kulit
Terdiri dari 2 bagian :
1. Epidermis
2. Dermis
Epidermis : mengandung sel : keratinosit
o Keratinosit mengandung keratin : tahan terhadap enzim dan toksin bakteri
o Sel terluar sangat rapat
o pH rendah (3-5) : mengganggu pertumbuhan banyak mikroba
Dermis mengandung :
Kelenjar sebasea (minyak) : menghasilkan zat minyak yang disebut sebum.
Sebum : asam lemak tak jenuh dari sebum menghambat pertumbuhan utamanya bakteri dan jamur
Kelenjar keringat (sweat gland) : menghasilkan keringat (perspiration)
Keringat membersihkan (flush) mikroorganisme dari permukaan kulit
o Keringat juga mengandung :
Garam
Peptida antimikroba atau defensin
Lisozim
Membran mukosa
• Membran mukosa atau mukosa adalah sebuah membran yang melapisi berbagai rongga dalam
tubuh dan mengelilingi organ-organ internal.
• Sel-sel permukaan dari mukosa terus-menerus luruh dan digantikan oleh sel-sel induk
• Proses Peluruhan menghilangkan mikroba yang melekat
• Membran mukosa : lembab
• Mensekresi cairan tebal : mukus/lendir
• Mukus : melumasi dan melembabkan permukaan rongga
• Membantu untuk memerangkap patogen, sampah dll
• Cilia pada mukus (hidung) membantu menangkap patogen dan kotoran
• Dpt dikeluarkan dengan bersin dan batuk
• Rambut pada luar telinga
• Tahi telinga (earwax) adalah campuran sekresi kaya akan asam lemak yang bertanggung
jawab pada konsentrasi pH 3-5
• pH ini dapat menghambat pertumbuhan banyak patogen
• Mata : kelenjar lakrimal
• Menghasilkan air mata yang mengandung lisozim
• Kelenjar saliva (liur) : liur/saliva
• aliran dan aksi pencucian dari liur membantu menghilangkan kolonisasi mikroba dalam
mulut
• pH 6.44-6.85
• Epiglotis : mencegah masuknya mikroba ke saluran pernapasan b
•
• wah
• Lambung : jus ambung
• HCl, enzim (pepsin) dan mukus
• pH 1.2-3.0 (dapat menghancurkan bakteri dan toksinnya)
• Saluran Kemih :
• Urine : mengandung lisozim, pH asam (6)
• Saluran reproduksi
• Sekresi vagina menghasilkan pH asam (3-5)
• Aliran menstrual : membersihkan uterus dan vagina
Pertahanan lapis kedua
Terdiri dari :
1. Substansi antimikroba
2. Pagosit
3. Sel Natural Killer
4. Inflamasi dan demam
Substansi anti mikroba
Terdiri dari :
1. Protein antimikroba (AMPs)
2. Iron-binding protein (protein pengikat besi)
3. Interferon (IFNs)
4. Complement
AMPs :
Merupakan peptida pendek (12-50 asam amino)
Mempunyai aktivitas antimikroba spektrum luas
• Iron-binding protein
– Banyak mikroba utamanya bakteri membutuhkan besi untuk pertumbuhan dan reproduksi
vegetatif
– I-BP menghilangkan kebutuhan patogen akan besi
Interferon
• Adalah sitokin
• Diproduksi oleh sel tubuh manusia pada respon terhadap invasi oleh patogen
• Disebut Interferon karena kemampuannya untuk tipe menginterfere (mengganggu) replikasi virus
Tipe interferon
Tipe I dan Tipe II
– Tipe I : IFN-a dan IFN-B
– Tipe II : IFN-y
A. Tipe I : IFN-a dan IFN-B
• Fungsi dan struktur identik
• IFN-a disekresi oleh lekosit yang terinfeksi virus, seperti : monosit, makrofag, dan beberapa limposit
• IFN-B disekresi oleh Fibroblast
• Fungsi :
– Mengganggu replikasi virus pada sel yang tidak terinfeksi
– Memberi sinyal sel imun seperti sel NK pada munculnya infeksi
