Anda di halaman 1dari 20

Innate Immunity/sistem imun Non spesifik/kekebalan alamiah

Pertahanan Lapis Pertama:


1. Kulit
2. Membran Mukosa

kulit
Terdiri dari 2 bagian :
1. Epidermis
2. Dermis
Epidermis : mengandung sel : keratinosit
o Keratinosit mengandung keratin : tahan terhadap enzim dan toksin bakteri
o Sel terluar sangat rapat
o pH rendah (3-5) : mengganggu pertumbuhan banyak mikroba

Dermis mengandung :
 Kelenjar sebasea (minyak) : menghasilkan zat minyak yang disebut sebum.
 Sebum : asam lemak tak jenuh dari sebum menghambat pertumbuhan utamanya bakteri dan jamur
 Kelenjar keringat (sweat gland) : menghasilkan keringat (perspiration)
 Keringat membersihkan (flush) mikroorganisme dari permukaan kulit
o Keringat juga mengandung :

 Garam
 Peptida antimikroba atau defensin
 Lisozim

Membran mukosa
• Membran mukosa atau mukosa adalah sebuah membran yang melapisi berbagai rongga dalam
tubuh dan mengelilingi organ-organ internal.
• Sel-sel permukaan dari mukosa terus-menerus luruh dan digantikan oleh sel-sel induk
• Proses Peluruhan menghilangkan mikroba yang melekat
• Membran mukosa : lembab
• Mensekresi cairan tebal : mukus/lendir
• Mukus : melumasi dan melembabkan permukaan rongga
• Membantu untuk memerangkap patogen, sampah dll
• Cilia pada mukus (hidung) membantu menangkap patogen dan kotoran
• Dpt dikeluarkan dengan bersin dan batuk
• Rambut pada luar telinga
• Tahi telinga (earwax) adalah campuran sekresi kaya akan asam lemak yang bertanggung
jawab pada konsentrasi pH 3-5
• pH ini dapat menghambat pertumbuhan banyak patogen
• Mata : kelenjar lakrimal
• Menghasilkan air mata yang mengandung lisozim
• Kelenjar saliva (liur) : liur/saliva
• aliran dan aksi pencucian dari liur membantu menghilangkan kolonisasi mikroba dalam
mulut
• pH 6.44-6.85
• Epiglotis : mencegah masuknya mikroba ke saluran pernapasan b

• wah
• Lambung : jus ambung
• HCl, enzim (pepsin) dan mukus
• pH 1.2-3.0 (dapat menghancurkan bakteri dan toksinnya)
• Saluran Kemih :
• Urine : mengandung lisozim, pH asam (6)
• Saluran reproduksi
• Sekresi vagina menghasilkan pH asam (3-5)
• Aliran menstrual : membersihkan uterus dan vagina
Pertahanan lapis kedua
Terdiri dari :
1. Substansi antimikroba
2. Pagosit
3. Sel Natural Killer
4. Inflamasi dan demam
Substansi anti mikroba
Terdiri dari :
1. Protein antimikroba (AMPs)
2. Iron-binding protein (protein pengikat besi)
3. Interferon (IFNs)
4. Complement
AMPs :
Merupakan peptida pendek (12-50 asam amino)
Mempunyai aktivitas antimikroba spektrum luas
• Iron-binding protein
– Banyak mikroba utamanya bakteri membutuhkan besi untuk pertumbuhan dan reproduksi
vegetatif
– I-BP menghilangkan kebutuhan patogen akan besi

