang karet. Akibatnya, beberapa
elektron pada kayu terlepas dan berpindah ke batang karet.
C. Hukum Coulomb
Kita telah mengetahui bahwa dua benda yang bermuatan listrik akan saling berinteraksi
satu sama lain jika didekatkan. Untuk dua benda yang muatannya sejenis, interaksi yang
terjadi adalah tolak-menolak. Sementara itu, untuk dua benda yang muatannya berbeda
jenis, interaksi yang terjadi adalah tarik-menarik. Kedua interaksi ini timbul karena adanya
gaya tarik atau gaya tolak yang disebut dengan gaya listrik. Besarnya gaya tarik atau gaya
tolak suatu benda dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebagai berikut.
1. Jarak antarbenda
Faktor pertama ini dapat dibuktikan melalui percobaan sederhana yang telah kita
lakukan di video sebelumnya. Kita harus mendekatkan penggaris plastik yang telah
digosok dengan potongan kertas agar interaksi tarik-menarik kedua benda dapat
diamati. Jika penggaris plastik kita letakkan relatif jauh dari potongan kertas, gaya
tarik yang terjadi tidak dapat diamati. Jadi, dapat disimpulkan bahwa gaya tarik-
menarik atau tolak-menolak pada benda bermuatan listrik dipengaruhi oleh jarak
antarbenda. Semakin kecil jarak antarbenda (berdekatan), semakin besar gaya
listriknya. Begitu pula sebaliknya.
Gambar 10. Gaya tarik-menarik antara penggaris plastik dan potongan kertas
11
2. Besar muatan listrik benda
Selain jarak antarbenda, terdapat satu faktor lagi yang memengaruhi besar kecilnya
gaya listrik, yaitu muatan listrik yang dikandung benda. Berdasarkan interaksi antara
penggaris plastik dan potongan kertas, semakin lama dan keras kita menggosok
penggaris dengan kain wol, semakin banyak muatan listrik yang diterima penggaris
dari kain. Banyaknya muatan listrik yang diterima ini menyebabkan penggaris
semakin mudah menarik potongan-potongan kertas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak muatan listrik yang dikandung benda, semakin besar gaya listriknya.
Begitu pula sebaliknya.
Gaya listrik disebut juga dengan gaya Coulomb yang diambil dari nama penemunya,
yaitu Charles-Agustin de Coulomb. Coulomb menemukan hukum dasar tentang gaya
listrik antara dua partikel bermuatan, yaitu sebagai berikut.
Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik
sebanding dengan besar muatan masing-masing benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda.
Pada gambar tersebut, terdapat dua benda bermuatan listrik q1 dan q2 yang terpisah
sejauh r. Jika muatannya sejenis, kedua benda akan tolak-menolak dengan gaya sebesar
F. Namun, jika muatannya berbeda jenis, kedua benda akan tarik-menarik dengan gaya
sebesar F. Secara matematis, gaya tarik atau gaya tolak pada dua benda bermuatan listrik
dirumuskan sebagai berikut.
q1 ⋅ q2
F =k
r2
12
Keterangan:
F = gaya Coulomb (N);
q1, q2 = besar muatan listrik pada benda 1 dan 2 (C);
r = jarak antara benda (m); dan
1
k = konstanta Coulomb = = 9 × 109 Nm2 / C2 .
4πε o
Gaya Coulomb termasuk besaran vektor atau besaran yang memiliki nilai dan arah.
Terlihat pada gambar Gambar 11 di atas, gaya memiliki arah yang disimbolkan dengan
tanda panah dan juga memiliki besar yang dapat ditentukan dengan hukum Coulomb.
Contoh Soal 4
Diketahui dua benda bermuatan listrik sejenis dengan besar masing-masing 32 × 10–6 C
dan 6 × 10–6 C. Jika gaya tolak-menolak di antara kedua benda tersebut 27.000 N, jarak
antara kedua benda adalah ....