B. IFN-Y
• Diproduksi oleh limposit T dan sel NK yang teraktivasi
• Menstimulasi aktifitas Makrofag
• Juga dikenal sebagai Macrophage Activation Factor (faktor yang mengaktivasi makrofag)
Tipe I : Innate Immunity
Tipe II : Adaptive Immunity
pagosit
• Dalam bahasa Yunani “phagein” berarti makan ; “cyte” : sel, “osis” berarti proses
• Pagositosis digunakan oleh sel pagosit untuk membersihkan patogen yang menerobos pertahanan garis
pertama
• Sel pagosit : monosit, makrofag, netrofil dan sel denritik
• Makrofag : lisosom yang mengandung zat antimikroba :
• Lisozim
• Nuklease
• Protease
• Lipase
• Hidrogen peroksida
• Sel dendritik
• Sel pagosit khusus
• Merupakan Antigen Processing and presentation pada sistem imun adaptive
Mekanisme Pagositosis:
3 Pembentukan pagolisosom
Berdasarkan durasi
dari inflamasi
Inflamasi akut :
• Inflamasi jangka pendek
• Dimulai dengan cepat
• Cepat terjadi keparahan
• Tanda dan gejala muncul beberapa hari atau beberapa kasus beberapa minggu
• Contoh luka iris pada kulit
• Sistem imun host sukses menghadapi luka
• Mekanisme :
– Pembunuhan mikroorganisme penyusup
– Perbaikan
– Penyembuhan luka jaringan
Inflamasi kronik :
• Inflamasi jangka pendek
• Dimulai dengan cepat
• Cepat terjadi keparahan
• Tanda dan gejala muncul beberapa hari atau beberapa kasus beberapa minggu
• Contoh luka iris pada kulit
• Sistem imun host sukses menghadapi luka
• Mekanisme :
– Pembunuhan mikroorganisme penyusup
– Perbaikan
– Penyembuhan luka jaringan
Tahapan inflamasi
• Inflamasi jangka pendek
• Dimulai dengan cepat
• Cepat terjadi keparahan
• Tanda dan gejala muncul beberapa hari atau beberapa kasus beberapa minggu
• Contoh luka iris pada kulit
• Sistem imun host sukses menghadapi luka
• Mekanisme :
– Pembunuhan mikroorganisme penyusup
– Perbaikan
– Penyembuhan luka jaringan
• Pembentukan pus/nanah dan abses
– Nanah :
• Cairan tebal warna kekuningan yang mengandung sel jaringan, lekosit, pagosit yang mati dan
patogen dalam daerah berdinding
– Abses :
• daerah infeksi yang terisolasi contoh jerawat dan bisul
• Penyembuhan dan perbaikan jaringan
Peran inflamasi :
1. Menghancurkan dan menghilankan patogen
2. Mencegah penyebaran infeksi
3. Membantu proses perbaikan jaringan
Demam
• Suhu > 37 derajat celcius
• TNF, IL-1, IL-6 (pirogen endogen) : hipotalamus : suhu tubuh naik
• Keuntungan demam :
1. Meningkatkan efek interferon
2. Meningkatkan kemampuan pagosit
3. Menghambat pertumbuhan mikroorganisme
4. Meningkatkan tingkat metabolisme sel jaringan pada umumnya, mempercepat perbaikan jaringan
Reseptor
Molekul Molekul
Larut Tidak larut
Toll-like receptor :
• Diduga reseptor yang paling penting
• Terdapat 11 jenis TLR
• Terutama mengenal PAMP pada virus, bakteri, jamur, protozoa dll.
• Terutama ditemukan pada : makrofag, SD, netrofil, eosinofil, sel epitel dan keratinosit
Scavenger receptor :
• Terdapat pada permukaan makrofag dan SD
• Berfungsi dalam pagositosis, mensekresi sitokin proinflamasi dan reactive oxygen intermediate
(ROI) serta presentasi antigen
Nucleotide-binding oligomerization Domain (NOD):
• NOD berperan dalam imunitas nonspesifik yang sitosolik.