Interferon
• Adalah sitokin
• Diproduksi oleh sel tubuh manusia pada respon terhadap invasi oleh patogen
• Disebut Interferon karena kemampuannya untuk tipe menginterfere (mengganggu) replikasi virus
Tipe interferon
Tipe I dan Tipe II
– Tipe I : IFN-a dan IFN-B
– Tipe II : IFN-y
A. Tipe I : IFN-a dan IFN-B
• Fungsi dan struktur identik
• IFN-a disekresi oleh lekosit yang terinfeksi virus, seperti : monosit, makrofag, dan beberapa limposit
• IFN-B disekresi oleh Fibroblast
• Fungsi :
– Mengganggu replikasi virus pada sel yang tidak terinfeksi
– Memberi sinyal sel imun seperti sel NK pada munculnya infeksi

Peran IFN pada pertahanan antivirus:

B. IFN-Y
• Diproduksi oleh limposit T dan sel NK yang teraktivasi
• Menstimulasi aktifitas Makrofag
• Juga dikenal sebagai Macrophage Activation Factor (faktor yang mengaktivasi makrofag)
 Tipe I : Innate Immunity
 Tipe II : Adaptive Immunity

pagosit
• Dalam bahasa Yunani “phagein” berarti makan ; “cyte” : sel, “osis” berarti proses
• Pagositosis digunakan oleh sel pagosit untuk membersihkan patogen yang menerobos pertahanan garis
pertama
• Sel pagosit : monosit, makrofag, netrofil dan sel denritik
• Makrofag : lisosom yang mengandung zat antimikroba :
• Lisozim
• Nuklease
• Protease
• Lipase
• Hidrogen peroksida
• Sel dendritik
• Sel pagosit khusus
• Merupakan Antigen Processing and presentation pada sistem imun adaptive
Mekanisme Pagositosis:

1 Pengenalan terhadap mikroba penyusup

2 Penelanan dan pembentukan pagosom

3 Pembentukan pagolisosom

4 Pembunuhan mikroba dan pembentukan residu tubuh

5 Eliminasi atau eksositosis

1. Pengenalan : PRR vs PAMP


– Pattern recognition receptor : pathogen-Associated molecular pattern
 Pagositosis oleh netrofil
– Jumlah netrofil paling banyak dan paling mematikan diantara sel pagosit
– Merupakan pagosit terspesialisasi tinggi
1. Karena mempunyai 3 jenis granula : primer, sekunder dan tertier
– Netrofil akan apoptosis setelah membunuh mikroba, waktu hidup singkat
– Netrofil yang mati akan dipagosit oleh makrofag
Natural killer
• Adalah sebuah Limposit bergranula
• Nonpagosit
• Granula NK mengandung molekul yang berfungsi biologik
• Berperan dalam pertahanan melawan patogen ekstra dan intraseluler
– Intraseluler: sel yang terinfeksi akan mengeluarkan IFN tipe 1 yang dapat mengaktifkan sel NK
menjadi sel NK efektor
– Sel NK efektor akan mengikat sel yg terinfeksi dan mengeluarkan isi granulanya :
• Protein toksin : perforin & granzyme
• Perforin masuk kedalam membran sel target dan membentuk perforasi pada membran.
Menyebabkan lisis sel
• Granzyme : menginduksi sel target untuk apoptosis
– Ekstraseluler :
• Sel NK mensekresi IFN-y yang beraksi sebagai Macrophage Activation Factor
• Makrofag yang teraktivasi akan memakan patogen ekstraseluler lebih efisien dan efektif
Inflamasi dan demam
• Inflamasi atau respon inflamatory
• Tanda dan gejala inflamasi :
– Redness (rubor): kemerahan
– Localized heat (calor) : panas lokal
– Pain (dolor) : nyeri
– Swelling (edema) : bengkak
– Altered function (functio laesa) : kehilangan fungsi
Inflamasi