A. 0,008 m
B. 0,016 m
C. 4,200 m
D. 6,800 m
Jawaban: A
Penjelasan:
Diketahui:
q1 = 32 × 10–6 C
q2 = 6 × 10–6 C
F = 27.000 N
Ditanya: jarak antara kedua benda (r) = ... ?
Dijawab:
Permasalahan pada soal dapat digambarkan sebagai berikut.
F F
13
Dengan menggunakan persamaan hukum Coulomb, diperoleh:
q1 ⋅ q2
F =k
r2
32 × 10 −6 × 6 × 10 −6
⇔ 27000 = 9 × 109
r2
9 × 32 × 6 × 10 −3
⇔ r2 =
27000
⇔ r = 64 × 10 −6
2
⇔ r = 64 × 10 −6
⇔ r = 8 × 10 −3 m = 0 , 008 m
Jadi, jarak antara kedua benda tersebut adalah 0,008 m.
Contoh Soal 5
Dua benda bermuatan listrik tidak sejenis tarik-menarik dengan gaya sebesar 3F. Jika jarak
antara kedua benda dijauhkan menjadi tiga kali semula, gaya tarik-menarik antara kedua
benda menjadi ....
1
A. F
5
1
B. F
3
2
C. F
3
1
D. F
9
Jawaban: B
Penjelasan:
Diketahui:
F1 = 3F
r2 = 3r1
Ditanya: F2 = ...?
Dijawab:
Dengan menggunakan persamaan hukum Coulomb, diperoleh:
q ⋅q
k 1 22
F1
=
( r1 )
F2 q ⋅q
k 1 22
( r2 )
14
Oleh karena nilai konstanta Coulomb dan besar muatan tetap, maka persamaan tersebut
dapat ditulis seperti berikut.
1
F1 ( r1 )
2
=
F2 1
( r2 )2
2
F1 r2
⇔ =
F2 r1
2
3F 3r1
⇔ =
F2 r1
3F
⇔ =9
F2
3F
⇔ F2 =
9
1
⇔ F2 = F
3
1
Jadi, gaya tarik-menarik antara kedua benda menjadi F.
3
D. Elektroskop
1. Pengertian Elektroskop
Elektroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan muatan
listrik suatu benda. Selain itu, elektroskop juga dapat digunakan untuk menentukan jenis
muatan listrik suatu benda. Elektroskop terdiri atas empat bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Kepala (knob) yang terbuat dari logam.
b. Batang logam.
c. Dua buah daun logam yang dapat membuka (mekar) dan menutup (kuncup).
d. Selubung kaca.
Knob
15
2. Cara Kerja Elektroskop
a. Pada saat elektroskop netral, muatan listrik tersebar merata pada seluruh bagian
elektroskop. Muatan listrik yang berbeda pada dua buah daun logam menyebabkan
keduanya tarik-menarik sehingga daun logam akan menutup (kuncup).
b. Pada saat elektroskop netral didekati oleh benda bermuatan listrik negatif, muatan
positif pada elektroskop akan berkumpul di sekitar knob dan muatan negatif akan
berkumpul di sekitar daun logam. Muatan listrik yang sama pada dua buah daun
logam menyebabkan keduanya tolak-menolak sehingga daun membuka (mekar).
c. Sementara itu, jika elektroskop didekati oleh benda bermuatan listrik positif, muatan
16
negatif pada elektroskop akan berkumpul di sekitar knob dan muatan positif akan
berkumpul di sekitar daun logam. Muatan listrik yang sama pada dua buah daun
logam menyebabkan keduanya tolak-menolak, sehingga daun membuka (mekar).
d. Elektroskop dapat dinetralkan kembali dengan menyentuh knob dengan jari kita.