• Berperan dalam Perakitan inflamasome dan melepaskan AMPs, dan sitokin IL-1, IL-18 IL-33,
kemokin, serta autopaghy
• TD : NOD 1 dan NOD 2
• RIG-like receptor
• Produksi interferon dan sitokin proinflamatori
• C-types lectin
• Pagositosis
• sitokin proinflamatori
• Produksi ROI
• Meningkatkan adhesi dan migrasi sel
• Antimikrobial
• Mengaktifkan komplemen
• RNA helicase
• Melepaskan interferon dan sitokin proinflamasi
• DNAses, cGAS-STING
• Menghancurkan DNA virus, melpaskan interferon dan sitokin lainnya
Co-
reseptor
Sel B
memori
Fungsi Antibodi:
1. Netraliasi
– Ab mengikat mikroba dan toksin dengan spefisik
– Mencegah patogen masuk kedalam sel
– Kompleks imun akan dipagosit
2. Opsonisasi
– Merekrut sel efektor dan molekul untuk membunuh patogen
– Meningkatkan proses pagositosis melalui FcR
3. Mengaktifkan sistem komplemen melalui jalur klasik. (sitolisis, opsonisasi, inflamasi)
4. Antibody-dependent Cell-mediated Cytoxicity (ADCC)
– Bekerja pada sel yang terinfeksi dan patogen yang ukuran besar/parasit cacing (susah
dipagosit)
– Ab mengikat sel yang terinfeksi atau cacing, dan mengkatifkan sel NK atau eosinofil atau
netrofil
– Sel NK mengeluarkan toksin dari granula yang menghancurkan sel dan parasit
Cell-Mediated immunity :
• Imunitas seluler
• Diperankan oleh CD8 atau cytotoxic T cell (Tc/CTL) Juga dikenal sebagai sel T killer
• CTL membunuh sel yang terinfeksi bakteri intraseluler dan virus.
• Juga membunuh sel tumor dan sel asing pada transplant
• Sel dendritik pada area infeksi akan mengeskpresikan MHC II merangsang CD4 menjadi TH1 dan
mengeluarkan IL-2 yang menstimulasi CD8 menjadi efektor CTL dan memory di KGB
• CTL akan mensekresi IL-2 untuk menstimulasi dirinya sendiri, keluar dari KGB kelokasi infeksi
• Mengikat sel yang terinfeksi melalui MHC I
• CTL mengeluarkan isi granula (degranulasi)
• Perforin : membentuk lubang pada membran sel target
• Granzim : menyebabkan apoptosis
• Granulisin : sebagai antimikrobial
• Sel target yang hancur akan dipagosit dengan cepat
• CTL juga mensekresi sitokin INF-y dan TNF-a yang akan mengaktifkan dan merekrut makrofag
kelokasi infeksi
Antibodi monoklonal
antibodi monoklonal yg mempunyai sifat lebih spesifik dibandingkan dg ab poliklonal krn dpt
mengikat 1 epitop Ag saja dan dpt dibuat dlm jml tak terbatas.
Ab monoklonal dibuat dg cara penggabungan atau fusi dua jenis sel yaitu sel limfosit B yg
memproduksi Ab dg sel kanker (sel mieloma) yg dpt hidup dan membelah terus menerus.
Hasil fusi antara sel B dg sel kanker secara in vitro disebut dg Hibridoma.
Medium HAT :
Pada medium HAT (Hypoxanthine, Aminopterin, Thymidine)
Sel myeloma yang tdk berfusi tidak dapat tumbuh karena tidak adanya enzim HGPRT (Hypoxanthine
guanine phosporibosyl transferase).
Sel2 limpa tdk dapat tumbuh terus menerus karena umurnya terbatas
Sel hibridoma dapat tumbuh tak terbatas karena adanya enzim HGPRT pada sel limpa dan sel
myeloma adalah sel-sel immortal
Antibodi Poliklonal:
Sejumlah besar antibodi yang diproduksi dengan kekhususan yang berbeda dan afinitas epitop
ini dikenal sebagai antibodi poliklonal.