Berdasarkan durasi
dari inflamasi

Inflamasi akut Inflamasi kronik

Inflamasi akut :
• Inflamasi jangka pendek
• Dimulai dengan cepat
• Cepat terjadi keparahan
• Tanda dan gejala muncul beberapa hari atau beberapa kasus beberapa minggu
• Contoh luka iris pada kulit
• Sistem imun host sukses menghadapi luka
• Mekanisme :
– Pembunuhan mikroorganisme penyusup
– Perbaikan
– Penyembuhan luka jaringan
Inflamasi kronik :
• Inflamasi jangka pendek
• Dimulai dengan cepat
• Cepat terjadi keparahan
• Tanda dan gejala muncul beberapa hari atau beberapa kasus beberapa minggu
• Contoh luka iris pada kulit
• Sistem imun host sukses menghadapi luka
• Mekanisme :
– Pembunuhan mikroorganisme penyusup
– Perbaikan
– Penyembuhan luka jaringan
Tahapan inflamasi
• Inflamasi jangka pendek
• Dimulai dengan cepat
• Cepat terjadi keparahan
• Tanda dan gejala muncul beberapa hari atau beberapa kasus beberapa minggu
• Contoh luka iris pada kulit
• Sistem imun host sukses menghadapi luka
• Mekanisme :
– Pembunuhan mikroorganisme penyusup
– Perbaikan
– Penyembuhan luka jaringan
• Pembentukan pus/nanah dan abses
– Nanah :
• Cairan tebal warna kekuningan yang mengandung sel jaringan, lekosit, pagosit yang mati dan
patogen dalam daerah berdinding
– Abses :
• daerah infeksi yang terisolasi contoh jerawat dan bisul
• Penyembuhan dan perbaikan jaringan
Peran inflamasi :
1. Menghancurkan dan menghilankan patogen
2. Mencegah penyebaran infeksi
3. Membantu proses perbaikan jaringan
Demam
• Suhu > 37 derajat celcius
• TNF, IL-1, IL-6 (pirogen endogen) : hipotalamus : suhu tubuh naik
• Keuntungan demam :
1. Meningkatkan efek interferon
2. Meningkatkan kemampuan pagosit
3. Menghambat pertumbuhan mikroorganisme
4. Meningkatkan tingkat metabolisme sel jaringan pada umumnya, mempercepat perbaikan jaringan

Reseptor Pada Imunitas Nonspesfik/Innate Immunity


Reseptor imunitas nonspesifik berfungsi untuk menemukan mikroba penyebab infeksi

Reseptor

Molekul Molekul
Larut Tidak larut

Komponen molekul larut :


• Terdapat dalam darah atau cairan jaringan atau yang diikat pada membran makrofag, netrofil dan
sel dendritik
• Berupa PRR (Pattern recognizing Receptor)
• Dapat memicu pagositosis yang cepat dan aktivasi komplemen
• Molekul larut TTT dpt diproduksi ditempat infeksi dan bekerja lokal sedangkan yang lain diproduksi
di tempat yang jauh dan dibawa kejaringan sasaran melalui darah.
– Contoh komplemen, MBL dan C-RP
• Beberapa contoh reseptor terlarut :
• Laktoferin : mengikat Fe
• C-RP : mengikat polisakarida C yang merupakan komponen bakteri dan jamur dan mengaktifkan
komplemen jalur klasik
• MBL : mengikat dinding sel bakteri polisakarida dan mengaktifkan komplemen jalur lektin
• SAP (serum amyloid A protein) : mengikat LPS dinding sel bakteri dan berperan sebagai reseptor
untuk pagosit

Reseptor tidak larut :


• Monosit dan makrofag mengekspresikan reseptor yang mengenal sejumlah struktur ysng
ditemuksn dalam spesies mikroba

Toll-like receptor :
• Diduga reseptor yang paling penting
• Terdapat 11 jenis TLR
• Terutama mengenal PAMP pada virus, bakteri, jamur, protozoa dll.
• Terutama ditemukan pada : makrofag, SD, netrofil, eosinofil, sel epitel dan keratinosit