Cara kerja elektroskop tersebut belum dapat digunakan untuk menentukan jenis
muatan listrik suatu benda. Hal ini dikarenakan daun logam akan sama-sama membuka
(mekar) jika didekati oleh benda bermuatan listrik positif ataupun negatif. Untuk dapat
menentukan jenis muatan listrik suatu benda, elektroskop yang digunakan bukan yang
netral, tetapi yang telah bermuatan listrik dan diketahui jenis muatannya. Perhatikan
gambar berikut.
Pada Gambar 16(b), ketika elektroskop bermuatan negatif didekati oleh benda
yang juga bermuatan negatif, elektron-elektron akan diinduksi untuk bergerak ke bawah
17
menuju daun-daun elektroskop. Akibatnya, kedua daun logam akan terpisah lebih lebar.
Sementara itu, pada Gambar 16(c), ketika elektroskop yang bermuatan negatif didekati
oleh benda yang bermuatan positif, elektron-elektron akan diinduksi untuk bergerak ke
atas. Akibatnya, kedua daun logam akan terpisah lebih sempit.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jika benda yang
didekatkan pada elektroskop bermuatan menyebabkan daun logam lebih mekar, berarti
benda tersebut bermuatan sejenis dengan muatan listrik elektroskop. Sebaliknya, jika
daun logam menjadi lebih kuncup, berarti benda tersebut bermuatan tidak sejenis dengan
muatan listrik elektroskop.
Contoh Soal 6
Perhatikan gambar berikut.
−−
+++
− ++
+ +
+ −
− +
+ −
+
+
+
Benda berwarna kuning yang didekatkan pada elektroskop memiliki muatan ....
A. negatif
B. netral
C. positif
D. negatif atau netral
Jawaban: C
Penjelasan:
Elektroskop pada soal merupakan elektroskop yang bermuatan listrik positif. Hal ini
dikarenakan jumlah muatan positifnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah muatan
negatifnya. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa ketika elektroskop didekati oleh benda
berwarna kuning, daun logamnya semakin membuka (mekar). Hal ini menandakan bahwa
muatan listrik pada benda sama dengan muatan listrik pada elektroskop, yaitu positif.
18
Contoh Soal 7
Gambar berikut ini yang tepat untuk menunjukkan kondisi knob dan daun logam
elektroskop ketika didekati oleh benda bermuatan positif adalah ....
1 2 3 4
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
Jawaban: C
Penjelasan:
Jika sebuah elektroskop didekati oleh benda bermuatan positif, muatan-muatan negatif
pada elektroskop akan menuju ke bagian knob. Sementara itu, muatan-muatan positifnya
akan menuju ke bagian daun logam, seperti ditunjukkan oleh gambar 3.
E. Medan Listrik
1. Pengertian Medan Listrik
Jika suatu benda bermuatan listrik berada dalam suatu ruang, ruangan di sekitar benda
tersebut dinamakan medan listrik. Jadi, medan listrik adalah ruangan di sekitar benda
bermuatan listrik yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik. Sementara itu, jika dalam suatu
ruang terdapat dua benda bermuatan listrik, kedua benda tersebut akan mengalami gaya
listrik (tarik-menarik atau tolak-menolak) dalam suatu medan listrik.
Medan listrik merupakan besaran vektor, sehingga memiliki nilai dan arah. Untuk
menggambarkan arah medan listrik, digunakan garis-garis gaya listrik yang disimbolkan
dengan tanda panah. Arah medan listrik yang ditimbulkan oleh benda bermuatan positif
dinyatakan keluar dari benda. Adapun arah medan listrik yang ditimbulkan oleh benda
bermuatan negatif dinyatakan masuk ke dalam benda.
19
(a) muatan negatif (a) muatan positif
Jika terdapat dua benda bermuatan tidak sejenis pada suatu medan listrik, garis-
garis gaya listrik yang terbentuk akan berawal dari benda bermuatan positif dan akan
berakhir pada benda bermuatan negatif seperti berikut.