Antibodi poliklonal disiapkan dari hewan yang diimunisasi. Mengandung campuran kompleks
dari jenis antibodi yang berbeda yang dihasilkan dari klon sel B yang berbeda.
Ab Monoklonal vs Poliklonal :
3. Nimotuzumab
juga berfumgsi menghambat HEGFR
4. Rituximab
Menghambat CD20 pada kanker limphoma, leukemia, penolakan transplantasi, kerusakan
autoimun.
Antigen
Antigen (Antibody Generator) :
• Dikenal oleh tubuh sebagai benda asing
• Dapat menstimulasi respon imun
• Dapat berupa nonself dan self antigen
• Antigen asing dikenal sebagai Heteroantigen (bukan bagian dari tubuh manusia) :
– Agen mikrobial : virus, bakteri, parasit, jamur
– Non agen mikrobial : serbuk sari, putih telur, darah transfusi
• Self antigen
– Autoantigen
– Sel dan molekul tubuh sendiri
• Epitop adalah bagian dari antigen contoh protein, polisakarida, glikoprotein
– Juga dikenal sebagai determinan antigen
• Jadi epitop adalah bagian dari antigen yang dikenali oleh sistem imun dan hasilnya, mereka
berikatan dengan antibodi atau reseptor sel T spesifik
Antigenitas vs imunogenitas :
a) Immunogenitas adalah kemampuan suatu substansi untuk menginduksi respon imun (humoral atau
seluler).
a. Substansinya disebut Imunogenik
b) Antigenitas adalah kemampuan suatu substansi untuk berikatan secara spesifik terhadap produk
dari respon imun.
a. Substansinya disebut antigenik
Keasingan :
• Untuk bersifat imunogenik substansi harus bersifat asing secara genetik dari tuan rumah
• Imunogen kebanyakan adalah peptida
• Contoh : serum albumin bovine (BSA)
– Jika BSA disuntikkan dari satu sapi kesapi yang lain tidak akan menimbulkan respon imun
– Jika BSA disuntikkan ke kelinci maka terjadi respon imun
• Semakin asing suatu molekul maka semakin imunogenik
Ukuran Molekul ;
• Molekul yang besar lebih imunogenik dibanding molekul kecil
Antigen dapat dibagi menurut epitop, spesifitas, ketergantungan terhadap sel T dan sifat kimiawi :
1. Epitop
• T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk menimbulkan respons
antibodi. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini.
• T independen, yang dapat meransang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi.
Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang dipecah di dalam tubuh
secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, dan flagelin polimerik bakteri.
Adjuvant :
• Adalah zat yang dapat meningkatkan imunogenitas atau zat yang jika dicampur dengan imunogen
(bukan hapten) , akan meningkatkan respon imun terhadap imunogen tersebut.
• Contoh : aluminium hodroksida dan aluminium fospat sebagai adjuvant untuk vaksin.
Superantigen :
• Antigen biasa dapat mengaktifkan 1 atau beberapa sel Th.
• Superantigen mengaktifkan banyak sel Th.
• Dapat langsung berikatan dengan MHC II tanpa diproses terlebih dahulu.
• Kompleks superantigen-MHC II akan berinteraksi dengan TCR
• Contoh : staphylococcus enterotoxin
• Superantigen adalah antigen yang dapat mengaktifkan interaksi antara APC dengan sel T tanpa
proses pagositosis oleh APC. (aktivasi sel T non-spesifik)
• Ikatan melalui MHC dan TCR
• Sel T yang terikat akan membelah dan berdiferensiasi menjadi sel T efektor (masif)
• Sel T efektor mengeluarkan sitokin massif yang dapat membahayakan.
– Over produksi sitokin seperti IL-1, Il-6, TNF-a yang dapat merusak endotel, shock sirkulasi,
dan kerusakan multi organ dan kematian
• Superantigen diproduksi oleh banyak bakteri dan virus
• Contoh pada food Poisoning oleh Staphylococcus aureus
– Enterotoksin : fever, diare