Scavenger receptor :
• Terdapat pada permukaan makrofag dan SD
• Berfungsi dalam pagositosis, mensekresi sitokin proinflamasi dan reactive oxygen intermediate
(ROI) serta presentasi antigen
Nucleotide-binding oligomerization Domain (NOD):
• NOD berperan dalam imunitas nonspesifik yang sitosolik.
• Berperan dalam Perakitan inflamasome dan melepaskan AMPs, dan sitokin IL-1, IL-18 IL-33,
kemokin, serta autopaghy
• TD : NOD 1 dan NOD 2
• RIG-like receptor
• Produksi interferon dan sitokin proinflamatori
• C-types lectin
• Pagositosis
• sitokin proinflamatori
• Produksi ROI
• Meningkatkan adhesi dan migrasi sel
• Antimikrobial
• Mengaktifkan komplemen
• RNA helicase
• Melepaskan interferon dan sitokin proinflamasi
• DNAses, cGAS-STING
• Menghancurkan DNA virus, melpaskan interferon dan sitokin lainnya

Imunitas Adaptif/imunitas spesifik/imunitas didapat


Adaptive immunity/aquired immunity
• Adalah pertahanan tubuh lapis ketiga
• Terdapat memori
• Respon imun lebih lambat, tetapi waktu hidup lama
• Komponen utama diperankan oleh :
– APC
– Sel B
– Sel-T
Ciri khas :
a) Spesifisitas
b) Diversity
c) Memory
d) Discrimination antara self dan non-self
Spesifitas :
 Spesifitas adalah kemampuan membedakan antigen
 Pada innate immunity : mengenal patogen lewat pola molekuler, mis : peptidoglikan dan LPS pada
bakteri.
 Pada adaptive immunity : mengenal patogen melalui antigen spesifik
Diversity (keragaman):
 Diversity adalah kemapuan untuk merespon berbagai macam antigen :
o Bakteri, jamur, parasit, virus, protozoa, parasit multiseluler
o Setiap patogen diatas memiliki banyak strain berbeda
o Adaptive immunity dapat menghasilkan jutaan antibody dan sel T reseptor spesifik
Memory :
 Memori adalah kemampuan mengenal dan respon cepat terhadap antigen yang pernah kontak
sebelumnya
 Memory berupa : sel B dan sel T
o Mengikat antigen lebih cepat dan lebih kuat
o Prinsip ini yang digunakan pada imunisasi /vaksinasi
Discrimination between self and non self :
Walau Spesifisitas dan diversity dari imunitas adaptif mengenal banyak antigen dengan
memproduksi banyak antibodi dan reseptor sel T, tetapi Ab dan reseptor tersebut tidak berespon
pada antigen tubuh sendiri (toleran).
Jadi DBSANS adalah kemampuan sistem imun mentoleransi antigen self dan mengenal serta
menghancurkan antigen non self
Tipe Imunitas Adaptif
1. Imunitas Humoral
2. Imunitas seluler atau cell-mediated immunity

a. Tipe Imunitas Adaptif


 Respon imun yang dimediasi oleh antibodi
 Humor : cair
 Antibodi bekerja terhadap patogen ekstraseluler
Mekanisme kerja :

Co-
reseptor

Sel APC Sel CD4


patogen Sel B Sel plasma antibodi
(MHC II) (TH2)

Sel B
memori
Fungsi Antibodi:
1. Netraliasi
– Ab mengikat mikroba dan toksin dengan spefisik
– Mencegah patogen masuk kedalam sel
– Kompleks imun akan dipagosit
2. Opsonisasi
– Merekrut sel efektor dan molekul untuk membunuh patogen
– Meningkatkan proses pagositosis melalui FcR
3. Mengaktifkan sistem komplemen melalui jalur klasik. (sitolisis, opsonisasi, inflamasi)
4. Antibody-dependent Cell-mediated Cytoxicity (ADCC)
– Bekerja pada sel yang terinfeksi dan patogen yang ukuran besar/parasit cacing (susah
dipagosit)
– Ab mengikat sel yang terinfeksi atau cacing, dan mengkatifkan sel NK atau eosinofil atau
netrofil
– Sel NK mengeluarkan toksin dari granula yang menghancurkan sel dan parasit