Gambar 18. Garis-garis gaya listrik dua benda bermuatan tidak sejenis
P
q
Gambar 19. Sumber muatan (Q) dan muatan uji (q) terpisah sejauh r
20
Jika kita ingin mengetahui kuat medan listrik muatan Q di titik P, kita harus meletakkan
muatan uji (q) pada titik P tersebut. Kuat medan listrik muatan Q di titik P dapat ditentukan
dengan rumus berikut.
F
E=
q
Telah kita pelajari sebelumnya bahwa perumusan gaya Coulomb (F) adalah sebagai
berikut.
Q ⋅q
F =k
r2
Dengan demikian, kuat medan listrik muatan Q di titik P dapat ditulis sebagai
berikut.
Q ⋅q
k 2 Q
E = r =k 2
q r
Keterangan:
E = kuat medan listrik (N/C);
Q = sumber muatan listrik (C);
q = muatan uji (C);
r = jarak antara sumber muatan dan muatan uji (m); dan
1
k = konstanta Coulomb = = 9 × 109 Nm2 /C2 .
4πε o
21
SUPER "Solusi Quipper"
Untuk mengingat perumusan kuat medan listrik, gunakan cara SUPER "Solusi Quipper"
berikut.
Eneng KaQinya Perasaan Retak2
Contoh Soal 8
Suatu muatan listrik Q menimbulkan medan listrik di sekelilingnya. Kuat medan listrik
muatan Q jika diukur pada jarak 3 cm dari suatu muatan uji adalah 4000 N/C. Kuat medan
listrik muatan Q jika diukur pada jarak 45 cm dari muatan uji tersebut adalah ....
A. 17,8 N/C
B. 19,0 N/C
C. 23,2 N/C
D. 35,2 N/C
Jawaban: A
Penjelasan:
Diketahui:
E1 = 4000 N/C
r1 = 3 cm = 0,03 m
r2 = 45 cm = 0,45 cm
Ditanya: E2 = ... ?
Dijawab:
Kuat medan listrik dirumuskan sebagai berikut.
Q
E =k
r2
Berdasarkan rumus tersebut, diketahui bahwa kuat medan listrik berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak.
1
E∝
r2
22
Dengan demikian, diperoleh:
1
E1 r12
=
E2 1
r22
E1 r22
⇔ =
E2 r12
2
E1 r2
⇔ =
E2 r1
2
4000 0 , 45
⇔ =
E2 0 , 03
4000
= (15 )
2
⇔
E2
4000
⇔ = 225
E2
⇔ 225E2 = 4000
4000
⇔ E2 =
225
⇔ E2 = 17, 8 N/C
Jadi, kuat medan listrik muatan Q jika diukur pada jarak 45 cm adalah 17,8 N/C.
Contoh Soal 9
Kuat medan listrik muatan Q di suatu titik adalah 3,6 × 104 N/C dengan arah medan menuju
muatan. Jika titik tersebut berjarak 2 meter dari muatan, besar muatan dan jenisnya adalah
....
A. 1,6 × 10-5 C, muatan negatif
B. 1,6 × 10-6 C, muatan positif
C. 4,4 × 10-5 C, muatan negatif
D. 4,4 × 10-6 C, muatan positif
Jawaban: A
Penjelasan:
Diketahui:
E = 3,6 × 104 N/C
r =2m
23
Ditanya: besar muatan Q dan jenisnya = ... ?
Dijawab:
Berdasarkan persamaan kuat medan listrik, diperoleh:
Q
E =k
r2
Q
⇔ 3, 6 × 10 4 = 9 × 109
( 2 )2
9 × 109 × Q
⇔ 3, 6 × 10 4 =
4
4
3, 6 × 10 × 4
⇔Q=
9 × 109
⇔ Q = 1, 6 × 10 −5 C
Oleh karena arah medan menuju muatan, maka jenis muatannya adalah negatif.
Jadi, besar muatannya adalah 1,6 × 10–5 C dengan jenis muatan negatif.
24