Cell-Mediated immunity :
• Imunitas seluler
• Diperankan oleh CD8 atau cytotoxic T cell (Tc/CTL) Juga dikenal sebagai sel T killer
• CTL membunuh sel yang terinfeksi bakteri intraseluler dan virus.
• Juga membunuh sel tumor dan sel asing pada transplant
• Sel dendritik pada area infeksi akan mengeskpresikan MHC II merangsang CD4 menjadi TH1 dan
mengeluarkan IL-2 yang menstimulasi CD8 menjadi efektor CTL dan memory di KGB
• CTL akan mensekresi IL-2 untuk menstimulasi dirinya sendiri, keluar dari KGB kelokasi infeksi
• Mengikat sel yang terinfeksi melalui MHC I
• CTL mengeluarkan isi granula (degranulasi)
• Perforin : membentuk lubang pada membran sel target
• Granzim : menyebabkan apoptosis
• Granulisin : sebagai antimikrobial
• Sel target yang hancur akan dipagosit dengan cepat
• CTL juga mensekresi sitokin INF-y dan TNF-a yang akan mengaktifkan dan merekrut makrofag
kelokasi infeksi

Antibodi monoklonal
 antibodi monoklonal yg mempunyai sifat lebih spesifik dibandingkan dg ab poliklonal krn dpt
mengikat 1 epitop Ag saja dan dpt dibuat dlm jml tak terbatas.
 Ab monoklonal dibuat dg cara penggabungan atau fusi dua jenis sel yaitu sel limfosit B yg
memproduksi Ab dg sel kanker (sel mieloma) yg dpt hidup dan membelah terus menerus.
 Hasil fusi antara sel B dg sel kanker secara in vitro disebut dg Hibridoma.

Tahap-tahap pembentukan Ab Monoklonal :


1. Imunisasi mencit dg antigen yg akan dibuat ab monoklonalnya
2. Limpa mencit diambil dan dibuat suspensi termasuk sel B yg mengandung Ab thd Ag yg disuntikan
3. Fusi sel limpa dg sel mieloma
4. Seleksi sel dg membiakkan sel dlm media selektif, dimana hanya sel hibrid saja yg bisa tumbuh
5. Sel hibrid berproliferasi membentuk klon yg disebut Hibridoma
6. Seleksi sel hibridoma unggul yg menghasilkan Ab monoklonal.

Medium HAT :
 Pada medium HAT (Hypoxanthine, Aminopterin, Thymidine)
 Sel myeloma yang tdk berfusi tidak dapat tumbuh karena tidak adanya enzim HGPRT (Hypoxanthine
guanine phosporibosyl transferase).
 Sel2 limpa tdk dapat tumbuh terus menerus karena umurnya terbatas
 Sel hibridoma dapat tumbuh tak terbatas karena adanya enzim HGPRT pada sel limpa dan sel
myeloma adalah sel-sel immortal

Antibodi Poliklonal:
 Sejumlah besar antibodi yang diproduksi dengan kekhususan yang berbeda dan afinitas epitop
ini dikenal sebagai antibodi poliklonal.
 Antibodi poliklonal disiapkan dari hewan yang diimunisasi. Mengandung campuran kompleks
dari jenis antibodi yang berbeda yang dihasilkan dari klon sel B yang berbeda.

Produksi Antibodi Poliklonal :


 Antibodi ini biasanya diproduksi dengan inokulasi mamalia yang cocok, seperti tikus, kelinci,
atau kambing. Mamalia yang berukuran besar lebih dipilih karena jumlah serum yang didapat lebih
banyak.
 Antigen disuntikkan pada mamalia. Sehingga akan menginduksi limfosit B untuk
menghasilkan imunoglobulin IgG spesifik untuk antigen. Poliklonal IgG ini dimurnikan dari
serum hewan.

Ab Monoklonal vs Poliklonal :

Aplikasi antibodi monoklonal :


1. Identifikasi petanda Fenotip yang unik pada sel. Mis : CD.
2. Imunodiagnosis. Mendeteksi Ag dalam sirkulasi atau jaringan. Mis : HCG, Goldar, pada ELISA.
3. Diagnosis. Ab Monoklonal spesifik tumor digunakan untuk mendeteksi tumor dengan teknik
imaging.
4. Terapi (immunoterapi), mis : Ab M terhadap TNF pada RA, Ab M terhadap CD20 pada limfoma sel B
5. Analisis fungsi permukaan sel atau subtansi yang diekskreikan. Ab M mengikat molekul permukaan
dan menghambat atau menstimulasi fungsi ttt dari sel

Contoh ab monoklonal sebagai terapi :


1. Trastuzumab.
 Menghambat HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor/HEGFR) pada kanker payudara
 Menginduksi sistem imum lewat (antibody dependent cellular cytotoxity(ADCC) sehingga terjadi
apoptosis sel kanker
2. Pertuzumab
 Sama fungsinya dgn Trastuzumab
 Kombinasi dengan Trastuzumab akan lebih efektif terhadap kanker payudara

3. Nimotuzumab
 juga berfumgsi menghambat HEGFR
4. Rituximab
 Menghambat CD20 pada kanker limphoma, leukemia, penolakan transplantasi, kerusakan
autoimun.

Antigen
Antigen (Antibody Generator) :
• Dikenal oleh tubuh sebagai benda asing
• Dapat menstimulasi respon imun
• Dapat berupa nonself dan self antigen
• Antigen asing dikenal sebagai Heteroantigen (bukan bagian dari tubuh manusia) :
– Agen mikrobial : virus, bakteri, parasit, jamur
– Non agen mikrobial : serbuk sari, putih telur, darah transfusi
• Self antigen
– Autoantigen
– Sel dan molekul tubuh sendiri
• Epitop adalah bagian dari antigen contoh protein, polisakarida, glikoprotein
– Juga dikenal sebagai determinan antigen
• Jadi epitop adalah bagian dari antigen yang dikenali oleh sistem imun dan hasilnya, mereka
berikatan dengan antibodi atau reseptor sel T spesifik

Antigenitas vs imunogenitas :

a) Immunogenitas adalah kemampuan suatu substansi untuk menginduksi respon imun (humoral atau
seluler).
a. Substansinya disebut Imunogenik
b) Antigenitas adalah kemampuan suatu substansi untuk berikatan secara spesifik terhadap produk
dari respon imun.
a. Substansinya disebut antigenik

 Imunogenitas, induce, dan imunogenik


 Antigenitas, attach, dan antigenik
o “Semua molekul yang imunogenik pasti antigenik juga”
o “Semua molekul antigenik tidak semua imunogenik”
o Contoh Hapten
Sifat yang menentukan imunogenitas :
• Ke”asing”an
• Ukuran molekul
• Kompleks kimia
• Stabilitas dan degradabilitas

Keasingan :
• Untuk bersifat imunogenik substansi harus bersifat asing secara genetik dari tuan rumah
• Imunogen kebanyakan adalah peptida
• Contoh : serum albumin bovine (BSA)
– Jika BSA disuntikkan dari satu sapi kesapi yang lain tidak akan menimbulkan respon imun
– Jika BSA disuntikkan ke kelinci maka terjadi respon imun
• Semakin asing suatu molekul maka semakin imunogenik

Ukuran Molekul ;
• Molekul yang besar lebih imunogenik dibanding molekul kecil

Kompleks Kimia (komposisi kimia dan kompleksitas molekuler) :


• Antigen bisa berupa Karbohidrat, lipid, asam nukleat dan protein
• Karbohidrat dapat menjadi imunogenik :
– Kompleks struktur polisakarida relatif, atau
– Berikatan dengan protein karier
– Contoh : golongan darah
• Lipid dan asam nukleat
– Tidak bersifat imunogenik
– Dapat bersifat imunogenik jika berikatan dengan protein karier
• Protein :
– Imunogen terkuat
– Mempunyai molekul yang kompleks dan ukuran besar
– Variasi asam amino
– Terdapat 4 struktur protein : primer, sekunder, tertier, dan kuartener
• Molekul dengan kompleks alami lebih imunogenik

Stabilitas atau degradilitas :


• Besar, makromolekul yang tidak larut secara umum lebih imunogenik dibanding yang kecil yang
larut. Contoh : protein (sel T berinteraksi dengan protein yang sudah menjadi peptida)
• Substansi dengan Stabilitas yang tinggi dan non-degradable adalah tidak imunogenik. Contoh :
silikon
• Untuk menjadi imunogenik suatu substansi harus degradable.
Pembagian antigen:

Antigen dapat dibagi menurut epitop, spesifitas, ketergantungan terhadap sel T dan sifat kimiawi :

1. Epitop

Pembagian antigen menurut Epitop :


• Unideterminan, univalen : Hanya 1 jenis epitop pada satu molekul. Contoh : hapten
• Unideterminan, multivalent : Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan
tersebut ditemukan pad satu molekul. Contoh : polisakarida
• Multideterminan, univalent : Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap
macamnya. Contoh : protein
• Multideterminan, multivalent : Banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada
satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi). Contoh :
Kimia kompleks
Pembagian antigen berdasarkan spesifitas :
 Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies
 Xenoantigen, yang hanya dimiliki spesies tertentu
 Alloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu dalam suatu spesies
 Antigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu
 Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri
Pembagian antigen menurut sifat kimiawi :
• Hidrat Arang (polisakarida) : Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Contoh : golongan darah
ABO
• Lipid : Lipid biasanya tidak munogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa
(carier). Contoh : hapten
• Asam nukleat : Asam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat
molekul protein pembawa. Contoh : DNA
• Protein : Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multivalen dan univalen.
Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T :

• T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk menimbulkan respons
antibodi. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini.
• T independen, yang dapat meransang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi.
Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang dipecah di dalam tubuh
secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, dan flagelin polimerik bakteri.

Adjuvant :
• Adalah zat yang dapat meningkatkan imunogenitas atau zat yang jika dicampur dengan imunogen
(bukan hapten) , akan meningkatkan respon imun terhadap imunogen tersebut.
• Contoh : aluminium hodroksida dan aluminium fospat sebagai adjuvant untuk vaksin.
Superantigen :
• Antigen biasa dapat mengaktifkan 1 atau beberapa sel Th.
• Superantigen mengaktifkan banyak sel Th.
• Dapat langsung berikatan dengan MHC II tanpa diproses terlebih dahulu.
• Kompleks superantigen-MHC II akan berinteraksi dengan TCR
• Contoh : staphylococcus enterotoxin

• Superantigen adalah antigen yang dapat mengaktifkan interaksi antara APC dengan sel T tanpa
proses pagositosis oleh APC. (aktivasi sel T non-spesifik)
• Ikatan melalui MHC dan TCR
• Sel T yang terikat akan membelah dan berdiferensiasi menjadi sel T efektor (masif)
• Sel T efektor mengeluarkan sitokin massif yang dapat membahayakan.
– Over produksi sitokin seperti IL-1, Il-6, TNF-a yang dapat merusak endotel, shock sirkulasi,
dan kerusakan multi organ dan kematian
• Superantigen diproduksi oleh banyak bakteri dan virus
• Contoh pada food Poisoning oleh Staphylococcus aureus
– Enterotoksin : fever, diare

Anda mungkin juga menyukai